Kamis, 17 Juni 2010

Kasus Percobaan Pembobolan Kasda Pemkot

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Dilaporkan Polisi
PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo akhirnya melaporkan kasus percobaan pembobolan kasda Rp 12,5 M ke polresta setempat, Selasa (15/6) lalu. Selanjutnya, polresta berkoordinasi dengan pemkot untuk mengusut kasus tersebut.

Kemarin (16/6) sekira pukul 09.00 pihak kepolisian melakukan koordinasi. Terutama untuk mencocokkan data yang telah diperoleh pihak kepolisian dengan data yang ada di pemkot. Dari koordinasi itu diharapkan ada temuan-temuan baru yang lebih mengarah terhadap pelakunya.

"Kami sudah melakukan koordinasi, mencocokkan hasil ivestigasi di lapangan dengan kenyataan yang ada di pemkot," jelas Kasatreskrim AKP Agus I Supriyanto.

Walau ada langkah koordinasi, AKP Agus mengaku masih terus melakukan investigasi. Baik terhadap pihak pemkot maupun pihak bank. Itu untuk mendapatkan bukti-bukti yang lebih konkrit. "Untuk meningkatkan kasusnya, perlu bukti-bukti yang konkrit. Bukan hanya keterangan-keterangan," ujarnya.

Menurutnya dalam kasus ini pihaknya lebih menekankan terhadap adanya pemalsuan surat-suratnya. Tidak sampai pada masalah tindak pembobolan itu masih sebatas percobaan. "Dari hasil investigasi itu, kalau sudah ada titik terang baru kami akan mengambil langkah selanjutnya," ujarnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Rabu (9/6) lalu kasda pemkot nyaris kebobolan duit Rp 12,5 M. Pelaku yang diduga adalah pegawai di lingkungan pemkot sendiri mencoba mencairkan dana dari kasda di kantor bank Jatim di pemkot. Pelaku mengajukan SP2D (surat perintah pencairan dana) ke kasda DPPKA sebesar Rp 12,5 M atas nama CV Altor Jaya. Ini untuk belanja modal konstruksi jalan, proyek yang ada di dinas PU.

Padahal untuk anggaran belanja itu kasda hanya menyediakan Rp 7.723.113.000. Kecurigaan petugas Bank Jatim muncul setelah berkoordinasi dengan kasda. Bahwa ternyata SP2D itu palsu. Pelaku memalsukan tandatangan para pejabat yang berwenang mencairkan dana termasuk Kepala DPPKA Imam Suwoko. Pelaku juga memalsukan form aplikasi milik BPKP.

Setelah dilacak, dalam SP2D tercantum rekening untuk mentransfer uang. Rekening di Bank Jatim atas nama Didik Kurniawan itu baru dibuka sehari sebelum pelaku menjalankan aksinya, Selasa (8/6). Sedangkan nama CV Altor Jaya juga tidak terdaftar dan proyek tersebut belum dilelang. Wali Kota Probolinggo Buchori telah menegaskan kalau pihaknya masih menunggu hasil telaah dari inspektorat baru kemudian melapor ke polisi.

Beberapa waktu lalu, ketika ditanya soal pelaku yang mencoba membobol kasda, Kapolresta AKBP Agus Wijayanto mengaku sudah mengetahuinya. Namun untuk memastikan apakah pelaku termasuk jaringan atau lebih dari satu orang, polisi masih menunggu perkembangan penanganannya. "Sudah ada gambaran," cetusnya.

Waktu itu, selain menunggu laporan resmi dari pemkot polisi juga menunggu hasil investigasi yang dilakukan inspektorat. Nah, menurut Kasatreskrim kemarin (16/6) pihak pemkot sudah melaporkan kasus tersebut kepada pihaknya.

Tapi, Kasatreskrim masih belum bisa menjelaskan secara detail hal apa saja yang dilaporkan. "Laporannya ya tentang pemalsuan data-datanya. Karena itu (kasda) belum cair, kalau sudah dicairkan bisa terhadap pembobolannya," jelasnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164861

Mengaku Hanya Temukan Map

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Oknum PNS pemkot Probolinggo yang diduga bakal mbobol kasda Rp 12,5 M sudah dimintai keterangan oleh inspektorat. Dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat inspektorat, oknum berinisial RZ itu mengaku hanya menemukan map lalu diletakkan ke loket Bank Jatim.

"Inspektorat sudah memeriksa oknum pelaku yang terlihat di CCTV itu. Dia (RZ) punya alasan sendiri kenapa melakukannya. Dia diperiksa sampai jam delapan malam di inspektorat pada Jumat (11/6) lalu," ungkap Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo kepada Radar Bromo kemarin.

Tiyok, sapaan Rey Suwigtyo, tidak menjelaskan detail oknum yang dimaksud. Yang jelas, RZ adalah staf di salah satu satker yang kantornya berada di lingkungan kantor wali kota. RZ bekerja sebagai PNS sekitar tiga tahun lalu dan sekarang masuk golongan 3A. Sebelumnya RZ pernah bertugas di bagian aset.

Beberapa satker yang berkantor di situ antara lain Bagian Umum, Bagian Pembangunan, Bagian Kesra, Bagian Pemerintahan, Bagian Organisasi, Bagian Hukum, Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal, Bagian Kepegawaian Daerah, Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA), Bappeda dan Bagian Humas dan Protokol.

"Waktu diperiksa inspektorat, oknum itu mengaku nemu map di sekitar loket (antara kasda dan kas Bank Jatim) lalu diserahkan ke sana. Lebih dari itu kami tidak tahu. Kewenangan kami hanya sampai disitu, selanjutkan kami serahkan ke polisi karena sudah masuk ke ranah hukum," tutur Tiyok, kemarin siang.

Inspektorat juga memeriksa berkas pencairan senilai Rp 12,5 M atas nama CV Altor Jaya itu. Disebutkan oleh Tiyok, memang ada kejanggalan dalam berkas pencairan tersebut, sebab tidak dicantumkan NPWP (nomor pokok wajib pajak) dan plafon anggaran untuk rekening belanja modal konstruksi jalan tidak sebesar itu.

Soal pemalsuan tanda tangan dalam prosedur pencairan, Tiyok bilang itu sudah masuk ke ranah hukum. Surat pengaduan kepada polisi atas nama Wali Kota Buchori sudah ditandatangani Sekda Johny Haryanto dan diserahkan ke polresta, Selasa (15/6).

Menurut Kabag Humas, isi dalam surat itu menyebutkan hasil pemeriksaan terhadap oknum PNS itu telah melakukan pelanggaran. Karena sudah masuk ke ranah hukum maka pemkot menyerahkannya ke penegak hukum.

"Yang jelas, secara etika birokrasi dia (RZ) sudah melakukan pelanggaran. Sebodoh-bodohnya orang, dia kan sarjana. Bagaimana bisa menyerahkan begitu? Soal sanksi internal itu nanti akan diproses oleh inspektorat," jelasnya.

Kendati proses hukum sudah ditangani kepolisian, pemeriksaan internal di inspektorat ini masih terus berjalan. "Secara internal masih tetap berlanjut. Inspektorat akan memeriksa beberapa saksi entah dari Bank Jatim atau bagian kasda," tandas Tiyok.

Sempat beredar kabar jika rekening di Bank Jatim atas nama Didik Kurniawan yang dibuka oleh pelaku sehari sebelum menjalankan aksinya adalah milik pegawai magang di salah satu satker. "Isunya begitu tapi setelah dicek tidak ada pegawai magang yang namanya itu," pungkas dia. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164860

Geger Pacaran, Tenggak Bensin

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Mawar (nama samaran) seorang gadis yang baru lulus SMP negeri 8 Kota Probolinggo, kemarin (16/6) berbuat nekat. Gara-gara gegeran dalam urusan pacaran, Mawar nekat menenggak bensin saat berada di sekolahnya, sekitar pukul 08.00.

