Senin, 22 November 2010

Sepeda Pocong Kostum Terbaik

Senin, 22 Nopember 2010 | 07:23 WIB

Probolinggo - Surya- Warga Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo dikejutkan kemunculan penampilan hantu pocong di pagi hari, Minggu (21/11).

Namun, bukan rasa takut yang dialami warga, melainkan merasa geli. Mereka tertawa menyaksikan dua hantu pocong dewasa dan pocong cilik mengendarai sepeda angin dalam acara fun bike sosialisasi pemilu yang digelar KPUD Kabupaten Probolinggo.

Mereka adalah Subandi alias Yusuf bersama anaknya Ahmad Randi Risaldi. Sebenarnya, Aldi, sapaan Ahmad Randi Risaldi, kepada Surya mengaku juga geli, jika melihat kostum hantu pocong yang dikenakannya melalui cermin di rumahnya.

“Saya disuruh ayah, pakai ini,” katanya. Mau bagaimana lagi. Namun ‘pengorbanan’ bapak - anak itu tidak sia-sia. Di penghujung acara, penampilan hantu pocong ini mendapat penghargaan kostum terbaik dari panitia. “Alhamdulillah, saya dapat hadiah,” ujar Yusuf.ntiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/22/sepeda-pocong-kostum-terbaik.html

Bus Restu Tabrak Motor TNI, 3 Tewas

  • Senin, 22 Nopember 2010 | 06:56 WIB

Korban Sekeluarga Pulang Takziah

Probolinggo - SURYA- Sepulang dari takziah, nasib tragis menimpa anggota TNI yang bertugas di Kodim 0819 Pasuruan, Pelda Sudarwoko. Pria asal Kelurahan Pohjentrek, Pasuruan yang berboncengan naik sepeda motor bersama anak dan istrinya itu ditabrak bus Restu jurusan Surabaya-Banyuwangi, Minggu (21/11). Ketiganya, suami, istri, dan anaknya akhirnya tewas.

Anak kandung Pelda Sudarwoko, Hendik Panji Saputro, 11, tewas seketika di lokasi kejadian. Istrinya, Wiwik Yuliati dan Sudarwoko sendiri akhirnya menemui ajal setelah sempat dirawat di rumah sakit.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB di Jalan Raya Tongas, Probolinggo. Pelda Sudarwoko mengendarai sepeda motor dinasnya nopol 10705 V dari arah timur hendak balik ke Pasuruan usai takziah di rumah salah satu keluarganya di Lumajang.

Dari arah berlawanan, bus Restu nopol N 7322 UG yang dikemudikan Eko, 40, asal Desa Gebang Patrang, Jember, melaju dengan kecepatan tinggi mendahului sejumlah kendaraan, di antaranya, Toyota Avanza dan beberapa sepeda motor.

Ketika mendahului satu mobil lainnya yang berada di depan Avanza, dari arah timur meluncur Pelda Sudarwoko. Tak pelak, tabrakan tak bisa dihindarkan. Sepeda motor Pelda Sudarwoko terpental sekitar 10 meter. Anaknya, Hendik Panji Saputro meninggal seketika di lokasi kejadian. “Yang wanita terlempar masuk sungai,” kata Nawawi, seorang warga yang menyaksikan kejadian itu kepada sebuah stasiun radio. “Busnya ngebut, Mas,” ujar warga lain di sekitar lokasi kejadian.

Usai kecelakaan, kondisi Pelda Sudarwoko dan Wiwik Yuliati luka parah dan langsung dilarikan ke RSUD Tongas. Namun, karena kondisi korban sangat kritis, mereka dirujuk ke Rumah Sakit DKT milik TNI di Kota Malang. Sayang, nyawa Pelda Sudarwoko dan Wiwik yang mengalami patah tulang di tangan dan kaki, tak bisa ditolong. Pasangan suami istri itu akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.

Kanit Laka Satlantas Polres Probolinggo Iptu Istono kepada Surya menyatakan, kecelakaan itu terjadi akibat kelalaian sopir bus. “Sopir bus memang ugal-ugalan, sehingga menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Korban ini habis nyelawat (takziah) dari Lumajang,” ujar Istono.

Menurut Istono, saat ini polisi sudah mengamankan barang bukti dua unit kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan itu. “Kita akan proses sesuai ketentuan yang berlaku,” katanya.

Bersama Perusahaan Oto (PO) Sumber Kencono, armada PO Restu memang dianggap sering terlibat kecelakaan lalu lintas. Pada 20 September 2010, kedua PO itu pernah diaudit Forum LLAJ Jatim yang diketuai Ditlantas Polda Jatim dan beranggotakan Dishub dan LLAJ Jatim, DPD Organda Jatim, Dinas PU Bina Marga, PT Jasa Marga, dan pakar dari Perguruan Tinggi (ITS dan Brawijaya). Sayang hasil audit lengkap hingga kini belum pernah dibeber ke publik.

Namun, dalam audit itu sempat terungkap bahwa sumber daya manusia (SDM) para awak bus Restu dan Sumber Kencono masih memprihatinkan jika ditilik dari lulusan sekolahnya. Rata-rata sopir PO Restu dan Sumber Kencono berijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan hanya sedikit yang berijazah di atasnya.

Kadishub dan LLAJ Provinsi Jatim Wahid Wahyudi kala itu menyatakan kualitas SDM yang rendah di kedua PO itu tidak bisa serta merta dinilai bahwa kinerja dan pelayanannya juga tidak baik. Namun, Wahid menggambarkan, kualitas SDM jika diklasifikasikan atas dasar tingkat pendidikan, tentu saja akan ada bedanya. Artinya, SDM lulusan SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi akan memiliki kualitas berbeda. Semakin tinggi tingkat pendidikan, tentu saja psikologis dan pola kerjanya lebih bagus.

Sebelum kecelakaan maut di Tongas, Probolinggo kemarin, bus Restu juga terlibat sejumlah kecelakaan yang merenggut korban jiwa selama 2010. Termasuk ketika bus Restu yang dikemudikan Suyono, warga Malang, menewaskan tiga orang pengendara motor dalam kecelakaan beruntun di Desa Glagahsari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan pada 11 September.

Pada 13 September, di Jalan Raya Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, bus Restu kembali merenggut tiga nyawa. Korban tewas adalah satu keluarga terdiri dari bapak, anak, dan cucu.

Pada 16 Februari 2010, seorang sopir bus Restu, Samiyun Junaedi, 46, bahkan sempat dihajar massa setelah menabrak pengendara motor hingga tewas di Gempol, Pasuruan.ntiq/ab

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/22/restu-tabrak-motor-tni-3-tewas.html

Touring Sekaligus Pengobatan Gratis

Minggu, 21 Nopember 2010 | 10:22 WIB

SURABAYA, Blazer Indonesia Comunity (BIC) Jatim dan Lions Club Surabaya, Sabtu (20/11), menggelar bakti sosial di Probolinggo.

Bakti sosial tersebut berupa pengobatan gratis kepada masyarakat di sekitar Dusun Angin-angin Desa Ranugedang, Kecamatan Tiris, Probolingo. Sekitar 105 warga desa terlihat antusias mengikuti kegiatan yang merupakan kerja sama pertama yang diselenggarakan BIC dengan Lions dengan melibatkan tim dokter dari Poliklinik Sehat Utama Gresik.

“Untuk tahun ini merupakan agenda touring kedelapan BIC Jatim. Sebelumnya kami ke Malang juga berupa baksos di panti asuhan,” kata Himawan Wibhisono, ketua BIC Jatim.

Menurutnya, budaya di BIC jika melakukan aktivitas memang lebih banyak ke luar Kota Surabaya. Oleh karena itu, pada aksi sosial kali ini, mereka memilih ke Probolinggo.

“Meskipun saat kami touring bertujuan fun, kami juga ingin bermanfaat untuk sesama,” tambahnya.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/21/touring-sekaligus-pengobatan-gratis.html

Si Gendut Curi dan Perkosa Lagi

Selasa, 16 Nopember 2010 | 09:53 WIB

Probolinggo -SURYA- Pria gendut yang telah memperkosa Umi Kulsum, 20, dan menjarah harta benda di rumah yang ditempatinya di Jl Lumajang Kel Jrebeng Lor, Kedopok, beberapa waktu lalu, diduga beraksi lagi. Kali ini yang jadi korban adalah Sk, warga RW 4, Kel Kebonsari Wetan, Kec Kanigaran, Kota Probolinggo.

Beruntung, dalam kejadian Senin (15/11) dini hari itu, Sk berhasil melarikan diri. Siswa SMK di Kota Probolinggo ini trauma dengan kejadian yang menimpanya. Ibu korban, Ny Maysaroh, warga Kel Jrebeng Wetan, Kedopok, mengetahui anaknya nyaris diperkosa setelah dikabari Maryam, anaknya yang tinggal bersama Sk.

Sekitar pukul 02.00 WIB, Sk diancam celurit pria gendut. Dengan lengan dan kaki terikat tali sepatu, Sk digotong ke persawahan, yang jaraknya sekitar 1.000 meter di belakang tempat tinggal Sk. Korban ditidurkan di alas yang telah disiapkan pelaku. Korban kabur setelah menggigit pelaku. Pelaku merampas uang Rp 600.000 dan tiga ponsel korban. n st35.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/16/si-gendut-curi-dan-perkosa-lagi.html

Harga bawang makin mahal

Senin, 22 November 2010 | 10:00 oleh Raka Mahesa W
HARGA BAWANG

JAKARTA. Harga bawang merah terus merangkak naik. Data terakhir Kementerian Perdagangan, Kamis (18/11), menyebutkan, harga bawang merah berada di kisaran Rp 23.286 per kilogram (kg). Harga ini naik 14,46 % dibanding harganya di awal November 2010 yang masih di kisaran Rp 20.343 per kg.

Direktur Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Kementerian Pertanian (Kemtan) Yul Harry Bahar, mengatakan, tingginya harga bawang di tingkat eceran karena para pedagang berusaha mencari keuntungan lebih. Sebab berdasarkan pantauan Kemtan, harga eceran tertinggi di daerah penghasil bawang cenderung stabil.

Di Majalengka, Jawa Barat, misalnya, harganya hanya Rp 13.000 per kg. Harga ini tidak berubah dibanding harga pada awal November 2010. Di sentra lain seperti Kuningan harga bawang merah memang melonjak 41,66 % menjadi Rp 12.000 per kg dibanding awal November sebesar Rp 7.000 per kg. Sedang di Brebes, Cirebon, dan Probolinggo harganya Rp 7.500-Rp 9.000 per kg.

Namun, menurut Akat, Wakil Ketua Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI), lonjakan harga murni dipicu penurunan produksi. Dia memperkirakan, produksi bawang tahun ini hanya sekitar 476.469 ton. Jumlah ini turun sekitar 50% dibanding produksi tahun lalu yang mencapai 952.939 ton.

Penurunan ini terjadi karena produksi bawang terganggu lamanya musim hujan. Sebab, bawang memerlukan pasokan air yang cukup dan tidak berlebihan. Itu sebabnya petani bawang lebih mengandalkan pengairan secara teknis. Saat hujan, petani tidak bisa melakukan pengaturan pasokan air.

Jika sistem irigasi tidak mendukung, bawang yang terendam air akan terkena serangan penyakit. Akibatnya produksi bawang mengalami penurunan. "Menurunnya produksi itu menyebabkan harga bawang merah naik," ujar Akat.

Ia memprediksi, harga bawang merah hingga akhir tahun ini mencapai Rp 17.000 per kg. Selain karena produksi nya turun, masa panen juga baru mulai Januari 2011. Sedang hasil panen November kemarin sudah menipis.

Akat bilang, meski bawang bisa disimpan hingga tiga sampai empat bulan, namun para petani akan lebih memilih menjual semua persediaan bawangnya. Sebab, harga saat ini sudah cukup menguntungkan bagi mereka.

“Dengan harga saat ini, saya perkirakan petani sudah mulai menjual langsung bawangnya, sehingga stok bawang semakin menipis,” katanya ke KONTAN Minggu (21/11).

Yul mengakui, harga jual di tingkat petani saat ini memang cukup menguntungkan. Bahkan, dengan harga Rp 6.500 per kg saja, menurutnya, petani sudah mendapat untung. "Apalagi sekarang sudah di atas itu," ucapnya.

Sumber: http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/52851/Harga-bawang-makin-mahal

PPA tunggu kucuran Rp2 triliun untuk BUMN

Minggu, 21/11/2010 14:32:08 WIB

Oleh: Gita Arwana Cakti JAKARTA: PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) masih menunggu kucuran dana tambahan dari pemerintah senilai Rp2 triliun untuk penyehatan perushaan-perusahaan BUMN.

Sekretaris Perusahaan PPA Renny O Rorong mengatakan Kementerian BUMN memang sudah mengusulkan tambahan dana Rp2 triliun dan saat ini masih dalam tahap pembahasan dengan Departemen Keuangan.

“Kami harap dana tersebut dapat cair pada 2011. Sudah kami usulkan tentang dana tersebut. Kementerian BUMN juga katanya sudah mengusulkan. Sekarang masih di tahap pembahasan bersama Departemen Keuangan,” ujarnya akhir pekan lalu.

Dia mengatakan perseroan memang sudah mendapatkan dana sebesar Rp2,5 triliun, yakni sebesar Rp1,5 triliun pada 2008 dan Rp1 triliun pada 2009. Pada 2010 perseroan tidak mendapatkan suntikan dana karena masih menggunakan sisa dari Rp2,5 triliun itu. Namun Renny menilai hingga 2011 kebutuhan perseroan untuk menyehatkan perusahaan-perusahaan BUMN lebih dari jumlah tersebut.

“Yang sudah kami dapat sejak 2008 memang Rp2,5 triliun. tetapi kebutuhan pasti lebih dari itu. Kalau untuk detil angkanya yang sudah terpakai saya tidak ingat, karena harus melihat data yang ada. Saya juga tidak bisa menyebutkan perusahaan mana yang membutuhkan dana terbesar dan terkecil, karena itu tergantung pada akhir kajian kami dan kondisi perusahaan,” kata dia.

Renny menyebutkan hingga saat ini perseroan menangani 18 perusahaan BUMN. Perusahaan itu a.l. PT Merpati Nusantara Airlines, PT PAL Indonesia, PT Waskita Karya, PT Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas, PT Industri Sandang Nusantara, PT Djakarta Lloyd, PT Hotel Indonesia Nataour, Industri Film Nasional, dan PT Kertas Leces.

“Merpati saja butuh sekitar Rp300 miliar, PAL butuh Rp475 miliar. Itu baru dua perusahaan. Waskita Karya butuh Rp450 miliar. Belum lagi bicara yang lainnya seperti Dirgantara Indonesia, Primisima, Djakarta Lloyd, dan macam-macam lagi. Jadi jangan melihat dari nilai [dana] yang sudah kami dapat karena pasti kurang,” tutupnya. (05)

Sumber: http://web.bisnis.com/berita-populer/1id220554.html

Bus Restu Tabrak Sepeda Motor TNI, Melarikan Diri!

21 November 2010, 09:51:29| Laporan Iping Supingah

suarasurabaya.net| Lagi-lagi bus Restu terlibat kecelakaan. Kali ini menabrak sepeda motor TNI di kawasan Tongas, Probolinggo, Minggu (21/11).

Dilaporkan NAWAWI pendengar Suara Surabaya, sepeda motor plat nomor bintang 107-05 V ini dikendarai seorang bapak, ibu, dan anak. ”Yang ibu mungkin istri pemboncengnya itu terlempar masuk sungai, yang bapaknya pingsan, dan anaknya luka di bagian kepala dan sudah dibawa ke rumah sakit pakai mobil pick up. Bus Restunya melarikan diri,” jelasnya.

Kata NAWAWI, bus Restu yang menabrak ini ke arah Probolinggo, sedangkan sepeda motor yang ditrabrak ke arah Surabaya. Polisi sudah ada di lokasi kejadian.(ipg)

Sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=c4ddbb8328114a3052c77cddee841087201085153

Ekspor Buah-buahan dan Sayuran Turun 30%

Sabtu, 20 November 2010

Nilai ekspor buah-buahan dan sayuran asal Indonesia ke Singapura cenderung turun. Penurunan diperkirakan 20% hingga 30%. "Cuaca ekstrem sekarang ini jelas mengganggu produksi buah-buahan dan sayuran di dalam negeri, sehingga hal itu sangat berpengaruh pada jumlah ekspornya," jelas Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah-buahan Indonesia (AESBI), Hasan Jhonny saat dihubungi "GM", Jumat (19/11).

Hasan mengatakan, banyak sentra pertanian dan perkebunan di dalam negeri yang terkena banjir. "Kondisi ini membuat produksi turun karena hasil panen membusuk, sehingga tidak bisa diekspor," katanya.

Hasan mengungkapkan, buah-buahan yang biasa diekspor ke Singapura antara lain mangga, manggis, salak, jambu merah, belimbing, dan alpukat. Sedangkan sayuran antara lain bunga kol, sawi, paprika, buncis, selada, dan kentang.

"Untuk mangga, ekspornya bisa mencapai 2-3 ton per minggu. Manggis pun sama, 2-3 ton per minggu, salak sekitar 5 kuintal sampai 1 ton per minggu, jambu merah dan alpukat mencapai 5 kuintal per minggu," ujarnya.

Sementara itu, ekspor sayuran seperti bunga kol mencapai 5 ton per minggu, sawi dan paprika 1-2 ton per minggu, dan kentang 2 ton per minggu.

Belum terpenuhi

Hasan mengungkapkan, buah-buahan dan sayuran asal Indonesia sangat disukai konsumen Singapura, terutama buah mangga dan kol yang permintaannya cukup tinggi. Sampai saat ini, petani belum mampu memenuhi permintaan dari Negari Singa tersebut, karena tidak seluruh produksi buah-buahan dan sayuran dalam negeri siap untuk diekspor.

Selama ini, buah-buahan untuk ekspor dipasok dari Medan, Semarang, dan Probolinggo. Sedangkan sayuran dari Jawa Barat seperti Ciwidey, Pangalengan, dan Lembang. "Buah-buahan dan sayuran dalam negeri memiliki potensi yang cukup besar, tapi sayang kita tidak bisa memenuhinya," katanya.

Melihat potensi ekspor, tambah Hasan, mestinya hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk mengembangkannya. (B.99)**

Sumber: http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20101120123927&idkolom=tatarbandung

Kran Air Membawa Maut

Tim Buser SCTV

19/11/2010 23:13 | Buser File
Liputan6.com, Probolinggo: Sesosok mayat bersimbah darah tergeletak di depan sebuah puskesmas Kecamatan Kanigaran, Probolinggo, Jawa Timur. Luka bacok tampak di bagian kepala dan leher korban yang diketahui bernama Jupri. Ceceran darah segar juga menempel di sepeda milik korban.

Bahkan potongan jari korban ditemukan tak jauh dari jasadnya. Kuat dugaan, korban sempat melawan saat akan dihabisi oleh pelaku. Garis polisi pun dibentangkan untuk mengamankan tempat kejadian perkara yang terus dikerumuni warga. Dari keterangan sejumlah saksi, polisi mengarah pada sebuah nama yang diduga sebagai pelaku.

Untuk memastikan penyebab pasti kematian korban, polisi membawa jasad korban ke Rumah Sakit Umum Daerah doktor Muhammad Saleh. Sedangkan sepeda ontel milik korban yang bersimbah darah dibawa ke Mapolresta Probolinggo untuk dijadikan sebagai barang bukti.

Hanya memerlukan waktu empat jam, polisi memebekuk Kabul, warga Kelurahan Curah Grinting. Dari pemeriksaan sejumlah saksi dan beberapa barang bukti, Kabul diduga kuat membunuh Jupri yang tak lain teman kerjanya sendiri.

Kabul ditangkap saat hendak melarikan diri di sebuah ladang jagung dekat rumahnya. Penagkapan tersangka berawal saat seluruh anggota polisi menutup semua akses jalan di sekitar TKP. Kepada polisi tersangka mengaku tega membunuh karena sakit hati dengan perkataan korban.

Di mata keluarganya, korban adalah sosok bapak yang baik dan suka bergaul dengan tetangga sekitarnya. Keluarga tak menyangka, Kabul yang justru dibantu korban untuk mendapatkan pekerjaan malah tega membunuhnya.

Di peternakan ayam milik Haji Imam Asyari, Jupri semasa hidupnya mencari sesuap nasi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan hanya mendapatkan upah Rp 22.500 per harinya, Jupri menghabiskan waktu 20 tahun terakhirnya dengan bekerja sebagai petugas kebersihan kandang ayam.

Adapun pemicu pembunuhan sadis adalah sebuah kran air. Dari reka ulang diketahui, sebelum pembunuhan terjadi, tersangka sempat terlibat cekcok dengan korban. Diduga motif pembunuhan ini karena tersangka dan korban berebut air untuk membersihkan kandang ayam.

Teguran korban yang meminta tersangka agar mematikan kran miliknya rupanya memancing emosi tersangka. Kabul pun langsung pulang dan mengambil sebilah celurit kemudian menunggu korban di ujung jalan.

Begitu melihat kedatangan korban yang baru pulang bekerja, tanpa basa basi tersangka langsung menyabetkan celurit ke tubuh korban. Namun karena korban sempat melawan, jari tangan korban terkena celurit yang dibawa tersangka hingga putus. Korban pun terkapar dan tewas di tempat kejadian.(JUM)

Sumber: http://buser.liputan6.com/berita/201011/307416/Kran.Air.Membawa.Maut

Bisnis patung manekin makin menjanjikan

Jumat, 19 November 2010 | 15:37 oleh Mona Tobing
PELUANG BISNIS BONEKA MANEKIN

Perkembangan industri fesyen ikut mendongkrak permintaan patung manekin. Pesanan terus berdatangan seiring makin menjamurnya toko baju, butik dan galeri fesyen, baik di Indonesia atau di luar negeri. Bisnis patung manekin pun makin menjanjikan. Per bulan, seorang pengusaha patung manekin bisa mendapatkan omzet hingga Rp 30 juta.

Bisnis patung manekin memang belum terlalu tersohor. Bahkan, di pasar, persaingan penjual serta produsen patung manekin masih terasa longgar.

Peluang inilah yang ditangkap perajin patung manekin di Bekasi, Neni Sriwahyuni. Perempuan yang berumur 32 tahun itu memulai usaha membuat patung manekin di tahun 2004. "Waktu itu, belum banyak orang membuat patung manekin," ujarnya.

Padahal, permintaan patung manekin saat itu cukup tinggi, terutama untuk pasar lokal. "Permintaan patung manekin banyak datang dari Jawa, Bali, dan Kalimantan," kata dia.

Kini, Neni pun tak hanya memenuhi permintaan lokal. Belakangan, ia kebanjiran pesanan dari luar negeri. "Dibandingkan lokal, justru banyak pesanan dari luar negeri, seperti Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia," tutur Neni. Pasar dari mancanegara ini lebih banyak memesan patung manekin dari fiber.

Setiap bulan, Neni menjual minimal 20 patung manekin. Ia menyediakan beragam patung manekin jenis pria, wanita, dan anak-anak dengan pelbagai ukuran.

Patung manekin anak dibanderol mulai Rp 1,5 juta. Lalu, patung-patung manekin orang dewasa dipatok dengan kisaran harga Rp 2 juta hingga Rp 3 juta.

Harga yang cukup mahal, menurut Neni, lantaran ia mengincar pasar ekspor. "Di pasar internasional, kami lebih mengutamakan kualitas, jadi bahan bakunya harus bagus," ujarnya.

Oleh karena itulah, Neni juga lebih mengutamakan penjualan ekspor ketimbang dalam negeri. "Kalau di pasar lokal, kami sudah kalah dengan produk lainnya, karena banyak manekin berharga murah," kata Neni.

Hampir 60% produk patung manekinnya diekspor. Sementara, di pasar lokal, ia banyak memasok pabrik garmen yang seringkali memesan lima hingga sepuluh patung.

Berbeda dengan Neni yang lebih fokus menggarap pasar ekspor, Rahmanto justru memilih pasar lokal untuk menjual patung manekinnya. "Saya sudah mengirim patung manekin ini hampir ke seluruh wilayah Indonesia, kecuali Aceh," ujarnya.

Rahmanto yang baru enam bulan menekuni usaha pembuatan patung manekin banyak memperoleh pesanan dari Jakarta, Surabaya, dan Kalimantan Timur. "Pemesanan ke kota-kota itu selalu dalam partai besar," ujar Rahmanto yang memiliki workshop di Probolinggo.

Di bengkel produksi itu, ia dibantu perajin setempat untuk memproduksi 5 sampai 10 patung setiap harinya.

Di pasar lokal, Rahmanto membidik segmen menengah. Itu sebabnya, harga patung manekinnya relatif lebih miring dari buatan Neni.

Harga manekin kepala anak dijual mulai Rp 27.000. Dan, manekin kepala orang dewasa dilego dari harga
Rp 32.000. Untuk patung setengah badan, ia membanderol harga Rp 40.000 hingga Rp 100.000. Adapun, harga patung manekin seluruh badan berkisar Rp 450.000 hingga Rp 550.000.

Rahmanto bilang, patung manekin yang terbuat dari plastik lebih banyak dipesan ketimbang yang berbahan fiber. Pasalnya, selain harganya lebih murah, model patung manekin plastik juga lebih bagus. Maklum, bahan plastik ini lebih mudah dibentuk dan tak mudah retak. Selain itu, patung setengah badan perempuan dengan kepala paling banyak dipesan untuk di-setting memakai baju dan kerudung.

Omzet yang diperoleh dari penjualan patung manekin lumayan besar. Neni mengungkapkan, dalam satu bulan ia mampu meraup omzet mulai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta dengan menjual 20 hingga 25 manekin.
Soal omzet, meski bisa memproduksi lebih banyak, Rahmanto mengaku baru mendapat Rp 10 juta setiap bulannya. Maklum, manekinnya terbilang murah.

Untuk mengembangkan usahanya, Neni tidak terlalu banyak melakukan inovasi pada hasil patungnya. Soalnya, ia hanya membuat patung manekin berdasarkan pesanan para pelanggan.

Neni pun membuat situs di internet untuk merambah pasar yang lebih luas. Ia mempromosikan patung manekinnya dalam situs www.endo_fiberglass.com.

Melihat hasil penjualannya saat ini, Neni pun cukup puas. Makanya, ia tak mempunyai target yang muluk-muluk dalam mengembangkan pasarnya.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan Rahmanto yang ingin terus mengembangkan pasarnya. Sekadar info saja, Rahmanto membuka usaha ini dengan modal minim. Ia juga tak mau mengandalkan pinjaman bank atau kredit usaha rakyat (KUR) yang tengah digalakkan pemerintah. "Kalau ke bank terbentur bunga tinggi. Lagipula, saat ini, kami masih bisa menutup biaya produksi dan distribusi," tuturnya.

Sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/52754/Bisnis-patung-manekin-makin-menjanjikan

Ormas Setuju Santunan Kematian

Jumat, 19 Nopember 2010 | 10:42 WIB

PROBOLINGGO – Sejumlah ormas menyetujui kucuran santunan kematian kepada warga Kota Probolinggo sebesar Rp 750.000 per kematian yang diambilkan dari APBD. ”Intinya, kami menyetujui draf Raperda soal santunan kematian. Apalagi selama ini walikota sudah punya program takziyah (melayat) keliling,” ujar Ketua LSM Wamor, Imam Suliono Ssos, Kamis (18/11), dalam rapat dengan Panitia Khusus (Pansus) III Raperda santunan kematian.

Baru kali pertama ini DPRD Kota Probolinggo menggunakan hak inisiatifnya untuk menelurkan Perda. Demi membuat landasan hukum (Perda) soal santunan kematian, Pansus III mengundang sejumlah Ormas dan LSM di Kota Probolinggo. Di antaranya dari LSM Wamor, PC NU, PC Fatayat, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Majelis Antar Gereja (MAG).

Dikatakan Imam Suliono, kebiasaan baik walikota melayat sambil memberikan bantuan (Rp 500 ribu) kepada keluarga almarhum perlu mendapat payung hukum. Data Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Kota Probolinggo, pada 2008 santunan kematian yang dikeluarkan Rp 150 juta. Pada 2009 meningkat menjadi Rp 948 juta.

Dalam draft Raperda tentang santunan kematian, sumber dananya bersumber pada APBD dan dan bagi hasil Dana Abadi yang besarnya sekitar Rp 12 miliar. Dana abadi itu bakal dikumpulkan bertahap melalui APBD setiap tahun dan disimpan di bank syariah. Tahap pertama melalui APBD 2011 bakal dianggarkan Rp 5 miliar, APBD 2012 Rp 4 miliar, dan APBD 2013 dianggarkan Rp 3 miliar. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=aea65ad6da80d8eb1b55d0b8113b98a5&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Dewan Persoalkan Investasi Hanya Naik Rp 100 Juta

Jumat, 19 Nopember 2010 | 10:42 WIB

PROBOLINGGO – Kalangan DPRD Kab. Probolinggo mempersoalkan seretnya pertumbuhan investasi daerahnya selama dua tahun terakhir, 2008-2009. Dalam kurun waktu itu, hanya terjadi kenaikan investasi Rp 100 juta. Yakni pada 2008 nilai investasi di Kab. Probolinggo Rp 279,485 miliar dan pada 2009 Rp 279,585 miliar.

’’Hanya ada peningkatan nilai investasi Rp 100 juta. Ini harus dievaluasi mengapa investor tidak berminat berinvestasi di Kabupaten Probolinggo,” ujar Wakil Ketua DPRD, Wahid Nurahman, Kamis (18/11), dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kab. Probolinggo tahun 2011 antara Tim Anggaran (Timgar) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD.

Wahid yang memimpin pembahasan KUA, Senin lalu, menilai penambahan nilai investasi Rp 100 juta itu menunjukkan kinerja instansi terkait ‘’jalan di tempat”. Padahal sebelumnya, sudah ada komitmen bersama untuk mempermudah perizinan bagi calon investor yang hendak menanamkan investasi di Kab. Probolinggo.

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, Pemkab Probolinggo diminta mencari terobosan guna meningkatkan iklim investasi yang sedang lesu. “Salah satunya mempromosikan pembangunan Kraksaan sebagai ibukota Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.

Wakil Ketua Timgar Drs Tanto Walono MSi mengakui, nilai investasi pada 2008 dan 2009 memang sedikit lesu. Tetapi saat ini (2010) meski belum diketahui pasti angkanya, investasi di Kab. Probolinggo diperkirakan meningkat.

’’Sekarang ini banyak permohonan investasi yang masuk, namun semuanya masih dalam proses,” ujarnya. Dikatakan, Kab. Probolinggo mulai banyak dilirik calon investor untuk menanamkan investasinya.

Namun, Tanto yang juga Ketua Bappeda Kab. Probolinggo itu mengakui, ada sejumlah kendala yang dihadapi Pemkab terkait investasi. “Contohnya kondisi jalan akses Pasuruan-Probolinggo yang banyak dikeluhkan karena sempit dan sebagian ruas jalan rusak,” ujarnya.

Calon investor juga menunggu kepastian hukum dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Probolinggo. Sisi lain, penyusunan RTRW hingga menjadi landasan hukum butuh proses relatif lama. “Meski telah disetujui DPRD, naskah RTRW masih harus dikirim ke Pemprov Jatim untuk mendapatkan penyesuaian dengan RTRW provinsi,” ujar Tanto. Setelah klir di tingkat provinsi, baru RTRW itu dikembalikan ke Kab. Probolinggo.

Ternyata proses tersebut belum final, karena RTRW tersebut harus mendapat persetujuan Mendagri. “Syukurlah RTRW Kabupaten Probolinggo sudah mendapat persetujuan (dari Mendagri, Red.),” ujarnya.

Setelah disetujui Mendagri, naskah RTRW itu dikembalikan ke DPRD untuk mendapat persetujuan. Perda tentang RTRW yang sudah digedok DPRD inilah yang kemudian menjadi panduan bagi calon investor.

Terkait iklim investasi di Kab. Probolinggo, Bupati Drs H Hasan Aminuddin MSi tahun ini investor peternakan ayam dalam skala besar juga bakal mengembangkan sayapnya di Probolinggo. “Selain itu juga ada investor pabrik tekstil dan garmen yang tertarik berinvestasi di belahan barat Probolinggo,” ujar bupati. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=45ba8a2e8f120a801b4d1849d91eaac1&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


PENAMBAHAN AREAL TANAMAN PANGAN

Kamis, 18 November 2010 | 21:52 oleh Astri Karina Bangun
Perhutani siap berikan 500 ribu lahannya

JAKARTA. Rencana Kementerian Pertanian memperluas areal tanaman pangan menggunakan lahan Perum Perhutani seluas 500.000 hektare di pulau Jawa mendapat respons positif. Direktur Pemasaran Perhutani Achmad Fachrodji mengungkapkan selama ini sebetulnya kegiatan tumpang sari di lahan hutan, terutama di Pulau Jawa sudah berjalan.

“Lahan Perhutani di Jawa sudah ada yang jadi sentra pertanian. Misalnya sentra jagung di Purwodadi dan Probolinggo. Selain itu di Jember ada lahan seluas 1.000 hektare yang tinggi produksi kedelainya. Melihat keberhasilan ini Pak Mentan minta agar diperluas,” ujar Achmad usai Peluncuran 1 Miliar Pohon Lingkup BUMN, Kamis, (18/11).

Achmad sekaligus mengklarifikasi bahwa Perhutani selama ini belum memberikan lahan sehingga Kementan terkesan masih menunggu kesediaan Perhutani. “Hanya saja APBN Pertanian kan selama ini belum masuk untuk subsidi pupuk, penyuluh pertanian, maupun bibit berkualitas di lahan pertanian di kawasan Perhutani.”

Achmad menambahkan Kementan sudah menyampaikan komitmennya untuk membina petani yang selama ini sudah mengembangkan tumpang sari di lahan Perhutani. Kementan dan Perhutani juga akan melakukan pemetaan bersama di lahan 500.000 hektare tersebut. Nantinya akan ditentukan mana lahan yang bagus untuk ditanami tiga jenis tanaman, yakni padi, kedelai, dan, jagung.

Hanya saja, menanggapi permintaan Kementan untuk perluasan lahan tebu, Achmad mengatakan Perhutani belum bisa memberikan. “Kalau tebu kita selektif karena lahannya terbatas. Ada beberapa tanaman tebu yang sudah pernah ditanam di lahan Perhutani, justru tanaman hutannya menjadi miskin karena zat haranya diserap tebu. Ini kalau dibiarkan bisa menyebabkan longsor dan banjir di hutan”

Akan tetapi Achmad tak menutup kemungkinan ada lahan Perhutani di luar Jawa yang bisa dipakai untuk penanaman tebu. Antara lain di Lampung dan Jambi.

