Selasa, 20 Juli 2010

Tak Produksi, Buruh Kertas Leces Tetap Masuk

Tak Produksi, Buruh Kertas Leces Tetap Masuk
Rabu, 14 Juli 2010 | 08:17 WIB

PROBOLINGGO - Meski tidak berproduksi gara-gara pasokan gas alamnya diputus Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Kertas Leces (PT KL), Desa/Kec. Leces, Kab. Probolinggo tidak meliburkan pekerjanya. Sekitar 2.000 pekerja tetap masuk seperti biasa sambil menunggu PGN membuka kembali kran pipa gasnya menuju pabrik kertas tersebut.

”Meski tidak berproduksi, karyawan masuk seperti biasa, sambil menunggu Dirut (Ir Martoyo Sugandi, Red.) yang melakukan lobi ke Jakarta,” ujar Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT KL, Prof. Dr Ir R Abdul Haris MM, Selasa (13/7) sore. Dikatakan Dirut sengaja melaporkan kasus pemutusan pasokan gas alam itu kepada Menteri BUMN.

Saran agar PT KL menemui Menteri BUMN itu juga diungkapkan anggota Komisi VI DPR RI, Drs KH Unais Al Hisyam saat berkunjung ke PT KL, Minggu (11/7). “Kalau Kertas Leces dan PGN bertemu business to business tidak akan ketemu, biar jalur politik melalui Menteri BUMN yang menyelesaikan,” ujar politisi PKB itu.

PGN memutus pasokan gas setelah disemprit BPK terkait tunggakan PT KL sebesar Rp 41 miliar. PGN sempat menoleransi agar PT KL mau membayar separo tunggakan (sekitar Rp 20 miliar), baru pasokan gas dipulihkan. Tapi PT KL menginginkan agar pasokan gas normal dulu, barulah bersedia mencicil tunggakan utang.

Ditanya kapan PT KL bisa berproduksi kembali, Prof. Haris mengaku, tidak bisa memastikannya. “Ya tergantung PGN, kapan mau memasok kembali gasnya ke Kertas Leces,” ujar guru besar Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo itu.

Yang jelas kondisi PT KL pasca pemutusan pasokan gas membuat sejumlah pekerja waswas. “Kami ini sehari-hari tetap masuk kerja meskipun di pabrik tidak ada yang dikerjakan. Mau kerja apa wong pabrik tidak berproduksi,” ujar Ketua Serikat Pekerja Sejahtera Kertas Leces (SPS KL), Imam Suliono SSos.

Bahkan Imam mengibaratkan PT KL sekarang ini membayar orang tidur. “Membayar orang tidak kerja kan sama dengan membayar orang tidur,” ujarnya.

Imam mengakui, memang ada sebagian karyawan di bagian pemasaran yang mencoba menjual sisa produksi kertas. “Sisa kertas sekitar 2.000 ton inilah yang kini coba dijual. Kalau laku mungkin bisa untuk gaji 1-2 bulan ke depan, setelah itu tidak tahu lagi, apa karyawan masih bisa gajian,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=7a632c3e59577e114d2c74020b2aece2&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar