Sabtu, 31 Juli 2010

Mau Numpang Tidur, Malah Dihajar Massa

KRIMINAL
Sabtu, 31 Juli 2010 , 13:06:00

PROBOLINGGO - Nasib nahas dialami Lukman, 35, asal Kalimantan Barat. Lelaki yang kini berdomisili di Desa Muneng Leres, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ini babak belur dihajar massa setelah ketahuan masuk ke rumah seorang warga. Kini Lukman diamankan di Polsek Kademangan.

Berdasarkan keterangan kepolisian, Lukman adalah pekerja di pabrik batako milik Sunarji yang bertempat di Jl Soekarno-Hatta, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan. Entah apa yang ada di benak Lukman, Rabu (28/7) sekitar pukul 23.00 WIB dia masuk ke rumah Sunarji dengan cara mengendap-endap.

Malam itu Sunarji memang sedang tidak di rumah. Lukman sendiri masuk ke rumah Sunarji dengan cara tidak lazim. Ia tidak masuk melalui pintu depan, namun menggunakan tangga.

"Kemudian aksinya itu ketahuan warga. Dia (Lukman) masih belum melakukan apa-apa tapi sudah keburu ketahuan. Lalu dia dikejar oleh warga. Alasannya waktu ditanya mau numpang tidur tapi tidak bilang ke pemiliknya," ujar Kapolsek Kademangan AKP Machmud didampingi Kanit Reskrim Aiptu Wagirun.

Beruntung polisi yang mendapat informasi langsung mendatangi lokasi kejadian. Akhirnya Lukman diamankan di polsek setelah sempat menjadi bulan-bulanan warga yang geram dengan aksi lelaki yang sudah punya satu anak itu.

"Dia memang sudah punya niat. Lalu menyelinap ke rumah itu. Mungkin ada yang melihatnya sebelum perbuatan pencurian dilakukan. Pelaku sudah melanggar pasal 53 KUHP tentang percobaan pencurian dengan ancaman hukuman dua tahun. Dia sudah masuk ke pekarangan atau rumah tanpa izin pemilik," terang kapolsek.

Kepada Radar Bromo, Lukman mengaku sudah setahun bekerja sebagai pembuat luluh di pabrik batako tersebut. "Saya hanya ingin meminta perlindungan karena banyak warga di luar. Saya maunya menginap di sana karena ada masalah keluarga di rumah. Waktu naik pakai tangga lalu ketahuan sama orang," tutur Lukman yang mengalami luka di bagian wajahnya.

Sampai berita ini diturunkan, Lukman masih berada di polsek. Ia juga sudah diperiksa oleh penyidik. "Sementara dia kami amankan di sini. Sejak kemarin (28/7) malam sampai sekarang (siang kemarin) yang punya rumah belum melapor," ucap AKP Machmud. (fa/hn)

Sumber: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=69142

Permainan Tradisional Tumbuhkan Karakter Bangsa

Sabtu, 31 Juli 2010 | 10:55 WIB

JEMBER - Permainan tradisional anak merupakan upaya sebagai penguatan jati diri bangsa dan menumbuhkan karakter bangsa yang selalu bergotong royong. Pendapat itu disampaikan Direktorat Jenderal (Dirjen) Nilai Budaya, Seni dan Film (NBSF) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Tjejep Suparman, dalam pembukaan "Pesta Permainan Tradisional Anak Nusantara" di Alun-alun Kabupaten Jember, Jumat (30/7).

"Permainan tradisional merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang harus dilestarikan oleh semua pihak," kata Tjejep Suparman. Menurut Tjejep, Kabupaten Jember memiliki potensi untuk mengembangkan permainan tradisional anak yang inovatif dan kreatif, sehingga warisan budaya tetap terpelihara. "Kebiasaan anak-anak untuk melakukan permainan tradisional yang memiliki prinsip kerja sama dapat menumbuhkan karakter bangsa yang selalu bergotong royong," paparnya.

Orang tua, kata dia, harus memberikan bimbingan kepada anak-anak untuk memelihara permainan tradisional karena hal tersebut dapat memperkokoh jati diri bangsa. Sedangkan Bupati Jember, MZA Djalal, mengatakan banyak generasi muda di Jember yang melakukan langkah kreatif dan inovatif untuk mengembangkan permainan tradisional anak-anak.

"Beberapa sanggar bermain dan ide kreatif seperti Jember Fashion Carnival merupakan ide untuk mengembangkan dan mencintai kebudayaan Indonesia dengan kemasan yang menarik," kata Djalal. "Kabupaten Jember siap melestarikan permainan tradisional dalam berbagai kegiatan, sehingga warisan budaya tetap terpelihara," katanya.

Acara "Pesta Permainan Tradisional Anak Nusantara" yang digelar atas kerjasama Kemenbudpar bersama Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Jember itu berlangsung hingga Minggu (1/8). Acara itu diikuti 120 anak-anak tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) Kabupaten Jember, Lumajang, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Beberapa permainan yang dilombakan antara lain lomba egrang, bakiak panjang, bola gotong royong, mewarnai gasing bambu, peragaan permainan boi-boinan, peragaan permainan otok-otok, peragaan permainan gunongan dan permainan payung-payungan. Pesta permainan tradisional juga dimeriahkan oleh "Jember Fashion Carnival Kids", reog anak-anak dan komunitas sepeda kuno. ant

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=958fecd8b87f55d80341e8dd2335e545&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

120 Anak Berlomba Permainan Tradisional

  • Sabtu, 31 Juli 2010 | 08:49 WIB

Jember - Surya- Sebanyak 120 anak dari sembilan daerah di Jatim berlomba sejumlah permainan tradisional yang ada di Indonesia dalam Festival Permainan Anak Tradisional Nusantara ke-IV yang digelar di Kabupaten Jember, Jumat (30/7) hingga Sabtu (31/7). Acara dibuka di Alun-alun Kabupaten Jember oleh Dirjen Nilai Seni Budaya dan Film Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tjetjep Suparman.

Kesembilan kontingen berasal dari Surabaya, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Bondwoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Jember, serta dan sejumlah komunitas permainan dan kesenian tradisional di beberapa kota di Indonesia.

Adapun permainan yang ditampilkan antara lain egrang, bakiak panjang, bola gotong royong, bola pencet, mewarnai gasing bambu, permainan boiboinan, otok-otok, gunongan dan payung-payungan.

Sayang, dalam pembukaan festival yang dimeriahkan dengan pawai dan parade permainan anak, panitia tidak mengantisipasi antusias penonton. Akibatnya, penonton mendekati anak-anak yang beratraksi menampilkan parade mereka.

Pawai dibuka dengan penampilan Jember Fashion Carnaval (JFC) anak-anak atau JFC Kids. Anak-anak binaan Dynand Fariz tersebut berlenggak-lenggok bak model dengan aneka ragam busana disusul dengan JFC Marching Band. Saat JFC Kids tampil, penonton langsung merangsek ke arah peserta pawai. Tak ayak, arena yang awalnya luas menjadi sempit.

Arena semakin sempit lagi, ketika reog anak-anak dari Probolinggo dan Jember tampil memukau. Penonton langsung membentuk bundaran sempit mengerumuni reog anak tersebut. Tidak ada petugas pengamanan khusus yang mengatur penonton agar tertib, selain segelintir petugas Satpol PP. nuni

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/07/31/120-anak-berlomba-permainan-tradisional.html

Motor Adu Kepala, 3 Tewas

Sabtu, 31 Juli 2010 | 08:46 WIB

Dua Tubuh Mengganjal Ban Truk
Probolinggo - SURYA-
Dua motor yang dikendarai oleh tiga orang bertabrakan di Jalan Raya Probolinggo - Lumajang, tepatnya Desa Malasan Wetan,Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Kamis (28/) pukul 19.30 WIB, hingga menyebabkan ketiganya tewas.
Ketiga korban tewas adalah Lehan, 38, dan M Mali Purwanto, 23, keduanya warga Desa Kali Wungu, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. Sedang seorang lagi bernama Sahroni, 23, warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo.

