Rabu, 09 Juni 2010

5 Tahapan Proses Sanitasi

Selasa, 08 Juni 2010

proses sanitasi.jpgBidang Fisik Sarana dan Prasarana pada BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Probolinggo menyelenggarakan acara sosialisasi tentang Sanitasi yang dilaksanakan pada hari Senin (7/6) di Ruang Sabha Bina Praja kantor Walikota Pemerintah Kota Probolinggo.

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sehingga untuk mengeksplor ke masyarakat diperlukan kerjasama antara semua kalangan masyarakat termasuk salah satunya melibatkan birokrasi pemerintah dalam pencapaian tujuan dan pengembangannya.

Acara dihadiri oleh 26 undangan yang terdiri dari sebagian perwakilan SKPD, Pokja (Kelompok Kerja) PDAM dan Forum Kota sehat Pemerintah Kota Probolinggo. Acara dibuka oleh Kabid Fisik Sarana dan Prasarana, Dwi Putranto Riau. Dia menjelaskan, betapa pentingnya Sanitasi ini, sehingga dengan adanya Sanitasi dapat bermanfaat untuk mengurangi resiko – resiko yang dapat merugikan masyarakat. Dengan dasar itu, sangat diperlukan suatu pembagian dan penentuan area berisiko dengan cara memetakan area – area yang memiliki tingkat resiko sanitasi. Selanjutnya cara tersebut diharapkan dapat mengklasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan prioritas program pembangunan dan pengembangan sanitasi.

Kemudian pemaparan dilanjutkan oleh bagian City Fasilitator Provinsi yang berkantor di Bappeprov Surabaya, Yudyana Viernadi yang memegang urusan PPSP (Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan). Dia menambahkan tentang unsur Sanitasi dari pernyataan Dwi Putranto Riau yaitu Pemberdayaan Masyarakat dengan pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Buku Putih dan SSK (Strategi Sanitasi Kota). Pembahasan menitiberatkan pada tema Indonesia Sanitasi Sector Development Program yang diperinci dengan point Integrasi PMJK (Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan), sehingga dalam Pembangunan Sanitasi Kota diperlukan suatu proses pencapaian solusi dari Sanitasi itu sendiri. Proses tersebut meliputi lima tahapan, diantaranya : tahap satu yang berisi tentang Persiapan dan Organisasi, tahap dua, Penilaian Cepat Kondisi Sanitasi/RSA (Buku Putih), tahap tiga, Strategi Sanitasi Kota (SSK), tahap empat mengenai Program dengan Proyek Fast Track serta tahap pembangunan Sanitasi yang terakhit, tahap lima, berisikan tentang Indikator Kunci PMJK Program berbasis masyarakat.

Sumber : http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=250&Itemid=1

Hattrick !!!, Kota Kraksaan Kembali Raih Adipura

Reporter : Dody Kasman

JAKARTA - Setelah ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Probolinggo, Kota Kraksaan kembali memperoleh anugerah istimewa di pertengahan tahun ini. Untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut, Kota Kraksaan kembali berhasil meraih penghargaan Adipura.
Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tahun 2010, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menyerahkan penghargaan Adipura kepada Kota Kraksaan sebagai Kota Terbaik dalam Pengelolaan Lingkungan Perkotaan untuk Kategori Kota Kecil.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Presiden SBY kepada Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si bersama beberapa Kepala Daerah lainnya di Istana Negara Selasa (8/6) pagi kemarin.

Beberapa saat usai menerima penghargaan, Bupati Hasan mengatakan bahwa keberhasilan meraih kembali penghargaan Adipura ini adalah keberhasilan bersama dan berkat kerja keras seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah daerah.

“Prestasi membanggakan ini adalah keberhasilan seluruh rakyat Kabupaten Probolinggo. Semoga keberhasilan ini dapat menjadi motivasi untuk menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan serta menjadikannya kebiasaan hidup sehari-hari”, ujar Bupati Hasan.

Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengaku bersyukur dan berterima kasih atas diraihnya kembali penghargaan Adipura tersebut.

"Kami haturkan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Probolinggo khususnya Kota Kraksaan yang selama ini ikut peduli dalam menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan hingga membuahkan hasil berupa piala Adipura ini," tutur Dewi.

Pejabat berjilbab ini menjelaskan, pada penilaian Adipura tahun ini Kota Kraksaan berada di peringkat 8 nasional dan ranking 4 se propinsi Jawa Timur untuk kategori Kota Kecil.

Dewi mengakui butuh waktu dan kerja keras untuk merubah perilaku masyarakat agar sadar dan peduli pada lingkungan sekitarnya. “Dengan keberhasilan ini, setidaknya mampu menjadi motivasi agar budaya bersih menjadi kebiasaan sehari-hari warga masyarakat. Untuk itu upaya-upaya membudayakan hidup bersih harus terus dilakukan”, ujarnya.

Keberhasilan tiga tahun berturut-turut meraih predikat sebagai kota kecil terbersih membuat Kota Kraksaan harus terus berbenah dan meningkatkan kebersihan lingkungan agar penghargaan tersebut dapat kembali diraih tahun depan. “Tentunya mempertahankan lebih sulit dari pada merebut, namun dengan kerjasama semua lapisan masyarakat dan pemerintah mudah-mudahan kita dapat kembali mengulang sukses serupa tahun depan”, harap Dewi Korina.(d0d)

Teks Foto : Bupati Probolinggo Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si saat menerima piala Adipura dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4064&Itemid=1

SMPN 1 Sumberasih Sekolah Adiwiyata 2010

Reporter : Dody Kasman

JAKARTA - Dua penghargaan bidang lingkungan hidup diperoleh Kabupaten Probolinggo dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tahun ini. Selain Adipura yang diraih oleh Kota Kraksaan untuk yang ketiga kalinya berturut-turut, SMPN 1 Sumberasih juga memperoleh penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata 2010. Dengan keberhasilan ini berarti SMPN 1 Sumberasih naik kelas, setelah tahun lalu berpredikat Calon Sekolah Adiwiyata.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Sumberasih Sri Hartini di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (8/6) siang kemarin.

Usai menerima penghargaan tersebut Sri Hartini mengaku bersyukur atas prestasi ini. Tak lupa Kepala Sekolah yang akan memasuki masa purnatugas ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berperan mengantarkan sekolah yang dipimpinnya meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata.

“Keberhasilan meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata ini berkat kerja keras dan kerjasama seluruh warga sekolah dengan dukungan pemerintah bersama warga masyarakat di sekitar sekolah. Semoga penghargaan ini bisa memotivasi warga sekolah dan masyarakat sekitar untuk terus peduli dan berbudaya lingkungan”, tutur Sri Hartini.

Setelah tahun lalu berhasil meraih penghargaan sebagai Calon Sekolah Adiwiyata, berbagai upaya terus dilakukan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

“Berbagai upaya untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan tersebut ditunjang dengan kebijakan sekolah tentang pengelolaan lingkungan termasuk dengan mencantumkannya dalam visi dan misi sekolah. Selain itu, lingkungan hidup juga telah diintegrasikan dalam kurikulum dan mata pelajaran di sekolah”, jelas Sri Hartini.

Sementara itu guru pembimbing Adiwiyata SMPN 1 Sumberasih Ngatina menjelaskan upaya pembiasaan warga sekolah untuk peduli dan berbudaya lingkungan juga terus dilakukan. “Pembiasan tersebut dilakukan dengan dua cara yakni pembiasaan terprogram dan pembiasaan spontan. Pembiasaan terprogram diwujudkan dalam kegiatan Sabtu bersih dan lomba-lomba terkait dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup”, terangnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengatakan prestasi SMPN 1 Sumberasih tersebut adalah prestasi membanggakan dan patut menjadi contoh sekolah-sekolah yang lain. “Mudah-mudahan penghargaan ini mampu memotivasi sekolah lain untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup”, ujar Dewi.

Setelah berhasil meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata, target selanjutnya adalah meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri. Untuk meraih predikat tersebut, kebijakan-kebijakan sekolah berwawasan lingkungan yang telah ditetapkan harus dapat diterapkan.

Penghargaan Adiwiyata diberikan setiap tahun pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia kepada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Adapun indikator dan kriteria program Adiwiyata adalah Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif dan Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah.(d0d)

Teks Foto : Kepala SMPN 1 Sumberasih Sri Hartini saat menerima piala Adiwiyata dari Menteri Lingkungan Hidup RI

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4065&Itemid=1

Lokakarya Mekanisme Pengaduan Masyarakat Sektor Kesehatan Digelar

Reporter : Wawan

DRINGU – Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Bagian Organisasi, Selasa (8/6) hingga Rabu (9/6) menggelar kegiatan lokakarya mekanisme pengaduan masyarakat terhadap kinerja pelayanan sektor kesehatan di ruang pertemuan Tengger Setda Kab. Probolinggo. Lokakarya yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kab. Probolinggo Kusnadi ini dihadiri oleh Asisten Deputi Pelayanan Pemerintahan Umum, Hukum dan Keamanan pada Kementrian PAN dan Reformasi Birokrasi RI M. Imanuddin.

Kabag Organisasi Setda Kab. Probolinggo Ambarwati dalam laporannya mengatakan lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran penyedia pelayanan publik sektor kesehatan tentang aspek-aspek partisipasi pengaduan masyarakat serta untuk mengingatkan masyarakat pengguna pelayanan sektor kesehatan, bahwa menyalurkan pengaduan secara konstruktif akan mendorong upaya perbaikan pelayanan.

“Selain itu untuk mengidentifikasi pengaduan terhadap kinerja pelayanan kesehatan. Disamping itu juga untuk memastikan bahwa para peserta sebagai pihak-pihak utama pelaksana kegiatan selanjutnya dapat menerima hasil-hasil lokakarya yang akan menjadi dasar pijakan pelaksanaan kegiatan selanjutnya,” ujar Ambarwati.

Menurut Ambarwati, lokakarya ini diikuti oleh 75 orang yang tersebar di 33 Puskesmas, 24 kecamatan. Rinciannya, tenaga aparat sebanyak 35 % meliputi tenaga dokter, SKM, Bidan, Perawat dan Promosi Kesehatan/Penyuluh dan Kepala Bidang pada Dinas Kesehatan. Sementara 65 % peserta berasal dari masyarakat. Lokakarya ini akan dipandu oleh fasilitator yang telah ditunjuk oleh Kementrian PAN dan Reformasi Birokrasi serta fasilitator dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo terlatih.

“Kami harapkan peserta lokakarya menyepakati hasil identifikasi pengaduan/keluhan terhadap pelayanan kesehatan, yang dikemas dalam bentuk pertanyaan/quesioner,” harap Ambarwati.

Sementara Asisten Deputi Pelayanan Pemerintahan Umum, Hukum dan Keamanan pada Kementrian PAN dan Reformasi Birokrasi RI M. Imanuddin dalam sambutannya mengatakan bahwa Deputi Kementrian PAN memberikan amanat kepadanya untuk menyampaikan tentang masalah reformasi birokrasi dan pelayanan publik. “Dalam reformasi birokrasi, kita ingin mengubah tata cara melakukan pemerintahan mulai dari organisasi, SDM, sistem prosedurnya serta perilaku dari birokrasi,” ujarnya.

Menurut Imanuddin, birokrasi reformasi bertujuan untuk mengembalikan aparatur pemerintah sebagai pelayanan masyarakat. Perbaikan birokrasi ini akan berimbas kepada peningkatan pelayanan publik. “Kami ingin mengubah pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat menjadi kepuasan masyarakat. Pengaduan yang disampaikan masyarakat akan sia-sia apabila tidak ada komitmen dan pengawasan dari pimpinan. Kami ingin ada prestasi tentang pelayanan publik kepada masyarakat di Kabupaten Probolinggo,” pungkas Imanuddin.

Sedangkan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Kusnadi sesaat sebelum membuka lokakarya ini salah satu prinsip dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah tidak monoton dan selalu berubah kearah yang lebih positif. Karena seiring dengan kemajuan teknologi, informasi dan globalisasi, pelayanan kepada masyarakat harus terus dikembangkan. Sehingga kepuasan masyarakat bisa diciptakan.

“Saya harapkan apabila menyampaikan pengaduan tentang pelayanan lebih bagus disampaikan apa adanya sesuai dengan kenyataan. Sehingga tidak membingungkan masyarakat ataupun aparatur yang bersangkutan,” ujar Kusnadi.

Menurut Kusnadi, pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat harus segera dicarikan solusinya. Sebab pengaduan tersebut merupakan sebuah masalah yang harus diselesaikan secara bersama-sama. “Melalui pengaduan yang disampaikan masyarakat, kita akan tahu kekurangan-kekurangan kita. Sehingga kekurangan ini dapat diperbaiki di masa mendatang,” lanjutnya.

Dijelaskan oleh Kusnadi, pelayanan sektor kesehatan sangatlah penting. Sebab sektor kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Probolinggo. Garda terdepan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat diberikan oleh Puskesmas.

“Puskesmas jangan hanya bisa memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi bisa memberikan pendidikan di bidang kesehatan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa cepat dan tanggap dalam berperilaku hidup sehat. Jika hal itu dilakukan, maka prioritas pembangunan semakin hari akan semakin baik dan akan dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.

Ditambahkan oleh Kusnadi, kesehatan dampaknya sangat besar apabila dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan. Sebab jika masyarakat sehat, maka masyarakat akan mempunyai motivasi untuk bekerja dalam menambah pendapatan keluarganya.

“Mari kita manfaatkan lokakarya ini dengan sebaik-baiknya dalam upaya memberikan mutu dan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Saya minta dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak diskriminatif dan membeda-bedakan. Masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang sama dalam segala bidang,” pungkasnya. (wan)

Teks Foto : Salah satu fasilitator saat memberikan materi kepada peserta lokakarya makanisme pengaduan masyarakat

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4073&Itemid=1

TOT Gersipama Bagi Guru dan Kader Posyandu

Reporter : Wawan

PROBOLINGGO
– Pemerintah Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Spektra Surabaya dan PT. Unilever TBk, Senin (7/6) menggelar Training Of Trainers (TOT) Gerakan Sikat Gigi Pagi-Malam (Gersipama) bagi guru dan kader posyandu di gedung Djojolelono. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Asisten Administrasi Sekda Kabupaten Probolinggo Mustadjab mewakili Ketua TP. PKK Kab. Probolinggo Hj. Tantri Hasan Aminuddin, SE.

TOT Gersipama ini diikuti oleh 100 orang kader posyandu dan 100 orang guru sekolah. Hadir dalam kegiatan tersebut Kabid Pengembangan dan Promosi Kesehatan pada Dinas Kesehatan Heri Subagjo, Kabid TK/SD pada Dinas Pendidikan Suwari dan pengurus TP. PKK Kabupaten Probolinggo.

Wakil Direktur Spektra Rahman Windiarto dalam sambutannya mengatakan gersipama merupakan sebuah program pembelajaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pembiasaan Sikat Gigi Pagi dan Malam (SGPM) kepada siswa SD dan pengunjung Posyandu melalui kegiatan Kampanye, Edukasi dan Kompetisi (KEK).

“Selama ini, kita biasa menyikat gigi ke samping. Dalam TOT Gersipama ini kami mengajarkan bagaimana teknik sikat gigi yang baik dan benar kepada siswa SD dan pengunjung Posyandu yaitu menyikat gigi ke atas dan ke bawah,” ujar Rahman.

Target dari program Gersipama adalah untuk membantu para orang tua mengubah suasana menyikat gig yang menjengkelkan menjadi menyenangkan serta sarat dengan pengetahuan yang menambah pengalaman. “Saya berharap kepada Pemkab Probolinggo dan semua elemen masyarakat supaya program ini bisa terus berjalan dan bisa memasyarakatkan warga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga dapat secara positif mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal perawatan gigi dan mulut,” pungkas Rahman.

