Minggu, 09 Mei 2010

RSUD dan Dinkes Jadi Sorotan

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO - RSUD Dr Mohammad Saleh dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo kena sorot pansus (panitia khusus) LKPJ (Laporan Keuangan Pertanggungjawaban) Wali Kota tahun 2009. Sorotan itu terkait pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin.

Pansus LKPJ 2009 mempunyai tugas mencermati dan menilai program kerja eksekutif. Bila ada program satker (satuan kerja) yang belum maksimal, itulah yang bakal menjadi rekomendasi pansus LKPJ kepada wali kota.

"Pansus sudah melaksanakan rapat kerja untuk mengetahui lebih jauh tentang program kerja satker yang belum maksimal. Kami mengundang Bappeda, Bagian Hukum, Inspektorat dan Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset," ujar Ketua Pansus LKPJ Nasution kemarin.

Politisi PDIP ini menambahkan, empat satker itu dipanggil karena mencakup semua sektor di satker, termasuk tentang anggaran dan kinerja. "Poinnya harus ada pembenahan untuk tahun depan. Apa yang disampaikan oleh pansus sesuai dengan PP 3 tahun 2007," tuturnya.

Pansus menyoroti beberapa satker yang masih dianggap belum maksimal. Yaitu RSUD, Dinkes dan Dinas Pertanian. Pasalnya, di RSUD dan Dinkes perlu ada pembenahan terkait pelayanan kepada masyarakat miskin. Karena masyarakat miskin ada yang masuk dalam kuota jamkesda dan ada yang belum masuk.

"Kami membuka sinergi agar antara RSUD dan Dinkes tidak terjadi tumpang tindih dan overlap. Hal ini juga diyakini oleh Bappeda yang seiya sekata dengan pansus," jelas anggota dewan yang karib disapa Cak Yon itu.

Selain itu, Dinas Pertanian juga diminta lebih fokus dalam pemberdayaan kaum petani. Karena lahan yang ada di Kota Probolinggo ini sebagian besar masih digunakan sebagai pertanian. Dinas Pertanian juga diminta tidak hanya fokus dalam persoalan fisik seperti pembangunan irigasi.

Pansus meminta dinas tersebut memikirkan pemberdayaan petani, pemberian bibit sampai permasalahan pupuk. Program sapi kereman juga diharapkan bisa diberlakukan dengan maksimal. Tahun 2009 memang program itu masih ada tapi minim sekali.

"Selama ini kendala program itu karena kondisi keuangan. Kami berharap pada perubahan (perubahan anggaran keuangan) program sapi kereman lebih maksimal lagi," harapnya.

Selanjutnya, Senin (10/5) bakal dilaksanakan tiga sidang paripurna dewan. Pertama paripurna pembacaan kesimpulan pansus LPKJ pukul 09.00. Dilanjutkan pukul 11.00 paripurna pembubaran pansus LKPJ. "Malam harinya jam 7 ada paripurna PA fraksi. Ada tiga paripurna nanti hari Senin," kata Cak Yon. (fa/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157431

Ikan Sulit, Harga pun Menurun

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Musim yang tidak menentu dan tidak bersahabat, membuat para nelayan mengeluh. Pasalnya, ikan kian sulit didapat. Akibatnya, pendapatan para nelayan dan pengusaha perikanan berkurang.

Yusri alias Awi, salah seorang pengusaha perikanan di Kota Probolinggo menyatakan, keadaan itu sudah terjadi sejak sekitar dua bulan lalu. Sejak itulah, hasil tangkapan menurun. Otomatis mengurangi pendapatan. "Cuaca lagi buruk," ujarnya kemarin.

Awi menyebut, kapal-kapal balai biasanya berburu hingga ke laut Arafuru. Terkadang juga sampai ke perbatasan Australia. "Tapi, sekarang cuaca sangat ekstrem. Selain angina, arus bawah juga banter," ujarnya.

Sudah cuaca buruk, harga pasaran ikan juga mulai tidak bersahabat. Itu tidak hanya terjadi di dalam negeri, tapi di negara-negara yang menjadi jujukan ekspor.

Tapi, bukan berarti ikan dari Kota Probolinggo tidak laku di pasaran nasional. Ikan-ikan itu juga banyak dikirim ke daerah Gresik, Jakarta dan Bali. "Rata-rata, untuk pabrik pengolahan ikan. Bukan untuk dikonsumsi langsung," ujarnya.