Lehan dan Ivan Sahroni, tewas di tempat kejadian, sedang M Mali Purwanto meninggal dalam perjalanan ke RSUD dr Muhammad Saleh, Kota Probolinggo.

Menurut Sugiono, saksi di lokasi, Lehan yang berboncengan dengan M Mali Purwanto, meluncur dari arah selatan (Lumajang) mendahului sebuah truk bermuatan tebu. Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul Ivan Sahroni berkendara sendirian. Karena gerimis dan jalan licin, kedua pengendara tak mampu menghenikan motor masing-masing secara mendadak, sehingga tabrakan pun tidak dapat terelakkan.

Ivan terlepas dari motornya dan terpental ke arah kiri hingga kepalanya membentur aspal. Sedang Lehan dan Mali yang juga terlepas dari motornya jatuh tak jauh dari truk yang disalipnya. Beruntung, truk yang disopiri Rudi Hartono, 30, warga Desa Sumber Anyar, Kecamatan Rowo Kangkung, Kabupaten Lumajang bisa menghentikan truknya, sehingga kedua korban tidak sampai remuk terlindas.

Namun tetap saja, nyawa Lehan, tidak tertolong. Ia meninggal di lokasi dan tubuhnya mengganjal ban truk depan sebelah kanan. Sedang Mali masih sempat merintih kesakitan, namun ia tewas dalam perjalanan. Tubuh Mali terpental dan terjatuh hingga mengganjal ban truk belakang, sebelah kiri.

Karena posisi dua korban tersebut, menyebabkan petugas kesulitan mengevakuasinya. Jasad korban dapat dievakuasi setelah truk bernopol P 2088 UQ didongkrak.

Seorang pengendara motor juga tewas dalam kecelakaan beruntun yang melibatkan becak, sepeda motor, dan truk di Jl Raya Madiun - Ngawi, Desa Sambirobyong, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Kamis (29/7) malam.

Korban tewas adalah pengemudi motor bernopol AE 5659 JM, Andika, 35, warga Desa Klitik, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Sedangkan, pengemudi becak, Tugiman, 39, warga Kelurahan Rejomulyo/Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, mengalami patah tulang tangan, hingga dirawat di RSU dr Widodo.

Begitu kerasnya tabrakan itu, motor hingga masuk ke dalam bodi truk dan terbakar. Menurut saksi mata, motor memang melaju kencang, hingga menabrak becak yang ada di depannya. Kemudian, motor oleng ke kanan dan tertabrak truk bernopol AD 9321 BC, yang dikemudikan Suwito, 44, dari arah berlawanan. nst35/wan

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/07/31/motor-adu-kepala-3-tewas.html

Apel hingga Pagi, Guru Digerebek

Sabtu, 31 Juli 2010 | 07:56 WIB

PROBOLINGGO - Dua guru digerebek warga RT 1/RW 1 Kel. Kebonsari Wetan, Kec. Kanigaran, Kota Probolinggo.

Siti Aisyah (30), warga Kebonsari Wetan digerebek rumahnya saat berduaan dalam kamar bersama Nurhayadi (47), warga Desa Pajurangan, Kec. Gending, Kab. Probolinggo, Jumat (30/7) dinihari.

Kedua insan itu adalah guru di SD Negeri yang sama di belahan selatan Kota Probolinggo.

Yang mengejutkan, ibu kandung Siti Aisyah, Waryati (53), dipergoki sedang berduaan di kamar lain bersama Sudjono (55), warga Kel. Jati, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo. ”Maunya warga di sini menggerebek satu pasangan, ternyata dapat dua pasangan yang diduga mesum,” ujar Ketua RW 1, Aspuri.

