Jumat, 11 Juni 2010

Kasda Probolinggo Sebesar Rp 12 Miliar Nyaris Dibobol

Jumat, 11/06/2010 13:40 WIB
Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Kas daerah (Kasda) Kota Probolinggo nyaris kebobolan uang senilai Rp 12 milyar yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Aksi pembobolan dana milik pemerintah daerah itu dengan modus memalsukan dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

Beruntung, petugas Bank Jatim tidak langsung mencairkan dana tersebut. Petugas Bank Jatim curiga dengan pengajuan dana itu pasalnya pemkot tidak pernah mencairkan dana sebesar itu. Lalu petugas Bank Jatim melaporkan hal itu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Probolinggo, Imam Suwoko ketika dikonfirmasi membenarkan terjadinya modus aksi pembobolan itu.

"Bahkan pelakunya telah memalsu tandatangan saya dan memalsu paragraf para kasubdin untuk melakukan pencairan dana tersebut," kata Imam Suwoko kepada sejumlah wartawan di Pemkot Probolinggo.

Imam menjelaskan, modus aksi pembobolan itu dibuat sendiri oleh pelakunya dengan mengatasnamakan CV Altor Jaya dengan atas nama rekening Didik Kurniawan. "Dana itu katanya akan dibuat dana pengerjaan konstruksi jalan," ungkap Imam.

Lalu siapa pelaku dibalik pemalsuan dokumen untuk membobol dana kasda tersebut? Imam sendiri tidak menjelaskan. Namun informasi di lapangan menyebutkan, ada dugaan kuat jika pelaku pemalsuan dokumen untuk mencairkan dana kasda pemkot dengan nilai milyaran rupiah itu diduga kuat melibatkan orang dalam.

Meski kasus pemalsuan dokumen untuk membobol dana kasda pemkot itu sempat menghebohkan kalangan PNS, namun hingga saat ini kasus itu belum dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, Walikota Probolinggo, HM Buchori mengatakan, kasus itu akan dilakukan penyelidikan secara internal untuk mengungkap siapa pelakunya. "Kalau memang nanti kasus pemalsuan dokumen itu melibatkan PNS, sanksinya nanti akan langsung dilakukan pemecatan," tandas Buchori.

(wln/bdh)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/06/11/134058/1376285/475/kasda-probolinggo-sebesar-rp-12-miliar-nyaris-dibobol
Jumat, 11/06/2010 11:14 WIB
PLN Penuhi Seluruh Permintaan Sambungan Listrik di Jawa per Oktober
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance


Jakarta - PT PLN (Persero) berjanji akan memenuhi seluruh permintaan sambungan listrik baru di wilayah Jawa mulai bulan Oktober mendatang.

"Mulai Oktober, seluruh calon pelanggan di Jawa sudah bisa dilayani PLN," ujar Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan saat berbincang dengan detikFinance, Jumat (11/6/2010).

Dahlan menyatakan, hal itu bisa dilakukan seiring dengan tambahan pasokan sebesar 1.500 Megawatt (MW) dari sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam proyek 10.000 MW yang akan mulai beroperasi sebelum bulan Oktober tahun ini.

"Kenapa baru bisa Oktober? Ya karena pada bulan Oktober, enam trafo Interbus Tranformer (IBT) dan 6.000 trafo distribusi di Jawa sudah selesai dipasang jadi semuanya sudah dilayani," ungkap Dahlan.

Berdasarkan data Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) tahun 2010-2019 yang diperoleh detikFinance, pada tahun 2010, PLN menargetkan akan menambah jumlah pelanggan baru sebesar 1,06 juta pelanggan sehingga jumlah pelanggan listrik PLN pada tahun ini mencapai 42,1 juta.

Pada tahun ini, BUMN listrik itu memprediksikan konsumsi listrik di tanah air mencapai 147,1 Twh dengan beban puncak sebesar 26.371 MW.

Jumlah pelanggan PLN akan terus meningkat menjadi 66 juta pelanggan pada tahun 2019. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi sebesar 66,1% di tahun ini menjadi 90,9% pada tahun 2019.

Adapun pembangkit-pembangkit di Pulau Jawa yang akan beroperasi pada tahun 2010 yaitu PLTU Suralaya (625 MW), PLTU Indramayu (900 MW), PLTU Rembang (630 MW), dan PLTU Paiton 7 (660 MW).

(epi/qom)

Sumber: http://www.detikfinance.com/read/2010/06/11/111417/1376176/4/pln-penuhi-seluruh-permintaan-sambungan-listrik-di-jawa-per-oktober

Ketua Forkabi Cipondoh Dibunuh Secara Spontan

11/06/2010 - 00:49
Pasca-Bentrokan Betawi-Madura
Laela Zahra
Endid Mawardi
(inilah.com/Wirasatria)

INILAH.COM, Jakarta - Tersangka tunggal pembunuh Ketua DPC Forkabi Tangerang, Endid Mawardi, ditangkap Kamis (10/6) siang ini di bilangan Jakarta Utara. Tersangka yang berinisial SY (28) mengaku tidak melakukan pembunuhan dengan terencana.

"Menurut pengakuannya (SY) karena dia melihat ada pukul-memukul, dia membela temannya dengan menggunakan celuritnya, barang buktinya dia bawa," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Boy Rafli Amar, di Polda Metro Jaya, Jakarta.

Seperti yang diungkapkan SY, kata Boy, dia melakukan pembacokan depada Endid menggunakan celurit yang sudah dibawanya, dan diselipkan di pinggangnya. Namun dari sebilah celurit yang melekat ditubuhnya, polisi tidak menemukan indikasi perencanaan pembunuhan terhadap Endid, oleh pelaku.

"Waktu melakukan pembacokan sudah membawa celurit, diselipkan di sarung, dia warga di situ (Cengkareng)," ujar Boy.

Bahkan SY tidak mengetahui orang yang dia habisi nyawanya, Ketua DPC Forkabi Cipondoh, Tangerang. "Sehingga pasal yang dikenakan 388 KUHP, pembunuhan tidak terencana," tutur Boy.

Lebih lanjut Boy mengatakan, SY setelah melakukan pembunuhan terhadap Endid, sempat melarikan diri ke Probolinggo, Jawa Timur. Setelah dilakukan pengejaran oleh polisi ke alamat keluarganya di Probolinggo, SY tidak ditemukan.

Kemudian polisi menjebak SY melalui tokoh masyarakat yang mengenalnya, di kawasan Jakarta Utara. "SY diminta datang oleh tokoh masyarakat tersebut, dan kita tangkap," kata Boy. [laz/jib]

Sumber: http://inilah.com/news/read/politik/2010/06/11/592521/ketua-forkabi-cipondoh-dibunuh-secara-spontan/

Pilihan RT, Laporkan Money Politics

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - Masalah praktik money politics dalam ajang pemilihan ketua RT di Kota Probolinggo kembali mencuat. Yang ini terkait pemilihan ketua RT 2/RW 1 Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran. Kemarin (10/6), Zakaria, 36, salah seorang calon ketua RT, melapor ke lurah setempat M. Jusuf soal adanya praktik money politics.

Zakaria melapor kalau ada salah seorang calon ketua RT, yakni Edy Suliyanto, melakukan praktik politik uang. Zakaria tidak hanya meminta lurah menindak, tapi juga menggugurkan pencalonan Edy. Sebab, itu sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.

