Rabu, 08 September 2010

Menikmati Indahnya Sunset di Puncak Pananjakan Gunung Bromo




Bromo Info - Pada kesempatan hari libur tanggal 12 September 2010, merupakan kesempatan yang baik untuk pergi ke Gunung Bromo. Ini kunjungan kami yang keempat kalinya ke Gunung Bromo. Berangkat dari Terminal Probolinggo tepat pukul 13.35 WIB dengan mengendarai mobil pribadi. Perjalanan malam berjalan lancar walau arus kendaraan agak ramai, akhirnya kami sampai di Bromo pada pukul 15.45 WIB. Kami menginap di salah satu hotel dengan tarif Rp 137.000 + tax per malam.

Untuk melihat sunrise di Bukit Penanjakan, kami harus bangun pagi-pagi sekali sekitar pukul 03.00.

Tujuan utama wisata lokal ke Bromo adalah melihat sunrise dengan latar belakang Gunung Bromo di Bukit Penanjakan dan melihat kawah Gunung Bromo. Untuk melihat sunrise di Bukit Penanjakan, kami harus bangun pagi-pagi sekali sekitar pukul 03.00. untuk menuju Bukit Penanjakan kita bisa menggunakan kendaraan Hardtop.

Dengan kendaraan pribadi, kita bisa menuju Cemoro Lawang tempat di mana banyak hardtop yang menunggu giliran berangkat menuju Penanjakan. Suasana ramai sekali, waktu menunjuk pukul 04.00. Harga normal sewa Hardtop Rp 300.000 - Rp 350.000. Mobil pribadi dilarang masuk dan hanya mobil hardtop yang boleh masuk untuk menjelajah padang pasir kaldera menuju View Point Penanjakan.

Perjalanan ke bukit Penanjakan ditempuh dalam waktu 40 menit dengan melintasi padang pasir kaldera dan menaiki bukit terjal. Konvoi mobil hardtop menghiasi gelapnya malam. Hamparan kilauan bintang di langit menambah haru suasana bromo. Akhirnya kami diturunkan tidak di bagian atas, karena jalan sudah penuh dengan puluhan hardtop yang parkir di pinggir jalan. Jalan masih panjang, kami masih harus berjalan lagi ke Puncak Penanjakan. Suasana di jalan sangat ramai, orang banyak yang mengeluh karena masih harus berjuang berjalan kira-kira 1 km menuju puncak.

Keadaan terasa tergesa-gesa karena waktu sudah menunjukkan pukul 05.30, akhirnya kami sampai di Puncak Penanjakan yang sudah penuh sesak, hampir tidak kebagian tempat untuk melihat sunrise. Pemandangan yang menakjubkan berupa deretan pegunungan Tengger dengan latar belakang Gunung Semeru dan kawah Gunung Bromo, Gunung Batok dan gunung-gunung lainnya. Sungguh indah…

Setelah puas melihat pemandangan di Penanjakan, dengan menggunakan hardtop kami turun untuk menuju kawah Gunung Bromo yang letaknya di hamparan pasir kaldera. Kami berhenti sebentar di salah satu sisi jalan antara View Point Penanjakan dan Kawah Gunung Bromo untuk melihat pemandangan dari sisi utara.

Di sana sudah banyak hartop yang parkir dan banyak. Suanana di parkiran cukup ramai. Dari sini kami menuju ke kawah Gunung Bromo dengan menggunakan kuda yang disewa dengan harga Rp 50.000 - Rp 100.000 pulang pergi. Dalam perjalanan dengan kuda ini akan terlihat sebuah pura besar yang sengaja dibangun untuk upacara keagamaan umat Hindu suku Tengger. Perjalanan memakan waktu 20 menit dan sampai di pinggir kawah.Untuk menuju kawah kami masih harus menaiki sekitar 135 anak tangga, cukup menguras tenaga untuk mencapai anak tangga paling atas. Dari sinilah akan terlihat Kawah Gunung Bromo Cerita Wisata Gunung Bromo, Sunrise di Bukit Penanjakan yang masih mengeluarkan asap tebal seakan menyapa pengunjung yang datang.

Berminat berkunjung ke Bromo, Team Bromo Info siap mengantar Anda...

Rabu, 08 September 2010 - 07:53:18 WIB

Sumber: http://www.bromoinfo.com/berita-150-menikmati-indahnya-sunset-di-puncak-pananjakan-gunung-bromo.html

Narkotika Disembunyikan dalam Buku

Rabu, 8 September 2010 | 07:07 WIB
Ineks disembunyikan dalam buku.

PROBOLINGGO - Modus menyembunyikan narkotika di dalam buku yang dilakukan artis Ibra Azhari ditiru tersangka pengedar ineks di Probolinggo. SHS (34), warga Bondowoso mengelabui jajaran Polresta dengan menyembungikan 100 butir ineks dalam buku yang tengahnya dilubangi.

”Karena aksinya diketahui, tersangka SHS kemudian membuang bungkusan ineks ke dalam WC. Terpaksa kami membongkar WC di sebuah hotel untuk mendapatkan barang bukti,” ujar Kapolresta Probolinggo, AKBP Agus Wijayanto, Selasa (7/9).

Awalnya polisi mendapatkan informasi ada tersangka pengedar ineks menginap di sebuah hotel di Jl. Raya Bromo, Kota Probolinggo. Sejumlah polisi kemudian menggerebek SHS yang menginap di kamar hotel kelas melati di sebelah utara Terminal Bayuangga itu.

Tahu hendak digerebek, SHS yang awalnya menyembunyikan 100 butir ineks jenis pink (GBL) langsung membuangnya di dalam WC hotel. Namun polisi berhasil menemukan bungkusan plastik berisi 50 butir ineks.

Karena menduga ada ineks yang telanjur masuk dalam WC, polisi pun meminta izin manajemen hotel untuk membongkar WC. “Ternyata benar, ditemukan 50 butir ineks lagi di dalam WC yang dibongkar,” ujar Kapolresta.

Guna mengelabui petugas, SMS membawa ineks ke Probolinggo dengan cara dimasukkan ke dalam buku. Sebuah buku Tatabahasa Inggris setebal sekitar 10 cm di bagian tengahnya dilubangi membentuk bujur sangkar.

Ineks sebanyak 100 butir disembunyikan dalam lubang buku. ”Jadi sekilas, tersangka seperti orang terpelajar yang membawa buku bahasa Inggris kemana-mana,” ujar Kasat Reskoba, AKP Logo Tadu yang mendampingi Kapolresta.