Kontan perbuatan nekat Mawar membuat geger sekolahnya. Mawar juga sempat pingsan hingga dilarikan ke puskesmas. Dari puskesmas, Mawar kemudian dirujuk ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, kemarin semua siswa kelas IX (tiga) yang sudah dinyatakan lulus ujian nasioan (unas) tahun ini, diminta datang ke sekolah. Mereka diminta datang untuk melakukan cap tiga jari untuk ijazahnya.

Para pelajar itu pun datang dengan mengenakan seragam sekolah. Tiba-tiba saja para pelajar yang sudah siap melakukan membubuhkan cap jari itu digegerkan oleh ulah Mawar.

Mawar ditemukan pingsan di ruang UKS (unit kesehatan sekolah). Mendapati itu, rekan-rekan Mawar langsung melaporkan kejadian tersebut ke guru mereka, Setiyawati. Lalu, mereka pun melarikan Mawar ke Puskesmas.

"Wajahnya (Mawar) pucet, saya langsung mencari cari tahu kenapa. Saya juga mencium bau bensin dari mulutnya. Akhirnya langsung kami bawa dia ke puskesmas," jelas Setiyawati.

Di puskesmas, Mawar sempat menjalani perawatan. Tapi, kemudian Mawar dirujuk ke RSUD dr Moh Saleh. Menurutnya, adanya bensin di ruang UKS itu karena sekolah sedang melakukan pengecatan. Dan, bahan-bahan cat itu disimpan di ruang UKS dan sudah disembunyikan. "Entah bagaimana kok itu masih bisa ketemu," ujarnya.

Sampai di RSUD, Mawar juga langsung mendapat perawatan serius dari tim medis. Tak lama kemudian, keluarganya datang ke RSUD. Ibunya, langsung tak kuasa menahan tangisnya. Sambil sesenggukan dia menanyakan alasan apa yang menyebabkan Mawar sampai berbuat nekat.

Tapi, Mawar tidak mau menceritakan latar belakang perbuatannya itu. Ia hanya menangis dan meminta maaf dan berusaha menenangkan ibunya. "Oh nggak Bu. Saya tidak apa-apa," ujar Mawar sambil terisak.

Di tengah keharuan itu, Setiyawati juga turut berusaha menenangkan orang tua Mawar. Setiyawati menceritakan kalau tidak terjadi apa-apa dengan Mawar. "Tidak apa-apa Bu, dia (Mawar) masih men (menstruasi). Sudah saya tanyakan, ngakunya tidak sampai melakukan itu (hubungan suami istri)," jelasnya.

Setiyawati pun menceritakan, kalau Mawar melakukan perbuatan nekat itu karena sedang ada masalah dengan pacarnya. Kebetulan pacarnya itu masih satu sekolah dengannya. Tapi, Setiyawati tidak mau menjelaskan permasalahan apa yang sedang dihadapi oleh Mawar dengan pacaranya.

"Bertengkar dengan pacarnya. Ya masih satu sekolahan, tapi hanya pacaran melalui SMS (sort massage service). Biasanya, kalau (murid) yang pacaran saya tahu. Ini kok saya tidak tahu, " ujar Setyawati yang menjabat waka kesiswaan.

Menurut ayah Mawar, Tohadi, sejak Selasa (15/6) Mawar memang sudah tidak mau makan. Itu tanpa alasanyang jelas. Pada saat itu, Mawar hanya mengurung diri di dalam kamarnya.

Tohadi tidak curiga. Ia hanya mengira Mawar sedang tidak enak badan. Menurutnya, Mawar memang sering mengalami sakit perut sehingga juga sering tidak makan. "Saya kira dia sedang sakit. Dia juga tidak mau bercerita ada masalah apa," ujarnya.

Tohadi mengaku tidak pernah melarang anaknya untuk berpacaran. Asalkan, itu dilakukan dengan cara normal alias tidak sampai kelewat batas. Tapi, keterbukaan itu tidak dimanfaatkan oleh Mawar untuk curhat kepada orang tuanya. "Tadi pagi (16/6), saya antar ke sekolahnya. Dia juga masih tidak mau cerita ada apa," ujarnya.

Karena itulah, Tohadi mengaku kaget ketika diberi kabar Mawar berbuat nekat menenggak bensin. Apalagi, itu dilakukan dengan alasan ada masalah dengan pacarnya. "Selama ini, memang dia tidak pernah cerita kalau punya pacar," ujarnya.

Sementara dari hasil pemeriksaan medis, dipastikan Mawar menenggak bensin. Banyaknya, sekitar satu teguk atau setengah gelas. "Banyak atau pun sedikit, itu bisa menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Kalau terlalu banyak bisa menyebabkan saluran pencernaanya rusak," jelas dokter jaga, dr Arif Fadilla.

Penyebab Mawar nekat menenggak bensin karena ada masalah dengan pacarnya juga dinyatakan oleh dr Arif. "Katanya ada konflik dengan pacarnya," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164858

Rakor Apeksi, Perlu Peran Serta

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Kota Probolinggo punya gawe besar Juni hingga Juli nanti. Selain Semipro (Seminggu di Probolinggo) dan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat), juga ada Rakor (Rapat Koordinasi) Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) Korwil IV.

Rakor Apeksi Korwil IV digeber 1 - 3 Juli. Untuk gelaran ini, peran serta masyarakat sangat diperlukan. Peran serta yang dimaksud tidak hanya berupa pelayanan, tapi juga sumbangsih pemikiran.

Kepala Bappeda Budi Krisyanto menyatakan Rakor Apeksi itu selain mengevaluasi juga merumuskan program yang akan dibawa ke rakernas (rapat kerja nasional). Materi yang dibahas terkait reformasi birokrasi, pembicaranya dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara. Lalu, materi Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan dengan pembicara dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Kota Probolinggo menjadi tuan rumah yang menyambut 13 kota ditambah dengan kontingen kesenian dari berbagai daerah. "Sebagaimana sebagai tuan rumah harus ramah ketika berhadapan dengan siapa saja. Ramah menyambut dan memberikan informasi. Kalau ada turis asing, bersikap sopan. Dan jangan menaikkan harga. Jangan-jangan karena dilihat orang dari luar Probolinggo lalu harga dinaikkan," ujar Budi Krisyanto kepada Radar Bromo kemarin.

Masyarakat juga bisa memberi peran serta dalam kegiatan Apeksi. Misalnya memberikan masukan atau ide program yang disampaikan melalui Bappeda dan media massa. Misalnya terkait perkotaan itu harus bagaimana dan apa pendapatnya.

"Kontribusi pemikiran dari masyarakat kami butuhkan. Disini kan ada dua materi, soal reformasi birokrasi dan lingkungan hidup perkotaan. Nah, masyarakat itu punya ide pemikiran apa soal itu. Silakan saja sampaikan kepada kami untuk bahan materi saat pembahasan dalam Apeksi," ungkap Budi.

Sampai kemarin persiapan Apeksi sudah mencapai 85 persen. Saat ini yang dilakukan adalah mengonfirmasi jumlah personel di masing-masing daerah yang bakal datang ke Apeksi. Akomodasi berupa hotel dan transportasi sudah dipersiapkan. Selama tiga hari rakor Apeksi bakal dipadati kegiatan yang dipusatkan di hotel Bromo View.

Termasuk diantaranya kegiatan penanaman pohon di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, dan kunjungan peserta Apeksi ke TWSL (Taman Wisata Studi Lingkungan) - TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan RTHKP (Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan).

