Senin, 21 Juni 2010

7 Tim Penilai Wana Lestari Tiba Di Kota Probolinggo

Senin, 21 Juni 2010

Ada satu lagi penghargaan yang ingin digondol oleh Pemerintah Kota Probolinggo, selain Penghargaan Adipura, Adiwiyata dan Kalpataru yang sudah diraih beberapa waktu yang lalu. Penghargaan tersebut adalah Penghargaan Wana Lestari, yaitu penghargaan tentang Pengelolaan Hutan Kota.

Kemarin (20/06), tim penilai hutan kota dari nasional mengadakan evaluasi di gedung Sabha Bina Praja, Pemkot Probolinggo, sebelum mereka turun menuju lapangan yang sudah dijadwalkan.. Tujuan mereka adalah untuk mengklarifikasi hasil penilaian berkesinambungan yang sudah dilaksanakan oleh tim penilai dari Kab/Kota maupun Provinsi.

Khoirudin selaku ketua tim beserta anggotanya disambut oleh Wawali Kota Probolinggo, Bandyk Soetrisno beserta sejumlah pejabat, Ketua DPRD dan Ketua Komisi C DPRD. Bandyk Soetrisno menjelaskan gambaran umum Hutan Kota yang ada di wilayah Kota Probolinggo. Luas Kota Probolinggo 5.667 Ha, luas hutan kota 1.004,7 Ha, sehingga presentase luas hutan kota mencapai 18,4 persen.

Menurut data, di Kota Probolinggo terdapat 62.715 unit pengguna kendaraan bermotor dengan gas emisi yang dihasilkan 230.796.509. Jumlah tersebut terbagi atas motor sebanyak 52.419 unit dengan gas emisi yang dihasilkan 124.835.100. Mobil sebanyak 5.308 unit dengan gas emisi yang dihasilkan 81.723.539. Bus sebanyak 1.371 unit dengan gas emisi yang dihasilkan 9.211.471 dan Truk sebanyak 3.617 unit dengan gas emisi yang dihasilkan 15.026.

Jumlah kendaraan bermotor 62.715 unit, berarti membutuhkan pohon sebanyak 250.860 batang, sedangkan luas hutan kota 1.004,7 Ha atau setara dengan 401.880 batang pohon. ” Jadi masalah tersebut masih bisa diatasi ” ujar Bandyk Soetrisno.

Tim Penilai dari Pusat mengharapkan hutan kota yang ada di Kota Probolinggo nantinya bisa menjadi tempat rekreasi yang murah. ”Contohnya Kebun Raya Bogor,semula tidak dikonsep untuk menjadi area rekreasi, namun sekarang bisa menjadi tempat rekreasi yang murah” terang Khoirudin.

Setelah mendengarkan paparan dari orang nomor dua Kota Probolinggo, rombongan melanjutkan agenda untuk meninjau 16 lokasi, diantaranya adalah ke aloon-aloon, TWSL, SMKN 1, SMAN4, SMAN 2, dan RTHKP Kedopok. Di TWSL, tim dijamu dengan acara pelepasan burung di dalam sangkar besar yang baru dibangun. Sedangkan di RTHKP, tim yang berjumlah 7 orang tersebut dijamu dengan acara penanaman pohon asuh.

Sumber : http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=265


Jalan Sehat Di Kota Probolinggo Dalam Rangka Memperingati Hari Narkoba Dan Bhayangkara Ke-64 2010

Senin, 21 Juni 2010
Pada hari Jumat (18/6) sekitar pukul 05.00 sebagian warga Kota Probolinggo berkumpul di depan Kantor Walikota Probolinggo untuk mengikuti kegiatan jalan sehat dalam memperingati hari Narkoba dan Bhayangkara ke-64 2010.

Sebagai panitia dari kegiatan jalan sehat, BAKESBANG POL dan LINMAS (Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat) Pemerintah Kota Probolinggo, yang dikepalai oleh H.Muksin, berupaya untuk memeriahkan kegiatan ini.

Jalan sehat diikuti oleh beberapa SKPD, siswa – siswi SLTP dan SMU sekota Probolinggo yang begitu antusias untuk menyemarakan kegiatan jalan sehat ini.

Jalan sehat dibuka oleh Walikota Probolinggo, H.M. Buchori. “sebenarnya tujuan diadakannya jalan sehat ini diharapkan seluruh masyarakat Kota Probolinggo dapat memahami bahwa pada hari ini ke 64, kita telah memperingati hari narkoba dan Bhayangkara, tujuannya supaya seluruh masyarakat Kota Probolinggo selalu waspada terhadap betapa bahayanya pengaruh dari narkoba ini, karena sekali memakai narkoba akan terasa sulit untuk meninggalkannya, maka perlu suatu terapi khusus, dengan begitu si pecandu bisa dikatakan sembuh total secara lahiriah maupun batiniah, itupun masih perlu melalui beberapa tahapan analisa secara medis. Saya juga menghimbau untuk seluruh peserta jalan sehat ini supaya selalu berpikir secara jernih, sebenarnya apa manfaat kedepan kalau mau memakai narkoba, dan perhatian apa yang perlu diterapkan untuk anak – anak kita sekarang dan kelak, salah satu cara yaitu dengan mengkuatkan rasa iman kepada Allah SWT, karena dengan kebesaran beliau kita bisa terlindung dari ujian hidup yang berat dan menakutkan”, tegas H.M. Buchori.

Kegiatan ini telah dibuka oleh H.M. Buchori bersama dengan kepala SKPD, yang terlihat juga Kepala BAPPEDA, Budi Krisyanto ikut melepaskan puluhan burung berkicau secara bergantian dari kurungan burung yang satu pindang ke kurungan yang lain.

Selanjutnya ratusan peserta jalan sehat, siap untuk diberangkatkan. Rute yang ditentukan, dimulai dari depan Kantor Walikota menuju ke jalan Dr. Sutomo, dari jalan Dr. Sutomo dilanjutkan ke Alun – alun Kota Probolinggo melalui jalan A. Yani, Trunojoyo kemudian ke Barat menuju jalan KH. Mansyur dan diteruskan ke jalan Kyai Agus salim dan Dr. Moch. Saleh. Rute yang terakhir dari jalan Dr. Moch Saleh ke Timur, kembali ke kantor Walikota, dan peserta telah sampai ke garis finish.

Acara dilanjutkan dengan pemusnahan minuman keras dari berbagai merk yang dikemas dalam botol – botol dan ditata di jalan depan kantor Walikota Probolinggo. Terdengar suara mesin kendaraan Slainder menandakan sesi pemusnahan telah siap, dengan pengemudi Slainder, H.M. Buchori siap untuk meluncur, melindas dan membumi ratakan botol yang berisi minuman keras.

Dipengunjung acara dibagikan door prize dengan hadiah utamanya tv 21’, 14’, DVD player, kompor gas, magic jar, strika, helm, dan ditambah hadiah hiburan, paket dari Telkomsel.

Sumber : http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=264

Sosialisasi Program Nasional PNPM-MKP Tahun Anggaran 2010

Senin, 21 Juni 2010
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri – KP) telah digelar kembali. Sosialisasi yang diprakarsai oleh DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Pemerintah Kota Probolinggo, dilaksanakan di Hotel Bromo View Kota Probolinggo pada hari Kamis (17/6) dengan jumlah undangan 100 orang.

Acara dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Probolinggo, Matalil dengan didampingi oleh Kepala DKP, Wirasmo dan Kepala Bidang Usaha Perikanan DKP, Nuril Anwan sekaligus sebagai ketua panitia.

Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh Kepala DKP, Wirasmo dan disambung Kepala Unit Pengelolahan Budidaya laut, Endah Kristiarini, menjelaskan tentang Pedoman Teknis PNPM mandiri – KP. Didalam paparan tersebut juga menyebutkan tujuan diadakan sosialisasi tentang PNPM mandiri – KP adalah : Memberikan pemahaman tentang jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam rangka pengembangan usaha sesuai dengan perencanaan tingkat desa atau kelurahan khususnya dalam bidang Kelautan dan Perikanan, diantaranya : penyediaan sarana prasarana pembenihan dan pembesaran ikan, penyediaan sarana prasarana penangkapan ikan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, serta penyediaan/perbaikan sarana prasarana usaha garam rakyat.

Endah Kristiarini menambahkan pembahasan tentang Bantuan langsung Masyarakat (BLM). BLM yaitu bantuan yang diberikan kepada masyarakat atau lembaga kemasyarakatan secara selektif, tidak terus menerus baik berupa barang, uang atau jasa yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di bidang kelautan dan perikanan. Tujuan lain yang perlu juga digaris bawahi yaitu untuk meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pengembangan usaha di bidang kelautan dan perikanan.

Sosialisasi yang tidak kalah penting dari BLM, yaitu “Teknik Pembenihan Dan Pembesaran Lele. Teknik ini sangat penting untuk diperdalam dan dikembangkan karena kita belajar bagaimana dengan keterbatasan fasilitas bisa menghasilkan komunitas lele yang optimal, maka sangat dianjurkan untuk mengikuti trik – trik yang telah dibuktikan kebenarannya, seperti : pemilihan induk yang bagus. Dengan pemilihan induk secara selektif, dapat menghasilkan keturunan lele dengan kualitas yang bagus juga. Keuntungan yang didapat oleh masyarakat khususnya petani adalah peningkatan produktifitas dan pendapatan,” ungkap Staff Unit Pengelolahan Budaya Laut, Arif Sisbiantoro.

Sumber : http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=263

Monitoring Otonomi Awards 2010 Dimulai

Rabu, 07 April 2010
Kedatangan Wawan Sobari, duta JPIP (The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi) hari rabu (31/03) ke Kota Probolinggo bermaksud untuk menggali dan mendata inovasi-inovasi baru dari Pemerintah dalam mendukung Otonomi Daerah yang dituangkan dalam ajang Otonomi Award.

Kunjungan pertama duta JPIP bersama tim dari Bappeda ke Dinas Tenaga Kerja dengan bahasan utamanya adalah masalah penanggulangan pengangguran dengan teori pemandu wira usaha, merekrut wirausaha yang sudah berjalan maupun yang masih merintis untuk kemajuan usaha dengan memberikan motivasi dan inovasi sehingga dapat membangun suatu menejemen usaha yang bagus.

Kemudian dilanjutkan menuju Dinas Pertanian yang di terima oleh Kasubdin. Peternakan, Suharyono. Titik berat pada bahasan ini adalah pada Ternak sapi limosin dan PO serta tentang perkebunan anggur Probolinggo. Selanjutnya, di Humas dan Protokol yang dipandu oleh Kasubag Sandi, Aries Santoso, membicarakan tentang sosialisasi program – program Pemerintah Kota Probolinggo dalam pendekatan dengan masyarakat melalui cangkrukan dan Laporo Rek di Chanel Suara Kota,101,7 FM.

Perjalanan masih berlanjut ke Dispobpar. Semipro yang muncul pada tahun 2009 merupakan bahasan yang diangkat oleh dinas ini. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat Kota Probolinggo sehingga dijadikan agenda tahunan. Kemudian perjalanan tim mengarah ke kantor Pemberdayaan Masyarakat yang berlokasi di ujung sebelah timur Kota Probolinggo. Kantor ini memiliki program untuk memudahkan pendataan penduduk Kota Probolinggo, dengan melibatkan unsur RT, RW, dan BPS sehingga pertumbuhan penduduk dapat tercover.

Pada tahun 2004 Kota Probolinggo meraih Otonomi Award untuk kategori daerah dengan profil menonjol dalam performa politik. Tahun 2009, Kota Probolinggo meraih kembali Otonomi Award untuk kategori daerah dengan terobosan inovatif bidang pemberdayaan ekonomi lokal, sedangkan untuk daerah dengan terobosan inovatif bidang pelayanan kesehatan, daerah dengan terobosan inovatif bidang pelayanan administrasi dasar, daerah dengan profil menonjol bidang akuntanbilitas publik, daerah dengan profil menonjol bidang partisipasi publik, dan daerah dengan terobosan inovatif bidang pengelolaan lingkungan hidup mampu meraih predikat nominasi.

Sumber : http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=189

Hutan Kota Baru Capai 18 Persen

Senin, 21 Juni 2010 | 09:57 WIB

PROBOLINGGO – Kawasan hutan dan ruang terbuka hijau di Kota Probolinggo seluas 1.004,7 ha atau 18,4% dari total luas wilayah kota 5.667 hektare.

”Luas hutan kota di Kota Probolinggo melebihi batas minimal yang ditetapkan pemerintah yakni, minimal 10 persen dari luas wilayah,” ujar Wawali Probolinggo, Drs Bandyk Soetrisno MSi di ruang Sabha Bina Praja, Pemkot Probolinggo, Minggu (20/6).

Hal itu diungkapkan saat menerima tim penilai pusat lomba penghijauan dan konservasi alam kategori hutan kota 2010. Seperti diketahui, Kota Probolinggo lolos ke tingkat nasional dalam lomba memperebutkan penghargaan Wana Lestari itu.

Menurut UU No. 26/2007 tentang penataan ruang pasal 29 disebutkan proporsi ruang terbuka hijau publik minimal 20 persen dari luas kota.

Bandyk menambahkan, keberadaan hutan kota berperan penting dalam penyerapan gas buang (emisi) kendaraan bermotor. Setiap 4 pohon bisa menyerap emisi 1 mobil.

Sisi lain, berdasarkan pengamatan di 10 ruas jalan, Kota Probolinggo dilintasi 62.715 kendaraan bermotor (mobil dan motor) setiap hari. “Sehingga dibutuhkan 2590.860 pohon, sementara luasan hutan kota 1.004,7 hektare atau setara dengan 401,880 pohon,” ujar wawali.

Hutan kota seluas itu tersebar di berbagai kawasan mulai di permukiman, industri, tempat rekreasi, plasma nutfah (keanekaragaman hayati), perlindungan, hingga pengaman. ”Kami juga menggalakkan program Probolinggo Berkicau dengan sering melepas burung ke alam bebas,” ujar Bandyk.

Kepala Dinas Pertanian, Ir Achmad Sutardjo MSi menambahkan, keberadaan hutan kota juga tidak lepas dari peran masyarakat dan pabrikan. Dicontohkan, PT Kutai Timber Indonesia (KTI), perusahaan pengolahan kayu di kawasan pelabuhan Tanjung Tembaga, menggandeng Pemkot dan warga untuk menanam pohon.

Lahan aset Pemkot di Kedungsupit seluas 4 Ha misalnya, ditanami sengon yang bisa menjadi bahan baku pabrik PT KTI. KTI juga memberikan bibit pohon dan biaya perawatan kepada warga. Dan kelak ketika pohon itu saatnya ditebang (5-6 tahun), PT KTI siap menampung (membeli)-nya.

Sementara itu Ketua Tim Penilai Pusat Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam, Ir Chaerudin MM mengatakan, even yang digelar Kementerian Kehutanan jangan dipandang sebatas ajang perlombaan. “Keberadaan hutan kota sangat bermanfaat bagi warga kota. Selain sebagai pemasok oksigen, hutan kota bisa menjadi sarana rekreasi dan bermain yang nyaman dan murah bagi warga kota,” ujarnya.

Chaerudin mencontohkan, Kebun Raya Bogor sekarang menjadi objek wisata yang laris manis. “Warga kota ingin berlama-lama di Kebun Raya hanya karena ingin mengirup udara segar, yang tidak dijumpai di Jakarta,” ujarnya.

Dengan konsep pembangunan berwawasan lingkungan, kata Chaerudin, keberhasilan kota diteropong salah satunya dengan keberhasilan mewujudkan hutan kota. Kota semacam ini membuat betah penghuninya, juga nyaman bagi pendatang. isa

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=376ee7154ab7850fc3116c4e5fca289f&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


Pengusaha Bantu Juara UASBN

Pengusaha Bantu Juara UASBN
Minggu, 20 Juni 2010 | 11:08 WIB

PROBOLINGGO - Prestasi Retno Try Lestari, siswa SDN Sukabumi 4, Kota Probolinggo yang meraih nilai UASBN tertinggi di Jatim mengundang perhatian seorang pengusaha. Konglomerat Probolinggo, H Zulkifli Chalik SE memberikan beasiswa kepada Retno, dan tiga siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meraih UASBN tertinggi di Kota Probolinggo.

”Dana CSR (community social responsibility, Red.) dari sejumlah perusahaan saya, sebagian saya rupakan beasiswa. Tolong diterima,” ujar Zulkifli saat menemui Retno di SDN Sukabumi 4, Sabtu (19/6).

Retno yang mengaku hendak melanjutkan ke SMPN 1 senang. ”Terima kasih, Pak. Saya hendak ke RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional, Red.) di SMP 1,” ujarnya.

Sekadar diketahui, hasil UASBN SD/MI di Jatim diumumkan secara resmi, Sabtu (19/6) pagi tadi secara serentak. Retno meraih nilai UASBN tertinggi di Jatim dengan nilai total 28,95. Bahasa Indonesia 9,20, Matematika 10,00, dan IPA 9,75.

Kepala SDN Sukabumi 4, Drs Munari mengaku, bersyukur ada pengusaha yang peduli dengan prestasi siswanya. ”Dalam tiga tahun terakhir, prestasi murid-murid di sekolah kami meningkat sehingga bisa bersaing di tingkat Kota Probolinggo, bahkan tahun ini juara UASBN tingkat Jatim,” ujarnya.

Munari menambahkan, baru satu tahun ini Retno bersekolah di SDN Sukabumi 4 di Jl. Soekarno-Hatta. Sejak kelas 1-5, Retno yang tinggal bersama orangtuanya di Ngepung, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo bersekolah di SDN Ngepung.

”Ketika ingin pindah ke SD di Kota Probolinggo banyak yang menolak sampai akhirnya kami terima di SDN Sukabumi 4,” ujar Munari. Ternyata prestasi siswi berjilbab dari SD kampung di lereng Gunung Bromo itu tidak kalah dibandingkan siswa di Kota Probolinggo.

Putri pasangan Sukadji, Kepala SMPN Satu Atap Ngadirejo, dan Hartatik, guru SDN Ngepung, itu mengaku pindah ke SDN Sukabumi 4 karena ingin melanjutkan di SMP RSBI.

Dengan meraih nilai UASBN tertinggi se-Jatim, otomatis Retno juga berada di ranking pertama di tingkat Kota Probolinggo. Mereka yang masuk lima besar peraih nilai UASBN tertinggi di Kota Probolinggo setelah Retno masing-masing, Arief Efendi dari SDN Sukabumi 1 dengan nilai total 28,50 (Bahasa Indonesia 9,00, Matematika 10,00, dan IPA 9,50).

Disusul Arga Djoko Putra dari SDN Tisnonegaran 1 dengan nilai total 28,50. Terinci, nilai Bahasa Indonesia 9,00, Matematika, 10,00, dan IPA, 9,50.

Kemudian Ali Haidhar dari SDN Sukabumi 2, dengan nilai Bahasa Indonesia 9,00, Matematika 9,75, dan IPA, 9,50 (total 28,25). Terakhir, Elyn M.S. dari SDN Kedungasem 4, dengan nilai Bahasa Indonesia 9,00, Matematika 9,75 dan IPA, 9,50 (total 28,25).

UASBN MI

Selain membantu beasiswa Retno, Zulkifli Chalik juga mendatangi MI Kiai Hasyim Asy’ari (Kahasri) Jl. M.T. Haryono: 9 Kota Probolinggo. Rizqi Firdaus, siswi di MI di bawah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU itu meraih nilai tinggi UASBN tingkat MI se-Kota Probolinggo.

”Nilai UASBN Rizqi total 27,95 dengan rata-rata 9,25,” ujar Kepala MI Kahasri, Sayedi. Terinci, nilai Bahasa Indonesia 9,20, Matematika 9,25, dan IPA 9,50.

Terakhir, Zulkifli mengunjungi MI Hidayatul Ula di Kel. Ketapang, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo. Di MI tersebut, dua siswanya meraih nilai UASBN ranking dua dan tiga di tingkat MI se-Kota Probolinggo.

Yakni, Wahid Hasyim dengan nilai total 27,60. Terinci, Bahasa Indonesia 8,50, Matematika 10,00, dan IPA 9,00. “Kasihan, karena himpitan ekonomi, ayah dan ibu-nya Wahid harus bekerja di Malaysia,” ujar Kepala MI Hidayatul Ula, Susyarofah.

Di bawah Wahid ada Hikmatul Lailiah dengan nilai total 27,10. Terinci, Bahasa Indonesia 8,60, Matematika 9,25, dan IPA 9,25. isa

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=f547e7915d3416bfb473db9e0c8208a1&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

KPK Dan Kejagung Lupa Kasus Paiton I Probolinggo

Senin, 21 Juni 2010, 00:12:49 WIB


Jakarta, RMOL. Dipraperadilankan 8 Tahun Yang Lalu

Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta didesak untuk segera mengumumkan hasil proses banding praperadilan kasus korupsi dalam proyek listrik Paiton I.

DESAKAN itu disampaikan Aso­siasi Penasehat Hukum dan Hak Asasi Manusia In­do­nesia (APHI) yang merupakan salah satu bagian dari Komite Advokasi Melawan Penye­le­we­ngan dan Korupsi (KAMPAK) yang meng­gugat Ke­jaksaan Agung (Keja­gung) dalam kasus itu. APHI juga me­nga­ku me­nerima salinan putusannya.

Saat dikonfimrasi soal kelan­jutan kasus ini, KPK, Kejagung dan PT DKI tak memberikan infomrasi memuaskan. Mereka mengaku tidak mengetahui per­kembangan terakhir dari pro­ses hukumnya.

Misalnya, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) M Amari mengaku tidak mengetahui kasus tersebut, tapi dia berjanji akan membentuk tim khusus untuk menuntaskan kasus Paiton I.

“Saya tidak hafal, tapi nanti kita invetaris dulu kasus-kasusnya. Lalu bikin tim khusus untuk membuka kasus yang lama,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, belum lama ini.

Hanya saja Amari tidak men­jelaskan, kapan tim khusus pe­nanganan kasus Paiton I itu dibentuk dan mulai bekerja.

Kepala Hubungan Masyarakat KPK, Johan Budi SP juga me­ngaku tidak mengetahui secara pasti terkait pelaporan kasus dugaan korupsi di PLTU Paiton I ke lembaganya.

“Saya akan cek dulu. Apakah pernah dilapor­kan ke KPK atau tidak,” katanya.

Sekretaris Perusahaan PLN, Ida Bagus Mardawa memberikan info serupa. Dia mengaku belum men­­­da­pat­kan laporan kasus Pai­ton I. “Sam­pai saat ini belum me­ne­mu­kan adanya la­poran penyim­pa­ngan dari kasus Paiton” te­rangnya.

Oleh karena itu, dia meng­harapkan kepada semua pihak yang mengetahui laporan kasus tersebut untuk menyampaikan kepadanya. “Kalau ada laporan resmi kasus tersebut, kirim ke saya, nanti kita tindak lanjuti,” pintanya.

Kepala Hubungan Masyarakat PT DKI Jakarta, Andi Samsan Nganro berjanji akan mengecek dokumen-dokumen praper­adil­nya. “Saya cek terlebih dahulu” ucapnya.

Wakil Koordinator Badan Pe­kerja Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Juntho me­nye­salkan kinerja Kejagung yang lam­bat menyelesaikan kasus ko­rupsi pengadaan listrik swasta Paiton 1.

“Memang saya lihat tidak ada keseriusan dalam insitusi tersebut untuk menangani korupsi. Ter­utama kasus-kasus lama yang hingga kini belum tuntas juga,” sesalnya.