Modus menyembungikan narkotika seperti itu sebelumnya dipraktikkan Ibra Azhari, artis yang juga adik kandung Ayu Azhari. Yang jelas kini, polisi berusaha mendalami kemungkinan di belakang SHS ada pelaku lain.

”Tersangka mengaku biasa menjual ineks jenis GBL itu seharga Rp 200 ribu-350 ribu per butir,” ujar AKP Logo. Selain menyita 100 butir ineks, polisi juga mengamankan sejumlah pipet rokok, dua lembar KTP SHS, dan sebuah HP.

Pelaku pengedar narkotika golongan I itu terancam UU 35/2009 tentang Narkotika terutama pasal 112 dan 114. ”Tersangka terancam hukuman minimum 6 tahun dan maksimum 20 tahun penjara atau seumur hidup,” ujar Kapolresta. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=fd1774a812a65b0300a528bcf36d2eca&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Dishub Siapkan Jalur Alternatif Mudik

Rabu, 8 September 2010 | 12:09 WIB

SURABAYA Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Pemprov Jatim menyiapkan jalur-jalur alternatif bagi para pemudik. Bagi pemudik yang melewati Porong, siap-siap menghadapi polisi cepek. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum juga sudah menyiapkan posko-posko sepanjang jalur mudik.

Sekretaris Panitia Penyelenggara Angkutan Mudik dan Balik, Bambang Sugiarso mengungkapkan jalur-jalur alternatif tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian. Namun khusus untuk jalur Porong, pihaknya sudah menyiapkan jalur alternatif yaitu exit Tol Porong kea rah Desa Kalitengah Selatan-Gempolsari-Glagaharum-Besuki-tol lama lantas keluar di Bundaran Gempol. “Jalur Porong sendiri sebenarnya sudah mulus dan ditinggikan. Tapi tetap saja kami menyiapkan jalur alternatif supaya mudik lebih lancar,” kata Bambang, Rabu (8/9).

Namun jalur alternatif ini hanya diperuntukkan bagi kendaraan kecil saja sedangkan truk dilarang melintas. Selain jalannya yang terlalu sempit, juga ada 15 tikungan di sepanjang jalur tersebut. Hanya saja, dia mengingatkan jalur alternatif ini biasanya marak dengan polisi cepek. Bambang mengatakan fenomena ini selalu hadir terutama kendaraan yang melintasi jalan perkampungan. Polisi cepek ini biasanya juga berasal dari warga kampung setempat. “Sebenarnya dinas sudah memasang rambu-rambu lalu lintas tapi saya kira tidak apa lah sedikit biaya karena kan melintasi kampung warga,” kata pria yang juga jadi Kasi Pembinaan Angkutan Dishub dan LLAJ Jatim itu.

Pelaksanaan mudik sejauh ini masih terkendali dan belum mendapat laporan pelanggaran. Tim siluman pemantau tarif juga masih belum menemukan adanya penyelewengan tarif angkutan seperti tujuan Surabaya-Sumenep tetap Rp 33 ribu. Dishub sudah menyiapkan teguran kepada perusahaan otobus yang nekad melakukan pelanggaran tarif.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum juga mendirikan posko di sepanjang jalur nasional terutama untuk membantu kelancaran arus di jalur pembangunan yang belum tuntas. Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan Nasional, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V, Kementerian Pekerjaan Umum, Tutuk Surya Jatmiko, mengatakan pendirian 30 posko di tiap paket jalan nasional merupakan yang pertama kalinya. “Ini demi kenyamanan pengendara,” tuturnya.

Sedangkan 14 posko dikelola oleh Balai Pemeliharaan Jalan (BPJ) yang mengkoordinasikan posko-posko paket. Di antara lokasi posko pada paket jalan nasional yang didirikan ada di ruas Babat-Lamongan, Pasuruan-Probolinggo, Probolinggo-Banyuwangi, Lumajang-Jember, Pasuruan-Malang, Malang-Blitar, serta beberapa titik posko lainnya. Posko ini juga dilengkapi peralatan berat termasuk eskavator dan petugas yang siaga 24 jam. “Posko ini akan dioperasionalkan mulai H-7 hingga H+7,” tuturnya.

Dia menjelaskan beberapa jalan yang belum tuntas pengerjaannya adalah jalur jalan Babat-Lamongan, Lamongan-Sukodadi, Probolinggo-Situbondo yang dilakukan pelebaran jalan. Ruas lainnya, yakni Duduk Sampeyan-Gresik sepanjang 8 km, dari Bulu-Sadang-Tuban sepanjang 30 km. Pada jalur-jalur tersebut saat ini masih memiliki 2 lajur dan direncanakan pada tahun 2012 sudah empat lajur. sit

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a1f56ea76eaeb1a31be2bcfb1870bbce&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

137 Napi Probolinggo Dapat Remisi

Rabu, 8 September 2010 | 09:13 WIB
Kondisi sel LP Probolinggo.

PROBOLINGGO - Bertepatan dengan Lebaran Idul Fitri mendatang sebanyak sebanyak 137 narapidana (napi) penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Probolinggo bakal mendapat remisi, bahkan 9 di antaranya bakal langsung bebas. Dari napi sebanyak 137 orang, dua di antaranya adalah napi kasus korupsi.

“Berkasnya sudah saya ambil dari kantor Kanwil Hukum dan HAM, sehari lalu. Jadi nanti saat Lebaran tinggal mengumumkan,” ujar Kasi Bimbingan, Napi/Anak Didik dan Kegiatan Kerja pada Lapas Probolinggo, Djodi Satriyo SH, Selasa (7/9) siang.

Sebelumnya, saat HUT Kemerdekaan, 17 Agustus lalu, ke-137 napi itu juga mendapatkan remisi. “Kalau saat 17 Agustus namanya remisi umum, lha saat Lebaran ini remisi khusus bagi napi yang beragama Islam,” ujarnya.

Disinggung soal remisi yang diberikan kepada dua koruptor, Djodi mengatakan, memang petunjuknya dari atas seperti itu. “Semua napi kasus apa pun tanpa pandang bulu asal memenuhi syarat ya kami ajukan untuk mendapatkan remisi,” ujarnya.

