Jumat, 25 Juni 2010

Dermaga Tanjung Tembaga Ambrol

Jumat, 25 Juni 2010 | 09:58 WIB

PROBOLINGGO - Dua bulan terakhir ini dermaga pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo dibiarkan ambrol. Ambrolnya dermaga sepanjang sekitar 20 meter itu jika terus dibiarkan bisa membahayakan arus keluar-masuknya perahu dan kapal.

Tembok dermaga yang ambrol itu terletak di bagian timur, berbatasan dengan kolam penampungan kayu (log ponds) milik PT Kutai Timber Indonesia (KTI). Dermaga yang ambrol terletak sekitar 50 meter di sebelah selatan menara mercu suar.

Konstruksi dermaga yang tersusun dari batu bata itu terburai dan amblas ke bawah. Demikian juga bagian tengah dermaga yang terdiri atas batu karang tergerus ombak.

Dermaga yang ambrol berukuran 20 x 3 meter di sisi timur. Yang tersisa tinggal selebar 1 meter di sisi barat. ”Kalau tembok yang tersisa itu juga ambrol dan masuk ke kolam dermaga, dipastikan kapal dan perahu tidak bisa keluar-masuk pelabuhan,” ujar Agus, nelayan Mayangan, Kota Probolinggo.

Sejumlah warga yang hobi memancing di sekitar mercu suar juga mengaku khawatir dengan keberadaan dermaga yang tinggal seukuran pejalan kaki itu. ”Bukan hanya kapal dan perahu yang terganggu, kami semua yang mau mancing di dekat mercu suar bakal kesulitan,” ujar Eko, warga Kel. Wiroborang, Kec. Mayangan.

Sejumlah bagian dermaga lain juga amblas dan bagian bawahnya growong (berongga).

Warga yang melintasi dermaga harus hati-hati agar tidak terjerembab masuk sejumlah lubang menganga itu.

Pelindo III Cabang Probolinggo mengaku, sudah mendata kerusakan dermaga. ”Talud dermaga itu rusak karena faktor alam, dihantam gelombang besar akibat angin yang oleh masyarakat Probolinggo disebut angin slahung,” ujar Manager Teknik dan Umum PT Pelindo III Probolinggo, Djasmito di kantornya, Kamis (24/6).

Data kerusakan dermaga itu akan dilaporkan ke pihak Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo). ”Karena aset Pelindo diasuransikan, ya kami akan mengklaim ke Jasindo,” ujarnya.

Djasmito berharap, Jasindo segera memperbaiki dermaga yang rusak akibat dihantam gelombang itu. “Lumayan, perbaikan dermaga itu bisa menelan dana di atas Rp 100 juta,” ujarnya.

Biasanya, kata Djasmito, setelah dilaporkan ke Jasindo, perusahaan asuransi itu cek di lapangan. Barulah setelah itu dilakukan perbaikan fisik.

Memang tidak semua kerusakan dermaga itu diajukan ke Jasindo. “Yang kerusakannya kecil-kecil kami perbaiki sendiri dengan biaya pemeliharaan rutin dengan dana Rp 5-10 juta,” ujarnya.

Dikatakan pelabuhan peninggalan Belanda yang dibangun pada 1879 itu bisa dikatakan sudah uzur. Dermaga pelabuhan yang terdiri atas batubata itu sebagain kulitnya sudah mengelupas dan ambrol.

“Saya mengakui, bangunan peninggalan Belanda itu luar biasa kuat padahal hanya berupa tumpukan batubata tanpa campuran semen. Katanya, batubata itu direkatkan dengan cairan tetes, bukan dengan semen,” ujar Djasmito.

Mengingat usianya sudah 100 tahun lebih, struktur dermaga pun mulai rapuh. “Pelindo pun tidak berani mengeruk sedimentasi di kolam pelabuhan terlalu dalam, takut malah tembok dermaganya ambrol,” ujarnya. isa

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=64b69edbdbebddfb07106576108edc00&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Ambrol, Perbaikan Tunggu Asuransi

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Mulut dermaga di Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo mengalami kerusakan cukup parah. Ada bagian yang ambrol sejak beberapa bulan lalu. Tapi, sampai kemarin (24/6) masih belum diperbaiki.