Emerson berharap, dalam wak­tu dekat sudah ada perkem­bangan yang lebih baik t. “Kalau tidak, maka jaksa agung harus diganti dengan yang baru, agar ada penye­garan dan punya ko­mit­men kuat dalam menangani semua kasus korup­si,” ucapnya.

Dilaporkan Ke KPK, Ditangani Kejagung, Disidangkan PT DKI Jakarta

Kasus dugaan korupsi pe­nga­daan listrik swasta Paiton 1 di Pro­bolinggo bermula dari mark-up terhadap capital cost sebesar 48 persen dari seluruh nilai pro­yek yang sebesar Rp 7,015 triliun.

Sebenarnya, Paiton I telah di­audit BPKP dan due diligence SNC-Lavalin. Kedua lembaga ter­sebut jelas-jelas menyatakan ada mark up dan rekayasa besar-be­saran pada sisi proses pe­nyiapan lis­trik swasta dan proses investasinya.

Dalam Laporannya, BPKP mem­­bedah secara gamblang proses Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang terjadi, mulai dari peren­canaan, proses menda­patkan Surat Ijin Prinsip, pem­biayaan, pelak­sanaan, produksi, dis­tribusi, kon­sumsi, pembayaran dan berbagai previlege yang didapat dengan merugikan ke­uangan negara.

Padahal harga listrik swasta dunia pada saat itu di kisaran 4 sen dolar AS per kWh. Sedang­kan dalam kontrak yang diperbaharui, PLN harus membayar harga sebe­sar 4,93 sen dolar AS per kWh. Namun dalam perhitungan yang di­temukan, harga sebenarnya dalam kontrak tersebut bisa men­capai 6,5 sen dolar AS per kWh.

Kasus ini ditangani Kejaksaan Agung (Kejagung). Dalam kasus tersebut bekas Direktur Utama PLN Zuhal dan bekas Dirut PLN Djiteng Marsudi sudah diperiksa.

Menurut hasil penyelidikan Kejagung, proyek Paiton I dinilai melanggar keputusan presiden mengenai prosedur pengadaan listrik di lingkungan departemen yang harus melalui prosedur lelang. Indikasi kolusi terlihat dalam proses negosiasi melalui bukti Surat Menteri Pertam­bangan dan Energi tertanggal 13 Februari 1993.

Dalam surat itu dinyatakan persetujuan, kesepakatan, dan nilai prematur yang tak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Ke­se­pakatan itu di antaranya me­nyang­kut soal harga jual listrik. Se­mentara indikasi suap lainnya terlihat dari dana pengembangan sekitar 15 juta dolar AS oleh PT Batu Hitam Perkasa -pemilik 15 persen saham di Paiton I.

Kasus ini juga pernah di­lapor­kan ke KPK oleh Asosiasi Pe­nasehat Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (APHI) pada 7 September 2004.

Tidak hanya itu dalam pena­nganan kasus korupsi PLTU Paiton I, Kejagung juga sempat dipraperadilankan Komite Advo­kasi Melawan Penyelewengan dan Korupsi (KAMPAK) ke Pengadilan Negeri Jakarta Sela­tan (PN Jaksel). KAMPAK se­wot karena Kejagung telah meng­hentikan penyidikan kasus ko­rupsi proyek listrik Paiton I senilai Rp 7 triliun.

Putusan PN Jaksel me­me­rin­tahkan Kejagung terus menyidik kasus korupsi dalam proyek lis­trik Paiton I. Penghentian pe­nyi­dikan kasus itu dinilai tidak se­suai dengan undang-undang korupsi.

“Kasus itu ada indikasi korupsi dan mark up. Pengadilan me­me­rintahkan Kejaksaan Agung tetap meneruskan penyidikan kasus ini,” kata hakim Tusani Selasa, di PN Jaksel, Jakarta, 3 September 2002.

Juru bicara Kejagung pada saat itu, Barman Zahir menga­takan, demi kepentingan penyi­dikan, kejaksaan sengaja tak menyebutkan nama saksi atau tersangka. “Sebetulnya sudah ada saksi yang diperiksa, tersang­kanya pun sudah ada,” ujarnya.

“Kita Belum Terima Salinan Putusannya”
Hotma Timbul, Ketua APHI

Sampai saat ini Asosiasi Penasehat Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (APHI) belum menerima salinan pu­tusan gugatan pra­peradilan dari Pe­nga­dilan Tinggi (PT) DKI Ja­karta, terkait mandeknya pe­­na­nganan kasus Paiton I yang dila­ku­kan Keja­gung.

“Sampai sa­at ini belum ada pu­tu­san­nya. Kita be­lum te­rima sa­linannya,” kata Ke­tua APHI Hotma Timbul kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Diungkapkan, sekitar tahun 2004 APHI melakukan gu­gatan praperadilan ke Pe­ngadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) dan di­kabulkan.

“Kita ajukan praperadilan karena menurut kita pe­na­nganannya ber­­larut-larut, lalu majelis hakim sepa­kat de­ngan ki­ta dan me­me­rin­tahkan un­tuk mene­rus­kan penyi­di­kannya. Saat itu jaksa me­ng­ajukan ban­ding, dan sam­­pai se­karang kita belum ta­hu putusan­nya. Nanti ki­ta cek ke sa­na,” ujarnya.

Anggota KAMPAK, Lam­bok Gul­tom juga mengaku belum me­nerima putusan banding dari pra­peradilan kasus tersebut dari PT DKI Ja­karta.

“Kalau Nggak Maksimal, Anggarannya Dikurangi”
Nasir Djamil, Anggota Komisi III DPR

DPR mengancam akan me­ngurangi anggaran ke­jak­saan, bila tidak segera menun­taskan kasus dugaan korupsi penga­daan listrik swas­ta Paiton 1 di Probolinggo me­ng­ingat, po­tensi kerugian negaranya sangat besar.

“Paling maksimal kami melakukan penekanan ter­ha­dap anggaran. Kalau memang kinerja kejaksaan nggak mak­simal, ya anggarannya harus dikurangi,” kata anggota Komisi III DPR Nasir Dja­mil, kemarin.

Menurutnya, data dari ICW terkait 40 kasus korupsi yang belum diselesaikan kejaksaan merupakan masukan yang bagus sebagai bentuk kontrol sosial dari masyarakat .

Di Komisi III DPR, politisi PKS ini mengaku sudah men­desak kepada pim­pinannya untuk melakukan audit kinerja terhadap ke­jaksaan, terutama terkait kasus-kasus korupsi yang be­lum tuntas penyelesaiannya.

“Audit sangat diperlukan untuk mengetahui kenapa beberapa kasus sampai saat ini tidak ditun­taskan, ken­dalanya, kesu­litannya, se­hing­ga kami tahu duduk per­soalannya se­perti apa,” ujarnya.

Anggota Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana tak kalah sengitnya dengan ketidak­jelasan penanganan kasus Paiton itu. Dia meminta Keja­gung segera menun­tas­kan­nya. “Kalau sudah ada audit BPKP, Kejagung ya harus segera menindaklanjutinya,” ucapnya.[RM]

Sumber : http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2010/06/21/96543/KPK-Dan-Kejagung-Lupa-Kasus-Paiton-I-Probolinggo


Panggil Saksi dan Sita CCTV

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Polisi Mulai Tangani Kasus Rencana Pembobolan Kasda

PROBOLINGGO-Setelah mendapat laporan dari pemkot, jalan polisi untuk mengusut kasus percobaan pembobolan kas daerah (kasda) Kota Probolinggo senilai Rp 12,5 M semakin lebar. Polisi sudah mengagendakan pemanggilan para saksi dan menyita barang-barang bukti.

Langkah pertama yang akan dilakukan oleh polisi adalah akan melakukan pemanggilan terhadap para saksi yang terkait dengan masalah tersebut. Baik dari pihak pemkot maupun pihak bank. Mereka akan diminta keterangan seputar adanya percobaan pembobolan kasda tersebut.

"Kami akan memulai langkah dengan memanggil saksi-saksi. Terutama orang-orang yang merasa tanda tangannya dipalsukan," ujar Kasatreskrim Polresta Probolinggo, AKP Agus I Supriyanto.

Kasatreskrim mengatakan, meski selama ini pihaknya sudah melakukan investigasi terhadap kasus tersebut itu masih belum membuahkan hasil yang signifikan. Termasuk siapa orang yang mencoba melakukan pembobolan duit bernilai miliaran rupiah itu. "Dari hasil investigasi juga masih belum diketahui orang-orangnya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Rabu (9/6) lalu, kasda pemkot nyaris kebobolan dana untuk plafon anggaran belanja modal konstruksi jalan. Seseorang yang diduga pegawai di lingkungan pemkot sendiri mencoba mencairkan dana dari bank Jatim. Pelaku yang identitasnya masih dirahasiakan itu mengajukan SP2D (surat perintah pencairan dana) ke kas Bank Jatim di DPPKA sebesar Rp 12,5 M atas nama CV Altor Jaya.

Padahal untuk anggaran belanja itu kasda hanya menyediakan Rp 7.723.113.000. Kecurigaan petugas Bank Jatim muncul setelah berkoordinasi dengan bagian kasda. Ternyata SP2D itu palsu. Pelaku memalsukan tandatangan para pejabat yang berwenang mencairkan dana termasuk Kepala DPPKA, Imam Suwoko. Pelaku juga memalsukan form aplikasi milik BPKP.

Sebenarnya tidak sulit bagi pemkot untuk mengetahui siapa pelaku yang meletakkan pengajuan SP2D tersebut. Sebab, di loket kasda sudah dipasangi CCTV yang dapat merekam jejak aktivitas siapapun yang bertransaksi di kantor yang berada di sisi selatan pemkot tersebut.

Setelah dilacak, dalam SP2D tercantum rekening untuk mentransfer uang. Rekening di Bank Jatim atas nama Didik Kurniawan itu baru dibuka sehari sebelum pelaku menjalankan aksinya, Selasa (8/6) lalu. Nama CV Altor Jaya juga tidak terdaftar dan proyek tersebut belum dilelang.

Beberapa waktu lalu, ketika ditanya soal pelaku yang mencoba membobol kasda, Kapolresta AKBP Agus Wijayanto mengaku sudah mengetahuinya. Namun untuk memastikan apakah pelaku termasuk jaringan atau lebih dari satu orang, polisi masih menunggu perkembangan penanganannya.

Waktu itu, selain menunggu laporan resmi dari pemkot polisi juga menunggu hasil investigasi yang dilakukan inspektorat. Nah, Rabu (16/6) lalu, sekitar pukul 15.00, pemkot sudah melaporkan kasus tersebut kepada polisi. Sebelumnya, sekitar pukul 09.00 pihak kepolisian melakukan koordinasi dengan pemkot atas kasus tersebut.

Koordinasi itu dilakukan untuk mencocokkan data yang telah diperoleh polisi dengan data yang ada di pemkot. Dan, diharapkan ada temuan-temuan baru yang lebih mengarah terhadap pelakunya.

"Dalam laporannya itu, adalah penemuan berkas yang diduga palsu. Yang melaporkan salah seorang staf dari bagian keuangan pemkot," jelas Kasatreskrim yang mantas Katim Riksa Densus 88 itu.

Selain akan segera memanggil para saksi, polisi juga akan segera melakukan penyitaan CCTV yang dipasang di loket kasda. Yang merekam jejak aktivitas siapapun yang bertransaksi di kantor tersebut waktu itu. "Rekaman di CCTV, juga akan kami sita sebagai bukti petunjuk," ujarnya.

Tapi, kasatreskrim masih belum bisa memastikan kapan mereka akan dipanggil. Juga kapan akan melakukan penyitaan terhadap CCTV-nya. "Kami tidak bisa memastikan kapan, pokoknya secepatnya akan melakukan itu (pemanggilan saksi-saksi dan penyitaan CCTV)," ujarnya.

Menurut Kasatreskrim, apabila nanti terbukti memalsukan data dan dokumen-dokumen lainnya. Pelaku terancam dengan pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat-surat, dengan ancaman hukuman selama enam tahun. (rud/nyo)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165586

Bocah MI Curi Sepeda

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
PROBOINGGO-Kenakalan yang dilakukan Franky (nama samaran) sudah bukan lagi kenakalan khas anak-anak. Bocah berusia 12 tahun yang masih duduk di kelas V salah satu MI di Kota Probolinggo itu sudah berani mencuri sepeda onthel.

Dari data yang dihimpun Radar Bromo, Franky melakukan aksi tidak terpujinya itu pada Rabu (16/6) pagi lalu. Namun ia baru tertangkap pada Jumat (18/6) pagi.

Franky ditangkap oleh petugas dari Polsek Kademangan berdasar hasil pengembangan laporan pencurian sepeda itu. "Awalnya dia sempat mengelak, tetapi setelah kami tanya terus akhirnya mengaku," kata salah seorang penyidik dari bagian reskrim Polsek.

Franky mencuri sepeda onthel merek Polygon milik Imam Rihadi warga Jl Argopuro, Kota Probolinggo. Dari keterangan Rihadi, saat itu sepeda onthelnya sedang diparkir di belakang Indomaret kopian, Kecamatan Kademangan.

"Sepeda itu sedang dibawa anak saya untuk berangkat sekolah. Karena sekolahnya jauh, jadi sepedanya diparkir di belakang Indomaret, terus anak saya naik angkot," kata Rihadi saat ditemui di Mapolsek Kademangan.

Namun ketika anak Rihadi itu pulang, sepeda onthel tersebut sudah raib. Rihadi pun lantas melaporkan hal tersebut ke Polsek Kademangan. Dari laporan itu, polisi akhirnya berhasil menangkap Franky sebagai pelaku pencurian sepeda tersebut.

Kepada petugas kepolisian, Franky mengaku baru pertama kali itu mencuri sepeda. "Rencananya mau saya jual. Tetapi belum sempat," katanya.

Karena masih di bawah umur, Franky akhirnya dibawa ke unit PPA Polresta Probolinggo. "Langsung konfirmasi di sana (PPA) saja Mas," terang salah satu anggota Polsek.

Hanya saja, saat didatangi ke unit PPA Polresta Radar Bromo belum berhasil informasi lebih lengkap. (mie/nyo)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165585

Sumur Unik Milik H Ali Wafa, warga Banyuanyar Kabupaten Probolinggo

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Jadi Jujugan Orang karena Bisa Mengeluarkan Angin

Ini memang (hanya) tentang sebuah sumur. Tapi, sumur milik H Ali Wafa, 60, warga Desa Tarokan Kidul Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo ini tak sama dengan sumur-sumur lainnya. Sumur ini konon memiliki keunikan sehingga sering dikunjungi orang.

ABDUR ROHIM MAWARDI, Probolinggo

Sekilas tidak tampak ada yang istimewa pada sumur milik Ali Wafa itu. Sumur itu kebetulan di dekat rumah Misguna, yang tak lain adalah adik Ali Wafa. Sebelah barat sumur itu ada sebuah musala.

"Ya Mas, ini sumurnya," ujar Misguna saat Sabtu (29/5) lalu Radar Bromo datang melihat sumur unik yang belakangan kerap jadi pembicaraan orang tersebut.

Menurut Misguna, sumur itu banyak dikunjungi orang. Ya karena keunikannya. "Dari dalam sumur ada angin keluar, Mas," tutur Misguna soal keunikan sumur tersebut.

Yang unik, rumah Ali Wafa sendiri justru berada cukup jauh dari sumurnya. Sekitar seratus meter dari sumur tersebut. "Rumahnya memang tidak kumpul," ujar Misguna.

Saat ditemui di kediamannya, Ali Wafa bercerita bahwa sumur tersebut mulai dibangun pada 1 Januari 1987. Sumur digali dengan melibatkan empat orang pekerja. Yakni Ali Wafa sendiri, Manaf, Satrawi, dan Sutris. Tapi menurut Ali, penggalian sumur baru membuahkan hasil pada 12 Mei 1992. "Air tiba-tiba keluar pada tanggal itu," ujar Ali.

Tak disangka, sumur itu kemudian memiliki keunikan. Ali menjelaskan, sumur tersebut selalu mengeluarkan dan menghirup angin pada saat-saat tertentu. Menurut Ali, biasanya setiap pukul 06.00-18.00, sumur tersebut mengeluarkan angin cukup kencang. Puncaknya terjadi pukul 12.00-13.00. Bahkan pada saat bertiup sangat kencang, Ali menyebut angin dari sumur itu sampai bisa menerbangkan sebuah buku.

Untuk mengetahuinya kata Ali, caranya cukup mudah. Pegang saja sebuah buku. Tempatkan buku tersebut di atas sumur. Kemudian lepaskan buku itu seperti hendak dibuang ke dalam sumur. Mestinya sumur tersebut jatuh ke sumur. Namun yang terjadi sebaliknya. Buku tersebut malah terbang dibawa angin dari arah sumur.

Sebaliknya kata Ali, pada pukul 18.00-06.00, sumur malah menghirup angin secara kencang. Puncaknya terjadi pukul 24.00-01.00. Bahkan menurut Ali, sebuah topi bisa terbang akibat dihirup sumur tersebut. "Kalau cuma topi, tidak perlu ditolong. Kecuali orang dihirup ke dalam sumur," kelakar Ali.

Sejauh ini, belum pernah terjadi musibah akibat sumur tersebut. Bahkan air sumur tersebut malah dijadikan alternatif pengobatan. Menurut Ali, tidak hanya warga sekitar yang merasakan manfaat air tersebut. Banyak pula masyarakat dari luar kota yang datang untuk mengambil air dari sumur tersebut. "Biasanya mereka bawa tempat air sendiri, Mas," ujar Ali.

Ali mengaku termotivasi membuat sumur tersebut karena dulu di desanya, tidak ada sumur sama sekali. Selain itu lanjut Ali, ada keinginan kuat untuk menggali sumur tersebut. "Pokoknya sumur harus jadi," tegas Ali.

Sebagai upaya membuat sumur, Ali melakukan tirakat. Tak tanggung-tanggung. Selama 31 hari, ia melakukan puasa mutih. Yakni puasa tidak makan dan tidak minum pada siang hari. Jelang selesai, Ali mendapat isyarat mimpi. Ali diperintahkan menggali sumur di tempat jatuhnya air dari atap rumah. "Tempat jatuhnya air hujan itu lho, Mas," ujarnya.

Saat membuat sumur tersebut, Ali masih tinggal di rumah yang kini ditempati Misguna. Akhirnya dengan modal nekat, ia mengajak tiga orang temannya tersebut. "Waktu itu tahunya yang penting gali saja," ujar Ali.

Ali merinci, sumur itu kedalamannya sampai sekitar 80 meter. Ketika penggalian, Ali selalu mencatat pengalamannya. "Di sini, Mas," ujar Ali sambil menunjuk kepalanya.

Menurut Ali, ada beberapa lapis tanah yang digali. Yakni 30 meter tanah biasa. Batu mulus 7 meter, batu merah 1 meter, batu pecah-pecah 27 meter. "Sejauh itu penggalian masih bisa diatasi. Masih mampu waktu itu, Mas," ujar Ali.

Namun, untuk penggalian selanjutnya, Ali dkk harus berhadapan dengan batu keras seperti baja. Tebalnya menurut Ali sekira 3 meter. Namun batu itu juga berhasil digali. Sementara 12 meter terakhir berupa batu-batu hitam. "Batu terakhir bisa digali dengan tangan. Seperti metik buah," ujar Ali.

Meski sudah lama berlalu Ali mengatakan, masih cukup ingat setiap detail pengalamannya itu. Ali mengaku, penggalian itu menjadi pengalaman berharga yang tak bisa dilupakannya. "Puas bisa berhasil, Mas," ujarnya dengan mata menerawang. (yud)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165584

Dalami Motif Keluarga dan Pekerjaan

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Korban Sempat Dapat Teror melalui SMS

KRAKSAAN - Penyelidikan Polres Probolinggo atas kasus pembunuhan Sekretaris MUI Kraksaan sekaligus guru MAN Pajarakan M. Saiful Bahri terus mengalami perkembangan. Dari pemeriksaan saksi-saksi dan penyitaan barang, polisi kini mendalami motif keluarga dan pekerjaan.

Kasatreskrim Polres AKP Heri Mulyanto mengatakan, pihaknya sudah mulai menemukan fakta-fakta terbaru. Hal ini diungkapkannya setelah mengadakan rapat internal di kantornya kemarin (20/6). "Setidaknya kami tahu beberapa hal," ujar Kasatreskrim kemarin. Tapi, ia masih enggan merinci temuan tersebut.

Diketahui, M. Saiful Bahri, 45, warga Perumahan Semampir Indah, Kraksaan Kabupaten Probolinggo menghilang pada Selasa (15/6) lalu. Berikutnya, pada Rabu (16/6) pagi, tubuhnya ditemukan tak bernyawa di sungai Rondoningo, tepatnya bawah jembatan Desa Sentong, Krejengan. Di tubuhnya ditemukan sejumlah luka tusuk dan bacok. Polisi menduga Saiful Bahri adalah korban pembunuhan berencana.

Nama Saiful Bahri dikenal tidak hanya sebagai guru MAN Pajarakan. Ia juga adalah sekretaris MUI Kraksaan. Selain itu dia merupakan sekretaris umum Lembaga Dakwah PCNU Kraksaan dan ketua Yayasan Pemberdayaan Bangsa Kabupaten Probolinggo.

Tokoh-tokoh di Kraksaan mendesak polres segera mengungkap pelaku dan motif pembunuhan ini. Polres pun bekerja keras melakukan penyelidikan. Terakhir yang dilakukan selain telah memeriksa 7 saksi adalah penyitaan para laptop dan berkas-berkas kerja korban.

Menurut Kasatreskrim, dari penyelidikan sementara polres mendalami dua motif. Yakni motif masalah pekerjaan dan motif masalah keluarga. "Belum bisa dipastikan motif yang mana. Apalagi dua-duanya sama-sama kuat. Harus dilakukan penyidikan lebih dalam," terang AKP Heri.

Bagaimana dengan hasil otopsi? Kasatreskrim menyatakan pihaknya masih belum menerima. "Besok (hari ini,) akan diambil di RSUD Waluyo Jati," ujar AKP Heri.

Yang jelas, kata Kasatreskrim, polres berkomitmen untuk menyelesaikan kasus hingga tuntas. "Yang penting kasus ini selesai. Pasti akan kami ungkap ke publik," pungkas Heri.

Terima SMS Teror

Sementara itu Sanima, ibu kandung korban, kemarin sempat menghubungi Radar Bromo melalui ponsel anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Mulabbi Holili. Kebetulan kemarin, Mulabbi bertandang ke rumah Sanima.

Menurut Sanima, pada Minggu (13/6) malam, korban sempat pulang ke rumah asalnya di Desa Pondok Kelor Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo. Saat itu, kata Sanima, Saiful datang sendirian. Saiful pernah mengungkapkan adanya teror yang ia terima melalui SMS (short message service). "Kata anak saya, ada teror padanya melalui SMS," ujar Sanima dalam bahasa Madura.

Mendapat keluhan itu, Sanima minta anaknya berhati-hati. Mulanya, Sanima mengira SMS tersebut hanya kerjaan orang iseng. Tapi, ternyata SMS itu bukan guyonan semata. "Saat itulah terakhir kali saya bertemu (korban)," ujar Sanima.

Sedangkan anggota dewan Mulabbi Holili berharap Polres Probolinggo mengusut kasus ini hingga tuntas. Kasus ini sudah jadi perhatian publik. Apalagi korbannya adalah tokoh publik. "Orangnya aktif di berbagai kegiatan dan tugas," kata Mulabbi. (eem/yud)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165576

Hutan Kota Dinilai

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Adipura, Adiwiyata dan Kalpataru telah diraih. Kota Probolinggo kini berusaha menggondol piala wana lestari. Kemarin (20/6) tim penilai lomba penghijauan dan konservasi alam ketegori hutan kota 2010 itu datang dan melakukan penilaian.

Sebelum turun lapangan, sekitar pukul 08.00, tim penilai dari pusat tersebut lebih dulu beramah tamah gedung Bina Sabha Praja, Pemkot Probolinggo. Tampak saat itu ketua tim penilai Khoiruddin bersama anggotanya. Mereka disambut Wawali Bandyk Soetrisno dan sejumlah pejabat, Ketua DPRD Sulaiman dan Ketua Komisi C Sri Wahyuni.

Dalam kesempatan itu, Wawali Bandyk memaparkan upaya-upaya pemkot untuk merealiasikan Peraturan Pemerintah (PP) No 63 tahun 2002 tentang hutan kota. Untuk merealisasikan PP tersebut, pemkot telah membuat beberapa perangkat.

Menurut Bandyk, untuk merealisasikan PP tersebut, pemkot telah membuat beberapa perangkat peraturan. Di antaranya perda nomor 19/2002 tentang penetapan kawasan lindung, perda nomor 10/2005 tentang hutan kota, perda nomor 2/2010 tentang rencana tata ruang wilayah Kota Probolinggo 2009-2028. Selain itu masih ada beberapa peraturan wali kota dan surat edaran lainnya.

Bandyk mengatakan, luas kota Probolinggo 5.667 hektare. Sedangkan luas hutan kota kini 1.004,7 hektare. Menurutnya, kalau dipersentase luas hutan kota mencapai 18,4 persen. "Jadi, persentase tersebut melebihi persyaratan minimal yang telah ditetapkan sebesar 10 persen dari luasan total kota," ujar Bandyk.

Selain menjadi tempat rekreatif, hutan kota punya banyak manfaat. Salah satunya menyerap emisi dari kendaraan bermotor. Menurut Bandyk, satu mobil dapat diserap oleh empat pohon.

Sedangkan jumlah kendaran bermotor di Kota Probolinggo mencapai 62.715 unit. Jumlah itu menghasilkan gas emisi total 230.796.509. Jumlah kendaraan bermotor itu, terdiri dari motor sebanyak 52.419 unit dengan gas emisi 124.835.100. Mobil 5.308 unit dengan gas emisi 81.723.539. Bus sebanyak 1.371 unit dengan gas emisi 9. 211.471. Dan sebanyak 3.617 truk yang menghasilkan 15.026.398 gas emisi.

"Dengan jumlah kendaraan bermotor sebanya 62.715 unit, berarti membutuhkan sebanyak 250.860 pohon. Sedangkan luas hutan kota, di Kota Probolinggo seluas 1.004,7 hektare atau setara 401.880 pohon. Jadi hal itu masih bisa diatasi," jelas Bandyk.

Ditemui usai acara, ketua tim penilai Khoiruddin mengatakan selain berfungsi untuk menyerap gas emisi, pada akhirnya hutan kota bisa menjadi tempat rekreasi yang murah dan nyaman. "Hutan kota bisa menjadi wahana rekreasi yang paling murah," ujarnya.

Menurutnya, Kota Probolinggo sudah menjadi yang terbaik se-Jatim. Kini, lomba itu dilakukan untuk memperebutkan piala wana lestari yang diperuntukkan bagi kota yang berhasil menjadi terbaik nasional.

"Kami sebagai tim penilai pusat sudah menerima laporan dari tim penilai dari provinsi. Kami ke sini (Kota Probolinggo), tinggal mengklarifikasi saja, benar tidaknya laporan tersebut," jelas Khoiruddin.

Ia mengatakan, dari hasil tinjauannya itu nantinya akan disampaikan kepada tim pakar. Dan, tim pakar itulah yang akan menilai kota-kota yang layak mendapatkan piala wana lestari. "Hasilnya, nanti kami serahkan kepada tim pakar. Nanti mereka yang akan menentukan segalanya," jelasnya.

Menurutnya, yang menjadi salah satu penilaian adalah rimbun tidaknya hutan kota tersebut. Baik itu di daerah pemukiman, industri, pinggir-pinggir jalan atau ruang terbuka hijau. Dan, sudah memenuhi 10 persen dari luas kota atau tidak. "Kalau benar sudah melebihi 10 persen, berarti sudah surplus O2 (oksigen)," ujar Khoiruddin.

Selanjutnya, tim penilai yang yang terdiri dari 7 orang itu langsung meninjau lokasi hutan kota. Sedikitnya ada 16 tempat yang diagendakan dikunjungi tim tersebut. Di antaranya, alun-alun, TWSL (taman wisata study lingkungan), SMKN 1, SMAN, 4, SMAN 2 dan RTHKP (ruang terbuka hijau kawasan perkotaan) Kedopok.

Yang menjadi urutan pertama adalah alun-alun kota. Tapi tim yang didampingi beberapa pejabat terkait itu langsung menuju TWSL. Setelah berkeliling melihat rimbun pepohonan dan beberapa satwa di TWSL, tim kemudian melakukan pelepasan burung, sebanyak 22 burung.

Pelepasan burung itu dilakukan di dalam sangkar berukuran cukup besar. Terdiri dari burung nuri sebanyak 3 ekor, kakatua goffin 3 ekor, love bird 2 ekor, dara mahkota 2 ekor, 8 ekor merpati dan merpati Sumatera, nuri Ambon dan parkit masing-masing 1 ekor. "Ada 8 ekor merpati dari dinas pertanian, jadi semuanya 22 ekor burung," ujar Fitriawati, kepala Pusat Informasi Studi Lingkungan (PISL) TWSL. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165575

Siapkan Materi Siaran Tambahan

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Bromo FM Masih Terkendala Dana

KRAKSAAN - Setelah sempat dikritik, karena program siarnya dinilai monoton, kini Radio Bromo FM siap-siap melangsungkan program baru untuk on air. Penegasan ini disampaikan Kabag Komunikasi Informasi (kominfo) Kabupaten Probolinggo Sentot Dwi Hendriyono, kemarin (20/6).

Dikatakan Sentot, sejauh ini Bromo FM masih dalam tahap uji coba. On air pertama dilakukan pada April. Saat itu, siaran masih menemui kendala. Yakni, pemancar masih belum stabil. Selanjutnya, pada Mei siaran di Bromo FM sudah mulai stabil. "Sementara programnya masih mengadopsi program lama," ujar Sentot.

Seperti diberitakan Radar Bromo, Bromo FM disorot karena programnya dinilai monoton. Wakil Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) H. Ahmad Budiono menilai, tidak ada perubahan acara yang signifikan. Padahal menurut Budiono, mestinya setelah dipindah ke Kraksaan, Bromo FM harus tampil dengan konsep baru.

Bahkan, FUIB juga memberikan usulan pada pimpinan Bromo FM. Yakni berupa 10 program radio yang bisa disiarkan. Secara umum sebut Budiono, tujuannya untuk percepatan perwujudan Kraksaan kota baru.

Sementara Sentot mengatakan, wajar jika program Bromo FM masih monoton. Sebab, pihaknya masih berupaya membuka program baru. Misalnya, program Kangguru. Yakni, siaran berbahasa Inggris. "Juga ada beberapa rencana (program) lain," kata Sentot yang juga direktur Bromo FM ini.

Radar Bromo kemarin (20/6) bertandang ke studio Bromo FM di lantai 1 dedung Islamic Center Kraksaan, sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu hanya ada penyiar stand by. Yakni Ika Asri. Saat ditemui, Ika mengatakan dirinya hanya bekerja sesuai tugas. "Urusan kebijakan, saya tidak tahu," katanya.

Ketika diminta susunan acara, Ika tidak keberatan memberikan informasi. Dikatakan Ika, ada dua jenis program di Bromo FM. Yakni program harian dan mingguan. Namun, program yang efektif adalah program harian.

Ika mengatakan, ada delapan program yang sudah diudarakan. Namun, kebanyakan masih acara pemutaran lagu. "Masih begini saja petunjuk (acara) nya," ujar penyiar acara Bromo Dangdut ini.

Sentot sendiri terhadap usulan FUIB menyatakan apresiatif. Sebab kata Sentot, masukan semacam itu justru membawa manfaat yang cukup baik. Utamanya untuk pengembangan materi siaran. Tentunya dengan masukan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kraksaan. "Harus masuk akal dan objektif," sebut Sentot.

Di samping itu lanjut Sentot, pihaknya masih terkendala dengan masalah anggaran pengembangan. Dia mengatakan, untuk siaran yang diusulkan FUIB, butuh tambahan anggaran yang tidak sedikit. Sebab, SDM yang dibutuhkan juga harus imbang dengan materi program. "Dan itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit," tukas Sentot.

Menurut Sentot, dirinya akan membicarakan usulan tersebut dengan jajarannya. Selain itu, pihaknya juga akan menyampaikan rencana pengembangan pada Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. "Semuanya harus direncanakan. Karena dananya terbatas, perlahan-lahan saja," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165572

Pemuda Punya PR Moralitas

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Pemuda Punya PR Moralitas
KRAKSAAN - Pemuda Indonesia memiliki sejarah cukup panjang. Bahkan, melebihi usia kemerdekaan Indonesia. Sebab kemerdekaan sendiri juga karena peran penting pemuda. "Pemuda banyak berjasa pada bangsa," ujar Pembantu Dekan I FTI ITS Surabaya Prof. Dr. Mahfud, kemarin (20/6).

Hal itu disampaikan pada seminar nasional bertema "peran strategis pemuda dalam mewujudkan bangsa yang bermartabat menuju 1 abad Indonesia." Seminar dilaksanakan di gedung Islamic Center Kraksaan.

Selain Mahfud, narasumber lain yakni Hamid dari Badan Kesbangpol Linmas Kabupaten Probolinggo dan Yuristiarso, jurnalis di Bisnis Indonesia. Seminar tersebut dilaksanakan setelah pelantikan HMI cabang persiapan Probolinggo 2010-2011.

Dalam pantauan Radar Bromo, sekitar 100 peserta mengikuti acara ini. Tak hanya anggota HMI yang hadir. Namun sejumlah siswa asal sekolah sekitar Kraksaan juga menjadi peserta. Selain itu, juga hadir sebagian alumni HMI yang berdomisili di Kabupaten Probolinggo

Ditemui di sela-sela acara, Ketua HMI cabang persiapan Probolinggo Khoirul Anam mengatakan, seminar itu dilaksanakan dengan beberapa alasan. Yakni, untuk mengubah paradigma pemuda masa kini. Sebab, banyak pemuda malas untuk bergabung dalam sebuah organisasi. "Lebih tertarik pada hal lain," ujar Anam.

Dikatakan Anam, sebenarnya pemuda masih merasakan euforia zaman sekarang. Artinya, masih banyak pemuda menganggap sekarang adalah zaman bebas. "Bebas melakukan apa pun yang diinginkan," sebut Anam.

Padahal kata Anam, justru sekarang ini masih banyak PR bagi pemuda. "Yakni sebagai penerus perjuangan bangsa. Dalam hal ini mendukung pembangunan bangsa. Terutama moralitas," jelasnya.

Sementara Mahfud dalam materinya menegaskan, organisasi pemuda memiliki pengaruh penting. Keberadaannya kata Mahfud harus tetap dipertahankan. Sebab, fungsi pemuda tetap tidak berubah. Yakni, sebagai penerus bangsa, agen kontrol dan agen perubahan sosial. "Perannya wajib diperhitungkan," tegas Mahfud.

Selain itu Mahfud juga menjelaskan keterkaitan antar organisasi yang tumbuh di Indonesia. Terutama pada masa pra kemerdekaan. Mungkin asumsi masyarakat yang mendirikan organisasi tersebut adalah para orang tua.

Padahal kata Mahfud, saat itu usia pendirinya sendiri masih muda. "Seperti pendiri Boedi Oetomo. Waktu mendirikan masih muda. Beberapa kemudian menjadi tua," seloroh Mahfud.

Sedangkan Yuristiarso mengamati moralitas pemuda zaman sekarang. Dikatakan Yuristiarso, pemuda harus bisa menjaga nilai-nilai ketimuran Indonesia. "Bangsa kita adalah bangsa yang bermoral," ujarnya.

Di sesi dialog, seorang peserta bertanya pada Yuristiarso mengenai keterkaitan pemuda dengan kasus video Ariel-Luna Maya. Dikatakannya, kasus tersebut secara khusus mencoreng citra pemuda.

Jawaban Yuristiarso, kasus tersebut jangan sampai dijadikan contoh pergaulan. Namun, Yuristiarso kemudian memilah antara peran kepemimpinan pemuda dengan selebritas. Menurutnya, kedua hal itu harus dibedakan. "Agar kita tidak ikut-ikutan terjebak," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165571

Ditarget Rampung 2013

[ Senin, 21 Juni 2010 ]
Tol Pasuruan-Probolinggo

PROBOLINGGO-Pemerintah nampaknya cukup serius membangun jalan tol Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2013 mendatang. Proses pembangunannya bakal dimulai tahun 2011.

Kabar tentang hal itu diungkapkan Mahdi, wakil ketua komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur. "Kami (komisi D) sempat mendapatkan kabar soal rencana pembangunan tol itu dari Kementerian PU (Pembangunan Umum)," katanya Kamis lalu (17/6).

Menurut Mahdi, rencana pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo itu bukanlah sekedar wacana. Kementerian PU sudah menargetkan pemenang tender pembangunan itu untuk menyelesaikan proyek pembangunan tersebut pada 2013 mendatang.

"Pembangunan tol Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo itu sudah ditenderkan. Karena sampai sejauh ini rencana pembangunan tol itu masih belum jelas, kabarnya pihak Kementerian PU sudah menegur si pemenang tender," kata Mahdi yang juga ketua DPC PPP Kabupaten Probolinggo ini.

Menurut Mahdi teguran dari Kementerian PU itu bukan sekedar gertak sambal. "Bahkan pihak Kementerian PU sudah siap untuk meninjau ulang pemenang tender pembangunan proyek itu kalah sampai akhir 2010 nanti belum ada perkembangan," jelas politisi asal Brani, Maron, Kabupaten Probolinggo tersebut.

Sementara itu, di Kabupaten Probolinggo sendiri sampai sejauh ini rencana pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo itu masih belum terlihat. Sampai sejauh ini proses pembebasan lahannya juga masih belum dimulai.

Kepala Bappeda Tanto Walono dalam beberapa kali kesempatan mengatakan, proses pembebasan lahan tidak terlalu rumit. Pasalnya dari siteplan pembangunan tol, rencananya yang dilewati jalu tol tersebut kebanyakan bukanlah rumah warga. Tetapi didominasi oleh areal persawahan dan tegalan.

Dari data yang dimiliki Bappeda, tol Pasuruan-Probolinggo itu akan dibangun sekitar 7 kilometer selatan jalur pantura. Melewati beberapa kecamatan yakni Tongas, Sumberasih, Leces, Gending, Pajarakan, dan Kraksaan.

Rencananya dari beberapa kecamatan yang dilewati itu, terdapat beberapa pintu keluar jalan tol, yakni tersebut ada tiga jalur keluarnya. Yakni di Desa Laweyan, Sumberasih, Desa Warujinggo, Leces, dan Desa Rangkang Kraksaan.

"Mengingat pentingnya tol tersebut, kami dari DPRD provinsi akan terus mengawal rencana pembangunan tol tersebut," janji Mahdi.

Menurut Mahdi, keberadaan tol Pasuruan-Probolinggo tersebut bakal memegang peran penting untuk menunjang ekonomi suatu daerah. "Kalau jalan tol sudah ada, jarak tempuh Surabaya-Probolinggo yang sekarang ini kisaran 2,5-3 jam bisa ditempuh dengan hanya 1 jam saja," jelasnya.

Bila akses transportasi menjadi mudah, secara otomatis akan menarik minat para investor untuk berinvetasi di Probolinggo. Selama ini menurut Mahdi salah satu hambatan investor masuk adalah akses jalan Pasuruan-Probolinggo yang buruk. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165570