Sejumlah hotel telah dibooking oleh panitia Apeksi untuk para peserta. Undangan diperkirakan sejumlah 314 dari satker, muspida, perusahaan di Kota Probolinggo, Bakorwil 3, Apeksi Pusat, narasumber, Menkominfo, masyarakat masing-masing kelurahan (3 perwakilan), anggota DPRD, wali kota dan 5 pejabat pendamping dari 13 kota.

Anggaran Apeksi yang dipersiapkan untuk akomodasi (transportasi dan hotel peserta) sekitar Rp 117 juta. Di hotel Bromo View booking 40 kamar dan hotel Ratna 33 kamar (mulai kelas standar hingga deluxe). (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164857

Dewan Merasa Dilecehkan PLN

Manajer Absen, Wakilnya Disebut Sudah Pensiun
[ Kamis, 17 Juni 2010 ]

KRAKSAAN - Komisi C DPRD Kabupaten Probolinggo dibuat mencak-mencak saat hearing lanjutan LJKPJ (Laporan Keuangan Pertanggung Jawaban) APBD 2009, kemarin (16/6). Pasalnya, pimpinan UPJ PLN Probolinggo dan Kraksaan yang diundang untuk rapat dengar pendapat tidak hadir.

Ketidakhadiran pimpinan UPJ PLN itu membuat seluruh anggota Komisi C yang hadir full team geram. Bahkan, seluruh anggota Komisi C memutuskan untuk menunda hearing kemarin.

Ketua Komisi C Agil Bafaqih mengatakan, pihaknya kecewa dengan ketidakhadiran para pimpinan UPJ PLN di wilayah Kabupaten Probolinggo itu. "Terus terang, lembaga DPRD merasa dilecehkan," katanya singkat sambil pergi meninggalkan ruangan.

Kekecewaan serupa juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi C Sofwan Huzaimi. "Kami sangat kecewa sekali. Hearing ini cukup penting. Tetapi yang datang cuma pegawainya saja," katanya.

Yang membuat Komisi C makin geram, dua wakil PLN yang menghadiri hearing kemarin bahkan ada yang sudah pensiun. "Yang perwakilan dari UPJ Probolinggo bahkan sudah pensiun. Sementara yang perwakilan dari Kraksaan hampir pensiun. Tepatnya kurang tiga bulan lagi pensiun," keluh Sofwan.

Dalam hearing kemarin UPJ PLN Probolinggo diwakili oleh Suwari. Sementara UPJ Kraksaan diwakili oleh Agus S. Sayang Suwari enggan memberikan komentar saat dikonfirmasi Radar Bromo. "Nanti ke pimpinan saja Mas," katanya.

Karena dianggap kurang representatif itulah, akhirnya Komisi C menolak melanjutkan hearing. "Kami ini perlu bertukar informasi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan listrik di kabupaten. Jadi perlu berbicara banyak dengan pemegang kebijakan," kata Sofwan.

Menurut Sofwan, Komisi C sudah menyiapkan beberapa bahasan dengan manajer UPJ PLN. Khususnya tentang beberapa persoalan yang selama ini sering dikeluhkan warga kabupaten. Salah satunya adalah masih banyaknya dusun di kabupaten yang belum teraliri listrik.

Dari data yang dimiliki Komisi C, saat ini masih ada sekitar 178 dusun yang belum teraliri listrik. Pemkab Probolinggo sendiri setiap tahunnya hanya menganggarkan Rp 1 Miliar untuk penerangan.

Namun, dana itu hanya cukup untuk membebaskan empat dusun dari keterasingan listrik. "Anehnya PLN tiap tahunya hanya berani menarget untuk membebaskan satu dusun," kata Agil.

Bahasan lain yang juga disiapkan Komisi C adalah penerangan jalan umum (PJU) yang dinilai selalu merugikan pemkab. Selanjutnya, keluhan masyarakat tentang pemutusan aliran listrik tanpa informasi terlebih dahulu.

Sementara itu Manajer UPJ PLN Probolinggo Rustam Effendi saat dikonfirmasi Radar Bromo mengaku, kemarin sedang ada urusan penting di Surabaya. Rustam sendiri mengaku ada miskomunikasi tentang undangan dari DPRD untuk hearing itu.

Dia menjelaskan, dirinya mendapat undangan dari DPRD itu dua kali secara beruntun dalam waktu yang berbeda. "Isi kedua undangan itu tidak sama. Karena itu saya agak bingung," jelas Rustam.

Meskipun begitu, Rustam menerangkan dalam hearing kemarin ia mewakilkannya. "Ada Plh yang mewakili dan itu pun saya sudah seizin manajer area kami," jelasnya. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164855

Misriani Pulang, Ibu Sadar

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - Misriani, 22, gadis gila asal Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan akhirnya dipulangkan dari perawatan di RSJ Lawang, Malang. Sebab, ibu kandungnya Atmani, 60, sejak Minggu (13/6) mengamuk. Dia minta anaknya dibawa pulang.

Itu artinya hanya sekitar satu bulan Misriani dirawat di RSJ Lawang. Sebab, dia resmi dibawa ke RSJ Lawang pada 12 Mei. Misriani dibawa setelah mendapat persetujuan Atmani.

Saat dikunjungi di rumahnya, kemarin (16/6), Atmani langsung menyapa Radar Bromo. Atmani terlihat sehat. Tidak stres seperti sehari sebelumnya. "Saya sudah ingat, sudah tidak stres lagi," ujarnya.

Misriani sendiri saat itu sedang istirahat di ruang tamu. Atmani mengatakan, meski dibawa ke RSJ, namun keadaan Misriani tidak berubah. Bahkan menurutnya, kulit kaki bagian belakang Misriani mengelupas. "Saya kasihan. Tahu begitu Misriani tidak usah ke Malang," katanya.

Selain itu, saat ini Misriani sedang demam. Karena itu, kemarin Atmani mengompres Misriani. "Ini kulitnya panas," tuturnya sambil memegang dahi Misriani.

Seperti diberitakan Radar Bromo, Atmani stres dan mengamuk. Penyebabnya, karena Atmani kangen pada Misriani. Atmani berteriak-teriak meminta agar Misriani dipulangkan.

Tak hanya itu, Atmani bahkan mondar-mandir dari rumahnya ke rumah bidan Nanik Nurhayani. Dia meminta agar Misriani dijemput. Sebab, bidan Nanik dia anggap sebagai orang yang harus membawa pulang Misriani.

Akhirnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo memenuhi permintaan itu. Dua hari lalu bidan Nanik ditugaskan untuk menjemput Misriani di RSJ Lawang, Malang.

Misriani sendiri di rumahnya pada Selasa sore (15/6), sekitar pukul 16.30 WIB. Menurut Ny. Adi, 50, adik kandung Atmani, Misriani dijemput bidan Nanik dengan kendaraan ambulan puskesmas.

Diceritakan Ny. Adi, begitu Misriani tiba, Atmani langsung merangkul putri satu-satunya itu. "Bahkan sampai nangis-nangis," ujarnya. Setelah itu Atmani terlihat sumringah. "Saya bersyukur, Misriani sudah bisa pulang. Saya tidak mau lagi Misriani dibawa kemana-mana," seru Atmani.

Beberapa saat kemudian, bidan Nanik Nurhayani datang ke rumah Misriani. Menurut Nanik, selama pulang Misriani dibekali obat. "Persediaannya cukup untuk satu bulan lebih," terangnya.