Warga setempat, kata Aspuri, sudah geregetan dengan perilaku Aisyah dan Nurhayadi. Soalnya Nurhayadi sudah beberapa kali diperingatkan agar tidak bertamu ke rumah Aisyah hingga dinihari. Apalagi warga memergoki Nurhayadi pernah menginap di rumah Aisyah.

Kamis (29/7) malam, usai magrib, Nurhayadi ngapeli Aisyah. Hingga Jumat (30/7) dinihari belum juga pulang. Akhirnya sekitar pukul 01.00, sejumlah warga didampingi Ketua RW 1, Aspuri menggerebek rumah di Jl. KH Ahmad Dahlan, Kebonsari Wetan itu.

”Kami terpaksa menggerebek karena tidak ingin kampung kami rusak,” ujar Arifin, warga Kebonsari Wetan.

Warga mendobrak kamar yang ditempati Aisyah dan Nurhayadi. Nurhayadi sempat menjadi sasaran kemarahan warga karena ngeloyor pergi. Ia dihujani pukulan bertubi-tubi hingga mukanya memar dan berdarah.

Di saat bersamaan, warga juga menjumpai Waryati, ibu Aisyah dan Sudjono di kamar lain. Pasangan janda-duda itu digelandang bersama Aisyah dan Nurhayadi ke Balai RW 1, yang berjarak 100 meter dari rumahnya.

Tidak berapa lama Lurah Kebonsari Wetan, Rafii datang di lokasi. Akhirnya lurah dan Ketua RW 1 “menginterogasi” mereka. Sejumlah warga berteriak-teriak, ikut mengomentari ketika kedua pasangan itu menjawab berbelit-belit.

”Saya hanya numpang tidur,” ujar Nurhayadi. Mendengar alasan tidak masuk akal, sejumlah warga pun berteriak-teriak menghardik warga Desa Pajurangan itu.

Muncul usulan agar mereka dinikahkan. Waryati-Sudjono adalah janda-duda. Sementara Aisyah dan Nurhayadi sama-sama dalam proses perceraian dengan suami dan istrinya masing-masing. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=974114c801d7e910f9570c75670bddd3&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c


Guru Mesum Sanksinya Berat

Sabtu, 31 Juli 2010 | 08:03 WIB

PROBOLINGGO-Walikota HM Buchori SH MSi bakal memberi sanksi guru yang digerebek warga karena berbuat mesum.

Dia mengaku prihatin dengan perilaku kedua guru seperti. “Guru itu panutan di masyarakat, disayangkan kalau perilakunya seperti itu,” ujar walikota.

Karena itu kedua guru berstatus PNS (pegawai negeri sipil) itu terancam sanksi berat. “Sanksinya berat, soalnya sudah menyangkut moralitas,” ujar walikota.

Ditanya sanksi dimaksud, walikota bakal menyerahkan lebih dulu pada pemeriksaan Inspektorat. “Yang jelas sanksinya berat, biar diperiksa Inspektorat dulu,” ujarnya.

Yang jelas, usai dimintai keterangan di Balai RW 1, kedua pasangan mesum itu diserahkan ke Mapolresta Probolinggo, Jumat dinihari. “Kami sebatas memintai keterangan. Kalau ada pengaduan dari suami atau istri pasangan tersebut barulah kami proses, soalnya ini termasuk delik aduan,” ujar Kasat Reskrim Polresta, AKP Agus I. Supriyanto, Jumat siang. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=001c10d28e514c413b461eae83abdb4b&jenis=c81e728d9d


Warga Gerebek Dua Guru yang Selingkuh

Dandy Arigafur
30/07/2010 21:48 | Kasus Asusila
Liputan6.com, Probolinggo: Dua guru yang seharusnya menjadi panutan bagi muridnya, digerebek warga Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (30/7). Keduanya diduga sedang melakukan perbuatan asusila di salah satu rumah pasangan. Selain menahan malu, Nurhadi harus menahan rasa sakit di wajahnya, setelah dihakimi warga saat penggerebekan. Kedua pelaku diketahui masing-masing sudah memiliki pasangan.

