Senin, 06 September 2010

Pembangunan Tiga Pelabuhan Perikanan Terbengkalai

Surabaya - Proyek pembangunan tiga pelabuhan perikanan pantai (PPP) di Provinsi Jawa Timur terbengkalai akibat terbatasnya anggaran dan faktor cuaca.

Ketua Komisi B DPRD Jatim, Renville Antonio, dalam rapat dengar pendapat dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim di Surabaya, Senin, mendesak pembangunan tiga pelabuhan diselesaikan paling lambat 2011.

"Kalau untuk mendapatkan APBN, kami bisa berjuang bersama-sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim ke Jakarta," katanya.

Sebelumnya di Jatim ada proyek pembangunan tujuh pelabuhan perikanan, yakni Mayangan (Kota Probolinggo), Tamperan (Kab Pacitan), Sendang Biru (Kab Malang), Puger (Kab Jember), Muncar (Kab Banyuwangi), Bulu (Kab Tuban), dan Pasongsongan (Kab Sumenep).

"Dari tujuh pelabuhan itu yang menjadi prioritas diselesaikan pada 2011 adalah Muncar, Bulu, dan Pasongsongan," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Kardani.

Proyek PPP Muncar dianggarkan Rp197 miliar dan hingga saat ini baru terserap sekitar 7,56 persen, PPP Bulu sebesar Rp86 miliar dan baru terserap 21,26 persen, dan PPP Pasongsongan sebesar Rp48 miliar dan terserap 57,45 persen

Sumber: http://www.antarajatim.com/lihat/berita/42413/pembangunan-tiga-pelabuhan-perikanan-terbengkalai

16.000 Fakir Miskin Antre Zakat

16.000 Fakir Miskin Antre Zakat
Senin, 6 September 2010 | 08:11 WIB

PROBOLINGGO - Demi mendapatkan pembagian zakat berupa 5 kg beras dan 2 kg gula, sekitar 16.000 warga miskin antre di Pesantren Raudlatul Jannah, Desa Klaseman, Kec. Gending, Kab. Probolinggo. Begitu banyaknya zakat yang dibagi, pembagian zakat berlangsung dua hari, Sabtu-Minggu (4-5/9).

”Tahun ini kami membagikan sekitar 16.000 paket zakat. Sebanyak 2.000 paket kami bagikan Sabtu kemarin, sisanya Minggu,” ujar Hj Siti Fatimah Thoha, Pengasuh Pesantren Raudlatul Jannah di sela-sela pembagian zakat, Minggu (5/9).

Sejak pagi sekitar pukul 05.30, ribuan dhuafa antre di pesantren di tepi jalan nasional jurusan Probolinggo-Situbondo itu. Mereka datang dari sejumlah desa di Kab. Probolinggo. Pembagian zakat sendiri baru dimulai sekitar pukul 07.00.

Agar pembagian zakat itu tertib, sebanyak 200 personel polisi dari Polres Probolinggo dan puluhan prajurit TNI dikerahkan. Dua buah mobil ambulan milik Polres dan Dinkes juga disiagakan.

”Kami berharap tragedi pembagian zakat yang menewaskan 21 orang warga miskin di Pasuruan tahun 2008 lalu tidak terjadi di Probolinggo,” ujar seorang polisi.

Panitia dan aparat keamanan pun mengatur para penerima zakat dengan melalui pintu masuk dan keluar yang berbeda. Begitu masuk halaman pesantren, warga langsung “digiring” memasuki 5 lorong yang disekat dengan batang bambu.

Setiap lorong dimasuki dua jajar penerima zakat, yang mengular hingga ke pintu masuk. Beberapa perempuan lanjut usia (nenek), perempuan hamil, hingga menggendong anak mendapat prioritas dalam menerima zakat. Mereka tidak antre terlalu panjang, sehingga cepat menerima zakat.

”Alhamdulillah, meski harus antre dan berdesak-desakan, saya akhirnya bisa menerima zakat, bisa untuk berlebaran,” ujar Ny. Rohimsena (50), warga Desa Wonorejo.

Warga sekitar datang ke lokasi pembagian zakat memang bertahap. Ada yang berjalan kaki, naik sepeda onthel, hingga beramai-ramai naik truk yang dicarter pihak desa.

Hingga menjelang tengah hari, ribuan warga miskin masih menyemut antre pembagian zakat di pesantren yang didirikan almarhum Habib Thoha bin Ahmad Ba’agil (suami Hj Siti Fatimah Thoha) itu. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=5f06db3b04d73ad8c6d5cf912e697b7b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

NU Telusuri Video Mesum Guru Ngaji

06/09/2010 - 03:01
ilustrasi

INILAH.COM, Probolinggo - Kasus beredarnya video mesum seorang guru ngaji berinisial TP, asal warga Desa Blado Kulon, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, dengan seorang perempuan berinisial Iy terus menjadi perbincangan banyak warga.

Untuk meredam gesekan masyarakat, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Probolinggo bertindak. PCNU Probolinggo melakukan klarifikasi kebenaran pelaku video porno adalah seorang guru ngaji.

"Jadi hasil klarifikasi ranting NU setempat, Tp itu kini sudah bukan menjadi seorang guru ngaji lagi. Melainkan sudah berhenti," ujar Ketua PCNU setempat, Syaiful Hadi, Minggu (5/9).

Syaiful menjelaskan, Tp berhenti menjadi seorang guru ngaji itu sejak 4 tahun yang silam.

"Jadi lebih tepatnya dalam pemberitaan, dia itu bukan seorang guru ngaji lagi, tetapi oknum yang telah melakukan perbuatan itu," tegasnya. [beritajatim.com/bar]

Sumber: http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/09/06/801031/nu-telusuri-video-mesum-guru-ngaji/

Korupsi Raskin Dilimpahkan ke Kejaksaan

Senin, 6 September 2010 | 09:01 WIB

PROBOLINGGO - Kasus Rukayat (48), mantan Lurah Pohsangit Kidul, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo yang diduga menilep sekitar 7,75 kuintal beras untuk rakyat miskin (raskin) terus menggelinding.

Berkas Rukayat yang dijerat Undang-undang No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi itu segera dilimpahkan ke kejaksaan.

”Kasus ini segera kami limpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Probolinggo,” ujar Kasatreskrim AKP Agus I Supriyanto mendampingi Kapolresta, AKBP Agus Wijayanto, Senin (5/9) pagi tadi.

AKP Agus menambahkan, Polresta sudah memeriksa 5 saksi dan tinggal melengkapi berkas sehingga menjadi P21 (berkas lengkap). Polresta tinggal memanggil saksi dari Dinas Sosial, Pemkot Probolinggo. ”Kami juga sudah menyurati Kejari terkait dimulainya penyidikan kasus ini,” ujarnya.

Seperti diberitakan, pada 22 Agustus dini hari, Lurah Pohsangit Kidul, Rukayat, tertangkap basah warganya saat hendak memindahkan raskin dari kantor kelurahan ke rumah perangkatnya, Sugito (43), Ketua RT 3/RW 4.

Tidak hanya berdua, mereka ditemani Jumain (35), warga Kel. Sumberwetan Kec. Kademangan. Beras itu diangkut menggunakan gerobak. Aksi mereka diketahui oleh sekelompok warga yang sedang patroli yakni Misnadi, Faishol, Mulyadi, Sutaman, dan Muis.

Rukayat pun sempat dikalungi celurit oleh Misnadi karena dikira maling yang mencuri di kelurahan. Rukayat pun mengakui kalau raskin itu akan dibawa ke rumah Sugito dan akan dijual.

Rukayat sempat mengajak berdamai dan meminta Misnadi cs tidak membocorkan kasus tersebut. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kademangan.

Polsek akhirnya menggelandang Rukayat, Sugito, dan Jumain untuk diperiksa. Polisi juga menyita barang bukti berupa beras sebanyak 31 karung, dengan berat masing-masing 25 kg.

Misnadi cs sempat mendapat ancaman akan “dihabisi” jika mengungkap kasus raskin itu.

Pemkot sudah bertindak dengan mengganti Lurah Rukayat dengan lurah baru, M. Bebun. Selama kasus berjalan, Rukayat tidak mendapatkan jabatan struktural di Pemkot Probolinggo.

Kasatresrim yakin, Rukayat cs pasti dihukum. Selain tertangkap basah, juga ada sejumlah saksi, dan barang bukti yang memperkuat dugaan korupsi raskin.

“Ia disangka melakukan tindak pidana korupsi, yang bisa diproses tanpa harus ada laporan dari pihak mana pun,” ujar AKP Agus. Dikatakan, kasus ini meski tidak ada pelapornya tidak bisa dicabut di tengah jalan.

Apalagi Polresta sudah melayangkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan ke Kejari. ”Tersangka korupsi juga tidak bisa ditangguhkan penahanannya,” ujarnya.

Tindak pidana khusus seperti korupsi, kata AKP Agus, aturannya memang tidak mengizikan adanya penangguhan penahan. ”Siapa pun pemohonnya dan siapa pun tersangkanya,” ujar ujar mantan Kepala Tim Pemeriksa (Katim Riksa) Densus 88 itu. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a1231c2f2311f2d3a33f20d2bc1e8ef1&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Pasuruan Rawan Macet Dan Kecelakaan

Minggu, 05 September 2010

Pasuruan- Wilayah Pasuruan yang merupakan perlintasan jalur mudik dan balik pantura ke arah timur dan selatan wilayah Jatim, sangat rawan kemacetan dan kecelakaan.

Kondisi tersebut hampir merata di seluruh jalur, mulai Gempol- Pandaan-Purwosari-Purwodadi hingga perbatasan Lawang Malang. Juga jalur Gempol-Bangil-Pasuruan-Nguling-hingga Probolinggo. Hal serupa juga terjadi di jalur Pasuruan-Purwosari kearah Malang.

Di jalur Gempol-Pandaan-Purwosari hingga perbatasan Lawang Malang, meski kondisi jalannya sudah lebar dengan empat lajur, tapi juga masih tetap rawan kemacetan, demikian pantauan ANTARA, Minggu.

Kemacetan sering terjadi mulai dari simpang tiga Gempol, serta di simpang tiga Kejapanan.

Dua titik kemacetan ini akibat imbas kemacetan dari ruas Jalan Raya Porong, yang “diancam” luapan lumpur Lapindo. Kemacetan juga sering terjadi di simpang Pandaan, dan simpang tiga Purwosari. Di Purwosari ini jeda lampu pengatur lalu lintas sudah tidak imbang lagi dengan jumlah kendaraan yang lewat, sehingga terjadi kemacetan yang cukup panjang.

Kemacetan lalu lintas di Purwosari ini terjadi akibat pertemuan arus kendaraan baik dari arah Surabaya, Malang, maupun Pasuruan. Sebab wilayah Pasuruan merupakan daerah pertemuan arus mudik dari berbagai daerah, baik yang mau meninggalkan Surabaya maupun yang akan masuk ke Surabaya.

Jalur antara Gempol hingga Lawang Malang ini selain rawan kemacetan juga rawan kecelakaan.
Sedangkan kemacetan yang terjadi di jalur Gempol-Bangil- Pasuruan hingga Probolinggo terjadi mulai dari simpang Gempol, simpang tiga pasar Gondanglegi, Beji akibat pasar tumpah.

Serta alun-alun Bangil karena seluruh kendaran, baik kendaraan dalam kota maupun pelintas antarkota menggunakan satu jalar yang sempit ini. Sementara kota Bangil belum memiliki jalur lingkar alternatif.

Di jalur antara Gempol-Bangil ini meski badan jalannnya sudah lebar dengan empat lajur, pengguna jalanjuga masih harus waspada, karena masih banyak lajur yang menyempit.

Sedangkan jalur antara Bangil-Pasuruan sudah lebar dengan empat lajur. Meski kondisi kondisi jalan telah lebar dan mulsus, di jalur ini juga rawan kecelakaan. Sementara jalar antara Pasuruan -Purwosari, meski jalan ini bisa disebut juga sebagai jalan alternatif juga rawan kemacetan karena di wilayah Wonorejo sering terhambat pasar tumpah.

Jalur yang paling memprihatinkan adalan jalur antara Pasuruan hingga Probolinggo. Di sepanjang jalur ini kondisi badan jalannnya sempit, hanya terdiri dua lajur saja. Praktis anatara Pasuruan- Probolinggo ini kendaraan akan mengalami kesulitan saling mendahului.

Kondisi jalan antara Pasuruan hingga Probolinggo selain jalurnya sempit, juga aspalnya banyak yang bergelombang.

Masih ditambah lagi di simpang tiga Pasar Ngopak sering terhambat pasar tumpah. Di ruas jalan antara Rejoso-Grati, pengguna jalan juga harus waspada terhadap banyaknya konvoi para pengendara sepeda motor maupun pancal yang mengangkut rumput.

Para pencari rumput tersebut tidak akan libur meski dalam kondisi Lebaran, karena merupakan kebutuhan pokok bagi ternaknya. Konvoi pencari rumput ini sering menyita badan jalan, karena antara Pasuruan-Probolinggo hanya dua jalur saja.

Kapolres Pasuruan AKBP Syahardiantono mengatakan, untuk mengantisipasi kerawanan kemacetan dan kecelakaan tersebut, Polres Pasuruan selain menggelar Operasi Ketupat Semeru, juga menggelar Operasi Ketupat Khusus 2010, yakni melakukan memberikan pelayanan pengamanan dan pelayanan kepada para pemudik.

Sebab, lanjut Kapolres, berdasar pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, banyak terjadi kecelakaan serta perampokan terhadap para penggunaka kendaraan roda dua.

Untuk operasi tersebut, Polres Pasuruan menerjunkan 354 personel polisi dan dibantu 1 peleton Brimob, serta Dishub, Senkom Mitra Polisi, dan masyarakat sekitar. Serta menerjunkan personel khusus di daerah-daerah rawan tersebut.ant

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/05/pasuruan-rawan-macet-dan-kecelakaan.html

Pegawai RSUD Probolinggo Pertanyakan Dana Jasa Medis

Minggu, 5 September 2010

PROBOLINGGO | SURYA - Ratusan karyawan RSUD dr Muhamad Saleh Kota Probolinggo, bergejolak. Mereka mempertanyakan dana Jasa Medis (JM) yang tidak jelas. Hal ini diungkap sejumlah paramedis dalam pertemuan yang dikemas rapat komite medik bersama manajemen RSUD setempat, Sabtu (4/9) pagi.

JM diberikan kepada paramedis dan dokter yang berasal dari jaminan kesejahteraan Masyarakat (Jamkesmas) tersebut sudah disetor ke Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo.

Menurut salah satu dokter di RS pemda itu, dr Budi Satriyo, seharusnya dana JM sudah cair, karena sudah disetor ke Pemkot Probolinggo sebesar Rp 2,6 miliar. Dia tidak tahu di mana tersangkutnya dana tersebut.

Menurut Budi Satriyo, pihaknya bukan mendemo RSUD, melainkan hanya menyampaikan uneg-unegnya di dalam pertemuan tersebut. “Teman-teman membutuhkan dana itu untuk lebaran,” sambung Budi. Hal senada juga disampaikan dr Rusman, yang bertindak sebagai moderator dalam acara tersebut. Menurutnya tidak hanya dana JM yang keteteran, para pegawai juga belum menerima bingkisan lebaran.

Dirut RSUD dr Boedi Poerwohadi berjanji akan mencairkan dana JM hari Senin (6/9), sesuai permintaan para pegawainya. Kepada para bawahannya, Boedi meminta dukungan agar apa yang diperjuangkan berhasil sesuai harapan. “Yah, kami usahakan,” begitu janji Boedi sebelum menutup acara tersebut.

Dokter Rusman mengaku belum tahu apa langkah selanjutnya, apabila janji dirut nanti tidak sesuai dengan harapan para karyawan.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/05/pegawai-rsud-probolinggo-pertanyakan-dana-jasa-medis.html

Ribuan Warga Probolinggo Antre Zakat

Dandy Arie Gafur
05/09/2010 15:41
Liputan6.com, Probolinggo: Ribuan orang berdesak-desakan mengantre zakat di Pondok Pesantren Raudlotul Jannah, Klaseman, Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (5/9). Meski diatur sedemikian rupa oleh dua peleton Polri dan TNI, para penerima zakat seakan takut tak kebagian jatah.

Setiap warga kurang mampu ini mendapatkan jatah lima kilogram beras dan satu kilogram gula pasir. Menurut seorang warga, pembagian zakat tahun ini lebih tertib dan cepat dibanding tahun lalu.

Pengamanan ekstra ketat ini dilakukan petugas gabungan guna menghindari kekisruhan yang kerap terjadi dari waktu ke waktu. Bahkan, aparat Kepolisian Resor Probolinggo jauh-jauh hari mengimbau para dermawan melibatkan petugas keamanan. Rencananya, pembagian zakat ini akan terus digelar hingga H-1 Lebaran.(WIL/ANS)

Sumber: http://berita.liputan6.com/daerah/201009/294849/Ribuan.Warga.Probolinggo.Antre.Zakat

Nasdem Mulai Bergeliat di Lokal

[ Senin, 06 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Ormas Nasdem (Nasional Demokrat) Jatim yang diketuai Hasan Aminuddin mulai bergeliat di tingkat lokal. Dua hari lalu misalnya, sejumlah orang yang disebut-sebut sebagai deklarator dan inisiator Nasdem Kabupaten Probolinggo menggelar bakti sosial dan buka bersama bareng PCNU setempat.

Agenda itu dihadiri langsung Ketua Nasdem Jatim Hasan Aminuddin yang juga bupati Probolinggo. Roadshow silaturahmi Nasdem di Kabupaten Probolinggo dimulai Sabtu (4/9) di rumah ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH Syaiful Hadi. Dari pantauan Radar Bromo acara bakti sosial dan buka bersama itu dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan Nasdem.

Karena digelar bareng PCNU Kabupaten, tentu saja sasaran utamanya adalah warga Nahdlatul Ulama. "Nasdem itu bukan organisasi politik. Ini merupakan organisasi yang bergerak di kemasyarakatan. Kepengurusannya itu terdiri dari berbagai elemen. Hari ini kami tabayyun, karena saya sendiri adalah warga Nahdlatul Ulama," ujar Hasan Aminuddin dalam sambutannya.

Menurut Hasan, Nasdem sesuai dengan arah pemikiran mendiang KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang merupakan salah satu tokoh NU. Nasdem dikatakan Hasan mengedepankan konsep pulralisme.

Ditemui usai acara, Hasan menjelaskan saat ini Nasdem Jatim tengah merintis pembentukan Nasdem di daerah-daerah. Di Kabupaten Probolinggo sendiri sudah terbentuk inisiator dan deklaratornya.

Uniknya anggota inisiator dan deklarator yang sebanyak 45 orang itu sendiri diisi oleh pentolan-pentolan tokoh ormas (organisasi masyarakat lainnya). Yakni KH Mahfud Samsul Hadi (ketua MUI Kabupaten Probolinggo) yang menjadi deklarator. Sedangkan KH Syaiful Hadi (ketua PCNU Kabupaten Probolinggo) dipilih menjadi ketua inisiatornya. Gandhi Hartoyo (ketua KPU kabupaten) dipercaya menjadi sekretaris inisiatornya.

Selain itu deklarator dan inisiator itu juga dipenuhi oleh tokoh agama dan tokoh dari berbagai elemen. Amin Hadar, politisi PPP ikut bergabung untuk mewakili etnis Arab dan H Edi mewakili PITI.

"Nantinya inisiator dan deklarator itu akan merancang susunan kepengurusan di tiap-tiap daerah. Selanjutnya susunan itu diajukan ke Nasdem Korda eks keresidenan dan Nasdem Jatim," jelas Hasan.

Dalam waktu sebulan ke depan, Nasdem Jatim menargetkan susunan kepengurusan di tiap-tiap daerah itu sudah terbentuk. Dari informasi yang dihimun Radar Bromo, untuk Kabupaten Probolinggo, nama Gandhi Hartoyo disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon ketua Nasdem Kabupaten.

Terkait bergabungnya sejumlah tokoh-tokoh ormas lainnya, Hasan menjelaskan tidak menjadi masalah. "Keberadaan Nasdem tidak akan mengganggu ormas keagamaan yang sudah eksis. Misalnya seperti sekarang, PCNU yang menggelar buka bersama, Nasdem gelar pengobatan gratis," jelasnya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Koperasi MBS Kembali Bergejolak

[ Senin, 06 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Koperasi Mulyo Bubaring Sengsoro (MBS) Kota Probolinggo, kembali mengembuskan kabar tak sedap. Kemarin (5/9), dua marketingnya mengadu ke polresta setempat karena merasa dibohongi oleh managernya, Krisdaryanto.

Dua orang marketing itu adalah Sukarti, 40, warga Kelurahan Jrebeng Lor Kecamatan Kedopok dan Debrina, 23, warga Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan. Mereka datang ke SPK (sentra pelayanan kepolisian) polresta sekitar pukul 13.00. "Mengadu ke polisi untuk antisipasi, khawatir dituntut balik. Kalau nanti tidak mengadu, malah kami keliru," ujar Debrina diamini Sukarti.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Mei lalu koperasi MBS yang beralamat di Jl Hayam Wuruk, Kelurahan Jati, Mayangan itu terguncang. Puluhan nasabah melurug koperasi itu dan menuntut uang tabungan mereka dicairkan. Tapi, permintaan puluhan nasabah itu tidak terpenuhi. Akibatnya, para nasabah emosi dan mengamuk para karyawan yang saat itu berada di kantor.

Mei lalu Krisdaryanto berjanji akan segera menyelesaikan masalah tersebut. Tapi, Krisdaryanto tidak mau berjanji kapan para nasabah itu bisa menerima uangnya. Sebab, waktu itu Krisdaryanto masih mau menjual sebagian aset perusahannya. Berupa dua rumah dan satu aset berupa rumah yang menjadi kantor MBS. Bila diuangkan diperkirakan mencapai Rp 600 juta.

Nah, kemarin (5/9) Sukarti dan Debrina mendatangi SPK karena telah merasa dibohongi oleh Krisdaryanto. Menurut Debrina, rumahnya didatangi Krisdaryanto pada 14 Juni lalu. Debrina diminta menandatangani kwitansi kosong sebnyak 4 lembar.

Debrina pun sempat menanyakan untuk apa dirinya menandatangani kwitansi tersebut. Apalagi, itu kwitansi kosong. Jawabannya, itu untuk melindunginya dari para nasabah. "Saya juga tidak tahu untuk melindungi apa," ujarnya.

Awalnya, Debrina sempat menolak. Tapi, Krsidaryanto terus menyakinkannya untuk membubuhkan tanda tangannya di atas kwitansi bermaterai itu. "Karena saya sudah kadung percaya dan masalah itu ingin cepat selesai, saya tanda tangani," ujarnya.

Begitu mendapat tanda tangan Debrina, Krisdaryanto segera pamit pulang. Dan, menjanjikan duit nasabahnya yang ada padanya akan segera cair. Tapi, buktinya sampai kemarin belum juga cair. "Belum, belum cair," ujarnya.

Ternyata, kwitansi kosong yang ditanda tangani Debrina Juni lalu itu sudah ada isinya. Yakni, berisi tentang pencairan dana sebesar Rp 32 juta. Mendapati itu, Debrina pun kaget, karena dirinya tidak pernah menerima uangnya. "Saya tahu dari teman kalau seperti itu," ujarnya.

Karena itu Debrina lengsung mengadukan hal tersebut kepada SPK. Ia khawatir ada masalah di kemudian hari. "Kalau saya dituntut, padahal saya tidak pernah terima uangnya, kan saya juga yang kena," ujarnya.

Menurut Debrina, sampai sekarang dirinya terus diburu para nasabahnya. Debrina mengaku, masih ada sektar Rp 50 juta duit milik nasabahnya yang belum dicairkan. "Entah kapan akan cair, saya juga belum tahu. Pusing rasanya saya, terus ditanya nasabah," ujarnya.

Sedangkan Sukarti juga mengaku sudah menanda tangani kwitansi kosong. Tapi, ia masih belum mengetahui apakah kwitansinya itu sudah berisi seperti milik Debrina atau tidak. "Saya sempat tanya untuk apa, dia (Krisdaryanto, Red) jawab sama. Katanya untuk melindungi saya," ujarnya.

Sukarti pun sempat tidak mau karena tidak jelas peruntukannya maupun nominal uangnya. "Kalau saya tanda tangan 15 Juni lalu, sekitar pukul 13.00," ujarnya.

Dalam masalah tersebut, masih ada sekitar 150 nasabah hasil rekrutan Sukarti, yang belum dicairkan duitnya oleh MBS. Duit mereka diperkirakan mencapai sekitar Rp 65 juta. "Katanya, kami (Sukarti dan Debrina) yang sudah menghancurkan MBS. Sehingga, pak Kris (Krisdaryanto) mau melindungi saya," jelasnya.

Atas masalah ini Debrina mengaku langsung menghubungi Krisdaryanto untuk meminta penjelasan. Tapi, HP-nya tidak aktif. Hal yang sama terjadi ketika Radar Bromo mencoba mengklarifikasi kasus tersebut kemarin (5/9). HP Krisdayanto tidak aktif. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178425

Ketua MUI Tak Mau Calonkan Lagi

[ Senin, 06 September 2010 ]

KRAKSAAN - Pertengahan Oktober nanti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo akan menggelar musyawarah daerah (Musda). Meski masih agak lama, namun Ketua MUI KH Mohammad Hasan Saiful Islam sudah menunjukkan sikap. Dia menegaskan tidak akan mencalonkan lagi jadi ketua MUI.

Nun Beng (panggilannya) mengatakan, saat ini dirinya hendak beristirahat dari MUI. "Saya ingin istirahat dulu," ujarnya. Namun bukan berarti dia tidak akan memperhatikan keberlangsungan MUI ke depan. Sebab menurut Saiful Islam, MUI memiliki posisi penting di masyarakat. "Ini organisasi perjuangan," tuturnya.

Selanjutnya Saiful Islam akan fokus berdakwah. Khususnya melalui pengajian-pengajian. Sebab kata dia, hal itu memberikan manfaat yang lebih nyata pada masyarakat. "Manfaatnya lebih terasa," tegasnya.

Soal calon penggantinya Saiful Islam mengatakan, semua kandidat sama-sama baik. Dia lantas menyebutkan dua nama, yakni KH Munir Kholili dari Sentong, Krejengan dan Habib Hasan Al-Muhdor dari Widoro, Kraksaan. "Semuanya baik," tegas Saiful Islam.

Selanjutnya adik kandung Ketua PCNU Jawa Timur KH Mutawakkil Alallah ini berharap, penggantinya akan lebih baik dalam memimpin MUI. Terutama dalam memberikan pengabdian pada semua pihak.

Sejauh ini kata Saiful Islam, MUI Kabupaten Probolinggo sudah melaksanakan tugas dengan baik. Meski terdapat kekurangan, namun itu justru untuk melecut kinerja pengurus periode selanjutnya. "Harus lebih baik dari kepemimpinan di masa saya. Jangan sampai mundur," tegasnya.

Sebab baginya, segmen MUI cukup luas. Termasuk dalam urusan politik dan pemerintahan. Karena itu dia berpesan, MUI tidak boleh berpihak pada kepentingan tertentu. Baik pada kepentingan kelompok, maupun perseorangan.

Sebab hal itu akan berdampak negatif. "MUI harus independen. Tidak berpihak," tegas Saiful Islam. Bahkan keberpihakan MUI menurut Saiful Islam hanya akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178421

Hujan Terus, Bingung Masa Tanam

[ Senin, 06 September 2010 ]
Kini Ganti Sayur dengan Jagung

SUKAPURA - Hujan saat ini susah diprediksi kapan berakhirnya. Ketika musim kemarau datang seperti sekarang, hujan tetap saja turun. Hal tersebut membuat para petani di Desa Wonokerto, Sukapura bingung menentukan masa tanam.

"Musim ini sulit untuk diprediksi," terang Kusnan, petani sayur-mayur kepada Radar Bromo kemarin (05/9). Di Sukapura sendiri, terutama di desa Wonokerto, mayoritas masyarakatnya mengandalkan perekonomian dari bertani sayuran. Seperti seperti kol, wortel, kentang dan tomat

Masalahnya adalah, bulan ini seharusnya para petani mulai memasuki masa tanam. Namun, hujan masih saja turun. Ini membuat petani tidak bisa memulai masa tanam. Mereka terus menunggu berhentinya hujan.

Waktu tanam sendiri seharusnya mengikuti musim penghujan. Namun, tahun ini hujan turun lebih lama dari biasanya. Ini membuat masa panen petani lebih banyak dari sebelumnya." Tahun ini bisa sampai tiga kali," terang Kusnan.

Meski masa panen bertambah, para petani harus juga menerima konsekuensi lain. Yakni, turunnya kualitas hasil panen mereka karena kadar air pada tanaman berlebih. Itu terjadi pada masa panen kedua di awal Februari lalu.

Panjangnya curah hujan membuat kadar air yang diserap tanaman berlebihan. Akibatnya, beberapa jenis sayuran kualitasnya menurutn. "Kentang yang ditanam ukurannya lebih kecil," terang Suwito, petani sayur-mayur lainnya.

Untungnya, pada masa panen kedua tersebut harga sayur-mayur di pasaran sedang berpihak pada petani. Kol misalnya, bisa mencapai Rp 2000-Rp 3000 per kilogram. Padahal biasanya, hanya Rp 700-Rp 1000 per kilogram.

Namun menurut Suwito, harga jual yang cukup tinggi belum bisa menutupi biaya yang harus dikeluarkan petani. Mulai biaya pembelian bibit dan perawatan tanaman.

Hujan yang berkepanjangan tidak semuanya dianggap merugikan bagi petani. Giantoro, petani sayur mayur lainnya jutru menganggap musim kali ini memberi berkah buat petani.

"Petani bisa panen tiga kali itu berkah mas," terangnya. Namun ia juga membenarkan bahwa panjangnya hujan membuat petani juga sulit memprediksi waktu tanam di tahun berikutnya.

Giantoro pun tidak memasalahkan penurunan jumlah hasil panen. Dia beranggapan, petani sudah terselamatkan dengan harga sayur-mayur yang cukup bagus saat itu.

"Apa mungkin tahun depan juga masih terjadi musim seperti saat ini?" tanyanya. Jadi menurutnya, saat ini petani hanya takut keliru memprediksi musim yang tidak bisa diperhitungkan.

Kini, petani memilih bercocok tanam Jagung. Sambil menunggu waktu yang tepat untuk menentukan waktu tanam sayur mayur.

Rencananya, para petani akan menunggu hingga bulan November. Karena biasanya, di bulan tersebut masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan terjadi. "Kita lihat apa di bulan November sudah normal," terang Suwito.

Jika di bulan November nanti kondisi cuaca masih tidak bisa diprediksi, maka masa penanaman diperkirakan mundur. "Mungkin mundur lagi, jika masih seperti ini," pungkas Suwito. (d7x/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178420

Siswa MI Bagikan Zakat

[ Senin, 06 September 2010 ]
PAITON - Pembagian zakat tak hanya dilakukan kelompok dewasa. Siswa SD pun bisa melakukan kegiatan serupa. Seperti yang dilakukan siswa MI Raudlatul Munadhirin, Desa Pandean, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Pembagian zakat fitrah itu dilakukan kemarin (5/9), sekitar pukul 12.00 WIB di madrasah tersebut. Sebanyak 22 siswa anggota UKS (unit kesehatan sekolah) terlibat dalam kegiatan itu. Mereka antusias melaksanakan tugasnya.