Bagian yang ambrol itu panjangnya sekitar 20 meter. "Ambrolnya itu karena gelombang. Dan itu sudah terjadi sejak sekitar dua bulan yang lalu," ujar Djasmito, manager teknik dan umum PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) cabang Probolinggo kemarin.

Djasmito mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendataan dan mengambil gambarnya. Itu sebagai persyaratan dan akan diajukan kepada pihak asuransi untuk memperbaikinya. "Untung ambrolnya di sisi luar. Kalau di sisi dalam, bisa mengganggu," ujarnya.

Meski demikian bila tidak segera diperbaiki, ambrolnya bagian dermaga itu bisa mengganggu lalu lintas laut. Terlebih bila sudah benar-benar ambrol hingga dermaga tersebut putus. Selain menyebabkan tidak adanya jalan menuju menara suar, juga bisa mempercepat pengendapan dan pendangkalan kolam pelabuhan.

Nah, pada saat ini pihak pelindo masih belum bisa melakukan perbaikan. Pasalnya, pelindo masih menunggu dana dari pihak asuransi. Dan, untuk perbaikannya itu masih menunggu duit dari pihak asuransi.

"Selurah aset pelindo kami asuransikan. Dan, untuk itu (dermaga yang ambrol) klaimnya secepatnya akan kami ajukan. Kalau yang ambles tidak masuk asuransi, untuk itu ada dana perawatan rutin kecil-kecil antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta," ujar Djasmito.

Selain itu, Djasmito mengaku masih belum bisa menaksir berapa besar klaim yang akan diajukan kepada pihak asuransi. Menurutnya, kini pihaknya masih mendata kerugian akibat gelombang tersebut. "Kami masih belum memastikan besarnya berapa. Tapi, kalau cuma Rp 100 juta masuk," katanya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166490

Tekan Premanisme, Gelar Operasi

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
Amankan Dua Pengamen di Bus

KRAKSAAN - Kemarin (24/6) Polres Probolinggo menggelar operasi premanisme gabungan dengan Satpol PP setempat. Utamanya aksi premanisme di jalan raya. Sasaran operasi adalah pelaku kejahatan jalan dan anak jalanan (anjal). Selain itu, operasi juga menjaring pengamen jalanan yang dianggap meresahkan.

Operasi dipimpin Kasat Samapta Polres Probolinggo AKP Heri Suyanto. Sementara personel yang diturunkan sekitar 20 polisi dan 15 Satpol PP. Rombongan menggunakan sebuah truk polisi dan sebuah mobil patroli.

Dalam pantauan Radar Bromo, operasi digelar sepanjang Jl PB Sudirman Kraksaan. Sekitar pukul 11.00 WIB, tim operasi berangkat ke arah Pajarakan. Namun saat tiba di lapangan Pajarakan, tim berbalik ke Timur. "Kosong," ujar salah satu anggota tim. Radar Bromo sendiri mengikuti rombongan tersebut dengan kendaraan pribadi.

Selanjutnya rombongan bergerak menuju Alun-alun Kraksaan. Setiba di alun-alun, tim langsung bergerak memisah. Yakni di sebelah Utara dan Selatan jalan. Sebagian lagi menyisir wilayah alun-alun.

Hasilnya, di alun-alun tim tidak menemukan anjal, maupun pelaku kejahatan. Tugas mereka kemudian membantu tim yang bergerak di sisi kanan dan kiri jalan. Menurut Heri, operasi itu terutama untuk menggeledah bus angkutan umum yang lewat. "Kalau bus pariwisata jangan distop," perintah Heri pada anggota tim.

Operasi tersebut dilakukan hingga sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam kurun tersebut, tim menghentikan sekitar 15 bus umum. Baik bus dari arah Timur, maupun barat. Sementara anjal yang terjaring hanya 2 orang. Yakni pengamen di sebuah bus menuju Timur.

Mereka akan dibawa ke Mapolres. Menurut Heri, anjal tersebut akan mendapat pembinaan sosial oleh Polres. "Tentunya sesuai prosedur yang berlaku," tutur Heri.

Ditemui setelah operasi Heri mengatakan, operasi itu merupakan langkah preventif. Tujuannya untuk mengurangi angka kejahatan yang terjadi di jalan raya. "Kebanyakan terjadi di angkutan umum. Terutama bus antar kota maupun provinsi," sebut Heri.

Selain itu, operasi bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat. Khususnya pengguna jasa bus. Sebab kata Heri, angka kejahatan di bus kota terbilang tinggi. Modusnya pun bermacam-macam. Seperti jambret, copet, ataupun pemerasan.

Pengamen di bus pun bisa dikatakan mengganggu kenyamanan penumpang. Sebab kata Heri, beberapa di antaranya tidak bersikap sopan pada penumpang. "Yang seperti itu juga tergolong kejahatan jalan," kata Heri.

Karena itu, Heri berharap operasi tersebut bisa berjalan efektif. Sehingga, akan memberi keamanan bagi pengguna jalan. Hal itu kata Heri, adalah tujuan utama kepolisian. "Artinya masyarakat kita merasa nyaman," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166487

Enam Murid MI Muhammadiyah ke Jakarta untuk Final Olimpiade Sains

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
Girang Berolimpiade sekaligus Bisa Rekreasi

Kemarin (24/6) enam pelajar MI Muhammadiyah Kota Probolinggo berangkat ke Jakarta. Mereka akan mengikuti final olimpiade sains tingkat nasional. Bagaimana perjalanan mereka sampai masuk final olimpiade sains yang digelar sebuah majalah tersebut?

RUDIANTO, Probolinggo

Safina Aulia Firdausi, 8, siswa kelas IIB. Andy Yusuf Nugraha, 8, kelas IIA. Kholisah Sania Nirmala, 8, kelas IIC. Davina Yuan Nugraha Ningtias, 7, kelas IB. Fadilah Nur Istiqomah, 8, kelas IA. Muhammad Riski Kurniawan, 8, kelas IA.

Mereka adalah enam murid MI Muhammadiyah Kota Probolinggo yang kemarin berangkat ke Jakarta untuk mengikuti babak final olimpiade sains tingkat nasional gelaran majalah Kuark pada Sabtu-Minggu (26-27/6).

Meski lombanya baru akan digelar Sabtu, tapi mereka sudah merencanakan berangkat Kamis. Sebab, hari ini mereka sudah harus melakukan registrasi.

Selasa (22/3) lalu Radar Bromo sempat menemui para pelajar itu di sekolahnya. Saat itu Radar Bromo ditemani salah satu guru MI Muhammadiyah Dwi Maulidiawati. Dari enam pelajar tersebut, ada satu yang tidak tampak saat itu. Yakni Kholisah Sania Nirmala. "Dia sedang sakit," ujar Dwi Maulidiawati.

Enam pelajar MI Muhammadiyah itu bisa melenggang ke Jakarta setelah benar-benar melewati persaingan ketat. Mereka harus menyingkirkan para pesaingnya yang jumlahnya mencapai ribuan siswa se-Indionesia. Di Kota Probolinggo saja ada 174 peserta dari tiga level. Yakni, level satu yang diikuti oleh siswa dari kelas 1-2; level 2, diikuti oleh siswa kelas 3-4; dan level 3, diikuti oleh siswa kelas 5-6.

Setelah dilakukan tes pada Desember 2009, dari 174 siswa itu yang lolos ke babak semifinal hanya 67 siswa. Lalu pada April digelarlah babak semifinal, hasilnya hanya 7 orang yang berhasil lolos ke babak grand final yang akan digelar (26-27/6) nanti. Dari 7 siswa itu, semuanya dari level 1. "Untuk babak penyisihan dan semifinal ada dua tempat, di sini (MI Muhammadiyah) dan di SDK Mater Dei," ujar Dwi.

Meski digelar di sekolah, untuk soal yang diujikan, semuanya dari majalah Kuark, yakni majalah yang banyak membahas masalah sains. Peserta diuji dengan 50 pertanyaan. Mereka harus mampu memperoleh skor minimal 700. "Yang diambil (lolos) hanya yang memenuhi nilai minimal 700," jelas Dwi.

Nah, enam pelajar itu berhasil lolos. Kabar bahwa mereka akan ke Jakarta kontan disambut bahagia. Perjalanan ke Jakarta tak hanya untuk olimpiade. Ada pula yang berencana menjadikannya sebagai momen berekreasi.

