Kamis, 22 Juli 2010

PLN Keluarkan Rp402 Miliar Beli 6 Trafo

Enam trafo itu dipasang di gardu induk Gandul, Bekasi, Kembangan, Cibatu, Cilegon, Paiton.

Kamis, 22 Juli 2010, 12:38 WIB
Arinto Tri Wibowo, Syahid Latif

VIVAnews - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bakal mendatangkan enam buah trafo dari China dan Eropa sebagai cadangan alat serupa di sejumlah Gardu Induk. Untuk mendatangkan alat tersebut, PLN harus merogoh kocek hingga Rp402 miliar.


"Harga masing-masing trafo untuk alat yang baru senilai Rp67 miliar," kata Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, di kantor pusat PLN, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis 22 Juli 2010.

Menurut Dahlan, untuk mendatangkan keenam trafo tersebut, PLN telah menunjuk empat perusahaan sebagai pemenang tender pada Maret lalu. Keempat perusahaan itu adalah pemenang tender ABB, Areva, Xian, dan Shen Yang.

Keenam trafo tersebut bakal dipasang di sejumlah gardu induk yaitu di Gandul, Bekasi, Kembangan, Cibatu, Cilegon, dan Paiton. Pemasangan keenam trafo itu ditargetkan selesai pada Oktober 2010.

"Kalau trafo di Gandul terpasang, bisa menambah daya 400 megawatt (MW)," katanya.

Dia mengakui, selama ini PLN kesulitan untuk segera mendatangkan suku cadang listrik karena harus melalui mekanisme tender. Padahal perbaikan listrik dibutuhkan lebih cepat agar pemadaman listrik tidak terlalu lama. (umi)

Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/166200-pln-keluarkan-rp402-miliar-beli-6-trafo

Bau Elpiji Akan Mirip Bau Duren

Kamis, 22 Juli 2010

Jika Bocor Mudah TerciumDitambah Ethyl Mercaptan
Jakarta - Surya-
Untuk memudahkan deteksi dini (early warning) agar ledakan gas elpiji bisa dihindarkan, pemerintah telah memerintahkan PT Pertamina untuk menambah zat pembau yang lebih menyengat pada gas elpiji.

Zat pembau yang lebih tajam aromanya ini, terutama ditambahkan ke elpiji tabung 3 kg, yang akhir-akhir ini sering bocor dan memicu ledakan. Instruksi kepada Pertamina tersebut sudah muncul beberapa waktu lalu dalam rapat koordinasi teknis (rakornis) di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kesra), yang khusus membahas permasalahan tabung elpiji 3 kg dan aksesorinya. Selama ini, Pertamina memang menjadi penanggung jawab program pengalihan (konversi) pemakaian minyak tanah ke elpiji.

“Hasil rapat koordinasi beberapa kali, Pertamina sudah memasukkan program meningkatkan kadar zat pembau pada gas elpiji,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka pada Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari, di Jakarta, Rabu (21/7).

Zat pembau yang ditambahkan ke gas elpiji itu, yang membuat baunya lebih tajam adalah ethyl mercaptan. Secara awam, bau yang ditimbulkan oleh zat ethyl mercaptan adalah seperti bau durian atau duren. Tapi, ada yang menyebut pula baunya seperti bau telur busuk. Zat ini merupakan senyawa belerang.

“Jadi, jika di dapur tercium bau khas seperti ini cukup tajam, sementara kita tidak punya telur busuk atau durian, jangan menyalakan listrik atau api di sekitarnya. Karena mungkin tabung gas Anda bocor. Bukalah jendela atau pintu, keluarkan tabung gas ke halaman. Bila bau telah hilang, dapur sudah aman,” papar Taufik Mahlan, konsultan independen terminal BBM dan elpiji.

Menurut Taufik, kalau kita tidak mencium bau apa-apa pada elpiji saat kita endus, berarti ada yang salah dengan elpiji kita. Mungkin gas elpijinya belum diberi pembau, atau kurang kadar pembaunya. Jika itu terjadi, maka kita bisa segera menghubungi Pertamina Gas Domestik terdekat untuk meminta kejelasan.

Sebelumnya, karena seringnya terjadi ledakan akibat kebocoran gas elpiji 3 kg, mantan Wapres Jusuf Kalla telah mengimbau agar Pertamina memerhatikan bau gas elpiji.

Menurut Kalla, yang merupakan pencetus ide konversi minyak tanah ke gas elpiji, dengan gas elpiji yang baunya lebih menyengat hidung, maka tatkala terjadi kebocoran, pengguna bisa lebih mudah mengendusnya. Dengan begitu, ledakan bisa dihindari sejak awal.

Berdasarkan hasil penyelidikan Kementerian Koordinator Kesra, pemerintah memastikan bahwa penyebab kecelakaan penggunaan gas elpiji 3 kg adalah tiga hal, yaitu selang bocor, katup tabung rusak, serta regulator yang tidak berfungsi. Belum dijumpai kecelakaan yang diakibatkan oleh bocornya tabung gas 3 kg.

Sepanjang periode 1 Januari-31 Mei 2010, pemerintah mencatat telah terdapat 33 insiden kecelakaan tabung gas elpiji 3 kg di seluruh wilayah Indonesia. Dipastikan, jumlah insiden ledakan akibat kebocoran tabung itu bertambah. Sebab, selama bulan Juni dan Juli ini, diberitakan lebih banyak lagi terjadi ledakan elpiji di mana-mana.

Sejumlah orang menjadi korban akibat ledakan itu, di antaranya meninggal dunia. Di Jawa Timur, terutama di wilayah Pertamina Rayon III (meliputi Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Probolinggo, dan Malang Raya), setidaknya empat orang telah meninggal akibat ledakan elpiji 3 kg.

“Jumlah kecelakaan elpiji sejak tahun 2007 hingga saat ini tercatat 30 kasus, dan kurang dari lima orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan elpiji,” kata Sales Representative Pertamina Rayon III, Hanggowo Wicaksono, dalam dengar pendapat dengan DPRD Jember, kemarin.

Menurut Hanggowo, banyaknya kecelakaan akibat ledakan tabung elpiji atau kebocoran gas karena ruangan dapur warga tidak memiliki ventilasi (lubang angin) bawah dan ruangan dapur tertutup rapat.

“Hasil pengamatan kami di sejumlah lokasi kecelakaan elpiji, ruangan dapur milik warga masih model dapur yang menggunakan minyak tanah. Karena itu dapur warga harus diubah,” kata Hanggowo.

Pertamina akan memberikan santunan kepada korban ledakan elpiji ukuran 3 kg sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Pertamina, di antaranya harus menunjukkan kartu penerima bantuan konversi.

Ia mengimbau warga yang menggunakan kompor gas harus memiliki ruang dapur dengan ventilasi di bawah, dekat kompor gas, sehingga bila ada kebocoran gas, maka gas tersebut akan menguap dan menghilang di udara.

“Berat jenis gas elpiji lebih besar dibandingkan dengan udara, apabila ada ventilasi di bawah maka gas itu cepat menghilang bersama udara dan tidak akan menimbulkan ledakan,” katanya.

Untuk itu, katanya, masyarakat harus mengubah model dapur yang biasanya memiliki ventilasi di atas ruangan atau samping, supaya tidak terjadi lagi kecelakaan elpiji.

“Hasil analisa kami, sebanyak 80 persen kecelakaan elpiji terjadi pada pagi hari karena pemilik rumah tidak mengetahui adanya kebocoran gas yang terjadi pada malam hari sebelumnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan biasanya ibu rumah tangga memasak pada pagi hari tanpa membuka pintu dapur. Ketika terjadi kebocoran gas, api mudah tersulut dan menimbulkan ledakan seperti petasan, apabila ruangan tertutup rapat.

“Saya imbau ibu rumah tangga yang menggunakan kompor gas harus membuka pintu dan jendela dulu selama 15-20 menit, sehingga terjadi sirkulasi udara dan mengurangi terjadinya ledakan, apabila terdapat kebocoran gas,” tuturnya.n dtf/uni/dio/kompasiana.com

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/07/22/bau-elpiji-akan-mirip-bau-duren.html

SDN Petemon XIII Batal Terima Adiwiyata

Kamis, 22 Juli 2010 | 09:59 WIB

SURABAYA – Dalam puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-dunia, Senin (26/7) mendatang, SDN Petemon XIII Surabaya tidak bisa menerima penghargaan Adiwiyata bersama 41 sekolah lainnya di Jatim.

Absennya SDN Petemon tersebut akibat informasi yang simpang siur dari penyelenggara penghargaan itu, yaitu Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim, Indra Wiragana SH mengatakan rencananya, Gubernur Jatim Soekarwo akan memberikan piala penghargaan Adiwiyata kepada pada 42 kepala sekolah saat perayaaan Hari LH di Bendungan Selorejo, Ngantang, Kab Malang, Senin 26 Juli mendatang . Untuk piala yang diberikan adalah penghargaan khusus dari gubernur berupa tropfi.

”Sayangnya dari 42 piala penghargaan ada satu yang belum bisa diberikan, yaitu piala SDN Petemon XIII Surabaya karena adanya kesimpangsiuran informasi dan dari hasil pantauan di lapangan, ” ungkap mantan Kepala Disnakertranduk ini, Kamis (22/7).

Indra menjelaskan, SDN Petemon XIII Surabaya seharusnya masuk kategori Sekolah Adiwiyata, tapi kini masih masuk dalam kategori Calon Sekolah Adiwiyata. Atas kesimpangsiuran informasi dan dari hasil pantauan di lapangan, maka pihaknya belum bisa menyertakan SDN Petemon Surabaya untuk menerima piala penghargaan tersebut.