Plt Direktur Utama Perum Perhutani menyebutkan total luas hutan produksi Perhutani di seluruh Indonesia mencapai 1,8 juta hektare. Dari luasan tersebut hasil tanaman tumpang sari di lahan Perhutani selama ini selama lima tahun terakhir mencapai 500.000 ton/tahun. “Atau setara Rp1 triliun untuk padi, jagung, dan kacang-kacangan.”

Sebelumnya Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Kementan Gatot Irianto mengatakan areal dari Perhutani tersebut bisa mulai ditanami bulan Desember ini. Selain dengan Perhutani, strategi perluasan lahan juga dilakukan Kementan dengan memanfaatkan sekitar 1,25 juta hektare lahan milik Inhutani I, Inhutani II, Inhutani III, dan Inhutani V. Keseluruh lahan tersebut akan ditanami padi, agung, dan kedelai.

“Kalau ketiga tanaman tersebut sudah mantap, maka akan dilanjutkan untuk pengembangan tebu dan ternak sapi dengan melihat kesesuaian lahannya,” pungkas Gatot.

Sumber: http://nasional.kontan.co.id/v2/read/nasional/52684/Perhutani-siap-berikan-500-ribu-lahannya

5 Siswa SMP Terdakwa Pembunuhan Dukun Santet

INILAH.COM, Surabaya – Kejaksaan Negeri Kraksaan, Kabupaten Probolinggo tengah menyidangkan 12 terdakwa kasus pembunuhan dukun santet. Lima diantara para terdakwa masih tergolong anak-anak dan rata-rata masih duduk di bangku SMP.

Menurut Kajari Kraksaan, Putu Indriati, pihaknya bersikap sangat hati-hati melakukan penuntutan kepada para terdakwa. Sebab, hukum harus ditegakan namun hak para terdakwa yang masih anak-anak untuk mengenyam pendidikan tidak boleh diabaikan.

Dari pasal 340 (pembunuhhan berencana), 338 (pembunuhan) dan 170 (pengeroyokan yang menyebabkan orang meninggal), hanya pasal terakhir yang dianggap paling kuat. Dari pasal tersebut, jaksa menuntut para terdakwa hukuman 3 tahun penjara.

"Ini sungguh menguras energi kami. Kejaksaan berpikir keras memikirkan pasal per pasal, supaya anak-anak ini tidak sampai dihukum berat," terangnya, saat ditemui Selasa (16/11/2010), di Kejati Jatim, Jalan A. Yani Surabaya.

Putu, Kejari Kraksaan pun berupaya mencari dukungan pemerintah setempat. Hasilnya, dari kesepakatan Muspida dan jajarannya, jika nantinya para terdakwa sudah divonis, tidak akan menjalani hukuman di penjara. Melainkan di tempat khusus, semacam panti penampungan untuk mendapatkan pembinaan mental.

Terkait kemungkinan rasa tidak puas dari keluarga korban, Putu menegaskan putusan pengadilan tentu tidak bisa memuaskan semua golongan. Namun diyakini itulah keputusan terbaik.

"Pastinya tidak semua orang puas dengan keputusan pengadilan. Tapi tentunya telah dipikirkan keputusan yang terbaik bagi semua orang," tegasnya.

Peristiwa pembunuhan tersebut sekitar 1 bulan silam, di Dusun Krajan, Desa Alas Sapai, Kecamatan Banyuanyar, Probolinggo. Saat itu, korban yang bernama Fadli (65) tengah melayat salah satu warga desa yang meninggal dunia.

Namun saat di lokasi, seseorang meneriakinya sebagai dukun santet. Sontak seluruh warga yang hadir mengejar Fadli, dan menghajarnya tanpa ampun.

Korban sudah berusaha lari ke arah perkebunan, namun warga terus mengejarnya. Fadli akhirnya terjatuh, dan menjadi bulan-bulanan warga. Polisi lalu menemukan sudah dalam keadaan tewas, akibat pukulan benda tumpul.

Polisi pun harus mengerahkan tak kurang dari 300 anggota untuk menjemput sekitar 30 orang saksi. Dari jumlah tersebut, 12 orang orang ditetapkan jadi tersangka, dan kini sudah dalam tahap persidangan. [beritajatim.com/mah]

Sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/980862/5-siswa-smp-terdakwa-pembunuhan-dukun-santet

Kornet Disebar ke Daerah Bencana

3Share

istimewa

BERITAJAKARTA.COM — 16-11-2010 16:06
Berbagai cara dilakukan Rumah Zakat DKI Jakarta agar penyaluran daging hewan kurban lebih efisien dan tahan lama. Salah satunya dengan mengubah daging hewan kurban menjadi kornet. Dengan diolah menjadi kornet, daging hewan kurban bisa tahan hingga tiga tahun. Bahkan, selain dibagikan kepada anak asuh sebanyak 105.671 paket kornet daging kurban juga langsung didistribusikan bagi korban bencana di Yogyakarta, Wasior dan Mentawai serta korban banjir di Jakarta.

Pada pelaksanaan Idul Adha kali ini Rumah Zakat DKI menyalurkan 1.000 kaleng kornet daging kurban kepada 1.000 anak asuh di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Seribu anak asuh ini merupakan binaan Rumah Zakat dari seluruh wilayah di Jakarta. Kornet yang dibagikan merupakan hasil penyembelihan hewan kurban pada 2009 lalu. "Tahun lalu kami menyembelih 8.666 ekor kambing dan 300 ekor sapi,” kata Pamungkas Hendra Kusuma, Pimpinan Direksi Rumah Zakat, Selasa (16/11).

Dikatakan Pamungkas, pengolahan daging hewan kurban menjadi kornet dilakukan di Probolinggo, Jawa Timur. Sementara untuk penyembelihan hewan kurban tahun ini, tercatat hingga Senin (15/11) kemarin, Rumah Zakat telah mengumpulkan sekitar 6.000 ekor kambing dan 350 ekor sapi. “Kami lakukan penyembelihannya secara terpusat di Probolinggo,” ujarnya.

Sumber: http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?idwil=0&nNewsId=42112

Rumah Zakat Galakkan Program Kornetisasi

Kelana Kota

16 November 2010, 12:40:23| Laporan J. Totok Sumarno

Idul Adha 1431H

suarasurabaya.net| Sejak tahun 2000, Rumah Zakat memunculkan inovasi program optimalisasi ibadah qurban melalui kornetisasi. Hasil kurban masyarakat diolah menjadi kornet superqurban sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih panjang. Kemanfaatan Superqurban sebagai lumbung pangan nusantara sangat terasa dikala terjadi bencana baik itu lokal maupun nasional seperti yang terjadi dalam dua bulan terakhir ini.

Sepanjang Oktober-November 2010, Rumah Zakat telah menyalurkan 108.015 paket kornet Superqurban untuk korban-korban letusan Gunung Merapi, bencana banjir dan pangan Jakarta, Wasior dan masyarakat Mentawai. Inilah bentuk nyata Superqurban terbukti mampu Hadirkan Senyum Sepanjang Tahun.

Selain untuk bencana, Superqurban telah mendukung penguatan gizi untuk daerah rawan dan 121 ICD (Integrated Community Development) bekerja sama dengan berbagai organisasi dan kader kesehatan.

“Untuk Idul Adha 1431 H, Rumah Zakat mentargetkan bisa mengkornetkan 12.000 ekor kambing dan 700 ekor sapi,” ujar RAJIN ABDUL AZIZ Head Regional Jawa Timur, Selasa (16/11) menyikapi program kornetisasi yang sudah berjalan sejak tahun 2000 lalu itu.

Saat ini Rumah Zakat didukung 45 jaringan kantor yang terkoneksi secara online sehingga memudahkan para donatur untuk menyalurkan donasinya maupun kurbannya. Jelang kurban, pelayanan kantor juga buka lebih lama, bahkan di weekend.

“Insya Allah Jatim patut berbangga karena keseluruhan proses produksi Superqurban dipusatkan di sini tepatnya di Probolinggo dimana kita kini telah memiliki sentra ternak mandiri dengan pemberdayaan masyarakat lokal,” tambah RAJIN seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (16/11). Untuk produksi sendiri, Rumah Zakat bekerja sama dengan beberapa mitra untuk mendukung kelancaran proses kornetisasi tersebut.(tok)

Powered by Telkomsel BlackBerry ®

Sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=7b300ed5fff0a0c10e1908720aff68e4201085007

Saat Malam Pertama, Buronan Maling Sapi Dibekuk

15 November 2010, 18:47:17| Laporan Sentral FM Lumajang

suarasurabaya.net| Nasib sial dialami MOHAMMAD HOLIL alias HOL (28), warga Dusun Kalikembar, Desa Selokanyar, Kecamatan Pasirian ini. Pemuda yang belakangan diidentifikasi sebagai maling sapi telah jadi buronan selama 1,5 tahun lamanya.

Ia dibekuk oleh aparat Tim Buser Unit Selatan Satuan Reskrim Polres Lumajang, Minggu (14/11) kemarin. Padahal, ia baru sehari menikah dengan gadis pujaan hatinya di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh.

Ia ditangkap bersama empat kawanannya, yakni SAHAR Cs, gembong maling sapi asal Probolinggo ini. Petugas yang dipimpin Aiptu MULDJOKO Kanit Tim Buser Unit Selatan Satuan Reskrim Polres Lumajang ini, menerobos masuk ke rumah istri tersangka di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh lalu menyergap MOHAMMAD HOLIL ketika tengah menjalani malam pertamanya.

Alhasil, malam yang seharusnya menjadi paling berkesan bagi pasangan suami-istri ini, akhirnya menjadi berantakan. Dan, petugas langsung menyeret MOHAMMAD HOLIL alias HOL ke Mapolres Lumajang untuk pertangggungjawabkan perbuatannya.

AKP KUSMINDAR Kasat Reskrim Polres Lumajang mendampingi AKBP TEJO WIJANARKO Kapolres menyampaikan, penangkapan ini merupakan hasil pelaksanaan Operasi Sikat Semeru 2010. ”Tersangka MOHAMMAD HOLIL alias HOL yang kita tangkap, merupakan target penangkapan dengan status buronan alias DPO (Daftar Pencarian Orang) sejak Maret 2009 lalu,”beber AKP KUSMINDAR.

Dalam aksi komplotan ini, sebenarnya polisi berhasil membongkar sepak-terjang komplotan ini. Kawanan tersangka yakni SAHAR CS, semuanya telah ditangkap dan telah mendekam di Lapas Lumajang untuk pertanggungjawabkan perbuatannya.

Namun, setelah satu-persatu komplotannya dibekuk, tersangka yang berperan sebagai eksekutor pelaku pencurian sapinya, ternyata memilih untuk menghilang. ”Rupanya, tersangka memilih kabur ke Tarakan, Kalimantan. Sejak saat itu, ia menghilang dan sulit sekali melacaknya,” ungkap Kasat Reskrim.

Namun, ternyata pelarian tersangka ini tidak berlangsung selamanya. Pasalnya, 3 bulan lalu tersangka memilih kembali ke kampung halamannya hingga berkenalan dengan calon istrinya yang berasal dari Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh itu. (her/tin)

Teks foto :
- MOHAMMAD HOLIL alias HOL dikawal petugas Tim Buser Unit Selatan Satuan Reskrim Polres Lumajang setelah dibekuk di rumah istrinya.
Foto : Sentral FM

Sumber: http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=e5c3a3b91b6431eac9af80acebf47f59201084973

Senin, 15 November 2010

Vegetarian Turunkan Ekspor Ikan

Senin, 15 Nopember 2010 | 10:07 WIB

PROBOLINGGO - Permintaan ekspor ikan ke sejumlah negara Asia sedikit menurun sejak awal November 2010. Demikian juga permintaan pasar lokal ikan dengan tujuan Bali menurun sejak akhir Oktober lalu.