Sementara Asisten Administrasi Sekda Kabupaten Probolinggo Mustadjab sesaat sebelum membuka TOT Gersipama ini mengatakan dalam mencapai Indonesia Sehat 2010, maka pembangunan kesehatan dilandaskan pada paradigma sehat yaitu paradigma yang mengarahkan pembangunan kesehatan dengan lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) tanpa mengesampingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).

“Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga,” ujarnya.

Menurutnya, program pembelajaran PHBS salah satunya adalah kampanye tentang sikat gigi pagi dan malam, dimana kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena hampir 75 % anak-anak usia SD menderita penyakit gigi dan mulut dan umumnya terus berlanjut pada usia dewasa bahkan sampai usia tua. Oleh karena itu perlu dilakukan kampanye pembudayaan sikat gigi pagi dan malam atau Gersipama, dengan pembiasaan sikat gigi pagi dan malam kepada siswa SD dan pengunjung Posyandu.

“Dengan demikian masyarakat memperoleh pembelajaran sikat gigi yang benar dalam tata cara dan waktu yang benar pula,” lanjut Mustadjab.

Dengan kebiasaan menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi berflouride, maka resiko kerusakan gigi pada anak-anak dapat berkurang 50 % dibandingkan yang melakukan sikat gigi 1 kali dalam sehari. Peran kader posyandu sebagai Tim Relawan Masyarakat (TRM) dan guru sebagai Tim Relawan Sekolah (TRS) sangat diperlukan dan memberikan andil yang tidak ternilai dan menjadi motor penggerak pemberdayaan di sekolah maupun masyarakat.

Kegiatan Gersipama ini akan berlangsung hingga NopemBer mendatang. Program ini hanya mencakup 10 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Dimana, tiap-tiap kecamatan diambil 10 kader posyandu dan 10 guru sekolah. Nantinya, TRM dan TRS tiap kecamatan akan dinilai untuk menentukan 3 juara.

Juara tingkat kecamatan nantinya akan dinilai lagi dengan 10 kecamatan lain di tingkat Kabupaten Probolinggo untuk menentukan 5 juara. Juara pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp. 1 juta, juara II Rp. 800 ribu, juara III Rp. 600 ribu serta juara harapan I dan II masing-masing mendapatkan Rp. 400 ribu.

Selanjutnya, juara tingkat Kabupaten Probolinggo akan diadu lagi dengan lima daerah lain seperti Lumajang, Jember, Nganjuk, Blitar dan Kota Madiun dalam lomba antar kabupaten/kota. Dalam penilaian ini akan diambil lima juara, juara I akan mendapatkan hadiah sebesar Rp. 2 juta, juara II Rp. 1,5 juta, juara III Rp. 1 juta serta harapan I dan II masing-masing mendapatkan Rp. 500 ribu.(wan)

Teks Foto : Petugas dari Spektra Surabay saat memberikan penjelasan tentang Kampanye Gersipama

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4074&Itemid=1

Eksekutif-Legislatif Bahas Pertanggungjawaban APBD 2010

Reporter : Dody Kasman

PROBOLINGGO - DPRD Kabupaten Probolinggo, Senin (7/6) menggelar rapat paripurna dengan agenda penyampaian nota penjelasan Bupati tentang Laporan Keuangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2009. Rapat paripurna yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Abdul Manap itu dihadiri Wakil Bupati Probolinggo Salim Quray, S.Ag, Komandan Kodim 0820 Letkol Arh. Budhi Rianto, Ketua Pengadilan Negeri Kraksaan Subiyantoro dan Kabag Binamitra Polres Probolinggo Kompol Sugeng Santoso.

Meskipun undangan untuk menghadiri rapat paripurna itu disampaikan lewat telepon karena surat undangan tertulis belum terkirim, namun hampir seluruh kepala satuan kerja dan camat di lingkungan Pemkab Probolinggo hadir.

Mengawali sidang, Abdul Manap menjelaskan bahwa sesuai ketentuan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan daerah pasal 184 ayat 1 yang menyatakan bahwa Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Selanjutnya Abdul Manap selaku pimpinan sidang mempersilahkan Wabup Salim untuk membacakan nota penjelasan tentang laporan keuangan tersebut. “Laporan keuangan ini meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan lapran keuangan Badan Usaha Milik Daerah”, kata Wabup Salim.

Selanjutnya disampaikan kekuatan APBD tahun anggaran 2009 setelah perubahan dengan rincian sebagai berikut. Pendapatan Daerah Rp. 751.918.469.000,- , Belanja Daerah sebesar Rp. 817.237.553.000,- dan Pembiayaan Surplus Rp. 65.319.084.000,-.

Setelah dilakukan audit oleh BPK, secara garis besar realisasi Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut. Realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp. 776.389.797.229,46 atau sebesar 103,25 %. Realisasi Belanja Daerah sebesar Rp. 786.524.822.235,57 atau sebesar 96,24. Sedangkan realisasi Pembiayaan Surplus Rp. 69.860.656.799,73 yang berasal dari realisasi Penerimaan Daerah sebesar Rp. 77.397.116.799,73 atau sebesar 96,97 % setelah dikurangi realisasi Pengeluaran Pembiayaan sebesar Rp. 7.536.460.000.000,- atau sebesar 51,99 %.

“Dari hasil realisasi Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah tersebut terdapat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran sebesar Rp. 59.725.631.793,62”, terang Wabup Salim sambil membaca angka-angka dalam nota penjelasan tersebut.

Selanjutnya Wabup Salim menyampaikan uraian pelaksanaan APBD Tahun 2009 secara lebih terperinci mulai dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Neraca memuat perangkaan Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana. Laporan Realisasi Anggaran memuat perangkaan secara terperinci tentang Pendapatan, Belanja dan Pembiayan. Laporan Arus Kas memuat arus kas dari aktivitas koperasi, arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan, arus kas dari aktivitas pembiayaan dan arus kas dari aktivitas non anggaran.

Sedangkan Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi tentang kebijakan-kebijakan akuntansi yang telah disesuaikan dengan standar akuntansi pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan PP No. 24 Tahun 2005 tantang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan penjelasan atas rekening-rekening neraca, laporan realisasi anggaran serta laporan arus kas yang telah disesuaikan berdasarkan rekomendasi hasil pemeriksaan BPK.

Di bagian akhir penyampaian laporan tersebut, Wabup Salim menegaskan dari uraian laporan keuangan itu, secara umum penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat pada tahun 2009 dapat berjalan dengan baik. “ini semua berkat dukungan pimpinan dan segenap anggota DPRD serta partisipasi masyarakat”, pungkasnya.

Setelah penyampaian nota penjelasan tersebut, agenda selanjutnya adalah Pemandangan Umum (PU) oleh masing-masing fraksi pada rapat paripurna yang diagendakan Rabu tanggal 9 Juni, kemudian dilanjutkan dengan Jawaban Eksekutif pada rapat paripurna hari Jum’at tanggal 11 Juni 2010. (d0d)

Teks Foto : Wabup Salim dan Wakil Ketua DPRD Abdul Manap dalam kegiatan rapat paripurna DPRD

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4101&Itemid=1

PWNU Jatim tak Pusingkan Perubahan Arah Kiblat

Rabu, 09 Juni 2010, 14:17 WIB
PWNU Jatim tak Pusingkan Perubahan Arah Kiblat

Arah kiblat, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO--Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), KH Mutawakil Alallah, meminta masyarakat Muslim tidak mempersoalkan arah kiblat saat menjalankan sholat. Dia mengatakan itu untuk menjawab perdebatan seputar arah kiblat yang diketahui berubah setelah posisi Indonesia bergeser sekitar 7 centimeter akibat gempa dari arah Kota Makkah.

''Masyarakat tidak perlu memperdebatkan lagi soal arah kiblat. Kesepakatan zumhur ulama baik ber-Mashab Syafii maupun Hanafi, arah sholat cukup menghadap ke Kota Makkah. Tidak harus persis menghadap arah Ka’bah,'' katanya kepada Republika.