Selain Nurhadi dan Siti Aisah warga juga menggerebek salah satu rumah yang ternyata dihuni pasangan duda dan janda tanpa ikatan resmi. Sujono dan Arwati harus menghadapi persidangan massa di balai rukun warga. Menurut warga, penggerebekan itu terpaksa dilakukan lantaran dua pasangan itu membandel meski kerap diberi peringatan. Karena geram, warga pun akhirnya bertindak sehingga aksi massa pun tak bisa dihindari.

Sujono dan Arwati hanya diberi sanksi dengan membuat surat pernyataan resmi untuk segera menikah. Sedangkan pasangan guru Nurhadi dan Siti Aisah terpaksa dibawa polisi. Mereka dianggap telah melakukan perbuatan asusila dan perselingkuhan karena masing-masing telah bersuami dan beristri.(IDS/ANS)

Sumber: http://buser.liputan6.com/berita/201007/288831/Warga.Gerebek.Dua.Guru.yang.Selingkuh

Janda Ngaku Perawan Divonis Bebas

[ Sabtu, 31 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Kasus janda yang mengaku perawan akhirnya tuntas disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Probolinggo. Majelis hakim memutus bebas terdakwa Foni Ervi.

Majelis hakim yang diketuai Nendi Rusnendi dengan anggota Diah Purnomojekti dan Muslikh Harsono menjatuhkan vonis bebas itu dalam sidang yang digelar Kamis (29/7) lalu.

Selama kasus ini dipersidangkan wanita berusia 34 asal Bondowoso ini tidak didampingi penasihat hukum. Dengan demikian, Foni terbebas dari tuntutan penjara 7 bulan yang sebelumnya diajukan jaksa penuntut umum (JPU).

Diberitakan sebelumnya, Foni dimejahijaukan terkait pernikahannya dengan almarhum Handoko alias Ang Sien Tjhoen, warga Kelurahan Sukabumi, Mayangan, Kota Probolinggo. Foni dipolisikan karena dinilai telah memanipulasi statusnya yang sudah janda, tapi saat menikah dengan Handoko mengaku masih perawan.

Foni didakwa dengan pasal 266 ayat 1 KUHP tentang menaruh keterangan palsu dalam akta autentik (dalam kasus ini surat nikah) dan pasal 266 ayat 2 KUHP tentang menyuruh menaruh keterangan palsu dalam akta autentik. Foni sebelumnya pernah ditahan kemudian ditangguhkan. Tiga minggu lamanya Foni jadi penghuni lapas.

Sementara dalam sidang Kamis lalu, majelis memutuskan membebaskan terdakwa dari dakwaan pasal 266 ayat 1 dan 2. Memulihkan kedudukan harkat serta martabatnya dan biaya dibebankan pada negara.

Menurut Humas PN Kota Probolinggo Heri Kristijanto menyatakan hakim telah memutuskan bahwa unsur pasal yang didakwakan tidak terbukti. "Itu adalah akad pernikahan, subyek hukumnya orang tertentu. Orang tertentu adalah orang yang punya hubungan keperdataan dengan yang memberikan keterangan palsu, yaitu suami atau istri," jelasnya. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Pawai Obor Sambut Ramadan

[ Sabtu, 31 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Siswa-siswi SDN Sumberwetan 2 Kota Probolinggo punya cara untuk menyambut Ramadan 2010. Kamis (29/7) malam lalu mereka berkeliling sekolah dengan membawa obor. Pawai obor tersebut menjadi tontonan masyarakat setempat.

Puluhan siswa berjalan dari depan masjid di kawasan Kelurahan Sumberwetan lalu berjalan menuju sekolah. Sesampai di depan sekolah, para siswa mengambil gumpalan kertas yang sudah disediakan oleh guru.