’’Turunnya permintaan ekspor ikan ke Taiwan, Singapura, dan Malaysia diduga terkait kebiasaan masyarakat Tionghoa yang mengubah pola makan menjadi vegetarian pada bulan 9 penanggalan Tionghoa,” ujar Abdul Ghani, pemilik UD LL, Kota Probolinggo, Minggu (14/11) pagi tadi.

Masyarakat Tionghoa memiliki kepercayaan berpantang daging dan berbagai stimulan lainnya selama sembilan hari pertama bulan sembilan penanggalan Tionghoa, untuk mendapatkan kesehatan yang baik dan ketenangan pikiran. Di Thailand, kepercayaan itu bahkan dirayakan dalam bentuk Phuket Vegetarian Festival yang biasa digelar selama sembilan hari pada akhir September awal Oktober.

Meski di bulan 9 sebagian warga Tionghoa menjadi vegetarian, kata Ghani, menjelang Imlek mendatang, permintaan ikan akan naik tajam. Ikan-ikan jenis tertentu seperti dorang putih atau ikan banci yang harganya mahal, Rp 150 ribu/kilogram di saat Imlek pun laku keras.

”Saat Imlek biasanya ikan dorang putih sampai tembus harga Rp 250 ribu per kilogram atau tiga kali harga daging sapi,” ujar Ghani. Namun tidak mudah untuk mendapatkan ikan yang tergolong langka dan istimewa itu.

Ghani yang berkecimpung di bisnis ikan itu dikenal sebagai eksporter spesialis ikan kerapu. “Yang paling banyak saya ekspor memang ikan kerapu dengan berbagai jenisnya, seperti kerapu emas, kerapu tikus, kerapu tutul, kerapu macan, kerapu gepeng, kerapu susu, dan kerapu lumpur,” ujar warga Kel Mayangan, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo.

Selain pangsa pasar ekspor ikan dipengaruhi budaya vegetarian, sejak awal November lalu, arus ekspor ikan dari Thailand juga menjadi pesaing utama Indonesia. ”Sekarang ini di Thailand lagi banjir ikan, tujuan ekspornya juga sama dengan kita,” ujar Ghani.

Ghani mengaku, pasokan ekspor ikannya ke sejumlah negara Asia itu turun sekitar 10%. ”Saya tidak mau berisiko mengirim ikan terlalu banyak, kalau tidak laku bagaimana?” ujarnya.

Ghani menambahkan, dirinya biasa mengekspor ikan hingga 3 kali dengan volume 500-600 kilogram dalam sekali kirim. Khusus ikan kerapu dengan tujuan Taiwan diekspor via Bali. Sedangkan ekspor kakap merah dan anggoli ke Singapura dan Malaysia diterbangkan melalui Bandara Juanda.

Menurunnya pasar ekspor ikan juga diakui Yusri, pengusaha kapal penangkapan ikan sal Tanjung Balai, Sumut. ”Pasar ekspor sedikit menurun, untungnya kami masih punya pelanggan dari pabrikan yang biasa menyerap ikan kami,” ujarnya.

Awik –panggilan akrab Yusri menambahkan, dalam sebulan armada kapalnya bisa mendaratkan ikan di pelabuhan Probolinggo sekitar 3-5 kali. Di antara armada perikanan itu adalah KM Karya Samudera yang biasa menampung hasil tangkapan ikan dari tiga kapal lainnya .

“Selain menangkap ikan, KM Karya Samudera juga menjemput hasil tangkapan tiga kapal lainnya. Sehingga sekali merapat bisa 60 ton ikan yang kami bawa,” ujarnya.

Selain melayani pasar ekspor, Awik mengaku memasok ikannya untuk pasar dalam negeri. “Kakap merah biasa kami pasok ke Jakarta, Gresik, dan sejumlah pabrik pengolahan ikan di Probolinggo sendiri,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=55f1fb611e846600d35d26e19097be29&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


Masih Bisa Maksimal, 7 PG Diminta Direvitalisasi

Senin, 15 Nopember 2010 | 10:00 WIB

SURABAYA - Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur mendesak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI untuk merevitalisasi sejumlah pabrik gula.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Anna Luthfie, di Surabaya, Minggu (14/11), mengatakan, langkah itu lebih baik daripada menutup pabrik gula seperti yang direncanakan PTPN XI. "Fakta yang kami temukan di lapangan, ternyata enam pabrik gula di Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Probolinggo masih bisa beroperasi secara optimal, namun karena kondisi internal pabrik ditambah berkurangnya lahan tanaman tebu menjadikan enam pabrik gula di dua kabupaten itu tidak berfungsi maksimal,” katanya.

"Yang dilakukan PTPN XI dalam merevitalisasi pabrik gula saat ini terbalik. Bukannya membenahi pabrik gula secara total, tetapi justru membesarkan pabrik gula berskala besar," lanjut Anna Luthfie.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika pabrik-pabrik gula berskala kecil seperti di dua kabupaten itu terancam gulung tikar. Luthfie menyebutkan PG Gending di Kabupaten Probolinggo masih memiliki lahan tebu seluas 110 hektare melalui kerja sama dengan para petani hingga akhir 2010. Luas lahan tanaman tebu di sekitar pabrik gula itu lebih besar dibandingkan tahun 2009 yang hanya 60 hektare.

Pada 2011, lanjut anggota Fraksi Partai Amanat Nasional itu, PG Gending memproyeksikan lahan tebu hingga 250 hektare dan pada 2012 mencapai 600 hektare. Dalam kunjungannya ke Probolinggo, Luthfie mendapatkan jaminan dari bupati setempat dalam penyediaan lahan tebu sampai 40 ribu hektare. Padahal perhitungan manajemen PG Gending sendiri hanya membutuhkan lahan cukup 15 ribu hektare.

Sebelumnya, PTPN XI berencana menutup tujuh pabrik gulanya karena selama lima tahun terakhir terus merugi. Di Kabupaten Probolinggo terdapat tiga pabrik gula yang akan ditutup PTPN XI, yakni PG Wonolangan dengan kapasitas produksi 1.600 ton tebu per hari, PG Pajarakan (1.200 ton/hari), dan PG Gending (1.700 ton/hari).

Sementara itu, di Kabupaten Situbondo ada tiga pabrik gula yang hendak ditutup PTPN XI mulai tahun depan, yakni PG Olehan (800 ton/hari), PG Wringin (1.300 ton/hari), dan PG Panji (1.500 ton/hari). Satu pabrik gula lainnya adalah PG Kanigoro di Madiun. Penutupan tujuh pabrik gula itu terkait kondisi keuangan yang terus merugi dalam lima tahun terakhir.

Komisi B meminta PTPN XI untuk meninjau ulang pabrik gula yang hendak ditutup itu dan memasukkannya dalam program revitalisasi. Ketua Komisi B, Renville Anthonio, menambahkan, kemampuan petani tebu ternyata masih cukup besar untuk memasok bahan baku gula sehingga tidak ada alasan pabrik-pabrik gula berskala kecil itu ditinggalkan. ant

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b0968cb03f5c51b647bbc197f2975157&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5

Jumat, 12 November 2010

Petani Berniat Beli Pabrik Gula di Probolinggo

Kamis, 11 November 2010 22:42 WIB

SURABAYA--MICOM: Sedikitnya 150 petani tebu di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Situbondo mengumpulkan sertifikat tanah untuk dimendapatkan modal pembelian pabrik gula.

"Harusnya PTPN XI peka terhadap fenomena itu karena para petani rela berkorban agar pabrik gula di sana tidak ditutup," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Anna Luthfie, di Surabaya, Kamis (11/11).

Tindakan petani tersebut, kata Anna Luthfie untuk menyikapi rencana penutupan pabrik gula di kedua daerah itu oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI. Menurut dia, sertifikat yang dikumpulkan 150 petani itu berupa lahan seluas 600 hektare di Kabupaten Probolinggo dan 100 hektare di Kabupaten Situbondo.

Di Kabupaten Probolinggo terdapat tiga pabrik gula yang akan ditutup PTPN XI, yakni PG Wonolangan dengan kapasitas produksi 1.600 ton tebu per hari, PG Pajarakan (1.200 ton/hari), dan PG Gending (1.700 ton/hari).

Sementara itu, di Kabupaten Situbondo ada tiga pabrik gula lagi yang hendak ditutup PTPN XI mulai tahun depan, yakni PG Olehan (800 ton/hari), PG Wringin (1.300 ton/hari), dan PG Panji (1.500 ton/hari).

Satu pabrik gula lainnya adalah PG Kanigoro di Madiun. Penutupan tujuh pabrik gula itu terkait kondisi keuangan yang terus merugi dalam lima tahun terakhir.

Sementara itu, Pelaksana Harian Presidium Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) PTPN XI Mohammad Ali Fikri mengatakan sampai saat ini para petani tebu menolak rencana penutupan tersebut.

"Langkah taktisnya dilakukan dengan menghimpun sertifikat tanah untuk upaya kapitalisasi bila sewaktu-waktu pabrik gula jadi ditutup," katanya.

Ia menargetkan lahan yang dipertaruhkan untuk menolak rencana penutupan pabrik gula itu mencapai 1.500 hektare. Dia berharap langkah para petani tebu itu dapat disikapi manajemen PTPN XI. "Biar petani tidak hanya disalahkan dan dirugikan dalam industri gula," katanya.

Menurut dia, selama ini petani selalu disalahkan oleh manajemen pabrik gula terkait kualitas tebu. "Padahal kualitas tebunya sudah baik, namun rendemennya terus rendah," katanya. (Ant/OL-2)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/11/181202/125/101/Petani-Berniat-Beli-Pabrik-Gula-di-Probolinggo

Gubernur Jatim Imbau Obyek Wisata Bromo Ditutup Sementara

Kamis, 11 November 2010, 17:40 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG-Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengimbau pemerintah kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan TNBTS untuk menutup sementara objek wisata Gunung Bromo dengan ketinggian 2.392 meter dari permukaan laut (mdpl). "Setelah mendengarkan pemaparan dari tim ahli Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), lebih baik ditutup sementara objek wisata Gunung Bromo," kata Soekarwo usai mendengarkan pemaparan PVMBG di Pemkab Lumajang, Jawa Timur, Kamis.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jatim mengutamakan keselamatan daripada pendapatan asli daerah (PAD) meningkat, namun bahaya mengancam masyarakat. "Kalau saya lebih memilih pendapatan turun asalkan selamat daripada pendapatan meningkat, namun banyak warga yang tidak selamat," ucap Gubernur Jatim yang akrab disapa Pak De itu.

Kendati demikian, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan tim teknis di Pemkab Probolinggo, Pasuruan dan TNBTS selaku pengelola objek wisata Gunung Bromo. "Dalam waktu dekat, saya akan memanggil sejumlah pihak tim teknis di Pemkab Probolinggo dan Pasuruan untuk berkoodinasi terkait dengan aktivitas Gunung Bromo itu," tuturnya menjelaskan.

Secara terpisah, Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG M. Hendrasto mengatakan, pihaknya sudah memberikan informasi perkembangan aktivitas Gunung Bromo kepada TNBTS dan pemkab setempat. "Kami memberikan rekomendasi, supaya pengelola tidak memperbolehkan wisatawan berada sepanjang satu kilometer dari kawah Gunung Bromo karena berbahaya," tuturnya.