Termasuk dua napi kasus korupsi juga diajukan untuk mendapatkan remisi Lebaran minimal 15 hari. “Hanya ada dua napi korupsi, satu dari Pasuruan kasus korupsi dana koperasi, saya lupa namanya mendapat 1 bulan. Satu lagi Syarful Anam pindahan dari Lapas Kraksaan yang menjalani hukuman 1 tahun 6 bulan, mendapat remisi 15 hari,” ujar Djodi.

Dikatakan para napi yang mendapatkan remisi beruntun pada 17 Agustus dan Lebaran ini syaratnya hukumannya minimal 1 tahun 6 bulan. “Kalau kurang dari itu, ya tidak ada dapat remisi. Kalau hukumannya beberapa bulan lalu dapat remisi beruntun kan enak tidak menjalani hukuman,” ujar Djodi sambil tertawa.

Lapas yang berlokasi di Jl. Trunojoyo, Kota Probolinggo itu kini dihuni sebanyak 248 penghuni yakni, 191 napi dan 58 tahanan. “Pada hari ini seorang napi sudah bebas,” ujarnya.

Berdasarkan catatan, kapasitas Lapas Probolinggo memang 265 orang, tetapi diisi sebanyak 248 orang sudah penuh. Soalnya, sebagian ruang tahanan sudah dipakai untuk aula dan dapur. Sisi lain, bangunan Lapas di sebelah barat mepet dengan jalan raya tanpa ada halaman dan pagar pembatas.

Lapas yang dibangun Belanda pada 1872 silam itu, sekarang tidak lagi ideal karena tidak mempunyai lapangan terbuka. Tidak ada lapangan untuk apel (upacara) hanya sebatas ruang terbuka seukuran lapangan voli.

“Bagaimana pun kondisi Lapas, kami berusaha membina penghuni termasuk dengan siraman rohani dan keterampilan,” ujar Djodi. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b499a519223414c64e6fa7d64e5c6a23&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

PLN Butuh USD 240 Juta

Rabu, 08 September 2010 , 00:20:00

JAKARTA – PT PLN (Persero) membutuhkan dana sekitar USD 240 juta untuk membangun kabel listrik atas laut (Overhead Crossing) yang menghubungkan pulau Jawa dan Bali. Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN, Nasri Sebayang mengatakan, Jawa-Bali Overhead Crossing 500 kV HVAC yang menghubungkan Paiton–Banyuwangi–Gilimanu k–New Kapal tersebut akan selesai pada 2015.

“Kabel ini akan bisa membawa listrik sampai 1.800 MW ke Bali,” jelas Nasri di Jakarta, Selasa (7/9).

Ia menyatakan, pembangunan kabel tersebut akan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, perseroan akan membangun dua tower setinggi 376 meter yang masing-masing berada di Jawa dan Bali. Kemudian, mengoperasikan transmisi 150 KV yang sudah ada dan bisa masuk ke gardu induk Gilimanuk, Bali. "Supaya pasokan listrik dari Jawa ke Bali sebesar 300 MW bisa segera masuk," jelasnya.

Untuk tahap pertama, Nasri menargetkan akan bisa selesai pada tahun 2012 sehingga jika ditambah pasokan listrik dari kabel bawah laut yang sudah ada sebesar 160-200 MW, maka pasokan dari Jawa ke Bali bisa mencapai 460-500 MW pada tahun tersebut.

Sementara untuk tahap dua, PLN akan membangun kabel 500 KV yang menghubungkan Paiton ke Bali. Seluruh tahapan ini diharapkan selesai pada tahun 2015.

"Kebutuhan dana untuk dua tahap tersebut sekitarnya USD 240 juta," katanya. (lum)

Sumber: http://www.jpnn.com/read/2010/09/08/71912/PLN-Butuh-USD-240-Juta

Exxon berencana mundur dari Blok Gunting

Selasa, 07/09/2010 19:04:09 WIB

Oleh: Nurbaiti JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyayangkan rencana ExxonMobil Oil Indonesia Inc, untuk mundur sebagai pengelola Blok Gunting yang berada di wilayah Jawa Timur.

Pasalnya, perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS) tersebut sudah melakukan kegiatan survei seismic blok migas seluas 1.645 km2 yang berlokasi di Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Pasuruan hingga Probolinggo itu sejak 2008.

Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Elan Biantoro mengungkapkan pihaknya telah memanggil ExxonMobil untuk mencari jalan keluar terkait dengan penolakan warga setempat terhadap kegiatan survei seismic yang dilakukan perusahaan tersebut.

"Mereka [ExxonMobil] baru mempertimbangkan untuk mundur, belum menyatakan mundur. Baru tadi pagi kami panggil mereka supaya pikir-pikir lagi karena pada dasarnya BP Migas siap membantu untuk menyelesaikan permasalahan atau hambatan-hambatan dari masyarakat. Kan sayang kalau mundur," tutur dia seusai penandatanganan perjanjian penunjukan Bank Mandiri sebagai agen pembayaran Blok Madura Offshore, hari ini.

BP Migas, lanjut dia, akan mendampingi ExxonMobil untuk melakukan pendekatan secara culture untuk mengatasi penolakan warga setempat. Dia menilai penolakan warga terhadap kegiatan seismic tersebut karena kekhawatiran akan berdampak kerugian atau kerusakan lainnya seperti kasus Lapindo.

Padahal, jelas dia, dalam kegiatan survei seismic tentunya akan menggunakan bahan peledak yang sudah teruji dan tidak akan merusak lingkungan karena prosesnya ditanam hingga 30-35 di bawah tanah.

Lagi pula, survei seismic itu dilakukan untuk mengetahui potensi kandungan migas yang ada di daerah tersebut. Menurut dia, bila memang ExxonMobil mundur dari Blok Gunting, tentunya perusahaan tersebut akan mengembalikan pengelolaannya kepada pemerintah. Namun, tegas dia, investor lainnya belum tentu berminat menggarap blok migas tersebut.

Dia menjelaskan Blok Gunting termasuk kategori high risk area migas walaupun daerahnya mudah terjangkau. "Perusahaan lain yang kecil-kecil tentunya tidak berani [mengambil resiko]. Pertamina pun tidak terlalu optimis di situ. Exxon sudah mau, tetapi ini kan dihambat."

Di sisi lain, Elan mengungkapkan ExxonMobil diperkirakan akan menanggung kerugian sekitar US$7-US$10 juta untuk survei seismik dan studi lainnya yang sudah dilakukan sejak 2008. (gak)

Sumber: http://web.bisnis.com/sektor-riil/tambang-energi/1id206915.html

Posting terlambat SEJAWAT 12

Hampir lupa.. karena sibuk mendekati bulan puasa.