Safinah misalnya, mengaku sudah mempersiapkan segalanya. Tapi, yang diutamakan adalah belajar untuk menjadi yang terbaik dalam lomba tersebut. Tak hanya itu, Safina juga sudah punya ancang-ancang untuk apa hadiahnya bila menang nanti. "Belajar ilmu pengetahuan alam dan banyak baca majalah," ujar Safina.

Rasa gembira bisa lolos ke babak final tentu juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Safinah. "Senang bisa masuk final dan bisa ke Jakarta," katanya. Ia bahkan sudah berencana akan main ke sebuah zona permainan anak di Jakarta.

Hal senada juga diungkapkan oleh Davina. Selain ada rasa senang, Davina mengaku juga sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Tidak ketinggalan yang berkaitan dengan olimpiade tersebut. "Makin rajin belajar. Selain (belajar) habis dari sekolah, habis magrib juga belajar," ujarnya.

Fadilah juga demikian. Belajar pengetahuan alam dan membaca majalah sudah tidak bisa ditinggalkan lagi. Tapi, ada sisi lain yang membuat seorang siswa ini banggga lolo ke final. "Senang, karena bisa ke Jakarta. Kan selama ini belum pernah ke sana," ujarnya.

Andy mempunyai cara berbeda selain belajar dengan rajin juga berdoa. Itu pun tidak cukup hanya bedoa sendiri. Tapi, juga meminta dia kepada kedua orang tua dan neneknya. "Eeeeem... selain itu minta doa sama nenek," ujar Andi.

Rizki juga tidak jauh beda, dia juga sudah mempersiapkan diri dengan banyak belajar dan membaca majalah. Doa juga dilakukan. Selain berdoa sendiri, kedua orang tuanya, kakek-neneknya juga diminta doanya. "Juga minta uang sama nenek untuk sangu," ujarnya.

Riski juga sudah mempunyai ancang-ancang yang bagus untuk masa depannya. Dia mengaku, kalau dapat hadiah berupa piala akan disimpan di rumahnya. Sedangkan kalau dapat uang, akan ditabung untuk biaya pendidikan selanjutnya. "Kalau dapat uang, ya ditabung nanti untuk keperluan sekolah," ujarnya.

Para pelajar itu memang berasal dari kelas yang berbeda. Ada yang kelas 1 dan kelas 2. Tapi, dalam olimpiade ini, soal yang akan mereka kerjakan akan sama persis. Karena mereka sama-sama masuk di level 1.

Meski satu sekolah, mereka juga akan bersaing untuk saling mengalahkan. Siap lebih pandai dan rajin belajar, meka mereka yang akan berhasil tidak peduli kelas 1 atau kelas 2.

Hal yang menarik, Davina Yuan Nugraha Ningtias akan bersaing dengan kakak kandungnya sendiri, Andy Yusuf Nugraha. Umur mereka terpaut satu tahun, Davina duduk di bangku kelas IB sedangkan Andy duduk dibangku kelas IIA.

Saat ditanya bagaimana perasaannya dikala harus bersaing dengan adiknya sendiri, Andy menjawab kalau tidak ada rasa takut. Dan, kalau nanti menang tidak akan diberi bagian dari hadiah yang diperolehnya. "Tidak takut, saya tidak mungkin kalah. Nanti kalau saya dapat hadiah tidak akan dikasih," ujarnya optimis.

Davina pun menyatakan hal yang sama. Dia juga mengaku tidak takut meski harus bersaing dengan kakaknya sendiri atau kakak-kakak kelasnya. Menurutnya, yang penting berusaha dan rajin belajar.

Meski harus bersaing dengan kakaknya sendiri, yakin menang? "Coba aja dulu. Saya tidak takut. Kalau rajin belajar, nanti juga bisa menang," jawabnya. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166479

Staf KUA Dilaporkan Dewan

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
Dituding Pungli Biaya Pernikahan

PROBOLINGGO-Kabar tak sedap berembus dari Kantor Urusan Agama (KUA) Gending, Kabupaten Probolinggo. Salah satu staf KUA tersebut diduga melakukan pungli biaya pernikahan.

Bukan hanya jadi rerasan, kemarin (24/6) kasus itu dilaporkan ke DPRD setempat. Yang melaporkan adalah 13 Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) se wilayah Kecamatan Gending. Dalam laporan tertulis kepada DPRD itu, ada enam poin yang disoal oleh ke-13 P3N itu.