Selain memberikan 41 piala penghargaan Sekolah Adiwiyata, tambah Indra, gubernur juga akan memberikan penghargaan Kalpataru bagi 12 orang. Di antaranya adalah Wagimin, warga Desa Tapen, Kec Lembeyan, Kab Magetan dari kategori Perintis Lingkungan, Mardi, warga Dusun Batu RT 01 RW 07, Desa Donorojo, Kec Donorojo, Kab Pacitan dari kategori Pengabdi Lingkungan. Untuk kategori Penyelamat Lingkungan diberikan pada Kelompok Tani Sido Dadi Dusun Semanding, Seda Bajulan, Kec Loceret, Kab Nganjuk yang diketuai oleh Sutaji, dan kategori Pembina Lingkungan diberikan kepada Dra Endang Sulistiyowati MPd, warga Jl Kinibalu Kel Ketapang, Kec Kademangan, Kota Probolinggo.

Untuk peraih Kalpataru tingkat Jatim ini berbeda dengan peraih tingkat nasional yang diberikan oleh KLH. “Jika dari pusat ada empat orang yang terima Kalpataru tingkat nasional, di Jatim ada 12 orang untuk tingkat regional,” katanya.

Dalam peringatan Hari LH tingkat Jatim tahun ini, BLH juga menggelar berbagai kegiatan mulai tanggal 23-26 Juli. Seperti kemah hijau yang akan dilaksanakan pada 24-26 Juli, dan penyebaran angket “Peduli Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas”, serta mengadakan uji emisi kendaraan agar masyarakat mengetahui potensi beban pencemaran CO2 oleh kendaraan bermotor, yang akan dilaksanakan pada 23 Juli di Jalan Raya Kota Batu.sis

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=3c164abe92be6f3ac735184a1ff1d807&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Gubernur Jatim serahkan Piala Adiwiyata dan Kalpataru

22 - Jul - 2010 | 1:04 pm | kategori:Lintas Daerah

Surabaya, LJ – Dari 129 yang memperoleh penghargaan Adiwiyata yang diberikan Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH), 42 di antaranya tahun ini diraih sekolah dari Jawa Timur atau 32,56 persen dari total nasional. Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup (LH) Se-dunia tingkat Jatim 2010, Gubernur bakal menyerahkan penghargaan serupa berupa Piala Adiwiyata. Selain itu, gubernur juga memberikan Piala Kalpataru tingkat Jatim bagi 12 orang.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim, Indra Wiragana SH saat ditemui di kantornya, Rabu (21/7) menjelaskan, penyerahan piala akan dilakukan gubernur pada 41 kepala sekolah saat perayaan Hari LH di Bendungan Selorejo, Ngantang, Kab Malang pada Senin 26 Juli. Untuk piala yang diberikan adalah penghargaan khusus dari gubernur berupa tropi, piagam, serta tabungan.

Ia menuturkan, dari 42 sekolah peraih Adiwiyata pusat, yang mendapatkan penghargaan dari gubernur hanya 41 sekolah. Satu sekolah dinyatakan belum bisa menerima penghargaan, yakni SDN Petemon XIII Surabaya. Ini dikarenakan, SDN Petemon seharusnya masuk kategori Sekolah Adiwiyata, tapi kini masih masuk dalam kategori Calon Sekolah Adiwiyata. Atas kesimpangsiuran informasi dan dari hasil pantauan di lapangan, maka pihaknya belum bisa menyertakan SDN Petemon.

Selain itu, gubernur juga akan memberikan penghargaan kalpataru bagi 12 orang. Di antaranya adalah Wagimin, warga Desa Tapen, Kec Lembeyan, Kab Magetan dari kategori Perintis Lingkungan, Mardi, warga Dusun Batu RT 01 RW 07, Desa Donorojo, Kec Donorojo, Kab Pacitan dari kategori Pengabdi Lingkungan. Untuk kategori Penyelamat Lingkungan diberikan pada Kelompok Tani Sido Dadi Dusun Semanding, Seda Bajulan, Kec Loceret, Kab Nganjuk yang diketuai oleh Sutaji, dan kategori Pembina Lingkungan diberikan kepada Dra Endang Sulistiyowati MPd, warga Jl Kinibalu Kel Ketapang, Kec Kademangan, Kota Probolinggo.

Untuk peraih Kalpataru tingkat Jatim ini berbeda dengan peraih tingkat nasional yang diberikan oleh KLH. “Jika dari pusat ada empat orang yang terima Kalpataru tingkat nasional, di Jatim ada 12 orang untuk tingkat regional,” katanya.

Dalam peringatan Hari LH tingkat Jatim tahun ini, BLH juga menggelar berbagai kegiatan mulai tanggal 23-26 Juli. Seperti kemah hijau yang akan dilaksanakan pada 24-26 Juli, dan penyebaran angket “Peduli Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas”, serta mengadakan uji emisi kendaraan agar masyarakat mengetahui potensi beban pencemaran CO2 oleh kendaraan bermotor, yang akan dilaksanakan pada 23 Juli di Jalan Raya Kota Batu.

Gelar seni pelajar se-Jatim yang diikuti pelajar SMA dan SMP se-Jatim dengan bentuk kegiatan bernyanyi, baca puisi, drama, musik dan peragaan busana yang akan dilaksanakan pada 25 Juli di area parkir Bendungan Selorejo. Pameran, sebagai sarana untuk ekspose teknologi ramah lingkungan dan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pengelolaan lingkungan hidup serta media promosi produk ramah lingkungan juga yang digelar pada 25-26 Juli di lokasi yang sama.
Menurut Indra, banyak prestasi yang diperoleh Jatim saat peringatan Hari LH tahun ini. Sehingga, melalui perayaan kali ini, ia berharap dapat menjadi suatu gerakan yang mampu mengubah perilaku semua pihak, agar lebih ramah lingkungan dan efektif serta efisien dalam menggunakan sumber daya alam. (Imam Watulingas)

Sumber: http://lintasjakarta.com/07/2010/1170/gubernur-jatim-serahkan-piala-adiwiyata-dan-kalpataru/

Gasak Amoniak, Dua Pelaku Diamankan

Rabu, 21/07/2010 16:33 WIB

Imam Wahyudiyanta - detikSurabaya
Surabaya - Setelah 2 tahun melakukan praktek pencurian amoniak, Rudi Siregar (37) akhirnya diamankan polisi. Pria warga Kraksaan, Probolinggo itu diamankan bersama Patrick Derai yang bertugas memindahkan amoniak dari tangki truk ke dalam tabung di Pergudangan Suri Mulia Blok CC nomor 7.

"Tersangka kami amankan saat sedang melakukan aktivitas pencurian amoniak cair," kata Kapolsek Asem Rowo, AKP Dolly A Primanto, kepada wartawan di mapolsek, Jalan Asem Jaya, Rabu (21/7/2010).

Dolly menjelaskan kasus itu bermula saat Rudi dari PT Pusaka mendapat order dari PT Menggala Indah Perkasa mengirim amoniak sebanyak 4,5 ton ke PT Sasa Inti Probolinggo. Amoniak itu sendiri diambil rudi di PT Petrokimia Gresik. Namun dalam perjalanannya ke Probolinggo, Rudi membelokkan truk ke pergudangan Suri Mulia di Jalan Margomulyo.

"Di situlah truk masuk gudang dan dilakukan pemindahan amoniak dari tangki ketabung. Berawal dari bau amoniak itulah anggota yang berpatroli curiga dan masuk ke gudang," tambah Dolly.

Menggunakan selang regulator, amoniak tersebut disedot dari tangki ke 4 tabung masing-masing berukuran 50 kg. Untuk mengisi penuh satu tabung, Rudi meminta bayaran Rp 50 ribu. Sebenarnya ada satu lagi tersangka yakni pemilik gudang, Edy Jonathan. Sayangnya Edy berhasil kabur dan kini masih menjadi buruan.

(iwd/fat)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/07/21/163325/1404117/466/gasak-amoniak-dua-pelaku-diamankan

Tabung Gas Meledak, Pertamina Salahkan Dapur Warga

21/07/2010 - 16:39

INILAH.COM, Jember - Kecelakaan akibat ledakan tabung atau kebocoran gas Elpiji dari kompor warga marak terjadi. Namun, Pertamina malah menganggap model dapur warga yang tak sesuai dengan kompor gas Elpiji.

"Masyarakat perlu mengubah bentuk dapur. Dapur masyarakat dulu digunakan untuk minyak tanah, sehingga tak ada ventilasi (lubang angin). Sebab kalau ada ventilasi, api kompor kan mati (kena angin)," kata Sales Representative Pertamina Rayon III, Hanggowo Wicaksono, Rabu (21/7).

Berdasarkan hasil pengamatan Pertamina terhadap kecelakaan kompor gas Elpiji, sebagian besar terjadi pada dapur rumah yang tertutup rapat dan tak memiliki ventilasi cukup. Padahal, seharusnya dapur yang menggunakan kompor gas diberi lubang ventilasi di bagian bawah dekat kompor selebar 10-15 centimeter.

Kenapa lubang ventilasi di bagian bawah yang tak jauh dari lantai? Menurut Hanggowo, gas elpiji memiliki berat jenis lebih besar daripada udara, sehingga cenderung mengapung ke bawah daripada menuju ke atas, jika bocor dari tabung atau kompornya. Maka tak heran, saat kompor dinyalakan, api langsung menyambar mengikuti aliran gas Elpiji tadi dan membakar orang yang paling dekat dengan kompor tersebut.

"Sekitar 80 persen kecelakaan gas elpiji terjadi pada pagi hari. Ini karena kebocoran gas terjadi pada malam hari, dan tidak terdeteksi oleh pemilik rumah," kata Hanggowo.

Warga, terutama ibu rumah tangga, biasanya langsung menyalakan kompor saat pagi hari untuk memasak. Dengan dapur yang dipenuhi gas Elpiji tentu saja api mudah tersulut. Jika ruang dapur tertutup cukup rapat, bisa terjadi efek ledakan seperti ledakan mercon bumbung (petasan dari bambu).

"Semestinya, saat pagi hari, jangan langsung menyalakan kompor. Tapi buka pintu dan jendela dulu selama 15 menit, agar ada udara masuk," kata Hanggowo.