Menurut dia, PVMBG mencatat gempa vulkanik Gunung Bromo mulai muncul sejak Senin (8/11) dan mengeluarkan letusan abu berjarak satu kilometer yang berbahaya. "Saya minta TNBTS memasang papan larangan kepada wisatawan untuk tidak mendekati kawah sepanjang satu kilometer di lokasi objek wisata Gunung Bromo itu," katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya meningkatkan pemantauan secara terus menerus setelah gempa vulkanik yang terjadi pada Senin (8/11), namun status Gunung Bromo itu masih waspada atau Level II. "Kalau wisatawan tidak mendekat ke kawah dengan jarak lebih satu kilometer, tidak ada masalah. Kami hanya memberikan rekomendasi, untuk tindakan di lapangan diserahkan sepenuhnya kepada pihak TNBTS yang mengelola Gunung Bromo," tegasnya.

Red: Krisman Purwoko
Sumber: ant

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/11/11/146216-gubernur-jatim-imbau-obyek-wisata-bromo-ditutup-sementara

Gubernur Jatim Instruksikan Gunung Bromo Ditutup

Kamis, 11/11/2010 16:56 WIB
Santi Rahayu - detikSurabaya



Lumajang - Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo mendapat perhatian serius Gubernur Jawa Timur. Gubernur menginstruksikan agar wisatawan maupun warga setempat berada di radius 1 km dari kawah Bromo.

Hal tersebut disampiakn Gubernur Jatim, Soekarwo, saat meninjau langsung aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Kamis (11/11/2010).

Pakde Karwo, sapaan akrab gubernur Jatim, menginstruksikan penutupan lokasi wisata Bromo, baik untuk Pemkab Probolinggo maupun Kabupaten Pasuruan. Kedua Pemerintah Daerah ini diperintahkan, agar tidak memperkenankan wisatawan dan warga setempat berada di radius 1 kilometer.

Hal ini, sesuai rekomendasi yang disampaikan Indrasto, Kepala Bidang Geologi Dinas ESDM yang juga hadir dalam kunjungan kerja tersebut. Indrasto menyampaikan, peningkatan kegiatan vulkanik Semeru terekam sampai 8 November lalu, dimana kegempaan yang terjadi semkain tinggi.

"Sampai 8 November, gempa yang terjadi memang semakin meningkat. Makanya, kami dari Geologi ESDM merekomendasikan agar warga dan wisatawan tidak beraktivitas di radius 1 kilometer dari kawah Gunung Bromo," ungkap Indrasto.

Setelah mendengar rekomendasi ini secara langsung dalam pemaparan teknis, Gubernur kemudian menginstruksikan pihak TNBTS sebagai pemangku wilayah Bromo, untuk memerintahkan petugas di kawasan wisata tersebut mensosialisasikan hal ini kepada para wisatawan.

"Prinsipnya, jangan hanya memikirkan untung dengan banyaknya pendapatan yang diperoleh saja. Namun, dampaknya namun keselamatan diabaikan. Jangan sampai keselamatan diabaikan, meski pendapatan naik. Akan tetapi, dampaknya lebih besar," tegas Gubernur Jatim, Soekarwo kepada detiksurabaya.com.

(bdh/bdh)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/11/11/165632/1492440/475/gubernur-jatim-instruksikan-gunung-bromo-ditutup?881104465

Kamis, 11 November 2010

Pembunuhan Buruh Ternak Ayam Direka Ulang

Dandy Arigafur

11/11/2010 01:09 | Kasus Pembunuhan
Liputan6.com, Probolinggo: Polisi merekonstruksi kasus pembunuhan seorang buruh peternakan ayam yang terjadi pada pertengahan bulan silam di Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (10/11). Dari sejumlah adegan reka ulang terungkap bahwa pembunuhan itu telah direncanakan sebelumnya.

Saat reka ulang kejadian, ratusan warga memenuhi lokasi terjadinya pembunuhan sadis di Kelurahan Curah Grinting, Probolinggo. Banyak dari mereka datang lantaran ingin melihat Kabul, pelaku yang tega membunuh Jupri, rekan kerjanya [baca: Buruh Ternak Ayam Tewas Mengenaskan].

Rekonstruksi dimulai dari peternakan ayam milik Haji Imam Ashari, tempat tersangka dan korban bekerja. Dalam adegan awal diketahui, sebelum pembunuhan tersangka sempat cekcok dengan korban.

Diduga, motif pembunuhan lantaran tersangka dan korban rebutan air untuk minum ayam. Teguran korban rupanya memancing emosi tersangka. Tersangka langsung pulang dan mengambil sebilah celurit, kemudian menunggu korban di ujung jalan. Begitu melihat kedatangan korban, tanpa basa basi tersangka langsung menyabetkan celurit ke tubuh korban. Akibat sabetan itu, korban terkapar dan tewas seketika.

Tersangka bakal dijerat pasal 340 subsider 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana. Dengan ancaman hukuman mati atau 15 tahun penjara.(BJK/ANS)

Sumber: http://buser.liputan6.com/berita/201011/305937/Pembunuhan.Buruh.Ternak.Ayam.Direka.Ulang

Pabrik Gula Wonolangan Kesulitan Pasokan TebuPabrik Gula Wonolangan Kesulitan Pasokan Tebu

TEMPO Interaktif, Lumajang -Pabrik Gula Wonolangan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur mengeluhkan berkurangnya pasokan tebu sehingga mengakibatkan target produksi gula 2010 sulit untuk dipenuhi.

Dari kapasitas giling sekitar 1.650 ton hingga 1.700 ton tebu per hari hanya terpenuhi 1.000 ton tebu per hari. Kepala Pabrikasi dan Produksi Pabrik Gula Wonolangan, Kresna Yudha kepada Tempo hari ini (10/11) mengatakan, pihaknya selalu mengandalkan pasokan tebu dari Kabupaten Lumajang.

“90 persen tebu yang digiling di pabrik ini berasal dari Lumajang,” kata Kresna.

Sementara itu, tebu dari Lumajang banyak yang dikirim ke seluruh penjuru Jawa Timur. “Bahkan ada yang dikirim hingga ke Madiun,” kata Kresna. Setiap pabrik gula di Jawa Timur saat ini aktif untuk mencari tebu dari mana-mana termasuk dari Lumajang.

“Tebu Lumajang banyak menjadi rebutan karena areal tanaman tebu di Lumajang sangat luas,” katanya. Pencarian tebu ini dilakukan secara aktif terutama menjelang akhir musim giling saat ini.

Soal kerugian yang terus dialami PG Wonolangan sehingga membuatnya menjadi salah satu dari tujuh pabrik gula yang berada di bawah PTPN XI yang bakal ditidurkan, dibantah oleh Kresna.

“PG Wonolangan memang menjadi salah satu dari tujuh pabrik gula yang akan ditidurkan,” kata Kresna. Tapi dia membantah kalau PG Wonolangan terus merugi. “2009 lalu kami untung Rp 12 miliar.” kata Kresna.

Untuk tahun ini, pihaknya masih belum menghitung berapa keuntungan yang akan diraupnya. “Pada akhir trahun akan dihitung. Saat ini proses produksi masih berjalan,” kata Kresna.

Kepala Tata Usaha Keuangan PG Wonolangan Sunaryo mengatakan, kalau pada 2010 ini, biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 39 miliar.
Dari jumlah yang dianggarkan tersebut, ditargetkan harus bisa meraih keuntungan.

Namun, hingga menjelang akhir tahun ini, produksi gula PG Wonolangan masih 116 ribu kwintal. Rendra pesimistis target produksi 2010 bisa diraih di tengah tidak terpenuhinya pasokan tebu setiap harinya.

Berdasarkan perhitungan, sejauh ini hasil kotor yang diraih sebesar Rp 83 miliar dengan taksiran harga gula Rp 7.200 per kilogram. Kresna menyatakan, areal tebu yang dibina PG Wonolangan jumlahnya sangat kecil.

PG Wolongan memiliki kurang lebih 230 karyawan tetap. Jumlah yang terlibat dalam proses produksi maupun administrasi sebanyak 450 orang. “Setiap tahun selalu ada pengurangan tenaga kerja,” kata Kresna.

DAVID PRIYASIDHARTA

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/10/brk,20101110-290835,id.html

Suku Tengger Gelar Ritual Tolak Bala

Dandy Arigafur
10/11/2010 20:52
Liputan6.com, Probolinggo: Dampak letusan Gunung Merapi yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan kerugian material yang begitu besar membuat warga yang bermukim di sekitar Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, khawatir. Karena tak ingin bencana serupa terjadi, mereka menggelar selamatan tolak bala.

Ritual tersebut dilakukan dengan cara membawa sejumlah sesaji berupa hasil pertanian untuk mendapatkan doa dari dukun setempat. Doa dilakukan di pura desa diikuti seluruh tokoh agama dan sesepuh desa. Selain mendoakan sesaji agar diterima Sang Hyang Widi, mereka juga mendoakan seluruh korban letusan Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.

Sesaji kemudian diarak menuju Gunung Bromo, lalu dilanjutkan dengan doa bersama sebelum menuju puncak kawah Gunung Bromo. Seluruh sesaji hasil pertanian kemudian dibuang ke kawah Gunung Bromo dengan tujuan agar gunung yang masih aktif itu tidak menimbulkan bencana dan malapetaka bagi warga sekitar.

Menurut data dari pos pengamatan Gunung bromo di Cemoro Lawang, status Bromo masih pada level waspada tingkat dua. Pada 8 November silam, tercatat 37 kali gempa vulkanik dangkal dan empat kali gempa vulkanik dalam di sekitar Gunung Bromo. Kendati begitu, kehidupan masyarakat di kawasan Gunung Bromo masih seperti biasanya.(BJK/ADO)

Sumber: http://berita.liputan6.com/sosbud/201011/305913/Suku.Tengger.Gelar.Ritual.Tolak.Bala

Rabu, 10 November 2010

Kapasitas Produksi 7 Pabrik Gula di Jatim Sulit Ditingkatkan

Terhambat sempitnya lahan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Akibat rendahnya animo petani untuk menanam tebu, PTPN XI merasa kesulitan meningkatkan produksi gula di 7 pabrik gula (PG) di Jawa Timur yang dikelolanya.

Tujuh PG yang sulit digenjot produksinya itu adalah PG Olean, Wringinanom, Pandjie (Kabupaten Situbondo), PG Wonolangan, Padjarakan, Gending (Kabupaten Probolinggo), serta PG Kanigoro di Kabupaten Madiun.

Sekertaris Perusahaan PTPN XI, Adig Suwandi mengatan, kesulitan menggenjot produksi itu disebabkan 7 PG tersebut kekurangan bahan baku. “ Di kawasan tersebut, tebu kalah bersaing terhadap komoditas agribisnis lain,” kata Adig kepada Tempo, Selasa (9/11) kemarin.

Menurut dia, kompetisi dalam penggunaan lahan sangat ketat. Lokasi PG yang sangat dekat dengan kota juga rawan isu lingkungan hidup. Selain itu, juga letak geografisnya menjadi hambatan untuk mengembangkan tebu. “Contohnya PG Olean di Kabupaten Situbondo yang memang secara struktural, kapasitas gilingnya terlalu kecil (hanya 800 ton tebu per hari,” kata Adig.

Karena itu, PTPN XI juga sulit ekspansi areal karena sebelah utara PG Olehan berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan ada PG Pradjekan, timur ada PG Pandjie dan PG Assembagoes, dan di sebelah barat PG. Olehan berhadapan PG Wringinanom dan PLTU Paiton. “Jadi masalahnya memang pelik,” katanya.

