Jumat, 17 September 2010

KA Logawa Mogok di Tengah Sawah

Jum'at, 17 September 2010

Kecewa - Setelah menunggu lama, akhirnya penumpang kembali naik KA Logawa jurusan Jember-Purwokerto yang mogok di Desa Tegaltiut Kec Klakah, Lumajang, Kamis (16/9). Foto: surya/fotografer

LUMAJANG | SURYA - Kereta Api Logawa jurusan Jember-Purwokerto mogok di di areal persawahan Desa Tegaltiut Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Kamis (16/9) sekitar pukul 10.56 WIB. KA yang membawa 11 gerbong dan seribuan penumpang itu mogok diduga karena mesin loko mengalami kerusakan.

Akibatnya, sebanyak 3 KA yang akan melintas di jalur itu tertunda keberangkatannya. Di antaranya, KA Tawangalun jurusan Jember-Surabaya, KA Sri Tanjung jurusan - Banyuwangi-Surabaya, dan KA Mutiara Timur jurusan Banyuwangi - Surabaya.

Mencegah kemacetan KA berloko CC 20165, ini kemudian ditarik lokomotif lain ke Stasiun Ranuyoso, di Desa Meninjo, Kec Ranuyoso, Lumajang. Di stasiun itu, para penumpang menunggu hampir 3 jam. Kereta itu meninggalkan Stasiun Ranuyoso setelah ditarik loko lain menuju Probolinggo.

Pramsetio Edy, kondektur KA, menyatakan, “Kami masih menunggu pemeriksaan dari teknisi Depo Perbaikan Daops IX Jember.Mereka yang lebih tahu detailnya.” Akibat kereta mogok, ratusan penumpang di stasiun Probolinggo sempat keleleran. Mereka menunggu datangnya kereta dari Jember.Kereta yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba di stasiun Probolinggo sekitar pukul 15.00 WIB. Penumpang yang mulai tak sabaran akhirnya dapat meneruskan perjalanan.

Lebaran Usai, Probolinggo Ekspor Ikan Lagi

Jumat, 17 September 2010 | 06:20 WIB

PROBOLINGGO - Setelah sekitar seminggu libur Lebaran, ratusan nelayan di Probolinggo kembali menggeliat termasuk eksporter ikan dengan tujuan Singapura, Taiwan, Malaysia, dan China.

Setiap tahun, pelabuhan di Probolinggo didarati sekitar 9.000 ton ikan termasuk ikan dasar laut yang menjadi unggulan ekspor seperti kerapu dan kakap merah.

“Armada kami baru berangkat melaut, mungkin sekitar dua minggu lagi baru mendarat di Tanjung Tembaga, Probolinggo,” ujar Yusri, pengusaha perikanan asal Tanjung Balai, Sumut, Kamis (16/9) malam. Dikatakan dalam sebulan armadanya bisa mendaratkan ikan di Probolinggo hingga 3-5 kali.

Awik –panggilan akrab Yusri menambahkan, di antara armada perikanan itu adalah KM Karya Samudera yang biasa menampung hasil tangkapan ikan dari tiga kapal lainnya.

“Selain menangkap ikan, KM Karya Samudera juga menjemput hasil tangkapan tiga kapal lainnya. Sehingga sekali merapat bisa 60 ton ikan yang kami bawa,” ujarnya.

Selain melayani permintaan ikan di dalam negeri, Awik juga mengekspor sebagian ikan. “Kakap merah biasa kami pasok ke Jakarta, Gresik, dan sejumlah pabrik pengolahan ikan di Probolinggo sendiri,” ujarnya.

Seperti diketahui, sejumlah pabrik pengolahan ikan di Probolinggo seperti Bee Jay, Sulindo, dan Southern Marine banyak menyerap ikan tangkapan kapal-kapal Tanjung Balai. Pabrik pengolahan ikan menjadi filled (daging) dan suremi itu juga menyerap ikan tangkapan nelayan Kota Probolinggo, Giliketapang, Situbondo, dan Pasuruan.

Awik mengakui, sebagian hasil tangkapan berupa ikan kakap bongkok atau bagong dan anggoli memang biasa dikirim ke pasar ekspor. ”Kakap bagong dan anggoli kami ekspor ke Taiwan melalui Juanda,” ujarnya.

Selain Awik, ada Abdul Ghani, eksporter ikan dari UD ”LL”, Mayangan, Kota Probolinggo. Ia mengaku, sempat libur mengirimkan ikan sekitar seminggu karena sebagian besar nelayan juga libur lebaran. ”Biasanya kami mengekspor ikan kerapu ke Taiwan melalui Bali,” ujarnya.

Ghani mengaku mengekspor beragam jenis kerapu seperti kerapu emas, kerapu tikus, kerapu tutul, kerapu macan, kerapu gepeng, kerapu susu, dan kerapu lumpur. ”Saya biasa mengekpor kerapu 400-600 kilogram setiap dua hari sekali,” ujarnya.

Ia menambahkan, ekspor kakap merah dan anggoli ke Singapura dan Malaysia melalui Juanda. Setiap dua hari sekali ia ”menerbangkan” 700 kilogram- 1 ton ikan ke Singapura dan Malaysia.

Sementara itu pedagang ikan lainnya, Agus asal Mayangan, Kota Probolinggo mengeluhkan sejak dua bulan terakhir kesulitan mencari ikan dengan spesifikasi tertentu. ”Saya agak kesulitan mencari ikan seukuran 5-8 ons atau seukuran 1-2 ekor ikan dalam satu piring untuk dikirim ke sejumlah restoran di Bali,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=053f2a257e9c1e763448af786f835351&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Libur Lebaran, Objek Wisata Jatim Tuai Berkah

Jumat, 17 September 2010 | 09:25 WIB

Oleh : Zainul, Siswo Widodo, Ikhsan Mahmudi

Tiga objek wisata di Jatim yakni Batu, Telaga Sarangan dan Gunung Bromo menjadi primadona masyarakat saat libur Lebaran 2010. Tingkat hunian melonjak, dan kondisi ini diperkirakan terus terjadi hingga Minggu (19/9) seiring berakhirnya libur anak-anak sekolah.

Lebaran menjadi momen objek wisata dan pendukungnya seperti hotel, restoran panen. Dan siklus tahunan itu juga terjadi pada Lebaran 2010. Hampir seluruh objek wisata dan hotel di Jatim diserbu pengunjung. Tiga objek wisata masih menjadi primadona masyarakat, yakni Batu, Telaga Sarangan (Magetan) dan Gunung Bromo (Probolinggo).

Dari ketiga objek wisata itu, Batu cukup mendominasi. Maklum di daerah ini, banyak pilihan objek wisata. Selain itu lokasinya dari Surabaya tak begitu jauh.

Dari pantauan Surabaya Post, ribuan wisatawan dari berbagai daerah terus mengalir ke Kota Batu. Puncak dari kunjungan wisatawan terjadi Minggu (12/9). Imbas dari ribuan wisatawan yang datang ke Kota Batu ini, hotel juga penuh hingga 100% dan arus lalu lintas menjadi padat.

Direktur Objek Wisata Selecta, Samuel Rusdi mengatakan saat libur Lebaran, jumlah pengunjung di Selecta bisa naik hingga dua kali lipat. “Dalam kondisi normal, saat akhir pekan pengunjung Selecta hanya 4-5 ribu pengunjung. Tetapi saat libur Lebaran bisa sampai 8-10 ribu pengunjung,” kata Rusdi.

Dikatakannya, akhir pekan ini diperkirakan masih banyak pengunjung yang datang. Memang tidak sebanyak saat liburan Lebaran, tapi masih cukup tinggi. “Saya yakin Sabtu-Minggu ini Selecta masih dipadati pengunjung dan angkanya masih tetap di atas angka pengunjung saat libur akhir pekan biasa ,” ujar Rusdi.

Padatnya kunjungan wisatawan dalam libur Lebaran 2010 juga dirasakan oleh pengelola Jatim Park. Objek wisata yang menaungi Jatim Park I dan Jatim Park II (museum satwa dan kebun binatang mini) ini juga dipadati ribuan pengunjung.

Di Jatim Park I, tercatat lebih 7 ribu pengunjung setiap hari datang. Mereka 90% datang berombongan atau bersama keluarga. Sementara di Jatim Park II, lebih 2 ribu pengunjung mendatangi objek wisata yang belum satu tahun beroperasi ini.

Enny Budiarti, Marketing Jatim Park mengatakan pihaknya menyediakan paket kunjungan 2 wisata sekaligus. “Kami menyiapkan paket istimewa, yakni sekaligus bisa masuk di Jatim Park I dan Jatim Park II karena memang masih satu grup. Paket ini cukup diminati pengunjung, saya yakin akhir pekan ini masih banyak pengunjung yang datang karena mayoritas anak-anak sekolah masih libur,” katanya.

Ramainya kunjungan wisatawan ini juga dirasakan oleh pengelola hotel di Kota Batu. Sejak hari H Lebaran hingga H+2, tingkat okupansi hotel mencapai 100%. Bahkan akhir pekan ini diprediksi okupansi masih tinggi.

“Sebagai kota wisata, Batu tentu dipadati para wisatawan. Hal ini tentu berdampak pada penuhnya reservasi di berbagai hotel yang ada di Kota Batu,” kata ketua Perhimpunan Hotel dan Restouran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Uddy Saifudin.