Keikut-sertaan perwakilan GSS Leces dalam ajang rutin 3 bulanan Sepeda Jelajah Wisata seri 12, yang kali ini dilaksanakan di Kota Kediri.

Ikut serta dalam rombongan kita sebanyak 7 orang diantaranya Marwan, Agus Taufik, Djoko Moerdiono, Arif Santoso, Yaswadi, Teguy Wahyudi dan Hudha.

Rute tanjakan sebagian besar off road serta tak lupa Tun-tun Bike jadi ciri khas seri kali ini, dan tentu saja tak lupa terik matahari yang menyengat sejak memasuki etape off road kandang ayam sangat berkesan.

Panitia-nya pun cukup terkoordinir hampir selalu ada disetiap pertigaan atau jalur yang berbahaya.

Salut buat Kediri, meski dari sisi View kurang menarik namun pelayanan panitia jadi hiburan buat peserta.

Maju terus sejawat.

Tunggu kami di Sejawat 13 yang kemungkinan akan dilaksanakan di Pasir Putih - Situbondo.

Sumber: http://gss-leces.blogspot.com/2010/09/posting-terlambat-sejawat-12.html

Probolinggo Punya 15 Ribu PAUD, Terbanyak Se Jatim

Probolinggo, Bhirawa

Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) di kabupaten Probolinggo sangat menggembirakan, melalui berbagai program utuk mendirikan gedung paut termasuk mela lui PNPM mandiri pedesaan, yang dilakukan di setiap kecamatan, samai saat ini sudah mencapai 70 jumlah desa yang ada sudah memiliki PAUD yang representative di 330 desa/ kelurahan, sedangkan jumlahnya sudah mencapai 15.000 PAUD, hal ini diungkap kan bu pati Probolinggo, Drs H Hasan Aminuddin, MSi, pada acara buka bersama para pendidik PAUD, di pendopo, Senin 6/9.

Dengan julah PAUD 15.000 tersebut maka kabupaten Probolinggo merupakan kabupaten di Jawa Timur yangmemiliki PAUD terbanyak. Karenanya perlu adanya peningkatan kwalitas, jumlah itupun akan terus berkembang dan akan terus dibangun gedung PAUD yang menjadi harapan masyarakat, sebab julah yang ada itu masih ada yang menempati rumah penduduk sambil menunggu program tahun berikutnya.

Lebih lanjut Hasan mengatakan, 15.000 PAUD di kabupaten. Sebanyak 7.800 di antaranya sudah dilayani dan difasilitasi Dinas Pendidikan. Sementara sekitar 8 ribu sisanya belum difasilitasi. "Akan difasilitasi lebih lanjut".

PAUD sendiri menurut Hasan adalah pendidikan yang sangat dibutuhkan anak usia dini. Sebab, pendidikan PAUD dapat membentuk karakter dan kepribadian anak. "Jika diberikan pada usia dini, hal itu lebih baik dan efektif," katanya.

Pendidikan PAUD merupakan pendidikan yang cukup penting. Sebab, usia 0-5 tahun merupakan usia produktif bagi perkembangan otak anak. "Di sini peran orang tua sangat menonjol".

Kabupaten Probolinggo pada 2010 mendapat penghargaan yang cukup membang gakan. Yakni peringkat teratas se-Jawa Timur dalam kesadaran masyarakat menyeko lahkan anaknya di PAUD. "Hal ini penting dipertahankan," tandasnya.

Kami cukup puas dengan prestasi tersebut. "Tidak percuma guru PAUD diberi parsel lebaran," dengan sarana dan prasarana yang pas-paan prestasi para siswa PAUD mampu memukau di berbagai kegiatan yang digelar selama ini, guraunya. [wap]

Sumber: http://www.harianbhirawa.com/publik/16003-probolinggo-punya-15-ribu-paud-terbanyak-se-jatim-

Rest Area Tongas Segera Berbenah

Reporter : Dody Kasman

TONGAS - Rest Area Tongas yang pada awal pembangunannya digadang-gadang sebagai tempat singgah sementara penggguna jalan yang melintasi wilayah Kabupaten Probolinggo, ternyata belum menampakkan perannya secara makasimal.

Meskipun berlokasi di jalur Pantura yang padat lalu lintas kendaraan, namun pengguna jalan yang melintas jarang memanfaatkan fasilitas peristirahatan yang ada. Tak hanya itu, stan-stan yang tersedia masih banyak yang kosong dan hanya beberapa saja yang sudah dimanfaatkan oleh pedagang.

Sebenarnya hampir seluruh stan di rest area tersebut sudah dimiliki pedagang. Mereka baru membuka toko dan menjual dagangannya saat ada event besar yang di gelar ditempat tersebut.

Menanggapi kondisi yang kurang menggembirakan tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Hadi Prayitno mengungkapkan pihaknya akan segera melakukan perubahan dan pembenahan. “Saat ini kami sedang mengkaji permasalahan terkait fasilitas dan pendapat masyarakat terhadap konsep rest area Tongas kedepan”, ujarnya.

Terkait fasilitas, akan segera dilakukan penertiban stan yang tidak produktif dan jarang beroperasi.”Stan yang tidak produktif dan jarang buka akan kami tarik kembali”, tegas Hadi.

Untuk mencegah mangkraknya stan akibat jarang dimanfaatkan pedagang, nantinya akan dilakukan seleksi terhadap calon pedagang. Harapannya, mereka yang menempati stan-stan tersebut benar-benar serius berdagang dan tidak hanya musiman.

Fasilitas lain yang medapat perhatian adalah toilet umum yang tidak semuanya berfungsi dengan baik. Dari 12 toilet yang ada, hanya 6 unit yang dapat digunakan. Itupun tak ada pembeda antara toilet laki-laki dan perempuan.

Fasilitas parkir untuk kendaraan besar seperti bus dan truk juga dikaji. Selama ini kebanyakan sopir kendaraan besar tersebut enggan untuk singgah sebab pintu masuk rest area tak terlalu lebar sehingga agak menyulitkan mereka saat akan parkir.

Untuk itu pagar tembok bagian depan akan segera dibongkar sehingga bus dan kendaraan besar lainnya dapat langsung menuju areal parkir tanpa harus terhalang pintu masuk yang cukup mengganggu.

