Sabtu, 16 Oktober 2010

Rangkaian Kegiatan Gerpas Berseh : Cangkru'an Pasar Baroe

Jumat, 15 Oktober 2010

Cangkru’an Walikota Probolinggo kemarin (14/10) malam yang diadakan di jalan niaga, barat pasar baru atau tepatnya di lokasi len-jelenenan terlihat lebih ramai karena yang datang adalah pedagang yang berada di pasar se-Kota Probolinggo. Acara ini digelar karena merupakan satu rangkaian kegiatan Gerpas Berseh yang diadakan Pemkot Probolinggo.

Mukadi Cs yang selalu sukses mengocok perut penontonnya hadir pula disana ditambah mbak Oke yang membuat ramai suasana. Selepas menari bersama warga dengan diiringi ngijung Madura oleh Patmo, Walikota Probolinggo, H.M. Buchori mengajak 2 warga perempuan dan 1 laki-laki tampil ke depan untuk menyampaikan aspirasinya mengenai pengelolaan Pasar Baru.

Seorang laki-laki bersongkok tinggi, yang bernama Mustajib, warga jati tampil ke depan. Dia ucapkan terima kasih karena Pemkot sudah membantu pembangunan pasar. Ada yang dia pinta, pasar yang sudah bersih perlu juga ditertibkan masalah pedagangnya. Karena tidak sedikit bedak yang didepannya ada pedagangnya juga, maka Mustajib menginginkan agar ditertibkan. Mendapat pernyataan polos dari warganya, H.M. Buchori langsung memanggil kepala pasar, Abd. Gani. “Apa benar yang diutarakan oleh bapak ini? Selanjutnya bagaimana?” tanya orang nomor 1 di Kota Probolinggo kepada kepala Pasar. Dia (Abd. Gani) akan segera menertibkannya, disambut tepuk tangan penonton cangkru’an.

Kemudian dilanjutkan oleh seorang warga pedagang buah di Pasar Baru, bernama Tatik, dia minta agar Pemkot meminimalisir barang hilang di Pasar Baru, walaupun sudah ada waker (penjaga malam) tapi tetap saja terjadi kehilangan barang. Selain itu dia juga menginginkan adanya rehab pasar baru. H. M. Buchori kembali memanggil Abd. Gani untuk mempertanggung jawabkannya, dan Abd. Gani siap untuk menertibkan dan meningkatkan keamanan di area pasar baru.

Lain halnya dengan Yuliana, pedagang sayuran di pasar kronong. Dia tidak minta apapun, dia hanya berterima kasih karena pasar kronong kini sekarang sudah bersih, tertib dan aman, sehingga pedagang tidak lagi ada keluhan. Sambil terenyum bangga, Walikota Probolinggo memanggil kepala pasar Kronong, lagi-lagi Abd. Gani yang datang. Diapun tertawa, H.M. Buchori lupa bahwa Abd. Gani adalah kepala pasar di seluruh Kota Probolinggo. “ Saya bangga terhadap pasar kronong, karena pemerintah yang membangun, pedagangnya ikut menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan disana” ungkap H.M. Buchori dan disambut tepuk tangan warga yang mengikuti cangkru’an.

Untuk meningkatkan kebersihan di pasar baru, secara simbolis diberikan bantuan kendaraan roda 3 kepada kepala pasar baru. Dan kepada 3 orang pedagang diberikan bantuan modal untuk usaha, selain itu juga diberikan bantuan beras sebanyak 150 bungkus kepada warga yang hadir.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=363
Telecenter Segera Hadir Di Kota Probolinggo
Jumat, 15 Oktober 2010

Sehari setelah ngangsu kaweruh di Kota Cimahi, kemarin (14/10) Bappeda Kota Probolinggo kedatangan tamu dari Diskominfo Prov. Jatim. Miswan Hadi, Kabid. Pemberdayaan Informasi dan Telekomunikasi, beserta Ambar Sulistyorini, dan Sucipto, stafnya hadir di bappeda sekitar jam delapan pagi. Selain itu juga ada Ruswan, Ketua Assosiasi Telecenter se-Jawa Timur.