Kyai asli Probolinggo itu mengatakan, posisi masjid yang sudah menghadap ke barat, tidak perlu lagi dirubah. ''Kalaupun ada pehaman lain soal arah kiblat. Saya meminta khusus warga Nahdliyin, tidak usah ikut-ikutan bingung soal menentukan arah kiblat. Cukup menghadap ke Barat agak condong ke Utara sudah sah dalam menjalankan sholat,'' serunya.

Menurut Mutawakil, kemudahan menentukan arah kiblat juga telah dijelaskan dalam Al Quran. Pun begitu, Allah juga menjamin dan memberi keringanan bagi orang-orang yang tak sanggup memastikan arah kiblat ketika sedang bepergian. ''Dalam Al Quran surat Al-Baqarah : 114, dijelaskan soal keringanan yang diberikan Allah kepada mereka yang tak sanggup menentukan arah kiblat seperti saat bepergian atau di tengah lautan. Artinya cukup sholat menghadap Masjidil Haram, sudah cukup. Kita tidak mungkin 100 persen menghadap Ka’bah,'' jelasnya.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/06/09/119090-pwnu-jatim-tak-pusingkan-perubahan-arah-kiblat

Presiden: Indonesia Lebih Serius Jaga Lingkungan

Wednesday, 09 June 2010 10:18:10
Kategori: Berita Nasional(8 view)

Untuk menyukseskan upaya pelestarian lingkungan, Kepala Negara meminta para pemimpin daerah untuk melibatkan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.
Ia juga mengimbau pemerintah daerah agar berhati-hati dalam memberikan izin pemanfaatan hutan atau lahan. "Pemerintah daerah hati-hati dalam memberikan izin, kalau memberikan izin sesuai peruntukannya," kata Presiden seusai menyerahkan penghargaan Kalpataru dan Adipura.

Berdasarkan suatu kerja sama REDD+ antara RI-Norwegia maka pemerintah salah satunya diwajibkan melakukan jeda atau moratorium pemberian izin untuk lahan gambut selama dua tahun.

Kepala Negara menganjurkan agar diperbanyak upaya pemanfaatan lahan rusak untuk usaha pertanian atau perkebunan dan bukannya membuka hutan baru. Ia mengatakan kawasan hutan harus dilindungi dengan menjaga hutan dan merehabilitasi hutan gundul.

Kepala Negara juga mengatakan bahwa pemerintah harus tetap memerhatikan kesejahteraan rakyat dalam upayanya melestarikan lingkungan. Presiden menegaskan perlunya memberikan jalan keluar alternatif bagi masyarakat lokal yang sebelumnya bergantung pada alam. "Libatkan masyarakat setempat, harus ada alternatif untuk kehidupan masyarakat lokal yang halal dan tidak merusak lingkungan," katanya. Disebutkan, ada 40 juta hektare hutan gundul yang akan direhabilitasi di Indonesia.

Untuk memeriahkan acara tersebut dinyanyikan lagu ciptaan Presiden SBY yang berjudul "Ke Oslo untuk Bumi Kita". Lagu yang diciptakan Presiden di sela-sela kunjungan kerjanya ke Oslo Mei lalu guna menyepakati kerjasama REDD+ dengan Norwegia itu dibawakan oleh penyanyi muda berbakat Indonesia Sandy Sandoro.

Kalpataru

Sebelumnya Presiden menyerahkan anugerah Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan kepada Djohan Riduan Hasan dari Belitung, Mateus Bere Bau dari Nusa Tenggara Timur, Mahyiddin (Sabang), Kholifah (Jawa Timur) dan Ujang Solikhin (Jawa Barat).

Kalpataru Kategori Pengabdi Lingkungan kepada Yohanes Ebo (Nusa Tenggara Timur), Sumadi (Jawa Timur). Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan kepada LSM PILIHI Dairi pimpinan Hasoloan Manik Kecamatan Sitinjo Sidikalang Kabupaten Dairi-Sumut, KPSA Puspita Hijau didirikan oleh Masdjidin dari Dusun Sulek Timur, Desa Sulek Kabupaten Bondowoso-Jawa Timur dan LSM Rekonvasi Bumi pimpinan Rahadian dari Kelurahan Tembong Kota Serang-Banten.

Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan kepada Endang Sulistyawati, guru Biologi dan pendidikan lingkungan hidup SMAN 2 Probolinggo-Jatim dan Prof H Sudijono Sastroatmodjo dari Kelurahan Sampangan Kota Semarang-Jateng.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati pada 5 Juni setiap tahunnya sejak PBB mengadakan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1977. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2010 ini mengangkat tema "Many Species. One Planet. One Future" (Banyak Species. Satu Planet. Satu Masa Depan), sedangkan tema nasional adalah "Keanekaragaman Hayati Masa Depan Bangsa". (Ant)

Ket.Gambar:

Lima penerima Penghargaan Kalpataru kategori Perintis Lingkungan serta dua penerima Kalpataru kategori Pengabdi Lingkunganseusai menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden SBY.

Sumber: http://www.depdagri.go.id/news/2010/06/09/presiden-indonesia-lebih-serius-jaga-lingkungan

SBY Anugerahkan Kalpataru ke 12 Orang

08/06/2010 - 12:05
Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Windi Widia Ningsih
Presiden SBY

INILAH.COM, Jakarta - Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010, Presiden SBY memberikan penghargaan Kalpataru kepada 12 orang. Presiden juga memberikan penghargaan Adipura kepada 140 kota dan penghargaan Adiwiyata.

Penghargaan tersebut diberikan oleh presiden di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/6).

Pemberian penghargaan Kalpataru kepada 12 orang, dikategori menjadi 4 macam yaitu pertama kategori Perintis Lingkungan diberikan kepada 5 orang yakni Djohan Riduan Hasan Keluargahan Girimaya Kota Pangkal Pinang Bangka Belitung, Mateus Bere Bau Desa Kewar Kabutpaten Belum Prov Nusa Tenggara Timur, Mahyiddin Kelurahan Aneuk Laot, Kota Sabang, NAD, Kholifah Desa Kedungringin Kabupaten Pasuruan Jawa Timur dan Ujang Solikhin Desa Kertasari Kecamatan Ciamis Jawa Barat.

Kategori kedua Pengabdi Lingkungan diberikan kepada Yohanes Ebo Kelurahan Waiwerang Kabupaten Flores Timur, NTT dan Sumadi Desa Warujayeng Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Katergori ketiga Penyelamat Lingkungan diberikan kepada LSM PILIHI Dairi pimpinan Hasoloan Manik Kecamatan Sitinjo Sidikalang Kabupaten Dairi-Sumut, KPSA Puspita Hijau didirikan oleh Masdjidin dari Dusun Sulek Timur, Desa Sulek Kabupaten Bondowoso-Jawa Timur dan LSM Rekonvasi Bumi pimpinan Rahadian dari Keluergahan Tembong Kota Serang-Banten.

Sementara kategori terakhir tentang Pembina Lingkungan diberikan kepada Endang Sulistyawati guru Biologi dan pendidikan lingkungan hidup SMAN 2 Probolinggo-Jawa Timur dan Prof H Sudijono Sastroatmodjo Keluaganan Sampangan Kota Semarang-Jawa Tengah.

Penghargaan kedua adalah penghargaan Adipura dimana penghargaan ini diberikan kepada beberapa kota yang lebih bersih, teduh dan nyaman. Hal ini ditunjukkan dengan penginkatan sebesar 11 persen jumlah kota yang menerima penghargaan Adipura dari tahun 2009 jumlah 12 kota menjadi 140 kota pada tahun 2010.