Di wilayah Pertamina Rayon III yang meliputi Malang Raya, Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso, telah terjadi 30 kasus kecelakaan Elpiji sejak tahun 2007 hingga saat ini. [beritajatim.com/mut]

Sumber: http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/07/21/679471/gas-sering-meledak-pertamina-salahkan-dapur-warga/

Payah, 26 Kejari Belum Pernah Usut Kasus Korupsi

22/07/2010 - 04:09

INILAH.COM, Surabaya- Sebanyak 26 Kejaksaan Negeri (Kejari) mendapat peringatan dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur lantaran belum pernah melakukan penyeledikan kasus korupsi pejabat daerah.

"Masih ada 26 Kejari belum ungkap atau nihil kasus korupsi,"kata Aspidsus Kejati Jatim Mohamad Anwar kepada wartawan menyambut hari Adhyaksa, di Surabaya, Rabu (21/7).

Dijelaskannya jika belum mengungkap kasus korupsi maka Kejari tersebut akan diberi peringatan sedangkan yang sukses akan diberi penghargaan.

26 Kejari itu adalah Tanjung Perak, Gresik, Mojokerto, Jombang, Batu, Pasuruan, Bangil, Probolinggo, Kraksaan, Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Blitar, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, Bondowoso, Banyuwangi, Bojonegoro, Lamongan, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, dan Sampang.

"Dari laporan aneh Januari-Juni 2010 kami belum mengetahui alasan kenapa kok belum mengungkap kasus korupsi," kata Anwar.

Meskipun 26 Kejari kosong namun penyidikan korupsi seluruh jajaran Kejati Jatim mampu melampaui target yang ditetapkan Kejaksaan Agung.

"Target Kejagung 226, tapi kami sudah mampu menyelesaikan 241 kasus yaitu Kejati Jatim sebanyak 33 kasus disusul Jember dengan 27 kasus, Surabaya 17 kasus dan Sidoarjo 14," ucapnya. [beritajatim/mah]

Sumber: http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/07/22/680741/payah-26-kejari--belum-pernah-usut-kasus-korupsi/

Kejaksaan Tinggi Jatim Proses 93 Jaksa Nakal

TEMPO Interaktif, Surabaya - Bagian Pengawasan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur telah memproses 93 kasus jaksa nakal dari 117 kasus yang dilaporkan oleh masyarakat selama Januari-Juni 2010. Asisten Pengawasan Kejaksaan Jawa Timur, Tris Sumardi mengatakan, enam dari 93 jaksa tersebut telah dikenai sanksi yang bervariasi sesuai bobot berat ringannya kesalahan yang dilakukan.

"Kebanyakan dari mereka bertugas di Kejaksaan Negeri Surabaya dan Lumajang," kata Tris dalam keterangan pers di kantornya sehari menjelang peringatan Hari Bhakti Adyaksa, Rabu (21/7) sore.

Menurut Tris, para jaksa itu melakukan perbuatan tak terpuji dan melanggar peraturan kejaksaan. Yakni meminta sesuatu, baik berupa uang maupun barang, kepada orang-orang yang sedang beperkara. Dua jaksa telah dijatuhi sanksi berat berupa penonaktifan dari jabatannya. Adapun empat lainnya dikenai sanksi sedang berupa penundaan gaji berkala dan kenaikan pangkat. "Kami menegakkan disiplin kejaksaan," ujar Tris.

Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur M. Farela menambahkan, selain pemberian hukuman kepada anak buahnya yang melanggar, kejaksaan tinggi juga mempromosikan para kepala kejaksaan negeri yang dinilai berprestasi. Mereka mendapat jabatan baru yang lebih tinggi dari jabatan semula.

Namun, kata Farela, ada juga kepala kejaksaan negeri yang justru diturunkan pangkatnya karena tersandung masalah. "Kepala Kejaksaan Negeri Kraksaan diturunkan pangkatnya sebagai jaksa karier di Lampung," ujar Farela tanpa bersedia merinci kesalahan jaksa yang bersangkutan.

Selain kepada jaksa, Tris juga menjatuhkan sanksi kepada enam orang pegawai tata usaha Kejaksaan Tinggi Jawa Timur karena dinilai tidak melaksanakan kuajibannya. Empat dari enam pegawai tata usaha itu dijatuhi sanksi penundaan gaji dan kenaikan pangkat.

KUKUH S WIBOWO

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/07/21/brk,20100721-265316,id.html

Nihil Perkara Korupsi, 26 Kajari di Jatim Diwarning

Kamis, 22/07/2010, 09:13 WIB
Laporan Oleh : monic


SIAGA- JAKSA: Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur memperingatkan 26 kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) yang hingga enam bulan belum pernah melakukan penyelidikan kasus korupsi.

"Kajari yang mampu mengungkapkan kasus korupsi akan kami beri penghargaan, namun yang nihil kasus korupsinya akan kami peringatkan," kata Aspidsus Kejati Jatim, Mohamad Anwar. Ke-26 kejari itu adalah Tanjung Perak, Gresik, Mojokerto, Jombang, Batu, Pasuruan, Bangil, Probolinggo, Kraksaan, Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Blitar. Selain itu, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, Bondowoso, Banyuwangi, Bojonegoro, Lamongan, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, dan Sampang.

"Kami akan menanyakan kepada mereka mengenai alasannya mengapa penyelidikan kasus korupsi di sana nihil," kata Anwar dalam menyampaikan laporan hasil analisis dan evaluasi kinerja periode Januari-Juni 2010. Meskipun 26 kejari nihil, penyidikan korupsi di jajaran Kejari Jatim mampu melampaui target yang ditetapkan Kejaksaan Agung. "Kami mendapatkan target penyidikan 226 kasus korupsi selama periode Januari-Juni 2010. Namun hingga kini kami sudah menyelesaikan penyidikan 241 kasus korupsi," katanya.

Dari 241 kasus itu, terbesar disumbangkan Kejati Jatim sebanyak 33 kasus. Disusul Jember dengan 27 kasus, Surabaya (17), dan Sidoarjo (14). Tahun ini kasus korupsi terbesar yang diungkap Kejati Jatim adalah dugaan penyelewengan dana penguatan modal usaha kelompok tani senilai Rp25,9 miliar. Selama kurun waktu itu pula, Kejati Jatim telah berhasil menyelamatkan uang negara senilai Rp 4,638 miliar. (bnj/tsy)

Sumber: http://siagaindonesia.com/news.php?tgl=2010-07-22&cat=5&id=10348

Kejati Jatim Peringatkan 26 Kajari

Hukum & Kriminal / Rabu, 21 Juli 2010 21:20 WIB

Metrotvnews.com, Surabaya: Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur memperingatkan 26 kepala kejaksaan negeri (kajari) yang hingga enam bulan belum pernah melakukan penyelidikan kasus korupsi.

"Kajari yang mampu mengungkapkan kasus korupsi akan kami beri penghargaan, namun yang nihil kasus korupsinya akan kami peringatkan," kata Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Jatim, Mohamad Anwar, di Surabaya, Rabu (21/7).

Sebanyak 26 kejari itu antara lain adalah Tanjung Perak, Gresik, Mojokerto, Jombang, Batu, Pasuruan, Bangil, Probolinggo, Kraksaan, Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Blitar.

Selain itu, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, Bondowoso, Banyuwangi, Bojonegoro, Lamongan, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, dan Sampang.

"Kami akan menanyakan kepada mereka mengenai alasannya mengapa penyelidikan kasus korupsi di sana nihil," kata Anwar dalam menyampaikan laporan hasil analisis dan evaluasi kinerja periode Januari-Juni 2010.

Meskipun 26 kejari nihil, penyidikan korupsi di jajaran Kejari Jatim mampu melampaui target yang ditetapkan Kejaksaan Agung.

"Kami mendapatkan target penyidikan 226 kasus korupsi selama periode Januari-Juni 2010. Namun hingga kini kami sudah menyelesaikan penyidikan 241 kasus korupsi," katanya.

Dari 241 kasus itu, terbesar disumbangkan Kejati Jatim sebanyak 33 kasus. Disusul Jember dengan 27 kasus, Surabaya (17), dan Sidoarjo (14).

Tahun ini kasus korupsi terbesar yang diungkap Kejati Jatim adalah dugaan penyelewengan dana penguatan modal usaha kelompok tani senilai Rp25,9 miliar.

Selama kurun waktu itu pula, Kejati Jatim telah berhasil menyelamatkan uang negara senilai Rp4,638 miliar.(Ant/BEY)

Sumber: http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/07/21/23918/Kejati-Jatim-Peringatkan-26-Kajari

Besok, Pengadilan Probolinggo Eksekusi Tanah PO AKAS

TEMPO Interaktif, PROBOLINGGO - Pengadilan Negeri Probolinggo Kamis besok (22/7), akan melakukan eksekusi pengosongan terhadap tanah yang diakui milik keluarga almarhum Karman Amat, yang juga Perusahaan Otobus AKAS. Tanah yang menjadi obyek eksekusi seluas 10.525 meter persegi terletak di Jalan Panglima Sudirman 213, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Panitera PN Probolinggo Mochamad Soid menjelaskan, tim eksekutor tanah beserta bangunan yang ada di atasnya, telah melakukan berbagai persiapan, termasuk berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Kota Probolinggo untuk mengamankan jalannya eksekusi. “Seluruh persyaratan untuk dilakukannya eksekusi telah dipenuhi secara administrasi, hanya tinggal pelaksanaannya saja,” kata Soid kepada Tempo, Rabu (21/7).

Berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan pengadilan, eksekusi dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB. Surat penetapan eksekusi telah dikeluarkan sejak tanggal 15 Juni 2010 yang ditandatangani Ketua PN Probolinggo Harimurti.

Eksekusi didasarkan penetapan Nomor 6/Eks/1999/30/Pdt.G/1994/PN.Prob, tanggal 11 September 1995 juncto Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomer 281/PDT/1996/PT.Sby, tanggal 16 September 1995, juncto Putusan Mahkamah Agung RI (Peninjauan Kembali) Reg.Nomor 548 PK/Pdt/2002 tanggal 12 Juli 2005.