Sedangkan ikan-ikan yang dikirim ke Bali, rata-rata untuk dikonsumsi langsung. Tapi, itu khusus ikan-ikan yang tidak telalu besar. Beratnya berkisar antara 5-8 ons. "Biasanya, kalau Bali mintanya yang kecil-kecil atau sepiring isi dua," ujar Agus seorang pengusaha ikan lainnya. (rud/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157430

Persiapan Murid SMAN Dringu Probolinggo yang Akan Mengikuti Unas Ulang

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
Sempat Syok dan Drop, tapi Bertekad Bangkit

Lima murid di SMAN Dringu Probolinggo tidak bisa santai-santai setelah hasil ujian nasional (unas) utama diumumkan. Sebab, mereka dinyatakan tidak lulus alias harus mengulang. Setelah sempat drop mental, mereka bertekad untuk kembali bangkit menaklukkan unas ulang.

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

Herary Yulfia Pradipta dan Diah Faristri, Kamis (6/5) lalu sekira pukul 11.30 nampak serius mendengarkan penjelasan Sugeng, guru sosiologi. Usai mendapatkan penjelasan, mereka berdua kembali fokus mengerjakan latihan soalnya.

Sesekali ketika mereka menemukan soal yang agak sulit, mereka kembali meminta penjelasan sang guru yang dengan sabar menunggui mereka berdua.

Saat ini semua siswa SMAN Dringu kelas III sudah libur usai penumuman unas lalu. Tapi tidak bagi Herary dan Diah beserta tiga teman lainnya Agung Santoso, Decky M Arianto dan Eka Sulastri. Mereka harus masuk sekolah untuk persiapan menghadapi unas ulang.

Kelima murid itu akan mengikuti unas ulang pada 10-14 Mei mendatang. Karena hasil unas utamanya tidak memenuhi syarat kelulusan. "Dari lima murid di SMA kami, ada yang nilai rata-rata unasnya tidak memenuhi standar kelulusan 5,5. Ada juga yang memperoleh hasil jeblok pada suatu mata pelajaran tertentu di bawah 4," kata Atim Suciana, wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang sesekali memantau aktifitas kelima muridnya itu.

Nah, untuk mempersiapkan lima muridnya menghadapi unas ulang, SMAN Dringu membekali muridnya dengan mengadakan materi tambahan. Setiap harinya jelang unas susulan, kelima murid tersebut akan diasah menjawab materi-materi soal latihan unas. Mereka pun didampingi seorang guru yang bertugas memberi penjelasan bila ada murid yang kesulitan.

Jadwal persiapan latihan jelang unas ulang ini fleksibel. Setiap harinya tidak semua siswa peserta unas ulang datang. Tetapi disesuaikan dengan kebutuhan. Siswa hanya mendalami mata pelajaran yang akan diikutinya ketika unas ulang nanti.

Nah, Kamis itu kebetulan jadwal membahas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sosilogi. Herary dan Diah sama-sama jeblok pada mapel sosiologi. "Sebenarnya ada satu lagi yang yang mengulang mapel sosiologi yakni Agung Santoso. Tetapi kebetulan hari ini ia tidak datang," ujar Atim Suciana.

Menurut Atim, tempat belajar untuk persiapan unas ulang juga cukup fleksibel. "Pokoknya, jadwal dan tempatnya disesuaikan antara murid dengan guru pembimbing. Ada yang sampai didatangi di rumahnya," jelas Atim. Untuk agenda persiapan unas ulang di SMAN Dringu ini sama sekali tidak dipungut biaya.

Kebetulan Kamis itu Herary dan Diah belajar di ruang bimbingan konseling (BK). Sekitar sejam kemudian kedua siswa tersebut rampung mengerjakan soal-soal persiapan unas. "Tetap semangat kok," ujar Herary membuka pembicaraan dengan Radar Bromo.

Tak berselang lama, Decky M Arianto sesama calon peserta unas ulang datang. Kebetulan hari itu ia juga telah mengikuti bimbingan mapel bahasa Indonesia. Suasana yang sempat agak tegang usai mengikuti persiapan unas agak cair.

Kepada Radar Bromo, ketiga siswa tersebut mengaku sempat down usai dinyatakan harus mengikuti unas ulang. Decky, misalnya, sampai sehari penuh mengurung diri di kamar. "Saat itu saya shock karena dinyatakan harus mengikuti unas ulang. Padahal menurut saya, saat unas lalu saya sudah mempersiapkan diri dengan baik. Tetapi hasil berkata lain," ceritanya.