Sementara Penghargaan Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan untuk membangun sekolah dan berbudaya lingkungan hidup. Tahun 2010 ini Dewan Pertimbangan Penghargaan Adiwiyata yang diketuai Prof Dr. H Arief Rahman M.Pd telah menetapkan 25 sekolah Adiwiyata Mandiri, 67 Sekolah Adiwiyata dan 37 Calon Sekolah Adiwiyata. [win/mut]

Sumber: http://inilah.com/news/read/politik/2010/06/08/585321/sby-anugerahkan-kalpataru-ke-12-orang/


Jatim Sabet 33 Penghargaan Adipura

Umum / Selasa, 8 Juni 2010 23:15 WIB

Metrotvnews.com, Surabaya: Provinsi Jawa Timur menyabet 33 penghargaan Adipura 2010 dari Kementerian Lingkungan Hidup.

"Perolehan penghargaan ini menjadikan Jatim sebagai juara umum di bidang lingkungan hidup tingkat nasional dan Adipura itu diserahkan langsung oleh Presiden RI di Jakarta," kata Kepala Bidang Komunikasi Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim, Putu Artha Giri, di Surabaya, Jatim, Selasa (8/6).

Ia menyebutkan, ada empat kategori yang diraih 33 kabupaten/kota di Jatim itu, yakni kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Untuk kategori kota metropolitan diraih Kota Surabaya. Kategori kota sedang diraih Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Blitar, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kabupaten Lamongan, Kota Kediri, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.

Untuk kota kecil diraih Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Situbondo.

Dibandingkan tahun sebelumnya, penghargaan Adipura tahun ini bagi kabupaten/kota di Jatim lebih banyak. Tahun lalu Jatim hanya meraih 25 penghargaan Adipura. Adipura diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota yang mampu mewujudkan daerahnya menjadi bersih, teduh, indah, dan sehat secara keberlanjutan.

Beberapa indikasi penilaian untuk program pelestarian lingkungan hidup tersebut, meliputi tata ruang terbuka hijau seperti taman kota, luas hutan kota, jenis, jumlah, dan kerapatan pohon, kebersihan sarana umum seperti rumah sakit dan sekolah, serta adanya tempat untuk pengolahan limbah bahan beracun berbahaya.

Selain itu, penilaian juga pada proses pemilahan dan pengolahan sampah, perairan terbuka, dan perkantoran. Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, BLH Jatim akan menggelar Kemah Hijau di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu pada 23-26 Juni 2010.(Ant/BEY)

Sumber: http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/06/08/19944/Jatim-Sabet-33-Penghargaan-Adipura/

Adipura Keempat, Ranking 3 Nasional

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Warga Kota-Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan boleh berbangga. Empat daerah ini kemarin (8/6) memborong penghargaan bergengsi di bidang kebersihan dan lingkungan hidup: Adipura, Kalpataru, dan Adiwiyata. Tapi, untuk Kota Probolinggo, raihan Adipura tahun ini terasa sangat istimewa.

Sebab, inilah Adipura keempat yang berhasil disabet Kota Probolinggo berturut-turut sejak 2007 lalu. Seandainya predikat Adipura Kencana masih berlaku, maka Kota Probolinggo berhak mendapatkannya.

Selain itu, Adipura keempat ini berhasil diraih Kota Probolinggo sekaligus dengan posisi ranking istimewa. Tahun ini Kota Probolinggo berhasil mendudukkan diri pada posisi ranking ketiga nasional untuk kategori kota sedang.

Penghargaan Adipura, Kalpataru dan Adiwiyata diberikan kemarin (8/6) di Istana Negara Jakarta dalam momen peringatan hari lingkungan hidup sedunia (5 Juni). Wali Kota Probolinggo HM Buchori dan Wali Kota Pasuruan Aminurrokhman sama menerima Adipura dari Presiden SBY untuk kategori kota sedang. Sedangkan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin dan Wabup Pasuruan Eddy Paripurna sama menerima Adipura dari Presiden SBY untuk kategori kota kecil (Kraksaan dan Bangil).

Selain Adipura, Kota Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan juga sama meraih penghargaan Kalpataru. Dari Kota Probolinggo, Endang Sulistyowati meraih Kalpataru untuk kategori pembina lingkungan. Sedangkan dari Kabupaten Pasuruan, Cholifah meraih Kalpataru untuk kategori perintis lingkungan.

Berikutnya, Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan juga sama meraih Adiwiyata. Ini penghargaan untuk sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Untuk Kota Probolinggo, Adiwiyata diraih SMAN 2 (Adiwiyata Mandiri, karena sudah tiga kali berturut-turut mendapat Adiwiyata), SMKN 1 (dua kali mendapat Adiwiyata), SMPN 4 dan SD Mangunharjo 6 (satu kali mendapat Adiwiyata). Sedangkan SD Sukabumi 6 dan SMAN 4 meraih sertifikat Adiwiyata.

Untuk Kabupaten Probolinggo, Adiwiyata diraih SMPN 1 Sumberasih. Sedangkan SMAN 1 Grati Kabupaten Pasuruan berhasil meraih sertifikat Adiwiyata.

Kemarin, penghargaan Adipura dan Kalpataru diserahkan langsung oleh Presiden SBY. Sedangkan penghargaan Adiwiyata diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, prosesi penyerahan piala Adipura-Kalpataru kepada wali kota/bupati berlangsung mulai sekitar pukul 10.00. Rombongan dari Kota Probolinggo sempat terkejut. Yakni ketika diumumkan bahwa Kota Probolinggo masuk peringkat ketiga kategori kota sedang tingkat nasional.

Kota Probolinggo tepatnya berada setelah Tulungagung dan Jepara. "Tahun lalu Kota Probolinggo peringkat lima. Kota Probolinggo menggantikan peringkat Jepara bersaing dengan 41 kota sedang (peraih Adipura) di Indonesia," ujar Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtiyo kemarin.

Sementara itu, Wali Kota Buchori menyampaikan ungkapan rasa terimakasihnya kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Probolinggo. "Alhamdulillah Kota Probolinggo masuk peringkat ketiga kategori kota sedang. Ini berarti ada peningkatan nilai Adipura. Apa yang kita peroleh tidak lepas dari kebersamaan dan kemauan masyarakat membantu pemerintah," ungkap Buchori saat dihubungi Radar Bromo kemarin.

Pada kesempatan itu, lanjut Buchori, Presiden SBY berpesan setiap mengambil kebijakan pemerintah daerah memasukkan program penyelamatan lingkungan di dalamnya. Penyelamatan lingkungan merupakan program prioritas di Indonesia.

"Jangan membiarkan lahan rusak dan diganggu oleh masyarakat. Mereka yang merusak lingkungan harus ditangani dan proses, bekerjasama dengan pihak aparat keamanan," terang Buchori.

Demi menuju green economy, green culture, green development dan green life skill, ada tiga pilar yang harus diperkuat. "Harus memiliki kebijakan yang tepat, tekhnologi dan gaya hidup ramah lingkungan. Tema hari lingkungan hidup kali ini adalah keanekaragaman hayati, masa depan bumi kita," tegas wali kota.

Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin juga mengaku senang dengan keberhasilan Kraksaan meraih Adipura untuk kali ketiga. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras semua elemen masyarakat. "Ini bukan keberhasilan Bupati semata, tetapi keberhasilan rakyat Kabupaten Probolinggo," ujarnya saat dihubungi usai menerima Adipura.

Menurut Hasan, keberhasilan Kraksaan meraih Adipura tidak boleh dimaknai secara simbolis saja. Tetapi raihan adipura tersebut dinilai merupakan istiqomah dari semua elemen masyarakat yang sadar dan peduli akan kebersihan lingkungan.

"Alhamdulillah, ini membuktikan warga Kabupaten Probolinggo sudah melaksanakan anjuran agama annadofatul minal iman (kebersihan adalah sebagian dari iman). Tidak hanya mewacanakan agama semata," kata Hasan.

Ia berharap, keberhasilan meraih Adipura tiga kali berturut-turut itu bisa menjadi semangat masyarakat Kabupaten untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat. "Istiqomah (menjaga kebersihan) itu perlu dipertahankan," harapnya.