Lebih jauh Nanik mengatakan, Misriani membutuhkan perhatian ekstra. Sebab sekarang Misriani dipulangkan ke rumahnya. Padahal, perawatannya dilakukan setiap hari. "Ya bagaimana lagi, Mas. Ibunya tidak mengizinkan," pungkas Nanik. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164854

Kabur, Pelaku Curanmor Didor

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
KOTAANYAR - Gara-gara melawan Buser Polres Probolinggo, Abu Atun alias Atun, 41, harus menderita luka tembak. Warga Dusun Krajan, Desa Triwungan, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo ini ditembak di kaki kanan. Saat ini dia mendekam di sel tahanan Polres Probolinggo.

Penangkapan itu diawali oleh pencurian motor yang dilakukan pelaku pada Februari 2009. Korbannya, yakni Supriyadi, 38, warga Dusun Pande, Desa Triwungan, Kecamatan Kotaanyar. Jenis motor yang dicuri, yakni Supra Fit warna Silver.

Korban lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polres Probolinggo pada 23 Februari 2009. Berkas laporan tersebut bernomor LP/115/II/2009/Polres.

Dan Senin dini hari (14/6) sekitar pukul 02.00 WIB, pelaku ditangkap oleh tim Buser bagian Timur Polres Probolinggo. Atun ditangkap saat sedang tidur di rumahnya.

Berdasar informasi dari masyarakat, Buser memang merencanakan penangkapan tersebut. Sekitar pukul 02.00 WIB, Buser menghambur masuk ke rumah pelaku. Pelaku diperkirakan mengetahui rencana penangkapan tersebut. Karena itu, pelaku kabur melalui salah satu pintu di rumahnya.

Selanjutnya, terjadi aksi kejar mengejar antara Buser dengan pelaku. Karena kabur, Buser sempat melepaskan tembakan peringatan. Namun, hal itu tidak digubris oleh pelaku.

Merasa tembakan peringatan tidak digubris, pada jarak tertentu Buser menembak pelaku. Dan tembakan itu mengenai pergelangan kaki kanannya. Akibatnya, pelaku langsung ambruk dan harus dibopong oleh Buser.

Dia digiring ke Polres Probolinggo. Setelah dilakukan pengobatan seperlunya, pelaku langsung dimasukkan ke sel tahanan mapolres.

KBO Reskrim Polres Probolinggo Iptu Muhammad Dugel mengatakan, pelaku melanggar pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. Yakni, berupa satu unit motor. Ancaman hukumannya menurut Dugel, sekitar 5 tahun.

Hingga kini Dugel mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. "Sedang diselidiki sesuai prosedur," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164853

Kurangi Kenakalan Remaja

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Kenakalan remaja saat ini cukup memprihatinkan. Banyak pemuda berlaku tidak layak dan melanggar norma-norma masyarakat. Padahal hal itu tidak saja mengganggu masyarakat sekitar. Namun juga mempengaruhi masa depan mereka.

Berangkat dari persoalan itu, MUI Kecamatan Kraksaan mengembangkan program pembinaan pada pemuda. "Tujuannya untuk mengantisipasi kenakalan remaja," ujar Sekretaris MUI Kecamatan Kraksaan Moh. Saiful Bahri.

Program tersebut sementara masih terbatas untuk pemuda di beberapa lingkungan di Kraksaan. Khususnya anak jalanan dan tidak bersekolah. Menurut Saiful, segmen pemuda seperti itu akan sangat efektif jika berhasil dibina. Sebab, pengaruhnya cukup vital bagi masa depan pemuda.

Selain itu dikatakan dia, program semacam itu perlu ditingkatkan intensitasnya. Paling tidak, dengan pembinaan itu para pemuda bisa menyadari potensinya. Sehingga, tingkat kenakalan remaja bisa dikurangi. "Sedikit banyak pasti ada hasilnya," ujar Saiful.

Sebagai tindak lanjut, MUI Kecamatan Kraksaan akan melaksanakan pembinaan tingkat lanjut. Menurut Saiful, pada pembinaan yang sudah dilaksanakan pemuda diajak menyadari potensi yang dimiliki.

Untuk tahap selanjutnya, pembinaan diarahkan langsung pada pemberian materi dan kursus keterampilan. "Agar bisa bekerja sesuai keterampilan yang dimiliki," tuturnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164852

Guru MAN Dibunuh

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Juga Jabat Sekretaris MUI Kraksaan

KRAKSAAN - Pembunuhan kembali menggegerkan Kabupaten Probolinggo. Setelah petani Tiris dimutilasi (jadi sembilan bagian) oleh tersangka oknum TNI, kemarin (16/6) guru MAN Pajarakan Mohammad Saiful Bahri, 45, ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan Desa Sentong, Krejengan. Diduga kuat ia menjadi korban pembunuhan.

Penemuan mayat Saiful Bahri kemarin menggegerkan warga Sentong. Tubuh lelaki itu mengambang di sungai Rondoningo, tepatnya di bawah jembatan Desa Sentong. Saat ditemukan sekitar pukul 06.00, tubuh Saiful Bahri tertelungkup.

Warga sekitar berdatangan melihat. Lalu ada yang berinisiatif menghubungi Polsek Krejengan. Mendapat informasi itu, Kapolsek Krejengan AKP Supriyadi dan anggotanya bergegas menuju tempat kejadian perkara (TKP).

Lalu dengan dibantu warga, polisi mengevakuasi mayat lelaki itu. Proses evakuasi dilakukan sekitar pukul 07.15. Dari pengamatan Radar Bromo saat ditemukan, mayat Saiful Bahri masih mengenakan pakaian lengkap. Baju warna hitam motif garis putih, celana hitam. Namun tubuhnya sudah kaku. Kedua tangan berada di atas kepala dengan posisi menyilang.

Sementara tubuh korban dipenuhi dengan bekas luka tusuk dan luka bacok. Yakni satu tusukan di bagian perut, satu tusukan di bagian dada sebelah kanan. Luka bacok lainnya ditemukan di dahi dua bacokan. Selain itu, ubun-ubunnya pecah, kepala bagian belakang pecah. Sedangkan di daerah mata dan mulut ditemukan bekas darah.

Setelah dievakuasi, mayat dibawa ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Sekitar pukul 07.45 mayat tiba di RSUD dan langsung dimasukkan ruang jenazah untuk proses otopsi. Mulanya belum ada yang memastikan identitas jenazah tersebut. Baru setelah pihak keluarga datang, jenazah itu dipastikan adalah Saiful Bahri.

Saiful Bahri dikabarkan sudah menghilang dari rumahnya sejak Selasa (15/6). Baru kemarin pagi ia ditemukan. Tapi dalam kondisi sudah tidak bernyawa, dan mengenaskan.

Saiful Bahri cukup punya nama. Sehari-harinya, dia tidak hanya PNS yang bertugas sebagai guru di MAN Pajarakan. Saiful Bahri juga aktif di sejumlah organisasi. Saat ini ia menjadi sekretaris MUI Kecamatan Kraksaan, sekretaris umum Lembaga Dakwah PCNU Kraksaan, dan ketua Yayasan Pemberdayaan Bangsa Kabupaten Probolinggo.

Kabar meninggalnya Saiful Bahri dengan cara begitu tragis kemarin dengan cepat menyebar. Koleganya berdatangan ke RSUD. Di antaranya adalah KH Tauhidillah Badri dan KH Musthofa Badri.

Keduanya sempat menenangkan istri korban, Ninik Maisaroh, yang sesenggukan setelah melihat kondisi suaminya. Keduanya juga menyarankan pada pihak keluarga agar mayat korban diotopsi. "Agar bisa diselidiki kasusnya," ujar kiai Tauhidillah.