Namun shock dan drop mental yang dirasakan Decky dan teman-temannya itu tak berlarut-larut. Sehari setelah pengumuman unas, sekolah mengumpulkan kelima murid tersebut. Mereka di-briefing untuk menghadapi unas ulang.

"Mental saya sedikit terangkat usai mendapatkan pengertian dari ibu dan keluarga saya yang mendukung. Teman-teman saya juga banyak yang mengirim SMS. Itu membuat saya mulai bangkit," cerita Decky.

Selain mendapatkan banyak dukungan dan keluarga, salah satu faktor yang membangkitkan mental mereka adalah keberadaan teman seperjuangan. "Untungnya saya tidak sendirian, ada teman yang lain," celetuk Herary.

Nah, usai mendapatkan briefing dari pihak sekolah, mereka pun bertekad tak berlarut-larut dalam kesedihan meratapi kegagalan. Kini mereka fokus untuk menghadapi unas ulang.

Herary sendiri mengaku tidak akan mengulangi sedikit kesalahannya. "Waktu unas pertama lalu saya kurang teliti. Saya juga tidak berhati-hati dalam menjawab soal LJK (lembar jawaban komputer). Mungkin jawaban saya banyak yang mbleset karena kurang sempurna menjawab soal LJK," terang Herary.

Sebelum unas, Herary dikenal siswa yang cukup berprestasi. Ia jago menari, bahkan sempat memenangi lomba tari se Kabupaten pada 2009 lalu. Dari prestasi di dunia tarinya tersebut, Herary juga telah mendaftar PMKB (Penelusuran Minat dan Kesempatan Belajar) di UM Malang.

Karena itu Herary berharap mampu meraih hasil memuaskan dalam unas ulang nanti. "Kami ingin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi lagi. Karena itu kami berharap hasil unas ulang nanti bagus," harapnya.

Selain menempa diri dengan soal-soal latihan, ketiga pelajar tersebut juga mengaku telah menyiapkan diri secara spiritual. Decky misalnya, ia lebih sering beribadah dan berdoa.

"Selain minta doa kepada orang tua, keluarga dan teman-teman, ibadah juga ditingkatkan. Kalau bangun tengah malam, menyempatkan diri dengan salat malam," kata Decky.

Mendengar pengakuan Decky, sang wakil kepala sekolah Atim langsung nyeletuk. "Lha iya, wong sudah dari dulu sudah diingatkan agar ibadahnya ditingkatkan, tetapi tetap bolong saja. Eh sekarang baru terasa," katanya.

Di balik keseriusan dan kesibukan menyiapkan diri untuk unas ulang, ada romansa di antara mereka. Kabarnya, Decky dan Diah jadi "tambah dekat". "Mereka sekarang sering bersama," celetuk Hera.

Mendapatkan tudingan seperti itu kontan saja Decky maupun Diah langsung mengelaknya. "Enggak, enggak kok," protes Diah sambil menunduk karena tersipu malu. Sementara Decky hanya bisa tersenyum malu.

"Sengsara membawa nikmat ya, Deck?" gurau sang wakil kepala sekolah Atim. (yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157429

Sekolah-Sekolah Perlu Introspeksi

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Banyaknya murid -termasuk dari SMP negeri- di Kota Probolinggo yang tak lulus ujian nasional (unas) utama, mengundang keprihatinan. Salah satunya dari Ketua Dewan Pendidikan Kota Probolinggo Wawan E. Kuswandoro.

Wawan menyatakan, setelah unas digelar dan diketahui hasilnya, minimal ada dua tugas yang harus dilakukan para pengelola dan pelaksana pendidikan. Terlebih, apabila banyak sekolah belum berhasil meluluskan anak didiknya.

Menurutnya, adanya ujian maka lulus atau tidak menjadi sesuatu yang wajar. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah penyebab ketidaklulusan itu sendiri. "Penyebabnya harus dicari, kenapa sampai banyak (siswa) yang tidak lulus," ujarnya.

Selain mencari penyebabnya, menurut Wawan, pihak sekolah harus melakukan introspeksi diri. Harus melakukan evaluasi menyeluruh. Baik bagi sekolah negeri maupun sekolah swasta. "Ini, karena unas sudah terlanjur dijadikan (salah satu) alat ukur kelulusan," ujarnya.