Di Kabupaten Pasuruan, kegembiraan meraih Adipura tahun ini juga terasa kental. Wabup Eddy Paripurna yang menerima langsung piala Adipura dari Presiden SBY kemarin menyatakan rasa senangnya ketika dihubungi Radar Bromo.

"Piala ini kami berikan untuk masyarakat Kabupaten Pasuruan. Khususnya buat masyarakat Bangil yang sudah memberikan yang terbaik buat kebersihan dan keindahan kota," tegas Wabup. "Ke depan, kami harapkan piala ini bisa dipertahankan," imbuhnya.

Kota Pasuruan pun tak kalah gembira. Kota ini terhitung baru kali pertama meraih Adipura -setelah Adipura baru dihidupkan lagi pada 2002. Adipura 2010 seakan menjadi jawaban atas penantian yang begitu lama.

"Piala Adipura ini merupakan bukti kebersamaan kita, pemerintah kota, instansi terkait, dan juga partisipasi seluruh masyarakat. Betapa tidak. Selama bertahun-tahun kita menunggu, akhirnya Adipura ini berhasil kita raih," ujar Wali Kota Aminurokhman saat dihubungi Radar Bromo usai menerima Adipura tersebut.

Kepada Radar Bromo, wali kota juga menyampaikan, ada pesan khusus dari Presiden SBY yang dikenangnya terus, usai menerima piala Adipura tersebut. "Presiden sangat mengharapkan langkah pelestarian lingkungan secara kontinyu menjadi program prioritas daerah," katanya.

Prioritas itu, imbuh Wali Kota Aminurokhman, juga diutamakan pada aksi-aksi penanganan lingkungan dalam rangka antisipasi dampak global warming yang kian membahayakan kehidupan manusia, dan lingkungan sekitarnya.

"Momentum ini juga menjadi PR penting bagi kepala daerah yang akan terpilih pada pilkada 2010 mendatang. Sebab, kepemimpinan saya sudah tinggal beberapa saat lagi. Adipura bakal menjadi peninggalan penting, yang wajib dipertahankan. Jangan sampai apa yang sudah diraih dengan segala daya upaya ini, kemudian menjadi terabaikan," tegasnya. (fa/mie/day/via/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Digoyang Trio Zebra

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Trio Zebra memungkasi gelar pameran di lapangan Yon Zipur 10 Probolinggo pada Selasa (7/6) malam. Pada acara yang dihelat dalam rangkaian peringatan HUT ke-48 Yon Zipur 10 itu, Trio Zebra sebagai special artist tampil total dan enerjik dengan aksi goyangnya.

Sebelum Trio Zebra tampil, penonton yang menyemut lebih dulu dihibur beberapa artis lain. Baru pada pukul 22.30, Trio Zebra naik panggung. Diiringi orkes Dewata dari Surabaya, trio yang terdiri atas Engel Emythasari, Mona Monica dan Arie Bariesta itu membawakan empat lagu-lagu rancak.

Penampilan Trio Zebra benar-benar membuat para penggemarnya panas dingin. Dengan busana seksi, mereka melakukan beberapa aksi-aksi ekstrem.

Pertama, trio asal Lamongan itu menyapa penggemarnya dengan lagu Cinta Gila-nya-Ungu. Penonton yang awalnya mulai leyeh-leyeh, langsung maju. Merangsek ke depan panggung sambil memotret dan merekam aksi mereka bertiga malam itu. Trio Zebra juga menunjukkan kebolehannya dalam berjoget.

Usai menyanyikan lagu pertama itu, mereka menyapa penonton. Juga sempat menyatakan selamat ultah kepada Yon Zipur 10. "Selamat kepada Yon Zipur yang saat ini sedang ultah, semoga tambah sukses," teriak Engel Emythasari dari atas panggung.

Kemudian lagu Yank milik Wali Band, menjadi lagu kedua. "Selanjutnya minta lagu apa sayang? Band, dangdut atau rock?" teriak Mona Monica menawari para penonton.

Mendapat tawaran itu, para penonton malah berteriak minta air. "Ditawari lagu kok minta air. Minta air apa?" tanya Mona. Tanpa menunggu jawaban penonton, kemudian mereka melanjutkan dengan lagu ketiga Buka Hatimu dari Armada.

Sewaktu menyanyikan lagu ketiga inilah, Mona Monica dan Arie Bariesta menunjukkan aksi ekstremnya. Mereka memanjat dua tiang penyangga panggung. Bahkan Mona sampai menghilang dari pandangan penonton. Pasalnya, dia berada di bagian atas tenda.

Selanjutnya, Trio Zebra yang berdiri sejak 2005 lalu itu menutup perjumpaannya dengan lagu dangdut Abang Roni. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163462

Pledoi Sawie, Minta Bebas

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - Sidang kasus dugaan korupsi dana perjalanan dinas (perdin) DPRD Kota Probolinggo dengan terdakwa Abdul Hadi Sawie kemarin (8/6) digelar kembali. Terdakwa yang menjabat sekretaris DPRD itu melalui penasihat hukumnya, menyampaikan pledoi atau nota pembelaan. Dalam pledoinya, Sawie minta dirinya dibebaskan dari segala tuntutan JPU (jaksa penuntut umum).

Sidang itu kemarin baru dilangsungkan di Pengadilan Negeri Kota Probolinggo sekitar pukul 12.00. JPU maupun penasihat hukum terdakwa sama tidak hadir lengkap. JPU yang hadir hanya Soegeng Prakoso dan Surya Yunita. Sedangkan penasihat hukum terdakwa yang hadir cuma Kartidjo dan Buyung Ageng Islami. Penasihat hukum lainnya, Eries Jonivianto, sedang berada di Jakarta.

Pada pledoi yang dibacakan dalam sidang, kata pengantarnya terdengar cukup berbunga-bunga. Penasihat hukum menyatakan tidak pernah merasa diperlakukan oleh majelis hakim sekedar sebagai "pelengkap penderita" atau "pajangan hukum" belaka, melainkan benar-benar sebagai sesama penegak hukum.

Perbedaan pendapat antara mereka dan JPU bukanlah sesuatu yang mengherankan, melainkan sesuatu yang biasa. Di mata penasehat hukum, JPU menganggap dakwaannya terbukti secara sah dan meyakinkan. Dan oleh karena itu menuntut agar terdakwa dinyatakan bersalah serta dipidana. Bagi mereka, itu bukan yang mengherankan, melainkan sesuatu yang biasa karena adanya suatu tuntutan pekerjaan.

"Meskipun JPU secara tertulis tetap menuntut agar terdakwa dinyatakan bersalah dan dipidana, namun kami yakin bahwa hati kecil dan hati nurani JPU sebetulnya sama dengan hati kecil dan hati nurani kami. Yakni tidak yakin bahwa terdakwa bersalah," kata Buyung Ageng Islami.

Ringkasnya, dalam pembelaan itu terdakwa hanya mengetahui sebagai pengguna anggaran (PA). Semua surat pertanggungjawaban pelaksanaan perdin komisi dan panggar (panitia anggara) dibuat oleh rekanan yaitu PT Gilang Wisata Perkasa dan CV Indonesia Makmur. Panitia penerima barang dan jasa mengakui sendiri telah lalai dalam menjalankan tugasnya.

Dalam uraian terhadap dakwaan subsidair, disebutkan bahwa terkait adanya suatu cash back yang telah diterima oleh terdakwa maupun anggota komisi I, komisi II dan banggar, dinilai suatu fitnah belaka. JPU hanya mengacu pada keterangan sepihak dari Miendwiati.

Dalam menentukan kerugian negara, JPU dinilai tidak menghitung secara riil. Padahal, dalam menentukan kerugian negara tidak boleh kira-kira atau ditafsir. JPU tidak menggunakan BPK, instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk. Wajib dalam pembuktian menyertakan audit untuk fakta materil.

Diketahui, dalam kasus ini JPU mendakwa Sawie terlibat bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi terkait perdin DPRD kota 2007 lalu. Dalam sidang sebelumnya, JPU menuntut Sawie diganjar hukuman 1,5 tahun penjara dan membayar denda Rp 75 juta. Serta pidana tambahan membayar uang pengganti Rp 12 juta.

Sementara, pada kesimpulan pledoinya, kubu Sawie menyatakan isi surat dakwaan dan tuntutan JPU kabur atau obscure libel. Di dalamnya tidak dengan jelas dan tepat dilukiskan hal ikhwal perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa.

"Sehingga kami berkeyakinan seharusnyalah dakwaan dan tuntutan JPU terhadap terdakwa dinyatakan batal demi hukum. Dan terdakwa dinyatakan tidak dapat dipidana terhadap dakwaan dan tuntutan JPU," sambung Kartidjo.

Perbuatan terdakwa dalam perkara A quo merupakan murni kelalaian dalam menjalankan fungsi administratif jabatan. Itu dianggap bukan suatu penyalahgunaan wewenang karena tidak faktor kesengajaan/niat. Sehingga perbuatan terdakwa tidak dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam UU pemberantasan tindak pidana korupsi (tipikor).

Selanjutnya, penasihat hukum terdakwa dan terdakwa memohon agar diputus dengan amar putusan terdakwa secara sah dan menyakinkan tidak terbukti bersalah. Berikutnya minta majelis membebaskan terdakwa Sawie dari segala dakwaan dan tuntutan baik primer dan subsider dan memulihkan hak terdakwa.

Ketua majelis Sih Yuliarti menegaskan jika JPU ingin menanggapi pledoi terdakwa (replik) diberi waktu selama satu minggu. "Seminggu kemudian giliran penasehat hukum duplik. Kalau dalam seminggu tidak ada, dianggap tidak mengajukan. Kita ini dibatasi waktu. Sidang dilanjutkan Selasa (15/6) dengan agenda replik," tegas Sih kemudian menutup sidang. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163461

Kisah Urip Widodo, Mau Menikah Sebulan Lagi, Calon Istrinya Menghilang

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
Sampai Mengerahkan 28 Orang Dukun

Sebulan lagi Urip Widodo Adi, 22, seorang warga Desa Patalan Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo menikahi wanita pujaannya, Ida Windiarti, 23. Bukannya bahagia, Urip kini justru gundah. Sebab, calon istrinya itu mendadak menghilang.

RUDIANTO, Probolinggo

"Entah ke mana perginya. Padahal kami sudah mencarinya ke mana-mana. Keluarga sini (keluarga Ida) juga sudah melaporkan kepada polisi," tutur Urip saat ditemui kemarin (8/6). Air muka Urip jelas menunjukkan betapa gundah perasaannya saat ini. Hari pernikahan tinggal sebulan lagi. Tapi, sang calon istri malah menghilang.

Menurutnya, segala bentuk usaha untuk menemukan Ida sudah dilakukan. Dari mencari Ida ke rumah-rumah teman sampai saudara-saudaranya. Bahkan, sebanyak 28 dukun telah mereka kerahkan untuk menemukan Ida. Tapi, semua usaha itu masih belum berhasil.

Urip dan Ida bertunangan sejak sekira setahun lalu. Pertunangan itu berawal dari pertemuan mereka di suatu tempat. Setelah berkenalan, ternyata mereka sama-sama menaruh hati.

Lalu keluarga Urip datang ke rumah Ida di Blok Sepeni RT 04 / Rw 05 Kelurahan/Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Mereka melamar Ida untuk menjadi istri Urip. Selanjutnya, Urip dan Ida bertunangan.

Selama masa bertunangan itu, antara Urip dan Ida tidak pernah ada masalah. Sejak sekitar dua bulan lalu ditetapkanlah tanggal pernikahan mereka, yakni 16-17 Juli. Tapi, kini pasangan itu diterpa masalah. Ida menghilang.

Hilangnya Ida bermula ketika Jumat (4/6) lalu, Urip datang ke rumah calon istrinya itu. Urip bermaksud menjemput Ida untuk diajak kerumahnya di Desa Patalan. Ida setuju. Sekira pukul 18.00 mereka berangkat menuju rumah Urip dengan mengendarai motor.

Meski di atas satu motor, selama masa perjalan tidak terjadi percakapan sama sekali antara Urip dan Ida. Mereka sama-sama bungkam. Tapi, tiba-tiba sekira 100 meter sebelum perempatan Lawean, Ida meminta Urip menghentikan motornya. Urip pun memenuhi permintaan tunangannya itu.

Kemudian, Ida meminta izin kepada Urip untuk menemui temannya di gang sisi utara jalan. Ida juga meminta Urip menunggunya di tepi jalan. "Dia (Ida) pamitnya hanya sebentar. Dia juga membawa tasnya. Sebelumnya, saya meminta untuk memegang tasnya, biar tidak berat. Tapi, tidak boleh," ujar Urip.

Sekitar setengah jam menunggu, Ida tak kunjung kembali. Urip lalu mencoba mencari Ida ke gang yang dilewati Ida. Tapi, Urip tidak menemukannya. "Saya tanya kepada orang-orang di sana, tapi tidak ada yang melihatnya," jelas Urip.

Urip akhirnya kembali ke motornya dan menunggu Ida datang. Tapi, setengah jam berlalu, yang ditunggu-tunggu tidak kunjung tiba. Akhirnya, Urip menghubungi salah seorang keluarga Ida, Umami. Urip mengabarkan kalau Ida menghilang.

Tak lama kemudian, Umami dan keluarganya datang menemui Urip. Mereka melakukan pencarian di sekitar tempat menghilangnya Ida. Pencarian itu dilakukan sampai tengah malam. Tapi, Ida tidak berhasil ditemukan. "Ada 8 orang waktu itu yang mencari," ujar Urip.

Semalaman mereka mencari, Ida tak juga ditemukan. Bahkan sampai diteruskan keesokan hari, Sabtu (5/6), mereka mencari Ida ke rumah teman-teman dan keluarga lainnya. Ida tidak juga ditemukan. Sabtu (5/6) malam, pihak keluarga melaporkan hilangnya Ida ke Polsek Kademangan.

Usaha mencari keberadaan ida tidak cukup sampai di situ. Meski sudah melapor ke polisi, bukan berati pihak keluarga berhenti mencarinya. Mereka terus melakukan pencarian dengan segala macam cara. Termasuk mendatangi para normal alias dukun.

Bahkan, tidak hanya satu dukun yang dimintai bantuan mencari Ida. Sampai kemarin (8/6) sudah ada 28 dukun yang dimintai bantuan. Tapi, semuanya masih belum membuahkan hasil. "Kami sudah mencari ke mana-mana, tapi belum ketemu juga. Dukun juga sudah kami datangi," jelas Sarini, ibunya Ida.

Para dukun itu, tersebar di seluruh Probolinggo. Tidak hanya dari kota, tapi juga banyak yang dari Kabupaten Probolinggo, seperti Desa Muneng Kecamatan Sumberasih. Para dukun itu pun mempunyai pendapat berbeda. Ada yang mengatakan Ida berada di rumah teman lamanya. Ada juga yang bilang ada di rumah saudaranya.

Bahkan, ada yang bilang kalau Ida ada di jalan dan sedang kebingungan. Tak hanya itu. Semua perintah dukun sudah mereka penuhi. Termasuk membakar kemeyan pemberian si dukun dan persyaratan-persyaratan lainnya.

"Ada yang menyuruh menaruh bajunya (Ida) di atas genteng. Itu sudah kami lakukan, tapi masih belum berhasil juga. Pokoknya, semua sudah kami lakukan cuma melompat ke sumur yang belum," ujar Sahra, bibi Ida.

Saat pergi, gadis dengan tinggi badan 145 cm itu mengenakan baju warna abu-abu, bercelana cokelat dan memakai jilbab. Dia pergi hanya membawa tas warna merah muda berisi baju dan bedak.

Sementara, Kapolsek Kademangan AKP M. Mahmud saat dikonfirmasi berkaitan dengan kasus tersebut mengatakan kalau keluarga korban datang ke Mapolsek tidak melapor. Tapi, hanya memeberitahukan kalau Ida menghilang dan menitipkan foto. "Mereka tidak laporan. Hanya datang ke polsek, nitip foto dan bilang, siapa tahu Pak polisi ada yang tahu," ujar Kapolsek. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163460

Baru Jual Kupon Togel, Dibekuk

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - Terlibat perjudian resikonya selalu sama. Yakni, tertangkap petugas. Seperti yang dialami Awiyandi Erwandono, 32, warga RT 12 RW 09, Desa Kadunggaleng, Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. Karena menjadi pengecer togel di lingkungannya, dia harus mendekam di sel tahanan Polres Probolinggo.

Tersangka dibekuk dirumahnya, Senin (7/6) sekitar pukul 14.00 WIB. Penggerebekan dilakukan buser bagian Selatan Polres Probolinggo setelah mendapat informasi dari warga. Menurut KBO Reskrim Polres Probolinggo Iptu Mohammad Dugel, jumlah tim buser 6 orang.

Saat itu kebetulan tersangka sedang tidak keluar rumah. Dan begitu dibekuk, tersangka tidak memberikan perlawanan apapun. Sebab saat itu tersangka kepergok merekap nomor togel.

Tersangka sendiri saat itu tidak berhasil mengamankan sejumlah barang bukti (BB) miliknya. Sehingga, tim buser juga langsung mengamankan BB tersangka. Yakni, sebuah buku tafsir mimpi, selembar angka pengeluaran nomor togel, sebuah buku rekap togel. Juga ada 5 lembar kupon togel dan uang Rp 10 ribu rupiah. Diperkirakan, saat itu tersangka baru saja menjual kupon togel.

Kini tersangka menurut Dugel berada di sel tahanan Polres. BB miliknya juga ikut diamankan. Dugel mengatakan, perbuatan tersangka melanggar pasal 303 KUHP tentang tindak pidana perjudian. Ancaman hukumannya, yakni 5 tahun ke atas. "Tergantung seberat apa perbuatannya," ujar Dugel.

Selanjutnya kata Dugel, pihaknya masih melakukan penyidikan pada tersangka. Penyidikan akan dilakukan di unit IV Sat Reskrim Polres. "Sementara masih diproses. Nanti akan kami tindak lanjuti sesuai prosedur," ujar Dugel. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163459

5 Operasi Sukses, 3 Menyusul

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - Setelah melakukan operasi pada pasien bibir sumbing, RSAB Siti Fatimah Kraksaan, merilis hasil operasi tersebut, kemarin (8/6). Rilis dilakukan oleh Ketua PD Aisyiyah Kabupaten Probolinggo Hj. Lailatul Khairiah berdasarkan foto hasil operasi dari RSU Al-Irsyad Surabaya.

Laila -panggilannya- mengatakan, ada lima pasien yang menjalani operasi. Yakni Baharuddin, 33, warga Pajarakan Kulon, Pajarakan; Siti Nurwahyuni, 2, warga Patemon, Krejengan; Ulfatun Hasanah, 27, warga Wangkal, Gading. Lalu, Nurul Huda, 17, dan Zainap, 36. Keduanya warga Sidomukti, Kraksaan.

Kini, Menurut ketua pimpinan daerah Aisyiyah Hj. Lailatul Khairiah, 5 pasien sudah terlihat normal. Dikatakan Laila, mereka dioperasi pada 1 Mei lalu. Saat ini kata Laila, mereka seperti layaknya orang lain. "Alhamdulillah, Mas," ujar Laila ketika ditemui di kantornya.

Lebih lanjut kata Laila, pihaknya sudah menerima foto hasil operasi 5 pasien tersebut. Oleh karenanya, RSAB Siti Fatimah mengundang para pasien. Tujuannya untuk mengambil foto terbaru mereka. Terutama foto pasca operasi bibir sumbing.

Diberitakan Radar Bromo beberapa waktu lalu, RSAB Siti Fatimah melaksanakan program operasi gratis terhadap sejumlah 8 penderita bibir sumbing. Dari jumlah tersebut, 5 orang di antaranya bisa langsung dioperasi.

Sementara kata Laila, untuk tiga pasien lainnya masih dalam pengamatan. Yakni Saniyah alias Aisyah, 33, Rondokuning Kraksaan; Abdi Rahmad Anugrahilah, 15, Pandean Paiton; Moh. Ilham, 5, Kalibuntu Kraksaan.

Namun salah satunya yakni Saniyah akhirnya gagal operasi. Sebab kata Laila, penyakit yang diderita bukan bibir sumbing. Sedangkan Abdi Rahmad Anugrahilah masih membutuhkan perawatan ortodotis. Sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif.

Berbeda dengan Mohammad Ilham. Menurut Laila, Ilham akan dioperasi hari ini. Tindakan itu dilakukan setelah dilakukan pengamatan. "Operasi akan dilakukan di RSU Al-Irsyad," tukas Laila.

Menurut Laila, sebenarnya Ilham sudah dua kali menjalani operasi serupa. Namun bibir Ilham kembali sumbing. Sebab kata Laila, Ilham kurang dirawat pada masa pos operasi. Yakni oleh pihak keluarga. Akibatnya bibir Ilham kembali sumbing. "Mudah-mudahan tidak terulang lagi," ujar Laila.

Sementara saat ditemui Radar Bromo, Zainap, salah satu pasien terlihat malu. Terutama ketika diwawancara. Zainap mengatakan, saat ini dirinya sudah merasa lebih nyaman. "Semangken lebih nyaman(sekarang lebih enak)," ujar Zainap sembari tersipu.

Begitu juga dengan Baharuddin. Baharuddin mengatakan, setelah menjalani operasi, dirinya merasa lebih percaya diri bergaul dengan rekan-rekannya. "Saya merasa ini anugerah yang luar biasa, Mas," ujar Baharuddin.

Lebih jauh Laila mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan bisa mengoperasi 30 pasien serupa. Saat ini lanjut Laila, pihaknya masih membuka pendaftaran. Terutama bagi penderita yang kurang mampu. "Agar penderita merasa nyaman dalam bergaul," pungkas Laila. (eem)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163458

Rintis Kerjasama dengan Cambridge International

[ Rabu, 09 Juni 2010 ]
MTs Nurul Jadi Kuatkan SDM Pengajar

KRAKSAAN - MTs Nurul Jadid Paiton saat ini tengah merintis kerja sama dengan Cambridge Internasional. Sebuah lembaga pendidikan di luar negeri. Untuk memuluskan rencana itu, sekolah ini menggelar diklat penguatan SDM tenaga pengajar, kemarin (8/6).

Kepala MTs Nurul Jadid M. Suruji Bahtiar mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan kerja sama itu. Rencananya, dalam waktu dekat pihaknya akan menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Cambridge International. "Rencana ini sudah positif," jelasnya.

Sementara persiapan yang dilakukan di antaranya, merumuskan beberapa konsep pelajaran. Konsep tersebut kata Bahtiar, dipetakan menjadi tiga segmen. Yakni, segmen pelajaran agama, pelajaran bahasa dan pelajaran logika. "Semuanya harus disentuh," tuturnya.

Kerja sama itu kata Bahtiar, akan memberi manfaat besar. Sebab, sudah saatnya lembaga pendidikan melakukan inovasi. "Ini tuntutan pengembangan pendidikan," imbuhnya.

Selain itu dia berpendapat, pendidikan harus terus dikembangkan. Khususnya pendidikan di lingkungan pondok pesantren. "Agar bisa bersaing dengan pendidikan umum," sambung Bahtiar.

Diklat sendiri dilangsungkan di gedung pertemuan MTs Nurul Jadid dan berlangsung selama sehari penuh. "Mungkin sampai malam," katanya. Pesertanya, yakni seluruh dewan guru di lingkungan Ponpes Nurul Jadid.

Selama diklat hadir tiga narasumber. Yakni, Wahono, Khairul Anam dan Saifullah. Ketiganya adalah konsultan dari Madrasah Development Center. Yakni, sebuah lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163457