Kamis, 11 November 2010

Pembunuhan Buruh Ternak Ayam Direka Ulang

Dandy Arigafur

11/11/2010 01:09 | Kasus Pembunuhan
Liputan6.com, Probolinggo: Polisi merekonstruksi kasus pembunuhan seorang buruh peternakan ayam yang terjadi pada pertengahan bulan silam di Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (10/11). Dari sejumlah adegan reka ulang terungkap bahwa pembunuhan itu telah direncanakan sebelumnya.

Saat reka ulang kejadian, ratusan warga memenuhi lokasi terjadinya pembunuhan sadis di Kelurahan Curah Grinting, Probolinggo. Banyak dari mereka datang lantaran ingin melihat Kabul, pelaku yang tega membunuh Jupri, rekan kerjanya [baca: Buruh Ternak Ayam Tewas Mengenaskan].

Rekonstruksi dimulai dari peternakan ayam milik Haji Imam Ashari, tempat tersangka dan korban bekerja. Dalam adegan awal diketahui, sebelum pembunuhan tersangka sempat cekcok dengan korban.

Diduga, motif pembunuhan lantaran tersangka dan korban rebutan air untuk minum ayam. Teguran korban rupanya memancing emosi tersangka. Tersangka langsung pulang dan mengambil sebilah celurit, kemudian menunggu korban di ujung jalan. Begitu melihat kedatangan korban, tanpa basa basi tersangka langsung menyabetkan celurit ke tubuh korban. Akibat sabetan itu, korban terkapar dan tewas seketika.

Tersangka bakal dijerat pasal 340 subsider 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana. Dengan ancaman hukuman mati atau 15 tahun penjara.(BJK/ANS)

Sumber: http://buser.liputan6.com/berita/201011/305937/Pembunuhan.Buruh.Ternak.Ayam.Direka.Ulang

Pabrik Gula Wonolangan Kesulitan Pasokan TebuPabrik Gula Wonolangan Kesulitan Pasokan Tebu

TEMPO Interaktif, Lumajang -Pabrik Gula Wonolangan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur mengeluhkan berkurangnya pasokan tebu sehingga mengakibatkan target produksi gula 2010 sulit untuk dipenuhi.

Dari kapasitas giling sekitar 1.650 ton hingga 1.700 ton tebu per hari hanya terpenuhi 1.000 ton tebu per hari. Kepala Pabrikasi dan Produksi Pabrik Gula Wonolangan, Kresna Yudha kepada Tempo hari ini (10/11) mengatakan, pihaknya selalu mengandalkan pasokan tebu dari Kabupaten Lumajang.

“90 persen tebu yang digiling di pabrik ini berasal dari Lumajang,” kata Kresna.

Sementara itu, tebu dari Lumajang banyak yang dikirim ke seluruh penjuru Jawa Timur. “Bahkan ada yang dikirim hingga ke Madiun,” kata Kresna. Setiap pabrik gula di Jawa Timur saat ini aktif untuk mencari tebu dari mana-mana termasuk dari Lumajang.

“Tebu Lumajang banyak menjadi rebutan karena areal tanaman tebu di Lumajang sangat luas,” katanya. Pencarian tebu ini dilakukan secara aktif terutama menjelang akhir musim giling saat ini.

Soal kerugian yang terus dialami PG Wonolangan sehingga membuatnya menjadi salah satu dari tujuh pabrik gula yang berada di bawah PTPN XI yang bakal ditidurkan, dibantah oleh Kresna.

“PG Wonolangan memang menjadi salah satu dari tujuh pabrik gula yang akan ditidurkan,” kata Kresna. Tapi dia membantah kalau PG Wonolangan terus merugi. “2009 lalu kami untung Rp 12 miliar.” kata Kresna.

Untuk tahun ini, pihaknya masih belum menghitung berapa keuntungan yang akan diraupnya. “Pada akhir trahun akan dihitung. Saat ini proses produksi masih berjalan,” kata Kresna.

Kepala Tata Usaha Keuangan PG Wonolangan Sunaryo mengatakan, kalau pada 2010 ini, biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 39 miliar.
Dari jumlah yang dianggarkan tersebut, ditargetkan harus bisa meraih keuntungan.

Namun, hingga menjelang akhir tahun ini, produksi gula PG Wonolangan masih 116 ribu kwintal. Rendra pesimistis target produksi 2010 bisa diraih di tengah tidak terpenuhinya pasokan tebu setiap harinya.

Berdasarkan perhitungan, sejauh ini hasil kotor yang diraih sebesar Rp 83 miliar dengan taksiran harga gula Rp 7.200 per kilogram. Kresna menyatakan, areal tebu yang dibina PG Wonolangan jumlahnya sangat kecil.

PG Wolongan memiliki kurang lebih 230 karyawan tetap. Jumlah yang terlibat dalam proses produksi maupun administrasi sebanyak 450 orang. “Setiap tahun selalu ada pengurangan tenaga kerja,” kata Kresna.

DAVID PRIYASIDHARTA

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/10/brk,20101110-290835,id.html

Suku Tengger Gelar Ritual Tolak Bala

Dandy Arigafur
10/11/2010 20:52
Liputan6.com, Probolinggo: Dampak letusan Gunung Merapi yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan kerugian material yang begitu besar membuat warga yang bermukim di sekitar Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, khawatir. Karena tak ingin bencana serupa terjadi, mereka menggelar selamatan tolak bala.

Ritual tersebut dilakukan dengan cara membawa sejumlah sesaji berupa hasil pertanian untuk mendapatkan doa dari dukun setempat. Doa dilakukan di pura desa diikuti seluruh tokoh agama dan sesepuh desa. Selain mendoakan sesaji agar diterima Sang Hyang Widi, mereka juga mendoakan seluruh korban letusan Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.

Sesaji kemudian diarak menuju Gunung Bromo, lalu dilanjutkan dengan doa bersama sebelum menuju puncak kawah Gunung Bromo. Seluruh sesaji hasil pertanian kemudian dibuang ke kawah Gunung Bromo dengan tujuan agar gunung yang masih aktif itu tidak menimbulkan bencana dan malapetaka bagi warga sekitar.

Menurut data dari pos pengamatan Gunung bromo di Cemoro Lawang, status Bromo masih pada level waspada tingkat dua. Pada 8 November silam, tercatat 37 kali gempa vulkanik dangkal dan empat kali gempa vulkanik dalam di sekitar Gunung Bromo. Kendati begitu, kehidupan masyarakat di kawasan Gunung Bromo masih seperti biasanya.(BJK/ADO)

Sumber: http://berita.liputan6.com/sosbud/201011/305913/Suku.Tengger.Gelar.Ritual.Tolak.Bala