Otopsi berlangsung hingga sekitar pukul 13.00. Selesai otopsi, jenazah dipulangkan ke rumah duka. Dan sekitar pukul 14.30, jenazah Saiful Bahri dikebumikan di pemakaman umum Kelurahan Patokan Kecamaan Kraksaan.

Peristiwa ini langsung jadi sorotan Ketua MUI Kraksaan KH Hasan Assyadzili. Menurutnya, Saiful Bahri adalah salah satu pengurus terbaik. Oleh karenanya, meninggalnya Saiful adalah pukulan telak bagi MUI. "Kami sangat kehilangan beliau," ujarnya.

Ia berharap Polres Probolinggo cepat mengungkap kasus ini. Menurutnya, kejadian yang menimpa Saiful Bahri tergolong yang rumit. Karenanya ia mendukung polres untuk mengusut kasus ini hingga pelakunya tertangkap. "Kejadian ini harus terungkap. Ini tindakan yang tidak bisa dibiarkan," tegas kiai Hasan.

Sementara itu Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi melalui Wakapolres Kompol Sucahyo Hadi mengatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan sebab meninggalnya Saiful. Namun, dari tanda fisik, diduga Saiful mendapat tikaman. Soal motif, Wakapolres menyatakan belum bisa memastikan. "Sedang dalam penyelidikan," ujar Sucahyo.

Kemarin, menurut Wakapolres, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pada istri Saiful Bahri. Pemeriksaan dilakukan sekitar pukul 09.00. Tapi, hasil pemeriksaan itu belum bisa disimpulkan. Ada saksi lain yang masih harus diperiksa. "Perlu beberapa saksi lagi," ujar Sucahyo.

Polres juga telah melakukan olah TKP. Tapi, lanjut Sucahyo, pihaknya belum bisa memberikan informasi lebih jauh mengenai kasus tersebut. Sebab penyelidikan masih berlangsung. "Mungkin besok (hari ini) ada perkembangan penyelidikan," kata Sucahyo. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164851

Pergi tanpa Pamit

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Istri Saiful Bahri, yakni Ninik Maisaroh, 42, shock berat sepeninggal suaminya. Sampai tadi malam Ninik tak sanggup menemui Radar Bromo. Tapi, Ninik sempat menceritakan saat-saat terakhir suaminya sebelum menghilang pada Selasa (15/6) pagi.

Ninik menceritakan itu saat bertemu para pengurus MUI Kraksaan, yakni KH Hasan Assyadzili dan Arif Suhari, serta pengurus Yayasan Pemberdayaan Bangsa (YPB) Ahmad Roni Faisol.

Menurut Arif Suhari, dalam cerita Ninik saat itu, Saiful Bahri keluar dari rumahnya pada Selasa (15/6) sekitar pukul 05.00. Saat itu Ninik juga pergi untuk belanja ke pasar.

Saiful Bahri pergi tanpa pamit. Hanya, malam sebelumnya, Saiful sudah mengatakan akan mengantarkan brosur kegiatan seminar. Seminar tersebut akan diselenggarakan pada 7 Juli 2010.

Pagi itu Saiful pergi dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario warna biru. Masih menurut cerita Ninik, Saiful tidak membawa dompet saat itu. Jadi, kartu identitas tidak dibawa. Namun, STNK motor ada di dalam jok sepeda motor tersebut.

Setelah pergi pagi itu, Saiful tak kunjung pulang. Ninik jadi heran. Sebab, ia kenal suaminya tak pernah teledor dalam urusan waktu. Hari itu, mestinya pada pukul 06.30 Saiful sudah berangkat mengajar di MAN Pajarakan.

Namun, sampai waktu itu terlewati, Saiful tidak juga pulang. "Berarti Saiful tidak kerja di hari itu," ujar Arif Suhari.

Beberapa kali Ninik mencoba menghubungi Saiful melalui HP. Tapi, menurut cerita Ninik, HP suaminya sudah tidak aktif. Lalu Selasa itu sekitar pukul 16.30, Ninik melapor ke polres Probolinggo. Ia melaporkan suaminya yang sudah menghilang sejak pagi.

Selanjutnya Ninik juga menghubungi Ketua MUI Kraksaan KH Hasan Assyadzili. Ninik ingin menceritakan kecemasannya soal Saiful Bahri yang menghilang. Selanjutnya, kiai Hasan pergi ke rumah Ninik bareng Arif Suhari dan Ahmad Roni Faisol.

Sebelum maghrib, ketiganya sudah tiba di rumah Ninik. Saat itu Ninik mengatakan dirinya merasa kuatir. Bahkan Ninik sampai mengaku pesimis. Jika sampai malam itu suaminya masih belum pulang, Ninik merasa suaminya tidak akan pulang dalam kondisi hidup. "Istrinya sudah sangat pesimis, Mas," ujar Arif Suhari kepada Radar Bromo kemarin.

Pernyataan itu sempat mengundang kecurigaan Arif Suhari. "Tentunya si istri tahu sesuatu," kata Arif Suhari.

Di mata Arif Suhari, Saiful Bahri memang termasuk orang yang aktif. Ia terlibat banyak kegiatan. Tapi, Saiful Bahri selalu bisa membagi waktu untuk menjalankan setiap amanah yang diberikan kepadanya.

Sementara itu, Ahmad Roni Faisol membenarkan jika yang dibawa Saiful Bahri adalah brosur kegiatan seminar. Seminar itu pelaksananya adalah YPB yang diketuai Saiful Bahri.

Menurut Roni, pada Senin (15/6) lalu ia sempat berbicara dengan Saiful. Saat itu Saiful bercerita tentang peristiwa yang dialaminya pada Minggu (14/6). Dalam ceritanya kepada Roni, Saiful menyatakan Minggu itu dirinya sempat akan diserempet sebuah sepeda motor. Bahkan, upaya penyerempetan itu membuat Saiful sampai akan menabrak truk. Tapi untung saja Saiful bisa lolos.

Itu terjadi saat Saiful dalam perjalanan pulang dari Probolinggo. Yakni dari acara seminar YPB di MAN 2 Probolinggo. Roni sendiri juga dari acara tersebut. Namun di tengah jalan, Roni berpisah dengan Saiful. "Itu saja yang saya tahu, Mas," kata Roni.

Sementara itu, Saiful Bahri kemarin memang telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Tapi, sepeda motor dan HP yang dibawa Saiful Bahri sejak Selasa pagi, tidak ditemukan. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164850

Mutasi 58 Pejabat Struktural

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo kembali melakukan penyegaran posisi pejabat. Sebanyak 58 pegawai eselon II hingga eselon IV dimutasi ke posisi baru. Beberapa di antaranya mendapat jabatan promosi.

Beberapa orang yang mendapat promosi jabatan di antaranya, mantan Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Zainullah yang dipromosikan jadi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Ia menggantikan dr Bambang Harijanto yang sudah pensiun sejak 1 Juni lalu. Posisi Zainullah sebagai Kabag Kesra digantikan Paeni, mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU).

Acara mutasi berlangsung pukul 08.00 di aula pertemuan Dinas Pendidikan Selasa (15/6) lalu. Dari 58 pegawai yang dimutasi, hanya ada 1 pejabat eselon II. Sementara di eselon III ada 4 orang dari IIIa dan 3 orang dari IIIb. Sisanya dari eselon Iva dan Ivb.

Kabag Humas dan Protokol Pemkot Rey Suwigtyo menerangkan, mutasi ini sebagai kegiatan rutin untuk mengisi kekosongan jabatan karena ada pejabat yang purnatugas. Termasuk promosi atau rotasi mulai dari eselon II sampai eselon IV.