Selanjutnya Zakaria membeberkan, pada Selasa (8/6) sekira pukul 21.00 ada warga bernama Jamal yang disebut-sebut sebagai tim sukses Edy Suliyanto, mendatangi rumah Bu Man. Mereka bedua sama-sama warga RT 2 / RW 1 Kelurahan Curahgrinting.

Kedatangan Jamal diketahui oleh H Boang, warga yang disebut-sebut sebagai tim sukses Zakaria. Mengetahui Jamal mendatangi rumah Bu Man, Boang curiga. Apalagi, suhu politik di RT tersebut sedang meninggi karena pemilihan RT akan digelar pada Minggu (13/6).

Karena curiga, Boang saat itu terus memperhatikan apa yang dilakukan Jamal. Menurut Zakaria, saat itu Boang benar-benar melihat Jamal memberikan uang sebesar Rp 10 ribu kepada Bu Man.

Selanjutnya, Boang langsung mendatangi Jamal dan Bu Man. Setelah diurus, Bu Man mengaku kalau diberi uang oleh Jamal dan diminta memilih Edy Suliyanto. Jamal pun mengakui telah disuruh oleh ayahnya Edy Suliyanto, yakni H Abdul Hori. "Setelah ditanyakan oleh Boang uang itu untuk apa, ternyata ya untuk itu (memilih Edy Suliyanto)," jelas Zakaria.

Mendapat pengakuan itu, keesokan harinya sekitar pukul 15.00 Boang melaporkan kejadian itu kepada Zakaria. Berbekal laporan Boang, Zakaria kemarin melaporkan masalah tersebut ke Lurah Curahgrinting M. Jusuf. "Saya minta (Edy) digugurkan (pencalonannya), karena sudah melanggar dan menyalahi kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya," ujar Zakaria.

Tapi, saat dikonfirmasi masalah tersebut, Edy Suliyanto menyangkal. Bahkan dengan menyebut nama Tuhan, Edy menyatakan tak pernah melakukan tindakan tidak terpuji itu. "Tidak benar itu. Mendengar saja saya tidak, apalagi menyuruh," ujarnya saat ditemui di rumahnya kemarin.

Edy menegaskan tidak mungkin akan melakukan money politics untuk merebut kursi ketua RT. Menurutnya, kejadian itu hanya sebatas isu yang hendak menjelek-jelekkan namanya. "Kok seperti pemilihan caleg saja. Tidak mungkin saya menyuruh seperti itu. Kalau saya, tergantung apa kata orang yang menilai," ujarnya.

Menurut Edy, kalau sampai ada calon yang bermain dengan uang hanya untuk mendapatkan kursi ketua RT, itu adalah orang yang goblok. "Kalau sampai ngasih uang, goblok," ujarnya.

Katanya memberi Rp 10 ribuan? "Kenapa tidak diisukan Rp 25 ribuan saja. Demi Allah saya tidak melakukan itu," jawab Edy serius.

Sementara itu, Lurah Curahgrinting M. Jusuf setelah menerima laporan tersebut masih akan memanggil kedua belah pihak. Termasuk orang-orang yang disebut-sebut sebagai pemberi dan penerima uang. "Nanti kami pangil dulu orang-orangnya, untuk memastikan kebenarannya," ujar Jusuf.

Menurutnya, bila terbukti telah melakukan money politics, maka calon itu bisa digugurkan pencalonannya. Itu berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat oleh para calon ketua RT, pada Senin (7/6) lalu. Pada saat itu, ada kesepatan yang salah satunya membahas masalah money politics.

"Dalam pertemuan itu, sudah ada kesepakatan antara para calon untuk tidak melakukan money politics. Kalau misalkan terbukti, bisa digugurkan pencalonannya," ujarnya.

Sayang, kesepakatan itu tidak sampai berupa kesepakatan tertulis. Hanya disepakati berdasarkan kepercayaan bersama. "Tidak ada nota kesepakatan secara tertulis. Tapi, nanti tindakannya akan dikembalikan kepada hasil rapat waktu itu," jelas Lurah Jusuf. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163872

SMK Taman Siswa Merazia HP

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Beredarnya rekaman video porno dengan pelaku mirip artis Ariel Peterpan-Luna Maya dan Ariel Peterpan-Cut Tari langsung direaksi SMK Taman Siswa (TS) Kota Probolinggo. Sekolah itu kemarin (10/6) melakukan razia pada para muridnya. Pihak sekolah khawatir muridnya sampai menyimpan video mesum yang menghebohkan itu.

Dalam razia itu, tas dan ponsel atau handphone (HP) para siswa menjadi sasaran para guru. Mereka masuk ke dalam kelas dan meminta para murid meninggalkan ruang. Semua tas dan HP disuruh ditinggalkan dalam ruang kelas.

Setelah para murid keluar, guru-guru melakukan pengecekan. Termasuk semua isi dalam ponsel setiap murid. Selama razia, para murid banyak yang mengintip melalui jendela.

Razia yang mulai digelar sejak pukul 11.30 itu memang mendadak. Para murid pun mengaku terkejut. "Ya jelas kaget, karena sebelumnya kami memang tidak tahu," ujar Aditya, salah seorang murid.

Meski demikian, Aditya mengaku tidak cemas dengan adanya razia tersebut. Sebab, ia tidak menyimpan video tersebut di dalam HP. "HP saya tidak bisa untuk nonton itu (video). Typenya hanya N 1200," ujarnya.

Saat ditanya soal video mesum dengan pelaku mirip artis Ariel-Luna dan Ariel- Cut Tari, Aditya mengaku hanya mendengar kabarnya. Ia belum pernah menonton langsung. "Saya belum tahu seperti apa, saya belum nonton," ujarnya.

Ingin nonton? "Tidak," jawab Aditya lalu tersenyum.

Hal serupa dikatakan oleh Suliasih, yang juga siswi di sekolah tersebut. Dia mengaku juga masih belum nonton langsung video yang menggegerkan jagad hiburan tanah air itu. Suliasih mengaku tidak tertarik untuk menontonnya. "Tapi kalau itu benar-benar Ariel dan Luna Maya, saya sangat kecewa. Karena mereka publik figure, seharusnya memberi contoh yang baik," ujarnya.

Puput siswa kelas XI (dua), juga mengaku masih belum menonton. Bahkan mengatakan tidak tertarik sama sekali untuk menontonnya. Menurutnya, video semacam itu sangatlah tidak mendidik. "Siapa pun pelakunya, bagi kami sama. Sama-sama tidak mendidik," ujarnya.

Sementara di dalam ruang-ruang kelas, para guru masih sibuk memeriksa tas dan HP milik siswa. Sekitar satu jam kemudian, razia selesai. Hasilnya, para guru tidak menemukan apa yang mereka resahkan. HP para murid itu dinyatakan steril dari video-video mesum mirip Ariel-Luna, Ariel-Cut Tari maupun video-video mesum lainnya. "Yang ada hanya lagu-lagu," ujar salah seorang guru.

Waka Kesiswaan SMK Taman Siswa Suhartono menyatakan, razia dilangsungkan sebagai bentuk tanggung jawab pihak sekolah. Ia tidak mau murid sampai menyimpan video-video mesum itu. "Alhamdulillah, hasilnya nihil," ujarnya.

Namun Suhartono menyatakan, yang penting diperhatikan selanjutnya adalah justru di rumah masing-masing. Bisa saja di sekolah para muridnya tidak ada yang menyimpan atau menonton video tersebut. Tapi, tidak menutup kemungkinan di rumah justru menyimpan dan menonton video itu di rumah.

Oleh karena itu, Suhartono berharap ada kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan wali murid. Termasuk mengontrol soal video porno ini. "Kami berharap para orang tua juga mengontrol perilaku anaknya. Sebab, ini dampaknya sangat jelas (buruk) pada anak," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163870

Kisah Wandi Chan, Pemuda Gending yang Hidup dengan Kaki Dirantai

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
Wandi Chan, 27, warga Dusun Tambak, Desa Curahsawo, Gending Kabupaten Probolinggo minder oleh kelainan genetik yang membuat kulitnya belang. Ia sampai mengalami depresi dan kian parah kala kedua orang tuanya meninggal. Kini, pemuda itu harus hidup dengan kaki dirantai.

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

Melihat kondisi Wandi Chan, atau biasa disapa Wawan, di kediamannya di Dusun Tambak yang muncul hanya rasa getir. Sehari-harinya, pemuda itu hanya menghabiskan waktunya dengan duduk-duduk atau tiduran di sebuah kursi kayu panjang.

Kursi itu nampak sudah menyatu dengannya. Betapa tidak, kaki kiri Wawan dirantai dan dikaitkan pada kursi tersebut. Kursi itu sendiri ditempatkan di samping rumah. Dulunya, tempat itu merupakan dapur.

Kondisi tempat Wawan tinggal pun sungguh tidak layak. Bekas dapur berada pada sebuah areal tanah kosong di belakang rumah dekat rawa kecil. Selain tidak sedap dipandang mata, lokasi tempat saban hari Wawan menjalani hidup itu juga berbau tak sedap.

Betapa tidak. Biasanya Wawan buang air besar dan kecil di tempat itu. Bahkan terkadang Wawan (maaf) sampai memakan sendiri kotorannya itu. Atau ia memakan tanah di sekitar lokasi tersebut.

Saat Radar Bromo bertandang ke rumah itu kemarin (10/6), Wawan dalam kondisi telanjang bulat. "Ya beginilah kondisinya sehari-hari," ujar Ani, 28, kakak ipar Wawan, sambil menutupkan sebuah sarung berwarna hijau ke tubuh Wawan.

"Biasanya kalau diberi pakaian ia (Wawan) itu tidak mau. Kadang bajunya disobek. Karena itu ia sudah jarang memakai baju lagi," imbuh Ani. Tetapi kebetulan saat Wawan disarungi kemarin, ia nampak tidak marah dan menurut.

Pemuda itu diam seribu bahasa saat beberapa wartawan dan warga melihat kondisinya siang kemarin. Rudi, 31, sang kakak, menceritakan bahwa kondisi adik satu-satunya itu mulai terguncang sejak lulus SMP. "Mau lulus SMP itu sudah agak depresi. Tetapi depresinya begitu terlihat sejak ia lulus SMP," katanya.

Diceritakan Rudi, Wawan yang terlahir dengan kondisi tidak normal. Wawan mengalami kelainan genetik yang membuat kulitnya belang. Di dunia medis, Wawan disebut mengalami albinisme parsial. Pada bagian-bagian tertentu kulitnya tidak dapat membentuk melanin.

Pada orang normal, ada asam amino yang disebut tirosin, oleh tubuh diubah menjadi pigmen (zat warnan) melanin. Nah, orang yang mengalami albinisme (orangnya disebut albino) ini tubuhnya tidak mampu atau menyebarluaskan melanin karena beberapa penyebab.

Pada tubuh Wawan, ada beberapa bagian tubuhnya yang belang menjadi putih. Yakni di bagian dahi, tangan, dada sampai perut, dan kaki. Menurut Rudi, karena kondisi kulitnya itu Wawan tidak pede (percaya diri).

Nah, kondisi itu diperparah dengan pergaulan Wawan setiap harinya. Beberapa temannya juga sering mengolok-oloknya karena kelainan itu. "Karena sering diolok-olok temannya, dan belum punya pacar akhirnya ia depresi," kata Rudi.

Setelah lulus dari SMPN 1 Gending, Wawan pun enggan melanjutkan sekolahnya karena malu. Sejak saat itu, Wawan semakin jarang keluar rumah. Ia kebanyakan mengurung diri, hingga akhirnya kejiwaannya mulai terganggu.

"Saat itu ia sempat dibawa almarhum ayah saya ke dr Agus di RS Hidayatullah Kota Probolinggo pada tahun 2000-an. Kondisinya sempat membaik. Namun karena kami tidak punya uang, akhirnya ia tidak sampai tuntas menjalani pengobatan," tutur Rudi dengan mata menerawang.

Meski masih belum sembuh, namun kondisi Wawan saat itu tidak terlalu parah. Sehari-harinya Wawan hanya diam dan seperti orang linglung. Tapi, ia tidak pernah berbuat aneh-aneh.

Lalu pada 2007, Wawan semakin terguncang kondisi psikologisnya. Itu setelah kedua orang tuanya meninggal dalam rentang waktu tak lama. "Usai ibu (Ana) meninggal, seminggu kemudian ayah (Angga Cahyana) juga meninggal. Mereka sakit juga karena memikirkan kondisi Wawan," kata Rudi.

Sejak saat itu emosi Wawan sangat labil. Ia sering memukuli dirinya sendiri. Sampai-sampai ia juga mencabuti sebagian rambutnya. Kini, bagian tengah rambut Wawan sampai botak. "Itu karena dicabuti sendiri," kata Rudi.

Rudi yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh nelayan sedianya ingin sekali membawa adiknya tersebut ke rumah sakit jiwa. Namun, kondisi ekonomi Rudi tak memungkinkan untuk itu.

Kondisi Wawan pun terus memburuk. Dan sejak enam bulan lalu, Wawan terpaksa dirantai kakinya. "Kalau tidak dirantai, kami keluarganya takut didemo oleh warga lainnya," kata Rudi.

Menurut Ani, istri Rudi, keluarga sering mendapatkan keluhan dari para tetangganya dengan sikap Wawan selama belum dirantai. Wawan sering keluar masuk rumah warga tanpa permisi.

"Katanya, Wawan juga sering mengambil makanan atau barang-barang di toko tetangga. Terus juga masuk ke rumah-rumah sampai kamar. Saya sendiri tidak tahu kebenarannya. Itu cerita warga," jelas Ani.

Karena alasan itu, Wawan akhirnya dirantai. Awalnya Wawan dirantai di dalam rumah. "Tetapi karena saya punya anak kecil, dan sering saya tinggali jadi Wawan akhirnya ditempatkan disini (dulu bekas dapur). Dulu pernah dirantai di kasur, tetapi malah dirusak," cerita Rudi.

Menurut Rudi, sejak Wawan menderita kelainan jiwa, pemerintah setempat masih belum pernah memberikan bantuan sama sekali kepada pihak keluarganya. "Sebenarnya saya ingin melihat ia sembuh lagi. Kasihan ia belum menikah," kata Rudi prihatin.

Sementara itu kades Curah Sawo H Akbar Busthony mengataka, pihaknya telah mengetahui keberadaan Wawan. Pihak pemerintah desa sendiri menurutnya sudah beberapa kali melaporkan kondisi Wawan itu kepada dinas terkait (Dinsos). Tetapi sampai sejauh ini masih belum ada tanggapannya.

"Tetapi kami akan terus melakukan upaya agar Wawan mendapatkan bantuan dari instansi terkait. Kami juga prihatin dengan kondisi Wawan dan keluarganya," jelas Kades Akbar. (*)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163869

LSM Pertanyakan Mobnas untuk PKK

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO-Belanja mobil dinas (mobnas) oleh Pemkot Probolinggo beberapa waktu lalu mendapat sorotan sejumlah LSM. Mereka meminta pemkot mengkaji ulang pembelian mobnas tersebut. Terutama yang diperuntukkan bagi TP PKK.

Khofilillah, ketua LSM Gagak Hitam mengatakan, akan lebih baik kalau pemerintah tidak buru-buru membeli mobnas anyar. Meskipun mobnas yang lama sudah lewat masa 5 tahun.

Menurutnya, mobil-mobil lama itu masih banyak yang layak pakai. Apalagi bila pemkot mau berkaca pada kondisi masyarakat kalangan bawah. Maka, mobnas anyar itu tidak lebih baik dari usaha untuk menyejahterakan warganya. "Karena masih banyak kebutuhan lain yang lebih menyentuh kepada masyarakat," ujarnya.

Dengan dibelinya mobnas anyar itu, sudah sepantasnya semua pihak berintrospeksi diri. Termasuk para anggota DPRD yang merupakan wakil rakyat dan pengambil keputusan. "Seharusnya dewan juga harus peka terhadap masalah ini. Jangan menari di atas penderitaan rakyat," ujarnya.

Menurutnya, rakyat di bawah masih banyak yang kesulitan mencari makan. Sementara pemerintahnya kurang peduli, malah berfoya-foya dengan mobil anyar. "Padahal masyarakat tidak butuh itu (mobnas). Itu kan sama saja dengan menari-nari di atas penderitaan rakyat," jelasnya.

"Harusnya dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan lebih menekankan kepada kebutuhan rakyat. Dan, dewan jangan mudah angkat palu untuk program-program semacam itu," tegasnya dengan nada berapi-api.

Selain itu, Khofi juga menyoroti mobnas yang diberikan kepada TP PKK. Khofi mengatakan, memang pemberian kepada siapa saja boleh asal tidak menyalahi peraturan yang ada. Tapi, yang perlu dipertimbangkan adalah tepat atau tidak.

"Itu harus benar-benar dengan pertimbangan yang ketat. Tepat atau tidak mereka menerima itu (mobnas). Kalau kurang tepat ya jangan diberi, mending digunakan untuk kebutuhan lainnya. Dan, saya rasa itu masih belum tepat," ujarnya.

Menurut Khofi, pemberian mobnas kepada TP PKK perlu dikaji ulang. Terutama tentang manfaatnya kepada masyarakat apa. "Untuk TP PKK itu, belum layak dan kurang tepat. Dan, sangat perlu di kaji ulang. Sekali lagi, ini dewan harus peka. Jangan asal gedok palu," ujarnya.

Hal senada dikemukakan ketua eLSIKA Musthofa Baqir. Ia mengaku sangat kecewa terhadap kebijakan pemkot membeli mobnas baru. Terutama mobnas yang diperutukkan para pejabat.

"Begitu mudahnya mereka memperuntukkan kemauannya yang dibungkus dalam kebijakan pembelian mobnas. Sementara untuk menuruti dan mengakomodasi aspirasi kepentingan rakyat, mereka bersikap alot sekali. Bahkan, terkadang rakyat harus maksa-makaa atau bahkan harus pakai cara demonstrasi," ujarnya.

Musthofa mencontohkan tentang kegagalan pemkot dalam mengawal UMK (upah minimum kota) 2009 dan honor daerah untuk guru dan pegawai tidak tetap. Menurutnya, kenaikannya sangat tidak signifikan. "Alasannya klasik, anggaranya minim alias tidak cukup anggaran. Kami tentu sangat kecewa atas kondisi seperti ini," ujarnya.

"Sejak awal sudah kami ingatkan agar ditunda dulu (pembelian mobnas). Tapi bagitulah pejabat sekarang, semakin diingatkan semakin susah untuk mendengarkan," sesalnya.

Sementara itu, Djando ketua LBH Prabu Lingga lebih menyoroti soal pembelian mobnas baru untuk TP PKK. "Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah TP PKK itu sudah tepat mendapat fasilitas tersebut atau tidak?" tanyanya.

Di sisi lain, ketua LSM Wamor Imam Suliono tidak mengungkapkan keberatan atas pembelian mobnas itu. Menurutnya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengadaan mobnas. Salah satunya adalah usia mobnas yang lama sudah di atas lima tahun. Dan, mobnas yang anyar digunakan untuk menunjang pelayanan terhadap masyarakat. "Sepanjang syarat itu terpenuhi silakan saja," ujarnya.

Untuk mobnas bagi TP PKK, Imam mengatakan bahwa dana operasional PKK memang dari APBD, termasuk pengadaan mobnas. Menurutnya, bila syarat-syaratnya sudah terpenuhi tidak masalah. "Tapi, saya tidak tahu kondisi mobil TP PKK seperti apa," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163868

Berkas Indah-Nanang Masuk PN

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
15 Juni Sidang Perdana

PROBOLINGGO - Kasus korupsi dana perdin (perjalanan dinas) DPRD Kota Probolinggo tahun 2007 tersangka Indah Wilujeng dan Nanang Koentjahjono terus bergulir. Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah melimpahkan berkas tersebut ke Pengadilan Negeri (PN) dan bakal di sidangkan Selasa (15/6) mendatang.

"Berkas perkara yang dilengkapi surat dakwaan sudah kami limpahkan ke pengadilan, di panitera pidana Selasa (8/6) kemarin. Tinggal menunggu jadwal sidang yang ditentukan oleh pengadilan," ujar JPU sekaligus Kasi Pidsus Soegeng Prakoso.

Tidak banyak yang dibeberkan oleh Soegeng tentang isi surat dakwaan tersebut. Ia hanya menyebutkan du terdakwa dari CV Indonesia Makmur itu didakwa dengan dua dakwaan primair dan subsider.

Dakwaan primair pasal 2 ayat 1 Jo pasal 18 UU RI no 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah diubah sebagaimana UU RI no 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU no 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 (1).

Dakwaan subsidair pasal 3 Jo pasal 18 UU RI no 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah diubah sebagaimana UU RI no 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU no 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 (1).

"Penahanan terdakwa sekarang menjadi wewenang hakim. Pihak pengadilan yang punya otoritas, apakah akan tetap ditahan atau tidak," tutur Soegeng kepada Radar Bromo.

Seperti diketahui, terdakwa Indah dan Nanang dulu sama-sama mengelola CV Indonesia Makmur (IM) yang bergerak di bidang jasa travel. Indah sebagai Direktur CV Indonesia Makmur punya peran penting dalam perusahaannya bekerjasama dengan tersangka Nanang sebagai wakil direktur.

