Selasa, 28 September 2010

27 Kota/Kabupaten Dapat Penghargaan Lalu Lintas Paling Tertib

Tribunnews.com - Selasa, 28 September 2010 11:04 WIB


Laporan wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 21 kota di Indonesia mendapatkan anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Menteri Perhubungan Freddy Numberi di Jakarta, Selasa (28/9/2010). Penghargaan tersebut dinilai setimpal dengan usaha kota tersebut menjadi kota yang tertib lalu lintas.

Ke 21 kota penerima Piala WTN tersebut, yaitu, Surabaya, Pekanbaru, Surakarta, Probolinggo, Sukabumi, Mojokerto, Tarakan, Madiun, Lumajang, Kabupaten Badung, Kabupaten Bone, Kabupaten Sragen, Kabupaten Langkat, Kabupaten Wajo, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tulung Agung, Padang Panjang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karang Asem, dan Kabupaten Buleleng.

Dua kota menerima Piala WTN kategori angkutan umum adalah Bandung dan Semarang. Sedangkan empat kota penerima penghargaan Piala WTN kategori lalu lintas yaitu Denpasar, Balikpapan, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Tuban.

"Kita terus mendorong terwujudnya sistem transportasi kota yang efektif, berkualitas, tertib, lancar, aman, cepat, teratur, selamat, nyaman, dan efisien," kata Freddy.

WTN merupakan penghargaan kepada kota-kota yang mampu menata angkutan umum dan lalu lintas dengan baik dalam kurun waktu setahun terakhir.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso mengatakan, pemerintah juga akan memberikan sejumlah dana untuk meningkatkan ketertiban lalu lintas kota-kota yang telah berprestasi tersebut. (Hendra Gunawan)

Sumber: http://www.tribunnews.com/2010/09/28/27-kotakabupaten-dapat-penghargaan-lalu-lintas-paling-tertib

Probolinggo Bangun Rusun Lagi

Selasa, 28 September 2010 | 08:04 WIB

PROBOLINGGO - Belum setahun, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bestari di Jalan Lingkar Utara (JLU) diresmikan, Kota Probolinggo mendapat jatah lagi Rusunawa serupa. Tidak tanggung-tanggung, kali ini Kota Bayuangga mendapat jatah proyek dua blok Rusunawa sekaligus dengan dana total sekitar Rp 25 miliar.

”Syukurlah kita bisa mendapatkan proyek dua blok Rusunawa sekaligus. Sebelumnya sudah ada Rusunawa Bestari. Untuk dapat lagi memang sulit,” ujar Walikota HM. Buchori SH MSi saat peletakan batu pertama pembangunan Rusunawa Probolinggo I dan II di Jl. Brantas, Kota Probolinggo, Senin (27/9).

Diakui, Rusunawa Bestari yang diresmikan 18 Januari 2010 lalu memang hanya bisa menampung 96 kepala keluarga di lantai 1-5. Sisi lain, masih banyak warga miskin dari kalangan nelayan, buruh, tukang becak, hingga pemulung yang belum mendapatkan jatah Rusunawa Bestari.

“Warga yang masuk waiting list (daftar tunggu, Red.) itu akan ditampung di dua blok Rusunawa di Jalan Brantas ini,” ujar walikota. Diharapkan dua blok Rusunawa yang digarap rekanan PT Gariand Niagatama, Jakarta itu bisa menampung 192 kepala keluarga (KK).

Sesuai kontrak kerja, rekanan bakal menyelesaikan pembangunan kedua blok Rusunawa itu dalam 6 bulan ke depan. “Sambil menunggu proyek selesai, kami sudah mulai mencari calon penghuni, termasuk sekitar 100 KK yang masuk waiting list,” ujar Ketua Tim Penyiapan Komunitas Rusunawa, Drs H Agus Subagiono MSi.

Karena Jl. Brantas, lokasi proyek Rusunawa di kawasan industri, maka kalangan buruh bakal ditawari. “Khususnya buruh pabrik yang bekerja di Jalan Brantas dan sekitarnya,” ujar Agus yang juga Asisten Pemerintahan itu.

Sekadar diketahui, lokasi proyek Rusunawa itu diapit dua industri, PT Southern Marine (Schrum) dan PT Karya Marga. Selain itu juga dikepung sejumlah industri seperti PT Pamolite Adhesive Industry (PAI), PT Indopherine, PT Rimba Sempana, dan sejumlah industri lain. Bahkan sekitar 1,5 Km dari lokasi proyek Rusunawa terdapat pabrik tekstil PT Eratex Djaya dengan sekitar 3.000 pekerja.

Walikota mengakui, awalnya dua proyek Rusunawa itu bakal dibangun di dua lokasi yang berbeda. Satu proyek di Jl. Brantas, satu lagi di samping Rusunawa Bestari di JLU. “Ternyata menjelang peletakan batu pertama, bakal lokasi di JLU tanahnya tidak mencukupi untuk Rusunawa. Ya akhirnya dua blok dibangun di Jalan Brantas semua,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kabid Perumahan dan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum (PU) Amin Fredy. “Kamis (23/9) lalu kami ukur, panjang tanah di samping Rusunawa Bestari ternyata kurang 10 meter. Tidak mungkin dibangun di sana,” ujarnya.

Amin menambahkan, kebetulan lokasi proyek Rusunawa di Jl. Brantas cukup luas yakni, ukuran 118 x 29 meter persegi. “Di Jalan Brantas cukup untuk dua blok Rusunawa, bahkan masih ada sisa tanah untuk penghijauan,” ujarnya.

Kedua Rusunawa itu bakal dibangun dengan biaya APBN sebesar total sekitar Rp 25 miliar. Yakni, Rusunawa Probolinggo I senilai Rp 12,030 miliar dan Rusunawa Probolinggo II senilai Rp 12,901 miliar.

“Kalau specs (spesifikasi, Red.)-nya semua Rusunawa di Indonesia sama, termasuk dua blok yang dibangun di Jalan Brantas,” ujar Amin. Meski luasnya hanya 24 meter (rumah Tipe 24), tetapi terdiri atas beberapa ruangan. Seperti ruang tamu, kamar mandi, dapur, teras dan setiap unit terdapat 1 kamar tidur. Semua lantainya keramik. Penghuni Rusunawa juga mendapatkan fasilitas PDAM dan PLN. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=0481a9aa19d4a9df0734d2c65db7702c&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Khofifah: 60 Persen Tak Perawan

Selasa, 28 September 2010

Probolinggo - SURYA- Mantan calon gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa nampaknya mulai tak tertarik membicarakan persoalan politik. Ketua Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU ini lebih tertarik membicarakan urusan perempuan. Itu terlihat dari dua kegiatan di Kota dan Kabupaten Probolinggo, Selasa (27/9), ketika melantik pengurus muslimat.

Urusan perempuan yang dibicarakan Khofifah, soal keperawanan gadis usia remaja. Dia mengutip hasil penelitian salah satu rekan, soal keperawanan gadis remaja di Jogjakarta. “Sebanyak 60 persen siswa dan mahasiswa sudah tidak perawan,” ujarnya, tanpa merinci identitas si peneliti yang dimaksud.

Itu sebabnya, Khofifah mengaku prihatin dan berharap Muslimat NU mampu melakukan gerakan menekan pergaulan bebas yang mulai merambah sejumlah daerah di Jawa Timur. “Ini tanggung jawab bersama. Muslimat NU harus mampu ikut menjaga perilaku para remaja perempuan, supaya tidak terseret pergaulan bebas,” katanya. n tiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/28/khofifah-60-persen-tak-perawan.html

Selasa, 28 September 2010

Probolinggo -SURYA- Sunarko, warga RT 3/RW 13, Kelurahan Mangunharjo, Kec Mayangan, Kota Probolinggo, tidak bisa berjualan lagi kopi dan bensin. Sebab, warungnya ludes dilahap api, Senin (27/9) petang. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Motor Honda 1970 milik korban juga terbakar.

Sejumlah warga yang bergotong-royong memadamkan api menyatakan, kebakaran warung di Jl Imam Bonjol (Kampung Sentono) itu terjadi saat Sunarko memasukkan bensin dari jeriken ke botol. Mendadak, ada botol yang ngguling dan bensin di dalamnya tumpah. Api dari rokok Sunarko langsung menyambar bensin.

Warga berjuang memadamkan api dengan peralatan seadanya. Tidak lama kemudian dua unit mobil PMK tiba. Kobaran api sempat menyembur keluar, nyaris membakar warga dan mobil PMK. n st35

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/28/isi-bensin-merokok-warung-ludes.html

145 Ijasah Siswa Ditahan Sekolah

Selasa, 28 September 2010

Probolinggo - Surya- Belasan aktivis LSM Gagak hitam ngeluruk Dindik Kota Probolinggo di Jl Basuki Rahmat itu untuk memperjuangkan 145 siswa yang ijazahnya ditahan.

Diikuti perwakilan siswa dan orangtua, mereka ditemui Sukardi, Kepala Bidang Pendidikan SMP/SMA. Kepada Sukardi, para aktivis meminta agar ijazah yang ditahan segera diberikan kepada siswa dan siswa dibebaskan dari segala tanggungan.

Menurut M Hadun dari LSM, ada 145 siswa SMKN 3 yang telah lulus, namun ijazahnya ditahan pihak sekolah. Penahanan dilakukan karena siswa masih punya tanggungan, termasuk SPP dan uang gedung. Masih banyak lagi, katanya, ijazah yang ditahan di sejumlah sekolah.

Agus Topan, siswa SMKN 2 yang turut rombongan LSM, mengakui sampai kini ijazahnya ditahan pihak sekolah, karena ia masih punya tanggungan Rp 500.000 kepada sekolah. “Uang segitu besar, karena ayah hanya kernet truk,” keluh Agus, warga Kel Jrebeng Kulon, Kec Kedopok, Kota Probolinggo. Agus ingin melamar pekerjaan, namun tak bisa karena ijazah ditahan. Minta fotokopi tidak diberi.

Kabid Pendidikan SMP/SMA Dindik Sukardi mengaku tidak tahu kalau ada ijazah siswa yang ditahan pihak sekolah. “Tuntutan sampean akan saya sampaikan ke kepala dinas,” ujar nya.

Abdullah Zabut, Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo, meminta agar Komisi A segera memanggil kasek dan kepala dinas untuk didengar pendapatnya. “Komisi A akan segera hearing dengan dinas terkait, kasek, orangtua siswa atau komite sekolah,” kata Zabut, usai pelantikan PC. Muslimat NU Kota Probolinggo.

Kalau orangtua sudah angkat tangan tak mampu mengambil ijazah yang ditahan, katanya, pemkot harus bertindak. “Kasihan, ada di antara siswa yang mau cari kerja,” ujarnya. nst35

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/28/145-ijazah-siswa-ditahan-sekolah.html

LSM Lurug Dinas Pendidikan

[ Selasa, 28 September 2010 ]
Persoalkan Penahanan Ijazah oleh Sekolah

PROBOLINGGO - Sejumlah anggota LSM Gagak Hitam di Kota Probolinggo kemarin (27/9) melurug kantor Dinas Pendidikan setempat. Mereka menuntut penghapusan praktik penahanan ijazah murid yang belum bisa melunasi tanggungan keuangannya.

Sekitar pukul 10.00, sekitar 15 aktivis LSM tersebut datang di kantor Dinas Pendidikan di Jl Basuki Rahmad. Mereka tak hanya membawa data para murid yang ijazahnya masih tertahan. Tapi, mereka juga membawa serta seorang murid dan orang tua murid yang ijazah anaknya masih "disandera" sekolah.

Saat itu yang datang bersama para aktivis LSM adalah Agus Tofan, alumnus SMKN 2, dan Rajin salah seorang wali murid di SMKN 3. Mereka sengaja ikut para aktivis itu untuk mengadukan nasibnya ke Dinas Pendidikan.

Sedianya mereka berniat menemui Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani. Namun, saat itu Maksum sedang tidak berada di kantor. Mereka akhirnya hanya ditemui Kabid Sekolah Menengah Sukardi dan Kabid PLS (pendidikan luar sekolah) Pujiana.

Di hadapan mereka berdua, Komisi Advokasi LSM Gagak Hitam Muhammad Hadun membeberkan data yang dibawanya. Data itu berisi daftar nama-nama murid dari SMKN 3 yang ijazahnya masih ditahan. Jumlah 145 murid.

Dari data itu terlihat mereka adalah para murid yang lulus tahun pelajaran 1998/1999 sampai 2009/2010. Besarnya tunggakan mereka pun bervariasi, dari yang hanya Rp 86 ribu sampai Rp 3 juta. Bila ditotal, tunggakan dari 145 siswa itu ada sekitar Rp 86.138.600.

Menurut Hadun, apapun alasannya, menahan ijazah para murid itu sudah tidak benar. Pasalnya, mereka harus segera menggunakan ijzahnya untuk melanjutkan sekolah atau melamar kerja.

Tapi, lantaran ijazah itu masih ditahan sekolah maka mereka tidak bisa berbuat apa-apa. "Mampu atau pun tidak mampu, menahan ijazah itu telah melanggar hak azasi manusia," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Hadun juga menyampaikan kalau pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut sampai tuntutannya dikabulkan. Yakni, dengan tidak menahan ijazah para murid dengan asalan apapun.

"Kami beri waktu dua hari (bagu Dinas Pendidikan) untuk menyelesaikan kasus ini. Kalau tidak, kami akan turun lagi dan akan melaporkan kasus ini kepada polisi dan Komnas HAM. Karena hal ini sudah melanggar hak asasi manusia," ujarnya.

Dengan nada berapi-api, laki-laki yang juga berprofesi sebagai seorang pengacara itu menyatakan masalah tersebut bukan lagi soal duit. Tapi, telah bergeser pada masalah penahanan terhadap ratusan ijazah para murid. Sehingga, mereka terus menuntut untuk memberikan ijazah para murid tanpa menahannya dengan alasan duit. "Kalau masih ada penarikan duit, kami akan turun lagi," ujarnya.

Hadun pun berharap LSM dan Dinas Pendidikan bisa menjadi mitra untuk menghapus segala bentuk penyimpangan yang ada disekolah. Termasuk adanya kasus yang telah ditemukannya itu. "Harapan kami, kita dapat menjadi mitra supaya mereka yang ada disekolah (yang menahan ijazah) bisa dihukum. Mereka sudah lebih kejam dari teroris," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Agus Tofan juga diberi kesempatan untuk menyampaikan unek-uneknya. Alumnus SMKN 2 itu mengatakan, kalau sebenarnya ingin segera bekerja. Tapi, karena ijazahnya masih berada di sekolah ia tidak bisa mencari pekerjaan. "Saya malu ketika ditanya tetangga sudah bekerja di mana," ujarnya.

Menurutnya, sangat sulit bagi orang tuanya untuk menebus ijazahnya. Padahal, ia hanya punya tanggungan sekitar Rp 500 ribu kepada sekolah. Tapi, untuk mengumpulkan duit sebesar itu, rasanya sangat sulit. "Bapak saya hanya kerja sebagai kernet," ujarnya.

Menanggapi semua keluhan itu, Sukardi mengaku sangat berterima kasih. Menurutnya, itu adalah sebuah masukan yang harus ditampung dan segera dilakukan klarifikasi.

"Terima kasih atas laporannya. Semua ini, akan kami tampung. Kami akan mengeceknya terlebih dahulu," ujarnya. "Biasanya, ini dilakukan oleh sekolah swasta. Tapi, kenapa ini terjadi di sekolah negeri," lanjutnya.

Sukardi mengaku, Dinas Pendidikan sudah melakukan instruksi untuk tidak sampai menyandera ijazah. Bila itu terpaksa dilakukan maka harus diberikan foto kopiannya. "Biasanya sekolah akan memberikan foto kopiannya dan dilegalisir. Itu bisa digunakan untuk melanjutkan sekolah atau melamar kerja," jelas Sukardi.

Setelah sekitar satu jam berdialog, sekitar pukul 11.00 para aktivis LSM undur itu. Agus Tofan kepada Radar Bromo sempat mengaku belum pernah lagi ke sekolahnya untuk meminta foto kopian ijazahnya. "Malu mau ke sekolah, karena belum bayar," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181665

Kasus Kampung Dok Belum Beres

[ Selasa, 28 September 2010 ]
Proses Tukar Guling Berjalan Alot

PROBOLINGGO-Pembahasan tukar guling di Kampung Dok Mayangan Kota Probolinggo belum juga beres. Pansus II DPRD yang membahas tukar guling itu memilih berhati-hati karena diduga ada unsur bisnis dalam polemik itu.

Diketahui, pansus II menangani dua kasus tukar guling yaitu di Kelurahan Wiroborang dan Kampung Dok, Kelurahan Mayangan. Tukar guling di Wiroborang sudah tuntas. Sukarman, pemilik tanah yang ditempati oleh pemkot hanya ingin tanah tukar guling segera diatasnamakan dirinya. Sebab, tanah itu saat ini masih bersertifikat milik pemkot.

"Tinggal yang di Mayangan ini, sepertinya belum bisa disetujui. Kami undang mereka yang menempati, ada 5 KK (kepala keluarga) yang mengaku kalau mereka membeli tanah itu. Ditanya kepada siapa belinya, kompak pada bilang lupa, tidak tahu dan mereka bukan (pembeli tangan pertama)," ujar Ketua Pansus II Asad Anshari.

Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh pansus II, lanjut Asad, katanya ada orang yang sengaja mengavling tanah milik pemkot tersebut. Buktinya, dari keterangan 5 KK yang mengajukan permohonan tukar guling mengaku membeli tanah itu. Padahal tanah yang terletak di Jl Cumi-Cumi itu adalah tanah bersertifikat atas nama Pemkot Probolinggo.

"Konon, katanya masih ada puluhan lagi masyarakat yang begitu (belum sertifikat). Tapi, ada juga yang sudah atas nama masing-masing warga yang menempati di sana. Yang kami tanyakan itu mereka beli kepada siapa, itu yang kami cari," ucap Asad saat ditemui di sela acara peletakkan batu pertama rusunawa di Jl Brantas, kemarin (27/9).

"Mana mungkin mereka bisa menempati di sana kalau itu tanah milik pemkot? Makanya itu diduga ada unsur bisnis di dalamnya. Ini baru kronologinya. Kalau melihat substansi, ini (yang ditempati 5 KK) adalah tanah milik pemkot," sambungnya.

Pembahasan pansus II untuk tukar guling di Kampung Dok belum memasuki materi yaitu lahan pengganti yang disiapkan oleh warga. Katanya, warga bakal mengganti dengan tanah di daerah Kelurahan Kedungasem. "Di satu sisi kami harus hati-hati karena ini kepentingan rakyat," pungkas politisi PKNU ini.

Sementara itu, Kabid Aset Rachmadeta Antariksa yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo menegaskan kalau warga itu tidak membeli ke pemkot. Dia bercerita, sebelum UU nomor 5 tahun 1974, desa punya otonomi sendiri. Salah satunya ada tanah bengkok yang menjadi hak mereka (desa).

Setelah desa diubah menjadi kelurahan maka tanah bengkok tersebut menjadi aset pemerintah kota. Nah, permasalahan ini diduga sebagai tinggalan masa lalu. "Kami menunggu rekomendasi dari dewan (pansus). Kalau rekomendasinya digusur, akan kami gusur, tapi kan belum sampai ke situ," terang Deta kepada Radar Bromo.

Seperti diberitakan, saat ini dewan sedang membentuk dua pansus tukar guling. Pansus 1 diketuai Yusuf Susanto sudah kelar. Meskipun prosesnya alot hingga mengambil langkah voting, pansus 1 menyatakan tukar guling bisa dilaksanakan.

Sedangkan pansus II membahas dua tukar guling di Mayangan dan Wiroborang. Nantinya hasil dari kedua pansus bakal dibeber dalam rapat paripurna. Dijadwalkan bulan Oktober tugas pansus tukar guling sudah kelar. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181652

Keluarga Curigai Teman dan Majikan

[ Selasa, 28 September 2010 ]
Buntut Kematian PRT di Pakuwon City

LUMBANG - Kasus kematian Nasipa di perumahan Pakuwon City Surabaya beberapa waktu lalu masih menyisakan pertanyaan. Pihak keluarga pembantu rumah tangga asal Dusun Krajan Timur, Desa Lumbang, Kabuapaten Probolinggo itu melihat banyak hal yang janggal pada kematian Nasipa yang ditemukan tewas setelah 3 minggu tergeletak dalam kamar mandi.

Sebelumnya, dalam pemberitaan salah satu surat kabar Senin (27/9) lalu, dikabarkan Nasipa ditemukan tewas oleh Suliyem, 30, PRT (pembantu rumah tangga) yang baru bekerja juga di rumah Dicky Nugraha, majikan korban.

Itu setelah Nasipa tidak diketahui keberadaanya sejak 3 september 2010 lalu. Sempat diduga korban melarikan diri dari rumah Dicky, karena sebagian pakaian Nasipa sudah tidak ada.

Muncul juga kecurigaan terhadap PRT lainnya yang bernama Siti Mutmainah, 30, asal Malang. Konon karena Siti pernah menuduh bahwa Nasipa pernah mencuri uangnya sebesar Rp 1,2 juta.

Dari kejadian itu, kemarin (27/9) Radar Bromo menemui salah satu keluarga korban. Abd. Rahmat, merupakan salah satu anak Nasipa. "Banyak Kejanggalan atas kematian ibu saya," Jelas Rahmat, saat ditemui kemarin di rumah duka. Berbagai kecurigaan itu menjurus kepada Siti Mutmainah serta majikan Nasipa di Pakuwon City.

Rahmat pun bercerita bahwa, pada waktu Hari Raya yang lalu Nasipa hendak libur lebih dahulu, dengan alasan akan menjenguk salah satu keluarga yang hamil. "Pada waktu itu, ibu mau pulang duluan," jelasnya.

Kabar yang Rahmat dengar justru Nasipa akan pulang bareng dengan Siti. Saat itu majikannya berkata, bahwa kalau mau pulang, akan diantar sampai ke terminal Bungurasih Surabaya.

Ketika keesokan harinya, sang majikan bertanya kembali pada Siti apa mereka mau diantar. Siti sendiri menjelaskan bahwa, Nasipa sudah pulang dijemput oleh seorang laki-laki di waktu Subuh. "Itu laporan Siti ke majikan," jelas Rahmat.

Karena Nasipa diduga sudah pulang duluan, maka Siti saja yang diantarkan ke Bungurasih. Yang jadi pertanyaan Rahmat adalah mengapa sang majikan juga langsung percaya kepada Siti. "Padahal itu merupakan tanggung jawab majikan terhadap pekerjanya," terangnya

Rahmat kemudian melanjutkan "Kok bisa keluar dari rumah Subuh?" Masalahnya, di perumahan tipe Pakuwon city selalu dijaga ketat oleh satpam. Jadi setiap orang yang keluar masuk pasti diketahui oleh petugas.

Yang membuat Rahmat semakin curiga adalah Siti menuduh Nasipa mencuri beberapa barang miliknya. Barang-barang yang dituduh dicuri oleh Siti adalah uang dan radio. Padahal, di TKP tidak terbukti ada barang-barang yang dicuri Nasipa.

Masalah lainnya adalah uang THR dan gaji bulanan Nasipa belum diberikan. Justru Siti sudah lebih dahulu menerima uang dari majikannya. "Siti sudah menerima lebih dahulu," jelas Rahmat.

Dugaan pun muncul dari Rahmat bahwa, ada kerjasama antara majikan dengan Siti untuk menghilangkan jejak Nasipa. "Ini ada istilah kerjasama di antara keduanya," jelasnya.

Tidak hanya itu, Rahmat juga menduga Sumarmi orang yang bekerja menyalurkan Nasipa kerja di Surabaya. Saat itu Sumarmi tidak langsung mengecek kondisi korban di rumah sakit. "Mereka juga tidak bertanggung jawab," keluh Rahmat.

Mereka (pihak penyalur) hanya bersantai-santai di rumah, sedangkan Rahmat terkendala oleh jauhnya jarak Probolinggo menuju Surabaya. "Mereka malah santai di rumahnya," terang Rahmat.

Kecurigaan lainnya juga muncul saat membayar administrasi rumah sakit. Pihak majikan tidak mau membayar uang administrasi. "Kenapa saya yang harus bayar," jelas Rahmat. Padahal Nasipa masih menjadi tanggung jawab majikan."Mungkin karena sudah bersekongkol, merasa tidak perlu mengeluarkan biaya lagi," curiganya.

Sementara itu, Mahmud Kepala Desa Purut yang pada waktu kejadian ikut berangkat ke Surabaya juga menjelaskan bahwa, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian."Kami masih terus berkoordinasi," pungkasnya.(d7x/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181651

Dua Rusunawa di Jl Brantas

[ Selasa, 28 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Pembangunan twin blok dua rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kota Probolinggo dimulai. Wali Kota Buchori bersama para wakil rakyat kemarin (27/9) secara simbolis meletakkan batu pertama pembangunan rusunawa itu di Jl Brantas.

Ada perubahan dalam proyek pembangunan rusunawa tersebut. Sebelumnya, dua rusunawa akan dibangun di dua lokasi berbeda. Yakni di Jl Raden Fatah (kawasan Jalan Lingkar Utara) dan di Jl Brantas. Namun, rencana itu diubah lantaran lahan yang bakal digunakan masih kurang.

"Sebelumnya memang akan dibangun di dua tempat. Tapi, dalam perjalanannya ternyata tempat tidak memenuhi syarat. Akhirnya dipindah di sini dan itu pun mendadak. Saya ditelepon waktu sedang di Jogjakarta. Dapat laporan via telepon, saya tidak ingin menghambat, dan saya perintahkan dilanjutkan," tutur Wali Kota Probolinggo Buchori.

Penyebab gagalnya dibangun di dua tempat lantaran tanah di Jl Raden Fatah masih kurang 10 meter. Luas yang dibutuhkan untuk satu twin blok rusunawa sekitar panjangnya 118 meter dan lebar 29 meter. Sehingga di Jl Brantas itulah dua rusunawa bakal dibangun untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan buruh pabrik.

Peletakan batu pertama rusunawa itu disaksikan dan dihadiri para undangan. Wawali Bandyk Soetrisno, muspida, Rais Syuriah PCNU Azis Fadhol, pejabat di lingkungan pemkot setempat, kontraktor pelaksana PT Gariand Niagatama Jakarta dan konsultan PT Graha Sindo Cipta Pratama.

Pembangunan rusunawa ini disertai dibentuknya Tim Komunitas Penyiapan Rusunawa yang diketuai oleh Asisten Pemerintahan Agus Subagyono. Disampaikan saat pembacaan sambutan bahwa anggaran pembangunan rusunawa ini berasal dari APBN Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Dua rusunawa punya anggaran yang berbeda. Rusunawa Probolinggo 1 dianggarkan Rp 12.030.000.000. Sedangkan rusunawa Probolinggo 2 lebih besar dananya yaitu Rp 12.901.100.000. Dengan anggaran mencapai Rp 25 M itu diharapkan bisa mencapai target pembangunan rusunawa.

"Untuk penataan lingkungan kumuh, penyediaan rumah sewa yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan buruh pabrik serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," terang Asisten Agus, siang itu soal tujuan pembangunan rusunawa di Jl Brantas.

Secara spesifik tidak ada yang berbeda dalam fisik pembangunan dua rusunawa ini dan rusunawa Bestari (di kawasan JLU yang dibangun pada 2009). Huniannya dari lantai 2 sampai lantai 65, berjumlah 96 unit, ditambah dua unit untuk penyandang cacat di lantai satu. Masing-masing lantai terdapat 16 hunian.

Juga disediakan ruang komersial 5 unit, musala, ruang serbaguna, ruang pengelola dan tempat parkir motor. Ukuran hunian type 24 yang di dalamnya terdapat ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur kitchen zink, lantai beton, keramik dan area jemur.

Masih menurut Agus, fasilitas yang diperoleh penghuni rusunawa adalah listrik berdaya 900 watt, PDAM, pembuangan sampah di tiap lantai, tangga utama, tangga darurat, taman (ruang terbuka hijau) dan jalan khusus bagi penyandang cacat.

Spesifikasi teknisnya, bangunan bernilai milayaran rupiah ini menggunakan pondasi sumuran (di rusunawa Bestari pondasi tiang pancang), beton precast, keramik putih, kusen aluminium, daun pintu calsiboard rangka aluminium finish cat. Untuk dinding batako diplester lalu dicat, rangka atap galvalum (baja ringan) dan penutup atap metal roof.

Sesuai dengan SPK (surat perintah kerja) untuk rusunawa Probolinggo 1 dimulai 20 Agustus 2010 sampai 22 Februari 2011. Rusunawa Probolinggo 2 SPK tanggal 31 Agustus sampai 26 Februari 2011.

"Mohon untuk segera diurus PLN dan PDAM-nya. Diberdayakan PDAM yang masih mampu untuk memberikan distribusi air kepada masyarakat. Dalam pengerjaannya yang penting koordinasi dengan satker terkait. Insyaallah di sini aman," ujar Wali Kota Buchori.

Dalam kesempatan itu, sebelum memimpin doa, Rois Syuriah PCNU Kota Probolinggo KH Aziz Fadhol sempat berucap bahwa banyak masyarakat yang membutuhkan rusunawa, seperti di pesantren. Sehingga diharapkan ke depannya ada rusunawa pesantren. Dia kemudian menceritakan bagaimana santri tinggal di pesantren.

Peletakkan batu pertama diawali oleh Wali Kota Buchori lalu dilanjutkan Ketua DPRD Sulaiman, Ketua Komisi A Asad Anshari dan Ketua Komisi C Nasution. Sebagai selametan tanda mulai dibangunnya rusunawa, Wali Kota menyerahkan potongan tumpeng kepada kontraktor pelaksana President Director PT Dariand Niagatama Ricky Situmorang. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181650

Manasik di Miniatur Kakbah

[ Selasa, 28 September 2010 ]
PROBOLINGGO- Ratusan Calon Jamaah Haji (CJH) Kabupaten Probolinggo kemarin (27/9) memenuhi kawasan wisata religius miniatur Kakbah di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Di tempat ini, mereka mengikuti praktik manasik haji yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo.

Namanya juga praktik, para calon jamaah ini datang dengan mengenakan pakaian ihram serba putih dari rumah masing-masing. Layaknya ibadah haji di tanah suci, baju ihram yang mereka kenakan kemarin pun juga tidak berjahit.

Dalam pantauan Radar Bromo di lapangan, para calon jamaah ini mulai berdatangan sekitar pukul 07.00. Akan tetapi, praktik manasik baru dimulai sekitar satu jam kemudian. Meski yang menjadi tempat praktik yakni wisata miniatur Kakbah, tetapi panitia dari Kemenag telah memersiapkan tiruan tempat yang bakal disinggahi para jamaah di tanah suci nanti.