Pasalnya, mutasi ini lain dari mutasi yang dijanjikan oleh wali kota beberapa waktu lalu. "Lain, nanti ada lagi. Mungkin dua bulan lagi atau setelah event Semipro (Seminggu di Kota Probolinggo). Itu (mutasi) gongnya," ujar Tiyok kepada Radar Bromo.

Seperti biasanya, setiap kali ada pelantikan Wali Kota Buchori selalu punya pesan khusus terkait internal pegawainya. Entah itu menyindir soal kedisplinan pegawai atau produktivitas satuan kerja (satker).

Dalam mutasi kemarin, Buchori lebih menekankan pimpinan satker melakukan pembinaan hingga pegawai yang ada di bawah. "Ada pimpinan satker yang masih ragu-ragu terhadap pembinaan kinerja bawahannya. Sampai-sampai ada bawahan yang dimutasi dua tahun sampai tujuh kali," kata Tiyok menirukan penuturan wali kota saat memberikan sambutan.

Wali kota juga berharap bila ada sesuatu pada pegawai bisa langsung dilaporkan ke dirinya, wawali atau sekda. "Gara-gara tidak sejalan, lalu anak buahnya minta untuk dipindah. Itu malah menunjukkan image tidak bagus," tegasnya.

Apakah selama ini proses mutasi salah satunya karena permintaan pimpinan satker? Tiyok menjawab, memang ada sebagian pimpinan satker yang begitu, tidak semuanya. "Tadi (saat mutasi) dikatakan kalau sedikit-sedikit minta pindah, justru menyulitkan BKD (Badan Kepegawaian Daerah). Jadi, mestinya ada penyelesaian secara internal, tidak asal dipindah," ungkap Tiyok. Pada mutasi berikutnya wali kota sudah mempersiapkan lurah dan camat srikandi. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164849

Gelar 12 Lomba di Semipro

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - Sepuluh hari lagi event Semipro (Seminggu di Kota Probolinggo) bakal digelar. Sedikitnya ada 12 lomba yang bakal digelar dalam event memasuki tahun kedua penyelenggaraan itu.

Siang kemarin (16/6), koordinator lomba Semipro, Badan Lingkungan Hidup (BLH) merapatkan kesiapan lomba di kantor KONI. Dari pertemuan itu diketahui beberapa kendala karena lokasi lomba bersamaan dengan kegiatan lain.

Dua belas lomba itu antara lain kontes ternak sapi dan lomba foto hewan kesayangan (Dinas Pertanian), lomba lari 10K (PASI Jatim), kontes bonsai (BLH), lomba memancing (Dinas Kelautan dan Perikanan), lomba burung berkicau, lomba karapan kambing dan sapi brujul (Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata), festival teater modern pelajar (Dispobpar), lomba drum band (Polresta Probolinggo), lomba mewarnai dan lomba melukis (BLH).

Rapat yang dipimpin Kepala BLH Imanto itu dihadiri wakil panitia Semipro HA Suyuti dan staf BLH. Dari pertemuan itu diketahui kendala dan perkembangan lomba. Lomba yang jadi gawe Dinas Pertanian misalnya, untuk kontes ternak sapi dan lomba foto hewan digeber di GOR Kedopok. Sampai saat ini sudah ada 93 foto yang terkumpul. Dinas Pertanian juga mengadakan kontes kucing di alun-alun pada 27 Juni.

Kendalanya di GOR juga bakal digelar lomba karapan kambing. Beberapa hari sebelumnya, lomba karapan kambing harus memasang sesek di area lapangan. Sementara pada saat itu Dinas Pertanian menggunakan lapangan untuk kontes sapi. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, hari ini (17/6) Imanto akan membahasnya dengan penanggungjawab lomba.

Lomba lari 10 K juga mengalami kendala. Rute lomba lari yang dilaksanakan 26 Juni start di Jl Suroyo - Jl Panglima Sudirman - Jl Soekarno Hatta - Jl Brantas - Jl Slamet Riyadi - Jl Cokroaminoto - Jl Pahlawan - Jl Panglima Sudirman - finish depan pemkot.

Rute itu sempat dipermasalahan karena di museum Jl Suroyo bakal jadi lokasi pembukaan Semipro dan Pekan KIM (kelompok informasi masyarakat). Padahal lomba dimulai pukul 5.30 sedangkan pembukaan baru sekitar pukul 09.00. Diminta mengubah rute, panitia menyatakan itu tidak mungkin karena sudah diukur oleh tim PB PASI. Akhirnya diputuskan tidak akan ada perubahan rute untuk lomba lari 10 K.

Untuk lomba pancing di tambak milik DKP di kawasan JLU (jalan lingkar utara) sudah siap 80 persen. Proses pendaftaran sudah berlangsung cuma masalahnya kekurangan tenda untuk shelter peserta. Menariknya, hadiah utama lomba mancing ini sebuah sepeda motor.

Beberapa lomba juga difokuskan di alun-alun seperti kontes bonsai, lomba menggambar, lomba melukis, dan lomba burung berkicau. Lomba sapi brujul (30/6) digelar di sebelah utara Kelurahan Curahgrinting. Sementara festival teater di Kelurahan Mangunharjo. Lomba drum band digelar mulai 29 Mei.

Para penanggung jawab banyak yang mempertanyakan soal pengamanan. Anggota Polresta Probolinggo, Amin menjelaskan bahwa untuk pengamanan sudah dipaparkan di institusinya. Semua macam kegiatan sudah diploting anggota, baik itu yang di jalan raya atau lokasi tertentu. "Oleh karena itu jika ada perubahan mohon segera dilaporkan untuk ploting anggota," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Pelestarian Pelestarian Pengendalian dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup di BLH Kukuh Suryadi menegaskan agar pada lomba tertentu disiapkan tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan dan PMI.

"Soal listrik silakan berkoordinasi langsung dengan PJU di BLH. Jangan sampai di hari H bermasalah dengan listriknya," ujar mantan Sekcam Kedopok itu. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164848

Piala Dunia, Inspektorat Gencar Sidak

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
Incar PNS Terlambat Ngantor

PROBOLINGGO-Ajang Piala Dunia di Afrika Selatan sejak 11 Juni lalu ternyata membuat inspektorat Pemkab Probolinggo sibuk. Selama pelaksanaan World Cup selama sebulan inspektorat bakal rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke setiap satuan kerja (satker).

Abdul Aziz, inspektur Pemkab mengatakan, sidak tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pelanggaran disiplin pegawai. Menurut Aziz, penyelenggaraan piala dunia ini rentan membuat pegawai melanggar disiplin.

Itu karena beberapa pertandingan pada piala dunia disiarkan secara langsung di stasiun TV swasta saat malam hari atau dini hari. Sehingga, besar kemungkinan, para pegawai yang demam sepak bola jadi begadang.

Alhasil saat bangun pagi pun nantinya bisa agak kesiangan. "Karena itu selama sebulan ini kami intensifkan sidak. Nanti yang ketahuan melanggar disiplin, akan kami berikan sanksi," tegas Abdul Aziz.

Bagaimana hasil sidaknya? Abdul Aziz mengatakan sampai sejauh ini pihaknya masih belum menemukan pelanggaran yang cukup serius. "Satu-dua yang melanggar sih ada. Tetapi tidak sampai cukup serius," katanya.

Aziz memprediksikan, meski banyak pegawai yang gila bola namum mereka tetap ingat dengan kewajibannya sebagai abdi negara. "Karena tanggung jawab itulah mereka tetap utamakan kerjanya. Semoga saja kondisi seperti ini bakal tetap bertahan terus," harap Aziz.

Beberapa nama yang sering melanggar disiplin itu menurut Aziz sudah diberikan sanksi yang sesuai. "Yang melanggar itu orangnya ya itu-itu saja. Usai diberikan sanksi, diharapkan agar tidak mengulanginya lagi," kata Aziz.