Koordinator pembagian zakat Hj Mabruroh menegaskan, jumlah zakat mencapai 400 kg beras. Zakat itu didapat dari siswa madrasah.

Meski dilakukan siang hari, pembagian itu berlangsung cukup tertib. "Penerima zakat kita beri kupon agar sesuai jumlah zakat yang kita bagikan. Jumlahnya 80 penerima," ujar Mabruroh.

Sementara Kepala MI Raudlatul Munadhirin, Nurul Jadid mengatakan, pembagian zakat itu merupakan program madrasah. Menurut Jadid, kegiatan itu memang sengaja melibatkan siswa. "Untuk memberikan pengetahuan pada mereka tentang zakat," ujar Jadid.

Selain itu kata Jadid, hal itu sebagai bentuk sumbangsih siswa pada masyarakat. Sehingga sejak dini siswa sudah memiliki jiwa sosial. "Ini penting untuk masa depan mereka. Agar pengetahuan tentang zakat sudah dimiliki sejak dini," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178419

Tingkatkan Kapasitas Lagi, Dewan Workshop

[ Senin, 06 September 2010 ]
Habiskan Dana Puluhan Juta Rupiah

KRAKSAAN - Beberapa hari jelang libur lebaran, DPRD Kabupaten Probolinggo masih sempat ikut workshop ke luar daerah. Sejak tanggal 3 sampai 5 September, para wakil rakyat ini mengikuti workshop di Jakarta.

Workshop atas undangan satuan kerja itu diikuti oleh hampir semua anggota dewan. Sebab, ada juga anggota dewan yang tidak ikut. Mereka yang ikut berangkat Jumat pagi (3/9) dan baru pulang Minggu sore (5/9) kemarin.

Ketua DPRD Ahmad Badawi mengatakan, workshop tiga hari itu bertujuan untuk peningkatan kapasitas anggota DPRD. "Selama workshop ini kami mendapatkan banyak materi yang bisa meningkatkan kapasitas sebagai wakil rakyat," katanya.

Sebab menurut pria yang akrab disapa Memed tersebut, anggota dewan berasal dari berbagai kalangan. Mulai petani, pedagang atau murni politisi. Latar belakang pendidikan mereka pun bermacam-macam.

Karena itu, tiap anggota dewan harus dibekali dengan berbagai kegiatan yang bisa menunjang kapasitasnya sebagai wakil rakyat. "Dengan begitu, secara otomatis juga akan meninkatkan profesionalisme kami," jelasnya.

Untuk workshop kali ini dewan mendapatkan banyak materi soal perencanaan pembahasan APBD. Mulai penyusunan APBD sampai budgeting dikupas dalam workshop tersebut. "Kebetulan dalam waktu dekat ini juga bakal membahas APBD 2011. Jadi momennya pas," ungkap Memed.

Meski yang digelar saat puasa menurut Memet bukanlah menjadi penghalang. Bahkan menurutnya, agenda DPRD tetap padat meski menjelang libur lebaran. "Besok (hari ini) juga masih ada paripurna. Jadi kegiatan DPRD benar-benar padat," bebernya.

Tentu saja untuk menggelar workshop di luar daerah tersebut, tidak mengeluarkan biaya sedikit. Dari data yang dihimpun Radar Bromo, workshop tersebut harus merogoh kocek kas daerah sampai puluhan juta rupiah.

Padahal, efektivitas workshop itu patut dipertanyakan. Pasalnya, jadwal workshop tidak terlalu padat. Mulai pukul 15.00 WIB sampai lepas tarawih, agenda workshop kosong.

"Kalau soal wisata itu urusan pribadi anggota masing-masing. Kalau mau keluar, disediakan waktu saat jeda. Mulai jam 15.00 sampai habis tarawih itu agendanya kosong," terang Supriati, salah satu anggota dewan saat dikonfirmasi Radar Bromo. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178418

Beredar Ancaman Mogok Kerja

[ Senin, 06 September 2010 ]
Buntut Masalah Uang JM di RSUD

PROBOLINGGO - Masalah uang jasa medik (JM) di RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo sampai kemarin (5/9) masih jadi ancaman. Beredar kabar bahwa ada ancaman mogok kerja para karyawan.

Kabar itu terdengar santer menyusul aksi protes yang dilakukan sejumlah karyawan RSUD pada Sabtu (4/9) lalu. "Itu (mogok kerja) kan sudah terdengar jelas saat rapat kemarin (Sabtu, 4/9)," ujar sumber Radar Bromo di RSUD kemarin.

Ya, penyataan ancaman mogok kerja itu memang sempat berembus dalam rapat waktu itu. Tapi, tidak ada yang menyatakan secara lantang. Saat itu, direktur RSUD dr Budi Poerwohadi sempat menantang siapa berani mogok kerja.

Tapi, tidak ada satupun karyawan yang menyatakannya. Mereka hanya saling berbisik antara satu dengan yang lainnya. "Tidak mungkin kami nyatakan sikap waktu itu. Karena situasinya tidak memungkinkan. Dan, waktu itu dr Budi (direktur RSUD, Red) berjanji untuk mencairkannya (JM)," jelas sumber tersebut.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Sabtu lalu (4/9), RSUD menggelar rapat di ruangan edelweis untuk membahas permasalahan yang ada. Mulanya rapat yang itu, digelar hanya akan diikuti oleh direktur, komite medik dan komite keperawatan.

Tapi entah siapa yang mengomando, rapat yang mulai digelar sekitar pukul 10.00 itu diserbu para karyawan. Bahkan karyawan yang kebetulan libur juga datang demi mengikuti rapat tersebut.

Menurut sebuah sumber di RSUD, JM umum biasanya cair setiap akhir bulan. Namun untuk jatah Agustus, belum juga cair. Lain dengan JM untuk Askes, sejak Januari lalu, sampai kemarin juga belum cair.

Sumber Radar Bromo menyebutkan, sebenarnya pihak Askes sudah membayar uang JM kepada RSUD. Tapi, belum satu karyawan pun yang menerima duit yang menjadi haknya itu. Itu dikarenakan uangnya disetor semua ke pemkot.

Dari data yang diperoleh Radar Bromo, JM untuk seluruh karyawan RSUD pada 2010 dianggarkan Rp 2,6 miliar. Itu terbagi dua, yakni untuk pegawai negeri sipil (PNS) Rp 1,7 miliar dan non PNS Rp 890 juta. Itu, sudah direalisasikan sampai dengan Juli 2010. Kini dana JM untuk PNS tersisa Rp 116.517. Sedangkan untuk non-PNS tersisa Rp 347.603.523.

Karena itulah, pada bulan ini RSUD tidak dapat mengeluarkan jasa pelayanan untuk PNS, sedangkan untuk non PNS dapat dikeluarkan. Karena, dana pada plafon anggaran masih mencukupi.

JM untuk PNS tetap dihitung dan dapat dikeluarkan pada saat proses Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) disetujui DPRD. Dan, kekurangan atas JM untuk Askes ataupun Jamkesmas tetap dihitung. Itu diupayakan agar dapat terhitung serta dibayarkan pada tahun mendatang.

Dengan keadaan itulah, diusahakan dalam penyusunan PAK, RSUD mendapat tambahan dana JM sebesar Rp 2,6 miliar. Meski demikian, tambahan itu masih belum mencukupi JM secara keseluruhan. Sedangkan kebutuhan JM setiap bulannya, sekitar Rp 350 juta, itu belum termasuk untuk Askes dan Jamkesmas.

Sebetulnya, permasalahan itu muncul sejak awal 2010 lalu. Tapi, baru kali ini bergolak. Itu, setelah pendapatan RSUD menjadi satker seluruh dananya harus disetor ke kasda. Dan, seluruh pengeluarannya diatur oleh kasda, seperti satker-satker lain. Padahal sebelumnya RSUD bisa mengelola keuangannya sendiri.

Meski begitu, Direktur RSUD mengaku akan mengusakan JM bisa cair dalam pekan ini. "Untuk itu, saya mengusahakan sebelum lebaran bisa cair," ujarnya waktu itu.

Karena janji itulah, kejengkelan para karyawan sedikit terobati. Tapi, karyawan berharap direktur bisa menepati janjinya. Kalau tidak, maka para karyawan itu akan memikirkan kembali untuk melayani pasien di RSUD. "Sekarang masih koordinasi dulu, kalau tidak cair kita lihat saja nanti," jelas sumber koran ini.

Menurutnya, wajar jika para karyawan istirahat kerja. Pasalnya, hak-haknya yang mestinya sudah cair kini harus tertahan. Padahal, banyak kebutuhan yang harus ditanggungnya. "Janjinya, sebelum lebaran akan cair. Tapi, kalau tidak cair mungkin kami akan mogok kerja," ujar sumber lainnya di RSUD.

Menurut sumber Radar Bromo itu, mogok kerja itu akan diikuti oleh semua karyawan. Tidak hanya paramedis, tapi juga non-medis. "Ya semua. Masak mogok kerja hanya sebagian. Tapi, itu akan kami pertimbangkan lagi," ujarnya.

Sementara, dokter spesialis jantung dr Budi Satrio yang mengikuti rapat pada Sabtu (4/9) lalu, saat dihubungi koran ini kemarin mengaku tidak mendengar kabar bakal adanya mogok kerja itu. "Saya kok tidak dengar ya masalah itu. Saya kan masih baru di sana (RSUD, Red). Mungkin teman-teman yang lebih senior lebih mengerti," ujarnya.

Menurutnya, dalam rapat itu sebenarnya pihaknya tidak hanya menuntut pencairan JM. Tapi, juga lebih menekankan kepada bagaimana pelayanan di RSUD supaya lebih baik. "Intinya, supaya pelayanan lebih baik. Bukan hanya JM semata," ujarnya.

Dokter spesialis kandungan dan anak dr Aminnuddin juga mengatakan hal yang sama dengan dr Budi Satrio. "Kalau sampai mogok kerja tidak. Sampai saat ini kami tetap masih melaksanakan tugas. Tidak ada penelantaran pasien," ujarnya.

Aminuddin hanya mempertanyakan kebijakan pemkot yang mengalokasikan dana untuk RSUD begitu minim. Sehingga, menyebabkan pelayanan di RSUD kurang maksimal. "Anggaran itu tidak sesuai plafon anggaran. RSUD mengajukan sekian, disetujui sekian," ujarnya.

Dengan disetujuinya JM sebesar Rp 2,6 M dalam PAK, menurutnya hanya akan habis sebelum akhir tahun ini. "Itu masih untuk membayar JM bulan sebelumnya," jelasnya.

Data yang diperoleh Radar Bromo, anggaran belanja untuk RSUD tahun ini sekitar Rp 25,6 M. Itu di luar gaji, sekitar Rp 14 M. Tapi, sudah termasuk JM sekitar Rp 2,6 M. Sedangkan RSUD harus menyetor pendapatan kepada kasda sebesar Rp 17 M.

Menurut Aminuddin, dengan anggaran seminim itu sangat berpengaruh terhadap pelayanan di RSUD. Baik pada pelayanan yang sifatnya langsung kepada pasien atau yang sifatnya teknis. Misalnya, RSUD sampai kehabisan obat dan oksigen.

"Itu sangat berpengaruh. Untuk obat misalnya, dicari yang paling murah. Bahkan, beberapa hari lalu pasien jamkesmas harus beli obat sendiri. Intinya, tuntutan kami bukan hanya masalah JM, tapi masalah pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara, dr Ernowo yang menjabat sebagai wakil direktur di RSUD juga mengaku tidak mendengar kabar kalau karyawannya akan mogok kerja. Ernowo memperkirakan itu hanya sebatas isu saja. "Tidak ada, mungkin itu hanya isu saja," ujarnya.

Saat ditanya, berapa besar anggaran yang diajukan RSUD tahun lalu, Ernowo mengaku kurang paham. Soal apakah JM bisa cair sesuai janji direktur RSUD, Ernowo juga tidak bisa menjamin. "Semoga saja cepat keluar, kalau keluar saya juga senang karena saya juga akan dapat," jelasnya.

Sedangkan direktur RSUD, dr Budi Poerwohadi, tak berhasil dikonfirmasi Radar Bromo kemarin. Saat berusaha dihubungi via telepon, ponselnya tak diangkat. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178408

Meriah Konser Ramadan

[ Senin, 06 September 2010 ]
Balasyik, Wak Kaji Show, hingga Armada

PROBOLINGGO - Pentas Ramadan Fair dengan bintang tamu Armada band yang digelar di lapangan bakal GOR Kedopok Kota Probolinggo, Sabtu (4/9) malam disambut antusias warga. Penonton tumblek blek memadati lapangan untuk menyaksikan acara persembahan Djarum 76 tersebut.

Armada band menjadi magnit kuat bagi para penggila musik. Penonton berdatangan dari berbagai daerah. Tidak hanya Probolinggo, tapi juga sampai dari Lumajang, Jember dan Situbondo. Mereka sudah berdatangan di Kedopok sejak sore. "Sudah lama saya ingin nonton konsernya (Armada, red). Ini kesempatan, jarang ada konser seperti ini," ujar Ubed, seorang penonton asal Lumajang.

Tak ayal, lalu lintas di Jl Mastrip bergerak merayap. Padahal, konser yang digeber sebagai rangkaian peringatan HUT Kota Probolinggo ke-651 itu baru dimulai sekitar pukul 20.15.

Malam itu sebagai sajian pembuka, tampil orkes gambus balasyik dari Jember. Musthofa Cs menyepa penoton dengan lantunan Salawat Badar. "Mari kita bersalawat terlebih dahulu, semoga kita diberi safaat oleh Rasulullah SAW, dan tidak ada keributan sampai pulang nanti," ajak Musthofa.

Usai bersalawat, Musthofa mengajak penoton untuk mennyai bersama. Kali ini, ia mengusung lagu Nawwar Ti Ayyami, dilanjutkan dengan Hena. Pada lagu ketiga inilah, rupanya penonton yang mulai merasa kepanasan dan berteriak minta air.

Tapi, teriakan berisi permintaan air itu tak mudah dikabulkan oleh panitia. Musthofa pun melanjutkan dengan lagu ke empat. Ujungnya, Musthofa menutup pertemuannya dengan lagu Il Hil Wadi.

Wawali Bandyk Soetrisno sempat naik pentas. Kepada penonton, Bandyk mengajak menyaksikan acara itu dengan tertib tanpa tawuran. "Nontonnya harus tertib, karena kita sama-sama orang Probolinggo," ujarnya.

Selanjutnya, pendakwah asal Bangil yang tenar dengan julukan Wak Kaji Show juga tampil malam itu. Ia mengatakan, sebagai bangsa Indonesia harus cinta Indonesia. Siapapun yang mencoba mengganggu Indonesia harus dilawan. "Saya siap membela Indonesia, sampai titik darah penghabisan," ujarnya.

Ia mengatakan, kalau dunia ini semakin maju. Termasuk Indonesia. Salah satu buktinya sekarang ada handphone (HP). "Orang ngising saja sekarang bisa terima telepon," ujarnya.

"Tapi, jangan menyalahgunakan HP. Kalau sampai disalah gunakan bisa jadi terkana kasus Ariel dengan Luna.... Luna siapa?" tanyanya. "Bukan Luna Maya, tapi Luna meluna," lanjutnya.

Rupayanya, Wak kaji, mengerti dengan apa yang dipikirkan penonton. Ia tidak tampil berceramah terlalu lama. Hanya sekitar 5 menit, ia pun mengakhiri ceramahnya. Dan, panggung sejenak sunyi karena menunggu penampilan Armada.