Menurutnya, mulai Senin (13/9) memang kondisi okupansi hotel sedikit menurun, dari 100% menjadi 80%-90% karena banyak pegawai sudah masuk kerja. Kondisi diperkirakan pulih kembali saat libur akhir pekan ini. Namun setelah tradisi ketupat atau akhir pekan depan, okupansi hotel diprediksi kembali ke level 60-70%.

Sementara itu, volume kendaraan yang masuk ke Kota Batu selama libur Lebaran mencapai 40 ribu kendaraan per hari. Volume kendaraan yang masuk ini meningkat dibanding saat liburan umum.

Kasatlantas Polres Kota Batu, AKP Enny Prihartini mengatakan, kendaraan yang masuk ke Kota Batu ini di dominasi dari luar Malang. Ini terlihat dari plat nomor kendaraan yakni B (Jakarta), L (Surabaya), dan H (Semarang) dan masih banyak lagi.

“Kami memprediksi kendaraan yang masuk ke Kota Batu mencapai 40 ribuan unit per hari baik itu roda dua atau roda empat. Banyak kendaraan yang masuk ini bertujuan ke berbagai objek wisata,” kata Enny.

Dikatakannya, mayoritas kendaraan ini menuju obyek wisata seperti Batu Night Spectaculer (BNS), Jatim Park, Museum Satwa, Selecta, Kusuma Agrowisata, Songgoriti. Selain menuju ke berbagai objek wisata, jalur di Kota Batu juga dilintasi untuk bepergian menuju obyek wisata Cangar yang berbatasan antara Batu-Mojokerto, wisata Cobanrondo, Selorejo yang ada di wilayah Kabupaten Malang dan berbatasan dengan Batu.

Selain Batu, objek wisata Telaga Sarangan juga dibanjiri pengunjung saat libur Lebaran 2010.

Katrol Tarif

Sejumlah hotel di kawasan objek wisata Telaga Sarangan, Magetan ludes terpesan pada liburan Idul Fitri mendatang. Padahal seluruh hotel di lereng Gunung Lawu itu menaikkan tarif rata-rata 100% dari tarif normal. Satu-satunya hotel berbintang di Sarangan, Hotel Sarangan sudah ter-booking seluruh kamarnya pada 11 September. Sedangkan pada 10 September dan 12 September tinggal tersisa 10 %.“Libur Lebaran kali ini seluruh kamar penuh,” terang Alfian, petugas Hotel Sarangan.

Tarif kamar Standar di Hotel Sarangan yang pada hari-hari biasa tarifnya Rp 340 ribu/kamar naik dua kali lipat (100 %) menjadi Rp 680 ribu. Suite Room yang biasanya ditarif Rp 360 ribu/kamar juga naik 100 % menjadi Rp 720 ribu. Sedangkan tarif Family Room yang biasanya Rp 525 ribu melonjak dua kali lipat menjadi Rp 1.050.000.

Seperti Hotel Sarangan, Hotel Merah 1 yang lokasinya sangat dekat dan hanya terpisah selebar jalan dengan bibir telaga juga kebanjiran tamu pada liburan lebaran. Seorang petugas yang dihubungi lewat telepon mengatakan sebanyak 33 kamar di Hotel Merah 1 sudah ludes ter-booking pada 11 September.

Meski belum fully booked, Hotel Rejeki yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir Telaga Sarangan juga kebanjiran tamu. Hotel Rejeki juga menaikkan tarif 100 % dari tarif normal. Vila (istilah lokal untuk menyebut penginapan di dalam hotel mirip apartemen terdiri dari beberapa kamar) yang terdiri dari 3 kamar tariff normalnya Rp 900 ribu naik menjadi Rp 1.800.000/vila. Vila terdiri 2 kamar yang biasanya bertarif Rp 800 ribu naik menjadi Rp 1.600.000. Sedangkan kamar hotel berkapasitas 3 orang Rp 200 ribu/kamar naik menjadi Rp 400 ribu, dan kamar kapasitas 4 orang Rp 250 ribu naik menjadi Rp 500 ribu/kamar.

“Karena pemesanan kamar hotel harus membayar uang muka, maka tak banyak yang memesan kamar jauh-jauh sebelumnya. Berdasarkan pengalaman liburan Lebaran sebelum-sebelumnya, banyak tamu hotel yang langsung datang dan memesan kamar saat itu juga,” terang Yuni, salah seorang petugas Hotel Rejeki.

Libur Lebaran juga membawa berkah bagi beberapa objek wisata di Kabupaten Probolinggo. Jumlah wisatawan mengalami peningkatan tajam, termasuk Gunung Bromo yang mengalami lonjakan pengunjung sampai sekitar 50%.

Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kab Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, lonjakan wisatawan saat Lebaran di Bromo sudah terasa sejak tanggal 9 September atau H-1 Lebaran. Pada hari itu jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 24 orang dan wisatawan nusantara (Wisnu) mencapai 306 orang.

Pada hari H lebaran, jumlah pengunjung melonjak drastis sampai dua kali lipat dibanding H-1. Wisman mencapai 55 orang dan wisnu mencapai 717 orang. "Kebanyakan didominasi para remaja. Usai berkunjung ke keluarga, langsung berwisata ke Gunung Bromo," ujar Tutug.

Jumlah pengunjung itu terus mengalami kenaikan usai hari H lebaran. Pada H plus satu, jumlah wisman mencapai 61 orang dan wisnu kembali mengalami lonjakan tajam. Yakni, mencapai 1.263 orang.

Puncak kunjungan wisatawan di gunung Bromo terjadi tanggal 12 September atau H +2. Saat itu wisman mencapai 63 orang dan wisnu mencapai 1.770 orang. "Tanggal 12 itu puncaknya libur Lebaran di Bromo. Semua hotel di kawasan Bromo juga tercatat fully booked," jelas Tutug.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa objek wisata Gunung Bromo masih menjadi salah satu idola bagi pengunjung lokal maupun pengunjung mancanegara. "Pesona keindahan alam di Bromo masih menjadi pilihan bagi wisatawan," jelasnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Atmantoro mengatakan libur Lebaran hotel resort di Jatim menuai panen. Pasalnya, pada saat itu tingkat keterisian kamar hotel resort (okupansi) meningkat hingga 90% lebih.

"Meningkatnya okupansi ini merupakan siklus tahunan mengingat mayoritas tamu hotel yang menginap berasal dari luar Jatim seperti Jogjakarta, Bandung, dan Jakarta," kata Atmantoro.

Menurut Atmantoro, beberapa hotel resort yang mengalami peningkatan okupansi umumnya berdekatan dengan objek wisata seperti Batu, Telaga Sarangan, dan Wisata Gunung Bromo. Ketiga lokasi itu paling banyak dikunjungi masyarakat. "Mayoritas tamu hotel selama libur Lebaran lebih berminat menginap di hotel bernuansa alam dan dekat dengan objek wisata," tuturnya.

Ia menjelaskan, peningkatan okupansi hotel resort diperkirakan masih akan terjadi pada Natal sampai akhir tahun 2010. Pasalnya, di dua momen itu kebanyakan masyarakat memilih hotel resort untuk menghabiskan waktunya sambil menunggu pergantian tahun.


Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=abb87c387c60b24c8c116e404e556ab5&jenis=d645920e395fedad7bbbed0eca3fe2e0


Bupati: Tidak Mungkin Terjadi

[ Jum'at, 17 September 2010 ]
Soal Wacana Gili Ketapang Masuk Kota

PROBOLINGGO - Wacana Pulau Gili Ketapang masuk wilayah Kota Probolinggo yang disuarakan pemkot benar-benar mendapat tentangan keras. Tidak hanya kalangan dewan, ormas dan LSM di Kabupaten Probolinggo. Bupati Hasan Aminuddin pun menegaskan tak bakal melepas pulau cantik yang berjarak hanya 5 mil dari Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo itu.

Bupati Hasan mengatakan, secara de facto dan de jure wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri atas 24 kecamatan dan 325 desa serta 5 kelurahan. "Itu sudah final," katanya saat ditemui Radar Bromo usai halal bihalal di pendapa kabupaten kemarin (16/9).

Terkait wacana yang digulirkan pemkot tersebut, Hasan menanggapinya dengan santai. "Itu wacana yang baik. Namun sulit untuk dibahas lebih lanjut. Dan tidak mungkin terjadi," tegasnya.

Menurut Hasan, wilayah semua daerah di Kabupaten itu sudah menjadi suatu kesatuan. Termasuk pulau Gili Ketapang sendiri yang sudah sejak dari dulu menjadi bagian Kabupaten Probolinggo. "Kabupaten sendiri juga menjadi kesatuan RI (Republik Indonesia)," ujarnya lalu tersenyum.

Diberitakan sebelumnya, Pemkot Probolinggo melalui Bappeda mewacanakan pemekaran dan pengembangan wilayah kota. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemkot Probolinggo berkomitmen mengembangkan wilayah selatan. Kemudian mengharmonisasikan wilayah tengah dan mengoptimalkan wilayah pesisir melalui pengembangan pelabuhan dan wisata pantai.