Saat ini 7 PG tersebut berkapasitas 9.500 ton tebu perhari (tth), dengan rincian Kanigoro (1.700 tth), Wonolangan (1.600 tth), Gending (1.600 tth), Padjarakan (1.200 tth), Wringinanom (1.000 tth), Olean (800 tth), dan Pandjie (1.600 tth). Menurut Adig, dengan asumsi lama giling minimal 150 hari, di 7 PG tersebut diperlukan tebu sebanyak 1.426.000 ton. “Tetapi yang tersedia secara hanya 320.000 ton. Jadi kita masih kekurangan 1.005.000 ton,” katanya.

Meskipun terus defisit tebut, Adig menyatakan, PTPN XI tidak akan menutup 7 PG tersebut. Dalam pertemuan dengan Gubernur Jatim Soekarwo awal November lalu, telah disepakati PTPN XI tidak akan menutup 7 PG tersebut, namun dengan syarat Pemprov Jatim bisa mengusahakan agar tidak terjadi kekurangan tebu.

Sementara ini untuk menutupi defisit, PTPN XI merevitalisasi 2 PG miliknya, yakni PG Jatiroto (Lumjang) dan PG Semboro (Jember). Dengan cara ini, PG Jatiroto yang semula berkapasitas 5000 tth dinaikkan menjadi 7500 tth. Begitu juga PG Semboro yang semula berkapasitas 4500 tth ditingkatkan menjadi 7000 tth.

Selain revitalisasi pabrik tua, PTPN XI juga berencana membangun PG baru di Kabupaten Banyuwangi. “Tapi masih terbentur lahan,” katanya. Selain itu, juga dijajaki membangun PG baru di sekitar Leces melalui sinergi BUMN antara PTPN XI dan PT Kertas Leces. Namun Adig belum bisa memastikan kapan 2 PG tersebut dibangun.

Yang jelas, kata dia, pembangunan 2 PG tersebut memerlukan lahan yang luas, minimal 10.000 hektar lahan untuk satu PG. “Jadi perlu dukungan pemerintah daerah, dan masyarakat,” ujar dia.

KUKUH S. WIBOWO.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/10/brk,20101110-290792,id.html


Teknologi Metafisika Al Quran Mampu Meredam Merapi

AddThis Social Bookmark Button

( Foto - Aang Sumbaga )

Sleman - Teknologi metafisika Al Quran mampu meredam aktivitas merapi yang meningkat, adalah Yayasan kiblatul amin 2 Batam pimpinan H.S.M.Syukur Dermoga mengirimkan tim relawan dari yayasan tersebut untuk membantu secara sosial kemanusiaan dengan metode metafisika untuk meredam letusan gunung merapi, sebelum merapi, tim ini juga pernah berhasil meredam letusan dari gunung Semeru dan Bromo pada tahun 2003.

Kegiatan metafisik ini dilaksanakan sejak pagi tanggal 9 November 2010 langsung menuju sekitaran rumah mbah marijan, " Secara kacamata metafisik yang kami ketahui kita harus menemukan pengendali yaitu berupa sumber mata air yang sesungguhnya dijaga oleh hal hal yang gaib, jadi kami harus menundukan dan setelah gunung merapi tersebut tunduk sasaranya gunung merapi bisa mereda ". Tegas M.H.danang dari Probolinggo Jawa Timur selaku Ketua Tim ini.

" Dan mudah mudahan dari jam 3 sore sampai jam 12 malam jika tidak ada aktivitas merapi yang berlebihan saya jamin Merapi sudah reda atau bungkam ", Tegasnya lagi. ( As

Sumber: http://www.globalfmjogja.com/GLOBAL-NEWS/teknologi-metafisika-al-quran-mampu-meredam-merapi

Konsep Revitalisasi PG Jatim Dipastikan Tidak Tutup 7 PG

Written by anton t. soemantri on Tuesday, 09 November 2010 16:39

SURABAYA – Warta Indonesia : Pertemuan koordinasi antara Gubernur Jatim, Soekarwo dengan manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan XI beberapa waktu, ditindak lanjuti dengan pembahasan teknis terkait penyusunan konsep nota kesepahaman.

"Dalam kesepakatan tentang revitalisasi pabrik gula (PG) di Jatim, nantinya berisi 3 hal penting. Yakni, budidaya (on farm), pabrik (off farm), dan pemasaran (marketing). Khusus untuk bahan baku pemprov akan membantu PG dalam penyediaan lahan dengan meminta para bupati/walikota yang di daerahnya ada PG agar memberikan dukungan. Karena permasalahan utama yang dihadapi adalah terbatasnya tebu sehingga terjadi idle capacity yang menyebabkan unit cost tidak bersaing," ungkap Adig Suwandi, Corporate Secretary PTPN XI yang ikut hadir dalam rapat kemarin di Surabaya, Selasa (9/11).

Menurut Adig, dalam pertemuan yang dipimpin Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim, Budi Setiawan juga memastikan tidak akan menutup 7 PG di Jatim. Bahkan, secara khusus PTPN XI mengingatkan bahwa keberhasilan agribisnis pergulaan di masa lalu dan juga negara-negara produsen utama dunia telah berhasil mentransformasikan PG menjadi industri berbasis tebu (sugarcane based industry). Sehingga adanya rencana tata ruang dan wilayah yang memungkinkan tebu terselenggara dalam satu hamparan lahan berdasarkan kesamaan agroekosistem. Mengingat dalam UU 12/1992 petani bebas mengusahakan komoditas apa saja yang dinilai paling profitable.

"Namun dalam implementasinya harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama yang disertai jaminan pendapatan bagi peserta program tebu rakyat," ujarnya.

Selama ini, program jaminan dikenal dengan adanya harga patokan petani (floor price) atau dana talangan yang besarnya mengacu hasil survai biaya pokok produksi petani oleh Dewan Gula Indonesia (DGI) ditambah margin tertentu.

Sebagai contoh tahun 2010, jaminan tersebut sebesar Rp 6.350 per kg. Sedangkan harga gula tetap ditentukan mekanisme pasar dengan catatan bila harga terbentuk lebih rendah, para petani tetap menerima Rp 6.350. Namun bila lebih tinggi, kelebihannya dibagi secara proporsional antara petani dan investor berdasarkan formula tertentu, yakni 80% petani dan 20% investor.

Dalam konteks revitalisasi PG, berbagai permasalahan mendasar tentu harus dicarikan solusi konkret agar baik petani maupun PG tidak merugi.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan produktivitas.

Ditambahkan Adig, PTPN XI juga mengingatkan momentum kenaikan hara gula dunia yang dipastikan bakal berdampak terhadap harga jual produk petani menjadi lebih baik, hendaknya dilihat sebagai peluang untuk perluasan areal tanaman.

"Apalagi, tebu merupakan salah satu tanaman yang toleran terhadap berbagai gejolak iklim, baik kemarau ekstrim maupun hujan berkepanjangan," pungkasnya.

Sementara itu, di Bursa Berjangka London, awal pekan ini gula untuk pengapalan Desember 2010 dan Maret 2011 ditransaksikan pada level USD 780,70 dan USD 778,30 per ton FOB (harga di negara asal belum termasuk biaya pengapalan dan premium). Artinya, harga saat itu merupakan yang tertinggi dalam 30 tahun terakhir. (ciq)

Sumber: http://warta-indonesia.com/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=3&Itemid=4

PTPN XI Bantah Akan Tutup Tujuh Pabrik Gula

PTPN XI kekurangan pasokan tebu

Tebu hasil panen di Desa Margodadi, Seyegan, Sleman, siap dibawa ke Pabrik Gula Madukismo. Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Surabaya - Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI Adig Suwandi memastikan tidak akan menutup tujuh pabrik gula yang berada di bawah kendali operasional perusahaan pelat merah itu. Menurut Adig, pihaknya baru sebatas membuat kajian tentang penggabungan tujuh pabrik gula tersebut dan belum mewacanakan soal penutupan. "Kami baru sebatas mengkaji, khususnya menyangkut kebutuhan ideal tebu. Tidak ada rencana penutupan," kata Adig Suwandi kepada Tempo, Minggu (7/11) petang kemarin..

Menurut Adig, yang diperlukan sekarang justeru bagaimana meningkatkan daya saing pabrik-pabrik gula tersebut secara terprogram agar mampu menghadapi liberalisasi perdagangan melalui sistem produksi. Daya saing tersebut diperlukan untuk menghasilkan harga pokok (unit cost) gula yang bersaing.

Adig menambahkan, yang paling krusial dilakukan saat ini sebenarnya adalah penyediaan lahan untuk budidaya tebu yang berasal dari kawasan sekitar pabrik gula itu sendiri. Sebab, menurutnya, ada kecenderungan menurunnya animo petani untuk menanam tebu.

Selain itu faktor perluasan kota juga telah membuat sebagian pabrik gula tidak mendapatkan bahan baku dalam jumlah cukup sehingga terjadi idle capacity. "Karena itu dukungan masyarakat dan pemerintah daerah sangat penting untuk mempertahankan keberadaan pabrik-pabrik gula itu," imbuh Adig.

Sebelumnya, , PTPN XI dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Jatim, Kamis (28/10), menyampaikan rencana penutupan tujuh pabrik gula dengan alasan efisiensi anggaran. Tujuh pabrik gula milik PTPN XI itu , yakni PG Olean, Wringinanom, Pandjie (Situbondo), Wonolangan, Padjarakan, Gending (Probolinggo), serta PG Kanigoro(Madiun), akan ditutup karena kondisinya terus merugi.

Namun rencana penutupan 7 PG tersebut ditolak oleh asosiasi petani tebu, DPRD, dan Gubernur Jawa Timur.

KUKUH S WIBOWO

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/08/brk,20101108-290135,id.html

Sabtu, 06 November 2010

Meneg BUMN: Tak ada penutupan PG di Jatim

Sabtu, 06/11/2010 14:06:27 WIB
Oleh: Siti Munawaroh & Yuristiarso Hidayat
GRESIK: Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar menegaskan tidak akan ada penutupan pabrik gula di Jawa Timur, termasuk tujuh PG milik PTPN XI yang merugi.

Pernyataan ini disampaikan sebagai jawaban atas permintaan Pemprov Jatim, yang meminta pihaknya mempertimbangkan proses penutupan tujuh PG yang merugi.

"Untuk sementara tidak ada kebijakan penutupan PG di Jatim, ini termasuk tujuh PG yang ada rencana akan ditutup. Pernyataan ini sebagai jawaban buat Pemprov Jatim, karena Pak Karwo [Soekarwo, Gubernur Jatim] sempat menanyakan soal itu," kata Mustafa saat meresmikan sejumlah proyek strategis di PT Petrokimia Gresik, hari ini.

Sejumlah proyek yang diresmikan itu a.l peningkatan utilitas pembangkit listrik batu bara milik PT Petrokimia Gresik, pabrik NPK Fusion unit 1 dan 2 serta desalinasi reverse osmosis milik PT Pupuk Kaltim.

Selain itu ada pemancangan tiang pertama pabrik asam fosfat milik PT Petro Jordan Abadi, dan pemancangan tiang pancang pertama Terminal multi purpose Teluk Lamong milik PT Pelabuhan Indonesia III.

Mustafa menyatakan persoalan industri gula, khususnya di Jatim, mesti diselesaikan secara menyeluruh, baik sektor on farm maupun off farm.

"Untuk off farm ini merupakan domain BUMN karena terkait manajemen dan industri maka akan ada proses evaluasi terkait kinerja. Ke depan program revitalisasi industri gula akan dilanjutkan, termasuk akan menata tata niaganya khususnya pola pembelian tebu petani, " tegasnya.

Mustafa menegaskan kini ada dana untuk perbaikan industri gula sebesar Rp7,4 triliun dan sejumlah dana untuk program bantuan kredit sektor on farm, baik KUR maupun KKPE.

Dia meminta khusus untuk sektor on farm agar ditangani dan dibantu penyediaannya oleh Pemerintah Daerah, termasuk Pemprov Jatim sebagai sentra gula nasional.