Enam poin itu dialamatkan kepada staf KUA bernama Fathor. Poin pertama, Fathor dinilai banyak membuat duplikat kutipan akta nikah yang mengharuskan masyarakat membayar jumlah di luar kewajaran. "Mulai Rp 100 ribu sampai Rp 500 ribu. Bahkan lebih, sehingga masyarakat resah," kata Cung Hasyim, salah satu pelapor yang mengaku P3N Sebaung.

Poin selanjutnya yang menjadi sorotan P3N adalah soal banyaknya perubahan catatan pernikahan bedolan (petugas KUA mendatangi ke rumah pengantin) menjadi pernikahan kantor. Padahal, secara administratif biaya nikah bedolan lebih mahal daripada pernikahan kantor. "Tetapi perubahan itu tanpa sepengetahuan kepala KUA. Otomatis terjadi pemalsuan tanda tangan," jelas Cung Hasyim.

Fathor juga dituding beberapa kali melaksanakan pernikahan dengan sistem wali hakim tanpa sepengetahuan kepala KUA. Selain itu, Fathor juga dituding biasa menarik denda Rp 30 ribu kepada calon pengantin yang mendaftar ke KUA kurang dari seminggu sebelum acara. "Uangnya itu masuk ke saku pribadi," jelas Cung Hasyim.

Poin kelima yang menjadi keluhan P3N adalah soal catin (calon pengantin) yang tidak melaksanakan TT (suntik anti tetanus). Mereka diwajibkan mengganti dengan sejumlah uang. "Per catin, minimal Rp 15 ribu," imbuh Cung Hasyim.

Poin terakhir yang disoal P3N adalah Fathor dianggap melakukan penekanan kepada P3N yang baru untuk membayar sejumlah uang ke KUA. Uang itu dianggap sebagai pelicin jabatan.

"Kami dari P3N ini cukup resah, karena poin-poin yang kami keluhkan itu telah meresahkan masyarakat. Karena itu kami lapor ke DPRD. Saat ini kami juga telah menyiapkan sejumlah barang bukti untuk dibeberkan ke DPRD," jelas Cung Hasyim.

Karena itulah ke-3 P3N tersebut mengajukan tuntutan kepada kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo untuk mengganti staf KUA yang dianggap melakukan tindakan menyimpang itu.

Laporan dari ke-3 P3N Gending itu direspons oleh komisi D yang menangani soal kesejahteraan rakyat dan pendidikan. "Kami akan menindaklanjuti laporan ini. Dalam waktu dekat ini kami akan meninjau ke lokasi untuk kroscek," ujar Husnan Taufik, mewakili teman-temannya komisi D.

"Laporan ini cukup serius. Kalau terbukti melakukan pungli, maka oknum tersebut harus ditindak tegas. Kami akan kroscek dulu di lapangan untuk mengetahui kebenarannya," tegas Husnan Taufik.

Sementara itu kepala KUA Gending Abd Nasir mengaku kaget dengan adanya laporan tersebut. "Selama saya menjadi KUA Gending, saya sudah menegaskan tidak boleh melakukan tarikan, apalagi untuk pribadi," katanya.

Terkait duplikat akta nikah, Nasir sendiri belum mengeahui secara pasti. "Yang menangani kalau masyarakat butuh duplikat itu staf," katanya. "Selama ini tarikan itu sukarela, dikasih tidak apa-apa, tidak dikasih tidak apa-apa. Tetapi kalau sampai maksa ya tidak boleh," tegasnya.

Terkait adanya laporan P3N ke DPRD tersebut Nasir menilai pihak pelapor harus mempunyai bukti-bukti. "Kalau tidak memiliki bukti-bukti itu kan sama saja dengan fitnah. Jadi harus ada pembuktiannya," ungkapnya.

Sementara itu, Fathor, staf KUA Gending yang disebut-sebut melakukan aksi pungli itu saat dikonfirmasi Radar Bromo menanggapi dengan santai. Menurutnya beberapa poin yang dilaporkan 13 P3N itu tidak benar.