Tapi, unas bukanlah satu-satunya alat ukur maju tidaknya sebuah penididikan. Dan, tidak bisa dijadikan indikator keberhasilan pendidikan. "Unas hanya sebagian kecil dari keberhasilan pendidikan," ujarnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, jumlah siswa SMP yang tidak lulus dalam unas utama di Kota Probolinggo banyak disumbang dari SMP negeri. SMPN 8, SMPN 6, SMPN 3 adalah tiga sekolah yang menyumbang angka ketidaklulusan cukup tinggi.

Tidak hanya itu, siswa negeri dari tingkat SMP juga kalah bersaing dengan siswa swasta. Untuk nilai tertinggi, diraih oleh dua siswa dari sekolah swasta. Baru pada urutan ketiga diraih oleh siswa negeri.

Wawan menyatakan, letak geografis suatu sekolah tidak ada kaitannya dengan prestasi siswa. Menurutnya, semua itu tergantung bagaimana pengelolanya dalam memaksimalkan perannya. Sehingga siswa dengan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan oleh para gurunya.

"Sama, sekolah manapun harus introspeski. Masalah tempat tidak ada bedanya. Tergantung bagaimana mengelolanya. Seperti materi ajar dan cara penyampaian guru terhadap muridnya," ujar mantan anggota KPU ini.

Menurut Wawan, ada banyak faktor kenapa siswa bisa gagal dalam unas. Di antaranya, bisa saja siswa tersebut tidak menguasai materi yang diunaskan, bisa juga tidak mamahami bahasa dalam naskah soal yang disajikan. "Bukan hanya bahasa Inggris, bahasa Indonesia juga. Siswa bisa saja tidak memahami maksudnya," jelasnya.

Selain itu, para siswa juga bisa saja grogi pada saat mengerjakan soal unas. Serta, bisa materi pelajarannya masih belum pernah diberikan atau tidak nyampek. "Bisa juga technical error. Pokoknya banyak faktor," jelas Wawan.

Menurutnya, siswa yang tidak lulus unas itu bukan berarti siswa yang bodoh. Tapi, kalau sampai tidak lulus unas, itu adalah masalah. "Karena itu, jangan mendewakan unas. Jangan memposisikan unas menjadi sangat sakti," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157427

Polisi pun Tertipu

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
Catut Kapolresta, Gondol Rp 13 Juta

PROBOLINGGO - Aksi penipuan melalui telepon dengan mencatut nama Kapolresta Probolinggo yang baru, AKBP Agus Wijayanto, belakangan banyak terjadi di lingkungan Polresta Probolinggo. Sejumlah perwira nyaris jadi korban. Tapi, sampai kemarin disebutkan hanya satu yang benar-benar tertipu.

Adalah Ipda JTW, anggota Polresta Probolinggo yang menjadi korban penipuan tersebut. Ipda JTW sampai harus merelakan duitnya Rp 13 juta digondol pelaku.

Sebenarnya, selain Ipda JTW, ada sejumlah perwira juga jadi sasaran penipuan. Di antaranya, Kasat Intel AKP Setiyo Agus Tri Widodo, Kasatlantas AKP Noerjanto dan KBO Reskrim Ipda Sumi Andana. "Banyak perwira yang ditelepon, tapi yang kena hanya satu," ujar seorang sumber di Polresta Probolinggo kemarin.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, pada Rabu (5/5) sore lalu Ipda JTW mendapat telepon dari seseorang yang mengaku Kapolresta AKBP Agus Wijayanto. Pada saat itu, orang yang mengaku kapolresta tersebut butuh uang dan mau pinjam duit kepada Ipda JTW.

Tapi, kapolresta palsu itu tidak membawa kartu ATM dan tidak bisa mentransfer uang melalui E-banking. Karena itu "kapolresta" meminta tolong Ipda JTW agar mentransfer duit sebesar Rp 13 juta ke nomor rekening atas nama ibunya.

Karena merasa mendapat telepon dari atasannya, Ipda JTW langsung beranjak. Dia seketika itu juga mentransfer duit sesuai permintaan "kapolresta". Duit sebesar Rp 13 juta pun berpindah tangan. Mulanya, Ipda JTW tidak sadar kalau dirinya sudah tertipu.

Tapi, sekira satu jam kemudian Ipda JTW dilanda kekhawatiran. Akhirnya, Ipda JTW melaporkan kejadian tersebut kepada Kasatreskrim AKP Hardyn Sihombing.

AKP Hardyn langsung pergi ke ATM hendak membatalkan transaksi tersebut. Tapi, langkah kasatreskrim kalah cepat. "Uangnya sudah habis. Rp 5 juta ditarik tunai selebihnya ditransfer ke nomor rekening lainnya," ujar sumber tersebut.

Selain Ipda JTW, KBO Reskrim Ipda Sumi Andana juga hampir menjadi korban penipuan tersebut. Modus yang digunakan pun sama. Bedanya, kepada Ipda Sumi Andana, si penipu meminta duit lebih besar, Rp 20 juta. "Nomor HP-nya asing. Bukan milik pribadi kapolresta (AKBP Agus Wijayanto)," ujar Ipda Sumi Andana kemarin.

Meski penelepon mengaku kapolresta, Sumi Andana tidak langsung saja percaya. Dia mengkonfirmasikan masalah tersebut kepada Kasatreskrim. Kemudian, Kasatreskrim meminta Sumi Andana untuk tidak percaya hal tersebut. "Usai ditelepon (penipu), saya langsung konfirmasi ke Kasat," ujar Andana.

Ia pun tidak yakin kalau kapolresta pinjam uang. "Lagian, kapolresta juga pernah memberi tahu semua anggota untuk mengantisipasi tentang hal itu (penipuan mengatasnamakan kapolresta)," lanjut Andana.

Hal seurupa juga dialami oleh Kasatlantas Polresta AKP Noerjanto. Penipu juga sempat meneleponnya dan mengaku kapolresta. Tapi, modus itu tak mempan. Pasalnya, kasatlantas hafal betul terhadap suara dan logat kapolreta.

"Saya langsung membantahnya, karena suaranya tidak sama. Saya ini lama menjadi anak buahnya di Surabaya. Saya mantan kanit patrolinya. Jadi, saya tahu betul bagaimana suara beliau (kapolresta)," ujarnya.

Menurut AKP Noerjanto, begitu dibantah, kapolresta palsu itu langsung menutup teleponnya. AKP Noerjanto pun menelepon balik. Tapi, tidak diangkat oleh penipu tersebut. "Di telepon balik tidak diangkat, langsung dimatikan," jelasnya.

Kasat Intel AKP Setiyo Agus Tri Widodo juga sempat jadi sasaran. Tapi, dia tidak sampai ditelepon. Kasat Intel hanya mendapatkan SMS dari orang yang mengaku kapolresta. "Dia (orang tak dikenal itu) memberitahukan kalau nomornya itu adalah nomor pribadi kapolresta," ujarnya.

Mendapat SMS itu, AKP Setiyo Agus tidak langsung percaya. Malah ia langsung menanyakan hal tersebut kepada kapolresta. Ternyata, nomor itu bukan nomornya kapolresta.

Sementara itu, Ipda JTW saat hendak dikonfirmasi mengenai kasus ini melalui HP-nya, tidak memberi jawaban. Begitu juga dengan Kapolresta AKBP Agus Wijayanto. Saat dihubungi kemarin, Kapolresta sedang di luar kota. "Sebentar, Mas. Saya masih ada acara," jawabnya. (rud/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157426

Datang Berkebaya, Tak Lulus Sekolah

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Kegembiraan tak menghampiri SPA, seorang siswa SMPN 7 Kota Probolinggo. Jumat (7/5) lalu ia sudah memakai kebaya dan datang mengambil pengumuman kelulusan di sekolahnya. Tapi, SPA justru menerima amplop yang menyebutkan dia tidak lulus sekolah.

Seorang wali murid sampai iba melihat nasib SPA. Sebab, SPA adalah teman sekelas anaknya. "Katanya di SMPN 7 itu lulus 100 persen. Tapi, kenyataannya malah ada satu yang tidak lulus. Di website dijelaskan kalau nama siswa tersebut lulus," ucap wanita yang enggan namanya dikorankan itu.

Melihat data dari Dinas Pendidikan, ada 1 siswa SMPN 7 yang tidak lulus dan harus mengulang ujian. "Iya, tapi satu siswa yang tidak lulus itu memang tidak pernah ikut unas sejak pertama sampai terakhir. Sudah dua bulan dia tidak sekolah, anaknya laki-laki. Bukan si SPA," tuturnya.

Diakui olehnya, SPA pernah punya catatan di sekolahnya. Sewaktu masih semester 1 SPA pernah ketahuan mencuri HP (handphone) milik temannya. SPA lalu di sidang di sekolah. Atas peristiwa itu SPA masih dimanfaatkan dan tidak dikeluarkan dari sekolah.

Menginjak semester dua, sekitar bulan Februari 2010 SPA tidak masuk sekolah karena ada permasalahan keluarga. SPA tinggal disini dengan budhenya. Ibunya bekerja di Singapura sebagai TKW (tenaga kerja wanita) sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia.

Anehnya, selama 16 hari tidak masuk sekolah, pihak sekolah tidak pernah mencari SPA. "Setidaknya itu wali kelas atau guru BK mendatangi rumahnya. Prosedurnya kan ada surat panggilan wali murid sampai tiga kali, kalau tidak ada tanggapan gurunya harus mencari ke rumah murid. Ini yang tidak dilaksanakan oleh sekolah," ungkap wanita berjilbab itu.

Belasan hari tidak masuk sekolah, salah satu wali murid berhasil menemukan SPA. Selama itu ia bersembunyi di rumah temannya di Belokan. Beberapa minggu sebelum UN, SPA masuk sekolah.

Tapi, bukan mendapatkan sambutan hangat dari gurunya. SPA malah diberitahu kalau dia tidak akan lulus karena nilai non akademisnya tidak memenuhi syarat. Namun SPA tetap punya semangat untuk sekolah. Ia mengikuti UN, ujian praktik dan ujian akhir semester (UAS).

"Apa hanya karena masalah non akademis sampai tidak meluluskan siswa. SPA mengikuti semua ujian. Masak gara-gara tidak masuk 16 hari akhirnya tidak lulus. Apa bedanya dengan murid yang masuk penjara yang malah diperhatikan sama sekolah, ini kok tidak," gerutunya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani tidak banyak memberi penjelasan soal SPA. "Masalah ini yang tahu sekolah (SMPN 7). Keberhasilan unas bukan satu-satunya untuk kelulusan," pungkas dia. (fa/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157425

Giliran Banmus Kunker

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Jadwal kunjungan kerja (kunker) DPRD Kabupaten Probolinggo seperti tak ada habisnya. Baru 28-30 April lalu tim pansus LKPJ menggelar study banding ke Kediri, kali ini giliran Badan Musyawarah (Banmus) yang mendapatkan jatah kunjungan serupa.

Bedanya kali ini agenda Banmus adalah untuk workshop terkait perumusan jadwal banmus. Tujuannya kedua tempat, yakni Kota Malang di hotel Olino dan Surabaya di hotel Cendana. Workshop kali ini diikuti full team anggota banmus yakni 12 anggota dewan, empat pimpinan dewan serta sekwan beserta beberapa staffnya.

Rombongan anggota dewan berangkat sekira pukul 07.00 pagi dari kantor DPRD Kabupaten Probolinggo Kamis (6/5). Sama halnya dengan agenda kunker ke Kediri beberapa minggu yang lalu, kali ini rombongan juga berangkat dengan menggunakan mobil dinas milik ketua komisi dan sekretaris komisi.

"Kata panitia kunjungan kali ini biar lebih irit. Daripada menyewa bus yang bakal lebih mahal lagi," kata Hj Supriati anggota dewan asal PDIP yang juga anggota Banmus kepada Radar Bromo.

Menurut Supriati saat dihubungi Radar Bromo Jumat (7/5), agenda workshop kali ini cukup tepat. Selama tiga hari ini Banmus mendapatkan beberapa materi dan pelatihan terkait cara menyusun program kerja untuk DPRD.

"Anggota DPRD periode yang baru ini kan rata-rata masih baru. Jadi acara ini cukup tepat, karena bisa memberikan pengetahuan bagi kami," beber Supriati.

Sampai sejauh ini masih menurut Supriati agenda workshopnya cukup padat. Sehingga anggota dewan pun dalam kunjungannya kali ini masih belum sempat pergi kemana-mana. Bahkan untuk keluar dari hotel pun agak sulit.

"Mungkin nanti setelah acaranya usai, baru sempat keliling di Surabaya untuk berbelanja. Tetapi itu pribadi, bukan acara dewan," ujar Supriati.

Karena dilaksanakan di luar daerah, tentu saja agenda kunker pansus LKPJ ini juga merogoh kocek pemda yang tidak sedikit. Dari data yang dihimpun Radar Bromo, Untuk uang sakunya saja (tidak termasuk untuk akomodasi seperti hotel dan transportasi) tiap anggota dewan mendapatkan uang saku Rp 200 ribu. (mie/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157424