Sebenarnya rest area Tongas sudah mulai melakukan penambahan fasilitas dengan didirikannya Samsat Payment Point. Dalam waktu dekat ini kembali akan dilakukan penambahan fasilitas perbankan dengan ditempatkannya kantor cabang pembangtu Bank Jatim. ”Dengan penambahan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan pengguna jalan yang singgah dan masyarakat sekitar yang datang berkunjung”, harap Hadi Prayitno.

Hadi mengatakan, beberapa perubahan dan pembenahan tersebut akan di realisasikan pada tahun anggaran 2011 yang akan datang. ”Saat ini masih kita kaji dan pelajari terlebih dahulu. Tahun depan mudah-mudahan dapat segera terealisasi dengan dukungan anggaran yang memadai dan bantuan satuan kerja lintas sektor terkait”, pungkasnya. (d0d)

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4468&Itemid=92

Peringati Nuzulul Quran dengan Khotmil Qur’an bil Ghoib

Reporter : Yuyun

KRAKSAAN – Ada banyak cara untuk memperingati Nuzulul Qur’an (turunnya Alquran). Seperti yang dilakukan Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) cabang Kraksaan. Senin (30/8) malam, dilaksanakan khotmil Qur’an bil ghoib (hataman Al Qur’an tanpa teks) bertempat di Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan.

Dalam pantauan Bromo Info, usai melaksanakan ibadah sholat tarawih, kembali masjid Ar-Raudlah Kraksaan di padati oleh jamaah dari Kota Kraksaan dan sekitarnya. Mereka datang untuk mengikuti kegiatan khotmil Qur’an bil goib.

Menurut Ketua Panitia Abdul Qodir Somad kegiatan itu akan berlangsung semalam suntuk. Dimulai sekitar pukul 21.30 dan akan berakhir hingga waktu sahur. Abdul Qodir Somad menambahkan kegiatan itu diikut sebanyak 750 mustamirin (pendengar).

Sementara pembaca Alquran sejumlah 21 orang. Terdiri dari 17 orang hafidz (penghafal Alquran pria) dan 4 orang hafidzah (penghafal Alquran wanita). Mereka membaca secara berkelompok di 5 tempat berbeda di Masjid. “Jadi baca Al Qur’an tanpa harus memegang mushaf,” kata Qodir.

Qodir menambahkan terkait dengan pembagian kelompok tersebut di maksudkan untuk mempermudah dalam pembagian juz yang harus dibaca oleh masing-masing kelompok.

Kelompok A terdiri dari 4 orang pembaca. Juz Al Qur’an yang dibaca yakni dari juz 25 hingga juz 30. Kelompok B terdiri dari 3 orang. Yang dibaca yakni dari juz 18 hingga juz 24.

Selanjutnya kelompok C terdiri dari 5 orang membaca juz 1 hingga juz 6. Sementara kelompok D terdiri dari 5 orang, menyelesaikan juz 13-17. Kelompok terakhir menuntaskan juz 7 hingga juz 12 terdiri dari 4 orang.

Qodir mengatakan, selain untuk memperingati malam nuzulul Qur’an hataman tersebut dilakukan secara rutin oleh JQH. Hal itu kata Qodir, bertujuan melestarikan budaya baca Al Qur’an di kalangan muslim, khususnya masyarakat Kraksaan dan sekitarnya. “Dan ini sudah berkembang menjadi tradisi,” tutur Qodir.

Selain itu kata Qodir, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menghafal Al Qur’an. Terutama bagi yang benar-benar berminat. Sebab kata Qodir, banyak manfaat yang bisa didapat dengan menghafal Al Qur’an. (un)

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4494&Itemid=92

Pembelajaran Berdemokrasi SMAN 1 Tongas dalam Pemilihan Ketua OSIS

Reporter : Dody Kasman

TONGAS - Ada pemandangan menarik di halaman tengah SMAN 1 Tongas, Rabu (1/9) yang lalu. Meskipun musim Pemilihan Umum (Pemilu) sudah lewat, namun di tempat tersebut berdiri beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) lengkap dengan petugas dan segala kelengkapan seperti bilik dan kotak suara.

Hari itu diselenggarakan pesta demokrasi dengan agenda pemilihan Ketua OSIS periode 2010-2011. Seluruh warga sekolah menggunakan hak pilihnya, mulai dari para siswa/siswi, Kepala Sekolah, guru, Tata Usaha (TU) hingga penjaga sekolah.

Mereka antri untuk memberikan suaranya di beberapa TPS. Ada tiga kandidat yang bersaing memperoleh suara terbanyak pada pemilihan langsung tersebut. Mereka adalah Lambang Prasetyo siswa kelas XI Sos 1, Irma Azizah siswi kelas XI Alam 2 dan M. Darus siswa kelas XI Alam 1.

Menurut guru pembina OSIS Sukono, pemilihan Ketua Osis secara langsung seperti ini baru pertama kali diselenggarakan. Sebelumnya ketua OSIS dipilih melalui forum rapat Majelis Perwakilan Kelas (MPK).

”Pada pemilihan kali ini, forum rapat MPK mengusulkan tiga nama yang menjadi kandidat ketua untuk kemudian dipilih secara langsung oleh seluruh warga sekolah”, jelasnya.

Sementara Kepala SMAN Tongas Mustari menjelaskan. pemilihan secara langsung yang melibatkan seluruh warga sekolah ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran berdemokrasi kepada siswa/siswi.

”Kegiatan ini merupakan pembelajaran berdemokrasi untuk siswa/siswi, sehingga mereka dapat langsung praktek menerapkan teori yang telah mereka peroleh. Setidaknya siswa/siswi sudah punya pengalaman dan siap jika ada kegiatan semacam ini di lingkungannya”, papar Mustari.

Agar lebih menarik, suasana pesta demokrasi sekolah itu dibuat seunik mungkin. Pihak sekolah memang sengaja ingin menciptakan nuansa berbeda pada pemilihan ketua OSIS kali ini dengan memberikan keleluasaan para siswa berkreasi.

Sebagai perangsang, sekolah memberikan bantuan dana operasional untuk pembuatan TPS sebesar Rp. 50 ribu per TPS. Nilainya memang tak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan para siswa untuk membuat TPS, namun dengan dana yang terbatas tersebut ternyata mereka mampu menciptakan TPS yang unik dan menarik.