Sidak disiplin pegawai ini dijelaskan Aziz bakal terus digelar oleh inspektorat meski piala dunia sudah selesai. Dari sidak tersebut nantinya bakal diketahui tren kinerja tiap individu pegawai.

Masalah pelanggaran disiplin pegawai saat ini menjadi salah satu hal yang banyak ditangani oleh inspektorat. Selain soal disiplin pegawai, inspektorat juga disibukkan dengan tren angka pengurusan perceraian di jajaran pegawai yang meningkat. Selama bulan Mei saja ada tiga kasus perceraian yang ditangani inspektorat. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164847

Selebaran Meresahkan Ditarik

[ Kamis, 17 Juni 2010 ]
SDN Tisnonegaran 2 Kumpulkan Wali Murid

PROBOLINGGO-Selebaran imbauan menghindari penculikan yang sempat meresahkan warga Kota Probolinggo akhirnya ditarik Sabtu (12/6) lalu. Pihak SDN Tisnonegaran 2 Kota Probolinggo sebagai pengedar selebaran penculikan itu, mengundang wali murid dari kelas I sampai V. Pihak sekolah meminta maaf atas beredarnya selebaran penculikan itu.

"Kami kumpulkan para wali murid dari kelas I sampai V, padahal yang menerima selebaran itu hanya dari kelas I sampai III. Itu untuk mengantisipasi agar mereka tidak resah juga," ujar Sri A, salah seorang guru di SDN tersebut didampingi Feri, seorang TU yang mendapat SMS isi dari selebaran tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Rabu (9/6) lalu, SDN Tisnonegran 2 mengedarkan selebaran berisi berita adanya penculikan. Selebaran itu diedarkan kepada para murid kelas 1 sampai III.

Selebaran itu berisi peringatan tentang kejahatan penculikan anak yang pernah terjadi di Bedono, Kebondalem, Gembongan. Melihat judulnya saja, selebaran itu sangat menakutkan; Pengumuman penting bagi orang tua warga besar SDN Tisnonegaran 2 waspadalah !!!. Dalam selebaran itu juga tertulis sebuah nomor HP, yang menandakan tulisan dalam selebaran itu berasal dari nomor tersebut.

Isinya; Info dari kami untuk anda seluruh masyarakat bila melihat ZUZUKI APV dengan plat nomor polisi L 18xx GU mohon dihimbau kepada warga bagi yang mempunyai akan kecil / dewasa agar berhati-hati dengan ZUZUKI APV warna silver dengan plat tersebut dicurigai sebagai penculik anak-anak. untuk diambil hati dan matanya. Dari Polres Banjarnegara harapa disikapi, waspadalah dan disebarkan kepada teman-teman anda. Karena ini sudah benar-benar terjadi di daerah BEDONO KEBONDALEM, GEMBONGAN, dan daerah sekitarnya. Terima kasih

Dalam selebaran itu juga tertera tanggal, Probolinggo, 9 Juni 2010 juga ada tanda tangan kepala SDN Tisnonegaran 2, Sanusi dan dilengkapi stempel sekolah tersebut. Sanusi, mengakui telah mengeluarkan selebaran tersebut. Selebaran itu disebarkan kepada muridnya yang duduk di bangku kelas 1-3, untuk disampaikan kepada walinya.

Kabar dalam selebaran itu, berasal dari sebuah SMS (Short message service) yang masuk pada nomor HP Feri, TU sekolah tersebut. SMS itu, dikirim oleh salah seorang wali muridnya. Lalu, diketik, digandakan dan disebarkan kepada siswa kelas 1-3.

Dengan beredarnya selebaran menakutkan itu, komisi A DPRD juga angkat bicara. Aparat kepolisian juga tidak tingggal diam. Setelah melakukan langkah-langkah, polisi memastikan isi dari selebaran tersebut hanya isu belaka. Polisi pun meminta, untuk tidak mudah percaya dengan adanya SMS yang isinya ganjil.

Pihak SDN Tisnongeraan pun mengakui kalau telah melakukan kekeliruan dengan menyebarkan isu tersebut. "Dalam pertemuan itu, intinya kami menyampaikan kalau kami tidak ada maksud untuk meresahkan. Itu hanya sebatas imbauan supaya lebih hati-hati," ujar Sri.

Menurut Feri, pertemuan dengan para wali murid pada Sabtu itu memang dikhususkan untuk membahas masalah selebaran tersebut. Itu supaya tidak ada lagi keresahan pada para wali murid. "Sabtu itu, acara memang khusus itu (selebaran). Tapi, tidak ada yang membawa selebaran tersebut. Mereka kami minta untuk membakarnya," jelas Feri.

Saat ditanya kemana Sanusi, kepala SDN Tisnonegaran 2, Sri dan Feri sama-sama menjawab kalau Sanusi sedang sakit. "Pak Sanusi tidak masuk, beliau sedang sakit," jelas Sri diamini Feri. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164846

Kesal dengan Pacar, Siswa SMP Tenggak Bensin

17/06/2010 - 01:11

INILAH.COM, Probolinggo – Seorang siswi SMPN 8 di Probolinggo Rabu (16/6) mencoba bunuh diri dengan meminum bensin saat berada di sekolahnya. Diduga, aksi nekatnya ini dipicu oleh kekesalannya usai bertengkar dengan pacar.

“Korban sebelumnya bertengkar dengan pacarnya, yang juga belajar di sekolah ini. Gak tahu entah kenapa, kok tiba-tiba dia nekat menenggak bensin untuk mengakhiri hidupnya” kata Setiyawati, salah seorang guru SMPN 8 Kota Probolinggo kepada wartawan.

Akibatnya kecerobohannya, korban bernama Devi Nurul Jannah (16) itu akhirnya mengalami keracunan dan terpaksa langsung dilarikan ke RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Sebagai pertolongan pertama, tim medis kemudian memberikan cairan infus dan alat bantu pernafasan.

Mengetahui kejadian ini, ibu korban langsung shock dan terkejut melihat anaknya terbaring lemas di rumah sakit. Ia tak menyangka hanya gara-gara bertengkar dengan pacar, anaknya nekat bunuh diri dengan minum bensin.

Sementara itu Rohadi, ayah korban mengatakan sehari sebelum kejadian ini, korban memang selalu termenung dan bahkan saat ia menyuruhnya makan, korban selalu menolaknya. “Devi gak pernah ngomong, kalau ada masalah dengan pacarnya. Dia hanya diam, termenung sendiri” ujar Rohadi, ayah korban.

Namun untungnya, setelah tim medis berupaya keras melakukan perawatan, nyawa korban akhirnya berhasil diselamatkan. Hingga saat ini, kondisi korban semakin membaik, meski belum sepenuhnya pulih. [beritajatim.com/bar]

Sumber: http://inilah.com/news/read/politik/2010/06/17/605251/kesal-dengan-pacar-siswa-smp-tenggak-bensin/

Tol Surabaya Mojokerto Paling Siap

Rabu, 16 Juni 2010 | 12:34 WIB

SURABAYA- Dari sejumlah proyek pembangunan jalan tol di Provinsi Jawa Timur, hanya jalan tol Mojokerto-Surabaya yang paling siap dikerjakan, bahkan beberapa ruas di antaranya sudah mulai terealisasi.

“Sementara yang lainnya masih terkendala banyak masalah,” kata Asisten II Sekdaprov Jawa Timur Chairul Djaelani, di Surabaya, Rabu (16/6).

Proses pembebasan lahan untuk jalan tol Mojokerto-Surabaya sudah mencapai 90%, sehingga sisanya, tinggal dikonsinyasi ke pengadilan negeri.

Ia memperkirakan jalan tol Surabaya-Mojokerto sepanjang 36,2 kilometer itu sudah bisa digunakan paling lambat bulan April 2011.

Jalan tol Surabaya-Mojokerto merupakan salah satu ruas dari proyek pembangunan jalan tol (trans Jawa) Jakarta-Banyuwangi. ant

Selain Surabaya-Mojokerto, di Jatim terdapat beberapa ruas lagi, di antaranya Mantingan-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, Gempol-Malang, Malang-Pasuruan, Pasuruan-Probolinggo, Probolinggo-Situbondo, dan Situbondo-Banyuwangi.

Sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, di ruas Surabaya-Mojokerto ada beberapa lahan yang masih bermasalah, terutama di wilayah Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo.

“Permasalahannya terletak pada NJOP (nilai jual objek pajak). Seharusnya NJOP tahun ini, tapi yang ditawarkan tahun 2006. Saya yakin, persoalan itu bisa dituntaskan dalam waktu dekat ini,” ucapnya.

Sementara itu, Djaelani menambahkan, awal pekan depan, pihaknya akan menggelar rapat dengan kontraktor, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat untuk membicarakan proses pembebasan lahan di beberapa lokasi yang akan dibangun jalan tol

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/06/16/tol-surabaya-mojokerto-paling-siap.html

Gelombang Pasang Genangi Pemukiman

Rabu, 16 Juni 2010 | 08:19 WIB

Probolinggo - Surya- Air pasang laut Selat Madura, kembali menggenangi permukiman penduduk yang dihuni hampir 10.000 jiwa di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Selasa (15/6). Genangan setinggi 20 cm sampai 60 cm itu, disebabkan jebolnya tanggul pantai sejak lima tahun terakhir.

Anehnya, kondisi ini terkesan diabaikan dengan dalih Pemkab Probolinggo tak memiliki anggaran untuk memperbaiki tanggul yang ada. Namun, untuk tahun 2010 ini, pemkab lebih memilih menganggarkan pembangunan gedung DPRD senilai Rp 21 miliar di wilayah Kecamatan Pajarakan.

Pantauan Surya, genangan air laut utara itu tidak saja terjadi di daerah Desa Kalibuntu, namun, juga terjadi di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Penyebabnya juga sama, yakni karena tanggul jebol, sehingga tidak bisa menahan gelombang air laut jika sedang pasang.

Kondisi itu rutin dialami warga sebulan sekali. “Rumah kami sudah mulai keropos, karena sering digenangi air laut,” ujar Sholeh warga Desa Randutatah, Kecamatan Paiton.

Yang membuat warga was-was, jika air pasang terjadi di malam hari. “Kami terkadang sampai tidak bisa tidur, karena air masuk sampai ke dapur,” ujar Iqro warga Desa Kalibuntu.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Probolinggo Agil Bafagih mengaku, tanggul di wilayah pesisir sudah diusulkan supaya memperoleh bantuan dari APBN.ntiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/06/16/gelombang-pasang-genangi-permukiman.html

Polresta Usut Penganiayaan di Facebook

Rabu, 16 Juni 2010 | 09:15 WIB

PROBOLINGGO - Video kasus penganiayaan di Kafe V’gas, Kota Probolinggo beredar di situs jejaring social Facebook. Polresta Probolinggo pun akhirnya berusaha mengungkap kasus penganiayaan yang diduga terjadi Kamis (10/6) dinihari lalu.

”Kami sudah mengantongi identitas pelaku penganiayaan, sebentar lagi akan kami tangkap,” ujar Kapolresta Probolinggo, AKBP Agus Wijayanto kepada wartawan di Mapolresta, Selasa (15/6).

Namun Kapolresta tidak bersedia menyebutkan nama pelaku yang kini diincar jajaran Polresta itu. ”Yang jelas pelakunya lebih dari dua orang,” ujarnya.

Kasus penganiayaan dengan korban Eva (nama samaran, 28), warga Jl. Citarum, Kel. Curahgrinting, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo itu meruyak ke permukaan setelah pengelola Kafe V’gas mengunggah (posting) adegan penganiayaan yang terekam dalam kamera CCTV itu di Facebook.

Dalam video berdurasi 1:05 menit itu terlihat Eva yang sedang berjalan di kafe di Jl. Basuki Rachmad, Kel. Mangunharjo, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo, dihampiri sejumlah pria. Mereka kemudian memukuli Eva bertubi-tubi.

Ketika Eva terjatuh, mereka menendang tubuh perempuan muda itu berkali-kali. Dalam video itu terlihat, Eva sama sekali tidak kuasa melawan para pria yang menggeroyoknya.

Sebuah sumber menyebutkan, awalnya Eva berada di Kafe Marknauf Jl. Dr Soetomo. “Purel” lepas itu sempat melayani Yus, warga Kec. Maron, Kab. Probolinggo dan sejumlah rekannya.

Eva dijanjikan dibayar Rp 100 ribu. Eva kemudian diajak Yus dan kawan-kawan ke kafe V’gas di komplek Wijaya Theater, Jl. Basuki Rachmad. Yus kemudian meninggalkan V’gas, sementara sejumlah temannya masih nongkrong di kafe tersebut.

Kamis (10/6) dinihari ketika teman-teman Yus hendak meninggalkan kafe, Eva menagih fee pelayanan. Karena dibayar tidak sesuai janji terjadi perang mulut hingga berakhir dengan penganiayaan.

Lapor Polisi

Manajemen Kafe V’gas melaporkan kasus penganiayaan yang terjadi di kafenya ke Polsek Mayangan. ”Kami akui, manajemen kami yang mengirimkan video penganiayaan yang terekam kamera CCTV itu ke Facebook,” ujar Manajer Operasional Kafe V’gas, Bambang Sutedjo ditemui di Mapolsek Mayangan.

Disinggung alasan mem-posting video itu ke Facebook, Titi, panggilan akrab Bambang Sutedjo, mengatakan, karena prihatin terhadap nasib Eva. ”Pelaku penganiayaan dan korban penganiayaan sama-sama tamu kafe kami. Kami prihatin dengan kejadian ini,” ujarnya.

Titi mengaku, kesal karena sejumlah orang menyalahkan sistem keamanan di kafenya. ”Dituduh keamanan kami ceroboh, ada pengunjung yang membawa silet. Terpaksa kasus ini kami angkat ke, untuk membuat pembelaan ke publik,” ujarnya.

Titi menambahkan, saat ribut-ribut di kafenya, Kamis dinihari setidaknya ada 5-6 orang. ”Yang main pukul, siapa, saya tidak tahu,” ujarnya.

Terkait laporan dugaan penganiayaan, Polresta Probolinggo yang kini mengambil alih kasus ini mengaku, sudah mengantongi sejumlah nama pelaku. Tidak hanya polisi yang kelabakan menangani kasus yang telanjur tersebar di dunia maya itu. Pemkot Probolinggo pun membentuk tim guna menuntaskan kasus itu.

”Kasus ini harus dituntaskan, sekaligus menjawab desakan MUI (Majelis Ulama Indonesia, Red.) Kota Probolinggo terkait dugaan praktik maksiat di sejumlah kafe. Selain membentuk tim, kami juga siap berdialog dengan MUI,” ujar Kabag Humas dan Protokol Pemkot Probolinggo, Rey Suwigtyo.

Seperti diketahui, Ketua MUI Kota Probolinggo, KH Romli Bakir mengusulkan, kafe-kafe yang menjadi tempat maksiat dengan menyediakan wanita penghibur dan menjual minuman keras sebaiknya ditutup. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=4928e46bcbe527ef51745fdd83d50cd7&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc