Rabu, 03 November 2010

PTPN XI Masih Kaji Penggabungan Tujuh PG

03 Nov 2010 21:11:31| Ekonomi | Dibaca 31 kali | Penulis : Didik Kusbiantoroetahui kebutuhan tebu ideal untuk memenuhi kapasitas giling bagi pabrik gula tersebut.

"Tidak mudah melakukan amalgamasi PG. Selain pertimbangan ekonomis dan finansial, dampak sosialnya juga perlu diperhatikan, termasuk penyaluran tenaga kerja dan komunitas lokal yang selama ini menggantungkan hidupnya dari PG," katanya.

PTPN XI dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Jatim, Kamis (28/10), menyampaikan rencana penutupan tujuh pabrik gula dengan alasan efisiensi anggaran.

Namun, Gubernur Jatim Soekarwo menolak alasan yang disampaikan pihak manajemen PTPN XI tersebut.

"Alasan inefisiensi sangat tidak mendasar bila dihadapkan dengan kepentingan petani, termasuk upaya menyejahterakan petani tebu di Jatim. Ingat, Jatim merupakan lumbung tebu dan gula nasional sehingga keberadaan PG sangat penting," kata Soekarwo.

Adig Suwandi menjelaskan, PTPN XI berharap ada dukungan lahan dari pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat sekitar pabrik gula, kalau memang tetap ingin dipertahankan operasionalnya.

Dalam pertemuan koordinasi yang dihadiri Gubernur Soekarwo, Wakil Gubernur Saifullah Yusuf serta jajaran manajemen PTPN X dan XI, telah ditegaskan untuk segera membentuk tim teknis yang antara lain bertugas menyusun strategi revitalisasi pabrik gula di Jatim.

"Setelah rampung, konsepnya akan dibahas bersama para bupati dan wali kota yang di daerahnya terdapat PG, khususnya dalam penyediaan lahan budidaya tebu," tambah Adig.

Nantinya diharapkan semua tebu untuk bahan baku giling sebuah pabrik gula berasal dari wilayah sekitarnya, bukan dari tempat yang jauh dengan konsekuensi ongkos transportasi mahal.

Adig mencontohkan tiga pabrik gula di Kabupaten Probolinggo, yakni Wonolangan, Gending, dan Padjarakan yang total berkapasitas 3.700 ton tebu per hari, kebutuhan tebunya mencapai 555 ribu ton, sementara yang bisa dipenuhi dari potensi lokal hanya 140 ribu ton.

Kekurangan bahan baku tebu diambil dari wilayah Kabupaten Lumajang yang surplus.

Secara finansial, lanjut Adig, sebenarnya masih lebih menguntungkan memanfaatkan semua tebu Lumajang dengan meningkatkan kapasitas PG Djatiroto yang ada di wilayah tersebut, dari 5.500 menjadi 10.000 atau bahkan 12.000 ton tebu per hari.

Kondisi serupa juga terjadi pada tiga PG di Kabupaten Situbondo, yakni Wringinanom, Olean, dan Pandjie yang memiliki total kapasitas produksi 4.500 ton tebu per hari.

"Kebutuhan ideal tebu untuk tiga PG itu sekitar 675 ribu ton, tetapi kemampuan pasokan tebu lokal hanya 110 ribu ton. Lima PG di kawasan

Sumber: http://www.antarajatim.com/lihat/berita/47217/ptpn-xi-masih-kaji-penggabungan-tujuh-pg

Herwin Jaya Juara Tour D'Indonesia

Herwin Jaya. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO Interaktif, Denpasar - Herwin Jaya, pembalap tim Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya, memastikan diri menjadi juara umum balap sepeda Speedy Tour d'Indonesia. Jago sprint asal Probolinggo itu mencatatakan waktu total tercepat, meski dalam balapan terakhir di Renon, Denpasar, Rabu (3/11), gagal finis terdepan.

Pada etape terakhir itu pebalap yang tercepat adalah Ahmad Fakrullah Alis, dari Tim Nasional Malaysia, disusul pebalap Rusia Sergey Kudenstov (Polygon Sweet Nice) dan Projo Waseso (Kutai Kartanegara Cycling Club). Ketiganya memiliki catatan waktu sama yakni 2 jam 46 menit 12 detik.

Pada etape terakhir kemarin, Herwin mengaku terus menempel ketat pesaing terberatnya, Fatahilah Abdullah dari Yogyakarta. Sejak star di depan monument perjuang Bali di Jalan Renon hingga tujuh lap jalan Puputan-Renon sepanjang 16,8 Kilometer berakhir, posisi Herwin dekat dengan Fatahilah. “Saya tidak mau kecolongan, karena selisih waktu dengan Fatahilah hanya sepuluh detik,” kata pembalap yang memulai karier balapnya di BMX sejak 2005 itu.

Ia, yang tak pernah memenangi satu etapepun, jadi juara umum setelah memastikan diri mencatatakan waktu 28 jam 2 menit 6 detik, hanya unggul 10 detik dari Fatahilah. Peringkat ketiga ditempati oleh Edmund Holland (CCN-Colossi).

“Ini adalah prestasi terbaik saya sejak ikut Tour D’Indonesia tahun 2006. Gelar juara ini akan mempunyai arti penting karena selama ini saya belum pernah juara umum,” kata Herwin yang berhak atas hadiah 4.500 dolar AS.

Untuk kategori tim, Polygon Sweet Nice jadi yang terbaik dengan catatan waktu 83 jam, 36 menit, 33 detik. Di tempat kedua ada Custom Cycling Club Indonesia lalu disusul CCN-Colossi. Untuk kategori tim nasional (tanpa pembalap asing), Customs Cycling Club berada di puncak klasemen, disusul Araya Indonesia, dan Putra Perjuangan.

Berbeda dengan posisi kaos kuning yang masih diperebutkan di etape terakhir, posisi pembalap United Bike Kencana, Budi Santoso sebagai peraih Green jersey (raja sprint) seudah dipastikan sejak etape kesembilan, karena di etape kesepuluh tidak ada lagi lomba sprint. Runner up kaos hijau diraih Hari Fitrianto disusul Fatahilah.

WAYAN AGUS PURNOMO | Rina Widiastuti

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/olahraga_lain/2010/11/03/brk,20101103-289301,id.html

Gubernur Jatim: Tolak Akuisisi 7 Pabrik Gula PTPN XI !

03 November 2010, 14:31:13| Laporan Iping Supingah

suarasurabaya.net| SOEKARWO Gubernur Jatim menolak rencana akuisisi 7 pabrik gula PTPN XI. Ia sudah mengirim surat penolakan rencana akuisisi tersebut.

Kalau keputusan penutupan pabrik gula tetap dilaksanakan, Gubernur Jatim siap menghadang.

MARTHA reporter Suara Surabaya, Rabu (03/11) melaporkan, kata SOEKARWO, keberadaan pabrik gula di Jatim bukan sekedar masalah efisiensi. Tapi menyangkut hajat hidup masyarakat yang sudah terbiasa tanam tebu.

Tujuh pabrik gula PTPN XI yang rencana akan diakuisisi Pabrik Gula Olehan, Waringin dan Ranji di Situbondo, Wonolangan Pajarakan dan Gending di Probolinggo, dan Kanigoro di Madiun.

PTPN XI akan menutup pabrik gulanya karena terus merugi Rp9-10 miliar per tahun. Penutupan pabrik gula PTPN XI disinyalir karena ditunggangi kepentingan swasta yang mendirikan pabrik gula swasta di Banyuwangi.

Kalau 7 pabrik gula PTPN XI ditutup, petani akan menjual tebunya pada pabrik gula swasta itu.(mar/ipg)

Sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=9c821a793f5605a3f7d3641909fe8571201084388

7 PG Tutup, Gula Jatim Drop

Pemprov-DPRD Siap Akuisisi
SURABAYA - SURYA-
Rencana penutupan tujuh pabrik gula (PG) di Jatim oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI secara bertahap yang dimulai pada 2011, mendapat penolakan sejumlah pihak. Rencana itu dinilai merugikan petani tebu dan menyebabkan turunnya produksi gula nasional.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) MPR RI Abdul Sudarsono mengatakan, alasan penutupan sejumlah PG ini sangat disayangkan, mengingat Jatim adalah penghasil utama gula nasional. Menurutnya, dari sekitar 61 PG di dalam negeri, 60 persennya di Jatim.

“Jika rencana itu dilakukan, dampak yang ditimbulkan tidak hanya mengancam produksi dan stok gula nasional, namun juga nasib tenaga kerja menggantungkan hidup di PG,” kata Sudarsono di Surabaya, Selasa (2/11).

Menurut DPD asal Jatim ini, penurunan rendemen tebu pada musim giling tahun ini bukan murni akibat turunnya kemampuan mesin yang rata-rata tua, melainkan pola tanam tebu yang kurang tepat.

Seperti diketahui, tujuh PG di bawah pengelolaan PTPN XI yang bakal ditutup meliputi, tiga PG di Situbondo yaitu PG Olehan dengan kapasitas produksi 800 ton cane day (TCD) tebu per hari, PG Wringin kapasitas 1.300 TCD per hari, dan PG Ranji kapasitas 1.500 TCD per hari).

Kemudian, tiga PG di Probolinggo yakni PG Wonolangan 1.600 TCD per hari, PG Pajarakan 1.200 TCD per hari, dan PG Gending 1.700 TCD per hari. Serta satu pabrik gula di Madiun, PG Kanigoro dengan 1.200 TCD per hari.

Alasan PTPN XI menutup ketujuh PG, karena selama lima tahun terakhir setiap pabrik terus merugi sekitar Rp 9-10 miliar per tahun. Penutupan PG, lanjut Sudarsono, mengindikasikan bahwa PTPN sebagai BUMN yang mengelola perkebunan hanya memburu keuntungan besar dan tidak berusaha melakukan pembenahan produksi.

“Sebenarnya pemerintah menyediakan dana revitalisasi PG Rp 1 triliun. Namun, PTPN terkesan ogah-ogahan menangkap peluang ini, justru berencana mendirikan pabrik baru dengan menggandeng swasta,” ungkapnya.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengakui, pihaknya menyesalkan rencana PTPN XI yang akan menutup PG. Hal itu membuktikan ketidakmampuan BUMN mengelola industri gula lokal.

“Kami berharap direksi PTPN mengkaji ulang rencana itu. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan jelas merugikan petani tebu,” tandas Arum.

Terkait rencana itu, Corporate Secretary PTPN XI Adig Suwandi, menolak berkomentar. “Kami masih menunggu hasil rapat intern. Tunggu saja,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Anna Lutfie menyatakan, pihaknya telah sepakat dengan Pemprov Jatim dengan menyusun langkah antisipasi demi keberlangsungan PG.

“Kami menolak rencana itu. Status sebagai provinsi penghasil gula nasional mendasari langkah akuisisi ini,” tegas Lutfie, yang telah membentuk tim analisis ekonomi dan sosial, yang beranggotakan sejumlah ahli.dio

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/03/7-pg-tutup-gula-jatim-drop.html

Gaji PNS dipotong sampai Rp. 2000,-

Probolinggo -SURYA- Sebagian gaji PNS Pemkab Probolinggo dipotong untuk keperluan pembelian daging sapi menjelang Idul Adha 1431 H. Pemotongan dilakukan di tiap satuan kerja. Potongan hanya berlaku untuk PNS golongan III sebesar Rp 20.000 dan untuk kasi atau kasubag sebesar Rp 50.000.

Tidak ada yang memprotes potongan ini. Padahal, seorang kiai menyatakan pemotongan hewan qurban tidak bisa dilakukan secara kolektif (iuran atau patungan), karena pertanggungjawabannya kepada Tuhan juga tidak kolektif, melainkan secara personal. “Itu bukan berqurban namanya. Tapi, bersedekah secara beramai-ramai. Lalu setelah terkumpul, dibelikan sapi, bertepatan dengan perayaan Hari Raya Qurban,” ujar KH Jamaluddin kepada Surya, Selasa (2/11).

Seorang PNS menyatakan, “Kami tidak peduli, itu untuk qurban atau sedekah. Yang jelas, karena sudah ada penyeragaman, kami ikhlaskan saja. Daripada jadi masalah di kemudian hari.” Seorang pedagang sapi dan kambing, H Lutfi Hamid, mengaku rutin melayani order hewan qurban dari pemkab. Kabag Kominfo, Sentot DH ketika dikonfirmasi mengatakan, “Wah soal itu, saya no comment. Yang jelas, itu sudah prosedural. Toh, itu mengajak kepada kebaikan, supaya kita rajin bersedekah. Apalagi tidak ada PNS yang protes,” katanya. n tiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/03/gaji-pns-dipotong-rp-20000.html

7 Pabrik Gula di Jatim "Diambil" Pemprov

Rabu, 3 November 2010 | 03:47 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mengambilalih tujuh unit pabrik gula (PG) yang hendak ditutup oleh manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI karena terus merugi.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Anna Luthfie, di Surabaya, Selasa (2/11/2010), mengatakan, pihaknya bersama Pemprov Jatim membentuk tim ahli untuk melakukan analisa ekonomi dan sosial sebelum mengakuisisi tujuh PG itu.

“Intinya, Pemprov dan DPRD Jatim tidak sepakat atas usulan penutupan itu, meskipun didasari adanya kondisi merugi sebagaimana disampaikan manajemen PTPN XI,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI, Soeyitno, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Jatim, Kamis (28/10) lalu, menyampaikan rencana penutupan tujuh PG.

Ketujuh PG itu meliputi tiga di Kabupaten Situbondo, yakni PG Olehan dengan kapasitas produksi 800 ton per hari, PG Wringin (1.300 ton/hari), dan PG Panji (1.500 ton/hari).

Tiga pabrik gula lainnya berada di Kabupaten Probolinggo, yakni PG Wonolangan (1.600 ton/hari), PG Pajarakan (1.200 ton/hari), dan PG Gending (1.700 ton/hari). Satu lagi adalah PG Kanigoro di Kabupaten Madiun.

“Sesuai rencana PTPN XI, tahun depan menutup dua pabrik gula di Kabupaten Situbondo,” kata Soeyitno.

Ia beralasan penutupan itu didasari atas kondisi keuangan yang terus merugi antara Rp 9 miliar hingga Rp 10 miliar masing-masing PG itu selama lima tahun terakhir.

Menyusun Langkah
Menurut Lutfhie, DPRD dan Pemprov Jatim telah menyusun langkah antisipasi demi kelangsungan ketujuh PG itu yang masih dibutuhkan oleh petani tebu di Jatim. Luthfie menegaskan bahwa status Jatim sebagai provinsi utama penghasil gula nasional menjadi latar belakang upaya antisipasi penutupan itu.

“Langkah antisipasi itu telah masuk dalam ranah teknis dengan mebentuk tim analisis ekonomi dan sosial untuk persiapan proses akuisisi,” kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut seraya menambahkan bahwa tim analisis beranggotakan sejumlah tenaga ahli dengan melibatkan kalangan eksekutif, legislatif, dan akademisi.

Kalau PTPN XI benar-benar menutup tujuh PG itu, lanjut dia, maka proses akuisisi akan dilakukan oleh pemprov melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Nilai aset tujuh PG itu juga tidak terlalu besar, pada kisaran Rp 100 miliar,” kata adik kandung Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu.

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2010/11/03/03475231/7.Pabrik.Gula.di.Jatim..quot.Diambil.quot..Pemprov

Tak Setuju 7 PG Ditutup, Dewan Siapkan Akuisisi

Rabu, 3 Nopember 2010 | 10:54 WIB

SURABAYA – DPRD Jatim dan Pemprov Jatim membentuk tim ahli untuk melakukan analisa ekonomi dan sosial sebelum mengambil alih pengelolaan tujuh unit pabrik gula (PG) yang akan ditutup oleh manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI karena terus merugi.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Anna Luthfie, mengungkapkan hal itu di Surabaya, Selasa (2/11). Sebelumnya, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN XI, Soeyitno, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Jatim, Kamis (28/10) lalu, menyampaikan rencana penutupan tujuh PG.

Ketujuh PG itu meliputi tiga di Kabupaten Situbondo, yakni PG Olehan dengan kapasitas produksi 800 ton per hari, PG Wringin (1.300 ton/hari), dan PG Panji (1.500 ton/hari). Tiga pabrik gula lainnya berada di Kabupaten Probolinggo, yakni PG Wonolangan (1.600 ton/hari), PG Pajarakan (1.200 ton/hari), dan PG Gending (1.700 ton/hari). Satu lagi adalah PG Kanigoro di Kabupaten Madiun.

Soeyitno beralasan penutupan itu didasari atas kondisi keuangan yang terus merugi antara Rp 9 miliar hingga Rp 10 miliar pada masing-masing PG itu selama lima tahun terakhir. Luthfie menduga penutupan tujuh PG itu ditunggangi kepentingan pihak tertentu, terkait adanya rencana pendirian PG swasta di Kabupaten Banyuwangi yang tidak ditunjang keberadaan lahan budidaya tebu yang memadai.

"Intinya, Pemprov dan DPRD Jatim tidak sepakat atas usulan penutupan itu, meskipun didasari adanya kondisi merugi sebagaimana disampaikan manajemen PTPN XI," kata Luthfie.

Menurut dia, DPRD dan Pemprov Jatim telah menyusun langkah antisipasi demi kelangsungan ketujuh PG itu yang masih dibutuhkan oleh petani tebu di Jatim. Luthfie menegaskan bahwa status Jatim sebagai provinsi utama penghasil gula nasional menjadi latar belakang upaya antisipasi penutupan PG itu.

"Langkah antisipasi itu telah masuk dalam ranah teknis dengan membentuk tim analisis ekonomi dan sosial untuk persiapan proses akuisisi," kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Tim analisis itu, jelas Luthfie, beranggotakan sejumlah tenaga ahli dengan melibatkan kalangan eksekutif, legislatif, dan akademisi.

Kalau PTPN XI benar-benar menutup ketujuh PG itu, lanjut dia, maka proses akuisisi akan dilakukan oleh Pemprov melalui BUMD. "Nilai aset ketujuh PG itu juga tidak terlalu besar, hanya berada pada kisaran Rp 100 miliar," kata adik kandung Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu. ant

Sumber; http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=97e497942ab5c41b03801b1f3d19a108&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5

Banger Telecenter Hadir Di Kota Probolinggo

Tidak dapat dipungkiri bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan jaman. Pemerintah Kota Probolinggo menanggapi hal ini dengan serius. Sejak tahun 2004, Bappeda mulai membangun fasilitas Internet di lingkungan kantor Pemerintah Kota Probolinggo, dan saat ini sudah merambah sampai ke tingkat kantor Kelurahan.

Tidak hanya puas sampai disitu, agar internet bisa lebih dirasakan oleh masyarakat pedesaan, pada tahun 2009, Pemerintah mengupayakan adanya Telecenter di Kota Probolinggo, selain itu juga membangun Kampung Cyber Sumbertaman dan Citarum Cyber Probolinggo Tahun 2010. Hasilnya, pada tanggal 19 September 2010, Pemerintah mendapat surat balasan dari Depkominfo Prov. Jatim tentang Pelaksanaan Pembangunan Telecenter di Kota Probolinggo.

Pembangunan telecenter ini dilaksanakan dengan pola sharing antara pemerintah kota dengan propinsi, dengan pembagian tugas pemerintah Propinsi Jawa timur menyediakan perangkat keras, biaya operasional, biaya pelatihan untuk pengelola dan biaya penunjang dengan alokasi anggaran Rp. 303.925.000,

Sedangkan untuk pemerintah Kota Probolinggo menyediakan gedung atau kantor yang merupakan asset daerah dengan sambungan listrik yang cukup, memilih calon pengelola dari unsur anggota masyarakat non pemerintah yang mempunyai kompetensi dibidang manajerial, bidang pemberdayaan masyarakat, dan bidang teknologi informasi sesuai dengan posisinya dalam struktur kepengelolaan dan juga menyediakan koneksi internet dengan alokasi anggaran 30 juta rupiah.

Surat tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah kota Probolinggo bersama pemerintah propinsi dengan mengadakan fit and propertest pada hari kamis (14/10) tahun 2010 lalu. Hasil dari rekruitmen pengurus tersebut, untuk posisi manajer adalah Sukardhi Mitho, untuk Sekretaris adalah Nurul Fatimah, Kabag. Pengembangan dan Pelayanan diisi oleh Lukman Effendi dan Kabag. Teknologi Informasi adalah Novi Budi Laksono.

Kota Probolinggo patut berbangga hati atas terbentuknya BANGER TELECENTER yang berlokasi di rumah dinas camat Wonoasih, tepatnya disebelah barat kantor Kecamatan Wonoasih. Hal ini diperkuat dengan Berita Acara Penyerahan Barang Inventaris Milik Pemerintah Kota Probolinggo bernomor 593/ 2363/ 425.110/ BAST_ASET/ 2010 tertanggal 21 Oktober 2010 antara Imam Suwoko, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dengan Sukardhi Mitho, manager Banger Telecenter.