Fathor menilai adanya laporan miring tentang dirinya tersebut dipicu oleh beberapa pihak P3N yang kecewa lantaran tidak terpilih kembali. Mereka yang tidak terpilih lagi menjadi P3N itu, menurut Fathor, mempengaruhi beberapa P3N lainnya

"Saya sendiri juga heran. Padahal kelima P3N yang tidak terpilih kembali itu murni karena SK-nya sudah habis, bukan saya berhentikan sepihak," katanya.

Menurut Fathor, kelima P3N yang tidak terpilih kembali itu murni terganjal masalah administrasi. "Ada yang umurnya sudah tidak mencukupi dan masalah administrasi lainnya," terangnya. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166478

Dianggap Program Masa Depan

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Pro dan kontra dalam pelaksanaan sebuah kebijakan di pemerintahan merupakan hal yang lumrah. Berbagai respon itu mestinya bisa menjadi kritikan bagi pemerintah, seperti penyelenggaraan event tahunan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro).

Koordinator Forum Kota Probolinggo Sukardi Mitho berpendapat pro kontra itu pasti terjadi. Pelaksanaan Semipro menurutnya menjadi sangat penting karena ini merupakan ide kreatif pemkot untuk menggali potensi yang ada di daerahnya.

"Ini menjadi sangat penting ditengah keterbatasan yang dimiliki oleh pemkot Probolinggo. Semipro adalah promosi daerah dalam bentuk event pariwisata. Karena Kota Probolinggo hampir tidak memiliki potensi alam yang bisa dijadikan wisata. Sangat pragmatis, bila ada Semipro maka ujug-ujug langsung ada investor," katanya.

Melalui Semipro bisa menjadi ajang untuk mempertontonkan kepada investor apa yang dimiliki oleh Kota Probolinggo. "Ini (Semipro) adalah lompatan program yang bersifat masa depan. Tidak selalu kegiatan itu bersifat pragmatis. Saya optimis akan ada hal-hal positif yang bisa dihasilkan," terang Sukardi.

Kepada Radar Bromo, Sukardi menegaskan dirinya sangat yakin akan banyak variabel yang bisa diperoleh dari kegiatan Semipro untuk masyarakat. "Kota Probolinggo ini diibaratkan seperti rumah. Kalau sebuah rumah, jendela dan pintunya tidak buka, siapa yang akan tahu dalamnya rumah itu seperti apa. Semipro itu program strategis dalam jangka panjang," tuturnya.

Ia mencontohkan, dalam pameran produk unggulan UKM (usaha kecil menengah), selama ini Sukardi melihat banyak UKM binaan pemkot yang punya kualitas baik tapi punya kendala di pemasaran. Nah, dengan event Semipro ini banyak daerah yang akan melihat dan mengenal produk unggulan Kota Probolinggo sebagai ajang promosi.

"Jangan berpikir pragmatis. Melalui Semipro bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung dari luar Kota Probolinggo. Pemkot juga harus mengemas event ini dengan kegiatan menarik dan membuka peluang dari daerah-daerah lain. Kalau menurut saya, ke depannya anggaran Semipro harus ditambah lagi, untuk tambah kegiatan dan benar-benar nasional punya," tegas Sukardi lagi.

Sementara itu, Ketua LSM Wamor Kota Probolinggo Imam Suliono menyatakan Semipro bukan sekedar hiburan. Tapi, media perpaduan pelestarian budaya dengan transaksi ekonomi UMKM. Sehingga tidak hanya untuk menarik wisatawan lokal tapi juga para pelaku bisnis lokal.

"Dampak yang dirasakan nantinya, Kota Probolinggo akan menjadi ikon pemberdayaan masyarakat berbasis partisipatif melalui wisata budaya dan keunggulan lokal yang lain. Jadi, Semipro sangat berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Cuma diharapkan, lanjut Imam, agar ada kesinambungan dalam program ini sehingga tidak terkesan ramai sesaat. Semua sektor harus all out agar masyarakat terlibat secara maksimal dan menerima manfaat atas kegiatan ini.

"Memang semua kegiatan ada dampak biaya. Tapi, kalau menghambur-hamburkan anggaran ya tidaklah. Toh, dampak dari kegiatan ini untuk kesejahteraan masyarakat juga. Kalau tidak diserahkan saat ini paling tidak masa mendatang. Saran agar semua satker benar-benar mendukung penuh. Sosialisasi ke masyarakat agar sampai ke tingkat kelurahan, LPM, PKK diberi peran agar bisa berkontribusi positif," beber Imam.