Di lapangan sekolah para siswa diminta membuat lingkaran mengitari api unggun. Kemudian melemparkan kertas ke arah api unggun tersebut. Mereka menuturkan lemparan kertas ke arah api unggun itu artinya menjelang Ramadan semua setan akan dikurung.

Sejumlah siswa yang sudah ditunjuk beratraksi main sepakbola api. "Bola api itu diibaratkan sebagai kepala setan," celetuk salah seorang guru. Obor yang dibawa para siswa lalu dilemparkan ke arah api unggun.

Suasana sempat agak mengkhawatirkan waktu itu. Karena siswa-siswi sedikit sembrono melemparkan obor. Lingkaran yang dibuat juga sempat semburat lantaran siswa main sepak bola api hingga keluar lapangan. Banyak siswi yang ketakutan dan akhirnya membubarkan diri dari lingkaran tersebut.

"Malam ini adalah malam dalam rangka menyambut bulan suci ramadan yang sebentar lagi datang. Umat muslim akan bergembira dengan datangnya ramadan dan mari mengambil hikmahnya sesuai dengan motto sekolah," kata Kepala SDN Sumberwetan 2 Didik Herni Suharsono. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172759

Honorer Bakal Dapat Gaji ke-13

[ Sabtu, 31 Juli 2010 ]
Kendala Anggaran, Pegawai Magang Tidak Dapat

PROBOLINGGO - Sebanyak 239 tenaga honorer (bukan termasuk GTT dan PTT di Dinas Pendidikan) di lingkungan pemkot Probolinggo harus bersabar. Mereka juga bakal dapat gaji ke-13. Tapi, gaji yang mestinya cair bersamaan dengan pegawai lainnya itu harus tertahan hingga proses selesai. Bahkan pencairan bisa-bisa pasca PAK (perubahan anggaran keuangan).

Wali Kota Probolinggo Buchori menegaskan jika gaji ke-13 untuk honorer sudah dianggarkan oleh masing-masing satker. "Tapi, tenaga magang belum. Karena tenaga magang anggarannya tidak ada. Jumlah tenaga magang paling banyak dibanding tenaga honorer," katanya kepada Radar Bromo kemarin.

Adanya gaji ke-13 untuk tenaga honorer merupakan kebijakan masing-masing kepala daerah. Anggaran itu disediakan dari masing-masing satker disesuaikan dengan kekuatan anggarannya. Buchori memaklumi jika ada masyarakat yang berpikiran kalau tenaga magang tidak mendapat gaji ke-13 tersebut.

"Ya karena kami tidak ada anggarannya. Kalau mencari-cari anggaran nanti malah kena pemeriksaan (BPK) bagaimana. Apalagi di BLH (Badan Lingkungan Hidup) itu banyak sekali. Secara kemanusiaan memang tidak enak, mau bagaimana lagi? Anggarannya tidak ada," jelas Buchori.

Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo menambahkan pegawai honorer yang tidak masuk database akan mendapatkan gaji ke-13 dari pemkot. Penganggaran gaji ke-13 untuk honorer itu tidak sama di masing-masing satker.

"Ada satker yang belum tuntas (penganggaran) baru dianggarkan nanti di PAK. Tenaga honorer ini jumlahnya banyak juga, seperti yang ada di BLH, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan," kata Tiyok, sapaan Rey Suwigtyo, yang menginfokan di pemkot pemberlakukan gaji ke- 13 untuk honorer sudah sejak tiga tahun lalu.

Tiyok sendiri belum bisa memastikan kapan gaji ke-13 untuk honorer itu turun. "Sekarang masih proses di keuangan. Ada satker yang masih menunggu PAK tapi ada juga yang sebentar lagi. Intinya honorer juga dapat," imbuh dia.

Tiyok mencontohkan di tempatnya ada beberapa honorer yang belum mendapatkan gaji ke-13. Namun pihaknya sudah menganggarkan dan diajukan ke keuangan. "Di sini (bagian humas dan protokol) untuk gaji ke -13 honorer sekitar Rp 1 juta lebih. Sekarang masih diproses keuangan," cetusnya. (fa/yud)

S
umber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172758

Motor v Motor, Tiga Tewas Terlindas

[ Sabtu, 31 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Tiga nyawa melayang sia-sia karena kecelakaan yang terjadi di jalan raya Malasan, Leces Probolinggo pada Kamis (29/7) sekitar pukul 19.00. Tiga korban itu sebelumnya bertabrakan sepeda motor, tapi kemudian tubuhnya terlindas sebuah truk.

Tiga korban tewas dalam kejadian itu adalah Lehan, 30, dan Mali, 23, keduanya warga Lumajang, serta Ifan, 23, warga Wiroborang Kota Probolinggo. Lehan dan Mali tewas di tempat kejadian. Sedangkan Ifan menghembuskan napas terakhir saat dilarikan ke RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, malam itu Lehan dan Mali berboncengan motor Mio nopol N 4714 ZM, melaju dari arah selatan. Dari arah berlawanan, meluncur Ifan dengan mengendarai motor Supra nopol N 5042 RQ.

Saksi-saksi menyebutkan bahwa saat itu motor yang ditumpangi Lehan dan Mali menyalip sebuah truk pengangkut tebu. " Pengendara Mio menyalip truk," tutur Sugiono, seorang warga Malasan.

Setelah menyalip itu motor Mio bertumbukan dengan motor yang ditumpangi Ifan. Akibatnya fatal. Ifan, Lehan dan Mali sama terpelanting ke tengah jalan. Tak ayal, tubuh tiga orang itu terlindas truk yang baru saja disalip oleh motor Lehan dan Mali.

Truk itu berhenti setelah kejadian. Posisi tubuh Lehan terlindas roda belakang truk. Mali terlindas di roda depan. Keduanya tewas seketika.

Sedangkan Ifan berada di tengah, bawah truk. Tapi dadanya juga sempat terlindas. Saat dievakuasi, Ifan masih bernyawa. "Ia sempat berteriak Ya Allah...secara berulang-ulang," tutur Sugiono.

Ifan kemudian dilarikan ke RSUD Dr Moh Saleh. Sayang, di tengah perjalanan Ifan menghembuskan napas terakhir. Yang disayangkan, sopir truk pengangkut tebu malam itu malah kabur.

Tapi, polisi sudah mengantongi identitas sopir truk nopol P 8022 UQ itu. Identitas tersebut didapatkan dari surat-surat kendaraan yang berada di laci mobil." Sudah kami dapatkan identitasnya," tegas Kanit Laka Polres Probolinggo Ipda Istono. (d7x/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172756

Dua Guru SD Digerebek Warga

[ Sabtu, 31 Juli 2010 ]
Ibu dan Anak Sama Masukkan Lelaki Lain

PROBOLINGGO - Dunia pendidikan di Kota Probolinggo kembali tercoreng. Kali ini bukan kasus "pintu belakang" penerimaan siswa baru melainkan tindakan asusila. Dua orang guru SDN Jrebeng Lor 5 digerebek saat berada di dalam kamar pada Jumat (30/7) dini hari. Parahnya, kedua guru tersebut masih berstatus suami dan istri orang.

Penggerebekan itu rupanya sudah direncanakan oleh warga di Jl Achmad Dahlan RT 1/RW 1, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. "Warga sudah mengamati keberadaan mereka. Lucu itu ceritanya. Tidak anaknya saja, ibunya juga sama laki-laki di kamar," ujar Lurah Kebonsari Wetan M Rofi'i kemarin.

Dari informasi yang dihimpun, Mismiarwati, 50, dan putrinya, Siti Aisah, 30, tinggal di satu rumah di lingkungan RT 1/RW 1 Jl Achmad Dahlan. Mismiarwati sudah menyandang status janda. Sedangkan Siti yang tercatat sebagai guru di SDN Jrebeng Lor 5 masih dalam proses perceraian dengan suaminya. Sidang perceraiannya pun baru digelar sekali.

Namun, warga sekitar sudah mengetahui Siti punya hubungan dengan seorang lelaki bernama Nurhayadi, 47. Dia warga Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Nurhayadi juga guru SDN Jrebeng Lor 5. Nah, Nurhayadi kerap datang dan menginap di rumah Siti. Itu yang membuat warga sekitar gemas.

"Pak RT sudah memperingatkan selama empat kali, tapi tidak digubris. Karena tidak digubris sama Nurhayadi, akhirnya warga marah dan menggerebek rumah Mismiarwati. Waktu diperingatkan, dia (Nurhayadi) hanya bilang iya-iya saja," imbuh Lurah M Rofi'i.

Menurutnya, warga sudah nyanggong Nurhayadi sejak Kamis (29/7) malam. Sampai pukul 00.00 Nurhayadi tidak terlihat keluar dari rumah Siti yang belum dikaruniai anak dari pernikahannya. Akhirnya pukul 00.10 (30/7) warga langsung melakukan penggerebekan dan mengamankan Nurhayadi sedang berada di kamar dengan Siti.

Tapi, warga dibikin terkejut saat melakukan penggerebekan itu. "Ternyata di kamar lainnya, ibunya Siti juga sekamar dengan laki-laki yang bukan suaminya. Jadi ibu dan anak ini sama-sama memasukkan laki-laki ke rumahnya," tutur Lurah Rofi'i.

Saat itu Mismiarwati sedang di kamar dengan lelaki bernama Sujono, 54. Sujono mengaku tinggal di daerah Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan dan berstatus duda. Baik Mirmiarwati dan Sujono juga belum mempunyai ikatan pernikahan.

Dua pasangan selingkuh itu akhirnya dibawa ke balai RW untuk menjalani identifikasi. Tapi, saat itu Nurhayadi sempat menjadi bulan-bulanan massa. Ia menerima bogem mentah dari warga yang sudah geram dengan tingkah lakunya.

Di balai RW, Nurhayadi mengaku sudah mempunyai istri yang tinggal di Desa Pajurangan. Sebelumnya Nurhayadi pernah menikah dan punya dua anak. Kemudian Nurhayadi bercerai, lalu menikah lagi dengan orang lain. Tapi, ia belum dikaruniai anak. Di pernikahan keduanya, Nurhayadi justru berselingkuh dengan Siti yang kini belum resmi cerai dengan suaminya.

Berbeda dengan Siti-Nurhayadi, pasangan Mismiarwati dan Sujono di balai RW membuat surat pernyataan. Isinya, Mismiarwati menyatakan siap untuk menikah. Mereka berdua juga sepakat untuk segera melengkapi keperluan administrasi demi pernikahannya.

"Mismiarwati dan Sujono mau menikah jadi tidak kami bawa ke kantor polisi. Kalau Siti dan Nurhayadi mereka masih sama-sama punya status pernikahan dengan orang lain, jadi kami serahkan ke pihak kepolisian," ungkap M Rofi'i.

Malam itu juga keduanya dibawa ke Mapolresta Probolinggo untuk menjalani pemeriksaan. Ditanya soal aksi massa yang menyerang Nurhayadi, lurah mengatakan kalau Nurhayadi sudah bertingkah dan tidak menghiraukan himbauan. "Warga gregeten sudah. Mangkel soalnya tidak direken. Semoga ini menjadi efek jera dan tidak merambat ke yang lain," imbuhnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Probolinggo AKP Agus Supriyanto membenarkan jika Siti dan Nurhayadi diamankan di kantornya. "Sudah kami periksa tapi masih menunggu laporan dari pihak yang dirugikan," ujar kasat.

Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Probolinggo Maksum Subani menyatakan pihaknya bakal membuat tim. "Akan menurunkan tim. Kalau hasilnya sudah jelas, akan ada tindakan sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku," tutur Maksum dalam pesan singkatnya kepada Radar Bromo kemarin. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172755