Tujuh TPS yang didirikan di tengah lapangan upacara itu mengusung tema yang berbeda satu dengan yang lain. Dekorasi dan segala kelengkapan pendukungnya dihias semenarik mungkin

Demikian pula dengan para petugas TPS yang mengenakan kostum sesuai tema yang diusung. Ada yang bernuansa sporty dan funky gaya anak muda jaman sekarang hingga nuansa etnis Bali. Namun ada pula yang tampil sederhana dan apa adanya.

Selain diberi kebebasan berkreasi membuat TPS, para siswa kelas XI yang ditunjuk menjadi penyelenggara pemungutan suara juga diberi kebebasan untuk mencari dan menggunakan tata cara pemungutan yang dianggap terbaik.

Berdasarkan pengamatan Bromo Info dan keterangan pihak sekolah, pemilihan Ketua OSIS ini sedikit banyak mengadopsi pemilu tingkat negara yang sudah maju kehidupan demokrasinya dengan mengedepankan prinsip jujur dan adil.

Sebelum pemungutan suara, ada beberapa tahapan yang harus dilalui dan melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah. Diawali Sabtu (28/8) dengan agenda pemilihan kandidiat ketua OSIS melalui forum rapat MPK. Dari sini diperoeh tiga kandidat yang maju dalam pemilihan.

Selanjutnya, Senin (30/8) masing-masing calon menyampaikan visi dan misinya kepada seluruh warga sekolah. Penyampaian visi dan misi ini sekaligus dimanfaatkan sebagai media kampanye. Sehari sebelum pemungutan suara, Selasa (31/8) dilaksanakan debat calon di hadapan seluruh warga sekolah.

Proses pemungutan suara yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam itupun berakhir. Satu persatu kotak suara dibawa petugas menuju tempat penghitungan suara di depan ruang guru.

Dari jumlah total hak suara 521, yang menggunakan hak pilihnya 504 orang sedangkan 22 suara dinyatakan tidak sah. Berdasarkan hasil penghitungan, Lambang Prasetyo berhasil mengumpulkan suara terbanyak dengan perolehan 273 suara disusul M. Darus dengan jumlah perolehan suara 122. Sedangkan Irma Azizah mengumpulkan 87 suara.

Dengan demikian Calon Ketua OSIS terpilih perode 2010-2011 adalah Lambang Prasetyo. ”Pelantikan rencananya akan dilaksanakan setelah lebaran nanti”, terang Sukono.(d0d)

Sumber: http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php?option=com_content&task=view&id=4494&Itemid=92

Pembukaan Sosialisasi dan Pembentukan KSM Kota Probolinggo Tahun 2010

Selasa, 07 September 2010

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo, Bidang Fisik dan Prasarana BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Probolinggo, hari Senin (6/9) menyelenggarakan acara Pembukaan Sosialisasi dan Pembentukan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di Ruang Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota Probolinggo.

Acara Pembukaan Sosialisasi dan Pembentukan KSM dihadiri oleh Walikota Probolinggo, HM. Buchori, Wakil Walikota, H. Bandyk Soetrisno, Sekda, H. Johny Haryanto, dan Asisten Pembangnunan, H. Agus Soebagyono, Asisten Administrasi, Setyo Utomo, Asisten Perekonomian & Pembangunan, Matalil serta 150 orang masyarakat dari semua kecamatan Kota Probolinggo yang telah terdata sebagai rakyat kecil.

Sosialisasi dibuka oleh HM. Buchori yang menyampaikan, ”Pembukaan Sosialisasi dan Pembentukan KSM adalah kegiatan yang ke-7 Saya perhari ini. Mulai dari pembagaian sembako ke kelurahan Kebonsari Kulon, Jrebeng Lor sampai acara diruang ini”, tegasnya.

”Bulan ramadhan adalah bulah penuh barakah, dengan memberikan santunan kepada 150 orang yang terdiri dari 50 orang pemberian bantuan untuk Pembangunan rumah baru (PB) dan 100 orang untuk Peningkatan Kualitas (PK) serta Peningkatan Sarana Umum, jadi total anggaran yang keluar sebesar 1,80 Milyar. Tujuan pemerintah adalah supaya masyarakat bisa menjaga hidup sehat dengan memiliki tempat tinggal”, tambah HM. Buchori.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Bappeda, Budi Krisyanto tentang kegitan Pemerintah Kota memberikan Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) kepada MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Tujuan yang diharapkan yaitu dapat mendorong LKM/LKNB agar memfasilitasi perbaikan/ pembangunan rumah melalui pembiayaan yang mudah diakses oleh MBR serta mendorong Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pembangunan perumahan swadaya.

Yang terakhit dilanjutkan dengan pembagian KSM oleh Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman Pekerjaan Umum Kota Probolinggo, Amin Fredy, yang dibantu oleh staf dari Bidang Fisik dan Prasarana BAPPEDA Kota Probolinggo.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=340&Itemid=1

Ringkus Pengedar Inex

[ Rabu, 08 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Polresta Probolinggo berhasil meringkus tersangka pengedar pil inex pada Jumat (3/9) lalu. Dia adalah Samuel, 32, warga Pakis, Malang. Kini Samuel sudah meringkuk di sel mapolresta.

Dalam kasus ini polisi berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa 100 butir pil inex, 1 HP, 4 pipet dan 2 KTP (Kartu Tanda Penduduk) atas nama tersangka. Satu KTP beralamat di Malang, satu lagi beralamat di Situbondo.

Gerak-gerik tersangka sudah terendus polisi sejak beberapa hari lalu. Lalu pada Jumat (3/9) sekitar pukul 06.45, polisi menemukan titik. Polisi mengendus ada transaksi yang akan dilakukan di sebuah hotel di Jl Raya Bromo Kota Probolinggo. Polresta pun menempatkan personelnya di sekitar lokasi.

Polisi benar-benar mendapatkan indikasi bakal terjadinya transaksi. Lalu tanpa menunggu terjadi transaksi, polisi meringkus tersangka saat berada di dalam salah satu kamar hotel.

Saat digeledah, tersangka ditemukan membawa 50 butir inex. Tapi, polisi tak berhenti begiru saja. Pasalnya, ada salah seorang saksi yang mengetahui kalau tersangka sempat membuang pil haram itu ke dalam WC.

Polisi pun membongkar paksa kloset tersebut. Hasilnya, polisi menemukan 2 bungkus pil inex dengan masing-masing bungkus berisi 25 butir. Tersangka pun langsung digelandang ke mapolresta untuk, berikut barang buktinya.

Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto mengatakan, pil setan yang dibawa tersangka termasuk jenis narkotika golongan I. Dan harganya pun sangat mahal, per butirnya bisa mencapai Rp 350 ribu. "Kalau sebanyak 350 butir, tinggal ngalikan saja. Ada sekitar Rp 35 juta," ujar Kapolresta didampingi Wakapolresta Kompol Gathut Irianto dan Kasatnarkoba AKP ML Tadu.

Kapolresta menduga, tersangka tidak hanya melakukan aksinya di Probolinggo. Menurutnya, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap jaringannya. "Kami masih masih terus melakukan penyelidikan, semoga dalam waktu dekat segera tertangkap," jelasnya.

Kini, Samuel harus menerima akibatnya. Ia dijerat pasal 112 sub 114 UU no 35/2009 tentang narkotika. "Ancaman hukumannya minimal 6 tahun dan maksimal 20 tahun atau seumur hidup," jelas Kapolresta. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178685

Tokoh Masyarakat Lurug Sasa

[ Rabu, 08 September 2010 ]
Kembali Keluhkan Kebocoran Amoniak

PROBOLINGGO - Dua belas orang tokoh masyarakat RT 13 Dusun Buyut, Desa/Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo kemarin (7/9) melurug Pabrik PT Sasa Inti. Mereka mengeluhkan kebocoran gas amoniak dari PT Sasa Inti yang terjadi Senin (6/9) malam.

Para tokoh masyarakat, anggota BPD dan pemerintahan desa itu mendatangi pabrik PT Sasa Inti di Gending sekitar pukul 10.00. Mereka ditemui langsung oleh Dirut PT Sasa Inti Ir Suharyono dan beberapa staffnya di ruang rapat lantai II.

Kepada warga, Suharyono langsung menyampaikan permintaan maafnya kala menyambut rombongan warga tersebut. "Atas kejadian tadi malam (Senin malam, Red) kami mohon maaf atas gangguan itu (kebocoran amoniak)," katanya.

Suharyono lantas menjelaskan insiden itu terjadi di luar dugaan pihaknya. "Selama ini kami sudah berusaha bekerja sesuai dengan standart yang berlaku. Kami sudah berupaya terus berbenah. Tetapi masih ada beberapa kekurangan-kekurangan kecil yang masih mengganggu," paparnya.

Menurutnya, gas amoniak yang sampai tercium warga pada Senin (6/9) malam itu berasal dari pipa hider yang kebetulan sedang diperbaiki atau mengalami pergantian. "Cuma kebetulan, saat itu turun hujan waktu pergantian pipa. Jadi tekanan naik dan terbawa atmosfer sehingga jadi bau yang sampai ke rumah warga," jelasnya.

Namun insiden itu sendiri menurutnya tidak berlangsung dalam waktu yang lama. Sebab beberapa saat kemudian, petugas langsung berupaya mengantisipasinya. "Ke depan, kami berupaya agar hal seperti itu (kebocoran amoniak) tidak terulang lagi," janji Suharyono.

Suharyono lantas meminta dukungan dari masyarakat setempat. Agar ke depan perusahaanya selalu berbenah dan jadi lebih baik. "Perusahaan kami tidak berniat untuk mengganggu ketenangan warga dengan sengaja," jelasnya.

Usai Suharyono menyampaikan pendapatnya, giliran warga yang diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya. Saat itu dimanfaatkan oleh Hartoyo, ketua BPD Gending untuk menyampaikan uneg-unegnya.

"Terus terang, kami kecewa. Kejadian 2009 (juga terjadi kebocoran amoniak) lalu seharusnya tidak perlu berulang. Masyarakat kembali mencium bau amoniak," protes Hartoyo yang sehari-harinya juga menjadi dosen hukum di kampus STIH Zaha Genggong.

Menurut Hartoyo, masyarakat setempat sudah sangat trauma dengan kejadian beberapa kali kebocoran amoniak tersebut. Karena itu, begitu mengetahui amoniak sasa bocor lagi, warga pun banyak yang panik mencari tempat yang aman.

"Kami sangat mendukung keberadaan PT Sasa Inti. Tetapi kalau pengelolaannya tetap tidak bagus dan sering bocor amoniaknya, kamia akan lakukan upaya tegas. Kami akan laporkan ke BLH (Badan Lingkungan Hidup)," tegas Hartoyo yang pernah menjadi panwaslu pada pemilu 2009 lalu itu.

Hartoyo lantas membeberkan beberapa kali momen PT Sasa Inti yang lalai, sehingga membuat gas amoniak tercium warga setempat. "Masak hampir tiap tahun selalu terjadi? (kebocoran amoniak)," kata Hartoyo.

Menurutnya, warga sekitar pabrik atau perusahaan wajib mendapatkan perlindungan kesehatan. "Itu bunyi UU lingkungan yang baru. Pertanyaannya apakah ada jaminan untuk kami?" tanya Hartoyo.

Ketua RT 13 Misnari menambahkan, warga setempat beberapa hari terakhir ini juga sulit mendapatkan stok air bersih. "Saya tidak tahu, apakah ini juga berkaitan denagn Sasa atau tidak. Tetapi beberapa hari terakhir kualitas airnya sangat jelek," jelasnya.

Mendapati beberapa tanggapan dari warga, Suharyono pun berjanji bakal membenahi perusahaanya. "Untuk mencegah bocornya amoniak, kami sudah protes ke Petrokimia untuk hati-hati ketika mengirimkan amoniak . Selain itu, tiap tangki truk juga kami jaga kadar panasnya agar tekanan tidak tinggi dan menyebabkan kebocoran," jelasnya.

Suharyono lantas menegaskan, pihak perusahaan bersedia memeriksakan dan membiayai warga yang periksa ke RS karena mencium amoniak tersebut. "Mohon didata lebih dahulu, nanti kami koordinasikan," jelasnya.

Menurut Suharyono, amoniak sendiri jika kadarnya tidak berlebihan tidak terlalu berbahaya. "Kandungan amoniak itu juga terdapat dalam air seni kita. Bahkan kalau di dunia pramuka, air kencing amoniak itu juga digunakan untuk menyadarkan murid kalau ada yang pingsan. Tentu saja kalau sedang tidak ada obat-obatan," bebernya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178683

RSUD Memprihatinkan

[ Rabu, 08 September 2010 ]
Tidak Cerminkan ISO, Minim Alat Habis Pakai

PROBOLINGGO - Hearing yang digelar Komisi C DPRD Kota Probolinggo dengan pihak RSUD Dr Moh Saleh kemarin (7/9) seperti ajang curhat. Di forum tersebut dibeberkan kondisi betapa memprihatinkan kondisi RSUD. Rumah sakit milik pemkot itu "miskin" kebutuhan mendasar untuk operasional pelayanan.

RSUD bahkan disebutkan tidak punya anggaran yang akhirnya berdampak pada operasional sehari-hari. RSUD tidak punya masker, sarung tangan, krisis kebutuhan oksigen untuk pasien. Padahal peralatan habis pakai itulah yang dibutuhkan paramedis sehari-hari. "Ini rumah sakit atau puskesmas di pucuk gunung?" tanya Ketua Komisi C Nasution dalam hearing dengan nada keheranan.

Kabar dari permasalahan di rumah sakit milik pemerintah itu begitu mengenaskan. Kata Cak Yon, sapaan Nasution, isu yang berkembang di lapisan masyarakat jelas berpengaruh tidak baik dan menyangkut pelayanan masyarakat.

Hearing kemarin dihadiri awak RSUD lengkap. Mulai dari komite medik, komite keperawatan, manajemen RSUD, direktur serta Ketua IDI Kota Probolinggo dr Djauhar.

Direktur dr Budi Purwohadi lebih menjelaskan tentang pengelolaan keuangan RSUD. Menurutnya, pengelolaan keuangan rumah sakit adalah swadana yang artinya tidak disetor ke kas daerah. Oleh karenanya rumah sakit menyusun keuangan dan merencanakan keuangan seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Saya mempresentasikan, hasilnya yang dipakai punya Bappeda. RSUD ini punya dana dari pusat untuk operasional Rp 5 M tetapi dimasukkan dalam PAD (pendapatan asli daerah). PAK (perubahan anggaran keuangan) mau presentasi, dana pemkot sudah habis," keluh dr Budi.

Kenapa RSUD tidak bisa mencairkan duit jasa medis? "Karena uang yang didapatkan rumah sakit selama satu hari, 24 jam disetor ke kasda," tegasnya. Pernyataan direktur dibenarkan oleh dr Supriyadi dari komite medik RSUD. Adanya perubahan sistem pengelolaan keuangan pasti mempengaruhi sistem pelayanan kepada masyarakat.

"Pasti mempengaruhi. Dana terbatas tapi harus memberi pelayanan yang baik. Sedangkan obat-obat kurang, alat habis pakai seperti oksigen dan masker habis. Masker beberapa hari di rumah sakit itu tidak ada. Tetapi kami berusaha bertindak sesuai prosedur yang ada," ungkap dokter spesialis paru tersebut.

Dokter Budi Satriyo menuturkan bahwa pihaknya bersama dokter lain sudah bekerja secara profesional. Namun kondisi yang terjadi di rumah sakit tidak mencerminkan sertifikasi ISO yang diperoleh RSUD Dr Moh. Saleh.

"Dimensi mutu harus teratur. Sarung tangan itu harganya berapa? Rp 30 ribu. Itu saja habis (di RSUD). Akhirnya komite keperawatan sendiri yang harus membeli. Kami tidak mengada-ada menuntut jasa medis. Jasa medis itu dari penghasilan RSUD, bukan breakdown dari APBD," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komite Keperawatan Joko Cahyono banyak menyampaikan keluhan paramedis setelah kebijakan berubah menjadi satker. Yaitu rencana anggaran atau kebutuhan yang sudah direncanakan untuk tahun yang akan datang banyak yang belum terealisasi, padahal rumah sakit sangat membutuhkan.

Seperti kebutuhan linen belum sesuai standar minimal, banyak tempat tidur yang tidak layak pakai masih tetap dipergunakan, banyak alat yang rusak, tempat tidur khusus anak tidak ada pelindung (perbaikan tunggu dana keluar) dan peralatan ICU (monitor pasien, rusak).

Keluhan lainnya, stok obat sangat dibatasi. Dan pengembalian obat yang tidak jadi dipakai oleh pasien tidak dapat diganti dengan uang secara langsung. Seragam tidak keluar sudah dua tahun, uang beras tahun 2009 rapelan tidak keluar.

Dari 10 keluhan tertulis atas kondisi RSUD yang disampaikan ke dewan kemarin, ada satu item yang menyoal direktur. Item itu menyebut keputusan direktur tidak pernah menampung aspirasi bawahan. Petikannya sebagai berikut "Memang sering melakukan rapat dengan alasan musyawarah untuk mencapai mufakat tetapi pada akhinya keputusan diambil sendiri oleh pimpinan dan tidak sesuai dengan hasil musyawarah".

Bagaimana tanggapan IDI terhadap masalah di RSUD? Dokter Djauhar mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi di rumah sakit. Katanya RSUD harus memiliki anggaran dasar hospital yang terkelola dengan baik. Bantuan APBN yang seharusnya diterima oleh rumah sakit tidak boleh dimasukkan dalam PAD.

Dia juga mendukung segera diberlakukannya RSUD sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Itu agar dokter bisa semakin profesional dan pasien terlayani dengan prima. "Kalau komite medik, RSUD dan pemkot bisa duduk bersama masalah ini bisa terselesaikan. DPRD semoga bisa membantu RSUD. Kalau tidak, akan tetap gali lubang tutup lubang," seru dokter spesialis kandungan itu.

Mendengarkan keterangan dari pihak RSUD dan IDI, Cak yon kemudian bertanya kepada direktur RSUD dr Budi. "Apa masih sanggup jadi direktur?" tanyanya.

"Saya itu orangnya pantang menyerah. Pasti jawaban saya sanggup, tetapi bukan untuk mempertahankan jabatan saya seumur hidup," jawab dr Budi.

Pengelolaan keuangan rumah sakit sebenarnya sudah tertera jelas di UU nomor 44 tahun 2003 tentang rumah sakit. Di pasal 51 disebutkan: pendapatan rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah digunakan seluruhnya secara langsung untuk biaya operasional rumah sakit dan tidak dapat dijadikan pendapatan negara atau pemerintah daerah.

Kesimpulan dalam hearing tersebut, komisi C bersama RSUD, komite medik serta IDI bakal menggelar rapat internal membahas keluhan yang disampaikan kepada dewan. "Mengenai anggaran akan dipersiapkan pembahasan untuk RAPBD 2011 nanti," terang Cak Yon kepada Radar Bromo. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178682