Untuk memenangkan tender travel, Nanang pun meminjam nama dua karyawannya untuk mendirikan dua CV tandingan. Lalu CV fiktif itu diikutkan lelang pengadaan barang dan jasa (untuk jadi rekanan proyek perdin). Kedua CV tersebut adalah CV Vira Berlian yang mencatut nama Mujalal sebagai direktur dan Direktur CV Indah Cemerlang yang direkturnya diatasnamakan Kusumandoko.

Menggunakan tiga CV tersebut, tersangka maju ke DPRD untuk mendapat pekerjaan perdin komisi III ke Jakarta dan Depok. Alhasil, IM berhasil memenangkan tender dan melaksanakan perdin yang berlangsung 4-8 November 2007 silam.

Dari pelaksanaan perdin tersebut tersangka mark up uang penginapan di hotel La Grandeur, yang mestinya Rp 475 ribu menjadi Rp 700 ribu per malam. Total mark up anggaran sebesar Rp 80 juta dari sewa hotel dan memalsukan SPJ (surat pertanggungjawaban). Mendapatkan pekerjaan perdin dewan dibuat seolah-olah ada lelang dengan menggunakan dua CV fiktif sebagai tandingan IM.

Sementara itu, saat dikonfirmasi ke PN, ternyata sudah ditunjuk majelis hakim dan jadwal sidang telah ditentukan. Majelis hakim tidak jauh berbeda dengan majelis dalam persidangan terdakwa Sekretaris DPRD Sawie. Sama-sama diketuai Sih Yuliarti, hakim anggota Diah Purnomojekti dan Muslikh Harsono. Bedanya dulu salah satu hakim anggota Nendi Rusnendi digantikan Muslikh.

"Memang benar sudah masuk ke pengadilan waktu hari Selasa (8/6). Besoknya (9/6) nama majelis dan jadwalnya sudah turun ke saya. Mulai sidangnya Selasa depan (15/6) dengan agenda pembacaan dakwaan," kata panitera pengganti Edi Suranto yang menginformasikan nomor perkara kasus itu 109/Pid/2010/PN.Prob.

Menurut Edi, sejak tanggal 8 ditetapkan oleh PN maka terdakwa menjadi tahanan hakim selama 30 hari (sampai 7 Juli). "Dua tersangka masih ditahan dan menjadi tahanan hakim. Nanti kalau persidangan masih berlangsung dan penahanan habis, terdakwa menjadi tahanan ketua," pungkasnya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163867

KIM Jateng Kunjungi Le Ollena

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Kelompok Interaktif Masyarakat (KIM) Kota Probolinggo kemarin (10/6) mendapat kunjungan tamu penting. Sebanyak 26 KIM kota dan kabupaten di Jawa Tengah sengaja datang ke Probolinggo untuk melakukan studi banding.

Tamu yang mengatasnamakan diri Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Provinsi Jawa Tengah itu didampingi Kabid Kominfo Provinsi Jateng Widodo N. Mereka disambut Kabag Humas dan Protokol Pemkot Probolinggo Rey Suwigtyo di UKM (usaha kecil menengah) Le Ollena Kota Probolinggo.

Sebanyak 58 orang tiba di Le Ollena, UKM pimpinan Puguh Priyo Sudibyo yang di Jl Mastrip. Selain berucap selamat datang, Tiyok - nama panggilan Kabag Humas- juga memromosikan prestasi Kota Probolinggo di tingkat Jatim. Dia juga menjelaskan rencana event Semipro yang di dalamnya terdapat Pekan KIM dan Apeksi.

Selama berada di Le Ollena, LKM mendapatkan informasi tentang produk-produk unggulan Kota Probolinggo. LKM melihat sendiri proses pembuatan berbagai produk olahan dari tulang atau kulit ikan. Yang paling menarik pengunjung adalah krupuk non kolesterol yang tidak digoreng menggunakan minyak.

"Silakan mencicipi produk dari Kota Probolinggo ini. Ada kerupuk non kolesterol, tanpa minyak. Tidak usah khawatir gemuk. Ini alatnya milik DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) yang dititipkan pada kami. Karena banyak permintaan pasar akhirnya kami beli lagi satu," ujar Puguh.

Radar Bromo sempat berbincang dengan Buhadi, KIM dari Kota Semarang. Di Jawa Timur mereka hanya berkunjung selama satu hari, kemarin. Sebelum ke Kota Probolinggo rombongan mengunjungi telecenter KIM Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan.

"Di sana (Nongkojajar) kami menggali info tentang teknologi informasinya karena telecenter. Dari provinsi Jawa Tengah merekomendasikan lokasi studi banding di Pasuruan dan Probolinggo. Diharapkan dengan kunjungan ini kami bisa belajar bersama-sama untuk mengangkat potensi yang ada di daerah," ungkap Buhadi.

Di Kota Semarang, KIM lebih fokus pada pengelolaan sampah organik. "KIM Le Ollena ini bagus sekali, banyak yang bisa kami pelajari dan mencoba dikembangkan di Jawa Tengah. Ini pelajaran penting bagi kami bagaimana untuk memberdayakan potensi masyarakat di wilayah kami," sambungnya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163866

Yusuf Mansur ke Genggong

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO- Ustadz Yusuf Mansyur Rabu malam (9/6) lalu hadir ke Ponpes Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kabupaten Probolinggo. Kedatangan dai kondang itu disambut meriah ribuan santri.

Yusuf Mansyur datang ke Ponpes Zaha untuk bersilaturrahim sebelum mengisi suatu acara di Jember. Ribuan santri sudah menunggunya, sejak sekitar pukul 20.30. Padahal sang dai baru tiba pukul 22.00.

Ketika tiba di Ponpes Zaha, Yusuf Mansur disambut cukup meriah. Ribuan santri yang berbaris rapi itu langsung bersalaman. Yusuf pun melayaninya dengan baik. Tapi, tentu saja tidak semua santri kebagian bersalaman dengan muballigh yang wajahnya sering muncul di TV itu.

Tak lama kemudian, Yusuf Mansyur langsung menuju rumah pengasuh Ponpes Putri Zaha, Nyai Hj Diana Susilowaty alias Ning Sus. Di situ Yusuf Mansyur beramah tamah dan berbincang-bincang dengan beberapa pengasuh dan pengurus pesantren.

Di rumah Ning Sus inilah, Yusuf sempat bercerita tentang dunia pesantren. Menurutnya, dari dulu hingga kini pesantren masih tetap menjadi jujukan masyarakat untuk menuntut ilmu agama. Karena itu, pesantren sangatlah berjasa pada negara dalam membantu mencerdaskan putra-putri bangsa.

Di hadapan sebagian pengasuh dan pengurus ponpes Zaha itu, Yusuf Mansyur mengatakan bahwa pesantren pada saat ini harus lebih terbuka. Artinya tidak hanya terfokus pada pelajaran agama, tapi juga harus mengembangkan ilmu pengetahuan umum.

Demikian juga dalam menerima para calon santrinya. Sebaiknya pesantren tidak dibatasi oleh tempat. Menurutnya, dengan adanya batasan tempat maka jumlah santri yang akan belajar hanya sebatas tempat yang disediakan.