Setelah dikosongkan, tanah tersebut diserahkan kepada pemohon eksekusi, yakni Darmawan Utomo. Demi kelancaran eksekusi yang dilanjutkan dengan penyerahan obyek eksekusi kepada pemohon, pengadilan melibatkan alat negara, khususnya pihak kepolisian.

Menurut Soid, pihak ahli waris telah dua kali mengajukan permohonan penundaan eksekusi, masing pada 30 Juni 2010 dan 19 Juli 2010. Bahkan pihak tereksekusi melalui salah seorang ahli warisnya, Nike Harvani, mengajukan gugatan perlawanan pelaksanaan eksekusi. Sidang gugatan tersebut mulai digelar Kamis besok bersamaan dengan pelaksanaan eksekusi. “Gugatan tersebut tidak menghalangi pelaksanaan eksekusi,” ujar Soid.

Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, eksekusi Kamis besok adalah yang ketiga kalinya. Dua kali pelaksanaan eksekusi sebelumnya, yakni 26 April 2000 dan 15 Maret 2007, selalu gagal dilakukan.

Sengketa atas tanah tersebut bahkan telah berlangsung sejak 1984. Darmawan Utomo adalah pemilik tanah yang dibelinya dari hasil lelang sebagai pelaksanaan eksekusi putusan MA tertanggal 26 April 1984. Putusan MA tersebut merupakan akhir dari sengketa para ahli waris Tan Lio Tjiang. Namun terkendala surat Ketua MA saat itu, Ali Said.

Tanpa sepengetahuan Darmawan Utomo, pada tahun 1993 tanah beralih ke Karman Amat dengan alasan sebagai kompensasi hutang Thomas Tedja Sukmana, salah seorang ahli waris Tan Lio Tjiang. Sejak saat itulah gugat menggugat antara Darmawan Utomo dan Karman Amat, yang kemudian diteruskan oleh para ahli waris Karman Amat terus berlangsung. Namun gugatan dimenangkan Darmawan Utomo sesuai putusan kasasi MA tanggal 16 September 1995, dan diperkuat putusan PK MA tanggal 12 Juli 2005.

Penanganan perkara ini melewati pergantian setidaknya 15 Ketua PN, 10 Ketua Pengadilan Tinggi, serta enam Ketua MA.

DAVID PRIYASIDHARTA

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/07/21/brk,20100721-265281,id.html

Polisi dan Kawannya Tertembak Peluru Nyasar

Kamis, 22 Juli 2010

Probolinggo - Surya- Diduga gara-gara tertembak peluru tajam, dua korban —seorang warga sipil dan seorang polisi— dirawat di RSUD Dr M Saleh, Kota Probolinggo, Rabu (21/7). Mereka adalah Bripka HM, anggota Polsek Kuripan yang juga warga Kelurahan Mangunharjo, Mayangan, Kota Probolinggo; dan kawannya, Rubiyanto, 18, asal Desa Karangrejo, Kuripan, Kabupaten Probolinggo.

Dugaan bahwa luka yang dialami dua korban terjadi akibat peluru tajam diketahui dari penjelasan tim medis yang menangani mereka, yakni dokter spesialis bedah dr Muhammad Ali Yusni. Hanya, pihak kepolisian terkesan menutup-nutupi kasus tersebut.

Beragam versi penyebab pun muncul. Salah satunya, dua korban tertembak peluru nyasar saat berburu babi hutan di daerah Kuripan. Di daerah ini, khususnya di hutan yang lebat, memang masih ditemukan banyak babi hutan.

“Memang daerah Kuripan sering dijadikan area berburu babi hutan. Tapi, soal kasus itu (tertembaknya Rubiyanto dan HM, Red) saya kurang paham,” kata anggota DPRD asal Kuripan, Ribut Fadillah, kepada Surya.

Adapun Kapolres Probolinggo, AKBP Rastra Gunawan, dalam keterangan pers kepada wartawan terkesan menutup-nutupi kejadian sebenarnya, terkait luka dua korban. “Sementara masih kami dalami, apakah karena tembakan atau kecelakaan. Saya sudah lapor ke Polda (Jatim), dan kami di-back up untuk mencari data di TKP (tempat kejadian perkara, Red),” katanya.

Secara terpisah, dr Muhammad Ali Yusni, saat mendampingi Direktur RSUD Dr M Saleh, Budi Purwohadi, menjelaskan bahwa dua pasien itu mengalami luka tembak. Luka Rubiyanto, menurut sang dokter, terdapat di lengan kiri bagian belakang atas akibat tembakan. “Tembus ke depan tapi pelurunya tidak kena tulang, hanya (kena) dagingnya,” jelas Ali Yusni.

Serpihan Peluru

Kondisi Rubiyanto secara klinis cukup bagus meski di lengannya masih ada sisa serpihan peluru. “Akan diadakan eksplorasi untuk mengambil serpihan peluru yang masih ada,” kata Ali Yusni.

Sedangkan korban HM, tambahnya, mengalami luka pada bagian punggung dan pundak kanan. Hasil pengamatannya, peluru tersebut diperkirakan datang dari belakang dan menembus tubuh dari arah menyamping. “Korban saat ini dirawat di ICU bukan lantaran kritis melainkan karena harus menjalani evaluasi dan observasi,” ungkapnya.

Namun, ketika hasil pemeriksaan medis —tentang adanya serpihan proyektil pada tubuh korban— dimintakan konfirmasi kepada Kapolres, dia menyatakan belum meyakini hasil pemeriksaan tim medis tersebut. “Proyektil yang mana? Saya tidak akan berandai-andai. Kita masih dalami di TKP. Kalau berkaitan dengan senjata, kami ada provos dan akan kami sidik,” ucap AKBP Rastra Gunawan. ntiq/st35

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/07/22/polisi-dan-kawannya-tertembak-peluru-nyasar.html

Tembak Celeng Kena Polisi dan Warga

Kamis, 22 Juli 2010 | 07:53 WIB

PROBOLINGGO - Sejumlah personel polisi dari Polsek Kuripan dan Polsek Sumber berburu babi hutan (celeng) di Desa Karangrejo, Kec. Kuripan, Kab. Probolinggo. Namun peluru senjata api yang digunakan berburu bukan mengenai celeng, melainkan menyasar ke Bripka Hari Marijanto (37), anggota Polsek Kuripan dan Robianto (18), warga setempat.

Hari dan Robianto masih dirawat intensif di RSUD Dr Moch. Saleh, Kota Probolinggo. Bripka Hari dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU), sementara Robi di Ruang Bougenvil.

Direktur RSUD dr Budi Poerwohadi SpPD yang didampingi dr Muhammad Ali Yusni SpB membenarkan, adanya dua pasien dengan luka tembak yang dirawat di RSUD milik Pemkot Probolinggo itu. “Benar, ada pasien dengan luka tembak. Biar dokter spesialis bedah (SpB) yang menjelaskan,” ujar dr Budi, Rabu (21/7).

Dokter Ali menjelaskan, kedua pasien itu masuk ke RSUD sejak Senin (19/7) malam lalu. ”Robi (panggilan Robianto, Red.) luka tembak pada lengan kirinya, lubangnya dari belakang ke arah depan. Sejumlah serpihan peluru masih tersisa di dalam lengan,” ujarnya.

Dokter spesialis bedah itu bermaksud mengeluarkan serpihan peluru itu dari lengan warga Desa Karangrejo, Kec. Kuripan, Kab. Probolinggo itu. ”Namanya benda asing ya harus dikeluarkan dari tubuh, biar tidak menimbulkan infeksi,” ujarnya.

Sementara itu Bripka Hari, warga Jl. Basuki Rachmad, Kel. Mangunharjo, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo tertembus peluru dari punggung hingga dada. ”Meski tertembus peluru, kondisi kedua pasien itu baik-baik saja,” ujar dr Ali.

Ditanya jenis peluru yang mengenai Hari dan Robi, dr Ali tersenyum. “Saya ini dokter bedah, hanya tahu kondisi klinis pasien. Soal peluru jenis apa, saya bukan ahlinya,” ujarnya.

Dokter Budi dan dr Ali juga mengaku, tidak tahu kronologis tertembaknya Bripka Hari dan Robi. ”Yang jelas, keduanya datang ke UGD, langsung ditangani dokter di UGD,” ujar dr Ali.

Berdasarkan catatan di UGD RSUD, pasien Robi dan Hari datang hampir bersamaan, Senin (19/7) malam sekitar pukul 19.00. Keduanya diantarkan keluarganya masing-masing.

Berburu Celeng

Sejumlah wartawan kesulitan mendapatkan informasi seputar kronologis tertembaknya Bripka Hari dan Hari. Bahkan ketika sejumlah wartawan cetak dan elektronik hendak mengambil gambar dan mewawancarai Robi yang ditunggui ibunya, seorang laki-laki menghardiknya.

”Tolong wartawan jangan memasuki ruangan, kasihan ibunya menangis,” ujar Murdi, yang mengaku paman Robi sambil menutup pintu. Bahkan sejumlah wartawan yang didampingi Dirut RSUD, dr Budi Poerwohadi SpPD pun dilarang memasuki Ruang Bougenvile, tempat Robi dirawat. Wartawan juga kesulitan masuk ke Ruang ICU, tempat Bripka Hari dirawat.

Sebuah sumber di Desa Karangrejo mengatakan, Senin (19/7) lalu, sejumlah personel polisi dari Polsek Kuripan dan Polsek Sumber berburu babi hutan di desa yang terletak di lereng Gunung Bromo itu.

Saat perburuan celeng, terlihat semak-semak bergerak-gerak. Salah seorang polisi yang mengira ada celeng di semak-semak langsung menembaknya. ”Ternyata yang dikira celeng itu adalah Bripka Hari dan seorang warga setempat Robi. Keduanya terkena tembakan,” ujar sumber itu.

Kapolsek Kuripan, AKP Subadar saat dihubungi mengatakan, dirinya sedang berada di Polda Jatim tapi sudah dilapori soal tertembaknya Bripka Hari.

Kapolres Probolinggo, AKPB Rastra Gunawan yang dikonfirmasi terpisah membantah adanya polisi dan warga yang terkena tembakan. ”Bukan (penembakan, Red.), keduanya mengalami kecelakaan di hutan,” ujarnya melalui telepon kepada wartawan.

Disinggung soal adanya serpihan peluru di tubuh Robi, mantan Kapolresta Kediri itu balik bertanya. “Tidak ada penembakan. Siapa yang menembak?” ujarnya.

Wakapolres Kompol Hadi Sutjahjo mengaku, tidak tahu adanya kasus yang dialami Bripka Hari dan Robi. “Saya belum tahu, inforasi itu (penembakan, Red.) akan saya cek,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=1d277b4761b79df30a4287582f61c729&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Diduga Salah Tembak, Dua Luka

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Korbannya Satu Warga, Satu Polisi

PROBOLINGGO - Robianto, 18, warga desa Karangrejo, Kuripan Kabupaten Probolinggo dan Hari Marijanto, 37, warga Jl Basuki Rahmad Kota Probolinggo sejak Senin (19/7) malam harus menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Moh Saleh. Dua orang itu terluka karena menjadi korban peristiwa yang diduga adalah salah tembak.

Kedua orang tersebut datang ke rumah sakit milik Pemkot Probolinggo itu dalam waktu hampir bersamaan. "Pasien yang terkena luka tembak itu datang dalam kurun waktu yang tak lama. Yang mengantarkan keluarganya," kata salah satu perawat di RSUD kemarin (21/7).

Peristiwa sesungguhnya yang mengakibatkan dua orang tersebut terluka, sampai kemarin terkesan masih ditutupi. Tapi, sempat ada penjelasan mengejutkan dari dokter spesialis bedah yang menangani korban, yakni dr Muhammad Ali Yusni SpB.

Dokter Yusni membenarkan kalau kedua pasien tersebut terkena luka tembakan. "Saya menjelaskan secara klinisnya terkait kondisi korban. Kalau ditanya soal pelurunya, saya tidak tahu," katanya kemarin dengan didampingi Direktur RSUD dr Budi Poerwohadi.

Berdasar penjelasan dr Yusni, pasien atas nama Robianto mengalami luka tembak di bagian lengan kirinya. "Pelurunya sudah tidak ada. Cuma ada serpihan-serpihannya saja," katanya kepada sejumlah wartawan kemarin.

Menurutnya, serpihan-serpihan tersebut harus segera diangkat. "Kami akan melakukan eksplorasi untuk mengangkat serpihan-serpihan itu. Karena itu (serpihan) termasuk benda asing," jelasnya.

Sedangkan pasien berikutnya, Hari Marijanto, menurut dr Yusni mengalami luka tembak di bagian punggung kanan tembus ke depan. Meski tidak ada serpihan proyektil yang masih tertinggal, namun kondisi Hari juga masih belum membaik.

Sampai kemarin (21/7) Hari masih dirawat di ruang ICU RSUD. "Di ICU, pasien mendapatkan perawatan evaluasi dan observasi terkait kondisinya. Saat ini saya kira kondisi keduanya sudah mulai membaik," kata dr Yusni.

Sampai berita ini diturunkan, masih belum jelas penyebab kedua orang tersebut sampai terluka. Saat beberapa wartawan mencoba mendatangi ruang Bougenvile tempat pasien Robianto dirawat, ada salah satu orang mencegah. Orang ini mengaku masih keluarga dari Robianto. Lelaki tersebut melarang keras para wartawan untuk masuk ruang Bougenville.

Bahkan Direktur RSUD dr Budi yang berniat melihat kondisi pasien pun juga dilarang masuk. "Saya ini atas nama keluarganya keberatan. Jadi tolong jangan diganggu," katanya dengan nada tinggi kepada sejumlah wartawan.

Sedangkan ibu korban, yang kemarin memakai baju hijau terlihat lebih tenang. Ia hanya duduk sambil mengipasi sang buah hatinya, Robianto. Robianto sendiri terlihat masih tergolek lemas dengan selang infus yang masih menancap.

Pengawasan yang ketat juga terjadi pada korban atas nama Hari Marijanto yang dirawat di ruang ICU. Dari keterangan yang dihimpun, diketahui kalau Hari adalah anggota Polsek Kuripan berpangkat Bripka.

Kabar kepastian kenapa kedua orang tersebut sampai mengalami luka tembak memang masih simpang siur. Namun, ada kabar yang mencuat di lapangan mengatakan, keduanya merupakan korban salah tembak.

Menurut versi itu, Senin malam lalu ada beberapa polisi dari Polsek Kuripan dan Polsek Sumber sedang berburu babi hutan. Lokasinya di daerah hutan desa Kedungrejo, Kuripan.

Nah, kabarnya saat berburu itu ada salah satu petugas yang salah bidik. "Saat mengetahui ada benda yang bergerak dikira celeng (babi hutan), tetapi ternyata yang ditembak temannya sendiri," kata seorang sumber Radar Bromo. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171131

Dilimpahkan ke Polda

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Dua orang tergeletak di RSUD dengan luka tembak di tubuhnya. Salah satunya adalah polisi. Tapi, pihak kepolisian sendiri sampai kemarin (21/7) belum mengungkap dengan jelas peristiwa yang sebenarnya terjadi.

Kapolres Probolinggo AKBP Rastra Gunawan justru cenderung menyangkal dugaan terjadinya salah tembak. "Sementara ini akan kami dalami dulu terkait luka (dua korban) itu. Apakah luka tembak atau kecelakaan," katanya saat ditemui di mapolres sore kemarin.

Menurut mantan Kapolresta Kediri tersebut, saat ini kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Polda Jatim. "Kami sudah laporkan ke Polda Jatim dan terus mencari kebenaran dengan mengumpulkan berbagai bukti dari TKP (tempat kejadian perkara)," katanya.

Kepada para wartawan, Kapolres juga menyangsikan keterangan dokter yang menilai kedua orang tersebut terkena luka tembak. "Kalau ada info ditemukan proyektil, proyektil yang mana?" katanya balik bertanya.

Menurut Kapolres, untuk memastikan salah seorang terkena luka tembak atau tidak, ada pengujian sendiri. Yakni melalui uji balistik. Dan untuk uji balistik, tersebut hanya dimiliki oleh dokter dari kepolisian atau labfor.

Tapi, Kapolres menegaskan pihak kepolisian bakal mengusut tuntas kasus tersebut. "Kalau memang ada kaitannya dengan senjata, maka akan ditindaklanjuti. Kami mempunyai provost. Sementara ini kami masih menunggu," bebernya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171130

Banyak Peluang ke Luar Negeri

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Disnakertrans Gelar JMF 2010

PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo melalui Disnakertrans kemarin (21/7) kembali menggeber Job Market Fair (JMF). Program tahunan ini diharapkan bisa mengatasi pengangguran.

JMF kemarin dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakertrans yang terletak di Jl Brantas. Untuk JMF tahun ini sekitar 40 perusahaan dari dalam dan luar Kota Probolinggo turut serta.

"Kami menargetkan seribu orang mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang ikut JMF. JMF merupakan sebagai upaya mengurangi pengangguran dan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat," ujar Kepala Disnaker Didik Sudignyo saat menyampaikan laporannya di pembukaan JMF.

Di samping gedung BLK, sudah dipersiapkan tenda untuk masing-masing perusahaan yang sedang mencari tenaga kerja. Ini agak berbeda dari tahun lalu. Dulu, perusahaan tersebut terletak di dalam gedung, menggunakan ruangan BLK. Untuk memudahkan para pencari kerja (pencaker), disediakan info lowongan kerja di lokasi tersebut.

Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Buchori mengatakan JMF adalah bentuk kerjasama pemkot dengan perusahaan yang memiliki formasi pekerjaan. "Saya mendapat laporan, ada sekitar 5 ribu formasi pekerjaan, yang paling banyak kesempatan bekerja di luar negeri," katanya.

Buchori bilang, banyaknya pengangguran tidak hanya dialami oleh Kota Probolinggo saja. Tapi, Indonesia bahkan dunia juga mengalami masalah yang sama. Di Jepang pengangguran sebanyak 7 persen.

"Ini menjadi masalah semua negara. Pemerintah melalui satuan kerja membuat program mengurangi pengangguran, salah satunya dengan program ini. Saya menyarankan jangan memilih-milih pekerjaan. Masuk dulu. Kalau ada formasi yang benar-benar mantap, masa depan bagus dan meyakinkan, baru lepas dan mencari pekerjaan lain," terang Buchori.

Ia melihat masih banyak para pencari kerja yang pilih-pilih sampai dua tahun tidak bekerja. Padahal di hadapannya sudah ada kesempatan mendapat pekerjaan. Bahkan ada yang rela menunggu sampai rekrutmen CPNS (calon pegawai negeri sipil). Katanya, penerimaan CPNS itu ada setiap tahunnya tetapi jenjang pendidikan minimal S1.

"Buat adik-adik yang masih SMA, silakan kuliah dulu diselesaikan. Kalau sudah, baru bisa mendaftar CPNS. Formasi CPNS yang diploma hanya untuk seperti bidan. Ada dua perusahaan besar yang mau buka dan butuh tenaga kerja berijazah SMA. Tapi, nanti baru akhir tahun," ungkap wali kota.

Soal banyaknya tenaga kerja untuk luar negeri, wali kota mengingatkan agar pencaker tidak lewat biro tenaga kerja ilegal. "Banyak permasalahan soal biro ilegal. Jadi, lewat yang legal saja dan waspada," himbaunya.

Dalam JMD kemarin ada sekitar 40 perusahaan yang ikut. Perusahaan-perusahaan itu bergerak di bidang tekstil, swalayan, perbankan, IT (informasi tekhnologi), pabrik dan perhotelan.

Ketua Komisi C Nasution yang hadir dalam pembukaan JMF bersama pimpinan komisi lainnya, mengaku sangat mendukung dan setuju dengan program eksekutif ini. "Saya sangat setuju. Dan saya kira ini sangat efektif. Saya berharap pekerjaan yang ada di perusahaan yang ikut JMF ini, bisa menjadi tumpuan masa depan para pencari kerja di Kota Probolinggo," ucapnya. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171121

Janda Tewas di Warung

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Mulut Berbusa, Perhiasan Raib

PAITON - Kemarin pagi (21/7), warga Desa Binor, Kecamatan Paiton geger. Mereka dikagetkan dengan tewasnya Sumiarti alias Misra, 47, di warungnya, di desa setempat. Bahkan, perempuan berstatus janda itu ditemukan tewas dengan tidak wajar. Mulutnya berbusa dan perhiasannya raib.

Data Radar Bromo di lapangan menyebutkan, tewasnya korban pertama kali diketahui oleh Misraika alias Ika. Warga desa Jabung Wetan itu selama ini bekerja membantu korban di warungnya.

Saat itu seperti biasa, sekitar pukul 08.00 WIB Ika datang untuk memulai pekerjaannya di warung korban. Namun, anehnya pintu depan warung digembok dari luar. Padahal biasanya, pintu digembok dari dalam.

Karena itu, Ika memilih masuk dari pintu belakang warung. "Pintu belakang memang tidak terkunci," tutur Agus Winardi, kades Kotaanyar yang saat itu berada di TKP.

Begitu masuk ke warung, Ika langsung menuju kamar korban. Namun, saat itu Ika menemukan korban sudah tergeletak di tempat tidurnya dengan mulut berbusa. Melihat kondisi seperti itu, Ika memberitahu seorang warga dan meminta warga itu mengecek kondisi korban.

Saat itu Ika memberi tahu Nor, pekerja di bengkel tambal ban. Tak jauh dari TKP. Nor pun langsung menuju warung korban dan mengecek kondisi korban. Setelah memastikan korban tewas, Nor langsung menghubungi aparat desa setempat.

Dalam sekejap, kejadian itu menyebar. Warga pun berkerumun di TKP. Dua kepala desa (kades) juga datang ke TKP. Yakni, Kades Kotaantar Agus Winardi dan Kades Binor Fajari.

Fajari datang, karena warung korban terletak di Desa Binor. Tepatnya di sebelah utara kafe Triple One, di pinggir Jalan Raya Binor. Selain sebagai tempat usaha korban, warung tersebut juga digunakan sebagai tempat tinggal korban.

Kondisi warung yang berdindingkan gedek itu terdiri dari 2 kamar dan satu ruang untuk berjualan. Kamar depan ditempati korban dan di kamar belakang merupakan kamar pembantu.

Meski tinggal di warungnya, namun korban tercatat sebagai warga Dusun Buharan, Kecamatan Kotaanyar. Karena itu, Kades Kotaanyar Agus juga datang ke TKP. Sebab, korban adalah warganya.

Beberapa saat kemudian, perangkat desa menghubungi Mapolsek Paiton. Petugas yang datang lantas membawa mayat korban ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan untuk dimintai visum et referum.

Saat di RSUD keluarga korban sempat tidak mengizinkan korban untuk diotopsi. "Dari pihak saudara ibu (korban) yang tidak mengizinkan," jelas Arif, menantu korban. Namun, akhirnya pihak keluarga mengizinkan proses otoposi

Dari data sementara kepolisian, saat ditemukan mayat korban berada di atas tempat tidurnya. Posisinya membujur ke Selatan dengan kondisi mulut mengeluarkan busa. Selain itu, beberapa barang berharga korban hilang. Di antaranya, sebuah kalung emas, sebuah gelang emas, dua buah cincin emas dan satu buah HP merk Nokia berwarna hitam.

Namun sejauh ini belum diketahui penyebab meninggalkan korban. Hanya diketahui dari cerita Ika, malam sebelum ditemukan tewas korban sempat menerima seorang tamu laki-laki di warungnya.

Cerita itu disampaikan Ikan pada Kades Kotaanyar Agus Winardi. Tamu itu mengaku keponakan korban. Karena itu, Ika lantas pamit pulang sekitar pukul 24.00 WIB dan baru kembali ke warung sekitar pukul 08.00 keesokan paginya.

Informasi lain yang didapat, lelaki yang datang menemui korban malam itu berpostur agak tinggi dan berbadan kurus. Dia menggunakan motor bebek buatan cina berwarna abu-abu. (d7x/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171120

Pasar Rakyat Dibuka

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
KRAKSAAN - Suasana Alun-alun Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mulai Rabu (21/7) sampai Minggu (25/7) bakal selalu ramai. Sebab di tempat itu sedang dibuka pasar rakyat, hasil kerjasama Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah bekerja dengan Dekopinda setempat.

Kemarin sekitar pukul 12.30 WIB, secara resmi pasar rakyat itu dibuka Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Sebelum peresmian, para undangan yang hadir disuguhi penampilan 10 kelompok drum band di bawah binaan Pengkab Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Probolinggo. Grup drum band dari SDN Talkandang, Kotannyar membuka acara dengan menampilkan beberapa atraksi menghibur.

Acara lantas dilanjutkan dengan seremoni pembukaan. Bupati Hasan dalam sambutannya mengatakan, pasar rakyat tersebut diadakan pada momen yang sangat tepat. Sebab, digelar hanya beberapa saat sebelum datangnya bulan suci Ramadan.

"Tetapi ingat, belanjalah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Pasar rakyat ini bertujuan untuk mengingatkan dan mendidik masyarakat supaya tidak berlebih-lebihan dalam berbelanja," ujar Hasan.

Selain itu, pasar rakyat juga dibuka untuk memperingati hari ulang tahun ke-63 koperasi. Karena itu, pasar rakyat menurut Hasan juga sebagai kepedulian pemkab untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok. "Saya berharap masyarakat dapat memanfaatkan pasar rakyat ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok," lanjutnya.

Dikatakan Hasan, menyambut bulan suci Ramadan mendatang pemkab juga bakal kembali melakukan aneka kegiatan. Di antaranya, lomba memasak yang akan digelar TP. PKK. Rencananya kegiatan itu bakal digelar di obyek wisata pantai Bentar.

"Hasil dari masakan ini nantinya akan dibagikan kepada anak-anak yatim dan janda-janda tua untuk buka bersama. Dalam bulan suci Ramadan nanti kami ingin berbagi dengan masyarakat yang kurang mampu," kata Hasan.

Usai acara seremoni, Hasan bersama beberapa pejabat meninjau stan yang ada di pasar rakyat untuk melihat produk-produk yang dipasarkan. Kegiatan pasar rakyat ini diikuti oleh 60 stan. Rinciannya, 19 stan dari para pengusaha, 31 stan dari koperasi dan 20 stan dari UKM.

Stan-stan tersebut memamerkan produk-produk unggulan masing-masing. Mulai kerajinan tangan, pakaian, makanan olahan, hingga hasil produksi perusahaan. Selain diikuti oleh peserta lokal, pasar rakyat ini juga diikuti oleh beberapa daerah yang tergabung dalam Jaringan Usaha Koperasi (JUK). Seperti Malang, Jember, Sampang, Kota Probolinggo, Gresik dan Pamekasan.

"Saya berharap pasar rakyat ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Kabupaten Probolinggo. Melalui kegiatan ini, kami akan tahu potensi produk unggulan dari dalam maupun luar Kabupaten Probolinggo," ungkap Hasan ketika ditemui di sela-sela kunjungannya. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171119

Komplotan Curwan Dibekuk

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
TONGAS - Kasus pencurian hewan (curwan) seperti tidak ada habisnya. Meski sudah banyak yang tertangkap, namun curwan terus terjadi. Bahkan dalam sepekan terakhir, Polsek Tongas membekuk dua spesialis curwan sekaligus.

Keduanya, yakni Nasip alias Solehudin, 54, dan Tono, 50. Warga Dusun Gunung Tugel, Desa Curahtulis, Tongas ini berkomplot mencuri dua ekor Sapi milik Misnan, juga warga setempat.

Dari data yang dihimpun Radar Bromo, pencurian tersebut berlangsung sepekan lalu. "Usai ada laporan masuk, tim langsung melakukan penyelidikan. Hasil dari keterangan beberapa saksi dan berbagai barang bukti langsung mengarah kedua tersangka tersebut," kata Kapolsek Tongas AKP Sugeng.

Lantaran sudah mengerucut, petugas langsung bergerak untuk menggerebek Nasip. Saat digrebek, Nasip tidak dapat mengelak lagi. Pasalnya, saat itu dua Sapi hasil curiannya ada di rumahnya.

Tertangkapnya Nasip membuat proses penyidikan mengembang. "Hanya berselang sehari usai tersangka pertama (Nasip) ketangkap, kami melakukan pengembangan dan berhasil membekuk tersangka kedua (Tono)," beber Kapolsek.

Kedua tersangka itu saat ini harus merasakan dinginnya lantai tahanan Mapolsek Tongas. Atas perbuatanya itu, kedua tersangka dikenai pasal 363 tentang pencurian dengan pemberatan. "Ancamannya 7 tahun penjara," kata Kapolsek. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171118

Akan Tertibkan Stan TRA

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Pemkot Data Ulang Pemilik Stan

PROBOLINGGO-Pemkot Probolinggo bakal bertindak tegas kepada penyewa stan TRA (Tempat Rekreasi Anak) di Jl Hayam Wuruk. Selain akan memperbarui perjanjian dengan pihak penyewa, pemkot bakal mendata dan meneliti kepemilikan stan tersebut.

Berdasar pengamatan Radar Bromo, kondisi stan TRA saat ini memang tidak berfungsi secara semestinya. Usaha yang didirikan oleh penyewa tidak sesuai dengan peruntukkan dibangunnya stan tersebut. Selain ada sekretariat organisasi, di TRA juga terdapat stan dealer motor, onderdil motor, hingga bursak.

Parahnya lagi, stan yang hanya ditarik retribusi Rp 30 ribu per bulan itu jarang buka. Dalam kurun waktu satu minggu, dari 12 stan yang ada, hanya empat sampai lima stan yang buka setiap harinya.

"Stan itu dibuat untuk mendukung taman rekreasi dan kolam renang. Dalam perjanjian tidak dijelaskan apa saja yang harus dijual. Yang jelas, dari pihak kami, stan itu tidak boleh diperjualbelikan. Kalau sampai ada yang dijual atau dipindahtangankan, akan kami tarik," ujar Kabid Aset di Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) Rachmadeta Antariksa.

Menurutnya, stan tersebut dibuat sejak tahun 2004 lalu. Masyarakat menyewa stan tersebut DPPKA, waktu itu Kepala DPPKA dijabat oleh Abdoel Wahid. Deta, begitu ia disapa, tidak mengetahui apakah memang ada yang memindahtangankan pengelolaan stan tersebut kepada pihak lain.

"Akan kami teliti kembali. Kami memiliki data penyewa di dalam surat perjanjiannya. Melalui itu (surat perjanjian) bisa ditelusuri apakah sudah pindah tangan atau belum," bebernya.

Kasi Retribusi Abdi Firdausi menambahkan, pihaknya sudah melakukan pendataan mengenai pengelolaan stan. Hasilnya, mereka yang menempati masih atas nama si penyewa yang mengajukan ke pemkot. Hanya saja banyak stan yang sekarang dijaga oleh anak atau saudaranya.

Dalam surat perjanjian yang ditandatangani oleh penyewa dan kepala DPPKA waktu itu, beberapa poin menyebutkan bedak/stan tidak boleh diperjualbelikan dan tidak boleh dipindahtangankan tanpa seizin pemkot.

"Tanggal 14 Juni, Pak Sekda (Johny Haryanto) sudah mengumpulkan penyewa di stan TWSL dan TRA, khusunya stan yang tutup. Dalam waktu tiga bulan jika tidak buka akan diambil alih oleh pemkot," ungkap Abdi, mantan ajudan wali kota.

Deta menjelaskan, walau di dalam perjanjian tidak diatur jenis usaha apa yang didirikan, penyewa mestinya tetap menggunakannya sendiri dan tidak boleh diperjualbelikan. "Dalam waktu dekat kami akan memperbarui perjanjian karena kurang detail, sekaligus mendata ulang," imbuhnya.

Berdasarkan rekapitulasi penerimaan retribusi potensi sewa tanah dan bangunan, kata Abdi, target pendapatan retribusi di bedak TRA sebesar Rp 4.642.000 di tahun 2010. Terhitung mulai Januari hingga Juni, retribusi baru mencapai Rp 1.965.000.

"Itu pun menagih retribusinya sulit. Ada yang bulanan ada juga yang setahun baru membayar. Banyak yang tidak buka, jadi kami harus menagih ke rumah penyewa. Begitu kadang mengeluh, stan tidak buka tapi mereka tetap membayar retribusi (Rp 30 ribu per bulan)," tutur Abdi kepada Radar Bromo. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171117

Dikejar Orang Misterius, Bocah Trauma

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
PAJARAKAN - Gara-gara dikejar oleh sosok misterius seorang bocah asal Desa Sukomulyo, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo mengalami trauma. Bocah bernama Mohammad Firdaus, 10, itu jadi ketakutan setiap bertemu orang asing.

Peristiwanya terjadi Jumat (16/7) lalu. Siang itu, sepulang salat Jumat, Firdaus meminta uang kepada ibunya. "Untuk pergi bermain," jelas Sulaini, ibu bocah saat menjelaskan alasan anaknya meminta uang.

Setelah mendapat sangu Rp 1.000 dari ibunya, murid SD di Desa Rondoningo itu pun pergi bermain. Awalnyaa dia bermain di dekat rumah dengan anak-anak tetangga. Kemudian ia bertemu dengan kedua teman lainnya, Herul dan Sandi.

Bersama kedua temannya itu Firdaus sempat mengejar layang-layang putus. Saat itu layangan terlihat jatuh di sebuah perkarangan. Letaknya di sebelah timur Griya Indah Sukomulyo, yang tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah Sulaini. Perkarangan tersebut cukup luas dan dipenuhi tanaman pisang dan beberapa jenis tanaman lainnya.

Firdaus lalu mencoba masuk ke pekarangan tersebut. Sedangkan kedua temannya menunggu di luar. Saat hendak mengambil layangan tersebut, tiba-tiba muncul seorang pria yang berlari mengejar Firdaus, sambil membawa celuit. Ciri-ciri pria tersebut diketahui memakai pakaian berwarna hitam dan berpostur tinggi.

Firdaus pun takut, ia langsung berlari untuk meyelamatkan diri. Bahkan ia sempat terjatuh, namun tidak sampai tertangkap pria tersebut. Sambil berlari, Firdaus berteriak minta tolong. Ia berteriak seraya menangis ketakutan.

Setelah berhasil keluar dari perkarangan, Firdaus bertemu dengan warga yang baru pulang salawatan. Spontan Firdaus memegang kedua kaki warga tersebut, dan tak henti-hentinya menangis. Saat itu tidak terlihat pria yang mengejar Firdaus ke luar perkarangan.

Setelah itu, Firdaus diantarkan pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah bocah ini tak henti-hentinya menangis." Menangis terus," tutur Sulaini. Sulaini pun mencoba menayakan apa yang telah terjadi. Namun, Firdaus hanya diam ketakutan. " Itu sambil mendekapkan kakinya," jelas Sulaini. Setahu Sulaini, perkarangan tersebut tidak ada penjaganya. Pemiliknya tinggal di luar kota.

Sejak peristiwa itu Sulaini mengaku tak langsung bisa mendapatkan keterangan dari Firdaus. Selama beberap hari Firdaus terlihat seperti anak yang shock. Kemudian Sulaini membawa anaknya ke salah seorang ustadz yang ada di daerahnya.

Dengan sedikit terapi dari ustadz tersebut, Firdaus akhirnya mau bicara. Dan sedikit demi sedikit Firdaus bercerita mengenai kejadian pengejaran itu.

Saat Radar Bromo hendak bertemu Firdaus, ia masih terlihat trauma bertemu orang asing. Firdaus tidak berani keluar dari kamarnya. Akhirnya, Sulaini bisa meyakinkan anaknya untuk keluar dari kamar dan bertemu wartawan. Sambil memeluk erat ibunya, ia tidak berani menatap dengan siapa orang yang datang melihatnya.

Pasca kejadian itu Firdaus tidak berani bermain di luar rumah, ia memilih untuk berdiam di dalam rumah." Sekarang kalau sekolah minta diantar," terang Sulaini. Ia juga menjelaskan, sebelum kejadian itu, Firdaus selalu berangkat sekolah sendiri dan sering bermain bersama teman-temanya.

Dari kejadian itu, Sulaini tidak melaporkannya ke aparat desa maupun polisi. Alasannya, Firdaus selamat dari peristiwa pengejaran itu (d7x/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171116

Awasi Setiap Tender Proyek

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Bagian Pembangunan Pakai Keppres 80

PROBOLINGGO - Pendirian CV fiktif untuk lelang fiktif proyek pemerintah sudah jamak terjadi. Di Kota Probolinggo sejumlah rekanan yang melakukan aksi itu bahkan kasusnya sudah disidangkan.

Kasus yang sedang hangat adalah perkara perdin (perjalanan dinas) DPRD yang melibatkan PT Gilang Wisata dan CV Indonesia Makmur. Perkasa maju ke panitia pengadaan dengan dua anak perusahaannya sebagai pemba

PT Gilang Wisata Perkasa maju ke panitia pengadaan dengan dua anak perusahaannya sebagai pembanding. PT Gilang Wisata bersama CV Ginanjar Pesona dan CV Ganesha Wisata ikut tender. PT Gilang memasang penawaran terendah dan akhirnya PT tersebut yang memperoleh pekerjaan pelaksanaan perdin DPRD tahun 2007.

Hal serupa juga dilakukan pimpinan CV Indonesia Makmur. Untuk keperluan tender, pemilik perusahaan travel itu mendirikan dua CV atas nama karyawannya sendiri. Yakni CV Vira Berlian dan CV Indah Cemerlang. Alhasil, CV Indonesia Makmur berhasil menjadi pemenang tender tersebut.

Fenomena itu menjadi perhatian satuan kerja (satker) Bagian Pembangunan. Satker baru di pemkot itu memang dibentuk untuk khusus menangani tender. Tidak hanya fisik, tender semacam alat kesehatan atau yang nilainya di atas Rp 50 juta harus melalui Bagian Pembangunan yang kini dipimpin Nurkhamdani itu.

Saat dikonfirmasi mengenai antisipasi adanya tender fiktif semacam kasus perdin, Nurkhamdani bilang pihaknya bakal melaksanakan sesuai dengan Keppres 80. Ada dua macam jenis pekerjaan, bisa swakelola yang dilakukan sendiri oleh satker atau kontraktual melalui bagian pembangunan.

"Kalau dikontraktualkan sesuai dengan Keppres 80. Di dalam pelelangan ada kompetisi antara rekanan yang satu dengan rekanan lain. Proses pelelangan di pembangunan lebih panjang," kata mantan Kabid Binamarga di Dinas Pekerjaan Umum ini.

Sedangkan swakelola bisa ditangani sendiri oleh masing-masing satker. "Saya ini koki. Yang menentukan bahan adalah satker. Setelah bahan sudah siap, pembangunan, disesuaikan dengan bidangnya masing-masing baru mengelola. Satker harus menyerahkan dokumen lelangnya, nanti dokumen lelang kami cek lagi," kata Nurkhamdani yang saat dihubungi sedang berada di Surabaya.

Sementara itu, ditanya soal bagaimana cara mengetahui settingan rekanan (PT/CV) dalam memenangkan pelelangan, ia bilang semua pelaksanaan harus sesuai dengan Keppres 80.

"Direktur (CV/PT) tidak boleh dobel. Kami tidak melihat itu (rekanan) punya siapa. Karena itu bukan kapasitas kami. Contohnya saja kalau beli rumah, kan tidak selalu atas nama kita. Intinya pelelangan harus memenuhi syarat, sesuai Kepres 80. Kalau lelang proyek fisik itu ada verifikasi dari asosiasi masing-masing," pungkasnya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171115

Pansus Bahas Kode Etik Dewan

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - DPRD Kota Probolinggo bakal memiliki kode etik. Saat ini (panitia khusus) yang membahas kode etik tersebut sudah terbentuk. Untuk melengkapi pembahasan, pansus berkonsultasi ke Jakarta.

Selasa (27/7) mendatang, pansus DPRD kota bakal diterima di Kementerian Dalam Negeri. "Ada dua pimpinan yang ikut, saya dan wakil Shynta," tutur Ketua DPRD Sulaiman kepada Radar Bromo Senin (19/7) lalu.

Anggota pansus bakal dibagi jadi dua, ada yang ke Dirjen Hukum Kementerian Dalam Negeri dan Dirjen Otoda Kementerian Dalam Negeri. Pembahasan kode etik DPRD ini dilaksanakan setelah ditetapkannya tata tertib DPRD beberapa waktu lalu.

"Pembahasan kode etik ini akan dimulai. Kami perlu melakukan konsultasi dulu ke Jakarta untuk menanyakan beberapa hal. Dan, saya rasa ini penting untuk pembahasan pansus nantinya," ungkapnya.

Sulaiman sempat mengatakan, beberapa hal yang akan ditanyakan, antara lain lama batas waktu penetapan kode etik dan kaitan kode etik dengan kehormatan dewan. "Banyak yang perlu dikonsultasikan. Kode etik ini kan baru, kaitannya dengan BK (Badan Kehormatan) sebagai alat kelengkapan baru di dewan," imbuh legislator dari PDIP itu.

Ia juga menanyakan apakah ada dasar hukum lain untuk pembahasan kode etik DPRD. Usai konsultasi, pembahasan tersebut diserahkan kepada pansus kode etik yang diketuai oleh Bachri dari Fraksi Gerakan Pelopor Keadilan Persatuan Indonesia Raya (GPKPI), wakil Tuhamsi Riyono dari Fraksi Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) dan Sugiono dari Fraksi PDIP Perjuangan.

Kode etik itu nantinya akan membahas tentang kinerja dewan dan kedisplinannya. Setelah kode etik dibuat dan ditetapkan, yang berhak menindaklanjuti adalah BK. Ditargetkan pansus kode etik menyelesaikan pembahasannya sampai 23 Juli mendatang.

Sulaiman menegaskan, keterlambatan pembahasan kode etik tidak dialami oleh Kota Probolinggo saja, namun daerah lain juga mengalami hal serupa. "Karena baru terbentuk. Sebelum ada kode etik, mengacu pada tata tertib dulu. Setelah ada kode etik ini dewan tidak bisa seenaknya jika bekerja, termasuk kedisplinannya," katanya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171114

Para PelajarProbolinggo dan Pasuruan yang Sukses di O2SN

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Nenek Belikan HP, Ayah Belikan Raket

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) III digelar di Jakarta, 12-16 Juli lalu. Sejumlah pelajar Probolinggo dan Pasuruan yang turun mewakili Jatim, berhasil mendulang prestasi. Dari Probolinggo ada nama Richa Widi Purnamasari dan Arif Dwi Yanto yang sukses di cabang olahraga bulutangkis.

FAMY DECTA MAULIDA, Probolinggo

Dua pelajar SD berseragam jaket dan celana training warna hijau bertuliskan Jawa Timur, pagi kemarin masuk ruang Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Probolinggo Maksum Subani. Mereka saat itu memang sengaja dipanggil, terkait prestasinya di ajang O2SN III.

Dua pelajar itu adalah Richa Widi Purnamasari, 12, siswa SDN Sukabumi 5 dan Arif Dwi Yanto, 12, murid SDN Wonoasih 1. Saat hadir di ruang kepala Dispendik, Richa dan Arif sama membawa raket di dalam tas. Di tangannya tergenggam kotak berkain bludru berisi medali yang diraih dalam O2SN.

Richa berhasil menyabet medali emas juara I ganda putri, berpasangan dengan atlit dari Kabupaten Probolinggo, Sri Fatmawati (SDN Tamansari, Dringu). Sedangkan Arif meraih dua juara. Yaitu juara I tunggal putra dan juara III ganda putra, berpasangan dengan atlet dari Situbondo.

"Mereka adalah putra daerah yang berhasil menunjukkan kehebatannya di tingkat nasional. Setelah melalui tahapan proses dari kota sampai Jawa Timur, mereka berangkat ke Jakarta. Jadi, mereka ini mewakili Jawa Timur," tutur Maksum kemarin (20/7).

Banyak cabang olahraga yang dilombakan di O2SN. Tapi, Kota Probolinggo hanya menyumbangkan dua atlet bulutangkis. Richa dan Arif menceritakan, mereka berangkat ke Jakarta bersama pelatih dan tim dari Jawa Timur. O2SN berlangsung 12- 16 Juli di lapangan Ragunan, Jakarta.

Selain punya darah atlet dari keluarganya, baik Richa dan Arif kerap berlatih di sekolah dengan guru olahraganya. Mereka juga bergabung dalam klub PB Abadi Kota Probolinggo. "Jadi, ini perpaduan antara klub dan latihan di sekolah. Tidak hanya dilatih oleh pelatih di klub, mereka juga mendapat pembinaan dari guru olahraganya," terang Maksum yang juga sebagai Ketua PBSI Kota Probolinggo.

Sebelum berangkat ke Jakarta, Richa dan Arif kerap berlatih keras untuk mendapatkan kepercayaan mewakili provinsi Jatim di laga bulutangkis O2SN. Sayangnya, mimpi Richa untuk menduduki juara I tunggal putri harus kandas di pertandingan delapan besar.

Anak pasangan Jahuri dan Widi Astuti ini kalah saat menghadapi Gabriela dari Papua. "Di delapan besar itu, lawan beratnya Gabriela dari Papua. Tipuannya bagus," kata Richa yang tinggal di Perum Kopian itu.

Namun Richa tetap bisa menunjukkan kehebatannya saat berpartner dengan Sri Fatmawati dari Kabupaten Probolinggo. Mereka berhasil melumpuhkan lawan dari provinsi DKI Jakarta dan Sulawesi Utara, menang dua set dengan skor 21-19 dan 21-19. "Saya senang setelah tahu jadi juara," ujar Richa yang sudah main bulutangkis sejak kelas 2 SD.

Arif pun cerita yang tidak kalah seru. Ia lolos jadi juara I tunggal putra setelah kalah di set pertama dan menang di dua set berikutnya. Lawannya adalah atlet dari Banten.

"Waktu set pertama saya kalah. Set kedua dan tiga menang, skor 21-15 dan 21-10," cerita anak pasutri Husin Siswanto dan Agustina yang berdomisili di Desa Besuk, Kecamatan Bantaran itu.

Richa dan Arif bertekad ingin terus menjadi atlit bulutangkis karena ingin bisa masuk pelatnas. "Idola saya Susi Susanti," kata Richa.

"Kalau saya ingin seperti Taufik Hidayat," sahut Arif yang punya postur tubuh lebih kecil dibanding Richa.

Ternyata Richa pernah dilirik oleh PT Semen Gresik. Bahkan ia pernah tinggal di sana selama 2,5 bulan lalu kembali ke Kota Probolinggo. Itu lantaran pihak keluarga menganggap lebih baik berada di Kota Probolinggo, hingga Richa bisa bersekolah dan tetap berlatih bulutangkis.

"Sekarang katanya mau diambil sama Djarum. Tapi, keluarganya bilang masih mau pikir-pikir," terang Kepala SDN Sukabumi 5 Abdul Salam yang ikut mendampingi anak didiknya ke Dinas Pendidikan.

Di balik kesuksesannya menjadi juara nasional, ternyata ada sebuah motivasi yang membuat mereka menjadi juara. Selain giat berlatih, Richa dan Arif bertekad untuk menang karena dijanjikan sesuatu oleh keluarganya.

"Kalau menang, ayah janji mau belikan saya raket merk Hard," ucap Richa yang sudah punya enam raket bermerk. Karena Richa lolos jadi pemenang, maka Richa bakal punya raket ke tujuh yang harganya mencapai Rp 2 jutaan.

Bagaimana dengan Arif? "Saya dapat HP (handphone). Mbah Uti (nenek) bilang kalau saya menang mau dibelikan HP. Selama ini saya pinjam punya kakak. HP-nya sudah dibelikan waktu pulang dari Jakarta, merknya Nokia C3," jawab Arif dengan bangganya.

Melihat prestasi anak didiknya, Abdul Salam mengaku sangat bangga. Di sekolahnya punya visi misi meningkatkan akademik dan non akademik, termasuk pembenahan manajemen, kedisplinan dan SDM (sumber daya manusia). "Di bidang non akademik sudah terbukti," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SDN Wonoasih 1 Sadino Eko Saputro mengatakan kemampuan anak didiknya terbilang lumayan. "Prestasi di non akademik sangat bagus dan membanggakan. Meskipun kami di sekolah pinggiran tetapi anak kami punya prestasi," tutur dia.

Kebanggaan juga diutarakan oleh Maksum Subani. Dengan memiliki prestasi gemilang di non akademik, kedua atlit nasional ini punya nilai plus. "Otak kiri dan kanan seimbang. Akademik dan non akademik sama jalan. Kemampuan mereka ini akan diperhitungkan. Saya berharap prestasi ini bisa memotivasi yang lain," ungkapnya.

Setelah ini, Richa dan Arif tidak bisa bersantai-santai. Artinya, mereka tidak hanya menyandang atlet tingkat lokal di kota atau provinsi. Melainkan kini sudah menjadi atlet nasional. "Pihak Jakarta mengatakan supaya mereka menyiapkan diri karena sebentar lagi ada event bulu tangkis nasional, dan mereka ini akan mewakili Indonesia," tambah Abdul Salam. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171111