Nah, di antara rencana-rencana itu ada wacana memasukkan Pulau Gili Ketapang sebagai bagian dari wilayah Kota Probolinggo. Selama ini Gili Ketapang merupakan sebuah desa yang masuk Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

Tapi, wacana Gili masuk kota rupanya sementara ini banyak mendapat tentangan dari sejumlah kalangan di kabupaten. Termasuk Bupati Hasan sendiri. Menurut Hasan, selama ini pemkab sudah dan terus berupaya untuk membangun dan mengembangkan Gili Ketapang. Semua itu tertuang dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2008-2013.

Telah dibangun jalan utama desa dengan paving stone dan proyek penyediaan air bersih dari pipanisasi bawah laut yang menelan sampai menelan Rp 14 M. Lalu saat ini pemkab juga berupaya untuk penerangan listrik ke Gili Ketapang. Yakni melalui pengaliran listrik lewat kabel bawah air.

"Pemkab telah mengajukan ke (pemerintah) pusat melalui Adjie Massaid (anggota DPR RI) dari dapil II (Pasuruan-Probolinggo yang juga memprakarsai proyek pengadaan air bersih)," jelas Hasan.

Dari segi pendidikan, saat ini pemkab juga tengah menyiapkan pendirian lembaga pendidikan menengah atas di pulau Gili. Diketahui sejauh ini lembaga pendidikan yang paling tinggi baru SMP 1 Atap.

Nah, rencananya ke depan akan dibangun SMK Kelautan. "Memang dipilih SMK Kelautan untuk menyesuaikan dengan potensi masyarakat Gili yang kebanyakan nelayan. Rencananya dimulai pembangunannya pada 2012," beber Hasan.

Di bidang kesehatan menurut Hasan, saat ini juga sudah ada puskesmas pembantu di Gili. Di puskesmas tersebut juga telah disediakan bidan. Sehingga bagi warga Gili yang sakit tidak terlalu parah, cukup berobat di puskesmas pembantu tersebut.

Sikap tegas Bupati yang enggan melepas Gili ini mengindikasikan proses pemekaran wilayah Pemkot untuk memasukkan pulau Gili ke wilayahnya sulit terealisasi. Ini seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh Kepala Bappeda Pemkab Tanto Walono. Bahwa proses pemekaran suatu daerah itu diatur dalam UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.

Tepatnya di Bab II tentang pembentukan daerah di pasal 7 dan 8. Pada pasal 7 disebutkan penggabungan, penghapusan dan pemekaran itu ditetapkan sesuai dengan UU.

Sementara pada pasal 8 menjelaskan tentang tata cara pembentukan, penghapusan, penggabungan dan pemekaran itu ditetapkan oleh PP. "Jadi tata caranya harus disetujui semua pihak. Mulai dari dua pemda yang bersangkutan, dari DPRD-nya, masyarakat dahulu, sebelum dibawa ke pusat harus ada rekomendasi dahulu," jelas Tanto saat dikonfirmasi beberapa hari yang lalu. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179539

Ibu-Anak Tewas Disasak Bus

[ Jum'at, 17 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Sutinah, 35, dan putranya, Rudi Hartono, 18, kemarin (16/9) tewas mengenaskan. Ibu dan anak warga Desa Dawuhan Wetan, Rowokangkung Lumajang itu jadi korban kecelakan di ruas Jl Raya Prof Hamka Kota Probolinggo. Sepeda motor yang mereka tumpangi disasak bus Akas. Sutinah dan Rudi bahkan terlindas bus tersebut.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, kemarin pagi keluarga besar Sutinah hendak bersilaturrahmi ke rumah saudaranya di Desa Muneng, Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Tapi, tidak semuanya mengendarai motor. Ada juga yang naik mobil pribadi.

Ada empat orang yang mengendarai motor. Rudi Hartono berboncengan dengan ibunya. Berikutnya, Moh. Toha (adik Sutinah) yang berboncengan dengan saudara perempuannya, Sutila.

Dari Lumajang, mereka berjalan beriringan. Rudi membonceng ibunya dengan motor Smash nopol N 5366 YI. Motor yang dikendarai Rudi selalu berada di depan. Sedangkan Moh Toha membuntuti dengan motor Smash nopol L 6173 BV. Mereka melaju dari arah timur.

Sampai di ruas Jl Raya Prof Hamka, sekitar 300 meter jelang pertigaan Jl Brantas-Jl Prof Hamka, ada beberapa kendaraan mandek. Saat itu sekitar pukul 08.45. Kendaraan-kendaraan itu mandek karena menunggu sebuah mobil dari arah timur yang hendak berbelok ke arah Jl Brantas.

Motor yang ditumpangi Rudi dan Toha berada di sela-sela kendaraan tersebut. Rupanya, Rudi tidak mau bersabar. Ia berusaha mendahului antrean kendaraan di depannya. Tiba-tiba saja, Rudi pun muncul hendak mendahului sebuah bus yang saat itu juga sedang antre.

Nah, pada saat hendak mendahului antrean kendaraan itulah dari arah berlawanan muncul bus Akas yang dikemudikan Nanang, 35, warga Klakah Lumajang. Sempitnya ruas jalan dan jarak kedua kendaraan yang sudah dekat, Rudi dan Nanang sama-sama tak mampu menghindari tabrakan.

Motor yang dikemudikan Rudi dan bus bernopol N 7731 UR itupun bertumbukan. Rudi dan Sutina terpental, sedangkan bus masih terus melaju. Nahas menimpa Rudi dan Sutinah. Mereka tewas dalam kejadian tersebut dengan kondisi mengenaskan.

Sutinah sempat terlindas ban bus hingga ususnya terburai. Juga terdapat banyak luka pada kaki dan pahanya. Sedangkan Rudi tidak sampai terlindas. Tapi, akibat benturan yang terlalu keras, kepalanya sampai pecah.

Kontan kejadian itu mengundang perhatian warga dan pengguna jalan. "Dia (Rudi dan Sutinah, Red) berusaha nyalip bus yang sedang berhenti. Tapi, kres dengan bus Akas yang datang dari arah barat (berlawanan, Red)," ujar Ari, salah seorang saksi di TKP.

Warga yang datang tidak langsung melakukan pertolongan. Warga hanya menutupi korban dengan karung plastik. Semakin lama, semakin banyak warga yang datang. Begitu juga dengan pengendara yang penasaran.

Moh Toha yang berboncengan dengan Sutila juga berhenti untuk melihat korban. Tak ayal, dua saudara korban itu langsung menangis histeris setelah mengetahui kalau yang menjadi korbannya adalah saudaranya sendiri. "Kalau kejadiannya saya tidak tahu. Saya tahunya sudah mati. Bagaimana tidak mati, wong ususnya sampai keluar," ujar Sutila.

Petugas Satlantas Polresta Probolinggo kemudian datang dan mengevakuasi korban ke kamar mayat RSUD. Toha pun ikut serta ke RSUD, sedangkan Sutila memilih menunggui motornya di TKP.

Selama dalam perjalanan menuju RSUD, Toha terus menangisi kepergian kakak dan keponakannya itu. Emosinya meluap. Bahkan, ketika sampai di RSUD ia sempat mengancam melempari wartawan dengan batu bata.

"Jhe' to foto, tang yu la mate. Dekkih e sampat nganggui bhetak bik enggok, ben yeh. (Jangan di foto, mbaku sudah mati. Nanti saya lembar dengan batu bata, kamu ya," ujar Toha sambil nangis sesenggukan.

Susana haru pun pecah, pasalnya Toha terus menerus mengis meski sempat setiap orang yang datang berusa menenangkannya. "Jangan seperti itu. Serahkan saja sama yang kuasa. Nanti, kalau kamu sampai kamu melempar mereka (Wartawan) dengan batu. Malah kami bisa berususan dengan polisi," ujar salah seorang warga.

"Iya, Pak. Tapi, mbakku sudah mati, Pak. Ponakanku juga, padahal ponakanku itu baik sama saya, Pak," kata Toha dalam tangisnya.

Tak lama kemudian, keluarganya berdatangan ke RSUD. Suasana haru pun semakin pecah. Tangisan Toha juga semakin menjadi-jadi. "Enggkok la tak endek kelleh, tape eyu jiyeh se maksa. Mak deddih dek iyeh. (Saya sudah tidak mau tadi. Tapi mbak itu yang maksa. Kok jadi seperti ini," ujarnya.

Pihak RSUD segera melakukan perawatan terhadap jenazah Sutinah dan Rudi. "Kalau anaknya hanya kepalanya yang parah," ujar Abdul Bahri, salah seorang petugas kamar mayat di RSUD.

Sementara, polisi sempat kebingungan mencari bus yang telah melindas korban. Karena ada kabar, kalau bus jurusan Surabaya-Jember itu melarikan diri. Tapi, ternyata bus tersebut berhenti di pom bensin tak jauh dari TKP.

Lalu, polisi pun mengamankan bus dan sopirnya. Bus itu langsung diamankan di Mapolresta Kota Probolinggo. Sedangkan motor korban diamankan di Markas Satlantas Polresta di Kademangan.

Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto melalui Kasatlatas AKP Norijanto mengatakan kalau bus dan sopirnya kini sudah diamankan. Sopirnya akan dimintai keterangan. "Kami amakan dulu untuk dimintai keterangan," ujar Kasatlatas.

Kasatlatas pun meminta kepada semua sopir bus untuk tidak ugal-ugalan di jalan. Terlebih, pada musim lebaran ini yang notabene jalan semakin sempit akibat banyaknya pengguna jalan. "Penumpang, kalau ada sopir yang ugal-ugalan tolong diperingatkan," harapnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179540

Segera Bahas 10 Keluhan di RSUD

[ Jum'at, 17 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Komisi C DPRD Kota Probolinggo masih punya pekerjaan rumah (PR) kaitan permasalahan di RSUD Dr Moh. Saleh. Terutama soal 10 keluhan yang sempat disampaikan ke dewan dalam pertemuan sebelumnya. Nah, Komisi C segera menuntaskan PR tersebut pekan depan.

"Kesimpulan rekomendasi dari komisi C, baru satu terealisasi yaitu jasa medis (JM) itu. Untuk JM askes masih menunggu dari pusat. Tapi, dijanjikan JM askes akan diselesaikan tahun ini. Nah, yang 10 keluhan lainnya itu kan masih belum," ujar Ketua Komisi C Nasution.

Seperti diberitakan, dalam hearing Komisi C DPRD dengan pihak RSUD sebelum lebaran lalu, sempat muncul surat tertulis. Surat itu berisi 10 keluhan tentang RSUD. Di antaranya soal kebutuhan peralatan-peralatan dasar. Soal aspirasi bawahan yang tak terakomodir hingga soal banyak pengembangan SDM yang tidak terlaksana karena dana perjalanan dinas selalu tidak ada.

"Sepuluh item itu akan kami dalami selanjutnya. Mungkin pekan depan. Biar tidak ada sanggahan dan RSUD bisa fokus pada pelayanan. Kami menggaris bawahi dan mencari olusi untuk 1o item itu. Misalnya ada keterangan tidak diorangkan oleh pihak direktur," seru Nasution alia Cak Yon kepada Radar Bromo, Rabu (15/9).

Oleh sebab itu, permasalahan inilah yang disebut Cak Yon sebagai PR komisi C. Pekan depan komisi C bakal mengundang direktur, ketua komite medik, ketua komite keperawatan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta dari pihak pemkot.

"Hal ini menjadi substansi dan masyarakat terbengkalai. RSUD memang bukan panti sosial tetapi kualitasnya tetap harus diperhatikan. Saya yakin pemerintah akan peduli dengan ini. Semoga nantinya ada solusi yang terbaiklah," tutur Cak Yon.

Rapat yang bakal digelar itu disebut sebagai rapat khusus yang membahas permasalahan di RSUD tersebut. Sambil menunggu ada penyelesaian, Cak Yon berharap agar pihak manajemen RSUD ke bawah bisa cooling down dulu.

"Percayakan permasalahan ini ke dewan dan pemerintah. Selama ini image manajemen sudah kurang baik. Komite juga cooling down dulu dengan fokus melayani kepada masyarakat," kata politisi PDIP itu. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179541

Arus Lalin Kembali Normal

[ Jum'at, 17 September 2010 ]

TONGAS - Suasana arus balik di jalur Probolinggo sudah menyurut. Kondisi lalu lintas di wilayah Tongas Kabupaten Probolinggo, yang pada H+2 dan H+3 lalu sering macet, kemarin (16/9) tampak normal seperti sedia kala.

"Hari ini (kemarin) kondisi arus lalu lintas normal," terang Iptu Suwarta, KBO Lantas Polres Probolinggo ketika ditemui Radar Bromo di Pospam Tongas.

Para pemudik memang masih terlihat melintasi jalur perbatasan Probolinggo dan Pasuruan itu, namun jumlahnya tidak banyak. Hanya beberapa kendaraan pemudik terlihat melintasi jalur tersebut.

Dari pantuan petugas di Pospam, kendaraan yang melintas dari pukul 09.00 terlihat lancar dan terkendali.Dari data yang diperoleh Radar Bromo, kendaraan R4 (roda empat) mendominasi dengan jumlah 1.456 mobil, disusul kendaraan roda dua (R2) 1.232 motor. Terakhir adalah kendaraan roda enam (R6), seperti bus dan truk dengan jumlah 98 kendaraan.

Untuk arus yang mendominasi, tidak lagi dari arah timur seperti yang terjadi di H+2 dan H+3. Saat ini dari kedua arah, kendaraan terlihat imbang." Kondisi imbang, baik dari arah barat maupun timur," jelas Iptu Suwarta.

Meski arus lalu lintas sudah mulai normal, namun polisi tidak tetap bertugas. "Diprediksi akan terjadi kepadatan lagi," terang KBO Lantas. Dari prediksi itu, Satlantas Probolinggo menambah jadwal Pospam hingga hari Minggu lusa.

"Ditambah satu hari," terang Iptu Suwarta. Alasanya, pada H+2 yang lalu merupakan waktu selesainya liburan para pegawai. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu (17-18), waktu berkhirnya liburan para pelajar.

Walaupun itu baru kemungkinan, tetapi pihak kepolisian akan tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya kepadatan di jalur mudik. "Tetap diantisipasi, kemungkinan terjadinya kemacetan," jelas Iptu Suwarta.

Untuk pengamanan, pihaknya tealah menyiapkan beberapa personel di beberapa titik kemacetan. Mulai dari perlintasn rel KA Tongas, RM Rawon Nguling serta depan Pasar Nguling. (d7x/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179543

Bagi Stiker, Dicuekin

[ Jum'at, 17 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Puluhan murid SDN Mangunharjo 6 Kota Probolinggo kemarin (16/9) menggelar kampanye lingkungan memperingati hari ozon sedunia. Aksi dilakukan di tiga titik traffic light. Di masing-masing titik para murid membagikan stiker dan air mineral keapada pengguna jalan.

"Ini kami sedang bagi-bagi stiker memperingati hari ozon," tutur seorang murid perempuan sambil menyodorkan stiker ke salah seorang pengguna jalan. Tapi, tak semua pengendara menyambut ramah aksi itu. Ada juga yang cuek.

Yang cuek itu di antaranya adalah pengendara sebuah mobil Kijang warna merah. Mobil itu diisi cukup banyak orang. Saat didekati seorang murid SDN Mangunharjo

Mobil Kijang merah yang dikendarai banyak orang di dalamnya itu bergeming. Tak seorang pun buka kaca. Setelah cukup lama, baru ada seseorang di belakang kemudia membuka kaca dan menerima stiker plus air mineral dari murid SDN Mangunharjo.

Pemandangan seperti itu tidak hanya sekali terlihat. Tapi sampai berkali-kali.

Sampai-sampai Kepala SD Mangunharjo 6 Agus Lithanta pun ikut mendekat dan memberi pengertian pada sopir berkumis itu. "Kami sedang bagi stiker untuk peringati hari ozon, Pak. Iklim sudah berubah," tutur Agus.

"Kerusakan atau menipisnya laposan ozon di atmosfir adalah awal dari kehancuran peradaban manusia. Iklim sekarang sudah berubah. Musim hujan sudah tidak cocok. Ini merupakan fenomena alam. Oleh karena itu kami mengimbau agar mulai hari ini (kemarin) hemat energi, BBM (bahan bakar minyak) dan gerakan menanam pohon karena pohon menyerap karbondioksida," jelas Agus. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179542

KA Logawa Mogok, Penumpang Telantar

Kamis, 16 September 2010 | 21:46 WIB
Penumpang menunggu KA Logawa

PROBOLINGGO - Arus balik Lebaran diwarnai mogoknya Kereta Api (KA) Logawa di Desa Tegalciut, Kec. Ranuyoso, Lumajang, Kamis (16/9). Akibatnya mogoknya KA jurusan Jember-Purwokerto itu mengganggu perjalanan tiga KA lain dan ribuan penumpang telantar.

“Saya keleleran di Stasiun Probolinggo hingga 6 jam. KA Logawa yang menurut jadwal tiba di Probolinggo jam 7 pagi tetapi baru tiba jam 1 siang,” ujar Ayu, warga Kota Probolinggo. Mahasiswi perguruan tinggi swasta di Surabaya itu terpaksa menunggu KA Logawa karena membawa barang bawaan cukup banyak dan telanjur digeletakkan di stasiun.

“Saya sekeluarga rasanya seperti jadi tape, matang di dalam gerbong KA. Bayangkan, berangkat dari Jember jam 5 pagi, jam 1 siang baru sampai Probolinggo,” ujar Hasan, salah seorang penumpang KA Logawa ditemui di Stasiun KA Probolinggo.

Seperti diketahui, KA Logawa yang bertolak dari Jember dengan tujuan akhir Purwokerto, mogok di kawasan hutan di Desa Tegalciut, Kec. Ranuyoso, Lumajang, Kamis pagi sekitar pukul 08.00. Lokomotif KA bernomor CC 20165 itu menarik 11 gerbong KA yang berisi sekitar 1.200 penumpang.

Ratusan penumpang yang mengaku kegerahan kemudian turun dari gerbong KA. Mereka kemudian naik ojek hingga jalan nasional Lumajang-Probolinggo untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik bus.

Sekitar pukul 12.15, KA Logawa yang mogok kemudian didorong dengan dua lokomotif pengganti bernomor BB 30128 dan BB 30338 yang didatangkan dari Daerah Operasional (Daops) 9 Jember. KA Logawa didorong hingga sampai di persimpangan menjelang Stasiun KA di Desa Maninjo, Kec. Ranuyoso, Lumajang.

“Saya tidak tahu mengapa tiba-tiba mesin lokomotif KA Logawa ngadat,” ujar kondektur KA Logawa, Pramestyi Edi. Yang jelas, setelah didorong dua loko, loko yang ngadat itu diperbaiki di Stasiun KA Ranuyoso. Tiga kereta lain yang terganggu macetnya KA Logawa akhirnya juga bisa melintasi jalur Lumajang-Probolinggo itu.

Ganggu 3 KA

“Jadwal kedatangan 3 KA di Probolinggo juga molor akibat macetnya KA Logawa di Ranuyoso, Lumajang,” ujar Edy Suhartono, petugas Bagian Perjalanan di Stasiun Probolinggo, Kamis siang. Ketiga KA itu, KA Tawangalun (jurusan Banyuwangi-Malang) yang menurut jadwal tiba di Probolinggo pukul 09.58 menjadi 12.18.

KA Sritanjung (jurusan Banyuwangi-Jogjakarta) yang seharusnya tiba di Probolinggo pukul 11.00 menjadi pukul 13.25. “KA Mutiara Timur juga molor beberapa jam kedatangannya di Probolinggo,” ujar Edy.

KA Logawa yang menjadi “biang kerok” kacaunya jadwal, tiba di Stasiun KA Probolinggo pukul 13.01. “Saya sampai kelenger ketika mengantarkan anak saya yang mau pergi ke Surabaya dengan KA Logawa,” ujar Agus, warga Kota Probolinggo.

Beberapa penumpang yang tidak bisa bersabar, akhirnya mengembalikan tiket KA yang sudah dibelinya. “Teman-teman yang menukar tiket, pengembalian uangnya dipotong 5 persen. Saya mencoba bersabar 6 jam menunggu KA Logawa,” ujar Ayu.

Namun sumber di bagian tiket di Stasiun KA mengatakan, uang pembelian tiket KA kelas ekonomi dan bisnis dikembalikan utuh 100%. “Kalau kelas eksekutif yang dibeli di Probolinggo kemudian dibatalkan memang terkena potongan 25 persen,” ujar seorang petugas bagian tiket.

Yang jelas, Kamis pagi sebanyak 141 orang membeli tiket KA Logawa di Stasiun Probolinggo. Sebanyak 19 penumpang di antaranya kemudian mengembalikan tiket karena tidak betah menunggu kedatangan KA Logawa. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=0f1c9f6d30ae3d948705b02fd766bc4e&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

100 Wisatawan Bromo Tidur di Mobil

Kamis, 16 September 2010 | 09:52 WIB

PROBOLINGGO - Sejak sekitar seminggu atau selama Lebaran, objek wisata Gunung Bromo diserbu ribuan wisatawan domestik dan mancanegara. Tujuh hotel dan 24 rumah penginapan (homestay) tidak bisa lagi menampung wisatawan yang membeludak.

’’Tujuh hotel dan 24 homestay semua fully booked. Sejumlah wisatawan sampai turun menginap di Sukapura dan Kota Probolinggo. Sebagian lagi tidur di dalam mobil yang diparkir,” ujar Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kab Probolinggo, Digdoyo, Rabu (15/9) malam.

Ditanya jumlah wisatawan yang menginap di hotel dan homestay di kawasan Gunung Bromo, Yoyok –panggilan akrab Digdoyo, kemudian membuat kalkulasi. ’’Tujuh hotel di Cemorolawang kamarnya total 280, biasanya setiap kamar diisi 3 orang. Ditambah 24 homestay yang memiliki kapasitas sekitar 200 orang,” ujarnya.

Belum termasuk wisatawan yang terpaksa tidur dalam mobil karena tidak mendapatkan kamar hotel. “Kemarin ada seratusan wisatawan tidur di mobil yang diparkir di halaman hotel kami,” ujar pengusaha Hotel Yoschi’s itu.

Ditanya jumlah wisatawan Gunung Bromo, Yoyok yakin lebih banyak lagi dibandingkan jumlah yang menginap di hotel dan homestay. ’’Soalnya tidak semua wisatawan Gunung Bromo menginap di hotel atau homestay,” ujarnya.

Meledaknya jumlah wisatawan Gunung Bromo juga diakui Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kab Probolinggo Drs Tutug Edi Utomo MM. “Lebaran kali ini jumlah wisatawan ke Gunung Bromo luar biasa banyak,” ujarnya.

Wisatawan yang melalui jalur Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo saja setiap hari ratusan. Belum yang melewati Tosari, Pasuruan, atau Tumpang, Malang.

Wisatawan yang naik ke Bromo via Cemorolawang pada Kamis (9/9) atau sehari menjelang Idul Fitri tercatat 24 wisatawan manca negara (wisman) dan 306 wisatawan nusantara (wisnu). Tepat saat Idul Fitri, Jumat (10/9) 55 wisman dan 717 wisnu, Sabtu (11/9) 61 wisman dan 1.263 wisnu. “Dan mulai Minggu (12/9), semua hotel dan homestay sampai tidak bisa menampung wisatawan alias fully booked,” ujar Tutug.

Selain Bromo, objek wisata yang banyak diserbu wisatawan adalah Pantai Bentar di Desa Curahsawo, Kec Gending, Kab Probolinggo. Pantai di tepi jalan nasional Probolinggo-Situbondo itu di hari-hari biasa di luar Lebaran dikunjungi 100-200 wisatawan.

Tetapi pada suasana Lebaran, jumlah pengunjung Pantai Bentar membengkak hingga 10 kali lipat. Pada Sabtu (11/9) lalu misalnya, Pantai Bentar dikunjungi sekitar 2.200 orang, Minggu (12/9) sekitar 3.000 orang, dan Senin (13/9) 1.900 orang.

’’Yang jelas, selama Lebaran rata-rata sekitar 2.000 wisatawan mengunjungi Pantai Bentar,” ujar Azis Lambada, event organizer yang mengelola Pantai Bentar selama Lebaran.

Selama seminggu ini, pihak swasta ’’menggoyang” Pantai Bentar dengan menampilkan panggung musik dangdut. Sebagian wisatawan tertarik berkunjung ke Pantai Bentar karena menggemari dangdut. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=d8b30828805bd1b18f95460096be80d4&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Menghindar, Khawatir Diamuk Massa

[ Kamis, 16 September 2010 ]
Pengakuan Pegawai PA usai Tabrak Motor

PROBOLINGGO- Rasa trauma masih menghantui Sjaiful Bakri, 52, akibat kecelakaan yang dialaminya, Selasa (14/9) lalu. PNS di Pengadilan Agama (PA) Kota Probolinggo itu masih menunjukkan kesedihan yang mendalam.

Saat ditemui di kantornya, di Jl Panjaitan Kota Probolinggo kemarin (15/9), Sjaiful terlihat kuyu. Kepalanya, masih terlihat memerah seperti habis menyundul sesuatu yang sangat keras. "Ini membentur kaca," ujarnya sambil menunjukkan kepalanya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Sjaiful harus berurusan dengan polisi setelah mobil sedan yang dikendarainya menabrak motor yang dikendarai oleh Butran, 41, warga Desa Sumberkerang, Gending, Kabupaten Probolinggo.

Akibatnya, Butran sempat terlempar ke atas kaca depan mobil yang dikendarai Sjaiful. Butran pun harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka cukup serius pada kepala, pipi dan dagunya.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo saat itu, Butran keluar rumah hendak membeli tali bawang di Desa Curahwaso, Gending. Dari rumahnya, Butran berangkat seorang diri mengendarai motor Honda Suprafit melintas di Jl Raya Gending.

Butran beriringan dengan sebuah mobil sedan Sephia yang dikemudikan oleh Sjaiful. Dengan tenang, Butran mengemudikan motornya berada di depan mobil warga Desa Jabung Sisir, Paiton Kabupaten Probolinggo itu.

Entah apa sebabnya, tiba-tiba saja mobil bernopol P 1652 TL yang dikemudikan Sjaiful itu menubruk motor yang dikendarai oleh Butran. Karena benturan yang sangat keras, sampai-sampai Butran terlempar ke atas kaca depan mobil berwarna biru tua itu. Kepala Butran membentur kaca mobil tersebut hingga pecah.

Mobil sedan itu pun terus melaju dan menubruk tembok di pinggir jalan. Motor bernopol N 5401 PI milik Butran pun ringsek, terjepit antara mobil dan tembok. Tak ayal, kejadian itu langsung mengundang perhatian warga dan pengguna jalan.

Warga langsung merapat ke tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pertolongan, dengan melarikan Butran ke rumah sakit. Sedangkan Sjaiful, waktu itu langsung pergi meninggalkan mobilnya.

Nah, saat ditemui di kantornya kemarin, Sjaiful mengaku saat itu dirinya bukan hendak lari dari tanggung jawab. Tapi, dirinya hanya menghindar dari kemungkinan massa yang marah.

Sjaiful mengaku, saat itu dirinya dibonceng oleh salah seorang pengendara motor sampai di salah satu pom bensin di Gending. Sampai di pom bensin itu, ia menelepon seorang temannya dan meminta pertolongan. "Saya hanya menghindar, karena khawatir diamuk massa," ujarnya.

Wakil sekretaris di PA Kota itu, mengatakan kalau saat itu dirinya tidak ngantuk atau ada gangguan lain. Bahkan, Sjaiful mengaku dirinya dalam keadaan sangat fit. Hanya saja, waktu itu ada salah pengertian antara Sjaiful dan Butran.

Menurutnya, waktu itu dirinya melihat Butran menghentikan laju motornya. Dan, posisinya seperti akan menyeberang ke kanan jalan. Mendapati itu, Sjaiful memilih hendak mendahului Butran dari sisi kiri. Ternyata, Butran tidak jadi menyeberang jalan.

Akibatnya, mobil sedan yang dikemudiakan oleh Sjaiful menubruk motor yang dikendarai oleh Butran. "Mungkin ini sudah apesnya saya. Keluarga saya juga kaget mendengar saya tubruan. Mereka mengira saya membawa motor dan menubruk tembok," ujarnya.

Atas kejadian itu, oleh keluarganya Sjaiful tidak diperbolehkan masuk kerja dulu. Ia diminta untuk istirahat. Tapi, Sjaiful memaksakan diri untuk terus bekerja. Tapi, ia kini tidak mengemudikan motor atau mobil, Sjaiful memilih naik bus. "Dada saya masih terasa sakit, karena waktu itu membentur setir," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Mau Silaturrahim, Istri Dihajar

[ Kamis, 16 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Puji Suwasti W., 27, kemarin (15/9) bersama tiga anaknya mendatangi SPK (sentra pelayanan kepolisian) Polresta Probolinggo. Warga Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, itu mengadukan suaminya, Imam Fajri. Puji mengaku telah dibogem suaminya.

Bogeman itu membuat Puji mengalami memar di kepala, telinga, dan sobek di pelipis kirinya. Puji mengaku tidak terima dengan apa yang telah dilakukan oleh suaminya. Ia berniat memberi pelajaran dengan melaporkannya ke polresta. "Sudah terlalu sering saya dipukuli," ujarnya.

"Acara" bogeman yang diterima Puji dipicu masalah rencana silaturrahim. Ceritanya, saat lebaran Jumat (10/9) lalu Puji mengajak suaminya untuk bersilaturrahim ke sanak saudaranya di Krucil, Kabupaten Probolinggo. Tapi, Imam selalu berjanji dan menunda-nunda waktu.

Karena Imam hanya bisa berjanji, akhirnya kemarin (15/9) Puji berniat pergi ke Krucil dengan tiga anaknya, tanpa Imam. Tapi, tiba-tiba Imam marah-marah karena merasa tidak dipamiti. "Bagaimana mau pamit kalau sejak pagi dia (Imam, Red) nggak mau ngomong," ujar Puji.

Menurut Puji, Imam yang semula tiduran lalu berdiri dan menghampiri istrinya. Dalam amarahnya, Imam melayangkan bogem ke muka Puji. "Telinga kanan sekarang rasanya nggak bisa mendengar," keluh Puji di mapolresta.

Imam semakin kalap ketika Puji mencoba melawan. Puji pun berhasil memukul pipi suaminya dengan sandal. "Kalau pelipis yang luka ini terkena akik yang dipakainya," tutur Puji sambil meneteskan air mata.

Kegaduhan itu mereda setelah ibu kandung Puji, Anik, datang melerai. Puji segera menyerahkan anak bungsunya, Ais, agar tidak menjadi sasaran pemukulan. "Semua anak-anak ke rumah ibu. Saya sendiri keluar lewat pintu belakang dan meloncat pagar," ujarnya.

Berhasil lepas dari amukan suaminya, Puji langsung kabur ke mapolresta dan melaporkan suaminya. Ibu empat orang anak itu, mengaku sudah cukup lama bersabar atas perlakuan suaminya. Tapi, suaminya tidak pernah berubah.

Malah semakin bersabar, Imam sepertinya semakin sering ngamuk. Dan, semakin tidak memperhatikannya. Utamanya dalam urusan belanja. "Masak, belanja 1 hari hanya diberi Rp 5 ribu. Paling besar hanya Rp 8 ribu. Pernah selama bulan puasa kemarin, 1 minggu saya tidak diberi uang belanja," ujarnya.

Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto melalui Kasatreskrim AKP Agus I Supriyanto menyatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap pelapor. Selanjutnya akan diperiksa juga beberapa saksi, hingga bisa melakukan pemanggilan terhadap terlapor yakni Imam Fajri.

Menurut Kasatreskrim, bila laporan itu terbukti maka terlapor bisa terjerat pasal 44 UU no 23/2004 tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). "Ancaman hukumannya 5 tahun penjara," jelas Kasatreskrim. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179405

Bangun Rusunawa Lagi

[ Kamis, 16 September 2010 ]

Lokasi di Jl Brantas dan Jl Raden Fatah

PROBOLINGGO - Pada 2009 lalu Kota Probolinggo dapat program pembangunan rusunawa (rumah susun sederhana sewa) Bestari yang berlokasi di jalan lingkar utara (JLU). Kini pemkot kembali dapat program serupa. Dua rusunawa senilai Rp 24 M bakal dibangun di dua lokasi berbeda.

Dari APBN tahun anggaran (TA) 2010-2011 Kota Probolinggo mendapat dua twin blok rusunawa. Pemerintah pusat mengistilahkannya rusunawa Probolinggo I dan Probolinggo II. Rusunawa Probolinggo I bakal dibangun di Jl Brantas. Sedangkan rusunawa Probolinggo II di Jl Raden Fatah, bersebelahan dengan rusunawa Bestari.

Menurut Kabid Perumahan dan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum (PU) Amin Fredy, kucuran dana di proyek rusunawa tersebut jumlahnya berbeda. Probolinggo I dianggarkan Rp 12 M sementara Probolinggo II agak mahal Rp 12.900.000.000.

"Kenapa berbeda? Karena di Probolinggo II itu membutuhkan pengurukan. Yang awalnya pengurukan ditanggung oleh pemkot akhirnya pendanaan di-back up oleh pusat senilai Rp 900 juta. Luas lahannya pun berbeda," katanya.

Lahan rusunawa Probolinggo I sekitar 6.840 M2. Probolinggo II hanya sekitar 4.000 M2. Luas yang berbeda karena lahan yang digunakan untuk Probolinggo II jadi satu dengan rusunawa Bestari yang sudah dimanfaatkan sebelumnya.

Penentuan lokasi rusunawa diserahkan sepenuhnya kepada pemkot. Dua lokasi itu yang dipilih lantaran tanah tersebut merupakan aset milik pemkot dan disesuaikan dengan sasaran penghuni.

Proses pembangunan kedua rusunawa dimulai pada bulan ini. Senin (27/9) mendatang bakal digelar ceremonial peletakkan batu pertama rusunawa Probolinggo I dan II oleh Wali Kota Buchori.

Peletakkan batu pertama difokuskan di Jl Brantas namun pelaksanaan pembangunan dilakukan bersamaan. Ditargetkan pembangunan dua rusunawa selesai dalam kurun waktu 8 bulan.

"Kualitas, desain dan strukturnya sama seperti rusunawa Bestari yang sekarang. Masing-masing rusunawa ada 96 unit ruang. Kementerian PU mempercayakan program pembangunan rusunawa ini karena Kota Probolinggo dianggap berhasil dengan rusunawa pertama," jelas Amin kepada Radar Bromo.

Fasilitas di rusunawa yang akan dibangun pun sama. Ada musala, ruang serbaguna, ruang konvensi, ruang pengelola, hunian untuk orang cacat (difable) sampai parkir kendaraan.

Amin membeberkan, kedua rusunawa itu punya peruntukkan yang berbeda. Di Jl Brantas diperuntukkan bagi buruh pabrik. Oleh karena itu lokasi berada di wilayah industri. Kalau di Probolinggo II khusus untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) bisa saja seperti pemulung atau PKL (pedagang kaki lima).

Pemkot memiliki alasan sendiri mengapa salah satu rusunawa disediakan untuk buruh pabrik. Pasalnya, Bappeda sudah menyebarkan quisioner kepada para buruh pabrik. Dari sekian banyak quisioner yang disodorkan, 200 diantaranya bersedia menghuni rusunawa tersebut.

"Jelas yang diutamakan adalah warga kota. Yang MBR, sudah ada waiting list sekitar 150 orang," ujar Amin yang juga sebagai ketua tim teknis pelaksana pembangunan dua rusunawa tersebut.

Tim teknis ini terdiri dari gabungan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dan Kementerian PU. Mereka tugasnya melakukan pengawasan pekerjaan yang dilaksanakan rekanan dari PT Gariand Niaga Utama Jakarta.

Karena anggaran pembangunan fisik rusunawa dari sokongan dana APBN, jelas APBD kota masih memberikan kontribusi. Melalui APBD 2011 pemkot yang menyediakan prasarana dasar seperti jaringan listrik, PDAM dan IMB (izin mendirikan bangunan). "Kalau APBD 2010 ini untuk pagar rusunawa Bestari," pungkasnya. (fa/yud)

Sumber : http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179406

Bahas Apel Hari Jadi Kota

[ Kamis, 16 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo mulai membahas kesiapan apel hari jadi kota yang bakal digelar Senin (20/9) mendatang. Konsep apel hari jadi kota ke 651 tahun itu menggunakan pengantar bahasa Madura. Wali kota pun sudah menunjuk komandan apel dan pembawa acara.

Rapat koordinasi kemarin (15/9) dipimpin langsung oleh Wali Kota Buchori di kantor Bakesbangpol Linmas. Telah ditetapkan Sekretaris DPRD Abdul Hadi Sawie jadi komandan apel, Lurah Kareng Lor Wahyu Hariadi menjadi pembawa acara. Inspektur Wali Kota Buchori sedangkan wakil inspektur Kepala Inspektorat Haryono Santoso.

Saat rapat Buchori menjelaskan, apel nanti dia bakal memakai pakaian sakera, bawa clurit dan kumis palsu. "Saya nanti menunjukkan mimik serem, sangar. Cuma saat itu saja (pasang muka sangar). Masuk ke undangan pong pora (permisi) dulu. Insyaallah saya bisa," ujar Buchori.

Wali kota juga sempat mempraktekkan bagaimana caranya menyapa para undangan dalam sambutannya menggunakan bahasa Madura. Wali kota akan menyapa para klebun (lurah) yang ikut menjadi peserta apel. Sambutan bahasa Madura yang disampaikan menyangkut sejarah Probolinggo, tradisi Madura hingga masalah pelayanan pada masyarakat.

"Jek gellek Pak Sawie. Entar gellek. Buleh gellek pisan, bujarlah.. (jangan tertawa Pak Sawie. Kalau tertawa nanti saya ikut tertawa juga, buyar..," tutur Buchori kepada komandan apel disambut tawa mereka yang hadir dalam rapat.

"Siap, Pak.. Pengrajeh (wali kota)," sahut Sawie. Direncanakan ketika wali kota turun dari mobil langsung disambut dengan iringan musik seronen. Dalam apel itu bakal ada penyerahan penghargaan untuk PNS teladan, masyarakat, PKL (pedagang kaki lima) dan keluarga sakinah.

Apel dilaksanakan Senin (20/9) di alun-alun sekitar pukul 07.00. Pakaian peserta apel adalah pakaian adat Madura 70 persen sisanya pakaian adat Jawa, Pendalungan, Cina dan Arab. Ratusan peserta juga telah ditentukan jenis pakaian apa yang harus dikenakan saat apel.

Peserta yang berpakaian Madura adalah petugas apel, korsik, pimpinan unit kerja, muspida plus, badan/dinas/RSUD/sekwan dan bagian, polresta, Kodim, Zipur 10. Pakaian Jawa/Pendalungan dipakai kantor, kecamatan, sekretariat KPU. Khusus guru dan kepala sekolah pakaian Jawa, tempo dulu dan pakaian Madura.

Untuk etnis Tionghoa berpakaian ada Cina, etnis Arab memakai jubah dan etnis jawa tentunya memakai pakaian Jawa. Bagi FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) memakai pakaian keagamaan masing-masing.

Rapat koordinasi pun akhirnya berlangsung dengan bahasa Madura. Peserta rapat, Kepala Bakesbangpol Linmas Muchsin menyampaikan materi rapat dengan bahasa Madura. Intinya, wali kota berharap supaya apel menggunakan pengantar bahasa Madura yang baru kali pertama dilaksanakan bisa berlangsung dengan sukses.

"Kegiatan ini murah tetapi menarik. Pokoknya jek nge-srengean (jangan senyum-senyum). Apel ini akan menjadi sorotan bagi daerah lain. Karena mungkin baru pertama kali ada apel berbahasa Madura seperti di Kota Probolinggo," ungkap Buchori.

Rangkaian apel tersebut juga ada hiburan tarian dan barongsai. "Wakil inspektur ada Pak Haryono. Mudah-mudahan Pak Wali tidak ada apa-apa sampai pelaksanaan apel," tutur Muchsin saat menyimpulkan hasil rapat koordinasi.

Ditemui setelah rapat, Lurah Kareng Lor pun mengaku akan segera melakukan persiapan pasca ditunjuk sebagai pembawa acara apel hari jadi. "Saya harus sinau dulu," celetuknya sambil tertawa. Susunan apel terdiri dari acara persiapan, acara kabidan, acara poko' dan acara pongkasan. (fa)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179407

Berteduh di Taman Kota

[ Kamis, 16 September 2010 ]
PROBOLINGGO-Taman kota di sepanjang jalan Kota Probolinggo menjadi tempat istirahat favorit bagi pemudik. Mereka yang naik motor atau mobil memanfaatkan zona teduh itu untuk melepas lelah, bahkan mengisi mengisi perut.

Pemandangan begitu bisa kita lihat di Jl Raya Soekarno Hatta, tepatnya di sisi barat pos polisi Ketapang. Pada hari-hari padat mudik dan arus balik seperti sekarang, puluhan motor dan beberapa mobil pemudik biasa berhenti di sana.

Pemandangan yang sama juga bisa kita jumpai di Jl Raya Bromo. Tapi sayang, kemarin (15/9) sedang ada perbaikan trotoar yang belum rampung. Sehingga tidak ada satu pun pemudik yang berhenti di sepanjang jalan tersebut.

Kemarin (15/9) Radar Bromo sempat mewawancarai seorang pemudik, di salah satu sudut taman kota. Namanya Hariyanto, 45, asal Malang. Ia berniat kembali ke tempat kerjanya di Denpasar, Bali. Dari Malang, ia bersama istri dan dua anaknya dengan mengendarai dua motor.

Hariyanto mengaku, berangkat dari Malang kemarin (15/9) sekitar pukul 08.00. Dan, sekitar pukul 10.00 ia sudah sampai di Probolinggo. Selama perjalanan dari Malang, Haryanto mengaku sudah berhenti sebanyak tiga kali. "Lebih baik sering berhenti daripada nanti celaka karena kelelahan," ujarnya.

Hariyanto menyatakan, perjalan dari Malang ke Bali memang sangat melelahkan. Tapi, itu harus dijalaninya karena Bali sudah menjadi tempatnya untuk mencari nafkah. "Sekarang balik lagi ke Bali, kerja lagi," ujarnya.

Selain Hariyanto ada Mahfudz, 39, warga Kediri. Ia juga bersama dengan istrinya. Mahfudz kemarin menyempatkan diri merebahkan tubuhnya beralaskan rumput di taman kota. Sementara, istrinya memilih duduk di sampingnya menikmati makanan yang dibawa dari Kediri.

Mereka berdua adalah pasangan suami istri (pasutri) yang hendak kembali ke tempat kerjanya di Denpasar Bali. "Kami memang sudah lama hidup di Bali, sejak 1980, kami hanya pulang ke Kediri kalau ada keperluan keluarga. Tapi, kalau sudah hari raya pasti pulang," ujar Mahfudz.

Anang, warga Surabaya ini, juga memilih berhenti sejenak untuk istirahat. Dengan mengendarai Avanza, dia besama keluarganya hendak pulang ke Banyuwangi. Begitu berhenti, dia langsung menggelar karpet sebagai tempat duduk. Makanan pun mereka persiapkan. "Istirahat sekalian mengisi perut," ujarnya.

Satu hal yang dapat dipetik dari mereka. Yakni, mereka berterima kasih kepada pemeritah kota yang mau menghias jalan kota dengan taman. Sebab, selain bisa untuk tempat berteduh juga sangat bagus untuk memperindah jalan kota. Sehingga, kelihatan asri dan sejuk. "Ini sangat bagus dan bisa ditiru kota-kota lain. Manfaatnya, bukan cuma hiasan saja tapi juga bisa dijadikan tempat berteduh," ujar Anang. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179408

49 Tidak Masuk, 9 PNS Bolos

[ Kamis, 16 September 2010 ]
Hasil Rekap Sidak di 30 Satker

KRAKSAAN - Jumlah PNS di lingkungan Pemkab Probolinggo yang tidak masuk dan bolos di hari pertama kerja bertambah. Itu setelah pemkab tuntas merekap absensi pegawai hasil sidak (inspeksi mendadak) di 30 satuan kerja (satker) kemarin (15/9).

Dari 1.211 pegawai di 30 satker, diketahui ada 1.162 pegawai yang masuk di hari pertama kerja. Sisanya sebanyak 49 pegawai tercatat tidak masuk dengan alasan beragam. Mulai izin, sakit, cuti, dinas luar dan piket sampai bolos.

Izin menjadi alasan paling banyak bagi pegawai yang tidak masuk di hari pertama kerja. Dari 49 pegawai yang tidak masuk, ada 15 pegawai yang izin tidak masuk. "Izinnya itu beragam. Izin diberikan, asal pegawai mempunyai alasan yang kuat," kata Sentot Dwi H, kabag Kominfo Pemkab Probolinggo kepada Radar Bromo.

Lalu dinas luar dan piket berada di urutan kedua. Menurut Sentot, agenda pegawai itu sudah dijadwalkan. Kebetulan saat sidak kemarin, ada pegawai yang sedang piket atau dinas luar.

Selain dua alasan tersebut, sakit berada di urutan ketiga yang menjadi alasan pegawai tidak masuk. Total ada 10 pegawai yang sakit di hari pertama kerja. Menurut Sentot, 10 pegawai yang sakit tersebut membawa surat dokter.

Sentot mencontohkan, salah satu karyawan di Kominfo juga ada yang sakit dan posisi di luar daerah. "Karena harus ada surat dokternya, maka ada keluarganya yang datang ke kantor untuk mengantarkan surat dokternya. Karyawan benar-benar sakit, tidak dibuat-buat," jelasnya.

Selanjutnya ada 3 pegawai yang cuti bertepatan dengan hari pertama kerja. Terakhir, 9 pegawai tidak masuk tanpa keterangan atau bolos. Untuk pegawai yang bolos ini, pemkab akan mengambil tindakan tegas.

Sehari sebelumnya, saat sidak Wabup Salim Qurays menegaskan, pemkab akan menindak tegas pegawai yang mbalela tersebut. "Yang jelas kami sudah menyiapkan sanksi untuk pegawai yang indisipliner. Yang paling ringan ya teguran," tegasnya ditemani Ketua BKD Achmad Arief, Asisten Tata Praja Sigit Sumarsono dan Sekretaris Inspektorat Kusnan.

Secara keseluruhan, menurut Sentot jumlah yang tidak hadir di hari pertama kerja mencapai 4 persen. "Dibanding tahun lalu (2009), tahun ini tingkat kehadirannya sedikit lebih baik," jelasnya.

Sementara memasuki hari kedua kerja, agenda silaturahmi banyak digelar satker-satker. Salah satunya digelar kantor Diklat Dringu. Ribuan pegawai menghadiri halal bihalal yang digelar oleh BKD (Badan Kepegawaian Daerah) tersebut kemarin pagi. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179409

Lebaran, Gunung Bromo Ramai

[ Kamis, 16 September 2010 ]
Semua Hotel Full Booked

SUKAPURA - Libur lebaran membawa berkah bagi beberapa obyek wisata di Kabupaten Probolinggo. Jumlah wisatawan mengalami peningkatan tajam, termasuk gunung Bromo yang mengalami lonjakan pengunjung sampai sekitar 50 persen.

Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tutug Edi Utomo mengatakan, lonjakan wisatawan saat lebaran di Bromo sudah terasa sejak tanggal 9 September atau H-1 lebaran. Pada hari itu jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 24 orang dan wisatawan nusantara (Wisnu) mencapai 306 orang.

Pada hari H lebaran, jumlah pengunjung melonjak drastis sampai dua kali lipat dibanding H-1. Wisman mencapai 55 orang dan wisnu mencapai 717 orang. "Kebanyakan didominasi para remaja. Usai berkunjung ke keluarga, langsung berwisata ke gunung Bromo," ujar Tutug.

Jumlah pengunjung itu terus mengalami kenaikan usai hari H lebaran. Pada H plus satu, jumlah wisman mencapai 61 orang dan wisnu kembali mengalami lonjakan tajam. Yakni, mencapai 1.263 orang.

Puncak kunjungan wisatawan di gunung Bromo terjadi tanggal 12 September atau H plus 2. Saat itu wisman mencapai 63 orang dan wisnu mencapai 1.770 orang. "Tanggal 12 itu puncaknya libur lebaran di Bromo. Semua hotel di kawasan Bromo juga tercatat full booked," jelas Tutug.

Usai tanggal 12, jumlah pengunjung Bromo relatif menurun seperti hari-hari biasa. "Usai tanggal 12, tren wisatawan ke Bromo cenderung menurun. Jadi puncaknya ya tanggal 12 itu," beber Tutug.

Secara keseluruhan Tutug menyebutkan, jumlah wisatawan lebaran ke Bromo tahun ini sedikit meningkat dibanding tahun sebelumnya. "Tetapi peningkatanya tidak terlalu signifikan. Mungkin sekitar 10 persen," bebernya.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa obyek wisata gunung Bromo masih menjadi salah satu idola bagi pengunjung lokal maupun pengunjung mancanegara. "Pesona keindahan alam di Bromo masih menjadi pilihan bagi wisatawan," jelasnya.

Saat lebaran sendiri dijelaskan Tutug merupakan momen kemenangan bagi umat muslim usai berpuasa sebulan penuh. Di saat itu, ada dua agenda yang biasanya dilakukan. Yakni silaturahmi dan berwisata.

"Nah, tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan untuk para wisatawan. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan para pelaku usaha wisata," ungkapnya. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179410

Polisi Hanya Lakukan Penyelidikan

[ Kamis, 16 September 2010 ]
PROBOLINGGO- Kasus ledakan mercon yang memakan jari tangan anggota DPRD Kota Probolinggo Eko Laksono terus diusut polisi. Kini Polres Probolinggo Kota mencari asal-muasal mercon tersebut.

"Kami memang turun untuk mencari pengedarnya," ujar Kapolres Probolinggo Kota AKBP Agus Wijayanto melalui Kasatreskrim AKP Agus I Supriyanto, kemarin (15/9).

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Minggu (12/9) sekitar pukul 18.30 lalu, anggota dewan Eko menyulut mercon. Nahas, belum sempat mercon dilempar, ternyata sudah meledak. Akibatnya, tangan Eko hancur penuh luka. Bahkan, ujung jari telunjuk dan ujung jari tengahnya hancur. Sehingga, tim medis harus memotongnya.

Eko mengaku, mercon itu bukan miliknya. Tapi, milik salah seorang temannya, Hasan, yang mengaku mendapatkan barang itu dengan cara membeli seharga Rp 20 ribu. Tapi, Eko mengaku tidak tahu Hasan membeli dari siapa.

Nah, kini polisi memburu siapa yang telah menjadi pengedar dari barang terlarang tersebut. Menurut Kasatreskrim, pengedar dari barang terlarang itu ternyata bukan warga kota. "Bukan dari daerah sini (Kota, Red), kalau kota insyaallah aman," ujarnya.

Kasatreskrim mengatakan, kalau sampai saat ini tidak ada laporan resmi dari kejadian yang telah menimpa Eko. Sehingga, pihaknya hanya melakukan penyelidikan terhadap asal-muasal mercon tersebut. Bukan pada kasus yang telah menimpa Eko. "Laporan bagaimana, wong itu bahaya sendiri. Kami hanya menelusuri asal-muasalnya saja," jelas mantan Katim Riksa Densus 88 itu. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179412

Tambelik Tetap Laku Dijual

[ Kamis, 16 September 2010 ]
KRAKSAAN - Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo kini tidak perlu khawatir. Khususnya petani yang tembakaunya mengalami tambelik. Sebab meski tambelik, pengepul bersedia membeli tembakau tersebut.

Hal itu disampaikan seorang pengepul tembakau dari Kecamatan Kraksaan. Kepada Radar Bromo, sumber yang tak mau namanya disebut ini mengaku bersedia membeli tembakau yang mengalami tambelik. "Tetap kita beli, Mas," ujarnya saat di temui di gudang miliknya.

Namun tentu saja, harga belinya bervariasi. Tergantung kesepakatan dan tingkat tambelik yang terjadi pada tembakau. "Kalau tidak parah, harganya bisa tinggi. Tapi kalau sangat hitam, harganya rendah," ujarnya.

Dia menyebut, harga tembakau tambelik antara Rp 10 ribu-Rp 20 ribu. Kisaran harga itu menurutnya, sudah cukup tinggi dan tidak merugikan petani. Malah, bisa meringankan beban petani yang sudah merugi. "Kalau sudah tambelik, berarti petani rugi. Mereka pasti kecewa dan putus asa," jelasnya.

Dalam pengamatan Radar Bromo, di gudang tersebut tembakau tambelik ditempatkan di bagian pojok gudang. Jumlahnya cukup banyak. Bahkan hampir memenuhi seperempat bagian gudang. "Yang di pojok itu, kemarin (Selasa, 14/9) datang," ujar sumber itu sambil menemani Radar Bromo.

Dia lantas menjelaskan alasan dirinya mau menerima tembakau tambelik. Menurutnya, beberapa waktu lalu hujan memang sempat mengguyur sejumlah daerah penghasil tembakau.

Namun hujan tak berlangsung lama dan terus menerus. "Hanya beberapa hari saja hujannya. Yang kena tambelik kan (tembakau) yang sedang jemur saat hujan itu," tuturnya.

Sementara harga tembakau secara umum menurutnya cukup stabil. Rusaknya tembakau tambelik tak mempengaruhi harga tembakau yang beredar di gudang. Kisarannya yakni Rp 32 ribu-Rp 33 ribu. Bisa juga mencapai Rp 34 ribu. Itu untuk kualitas tembakau yang cukup baik.

Menurut sumber tersebut, kisaran itu cukup tinggi. Namun Harga itu bisa turun. Tergantung kualitas tembakaunya. "Harga tembakau stabil. Tidak ada perubahan, bahkan sejauh ini bisa naik. Kita lihat saja perkembangan ke depan," tuturnya.

Walau dirinya mengakui, kualitas tembakau tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Apalagi tahun ini jumlah tembakau tambelik cukup banyak.

Hal serupa diungkapkan Didik, pengepul tembakau asal Paiton. Menurutnya, harga tembakau saat ini cukup stabil. Tak ada keluhan apapun terkait harga dari petani tembakau. Bahkan Didik minta petani tak perlu khawatir meski tembakaunya tambelik. "Masih ada yang mau membeli," tuturnya.

Apalagi kata Didik, cuaca beberapa hari terakhir cukup menguntungkan petani. Didik juga yakin, harga tembakau tidak akan banyak mengalami perubahan. Terutama jika tidak ada perubahan cuaca. "Semoga cuaca tetap cerah. Tembakau resikonya tinggi. Sering hujan, berarti rugi," tutur Didik. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179413