Penonton, mulai tak sabar untuk menyaksikan penapilan grup band pujaannya. Koor dari arah penonton memanggil-manggil Armada terdengar hingga berkali-kali. Sekitar pukul 21.00 grup band yang terbentuk di Jakarta pada pertengahan Oktober 2007 itu pun muncul.

Rizal sang vokalis, langsung menyapa penonton dengan hangat. "Apa kabar Probolinggo. Sehat...?" tanyanya. Tanpa menunggu jawaban, Rizal mulai melafalkan kalimat; Salahkan bila aku mencintaimu, dan berharap engkau kan jadi milikku, walau banyak yang bilang kau tak pantas untukku.

Kontan, penoton langsung mengikuti apa yang ucapkan oleh Rizal dengan iringan bandnya. Ya, lagu berjudul Cinta Itu Buta tersebut menjadi pembuka band yang dimotori oleh Rizal (vocal), Endra (bass), Mai (guitar) dan Radha (guitar) dan Andith (drum).

Nah, belum tuntas satu lagu, rupanya ada sedikit gaduh di antara penonton. Ada salah satu penonton yang tidak bisa menahan emosinya sehingga terjadi tawuran. Beruntung petugas keamanan bersikap tegas, mereka dicabut dari keramaian dan diamankan di sisi kiri panggung.

Sedikitnya, ada tiga remaja yang diamankan malam itu. Tapi, kepada petugas mereka mengaku kalau dirinya tidak bersalah. Malah, mereka yang mendapat bogem mentah dari penonton lainnya. Petugas keamanan, juga berupaya mengambil bendera yang diusung penonton.

Pasalnya, bendera itu tidak dipegang biasa. Tapi, diikatkan kepada sebatang kayu ada pula yang pada bambu. Sehingga, benar-benar sangat membahayakan bagi penonton yang lain.

group band yang pada 2009 lalu itu, merilis album kedua Hal Terbesar dengan single andalan Buka Hatimu,

Ketengangan semakin terasa kala Armada band membawakan lagu Kasih Tak Dianggap. Para penonton, ada yang mulai melepar botol minuman sampai potongan kayu. Ketegangan itu, cukup pengundang perhatian aparat keamanan.

Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto sampai turun langsung berada di depan panggung, didampingi Kabag Ops Kompol Bambang S. dan Kasat Samapta AKP Sugiman.

Sementara konser terus berlanjut. Band yang sebelumnya bernama Kertas itu, melanjutkan konsernya dengan lagu Tombo Ati-nya Opik. "Ijikan kami membawakan lagunya bang Opik, Tombo Ati, yang sudah diaransemen ulang. Semoga bermakna bagi kita semua," ujar Rizal.

Ku Ingin Setia menjadi lagu ke empat dan ditutup dengan lagu Buka Hatimu. "Terima kasih Probolinggo, baru kali ini saya melihat penonton sebanyak ini. Terima kasih dan sampai jumpa lagi," pamit Rizal.

Disorot MUI

Ternyata, tidak semua orang senang dengan konser Armada yang menghentak Kedopok malam itu. Salah satunya adalah KH Nizar Irsyad Ketua MUI Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo.

Kiai Nizar mengaku sangat prihatin dengan konser malam itu. Konser tersebut dinilai telah mencederai kesucian Ramadan. Terlebih, pada akhir-akhir Ramadan yang semestinya digunakan untuk lebih meningkatkan ibadah. "Saya sangat prihatin dan menyayangkan adanya konser tersebut," ujarnya.

Menurutnya, adanya konser tersebut telah banyak menggangu aktifitas anak muda dan masyarakat sekitarnya. Mereka yang seharusnya mempersiapkan diri untuk berbuka puasa bersama keluarganya. Menjelang magrib sudah berada di jalanan. "Lain lagi, yang mencegat kendaraan di jalan," ujarnya.

Kiai Nizar mengatakan, pihkanya tidak melarang konser itu digelar. Tapi, hanya momennya saja yang yang tidak tepat karena digelar di bulan Ramadan. "Apalagi, di akhir Ramadan, yang seharusnya tarawih jadi tidak tarawih," ujarnya.

Menurutnya, banyak kiai kampung yang juga prihatin dengan konser tersebut. Karena, warga utamanya anak muda yang biasnya tarawih dan bertadarus malam itu jadi ikut konser. "Bahkan, patrol yang biasanya ada setiap sahur (malam itu) tidak ada," ujarnya.

Apalagi moment itu hanya sebatas HUT Kota Probolinggo. "Wong Agustusan saja dipercepat karena Ramadan. Ini kok terbalik, di mana dari Madinah dipanggil untuk memberikan magnet supaya bisa meningkatkan ketakwaan. Ini kok malah ada konser," sesalnya.

Namun, menurut Kiai Niazar nasi sudah menjadi bubur. Kini, pihaknya hanya bisa berharap hal tersebut tidak akan terulang. "Semoga semua pihak, diampuni oleh Allah dan mendapat ridha-Nya. Ini pelajaran bagi semua pihak. Semoga tahun-tahun berikutnya tidak seperti itu lagi," harapnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178406

Sudah Mantan Guru Ngaji

[ Senin, 06 September 2010 ]
Lelaki yang Diduga Pelaku Video Porno

PROBOLINGGO - PCNU Kabupaten Probolinggo memberi perhatian serius pada kasus video porno yang diduga pelakunya adalah seorang guru ngaji asal Blado Kulon, Kecamatan Tegalsiwalan. PCNU berencana dalam waktu dekat turun ke Blado Kulon untuk menenangkan masyarakat.

Ketua PCNU KH Syaiful Hadi mengatakan, begitu kasus video porno Blado Kulon itu mencuat, pihaknya langsung mencari kebenaran. "Saya dari PCNU langsung mengumpulkan pengurus MWC NU Tegalsiwalan dan ranting Blado Kulon. Ternyata diketahui kalau orang yang diduga pelaku (Hdb) itu memang mantan guru ngaji," terang Syaiful Hadi kepada Radar Bromo kemarin.

Menurut penjelasan dari MWC dan ranting, diketahui kalau sejak sekitar 3 tahun lalu Hdb sudah tidak mempunyai murid lagi. "Dikabarkan kalau muridnya itu lama kelamaan habis. Karena memang tindakan ustadsnya yang tidak baik," jelas Syaiful Hadi.

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Ramadan ini DPRD Kabupaten Probolinggo malah panen laporan soal video porno. Sebelumya ada kasus video bugil kamar mandi yang diduga melibatkan kepala Desa Kalianan, Krucil. Yang terbaru, DPRD kembali dapat pengaduan kasus video porno yang diduga pelaku lelakinya adalah seorang guru ngaji asal kecamatan Tegalsiwalan.

Bahkan kasus video porno yang diduga melibatkan eks guru ngaji berinisial Tp alias Hdb ini sudah sampai gedung DPRD dan polres setempat. Kemarin (2/9) beberapa warga desa Blado kulon, Tegalsiwalan kembali mendatangi Polres untuk menyeriusi laporannya.

Menyeruaknya kasus video mesum itu sendiri menurut Syaiful Hadi rentan menimbulkan perpecahan. Sebab video mesum tersebut diduga hubungan perselingkuhan yang notabenenya adalah warga bertetangga.

Dijelaskan Syaiful Hadi, tentu saja menyeruaknya kasus tersebut menimbulkan pro dan kontra di masyarakat setempat yang rentan terjadi gesekan. "Karena itu dari PCNU akan turun ke lapangan untuk menenangkan suasana. Agar tidak memanas dan sampai menimbulkan perpecahan," jelas Syaiful.

"Terlepas dari proses hukum yang terus berlangsung, warga harus segera ditenangkan. Seperti orang puasa yang bertemu es ketika saat buka tiba," imbuhnya.