Di antaranya yakni Jeddah sebagai tempat miqat bagi jamaah haji asal Indonesia, kemudian ada Shafa dan Marwah sebagai tempat jamaah melakukan sa'i. Ada juga Bukit Arafah sebagai tempat para jamaah melakukan wukuf, hingga Mina tempat jamaah melakukan jumrah.

Jeddah misalnya. Untuk menggambarkan tempat ini, Kemenag mendirikan sebuah terop yang diletakkan di sisi selatan pintu masuk wisata miniatur Kakbah. Shafa dan Marwah diibaratkan dengan dua pohon palem di bagian barat dan timur. Sedangkan Mina diibaratkan juga dengan sebuah terop.

Untuk memudahkan para jamaah saat praktik manasik, pada setiap tempat tadi panitia dari Kemenag membubuhkan tulisan dari kertas folio. Begitu praktik manasik dimulai, para CJH ini start dari Jeddah. Di tempat ini mereka memulai niat untuk berihram. "Ini karena jamaah dari Indonesia biasanya tamattuk," kata Sugio Ahmad, ketua salah satu kloter jamaah dari Kabupaten Probolinggo.

Dari Jeddah, mereka kemudian bergerak ke maktab untuk meletakkan barang-barang bawaan dari taah air. Oleh panitia, tempat maktab ini disediakan di sisi barat miniatur Kakbah. Setelah meletakkan barang-barang, para jamaah lalu menuju ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf.

Dengan didampingi oleh ketua rombongan, para CJH ini mulai mengelilingi miniatur Kakbah sebanyak tujuh kali dengan diiringi doa-doa dan bacaan haji. "Usai melaksanakan tawaf, para jamaah lalu melakukan beberapa sunnah haji. Di antaranya salat sunnah di maqam Ibrahim dan hijr Ismail, mencium hajar aswad serta meminum air zamzam," kata Sugio.

Air zamzam yang disediakan panitia yakni beberapa kardus Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang diletakkan di sisi selatan miniatur Kakbah. "Itu tempat air zamzamnya," ujar Sugio menujuk CJH yang mengerumuni air minum.

Setelah melakukan itu, para calon jamaah ini memulai rukun haji lainnya yakni sa'i (lari-lari kecil) dari Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali. Dilanjutkan dengan memotong rambut yang dikenal dengan istilah tahallul.

Usai tahalulul, para calon jamaah ini mulai melaksanakan inti dari ibadah haji yakni wukuf di Arafah. Sebelum melakukan wukuf, para CJH ini melakukan salat jamaah Dhuhur yang dijamak dengan Ashar. "Mari kita salat jamak dan qashar untuk Dhuhur dan Ashar," ujar Kiai Fathurrosi Bakir asal Banyuanyar mengajak para jamaah. Ia kemudian menuntun para CJH membacakan niat jamak dan qashar.

Untuk mengantisipasi calon jamaah yang mengalami gangguan kesehatan, panitia menyediakan dua mobil puskesmas keliling di area wisata miniatur Kakbah. "Nanti kalau ada yang tidak kuat, bisa langsung mendapat perawatan," kata salah satu panitia.

Praktik manasik haji kemarin merupakan kali pertama yang dilaksanakan di wisata miniatur Kakbah, meski pembangunan fisiknya belum sempurna seratus persen. Tempat itu mulai digunakan setelah Kemenag mengirim surat ke Disbudpar Kabupaten Probolinggo.

"Ini dilakukan setelah dilakukan koordinasi teknis antara PU Ciptakarya, Disbudpar, Dishub, Kemeng, Polres, Kesbangpol Linmas Satpol PP serta Bagian Kesra," kata Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Tutug Edi Utomo.

Di Kota Probolinggo manasik haji dilaksanakan hari ini (28/9). Ratusan calon jamaah haji (CJH) akan mengikuti manasik masal berupa teori dan praktik, di alun-alun kota sekitar pukul 07.30.

Sebelum melakukan praktik para CJH itu telebih dahulu akan belajar teori. Tapi, materinya tidak banyak. Pada manasik yang akan di gelar hari ini, lebih menekankan kepada praktik di lapangan.

Para CJH itu, akan mempraktikkan cara tawaf, sa'i, tahalul, dan rukun serta cara ibadah haji lainnya. Pelaksanaan praktik itu, untuk melengkapi pembekalan yang telah diberikan kepada CJH sebelumnya.

"Lebih menekankan pada praktik lapangan. Itu, tentang semua rukun haji,kecuali wukuf," jelas Samsur, humas Kemenag Kota Probolinggo kemarin (27/9).

Diberitakan sebelumya, CJH asal Kota Probolinggo tahun ini berjumlah 211 orang. Mereka akan berangkat ke Makkah pada (4/11) nanti. Karena itu, segala bentuk persiapan sudah dimatangkan sejak dini. Terlebih syarat dan rukun haji yang hendak mereka lalukan di Makkah nanti.

Tujuannya, para CJH tidak kebingungan pada saat melakukan rukun Islam yang ke enam itu. Dan, bisa mandiri alias tidak selalu menggantungkan diri pada pendampingnya. "Undangan sudah kami sebar, dan diharapkan semua CJH bisa hadir untuk mengikuti manasik masal itu," harap Samsur.

Sebetulnya, bukan hanya kali ini manasik untuk CJH Kota Probolinggo digelar. Tapi, untuk manasik masal sekaligus praktiknya baru dua kali. Yakni, pada Agustus lalu dan yang akan digelar hari ini.

"Sebelum melakukan praktik, CJH akan menerima materi di masjid agung," jelas Samsur. Setelah itu CJH akan langsung meluncur ke alun-alun untuk melakukan praktik. Itu, sudah dijadwalkan pukul 09.30-11.00. "Pukul 11.00 sampai pukul 12.00 istirahat sekaligus penutupan. Setelah itu, tidak ada praktik atau manasik lagi. Jadi, diharapkan CJH bisa hadir semua," ujarnya. (qb/rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181649

ISSI Siapkan Atlet Jelang Kejurda

[ Selasa, 28 September 2010 ]

PROBOLINGGO -ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) Kota Probolinggo, sudah menyiapkan atletnya untuk berlaga dalam sebuah event bergengsi. Event tersebut adalah Kejuaraan Daerah (Kejurda) balap sepeda di Surabaya, yang bakal digelar dalam waktu dekat ini.

Untuk itu, latihan terus digiatkan oleh ISSI. Karena dalam kejuaran yang lalu, ISSI berhasil memperoleh dua gelar dalam event yang besar. "Kami berhasil juara satu di dua event," beber Satuk, wakil ketua harian ISSI kepada Radar Bromo kemarin (27/9).

Event bergengsi itu adalah Kejurda dan Kejurnas (Kejuaraan Nasional). Juara satu tersebut diborong oleh Nandra Eko Wahyudi di kelas yunior.

Namun, tidak menutup kemungkinan dalam Kejurda di Surabaya nanti, akan muncul pemenang lain dari ISSI Kota Probolinggo. "Atlet lainnya, masih ada kemungkinan untuk juara juga," terang Satuk.

Dalam event kejurda kali ini, ISSI menyiapkan 6 atlet andalannya. Enam atlet tersebut terdiri dari 3 orang di kelas yunior dan 3 orang lainnya di kelas pemula.

Sedangkan untuk di kejurnas, akan diturunkan 7 orang atlet. 4 orang atlet di kelas yunior dan 3 atlet di kelas pemula. "Untuk kejurnas ada 7 orang atlet," terang Satuk.

Karena Kejurda dan Kejurnas eventnya hampir bersamaan, ISSI sedikit kesulitan melatih para atletnya. Tetapi, ISSI sendiri tetap melatih atlet-atletnya agar mampu meraih juara di kedua event tersebut.

Bahkan, atlet pemula yang bakal diturunkan di Kejurda nanti, sudah ada yang berhasil menyamai rekor waktu kelas yunior. "Ada yang berhasil menyamai rekor waktu kelas yunior," ungkap Satuk.

Untuk masalah catatan waktu, Satuk tidak mau membicarakannya."Catatan waktu rahasia mas," jelas Satuk. Dirahasiakannya masalah catatan waktu, agar tidak diketahui oleh pihak lawan. "Lawan bisa mengukur kekuatan kita nanti," jelasnya.

Satuk juga menjelaskan, bahwa atlet -atlet binaannya tersebut sangat serius untuk berlaga di Kejurda dan Kejurnas. Mereka sampai rela berlatih ke luar daerah untuk berlatih dengan klub setempat.

"Mereka ingin mendapat tambahan pengetahuan dan teknik ," ungkap Satuk. Beberapa waktu lalu, ISSI juga menggelar try uut ke kota Jember. Hal itu dalam rangka mempertajam kemampuan para atlet sepeda balap tersebut.

"Mohon maaf kepada pengguna jalan, apabila terganggu dengan aktivitas latihan ISSI di jalan," jelas Satuk. (d7x/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181648

Khofifah: Silakan Sowan ke Bupati

[ Selasa, 28 September 2010 ]
PROBOLINGGO- Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa siang kemarin (27/9) hadir di Probolinggo. Ia hadir dalam pelantikan dan halal bihalal PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo.

Dalam acara yang digelar di pendapa bupati itu Khofifah didampingi ketua DPW Muslimat NU Jawa Timur Masruroh Wahid.

Dalam kesempatan ini, Khofifah menceritakan pengalamannya ke Nigeria beberapa bulan yang lalu. Di negara ini, Khofifah menghadiri pertemuan para menteri pendidikan sedunia. "Saya sempat bingung mengapa Muslimat diundang dalam pertemuan para menteri pendidikan itu," ujarnya.

Ia kemudian mengungkapkan, Muslimat diundang berkat program pengentasan buta huruf di kalangan masyarakat yang dilakukan salah satu badan otonom NU ini. Program yang dimaksud Khofifah yakni program Keaksaraan Fungsional (KF). "Ini berkat kerja ibu-ibu. Di sini ada program KF kan?" tanyanya.

Tidak hanya sampai di situ. Menurutnya pada pertemuan selanjutnya, Muslimat NU ditunjuk menjadi tuan rumah oleh badan PBB yang menangani pendidikan yakni UNESCO. "Jadi, dari sekarang DPC siap-siap belajar bahasa Inggris," ujar Khofifah disambut tawa ibu-ibu Muslimat.

Selain itu, mantan menteri di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ini meminta DPC Muslimat NU terus menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah. Apalagi, dikatakan Khofifah, Kabupaten Probolinggo juga dipimpin oleh bupati yang juga dari NU.

"Bila ada apa-apa, Bupati Hasan ini akan sowan ke para kiai dan ibu nyai meminta doa. Lalu bila panjenengan mempunyai program, sowan saja ke bupati untuk meminta...?" ujar Khofifah diiringi tawa undangan yang hadir.

Hal yang sama disampaikan oleh ketua DPW Muslimat NU Jatim Masruroh Wahid. Ia mengimbau pengurus DPC yang baru bersinergi dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Sinergi itu dilakukan antar pengurus dengan pemerintah daerah. "Saya yakin bupati tidak akan membiarkan Muslimat berjalan tertatih," ujarnya.

Dalam pantauan Radar Bromo, Khofifah tiba ke tempat acara sekitar pukul 14.00 WIB. Selain Khofifah, di kursi depan duduk Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin bersama istri Tantri Hasan Aminuddin, serta ketua DPW Muslimat NU Jatim Masruroh Wahid.

Usai acara pembukaan seremonial dilakukan, Masruroh Wahid kemudian membacakan Surat Keputusan (SK) DPP Muslimat NU tentang kepengurusan DPC Muslimat di Kabupaten Pasuruan periode 2010 sampai 2015 nanti. Di sini, istri bupati yakni Tantri Hasan Aminuddin menjadi ketua dewan penasehat DPC. Sementara yang menjadi ketua harian adalah Arifah Hasan.

Sebanyak kurang lebih 37 orang pengurus DPC Muslimat yang tertera dalam lampiran SK yang dibacakan satu persatu maju ke depan. Termasuk di dalamnya Tantri Hasan Aminuddin yang menjadi ketua dewan penasehat.

Selanjutnya, para pangurus baru ini mulai dilantik oleh DPW Muslimat NU Jatim. Para kader muslimat yang hadir diminta berdiri ketika kalimat pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan oleh ketua DPW Masruroh Wahid.

Sebelum menghadiri pelantikan DPC Muslimat di Kabupaten Probolinggo, Khofifah sebelumnya juga menghadiri acara serupa di Kota Probolinggo. (qb/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181647

Sopir pun Bakal Kena Mutasi

[ Selasa, 28 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Janji reformasi birokrasi dengan memutasi sejumlah pejabat secara besar-besaran di Pemkot Probolinggo bakal direalisasikan wali kota. Katanya, bukan hanya pimpinan satker di eselon 2, 3 dan 4. Staf dan sopir pimpinan satker pun bakal kena mutasi Oktober mendatang.

"Pokoknya bulan Oktober, tidak sampai akhir bulan (Oktober) mutasi sudah dilaksanakan. Mutasi itu untuk mengisi formasi yang kosong dan supaya pegawai tidak mengalami kejenuhan," ujar Wali Kota Probolinggo Buchori, kemarin (27/9).

Pejabat yang bakal dimutasi secara besar-besaran ini merupakan hasil dari renungan wali kota selama beberapa bulan lalu. Dari evaluasi itu muncul beberapa nama yang bakal mendapat amanah baru dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara.

"Mereka (pejabat) harus bisa kerjasama dengan sesamanya, bisa menjalankan kebijakan kepala daerah dan loyal. Oktober nanti saya juga akan memutasi sopir. Semua sopir kepala satker akan saya mutasi juga, termasuk sopir saya," tegas Buchori ketika ditemui di acara peletakkan batu pertama rusunawa Jl Brantas.

Jika sebelumnya pimpinan satker bebas memilih pegawai yang ditunjuk sebagai sopirnya, tidak demikian dengan sekarang. "Dulu memang tradisinya begitu, tapi sekarang sudah tidak. Sopir juga dimutasi untuk penyegaran dan biar mereka tidak bosan," imbuhnya.

Seperti pernah diberitakan, wali kota memerkirakan bila mutasi bersamaan dengan eselon 4 jumlahnya bisa mencapai 80 orang. Namun wali kota masih pelit bicara saat ditanya siapa-siapa saja yang bakal kena mutasi. Apakah mereka yang sejauh ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat? Buchori enggan menjawab banyak.

Diakui olehnya, dalam rapat staf Buchori kerap menyentil tentang pelayanan di masing-masing satker dan menyatakan akan ada pergeseran. "Tidak menutup kemungkinan satker yang kena sorot masyarakat juga mutasi," jawabnya singkat. Tentunya mutasi tersebut tidak akan lepas dari usulan Baperjakat dan hak prerogatif kepala daerah.

Pada Oktober mendatang banyak pejabat yang akan pensiun seperti Kabag Perekonomian dan Penanaman Modal Herrien Purnamawati dan Sekretaris KPU. Jabatan Kepala Dinas Pertanian pun juga kosong karena Ahmad Sutarjo, kepala dinas sebelumnya sudah pensiun bulan ini. Posisi itulah yang bakal diisi oleh pejabat yang kena mutasi.

Di pemkot sudah terdengar perbincangan siapa yang bakal pindah kemana dan siapa yang menggantikan. Salah satu yang menjadi pembicaraan adalah Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo yang bakal dimutasi sebagai Kepala Dinas Pertanian. "Bisa jadi. Tiyok (panggilan Kabag Humas dan Protokol) nanti bisa juga saya pindah ke PU (Dinas Pekerjaan Umum)," ujar Buchori sambil tertawa.

Tiyok dan Kepala Bappeda Budi Krisyanto yang berada di dekat wali kota waktu itu langsung beradu tawa. "Pak Budi Kris juga bisa jadi Direktur RSUD ya..," canda wali kota yang masih menutup mulut rapat-rapat soal calon yang akan dimutasi tersebut. (fa/nyo) [ Selasa, 28 September 2010 ]
Sopir pun Bakal Kena Mutasi
PROBOLINGGO - Janji reformasi birokrasi dengan memutasi sejumlah pejabat secara besar-besaran di Pemkot Probolinggo bakal direalisasikan wali kota. Katanya, bukan hanya pimpinan satker di eselon 2, 3 dan 4. Staf dan sopir pimpinan satker pun bakal kena mutasi Oktober mendatang.

"Pokoknya bulan Oktober, tidak sampai akhir bulan (Oktober) mutasi sudah dilaksanakan. Mutasi itu untuk mengisi formasi yang kosong dan supaya pegawai tidak mengalami kejenuhan," ujar Wali Kota Probolinggo Buchori, kemarin (27/9).

Pejabat yang bakal dimutasi secara besar-besaran ini merupakan hasil dari renungan wali kota selama beberapa bulan lalu. Dari evaluasi itu muncul beberapa nama yang bakal mendapat amanah baru dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara.

"Mereka (pejabat) harus bisa kerjasama dengan sesamanya, bisa menjalankan kebijakan kepala daerah dan loyal. Oktober nanti saya juga akan memutasi sopir. Semua sopir kepala satker akan saya mutasi juga, termasuk sopir saya," tegas Buchori ketika ditemui di acara peletakkan batu pertama rusunawa Jl Brantas.

Jika sebelumnya pimpinan satker bebas memilih pegawai yang ditunjuk sebagai sopirnya, tidak demikian dengan sekarang. "Dulu memang tradisinya begitu, tapi sekarang sudah tidak. Sopir juga dimutasi untuk penyegaran dan biar mereka tidak bosan," imbuhnya.

Seperti pernah diberitakan, wali kota memerkirakan bila mutasi bersamaan dengan eselon 4 jumlahnya bisa mencapai 80 orang. Namun wali kota masih pelit bicara saat ditanya siapa-siapa saja yang bakal kena mutasi. Apakah mereka yang sejauh ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat? Buchori enggan menjawab banyak.

Diakui olehnya, dalam rapat staf Buchori kerap menyentil tentang pelayanan di masing-masing satker dan menyatakan akan ada pergeseran. "Tidak menutup kemungkinan satker yang kena sorot masyarakat juga mutasi," jawabnya singkat. Tentunya mutasi tersebut tidak akan lepas dari usulan Baperjakat dan hak prerogatif kepala daerah.

Pada Oktober mendatang banyak pejabat yang akan pensiun seperti Kabag Perekonomian dan Penanaman Modal Herrien Purnamawati dan Sekretaris KPU. Jabatan Kepala Dinas Pertanian pun juga kosong karena Ahmad Sutarjo, kepala dinas sebelumnya sudah pensiun bulan ini. Posisi itulah yang bakal diisi oleh pejabat yang kena mutasi.

Di pemkot sudah terdengar perbincangan siapa yang bakal pindah kemana dan siapa yang menggantikan. Salah satu yang menjadi pembicaraan adalah Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo yang bakal dimutasi sebagai Kepala Dinas Pertanian. "Bisa jadi. Tiyok (panggilan Kabag Humas dan Protokol) nanti bisa juga saya pindah ke PU (Dinas Pekerjaan Umum)," ujar Buchori sambil tertawa.

Tiyok dan Kepala Bappeda Budi Krisyanto yang berada di dekat wali kota waktu itu langsung beradu tawa. "Pak Budi Kris juga bisa jadi Direktur RSUD ya..," canda wali kota yang masih menutup mulut rapat-rapat soal calon yang akan dimutasi tersebut. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181646

Dewan Imbau Gudang Tampung Tembakau

[ Selasa, 28 September 2010 ]
Tegaskan Harga Stabil, Kualitas Bermasalah

KRAKSAAN - DPRD Kabupaten Probolinggo akhirnya angkat bicara menyikapi keresahan para petani Tembakau akibat hujan yang turun. Para wakil rakyat ini mengimbau agar gudang menampung semua Tembakau petani sesuai dengan harga di pasaran.

Imbauan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD setempat Wahid Nurahman saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (27/9). "Kami mengimbau pihak gudang tetap menerima Tembakau dari petani, apapapun kualitasnya. Karena ini adalah masalah musim yang tidak menentu," pinta Wahid.

Caranya, politisi asal partai Golkar ini meminta gudang tidak menutup mata terhadap keresahan yang dialami petani Tembakau. Misalnya, menutup gudang dan tidak lagi menerima pasokan Tembakau dari petani. Sebab, petani sekitar adalam pemasok utama Tembakau bagi gudang.

Hal yang sama disampaikan Mastuki, anggota dewan asal Kecamatan Besuk. Menurutnya, keresahan petani saat ini merupakan dampak dari cuaca yang tidak menentu. Jadi, tidak ada yang dapat disalahkan dengan jeleknya kualitas Tembakau.

"Lagi pula bagaimana kami bisa mengaspirasikan keresahan itu bila masalahnya musim," ujar Mastuki memberi argumentasi. Apalagi menurut politisi yang juga mengaku sebagai petani ini, saat ini sebenarnya harga Tembakau stabil. "Jadi masalahnya terletak pada kualitas Tembakau yang kurang bagus," tambahnya.

Karena itu, ia meminta pada petani agar bersabar menghadapi kondisi cuaca saat ini. "Barangkali ini adalah cobaan bagi petani. Toh saya pun juga rugi, karena Tembakau saya juga rusak," katanya.

Suara para anggota dewan ini muncul setelah beredar kritik dari beberapa kalangan atas kinerja dewan saat ini. Dewan dinilai kurang peka atas masalah yang dihadapi petani Tembakau. Alih-alih mengomentari masalah Tembakau, mereka malah lebih sibuk membahas kunjungan kerja (kunker).

Di antara kalangan yang melontarkan kritik itu, yakni Ketua LSM Imperium Institute Yefi Nur Cahyono, Abdur Rohim, petani Tembakau asal Kecamatan Kotaanyar yang juga mantan anggota DPRD setempat. Juga Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur Amin Subarkah.

Amin bahkan mengungkapkan, pihaknya pernah diabaikan dewan ketika mengajukan permohonan audiensi terkait masalah ini. "Sampai detik ini tidak ada jawaban," ujar Amin.

Padahal kata Amin, pihaknya sudah mengirimkan surat itu sebelum masa tanam Tembakau dimulai. "Sekarang sudah banyak yang panen. Belum ada jawaban dari DPRD. Yang jelas ini cukup mengecewakan," tutur Amin. (qb/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181641

Pilih Ketua OSIS, Tiru Pemilu

[ Selasa, 28 September 2010 ]
PAITON - Ada event unik di SMPN 2 Paiton pada Sabtu (25/9). Yakni pemilihan ketua OSIS. Bukan hanya karena pemilihannya yang digelar seperti pemilu legislatif. Namun juga karena ada pemilihan ulang. Sebab dua calon ketua memiliki perolehan suara sama. Dan Kemarin (27/9), pemilihan ulang itu digelar.

Awalnya ada 4 pasangan yang maju dalam pemilihan ketua OSIS pada Sabtu. Yakni pasangan pertama, Luluk Ulfa-Shinta Tri yang memperoleh 67 suara. Pasangan kedua, Sukmawati-Okky Dewi memperoleh 132 suara. Lalu pasangan ketiga Meyta Dinda-Anissa Fahira meraih 48 suara. Terakhir pasangan RA Putri-Catur Bagaskara mendapat 132 suara.

Jadi, ada dua pasangan yang jumlah suaranya sama. Yakni pasangan Sukmawati-Okky Dewi dan pasangan Putri-Catur. "Harus dilaksanakan pemilihan ulang," ujar Kepala SMPN 2 Paiton Suyono.

Namun kata Suyono, pemilihan ulang tidak bisa dilakukan langsung pada Sabtu. Sebab pihaknya tidak ingin kegiatan itu digelar terburu-buru. Selain itu, pemilihan itu dikemas layaknya pemilu legislatif. "Semua perangkat ini kami pinjam dari KPU (Kabupaten Probolinggo). Model pemilihannya, sama persis dengan yang dilakukan KPU," kata Suyono.

Dalam pantauan Radar Bromo, pemilihan ulang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Seluruh siswa tampak menunggu antrean. Bahkan seluruh guru juga ikut mencontreng. Sementara petugas KPPS terlihat sigap melayani setiap pemilih. Mereka menggunakan pakaian adat.

"Semuanya persis pemilu legilatif. Ada absensi, pemanggilan pemilih, bilik suara, bahkan tinta setelah mencontreng. Semuanya ada 7 KPPS di sekolah," sebut Suyono.

Selain itu kata Suyono, setiap calon juga harus memaparkan visi misi sebelum pemilihan dilangsungkan. Pemaparan itu dilakukan di setiap kelas. Sehingga, setiap siswa bisa mendengar langsung dari calon.

Dikatakan Suyono, pemilihan itu dilakukan untuk memberikan pelajaran demokrasi bagi siswa. Untuk lolos, setiap bakal calon harus mendapat dukungan minimal 50 suara. "Baru bisa menjadi calon," ujar Suyono.

Konsep itu dilakukan agar siswa bisa memahami arti dan tujuan demokrasi. Selain itu, agar pendidikan demokrasi bisa diketahui lebih dini oleh siswanya. "Bagi kami, hal ini cukup penting untuk proses pendewasaan dalam pemilu," kata Suyono.

Dalam pemilihan ulang tersebut, pasangan Putri-Catur akhirnya berhasil mengungguli rivalnya, Sukmawati-Okky Dewi. Suara yang diperoleh pasangan pemenang yakni 240 suara. Sementara rivalnya berhasil mendapat 189 suara. Otomatis pasangan Putri-Catur terpilih sebagai ketua OSIS. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181640

Empat Nama Hangatkan Musda MUI

[ Selasa, 28 September 2010 ]
KRAKSAAN - Rencana gelaran Musda MUI Kabupaten Probolinggo pada pertengahan Oktober nanti mulai memanaskan peta persaingan kandidat ketua MUI. Sejumlah nama muncul dan dijagokan mengikuti bursa ketua yang dipastikan tidak diikuti KH Mohammad Hasan Saiful Islam, ketua MUI saat ini.

Ketua panitia Musda MUI KH Sihabuddin Sholeh mengatakan, jadwal pelaksanaan Musda tidak berubah. Hal itu diputuskan sementara di rapat panitia pada Jumat malam (24/9). Namun kata Syihabuddin, tanggal pelaksanaan belum diputuskan. Sebab hal itu harus dikonsultasikan pada MUI Jawa Timur. "Besok (hari ini) kita ke sana," ujarnya kepada Radar Bromo, kemarin (27/9).

Hal yang sama juga berlaku untuk tempat kegiatan. Menurut Syihabuddin, tempat Musda juga mesti dikonsultasikan. Sebab hal itu tertera dalam aturan organisasi MUI. "Tergantung bagaimana nanti petunjuk provinsi. Kita hanya melaksanakan," katanya.

Sayangnya, Syihabuddin enggan berkomentar tentang kandidat ketua MUI. Menurutnya, pihaknya saat ini fokus dalam hal pelaksanaan saja. "Masalah calon nanti tergantung pemilih. Saya akan melihat perkembangannya saja," tuturnya.

Meski Syihabuddin enggan berkomentar, kondisi di lapangan berkata lain. Wakil Ketua MUI Kecamatan Pajarakan H Mohammad Hasyim Asyari misalnya, menuturkan bahwa pihaknya menangkap beberapa nama yang muncul sebagai kandidat ketua.

Yakni, KH Munir Kholili, Sentong, Krejengan dan Habib Hasan Al-Muhdor, Widoro. "Itu info yang kami terima," ujar Hasyim.

Namun MUI Kecamatan Pajarakan sendiri menurut Hasyim kurang sepakat dengan dua nama itu. Alasannya, karena Kiai Munir menurut Hasyim sudah ada di posisi Rois Syuriyah PCNU Kraksaan. "Sebaiknya tidak campur aduk jabatan. Saya kira beliau juga tidak berkenan," kata Hasyim.

Sedangkan Habib Hasan dinilai saat ini sangat dibutuhkan di sektor dakwah Islam. "Beliau (Habib Hasan, Red) cukup baik sebagai pemimpin. Namun kami rasa sebaiknya jangan terjun ke MUI. Beliau lebih pas konsentrasi di sektor penguatan dakwah islam," sebut Hasyim.

Justru, Hasyim memunculkan nama baru. Yakni KH Abdul Wasik Hannan, pengasuh Ponpes Miftahul Ulum, Jatiurip, Krejengan. Pilihan itu kata Hasyim, cukup proporsional.

Sebab figur Kiai Wasik memiliki pengaruh cukup luas. Di samping itu, Kiai Wasik bisa diterima di lintas sektor. "Beliau bisa masuk bursa. Saya pikir beliau layak dan mampu," ujar Hasyim yang juga ketua MWC NU Kecamatan Pajarakan ini.

Pendapat serupa muncul dari KH Hasan Assyadzili, ketua MUI Kecamatan Kraksaan. Kiai Hasan sepakat dengan Hasyim yang kurang menyetujui Kiai Munir dan Habib Hasan masuk dalam bursa kandidat ketua MUI.

Alasan yang disampaikan Hasan pun sama dengan Hasyim. "Kiai Munir di Rois Syuriah. Sedangkan Habib Hasan memang menyatakan kepada saya, tak mau maju," tutur pengasuh Ponpes Zainul Anwar Besuk ini.

Namun Hasan sendiri kurang sependapat dengan Hasyim yang memunculkan nama Wasik. Menurutnya, Wasik sudah berada di lingkaran partai politik. Hal itu menurutnya akan mempersempit ruang gerak MUI sebagai organisasi yang tak terikat. "Kiai Wasik bagi saya kurang pas. Beliau lebih condong ke dunia politik," sebut Hasan.

Kiai Hasan sendiri mendengar info, justru Kiai Syihabuddin yang akan dicalonkan sebagai ketua MUI. Namun Hasan berkelit, pihaknya sudah memiliki sikap dan pilihan.

Baginya semua calon memiliki peluang yang sama. "Selain itu semua calon cukup layak. Termasuk jajaran ketua-ketua tingkat kecamatan. Kecuali saya," ujarnya sembari tertawa.

Hasan hanya berharap, MUI ke depan bisa dipimpin oleh pemimpin yang energik dan bisa menaikkan daya kerja MUI. Sebab menurutnya, MUI sudah memiliki citra yang cukup baik di masyarakat. "Oleh karenanya harus bisa meningkatkan citra itu. Serta bisa menyinergikan ulama dan umara. Dua unsur ini harus bersatu," tutur Hasan.

Tak lupa Hasan menyampaikan penilaiannya terhadap kepengurusan saat ini. Menurutnya, pengurus sudah berhasil menjalankan tugas dengan baik. Namun hal itu terbatas kepada ketuanya saja. "Sementara pengurus lainnya kurang kompak," kata Hasan.

"Sehingga muncul kesan, pengurus yang ada hanya tercantum namanya saja. Tapi kerjanya tidak. Ini perlu dievaluasi untuk pengurus selanjutnya. Kami akan mendukung penuh pengurus baru nanti," pungkas Kiai Hasan. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181639