Kedatangan mereka adalah untuk survey lokasi dan Fit & Proper Test calon pengurus Telecenter di Kota Probolinggo. Mereka berempat diterima di ruang rapat Bappeda oleh Aman Suryaman, Kabid. Data & Litbang, M. Sonhadji, Kasi Data & Statistik, Ika Hudyawati, Kasi Litbang, Aries, perwakilan dari Humas dan Protokol, serta H. Karno, perwakilan dari DPPKA. Ditambahkan pula dua orang calon pengurus Telecenter Kota Probolinggo, Sukardi Mitho dan Novi Budi Laksono, mereka berdua berlatar belakang swasta, karena salah satu syarat untuk menjadi pengelola Telecenter adalah dari pihak swasta.

Setelah beramah tamah, tim dari Provinsi dan dari Pemkot. Probolinggo meluncur ke Kec. Wonoasih. Rumah Dinas Camat Wonoasih yang lama tidak ditempati, disebelah barat kantor Kec. Wonoasih merupakan lokasi kantor Telecenter. “ Disini sangat layak untuk dijadikan lokasi telecenter” ujar Miswan Hadi. “ telecenter diharapkan buka sampai malam, seperti yang ada di pamekasan. Masyarakat mau datang pada malam hari, kalau pada siang hari mereka malu” ditambahkan olehnya.

Setelah survey lokasi, pihak Diskominfo menyatakan layak untuk dijadikan lokasi telecenter. Namun ada beberapa perlengkapan yang perlu di tambahkan antara lain daya listrik di up grade menjadi 3000 sampai 4000 Kwh, internet 2 Mb dan Air Conditioner (AC). Selain itu juga dibutuhkan rehab dan pembuatan rekening Telecenter.

Kemudian kedua tim bertolak menuju Kantor Bappeda, untuk melakukan Fit & Proper Test di ruang rapat Bappeda. Awalnya yang dipanggil adalah Sukardi Mitho, selang 30 menit kemudian giliran Novi Budi Laksono. Hasil dari Fit & Proper Test calon pengurus Telecenter akan diumumkan melalui Bappeda Kota Probolinggo.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=362

Menimbah Ilmu Ke Cyber City Cimahi

Jumat, 15 Oktober 2010

Kota Cimahi yang memiliki luas wilayah 4.025 Ha, hanya seperempat luas wilayah Bandung memiliki potensi yang luar biasa. Selain dikenal sebagai kota hijau, kota yang mayoritas penduduknya adalah militer, juga dikenal sebagai Cyber City, Kota yang bergerak di industri Informasi Teknologi (IT) dan industri kreatif lainnya. Hal itu disebabkan karena Kota Cimahi tidak memiliki Sumber Daya Lahan dan sumber daya alam, selain itu industri yang ada mulai di locked out, dan memiliki Sumber Daya Manusia yang banyak.

Karena alasan itulah, senin (11/10) sampai dengan rabu (13/10) kemarin, Pemerintah Kota Probolinggo mengirimkan wakilnya yaitu Bidang Data & Litbang pada Bappeda Kota Probolinggo bersama Kampoeng Cyber Sumbertaman dan Citarum Cyber Probolinggo untuk ngangsu kaweruh atau studi banding di Cyber City Cimahi.

Tim diterima oleh Assisten Administrasi dan Perekonomian, Samsul Hidayat, beserta jajarannya dan stafnya yang berkompenten di bidang IT. Awal acara dibuka paparan Kota Probolinggo oleh Budi Krisyanto, Kepala Bappeda Kota Probolinggo sambil memperkenalkan peserta lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan paparan Kota Cimahi dan latar belakang dan juga perkembangan Cyber City.

Banyak tahapan untuk menjadikan Kota Cimahi menjadi Cyber City diantaranya adalah pada tahun 2002 rektor ITB (Prof. Koesmayanto) berkeliling Cimahi, masuk industri, kunjungan langkawi, residential technology park dan kampus technology, kemudian rektor berganti, pindah ke Bekasi. Kemudian mengadakan Bandung High Tech Valley (BHTV), program bersama dengan Pemerintah Kota Cimahi untuk pemagangan ke Jepang.

Pada Tahun 2003, diadakan Cimahi Techno Residential Park (CTRP), kemudian kunjungan ke taiwan expo technology dengan PAU ITB; kunjungan bangalor india untuk melihat industri IT india. Selanjutnya pada tahun 2005, diselenggarakan pendirian cimahi rice; kerjasama dgn Ditjen IATT Depperin. Pada tahun 2008, mendorong kebijakan BTS bersama; kawasan khusus berbasis wifi yang berada di alun-alun cimahi dan seluruh gedung perkantoran pemerintah kota cimahi (2006). Tahapan selanjutnya pada tahun 2007 dilaksanakan pembangunan gedung Baros Cyber Creative Center (gedung C3), dan sudah mencapai 65% proses pembangunan, diperkirakan tahun 2009 tuntas.

Tahun 2008, kegiatan yang dilaksnakan adalah pengembangan perakitan laptop oleh siswa SMK I, studi Bandung Creative City Forum (BCCF) CQ.9 Matahari yaitu cimahi industri kreatif animasi/film. Awal pembangunan rusunami the edge yang berwawasan kreatif dan cyber, dan juga pelatihan open souce linux. Tahun 2009 Menpera mengadakan bantuan teknis percepatan penataan kawasan baros (sekitar the edge apartemen) , konsultasi dan awal kerjasama dengan laboratorium games elektro ITB dan PAU ITB, pengembangan wimax, smart card dan rencana pengembangan internet data center di gedung Baros C3. Dan pada tahun 2010 dilakukan penyusunan rencana tata ruang kawasan khusus baros, kebijakan ruang dan infrastruktur, termasuk infrastruktur duct untuk fiber optic.

Produksi Baros C3 sampai adalah pelatihan animasi kepada pelajar, selain itu broadcasting, dan juga pembuatan animasi dan pembuatan iklan. Salah satunya adalah iklan walls ice cream. Budi Krisyanto kagum dengan perkembangan IT di cimahi, selain sukses membangun Baros C3, juga karena pengelolaan e-Government yang professional. “ kami kagum atas Kota Cimahi, dan kami tidak salah pilih Kota Cimahi sebagai tempat untuk ngangsu kaweruh. Banyak yang bisa kami pelajari disini. Akan kami kirim tenaga IT untuk magang kesini” ungkap Budi Krisyanto.

Kemudian rombongan diajak berkeliling menuju ruang server. Diruangan tersebut disekat menjadi 2 bagian, satu ruangan untuk operator dan tempat pelatihan, ruangan lainnya untuk server. Setelah puas diruang server, rombongan menuju ke gedung Baros C3. Walaupun gedung tersebut masih belum selesai seratus persen, namun lantai teratas gedung ini sudah digunakan untuk tempat pelatihan animasi oleh pelajar.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=361

Liputan JTV Untuk Pro Poor Award Oleh Kota Probolinggo

Jumat, 15 Oktober 2010

Pemerintah Kota Probolinggo kedatangan tamu dari Surabaya, Tim JTV kamis (14/10). Kedatangan tim JTV diawali dengan kunjungan ke Rumah Dinas (Rumdin) Walikota, untuk bertemu langsung dengan Walikota Probolinggo, HM. Buchori guna meminta informasi tentang penaggulangan kemiskinan di Kota Probolinggo yang telah mendapatkan Pro Poor Award sebagai Kota yang konsisten menangani kepedulian akan kemiskinan yang telah ada.

Di Rumdin tim Jtv yang terdiri dari, Bian Widodo, Gama Widya Kurniawan, Andik dan Nugroho, disambut langsung oleh HM. Buchori didampingi oleh Kepala BAPPEDA, Budi Krisyanto. “strategi apa yang Bapak terapkan dalam rangka menanggulangi kemiskinan di Kota Probolinggo, sehingga di Kota yang dikenal dengan kota manga dan anggur ini menjadi kota yang lebih makmur dan sejahtera rakyatnya”, tanya Bian Widodo, salah satu Tim JTV.

“Kalau mengenai penangulangan kemiskinan, sebenarnya sudah menjadi icon yang penting dalam mengakat dan mempertahankan untuk menjadi kota yang maju. Yang biasanya saya lakukan, yaitu ya.. kita selalu mendekatkan diri kepada masyarakat untuk mendengarkan keluh kesah dan masukan dari masyarakat, sehingga dengan begitu kita akan lebih mudah mengetahui setiap kebutuhan masyarakat untuk mencapai sejahtera”, jawab HM.Buchori.

“Saya pernah mengetahui seorang ibu yang cacat kedua tangannya dengan ekonomi yang pas – pasan, ditinggal mati suaminya karena sakit, sehingga dengan begitu, ibu itu harus berusaha menanggung kebutuhan anak – anaknya yang sedang sekolah. Melihat itu saya sangat prihtin, sampai – sampai saya menangis mengeluarkan air mata saking terharunya. Ini bisa dijadikan pembelanjaran untuk kita semua. Kemudian saya putuskan untuk membatu, membebaskan biaya sekolah anak – anaknya dan memberikan pekerjaan atas permintaan ibu yang ditinggal suaminya tersebut”, tambah pengakuhan HM. Buchori.

Tim Jtv melanjutkan kunjungan yang didampingi tim pegawai dari Pemrintah Kota, yang terdiri dari, Kepala kantor BAPEMAS, Supardjono, dan Staf, Askar Irianto, Heru Margianto, Erna, serta dari Diskoperindag, Nelly Hindi, ke PAUD, Wijaya Kusuma, pembangunan Ipal Komunal dikawasan kumuh yang berada didekat lokasi TPA, Rusunawa, Fosil Maharana, industri rumahan Pembutan Batik Probolinggo Kota yang ada di Kelurahan Kebonsari.

Kemudian kunjungan dilanjutkan kepuskesmas Wonoasih, untuk mengetahui seberapa disiplin pegawai puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada pasien serta system yang bagaimana diterapkan untuk mengoptimalkan pelayanan publik. Setelah dari Puskesmas Wonoasih rombongan melanjutkan kunjungan kekantor Walikota untuk pengambilan video pemberian bantuan kepada masyarakat yang kesusahan, dalam sesi ini, istri yang telah ditinggal mati suami yaitu, atas nama, Wiwik Widiyarti warga Jl. Kapten Pattimura Gg. Tanjungan dan Luluk Mardiyana yang berumah di Jl. Teuku Umar No. 25J, Kota Probolinggo.

Kunjungan diteruskan ke SMUN 2 Kota Probolinggo, yang menyajikan pioneer peserta ikut dalam kontestan budaya daun Kota Probolinggo, Syahira Banun yang sekarang menginjak kelas XII IPA, kue yang berbahan dasar dari Pohon Mangrove serta pembuatan Bio resapan sebanyak 250 lubang yang dipergunakan untuk menampung resapan apabila terjadi genangan sehingga dapat menggulangi banjir yang dapat mengakibatkan sumber penyakit.

Panti jompo yang bertempat dijalan Slamet Riyadi menjadi sasaran kunjungan berikutnya, kelurahan Jrebeng Lor, Sumber Taman, Triwung Kidul yang memberikan sajian produksi negeri Kota Probolinggo berupa, 651 motif batik yang telah digarap oleh 9 orang pengrajin yang terdiri dari 3 orang dari Kelurahan Jati, 1 orang Kelurahan Mayangan, 1 orang Kedopok, 1 orang Sukarjo, 1 orang Sumber taman, 1 orang Triwung Kidul dan 1 orang dari Fosil Maharana, sebagai salah satu kesenian untuk menonggak HUT yang dirayakan (20/9) di Aloon – Aloon Kota Probolinggo, supaya selalu berkiprah tidak hanya didalam negeri saja melainkan go internasional.

Yang terakhir tim menuju ke Pilang untuk melihat hasil dari budidaya ikan Nila, gurami dan lele yang telah mendapatkan bantuan langsung berupa modal usaha dari pemerintah dalam mengembangkan usaha budidaya ikan yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran, dan meminimalisir kemiskinan di Kota Probolinggo.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=360

Batik Kota Probolinggo Raih Rekor MURI

Minggu, 10 Oktober 2010

batikPagi ini (8/10), di halaman rumah dinas Walikota Probolinggo, kain batik tulis dengan panjang 100 meter dengan 651 motif siap ditampilkan dan memecahkan rekor. Banyaknya motif dalam batik ini dalam rangka memperingati hari jadi Kota Probolinggo ke 651 pada bulan September lalu. Semalam (7/10), tim MURI datang dan melakukan penilaian tentang banyaknya motif dan pagi ini untuk panjangnya.

Kota Probolinggo berhak berbangga hati, karena berhasil menyabet penghargaan Pembuatan Gaun Pengantin dari Kain Batik Terpanjang se-Dunia Indonesia dengan nomor : 4504/R.MURI/X/2010. Selain itu, kain batik yang meraih rekor ini, memiliki motif terbanyak sedunia, telah menompang dan mengangkat nilai nasionalis dalam memperingati Hari Batik Nasional serta Hari Jadi Kota Probolinggo ke 651 Tahun 2010.

Acara yang dimulai dari Rumdin Walikota Probolinggo, bergerak maju ke timur menuju Kantor Walikota Probolinggo. Sepasang pengantin bergaun merah berada di depan, dan kemudian dibelakangnya seorang model cantik dengan memakai gaun pengantin terpanjang diikuti dengan beberapa model pria dan wanita yang memegangi kain batik 100 meter.

Di halaman depan Kantor Walikota tampak hadir Wakil Walikota, H. Bandyk Soetrisno, Perwakilan MURI, Paulus Pangkang, DPRD Kota Probolinggo, Muspida, Pejabat di Pemerintah Kota Probolinggo, dan Masyarakat Kota Probolinggo untuk ikut menyaksikan kirab gaun pengantin dari kain batik terpanjang sebagai bukti rasa cinta dan bangga kepada Kota Probolinggo yang lebih maju dan berkembang. Terlihat juga barisan siswa dan siswi SD, SLTP, dan SMU Kota Probolinggo sepanjang jalan dari Rumdin Walikota sampai Halaman Kantor Walikota Probolinggo.

Tampak juga hadir disana adalah Nani Kastip sebagai pemrakarsa pemecahan rekor dan Hj. Trinyahya, Sanggar Citra Ayu sebagai pencetus kegiatan ini. Dalam sambutannya, Nani Kastip, mengatakan bahwa meski terbilang dini keberadaan batik Kota Probolinggo sudah dikenal dari tingginya seni yang dikandungnya, dalam bentuk guratan tulis yang menempel pada kain yang semula putih polos menjadi kain yang cantik dan siap untuk dijadikan sebagai bahan pakaian untuk dikenakan. “Dalam kain batik tidak lepas ada unsur yang melambangkan Hari Jadi Kota Probolinggo.” ujarnya.

Batik Kota Probolinggo pantas dikenakan dalam acara – acara formal maupun non formal, sehingga untuk mengetahui informasi lebih dalam bisa didapat melalui paguyuban pecinta dan pengrajin batik Kota Probolinggo yang bertempat di jalan KH. Mansyur No. 31 Kota Probolinggo.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=359

Hendak Pesta Sabu, 2 Oknum Polisi Ditangkap

Sabtu, 16 Oktober 2010 - 02:02 wib
Nurul Arifin - Okezone
ist

SURABAYA - Dua oknum anggota polisi terpaksa diringkus anggota Satnarkoba Polrestabes Surabaya gara-gara kedapatan membawa narkoba jenis sabu-sabu.

Mereka adalah Briptu Romi Satria Negara (30) dan Dodik Setia Adiputra (36), asal Bendul Merisi Tengah. Keduanya anggota Polres Probolinggo bagian TAUD.

Informasi yang berhasil dihimpun, penangkapan Briptu Romi dan Dodik ini berlangsung Rabu (13/10/2010). Dua polisi nakal ini usai membeli sabu satu paket seberat 0,3 gram di dekat SPBU Jalan Diponegoro. Namun, aksi keduanya ketahuan petugas yang sedang berada di dekat SPBU tersebut.

Petugas tidak langsung menggerbek melainkan menguntitnya. Kedua tersangka diketahui menuju arah Jalan Darmo dengan mengendarai dua unit sepeda motor. Tepatnya di dekat Kebun Binatang Surabaya (KBS), laju motor keduanya langsung dipotong petugas yang dipimpin AKP Kusminto, Kanit Idik III Polrestabes.

Petugas yang sudah menguntit tersangka langsung menyuruh turun dari motor untuk digeledah. Rupanya, tersangka tanggap dan membuang barang haram itu ke jalan raya. Aksi itupun tak luput dari sepengetahuan petugas.

“SS itu rencananya akan dipakai pesta di daerah Rungkut,” kata Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya AKBP Eko Puji Nugroho, Jumat (15/10/2010).

Kemudian keduanya langsung diglandang menuju Mapolrestabes. Dari keterangan tersangka terungkap, uang yang digunakan untuk membeli Sabu adalah milik Aditya Bagus Mahendra (36), warga Rungkut Harapan. Seketika itu, petugas langsung menjemput Bagus di rumahnya.

Bagus sempat berkelit ketika petugas datang. Hingga akhirnya petugas menggledah isi rumah. Dari penggeledahan itu ditemukan dua plastik sisi SS dan seperangkat alat isap. Tanpa banyak bicara, Bagus kemudian digelandang petugas.

“Seperti Briptu Romi, dia (Bagus-red) pernah perkara yang sama dan dihukum enam bulan penjara, masih saja belum kapok,” paparnya.
(teb)

Sumber: http://news.okezone.com/read/2010/10/16/340/383062/hendak-pesta-sabu-2-oknum-polisi-ditangkap

Oknum Polisi Bawa Sabu Ditangkap Polisi

Jumat, 15 Oktober 2010 | 21:38 WIB
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.

SURABAYA, KOMPAS.com - Satuan Resese Narkoba (Satreskoba) Polrestabes Surabaya menangkap seorang oknum polisi yang terbukti sebagai pengguna sabu-sabu.

Oknum polisi tersebut berpangkat Briptu, bernama Romi Satria Negara (30), anggota Polres Probolinggo. Ketika ditangkap, ia bersama rekannya berinisial nama DSA (36), warga Bendul Merisi Surabaya.

"Kami menangkap oknum polisi dan rekannya di kawasan Jalan Raya Diponegoro Surabaya setelah menerima informasi bahwa keduanya membawa sabu-sabu," ujar Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya AKBP Eko Pudji Nugroho, Jumat (15/10/2010).

Ketika hendak meringkus keduanya, polisi sempat menemui kendala. Ini setelah Briptu Romi berontak dan melawan.

Bahkan, pria asal Rungkut Asri Barat itu juga membuang barang bukti satu poket sabu-sabu ke jalan.

Puncaknya, ketika kedua tersangka disuruh mengambil barang bukti, namun menolaknya. Tak pelak, Romi yang pernah tertangkap dalam kasus yang sama sekitar 2007 tersebut semakin berontak.

Tentu saja, hal itu membuat empat anggota Idik III Satreskoba Polrestabes ekstra waspada. Secara spontanitas, petugas membanting Briptu Romi hingga tak bisa bergerak lagi.

Informasinya, penangkapan dilakukan usai kedua tersangka membeli satu poket sabu-sabu yang isinya sekitar 0,3 gram.

Barang bukti itu diambil kedua tersangka di dekat SPBU Jl Diponegoro. Anggota Satnarkoba yang tengah duduk-duduk di warung dekat SPBU curiga dengan ulah kedua tersangka.

Keduanya dibuntuti empat petugas dengan mengendarai dua unit motor. Ketika motor tersangka putar balik ke arah Jalan Raya Diponegoro, dekat Kebun Binatang Surabaya (KBS) laju motor yang dikendarai kedua tersangka dipotong petugas yang dipimpin Kanit Idik III AKP Kusminto.

Polisi juga manangkap seorang tersangka berinisial ABM (36), warga Rungkut Harapan. Ia diduga memiliki sabu-sabu di rumahnya.

"Ternyata benar, saat digeledah, kami menemukan dua plastik sisa pemakaian yang masih ada sabu dan seperangkat alat hisap," jelas Eko Pudji.

"ABM juga pernah dipenjara selama enam bulan karena kasus yang sama, yakni kedapatan memiliki narkoba," katanya.

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2010/10/15/2138207/Oknum.Polisi.Bawa.Sabu.Ditangkap.Polisi

Didatangi 2 Janda, Walikota Panggil Petinggi Eratex, Kasek, Kadispendik

Jumat, 15 Oktober 2010 | 11:15 WIB

Oleh Iksan Mahmudi

KAMIS (14/10) siang pukul 10.30, Kantor Walikota HM Buchori SH MSi didatangi dua janda. Mereka mengeluhkan kemiskinannya hingga Walikota memanggil petinggi pabrik, kepala Dinas Pendidikan, dan beberapa kepala sekolah yang diperintahkan membantu.

Kedua janda itu adalah Wiwik Windiarti (39), warga Jl. Pattimura Gang Rajungan 11, Kel Mangunharjo, Kec Mayangan, dan Luluk Mardiana (40), warga Jl Teuku Umar, Kel Jati, Kec Mayangan. Keduanya dikawal kerabat masing-masing diterima walikota di ruang kerjanya.

Usai menjabat tangan walikota, mata kedua janda itu tampak berkaca-kaca. Wiwik menceritakan, Rabu (13/10) lalu, suaminya, Suhartono (44) yang sudah sekian bulan menderita stroke meninggal dunia. Sepeninggal suami yang bekerja sebagai personel satpam di garasi PO Akas itu, Wiwik mengaku cemas dengan nasib dua anaknya.

“Saya hanya bekerja di warung kopi dan (kue) gorengan, sementara masih harus menanggung biaya hidup dan sekolah dua anak saya,” ujar Wiwik. Anak pertama, Frilian Harianti masih bersekolah di SMKN 1 kelas 10, sementara anak keduanya Kristian Noah Ramadhan masih dibangku SD Negeri Mangunharjo 7.

Perempuan berjilbab itu mengaku, sebelumnya pernah bekerja di PT Eratex Djaja, perusahaan tekstil dan garmen di Kota Probolinggo. “Saya mulai bekerja di Eratex pada tahun 1990, kemudian pada 2001 terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) massal.”

Belum sempat walikota menanggapi keluhan Wiwik, Luluk ganti menyampaikan keluhannya. Beberapa hari lalu, ia mengaku mengalami musibah beruntun. “Hari Senin (11/10) suami saya, Rahmad Yani (42) meninggal dunia. Rabu (13/10) giliran ibu saya, Muslimah (60) yang meninggal dunia,” ujarnya.

Beruntun ditinggal mati dua orang yang sangat dicintainya, Luluk mengaku terpukul. Perempuan yang sehari-hari berjualan kopi dan teh itu khawatir dengan nasib dua anaknya, Sri Indahyani yang bersekolah di SMKN 1 kelas XII dan Ahmad Sugiono yang duduk di kelas IX di SMPN 3 Kota Probolinggo.

“Untuk makan saja susah, apalagi untuk biaya anak sekolah,” ujar perempuan yang masuk kategori keluarga miskin (Gakin) itu. Tidak hanya Luluk, Wiwik pun sempat berpikiran hendak menyuruh kedua anaknya berhenti sekolah.

Mendengar keluhan dua janda yang kesulitan biaya sekolah anak-anaknya, walikota kemudian menghubungi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Maksum Subani. Maksum tampak datang tergopoh-gopoh disusul sejumlah kepala sekolah.

Walikota juga sempat menghubungi manajemen PT Eratex Djaja, perusajaan tekstil dan garmen yang pernah mem-PHK massal pekerjanya termasuk Wiwik Windarti. General Affair PT Eratex Djaja, Suyoto, dikawal stafnya, Abdri pun akhirnya tampak di ruangan walikota.

“Pak Maksum, tolong anak-anak dua janda miskin ini dibebaskan dari semua biaya pendidikan di sekolahnya. Kalau sampai dipungut biaya sekecil apa pun, Sampeyan yang bertanggung jawab,” ujar walikota.

Sejumlah kepala sekolah yang “mengawal” Kadispendik, juga tampak sibuk mencari-cari nama murid, yang disebutkan kedua janda miskin itu. Di antaranya Kepala SMKN 1 Sunardi dan Kepala SMPN 3 Nurkholis.

Kepada manajemen PT Eratex, walikota menitipkan Wiwik agar diterima kembali bekerja. “Bu Wiwik ini dulu pernah bekerja di PT Eratex terkena PHK massal, tolong diterima kembali,” ujarnya.

Suyoto tampak mengangguk-angguk. “Silakan buat lamaran, akan kami terima kembali bekerja di Eratex,” ujarnya. Kebetulan sejak beberapa bulan lalu, perusahaan eksporter testil dan garmen itu memerlukan banyak pekerja. “Beberapa bulan lalu, di Eratex ada 3.300 pekerja, sekarang sudah bertambah 800 pekerja,” ujar Suyoto.

Ketika pertemuan di ruang walikota usai, tampak datang tergopoh-gopoh, Kepala SDN Mangunharjo 7, Rodhi. Karena pertemuan sudah bubar, ia segera menemui Kadispendik.

Disinggung cara “instan” walikota menyelesaikan keluhan warga yang bisa menjadi preseden buruk dan diikuti banyak warga lain, walikota mengaku selektif. “Yang perlu dibantu ya memang benar-benar miskin,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b80aae17c4418ff00b74a0c169d12831&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Polisi Pengguna Sabu Diciduk

16 Oktober 2010 04:54 WIB
Foto : MI/Ramdani/vg
SURABAYA--MICOM: Satuan Resese Narkoba (Satreskoba) Polrestabes Surabaya menangkap seorang polisi yang terbukti sebagai pengguna sabu. Polisi berpangkat Briptu berinisial RSN itu merupakan anggota Polres Probolinggo.

Ketika ditangkap, ia bersama rekannya berinisial nama DSA, warga Bendul Merisi Surabaya. "Kami menangkap oknum polisi dan rekannya di kawasan Jalan Raya Diponegoro Surabaya setelah menerima informasi bahwa keduanya membawa sabu-sabu," ujar Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya AKBP Eko Pudji Nugroho, Jumat (15/10).

Ketika hendak meringkus keduanya, polisi sempat menemui kendala. Pasalnya RSN berontak dan melawan. Bahkan, pria asal Rungkut Asri Barat itu juga membuang barang bukti satu paket sabu ke jalan. Puncaknya, ketika kedua tersangka disuruh mengambil barang bukti, namun menolaknya. Tak pelak, Romi yang pernah tertangkap dalam kasus yang sama sekitar 2007 tersebut semakin berontak.

Tentu saja, hal itu membuat empat anggota Idik III Satreskoba Polrestabes ekstra waspada. Secara spontanitas, petugas membanting Briptu Romi hingga tak bisa bergerak lagi.

Penangkapan dilakukan usai kedua tersangka membeli satu paket sabu di dekat SPBU Jalan Diponegoro. Anggota Satnarkoba yang tengah duduk-duduk di warung dekat SPBU curiga dengan ulah kedua tersangka.

Keduanya dibuntuti empat petugas dengan mengendarai dua unit motor. Ketika motor tersangka putar balik ke arah Jalan Raya Diponegoro, dekat Kebun Binatang Surabaya (KBS) laju motor yang dikendarai kedua tersangka dipotong petugas yang dipimpin Kanit Idik III AKP Kusminto.

Polisi juga manangkap seorang tersangka berinisial ABM (36), warga Rungkut Harapan. Ia diduga memiliki sabu-sabu di rumahnya. "Ternyata benar, saat digeledah, kami menemukan dua plastik sisa pemakaian yang masih ada sabu dan seperangkat alat hisap," jelas Eko Pudji. (Ant/OL-04)

Sumber: http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2010/10/16/175515/125/101/Polisi_Pengguna_Sabu_Diciduk

Bawa Sabu, Polisi Probolinggo Diamankan di Surabaya

Jumat, 15/10/2010 21:47 WIB
Imam Wahyudiyanta - detikSurabaya

Surabaya - Lagi-lagi korps baju coklat dibuat malu oleh salah seorang anggotanya. Seorang oknum polisi yang bertugas di Polres Probolinggo, ditangkap sesama polisi saat kedapatan membawa narkoba.

Bahkan, penangkapan terhadap tersangka, Briptu Romi Satria Negara (30), yang dinas di bagian Tata Urusan Dalam (Taud) ini merupakan yang kedua kalinya. Dia diamankan anggota Idik III Satnarkoba Polrestabes Surabaya, di Jalan Diponegoro.

"Romi sebelumnya pernah ditangkap Polres Surabaya Utara dan kena 6 bulan penjara," kata Kasatnarkoba Polrestabes Surabaya, AKBP Eko Puji Nugroho, kepada wartawan di mapolres, Jalan Taman Sikatan, Jumat (15/10/2010).

Bersama Romi, turut ditangkap pula Dodik Setia Adiputra (36), warga Bendul Merisi Tengah. Eko mengatakan bahwa tidak mudah menangkap Romi dan Dodik, karena mereka melakukan perlawanan saat ditangkap. Sebelum ditangkap, kedua tersangka yang baru mengambil sabu-sabu (SS) 0,3 gram di dekat SPBU Jalan Diponegoro terus diikuti petugas.

Kedua tersangka melaju menuju Jalan Darmo. Di depan KBS, mereka putar balik menuju Jalan Diponegoro. Tak ingin kehilangan buruan, laju motor kedua tersangka langsung dipotong petugas. Keduanya segera disuruh turun.

Tanggap dengan situasi tersebut, salah satu tersangka membuang SS ke tengah jalan. Saat disuruh mengambil, keduanya menolak bahkan berbalik menantang petugas. Rupanya Romi dan Dodik kalah jumlah, 4 petugas yang menangkapnya berhasil membanting kedua tersangka.

"Beberapa warga bahkan berusaha membantu anggota," tambah Eko.

Setelah diinterogasi, kedua tersangka mengatakan bahwa uang yang digunakan untuk membeli serbuk kristal itu berasal dari Aditya Bagus Mahendra (36), warga Rungkut Harapan. Tanpa menunggu lama, petugas langsung menuju ke alamat yang dimaksud. Aditya diamankan, dan dari rumahnya petugas menemukan dua plastik klip yang masih ada sisa SS dan seperangkat alat hisap. "SS yang dibeli tersangka itu rencananya akan dihisap bareng di daerah Rungkut," tandas Eko.

(bdh/bdh)


Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/10/15/214700/1466400/466/bawa-sabu-polisi-probolinggo-diamankan-di-surabaya?y991102465