Magic word dari Banger Telecenter adalah jendela informasi menuju kemakmuran, yang bervisi terwujudnya banger telecenter sebagai wadah pemberdayaan masyarakat Kota Probolinggo melalui ITC. Misinya adalah mengembangkan ekonomi masyarakat, utamanya masyarakat miskin berbasis IT. Selain itu juga mengembangkan kultur informasi dan komunikasi bagi masyarakat, membangun layanan berkualitas tinggi yang berbasis IT untuk kesejahteraan masyarakat serta menumbuhkembangkan kemampuan masyarakat melalui TIK. Tujuan Banger Telecenter adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui penguasaan dan pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi

Sasaran yang dituju adalah terselenggaranya program peningkatan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan, konsultasi, workshop, dan lainnya yang berbasis teknologi informasi. Terselenggaranya program peningkatan kemampuan masyarakat tentang TI melalui internet, terselenggarakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan Banger Telecenter sebagai pusat informasi teknologi dan komunikasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidup. Tersusunnya mekanisme kelembagaan Banger Telecenter dalam upaya menuju kemandirian dan kualitas pelayanan yang optimal, dan terwujudnya kemitraan antar kelompok masyarakat melalui media teknologi informasi dan komunikasi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk kedepan, Banger Telecenter diharapkan mampu menjadi wadah dan sarana pemberdayaan masyarakat Kota Probolinggo, utamanya masyarakat miskin disemua bidang sehingga kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.” ujar Sukardi Mitho disela kesibukannya. “Selain itu, Banger Telecenter juga diharapkan mampu berperan sebagai media IT bagi masyarakat di Kota Probolinggo dalam upaya membangun jaringan kemitraan dengan masyarakat dunia.” imbuhnya.
Last Updated ( Selasa, 02 November 2010 )

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=372&Itemid=1

Pengukuhan Pengurus Yayasan Gerontologi Abiyoso Masa Bhakti 2010-2015

Jumat, 29 Oktober 2010

Menjaga kesehatan pada lanjut usia supaya tetap bugar dengan malakukan aktivitas yang berdampak positif, memang perlu dikembangkan melalui suatu organisasi/badan. Pemerintah Kota Probolinggo ikut ambil andil dalam menjaga dan melindungi para lansia sebagai insan Allah SWT yang memerlukan perhatian yang lebih.

Untuk mengaplikasikan hal itu, sesuai dengan SK tentang perlindungan lansia, Pemerintah melangsungkan acara Pengukuhan Pengurus Yayasan Gerontologi Abiyoso Kota Probolinggo dengan masa Bhakti 2010 – 2015 pada hari Kamis (28/10) di Ruang Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota Probolinggo yang dihadiri oleh puluhan orang lansia dan perwakilan dari masing – masing sarker dan para Muspida Kota Probolinggo.

Tujuan diadakannya pengukuhan, supaya ada suatu manajemen dengan melalui suatu system berdasar pada hukum yang telah ada, sehingga para lansia tetap bisa melakukan aktifitas atau kegiatan yang telah terkoordinasi dengan rapi dan jelas melalui struktur organisasi yang terbentuk sebagai wadah untuk tetap berkreasi.

Pengukuhan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti oleh para undangan pengukuhan dengan iringi alat musik orgen manambah suasana lebih khimad. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua pengurus Yayasan Gerontologi Abiyoso masa Bhakti 2010 – 2015, H. Suprapto, menyampaikan “atas puji syukur kepada Allah SWT, kita hari ini masih diberi kesempatan untuk bertatap muka di ruang ini”, katanya.

“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah Kota Probolinggo, terutama Walikota, Wakil Walikota dan para staf yang lain. Karena dengan ijin dan bantuan pak Wali, kita bisa memakai ruangan Puri Manggala Bhakti yang megah ini dengan leluasa, selain itu atas dana yang turun oleh persetujuan pak Wali, sampai saat ini kita juga masih bisa melaksanakan kegitan dengan optimal, meskipun tenaga ini terkadang kurang bersahabat”, tambah Suprapto.


Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=370&Itemid=1