"Saya minta kepala daerah khususnya Gubernur Jatim agar membantu menyiapkan tambahan lahan untuk perluasan tanam tebu. Ini agar ada dukungan bagi PG sehingga ada kesesuaian antara luasan lahan dan pasokan tebu sebagai bahan baku dengan kapasitas giling PG," ujarnya.

Sebelumnya, manajemen PTPN XI sempat mewacanakan akan menutup tujuh unit PG miliknya yang selalu merugi sebesar Rp9 miliar- Rp10 miliar setahun setiap PG. Ketujuh PG itu terdiri atas PG Olehan, PG Wringin, PG Panji (ketiganya berlokasi di Kabupaten Situbondo), PG Wonolangan, PG Pajarakan, PG Gending (ketiganya di Kab. Probilinggo) dan PG Kanigoro di Kab. Madiun.

Namun, sejumlah kalangan menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana penutupan PG milik PTPN XI itu. Beberapa pihak yang menolak rencana itu a.l. Pemprov dan DPRD Jatim serta APTRI. Bahkan, Gubernur Jatim Soekarwo sempat mengirim surat kepada Meneg BUMN untuk menggagalkan penutupan ketujuh PG milik PTPN XI.

Pemprov dan DPRD Jatim sendiri telah menyiapkan tim analisis ekonomi dan sosial untuk memberikan masukan, termasuk bila ketujuh PG itu akan diakuisisi oleh Pemprov.(er)

Sumber: http://web.bisnis.com/sektor-riil/agribisnis/1id218835.html

Tanah Warisan Berdarah

Dandy Arigafur
 06/11/2010 01:23 | Buser File

Liputan6.com, Probolinggo: Awal Oktober silam, warga Desa Jatisari, Probolinggo, Jawa Timur, dikejutkan dengan kedatangan polisi beserta tim identifikasi. Petugas yang datang rupanya ingin mengevakuasi jenazah Mistaman, warga desa setempat yang menjadi korban pembunuhan. Setelah ditemukan, jenazah Mistaman telah menjadi tulang belulang, sebanyak 14 potongan, termasuk bagian rahang [baca: Jasad Mistaman Sudah Jadi Tulang-belulang].

Misteri pembunuh Mistaman pun terungkap. Penangkapan para tersangka ini berawal dari informasi Tacip, seorang di antaranya yang terlebih dulu ditangkap polisi. Setelah melakukan pemeriksaan awal dengan didukung bukti serta keterangan saksi yang kuat, polisi akhirnya menetapkan Riyo, Tolip, Teki, dan Tacip sebagai tersangka.

Menurut Tacip, alasan membunuh Mistaman karena persoalan tanah warisan milik Riyo seluas satu hektare. Riyo yang tak suka cara Mistaman memaksa untuk menjual tanah, menyuruh Tacip membunuh menantunya sendiri. Oleh Riyo, para eksekutor diupahi Rp 1,2 juta. Pembunuhan ini dilakukan Tacip di rumah korban. Ia membunuh Mistaman dengan memukul kepalanya dari belakang hingga tewas [baca: Empat Tersangka Pembunuhan Dibekuk].

Selanjutnya, jasad Mistaman dikubur di belakang rumahnya. Dan 40 hari kemudian, Riyo menyuruh Tolip serta Teki untuk membongkar tempat korban dikubur dan membuang jasadnya ke sungai kering. Meski keempat tersangka telah menyesal atas perbuatan mereka, tapi apa lacur nasi sudah menjadi bubur. Mereka pun dikenakan Pasal 340 Kitab undang-undang Hukum Pidana tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati.(ASW/ANS)

Sumber: http://buser.liputan6.com/lainnya/201011/305122/Tanah.Warisan.Berdarah

Jumat, 05 November 2010

Petani Tuding Penutupan 7 Pabrik Gula Ulah Mafia Gula

TEMPO Interaktif, Jember - Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) di Eks Karesidenan Besuki menuding rencana penutupan 7 pabrik gula di Jawa Timur sebagai persekongkolan PT Perkebunan Nusantara XI dengan mafia gula.

Mereka juga tidak percaya alasan penutupan tujuh pabrik gula (PG) karena PTPN XI merugi miliaran. "Karena faktanya, bahan baku tebu berlimpah. Justru pengelolaan PG itu yang bobrok," kata ketua pelaksana harian Serikat Pekerja PPTR PTPN XI, M.Ali Fikri..

Pernyataan Fikri disampaikan dalam pertemuan pengurus PPTR se eks Karesidenan Besuki di Jember, Jumat (5/11) pagi tadi. Menurut Fikri, Jawa Timur adalah gudang tebu, dengan luas lahan tahun ini mencapai 186 ribu hektar. Suplai tebu tahun ini juga diperkirakan lebih atau surplus 250 ribu ton dari kebutuhan PG yang ada.

Menurut Fikri, disebutkan PTPN XI, alasan penutupan 7 PG itu karena lahan tebu menyusut. “Ini juga tidak bisa diterima, karena faktanya petani tebu mengirim tebu hasil panen ke PG yang dikelola oleh PTPN X, PT RNI dan PG swasta di Malang, atau Kediri," katanya.

Dia mencontohkan. dalam musim giling tebu tahun ini, para petani tebu di wilayah Kabupaten Jember, Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Probolinggo memilih mengirimkan hasil panen ke PG Candi (Sidoarjo), PG Kebon Agung, PG Krebet di Malang, atau PG di Kediri.

Penggilingan tebu di PG di luar wilayah PTNP XI itu, kata Fikri, hanya karena satu alasan, yakni lebih menguntungkan. "Perbandingannya, kalau digiling di PG milik PTPN XI, pendapatan petani hanya Rp 35 juta per hektar, tapi kalau di PG PTPN X atau PG swasta, bisa Rp 55 juta per hektar,"katanya.

Pertemuan PPTR itu juga menyimpulkan bahwa rencana penutupan tujuh PG, yakni PG Olehan, PG Wringin dan PG Panji di Kabupaten Situbondo, kemudian PG Wonolangan , PG Pajarakan dan PG Gending di Kabupaten probolinggo, serta PG Kanigoro di Kabupaten Madiun adalah rekayasa direksi PTPN XI dalam persekongkolan dengan pemilik modal yang akan membangun PG swasta di Banyuwangi.

"Informasi yang kami terima, pemegang saham PG swasta yang akan dibangun di Banyuwangi itu adalah PTPN XI, PTPN XII dan pedagang besar yang masuk dalam kelompok 'samurai' atau mafia gula nasional. Ini tidakboleh dibiarkan," katanya menegaskan.

Wakil ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Jember, Samuji Zarkasih berjanji akan meneruskan tuntutan petani tebu kepada direksi PTPN XI dan Gubernur Jawa Timur.

"Masalah ini kompleks, pihak PG tidak bisa secara sepihak menyalahkan petani yang mengurangi lahan atau menjual tebunya ke PG lain selain PG yang dikelola PTPN XI," kata Samuji yang ikut dalam pertemuan ini.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan dengan Komisi B DPRD Jawa Timur, direksi PTPN XI berencana menutup 7 pabrik gula yang dikelolanya. PTPN XI berasalan, penutupan pabrik dilakukan karena mereka terus merugi Rp 9-10 miliar per tahun.

Namun rencana penutupan 7 PG ini ditentang anggota DPRD Jatim. Menurut Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Anna Luthfie, penutupan 7 PG ini disinyalir berkaitan dengan rencana pembangunan PG swasta di Banyuwangi yang pemegang sahamnya dimiliki PTPN XI, PTPN XII, dan tokoh petani.

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo juga menolak rencana PTPN XI tersebut. “Penutupan pabrik gula bukan hanya menyangkut efisiensi, tetapi menyangkut hajat orang banyak,” katanya.

MAHBUB DJUNAIDY | ZED ABIDIEN

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/11/05/brk,20101105-289605,id.html

Petani Lahan Perhutani Dipungli

Jumat, 5 Nopember 2010 | 11:05 WIB

PROBOLINGGO - Sedikitnya 32 petani penggarap (pesanggem) lahan Perhutani di Desa Palangbesi, Kec Lumbang, Kab Probolinggo diduga menjadi korban pungutan liar (pungli). Melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Warna Makmur Desa Palangbesi, mereka melaporkan kasus dugaan pungli itu ke Administratur (Adm)/Kepala Kantor Pemangkuan Hutan (KKPH) Probolinggo.

’’Terus terang kami, pesanggem keberatan ditarik pungutan tanpa dasar. Besarnya sekitar Rp 100 ribu per sekitar seperempat hektare lahan Perhutani,” ujar Ketua LMDD Warna Makmur, Sudji Ssos, didampingi sekretarisnya, Suryono SPt, Kamis (4/11).

Karena luas lahan tidak sama, pesanggem dipungut biaya berkisar Rp 70 ribu-Rp 250 ribu. “Uang itu dipungut mandor Perhutani, selanjutnya oleh mandor disetorkan kepada Asper (Asisten Perhutani, Red),” ujar Sudji.

Uang setoran sebesar itu, kata Sudji, di luar dana sharing yang dikoordinasi LMDH. “Kalau dana sharing yang disetorkan ke Perhutani itu resmi. Yang dipungut melalui mandor itu di luar dana sharing,” ujarnya.

Pesanggem pun tidak berkutik ketika didatangi mandor untuk menyetorkan pungutan. “Mau tidak setor dana ke mandor, ya mereka takut tidak dapat menggarap lahan Perhutani lagi,” ujar Sudji.

Sudji mengaku sempat bertemu Asper Probolinggo Tumin. “Ketika saya tanya apakah benar Asper meminta uang Rp 12 juta kepada pesanggem, jawaban yang kami peroleh tidak menggembirakan,” ujarnya.

Sementara Sudji mendapatkan informasi dari istri mandor bahwa uang Rp 8 juta sudah disetorkan ke Asper. Sudji pun sempat mengadukan masalah pungutan itu ke kantor Adm/KKPH Perhutani. “Saya sempat ditelepon Pak Asper agar tidak memperkeruh masalah. Saya pun diancam akan diganti orang lain,” ujarnya.

Sejumlah wartawan yang mengonfirmasukan dugaan pungli itu tidak berhasil menemui Asper Tumin. “Pak Tumin tidak ada di kantor,” ujar seorang karyawan di kantor Asper.

Kamis (4/11) siang, wartawan kemudian mendatangi Kantor Adm/KKPH Perhutani di Jl Suroyo, Kota Probolinggo. “Keluhan LMDH Desa Palangbesi sudah disampaikan melalui surat kepada Pak Adm, saya juga mendapatkan tembusan,” ujar Kaur Lingkungan di Kantor Perhutani Probolinggo Karsono.

Karsono menegaskan, terkait penggarapan lahan Perhutani oleh pesanggem, tidak ada pungutan resmi dari Perhutani. “Barulah kalau lahan itu dikerjasamakan dan ada perjanjian kerja sama (PKS) di notaris memang ada dana sharing yang dikoordinasi LMDH kemudian disetor secara resmi ke Perhutani. Di luar itu tidak ada pungutan lagi.”

Disinggung soal kemungkinan ada tindakan bagi oknum yang melakukan pungli di luar dana sharing itu, Karsono selaku pembina LMDH mengaku terserah Adm. “Soal tindakan, Pak Adm yang punya wewenang,” ujarnya.

Kini Perhutani Probolinggo yang wilayahnya meliputi Probolinggo, Lumajang, dan Besuki (Situbondo) telah menggandeng dengan 154 LMDH di 151 desa. “Tujuannya selain untuk memakmurkan masyarakat di sekitar hutan, dimaksudkan masyarakat ikut menjaga kelestarian hutan,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=eb8b7ff0851edd1fc50fa066a28d9597&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc