Kamis, 14 Oktober 2010

Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Digelar di Probolinggo

suarasurabaya.net| Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS) yang dirayakan setiap 15 Oktober, di Jawa Timur pada Jumat (15/10) akan dipusatkan di Kota Probolinggo. PT Unilever Tbk, secara khusus menggelar kegiatan ini dalam rangka untuk membudayakan cuci tangan pakai sabun dikalangan masyarakat.

Tahun ini, HCTPSS di Indonesia dengan dikoordinir secara langung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menggelar beberapa kegiatan yang sudah digelar sejak tahun 2004 lalu, diantaranya di Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Jawa Timur. Khusus untuk Jawa Timur, kegiatan diawali dengan konferensi pers di Kota Surabaya.

Hadir dalam kesempatan Kamis (14/10), di Kota Surabaya diantaranya, ERWIN CAHAYA ADI Senior Brand Manager Lifebouy mewakili PTUnilever Tbk, RONI SUGIYANTO SYAHRONI Direktur Spektra, dan DIK DOANK seniman yang juga sangat konsern dengan anak-anak.

Rangkaian HTCPSS 2010 di Jawa Timur yang dipusatkan di Kota Probolinggo bekerjasama dengan PKK Kabupaten Probolonggo. Dijadwalkan, acara ini akan dihadiri sekurangnya 1.680 orang peserta dari sejumlah SD se Kabupaten Probolinggo serta para penggerak PKK.

"Karena budaya mencuci tangan, tidak hanya untuk anak-anak saja. Tetapi kepada para generasi sebelumya, para Ibu dan orang tua juga harus memahami dan mengerti tentang budaya sehat melalui cuci tangan pakai sabun tersebut," ujar ERWIN CAHAYA ADI pada suarasurabaya.net.

Ditambahkan ERWIN, perayaan HTCPSS 2010 melalui edukasi serta sosialisasi pentingnya cuci tangan dikalangan masyarakat diharapkan semakin dapat memperluas budaya cuci tangan yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat di Indonesia. "Itu juga yang kami harapkan. Budaya cuci tangan semoga menjadi lebih dikenal masyarakat sebagai bagian dari hidup sehat," tuntas ERWIN CAHAYA ADI, Kamis (14/10).(tok)

Teks foto:
-Kampanye HCTPSS 2010 juga dihadiri DIK DOANK.
Foto: TOTOK uarasurabaya.net

Sumber: http://www.suarasurabaya.net/v06/kelanakota/?id=67037932baa0f49826fd842a7faa1410201083593

Takmir Masjid Tiban Takluk

Kamis, 14 Oktober 2010 | 10:04 WIB

PROBOLINGGO - Takmir Masjid Tiban Babussaalam, Kel. Pilang, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo akhirnya rela berbagi jalan masuk ke masjid dengan investor wisata pantai. Mereka pun menyetujui pembangunan wisata di kawasan hutan mangrove itu asalkan tidak diwarnai maksiat.

“Kami bukan menolak wisata mangrove, tetapi tolong perhatikan norma-norma agama. Jangan sampai wisata pantai itu menjadi tempat maksiat,” ujar Abdul Aziz Kholil, penasihat takmir masjid dalam pertemuan dengan investor di Pemkot Probolinggo, Rabu (13/10).

Pertemuan yang dipimpin Asisten Pembangunan, Agus Subagiono itu dihadiri Direktur CV Bee Jay Entertainment, Benjamin Mangintung. Selain sejumlah pengurus takmir, tampak pula Kabag Hukum Agus Hartadi dan Kabag Pemerintahan Shofwan Thohari.

Sementara itu Totok, juga takmir masjid mengatakan, masjid harus dijaga keamanan, kebersihan, dan kekhusyukannya. Sehingga umat bisa beribadah dengan tenang.

“Kami khawatir lalu lalang kendaraan proyek bisa mengganggu umat yang beribadah, juga debunya mengotori masjid,” ujar Totok yang juga Ketua RT 1 di Kel. Pilang itu.

Seperti diketahui, jalan masuk ke masjid bakal dilalui kendaraan proyek wisata pantai. Selain itu, kelak setelah proyek selesai, pengunjung wisata pantai juga bakal melintasi jalan di samping selatan Masjid Tiban.

Terkait keluhan takmir masjid, Pemkot menjamin objek wisata pantai itu bersih dari perbuatan maksiat. “Ini bukan tempat wisata esek-esek. Kalau sampai diwarnai maksiat, Pemkot sendiri yang akan menutup tempat wisata itu,” ujar Agus Subagiono.

Agus menambahkan, dalam memori kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) sudah jelas, wisata tersebut memanfaatkan rindangnya hutan mangrove di kawasan pantai utara Probolinggo. Wisata alam itu bakal berdampak positif bagi kelestarian alam, selain memberikan nilai tambah ekonomis bagi Pemkot dan warga sekitar.

Sisi lain, untuk memasuki kawasan hutan mangrove itu, dari jalan nasional Jl. Soekarno-Hatta diperlukan jalan masuk yang melintasi rel KA. “Hasil konsultasi dengan Dirjen Kereta Api, yang direkomendasi ya jalan masuk ke Masjid Tiban. Soalnya pihak Kereta Api tidak ingin terlalu banyak jalan yang melintasi rel KA,” ujarnya.

Karena itu, kata Agus, takmir masjid diminta berbagi jalan dengan investor wisata pantai. “Sebenarnya beberapa hari lalu, kami dan investor bermaksud melakukan sosialisasi tetapi keburu dicegat warga di jalan. Daripada ada yang memprovokasi, lebih baik kami pulang,” ujarnya.

Sementara itu Benjamin Mangintung mengatakan, awalnya Masjid Tiban tidak termasuk paket wisata pantai. “Tetapi begitu mengetahui Masjid Tiban termasuk masjid tua yang bersejarah, akhirnya kami masukkan dalam paket wisata religi,” ujarnya.

Soal jalan masuk ke bakal lokasi proyek wisata pantai, investor mengaku sudah mengajukan surat ke Dirjen Kereta Api. “Dirjen Kereta Api merekomendasikan jalan masuk di perlintasan 186, yang selama ini merupakan jalan masuk ke masjid. Jadi kami minta takmir berbagai jalan,” ujarnya.

Benjamin pun mengaku, akan memperlebar jalan masuk ke masjid selebar sekitar 4 meter itu menjadi 6-10 meter. “Kami murni mengembangkan eco-wisata. Hutan mangrove yang ketebalannya 30 meter bakal kami tanami hingga menjadi 300 meter,” ujar alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta itu.

Soal keluhan bakal muncul debu, investor mengaku, akan melibatkan warga untuk membersihkan masjid. “Kami juga toleransi, saat jam-jam beribadah, kendaraan proyek berhenti sementara,” ujarnya.

Investor juga menjanjikan bakal menyerap warga sekitar untuk bekerja di proyek dan tempat wisata kelak. Yang jelas, investor sudah menyiapkan 3 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk pembangunan tahap awal wisata pantai itu. “Kami sudah menyiapkan 420 tiang pancang, juga mendatangkan batang-batang kelapa dari Sulawesi,” ujarnya.

Kawasan wisata itu terhampar di kawasan hutan mangrove sepanjang 1.500 meter di Kel. Pilang. ”Kawasan barat sepanjang 500 meter untuk penangkaran satwa, 500 meter di timur untuk pembibitan mangrove, dan 500 meter di tengah-tengah untuk resort yang dilengkapi bungalow,” ujar Benjamin.

Kawasan wisata itu juga bakal dilengkapi tempat rekreasi air seperti pemancingan dan mendayung (berperahu). Investor juga bakal membangun boom-boom car, wisata outbond, jalan setapak, hingga restoran terapung. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=ba56a1fd70b8c7aff17bf4c58e614b42&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Soal Perampok Dihargai Rp 10 Juta

  • Kamis, 14 Oktober 2010

Isu Sayembara Buru Perampok H Misto
Probolinggo-Surya-
Penyelidikan kasus perampokan yang menimpa H Suyanto alias Misto warga Desa Karangpranti, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo seperti membentur tembok, karena polisi sulit melacak jejak pelaku.

Yang menarik, H Misto yang pengusaha tambang batu bara itu, dikabarkan mencoba mencari para perampok itu dengan caranya sendiri. Dengan kekuatan uangnya, ia akan memberikan hadiah Rp 10 juta bagi siapa saja yang sanggup memberikan informasi sahih tentang keberadaan kawanan perampok yang berdandan ala ninja itu. Sayembara itu diharapkan bisa mempermudah penangkapan para perampok.

Seperti diberitakan, rumah Misto disatroni kawanan perampok, Selasa (12/10) sekitar pukul 01.30 WIB. Dalam perampokan itu, selain uang tunai Rp 15 juta dan berlian senilai Rp 30 juta digondol, istri Misto, Hj Halimah sempat ditendang dan diinjak-injak perampok.

Rumor soal sayembara itu menyebar sehari setelah perampokan dan Misto sudah kembali dari lahan tambang batu baranya di Kalimantan. Namun, informasi ini belum dapat dikonfirmasikan pada Misto karena ia tidak bisa ditemui.

Sejak pukul 10.10 WIB, Rabu (13/10), Surya yang berada di rumahnya, namun justru dipingpong pesuruhnya. Awalnya, Misto disebut tidak ada di rumah, melainkan di lokasi penggilingan padinya di Desa Asembagus, sekitar 10 kilometer dari rumahnya. Namun, ketika Surya sampai di tempat itu, para pegawai Misto menyebut juragannya itu berada di gudang kayu, sekitar 7 kilometer jauhnya dari tempat selep padi itu.

Namun, lagi-lagi Surya gagal Misto. Pintu gudangnya tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda ada orang di situ. Sehari setelah kejadian perampokan, police line yang sebelumnya dipasang di pagar rumahnya sudah dibuka. Pintu pagar setinggi hampir 2 meter juga tertutup rapat dan dari luar pagar terlihat dua mobil jenis Grand Vitara 2.0 di halaman dan sebuah mobil Pajero Sport diparkir di garasi belakang.

Lalu, ketika Surya mencoba mencari lagi di rumahnya, juragan batu bara itu disebut tidak ada di rumah. “Pak haji (H Misto, Red), naik CRV putih,” ujar salah satu pesuruhnya yang berkumis dan mengaku bernama Rifin kepada Surya.

Namun, pembantu H Misto yang berada di seberang jalan, memberi isyarat kepada Surya, bahwa H Misto ada di dalam rumah, tetapi sedang istirahat. Ketika diminta nomor ponsel H Misto, Rifin maupun pembantu perempuannya, yang tengah menggendong anak H Misto, tidak memberi jawaban. “Wah, saya tidak tahu nomornya Bapak,” katanya.

Secara terpisah, Kasat Reskrim AKP Heri Mulyanto ketika dikonfirmasi Surya tidak memberi penjelasan terkait perkembangan terbaru perburuan pelaku perampokan bos batu bara tersebut. “Belum ada perkembangan,” katanya singkat.

Perampokan di rumah keluarga kaya-raya itu terlihat mendapat perhatian khusus dari kepolisian. Selang beberapa jam setelah kejadian, puluhan anggota Polres Probolinggo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dilengkapi anjing pelacak yang didatangkan dari Polda Jatim. ntiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/10/14/info-soal-perampok-dihargai-rp-10-juta.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29