Selain itu agenda ke Blado Kulon tersebut juga dimanfaatkan PCNU untuk agenda safari dakwah. "Sasaran kami selanjutnya adalah penguatan akhlak warga. Kami berharap masalah serupa tidak terulang lagi," harapnya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178405

Carok dengan Ipar

[ Senin, 06 September 2010 ]
SUMBERASIH - Kasus carok tetap kerap terjadi walau bulannya suci. Sabtu (4/9) malam peristiwa carok terjadi di Desa Sumberbendo, Sumberasih Kabupaten Probolinggo, melibatkan dua orang yang terhitung masih bersaudara.

Dua orang tersebut adalah Mujib Ridwan, 22, dan saudara iparnya, Tohari, . Keduanya adalah warga Sumberbendo. Karena peristiwa carok ini, Tohari harus mendapat perawatan di RSUD Dr Moh Saleh Kota Probolinggo.

Informasinya, peristiwa itu terjadi sekita pukul 18.15 di depan rumah Tohari.

Saat itu Mujib hendak pergi menemui Hadir, saudara iparnya yang lain. Mujib bermaksud mengambil uang di rumah Hadir.

Saat hendak berangkat, Tohari tiba-tiba memanggil Mujib. "Leher saya langsung dipegang Tohari," terang Mujib saat ditemui di Polsek Sumberasih kemarin. Mujib merasa perlakuan iparnya itu terlalu berlebihan.

Tohari juga sempat berujar pada Mujib, " Kamu kok ikut-ikutan tidak bicara sama saya. Kamu di sana (rumah mertua) mau jadi apa?"

Mujib merasa tak tahu apa yang dipersoalkan Tohari. "Saya tidak tahu apa-apa," ujar Mujib. Dia rasa, yang bermasalah adalah keluarganya dengan Tohari. "Tapi, selama ini saya hanya bekerja di Mojokerto. Jadi tidak tahu permasalahannya," ungkapnya.

Rupanya, Mujib tak terima diperlakukan begitu. Ia balik ke rumahnya untuk mengambil celurit. Lalu ia balik ke rumah Tohari. Tapi, saat balik, Mujib melihat Tohari sudah membawa sebuah balok kayu.

Mujib dan Tohari seperti siap berduel. Warga yang melihat kejadian itu berusaha melerai. Tapi, Mujib dan Tohari kadung tak bisa dihentikan. Tohari sempat memukulkan balok kayu ke tangan Mujib. Dan Mujib membalasnya dengan sabetan celurit di kepala Tohari.

Selesai membacok, Mujib pulang. Dia lalu memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Pasuruan. Sedangkan Tohari dilarikan ke RSUD Dr Moh. Saleh untuk mendapat perawatan pada luka di kepalanya.

Saat ditemui di RSUD, Tohari menyatakan peristiwa carok itu hanya salah paham. "Saya hanya tanya mengapa tidak pernah bicara dengan saya (Tohari)," terang Tohari. Menurutnya, Mujib tidak hanya 1-2 hari tidak bicara dengan dirinya. "Sudah setengah bulan ini tidak bicara," ungkapnya.

Karenanya malam itu Tohari bertanya pada Mujib, apa yang membuatnya sampai tak berbicara dengan dengannya. Tak disangka, pertanyaan itu berbuntut carok.

Sementara itu, Polsek Sumberasih langsung bergerak setelah mendapat informasi adanya peristiwa tersebut. Polisi mencari keberadaan Mujib. "Kami sebar anggota di lapangan," terang Kapolsek Sumberasih AKP Bambang Ponco Utomo.

Polisi mendapat informasi bahwa Mujib pergi dari rumah dan mencegat bus jurusan Pasuruan. "Saat itu pelaku terlihat dari desa Ambulu menuju jalan raya untuk mencegat bus," terang AKP Bambang.

Sebelum bus itu melaju jauh, polisi berhasil menghentikannya. Mujib kemudian dikeler ke polsek. Selain mengamankan Mujib, polisi juga menyita sebilah celurit yang digunakan membacok Tohari. (d7x/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178404

Kritik Zakat Masal

[ Senin, 06 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Pembagian zakat secara masal di beberapa daerah yang tak jarang sampai menimbulkan jatuh korban, jadi perhatian Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Secara pribadi ia mengaku tidak sependapat dengan pembagian zakat secara masal, apalagi sampai menimbulkan korban.

"Secara pribadi saya kurang sependapat dengan maraknya pembagian zakat secara masal itu," kata Hasan kala menghadiri acara buka bersama Nasdem (Nasional Demokrat) Jatim dengan PCNU Kabupaten Probolinggo di Tongas, Sabtu (4/9) lalu.

Menurut Hasan, zakat merupakan kegiatan yang bermuatan sosial, kemasyarakatan dan kemanusiaan. "Seharusnya dengan zakat itu bisa mengangkat dan memudahkan kaum-kaum penerima zakat yang dilanda kesusahan," jelasnya.

Tetapi pada beberapa kali kesempatan agenda zakat masal, justru yang terjadi sebaliknya. Orang-orang yang tidak mampu harus bersusah payah untuk mendapatkan zakat karena tidak terkelola dengan baik. "Tak jarang sampai ada yang pingsan karena berdesak-desakan," ujarnya.

Hasan lantas sedikit membandingkan dengan pengalaman yang pernah ia temui dikala ia melakukan umrah di awal Ramadan lalu. Diceritakannya, Saat itu ada seorang bapak yang mengajak anaknya ke masjid. Di masjid itu sang anak lantas bersedekah.

"Ada dua hal kebaikan yang bisa dilihat dalam kejadian yang cukup sederhana itu. Pertama sang bapak sudah beribadah dengan mengajak anaknya ke masjid dan yang kedua bersodaqoh," jelas Hasan.

Menurut Hasan yang baik itu dermawan mencari si penerima sedekah. "Tetapi di Indonesia justru sebaliknya. Penerima sodaqoh harus mencari si dermawan. Sedangkan dermawannya sendiri banyak yang riak," tutur Hasan. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178402

Ribuan Warga Antre Zakat

[ Senin, 06 September 2010 ]
GENDING - Ribuan warga kemarin (5/9) memadati lingkungan Ponpes Raudlatul Jannah, Desa Klaseman, Gending Kabupaten Probolinggo. Mereka antre mendapatkan zakat yang rutin dibagikan secara masal oleh pengasuh ponpes tersebut saban tahun.

Dari pantauan Radar Bromo, pembagian itu dimulai pukul 07.30. Lokasi penerimaan zakat penuh manusia, parkir kendaraan pun memadati pinggiran jalan raya Gending. Arus lalu lintas sekitar ponpes pun merambat.

Walau begitu, pembagian zakat itu berlangsung relatif tertib. Aparat keamanan dilibatkan untuk mengatur distribusi zakat masal itu. Mulai dari petugas Polres Probolinggo sampai Kodim 0820. Ada sejumlah 500 personel dari dua institusi tersebut yang dikerahkan.

Zainal Abidin Putra, keluarga pengasuh ponpes Raudlatul Jannah, mengatakan bahwa pembagian zakat hari itu diperuntukkan bagi lima kecamatan. Yakni Kecamatan Gending, Banyuanyar, Pajarakan, Kraksaan dan Maron. "Tidak menyeluruh se-kabupaten," terangnya.

Untuk memudahkan pembagian, panitia menyebar kupon bagi penerima. Penyebarannya dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu. Sehingga kemarin, penerima bisa langsung mendapat zakat. "Setiap penerima mendapat 5 kg," kata Zainal.

Selain itu kata Zainal, pihaknya juga menyerahkan santunan berupa gula pasir sebanyak 1 kg. "Ini bulan suci, banyak berkah. Manis itu berarti indah, Mas. Juga damai," tutur Zainal sembari tersenyum.

Jumlah penerima mencapai 10 ribu orang. "Itu sesuai kupon yang kami sebar," ujar putra dari pengasuh Ponpes Raudlatul Jannah Umi Toha itu.

Sementara, Kapolres AKBP Rastra Gunawan mengatakan, pemberian zakat saat ini menjadi salah satu agenda penting. Khususnya jelang lebaran. Karenanya polres fokus memberikan pengamanan. "Agar tidak berlangsung ricuh maupun kacau balau. Itu harapan kami," tegasnya. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178401