Oleh karena itu, menurut Yusuf akan lebih baik kalau menggunakan sistem pesantren terbuka alias ada santri yang nyolok (tidak menetap di pesantren tapi, berangkat dari rumahnya). "Hal itu, meniru model pembelajaran yang diterapkan di Makkah, Arab Saudi," jelas Yusuf.

Ustadz yang menekuni lembaga mengahafal Al-quran ini mengaku sudah menerapkan sistem tersebut. Terbukti dengan sistem itu semakin banyak peminatnya. Yusuf mengaku saat ini, sudah ada sekitar 70 ribu santri yang belajar di pesantren rintisannya.

Pesantren-pesantren itu tidak hanya tersebar di pulau Jawa. Tapi, juga banyak berdiri di Sulawesi. Menurut Yusuf, dengan pesantren terbuka tidak perlu ada bangunan-bangunan megah untuk belajar. Tanpa adanya bangunan, belajar juga bisa digelar di bawah-bawah pohon. "Bisa lebih praktis, tidak terbatas tempat," ujarnya.

Mendengar itu, Gus Baiduri Faishal alias Gus Dudung yang seorang kepala SMA Zaha ini, mengatakan model semacam itu memang bisa diterapkan bagi santrinya ustadz Yusuf. Yang mana, santrinya fokus pada menghafal Al-quran.

"Memang, menghafal Al-quran itu bisa di mana saja. Meski di bawah pohon bisa, tidak perlu gedung. Tapi, sulit kalau diterapkan pada lembaga formal. Kalau sedang belajar ada hujan bubar. Proses belajar-mengajar juga bubar," ujarnya.

Usai beramah tamah, sekitar pukul 23.00 Yusuf Mansur meninggalkan ponpes Zaha Genggong. Dia melanjutkan perjalannya ke Jember. (rud/nyo)

Sumber:http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163865

Gerebek Judi Domino di Pasar

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO-Gara-gara bermain judi domino, Wel, 33, Sum, 44, Shol, 29, Pur, 23, Sud, 26, dan Mus, 26, harus berurusan dengan polisi. Mereka harus merasakan dinginya tahanan Mapolsek Bantaran, Kabupaten Probolinggo seteleh tertangkap petugas Rabu sore (9/6) lalu.

Dari enam orang itu, satu orang (Wel) diketahui sebagai warga Kelurahan Wiroborang, Mayangan Kota Probolinggo. Sum dan Shol berasal dari Desa/Kecamatan Bantaran. Sedangkan Pur, Sud tercatat sebagai warga Legundi, Kecamatan Bantaran.

Dari data yang dihimpun Radar Bromo, keenam orang tersebut sedang asyik bermain kartu domino sore itu. Tak sekedar main untuk senang-senang, enam laki-laki itu juga bertaruh dengan uang.

Mendapati ada praktik perjudian tersebut, warga setempat yang merasa terganggu melapor ke petugas Polsek Bantaran melalui telepon. Mendapat laporan warga, petugas dari Polsek Bantaran pun langsung datang ke lokasi.

Setelah dicek, ternyata laporan tersebut benar. Petugas kepolisian pun langsung menggerebek pesta judi domino tersebut. Para pelaku yang tertangkap basah pun tak bisa mengelak karena di lokasi bermain tersebut juga terdapat uang.

"Waktu kami ke lokasi, kami temukan uang sejumlah Rp 69 ribu. Uang itu diletakkan di meja untuk berjudi. Uang dan kartu domino merupakan BB (barang buktinya)," kata AKP Musofah, Kapolsek Bantaran.

Karena tertangkap basah, keenam orang itu pun dikeler ke Mapolsek Bantaran. Keenam orang itu tak bisa mengelak ketika disidik petugas. "Pelaku kami kenai pasal 303 KUHP. Dengan ancaman maksimal 10 tahun," tegas Kapolsek.

Meski sudah banyak menangkap dan menggerebek praktik perjudian, Kapolsek menjelaskan pihaknya tak akan lelah untuk terus menangkap pelaku perjudian. "Kami berharap masyarakat juga turut aktif melaporkan ke kami kalau ada perjudian," harapnya. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163864

Kembangkan Ekonomi Lokal, Gelar PELP

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
DRINGU - Untuk mengembangkan ekonomi lokal, Bappeda Kabupaten Probolinggo menggelar pelatihan bagi beberapa pelaku UKM, tokoh masyarakat dan perwakilan dinas. Kegiatan ini berlangsung dua hari di salah satu hotel yang terletak di tengah Kota Probolinggo.

Kabid Ekonomi Bappeda Drs Gading Wiyoko mengungkapkan, "Output dari event ini kami harapkan untuk dapat menjadi fasilitator di lingkungan masing-masing. Sebagai upaya awal dalam pembentukan klaster ekonomi. Komponen masyarakat yang hadir memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari pertanian, industri dan pariwisata."

Pada kegiatan ini Bappeda menggandeng instruktur dari Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang dan LGSP (Lokal Government Support Program). Acara bertajuk "Pelatihan Fasilitator Kelompok Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif (PELP)" ini dikemas menarik.

Selain diberi pemaparan klasikal, peserta diajak berpartisipasi dalam sejumlah games seru yang menuntut kerjasama kelompok yang solid. "Hari pertama, peserta diajak memahami pentingnya PELP dalam penciptaan iklim usaha yang lebih kondusif. Bagaimana PELP melakukan pendekatan untuk mewujudkan hal tersebut," ungkap Gading.

PELP yang memiliki forum komunikasi dan kemitraan (FKK) ini menjadi wadah partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam pengembangan kegiatan usaha. "FKK PELP yang diketuai oleh Drs. H. M Sidik Wijanarko MSi akan membentuk jaringan kerjasama di antara semua komponen masyarakat, sektor swasta dan pemerintah dalam wadah kemitraan lokal. Tujuan jangka menengahnya untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal dalam bentuk klaster ekonomi," tutur Gading gamblang.

Lebih jauh Gading yang juga sekretaris FKK PELP ini menuturkan, "Selanjutnya kami berharap, dari klaster yang akan terbentuk nanti proses penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan lebih cepat. Pasalnya melalui klaster hasil PELP masyarakat dapat meningkatkan produktifitas, mendapat kemudahan mengakses modal dan pasar serta menjalin kemitraan dengan pelaku usaha besar."

Seperti diketahui, selama ini terdapat tiga pendekatan dalam memangkas kemiskinan. Yakni, berbasis jaminan sosial seperti BLT dan raskin, pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro. PELP sendiri akan mengadopsi dua pendekatan terakhir.

"Fasilitator nantinya akan didorong untuk mengembangkan UKM (Usaha Kecil Menengah)-nya hingga dapat merangsang munculnya UKM-UKM baru dalam satu kawasan pengembangan. Karena, pengelompokan ini akan memudahkan UKM dalam mengatasis permasalahan yang ada dengan mencari solusi dan membuat action plan," tambahnya.

Untuk itu, pada hari ke dua peserta dirangsang untuk memunculkan kemampuan leadership dan pengolahan informasi komunikasi melalui permainan fisik. Peserta yang seluruhnya berjumlah 18 orang mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan di luar ruangan tersebut. Di sana peserta dibagi menjadi dua kelompok yang kepadanya diberikan sejumlah ujian.

Peserta pun mengikuti sesi ini dengan antusias. "Melalui kegiatan ini kami diajak untuk mengendalikan kepentingan pribadi, menumbuhkan kebersamaan kelompok dan menjadi pemimpin bagi diri sendiri," ungkap Yasin, salah seorang peserta.

Sahim pengusaha peternakan ayam yang menjadi peserta pelatihan menambahkan, "Kami optimis teori yang kami dapatkan dalam pelatihan ini baik untuk diterapkan dalam pembangunan kelompok usaha yang kami geluti." (qie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163860

Selebaran Penculikan Bikin Resah

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - SDN Tisnonegaran 2 Kota Probolinggo berniat baik mengimbau para wali muridnya mewaspadai aksi penculikan bocah. Pihak sekolah itu pun mengeluarkan selebaran resmi. Tapi, selebaran tersebut kini malah bikin resah orang tua.

Selebaran itu mulai beredar Rabu (9/6) lalu. Isi dalam selebaran itu mengejutkan para orang tua yang menerimanya. "Saya juga kaget ketika mendapatkan selebaran ini. Apa benar demikian?" ujar salah seorang warga yang enggan namanya dikorankan, kemarin.

Menurutnya, selebaran itu seharusnya tidak dengan begitu saja diedarkan. Sebab, kabar yang ditulis dalam selebaran itu juga belum jelas kebenarannya. Kalaupun itu benar, kabar tersebut tetap hanya akan membuat para orang tua dan wali murid resah.

"Sebetulnya, tidak perlu dengan selebaran. Cukup dengan pemberitahuan kalau muridnya harus dijemput labih awal. Jangan bilang kalau ada kasus semacam itu. Kan bisa bilang demi keamanan anak-anak kita," ujarnya.

Tak salah bila selebaran itu bikin resah. Walau pendek, isinya menakutkan. Judulnya: Pengumuman penting bagi orang tua warga besar SDN Tisnonegaran 2 waspadalah !!!! Lalu ada nomor HP 081215513160 yang dimaksudkan sebagai sumber informasi penting tersebut.

Lalu isinya: Info dari kami untuk anda seluruh masyarakat bila melihat ZUZUKI APV dengan plat nomor polisi L 1857 GU mohon dihimbau kepada warga bagi yang mempunyai akan kecil / dewasa agar berhati-hati dengan ZUZUKI APV warna silver dengan plat tersebut dicurigai sebagai penculik anak-anak. untuk diambil hati dan matanya. Dari Polres Banjarnegara harap disikapi, waspadalah dan disebarkan kepada teman-teman anda. Karena ini sudah benar-benar terjadi di daerah BEDONO KEBONDALEM, GEMBONGAN, dan daerah sekitarnya. Terima kasih

Selebaran itu dibuat tertanggal, Probolinggo 9 Juni 2010 juga ada tanda tangan Kepala Sekolah SDN Tisnonegaran 2 Sanusi. Juga lengkap dengan stempel sekolah tersebut. "Kalau memang hal ini benar, ini jelas-jelas meresahkan," ujar warga lainnya.

Di balik keresahan, selebaran itu diakui juga membuat para orang tua waspada. Orang tua juga akan lebih disiplin menjemput anaknya. Sehingga, anak yang sudah waktunya pulang bisa langsung pulang. Tidak berlama-lama di sekolah. "Ada baiknya juga. Orang tuanya bisa lebih disiplin. Kan kasihan anaknya juga kalau nunggu terlalu lama," ujar warga tersebut.

Sementara, Kepala Sekolah SDN Tisnonegaran 2 Sanusi kemarin mengakui kalau pihaknya yang mengeluarkan selebaran tersebut. Menurutnya, selebaran itu disebarkan kepada muridnya yang duduk di bangku kelas 1-3. Itu untuk disampaikan kepada walinya.

Sanusi mengaku mempunyai tujuan baik dengan selebaran tersebut. Yakni, untuk menghindari terjadinya hal seperti yang dikabarkan dalam selebaran tersebut. "Saya jadi ingat kejadian di televisi dengan kejadian semacam itu (penculikan)," ujarnya.

Adanya kabar dalam selebaran itu, menurut Sanusi berasal dari sebuah SMS (short message service) yang masuk pada nomor HP TU-nya, Feri. SMS itu dikirim oleh salah seorang wali murid pada Rabu (8/6) sekitar pukul 08.00.

Setelah mendapat SMS berisi peringatan tersebut, Feri memberitahukan kepada beberapa guru di sekolah. Sanusi kemudian mengetahui hal itu. Selanjutnya, Sanusi menyuruh Feri mengetik isi SMS tersebut dan menggandakannya. Setelah digandakan, lalu diedarkan kepada para murid kelas 1 sampai kelas 3.

"Salahnya kami tidak melakukan krocek dulu benar atau tidaknya apa yang ada di SMS tersebut. Karena wali murid yang mengirim, kami percaya saja," ujar Sanusi.

Sanusi juga mengakui kalau sudah ditanya salah seorang wali muridnya soal selebaran itu. Sanusi pun menjelaskan asal mula kalimat-kalimat tersebut. Menurut Sanusi, wali murid itu pun meminta Sanusi untuk tidak buru-buru mengedarkan selebaran tersebut. Karena masih belum jelas benar atau tidak.

Karena itu Sanusi menyatakan siap menarik kembali selebaran itu. "Kami akan menarik kembali selebaran tersebut. Insyallah Sabtu (19/6), karena saat itu kami ada rapat dengan para wali murid," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163859

Syahpuan Diganti Putu Indriati

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - Kemarin (10/6), Kejari Kraksaan mengadakan hajatan. Bukan hajatan biasa, namun pisah kenang bagi Kajari Syahpuan. Posisinya akan diganti Putu Indriati.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Syahpuan. Menurutnya, pengalamannya di Kabupaten Probolinggo akan sangat bermanfaat. Sebab, banyak pelajaran berharga yang didapatnya. "Akan sangat bermanfaat ke depan," ujarnya.

Sementara Putu menegaskan, dirinya harus banyak belajar. Khususnya untuk memahami karakter Kabupaten Probolinggo. "Mohon diarahkan," katanya dalam sambutannya.

Sementara Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin yang hadir dalam acara itu menuturkan, raport Syahpuan tidak bisa diukur dalam bentuk angka. Sebab, prestasi selalu diukur dengan bentuk pengabdian. "Bapak Syahpuan sudah memimpin kejaksaan dengan baik," sebut Hasan disambut tepuk tangan hadirin.

Hasan menjelaskan, Syahpuan menjabat Kajari Kraksaan selama 2 tahun 7 bulan. Yakni sejak Juli 2007. Selama itu dia nilai, Syahpuan selalu membangun komunikasi dengan baik. Khususnya sebagai muspida Kabupaten Probolinggo. "Kebetulan beberapa muspida termasuk dewan suro. Alias suka rokok," seloroh Hasan disambut ger-geran undangan.

Hasan pun menyampaikan terima kasihnya atas kerja sama Syahpuan. Apa yang dilakukan Syahpuan menurut Hasan tidak akan dilupakan. "Selamat jalan, Bapak Syahpuan," tegasnya.

Mengenai pengganti Syahpuan yang seorang perempuan, Hasan mengatakan hal itu sebagai langkah maju. Sebab belum pernah ada muspida dari kalangan perempuan. "Ibu yang pertama di Kabupaten Probolinggo," ujarnya.

Selanjutnya sejumlah instansi yang diwakili pejabat paling tinggi memberikan cendera mata. Yakni DPRD, Polres, Kodim 0820, PN Kraksaan, IKAHI, Rutan Kraksaan, Kecamatan Kraksaan, Sekdakab Probolinggo, BRI unit Kraksaan, Direksi PTKL dan staf Kejari.

Di akhir acara Syahpuan kembali memberikan sambutan. Menurutnya, pemberian kenang-kenangan tersebut diharapkan menjadi motivasi. Terutama mengembangkan diri di tempat yang baru nanti. "Mudah-mudahan bermanfaat," ujarnya.

Terakhir, para undangan dipersilahkan bersalaman dengan Syahpuan dan istri sebagai tanda pindahnya Syahpuan. Sesi ini berlangsung mengharukan. Tak hanya bersalaman, para undangan lelaki memeluk erat Syahpuan bergantian.

Ditemui setelah pisah kenang Syahpuan mengatakan belum tahu rencana penempatan jabatannya. Menurutnya, dirinya memang ditempatkan di Surabaya. "Jabatannya belum tau. Tergantung kebijakan kajati," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163854

Ormas Desak Razia Video Mesum

[ Jum'at, 11 Juni 2010 ]
Buntut Heboh Kasus Ariel - Luna

KRAKSAAN - Heboh beredarnya video mesum mirip penyanyi Ariel dan artis Luna Maya juga terasa di daerah-daerah. Misalnya di Kabupaten Probolinggo, sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) mendesak pemkab setempat segera bersikap cepat. Yakni, menggelar razia peredaran video itu.

Desakan tersebut disampaikan dua ormas besar, yakni PCNU Kraksaan dan PD Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo. PCNU Kraksaan melalui wakil ketuanya KH. Idrus Ali mengatakan prihatin atas beredarnya video tersebut.

Sebab, video itu sangat merugikan kehidupan bermasyarakat. Karena itu kata dia, mestinya pemerintah harus lebih jeli dalam memproteksi peredaran video tersebut. "Sekarang sudah banyak yang beredar (video mesum)," ujar Idrus.

Lebih dari itu, pemerintah harus menyikapi persoalan itu dengan arif dan bijaksana. Sebab, pornografi selalu berdampak negatif."Efeknya menasional. Bahkan mendunia," sergah Idrus.

Karena itu, pemerintah harus sigap menanggapi persoalan ini. Salah satu langkah yang bisa diambil kata Idrus, yakni memperketat aturan hukum mengenai pornografi. "Baik di tingkat pusat maupun tingkat kabupaten. Atur saja di perda," lanjutnya.

Selanjutnya kata Idrus, perlu dilakukan razia. Dalam hal ini razia harus melibatkan pihak terkait. Yakni Polisi dan Satpol PP. PCNU sendiri menurutnya akan mendukung, jika pemkab melakukan razia video mesum artis-artis tersebut. "Kami setuju, namun melalui aturan hukum," ujar Idrus.

Selain itu tambahnya, harus ada inisiatif untuk bersama-sama duduk membahas perihal pornografi. "Bukan hanya karena ini (video artis). Namun membahas persoalan-persoalan terkait," imbuhnya.

Pendapat senada datang dari Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo H. Ahmad Budiono. Budiono mengatakan, pihaknya tidak mau berkomentar tentang siapa pelaku sebenarnya.

Namun yang pasti, peredaran video porno tersebut harus diberhentikan. "Ini masalah urgen dan prinsip," tegasnya. Salah satu langkah yang bisa diambil menurut dia, pemerintah pusat harus melakukan penyidikan pada para pelaku video porno tersebut.

Sebab, perbuatan mesum adalah perbuatan maksiat dan dilarang agama. "Ini perbuatan yang memalukan martabat bangsa," tuturnya.

Selanjutnya Budiono berharap, Menkominfo menerbitkan aturan tentang keberadaan situs-situs porno. Budiono menyebut, beredarnya video tersebut kebanyakan mudah diakses, karena adanya internet. "Jadi harus selektif," lanjutnya.

Pengamat NU KH. Ramli Syahir pun angkat bicara. Menurut Ramli, sebagai pengamat dirinya prihatin dengan video tersebut. Bahkan, dia menyayangkan jika benar pelaku video adalah seperti dugaan banyak orang. "Karena mereka public figure," ujar Ramli.

Oleh karena itu kata Ramli, masyarakat sebaiknya memboikot peredaran video tersebut. Sebab video itu akan menimbulkan dampak buruk bagi keseharian masyarakat. "Kalau perlu boikot lagu maupun karya seninya. Agar ada efek jera dari pelaku," tegasnya.

Sementara di daerah, Ramli menyarankan agar Pemkab Probolinggo melakukan razia di sekolah-sekolah. Agar penyebaran video tidak meluas. "Ini harus cepat dilakukan," tukasnya.

Sementara Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi menegaskan, pihaknya sudah sering melakukan razia. Terutama di sekolah-sekolah. Razia itu kata dia, dilakukan bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo. "Sudah sering dilakukan," ujar Afriandi.

Namun, Afriandi tetap memberikan tanggapan positif pada desakan razia. Sebab menurutnya, kasus video mesum tersebut melibatkan public figure.

Khusus di daerah kata dia, yang perlu ditindak adalah penyebar video mesum tersebut. Namun, pihaknya masih akan melakukan koordinasi lebih lanjut. "Akan kita koordinasikan secepatnya," katanya.

Seolah dikomando, sekolah-sekolah juga menyetujui rencana razia. Misalnya Kepala SMKN 1 Kraksaan H. Idris. Sebab, banyak siswa yang menggunakan handphone (HP). Sementara HP saat ini sering menjadi media penyebaran video porno.

Di SMKN 1 sendiri kata Idris, siswa memang diperbolehkan membawa HP. HP tersebut diperlukan siswa untuk meng-update mata pelajaran. "Kami menggunakan media HP untuk progress belajar siswa," ujar Idris.

Meski demikian, pihaknya mendukung penuh rencana razia. Bahkan razia akan segera dilakukan di sekolahnya. Meski selama ini sebenarnya sudah sering dilakukan. Dan hasilnya belum pernah ditemukan hal-hal mesum. "Karena selalu kita kontrol secara ketat," katanya.

Sedangkan Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Supanut saat dikonfirmasi mengatakan hal serupa. Menurut Supanut, pihaknya sudah sering melakukan razia HP di sekolah-sekolah. "Sudah rutin dilakukan," ujarnya.

Namun, pihaknya akan segera melakukan razia menyikapi beredarnya video porno yang diduga dilakukan tiga artis papan atas Indonesia. Yakni, penyanyi Ariel, Luna Maya dan Cut Tari.

Menurut Supanut, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan kepolisian. Dia berharap, semua pihak mendukung rencana tersebut. Sebab, hal ini berkaitan dengan moralitas masyarakat. "Jika dibiarkan (beredar), saya khawatir berpengaruh bagi pendidikan anak didik," pungkas Supanut. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163853