Imam mengaku kegiatan yang menurutnya menarik adalah pawai budaya. Dengan pawia budaya masyarakat bisa mengenal budaya asli Kota Probolinggo dan budaya daerah lain. "Manfaatnya untuk mengimbangi arus budaya asing dan ancaman bencana teknologi informasi terhadap generasi muda," kata dia.

Kemarin, berbagai persiapan properti untuk kegiatan pendukung Semipro sudah dilaksanakan. Mulai dari pengecatan panggung bantuan dari PT KTI, pemasangan partisi pameran Protex di alun-alun, pameran produk di GBH dan GOR A Yani serta pameran flora di alun-alun. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166477

Tandatangani MoU Penanganan Kecelakaan

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Ribetnya penanganan korban kecelakaan di rumah sakit yang selama ini menjadi kendala sepertinya bakal teratasi. Rumah sakit tidak akan punya alasan untuk tidak memberikan tindakan medis pada korban kecelakaan. Pasalnya, pembiayaan tersebut bakal ditanggung oleh Jasa Raharja sesuai kriteria yang telah ditentukan.

Kebijakan itu dimantapkan dengan penandatanganan MoU (memorandum of understanding) Traffic Accident Centre (TAC) antara Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto, Direktur RSUD Dr Mohammad Saleh dr Budi Purwohadi, dan Kepala PT Jasa Raharja Cabang Malang Haryo Pamungkas.

Disamping penandatanganan MoU juga dilaksanakan pengukuhan forum lalu lintas dan angkutan jalan Kota Probolinggo serta lomba cerdas cermat antar SMA/SMK/MA negeri dan swasta di Kota Probolinggo.

Ketua panitia sekaligus Kasatlantas Polresta Probolinggo AKP Nurjanto mengatakan dibentuknya forum tersebut untuk berkoordinasi terkait lalu lintas dan angkutan jalan. Kesepakatan yang dibuat mengenai penanganan dan pembiayaan kecelakaan lalu lintas sesuai dengan kesepakatan pusat antara Menteri Kesehatan dan Kapolri.

"Salah satu tujuannya menekan angka laka lantas (kecelakaan lalu lintas). Merubah blackspot menjadikan jalur senyum para pengendara saat melintasi jalur tersebut," katanya.

Dibentuknya forum antara lain untuk menyelesaikan masa lantas di kota, menjembatani solusi lantas dan angkutan jalan, memonitor evaluasi tugas masing-masing dan melaporkannya ke wali kota.

Anggota forum lalu lintas dan angkutan jalan dikukuhkan Wali Kota Probolinggo Buchori. Mereka yang tergabung dalam forum adalah Kapolresta AKBP Agus Wijayanto, Wawali Bandyk Soetrisno, Sekda Johny Haryanto, Kepala Dishub Sunardi dan Kepala Dinas PU Sanusi Sapuan.

Kapolresta AKBP Agus Wijayanto mengungkapkan pembentukan forum dan MoU ini merupakan kebijakan dari pusat yang kemudian dijabarkan ke daerah-daerah. Sesuai UU nomor 22 tahun 2009 yang ditetapkan 22 Juni 2009 lalu, daerah harus membentuk forum lalu lintas dan angkutan jalan. Belum setahun usia UU tersebut Kota Probolinggo sudah membentuk forum tersebut.

Menurutnya, adanya forum ini untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. "Dulu kalau ada kecelakaan bingung. Polisi yang bawa ke RSUD, sesampai di rumah sakit bingung siapa yang mau bertanggung jawab. RSUD tidak mau dan Jasa Raharja tidak tahu. Akhirnya, mestinya bisa ditangani malah tidak tertolong. Orang juga tidak mau ditumpangi korban kecelakaan karena banyak darahnya," tutur kapolresta.

Karena kondisi darurat, korban terpaksa dibawa menggunakan mobil polsek atau lantas yang ada kayu dan besinya. "Yang mestinya secara medis tidak boleh kena benturan, ini malah kena bentur terus. Polisi sudah kayak Superman. Mengangkat korban, mengatur lalu lintas, membersihkan jalan dari darah sampai membawa ke RSUD," ceritanya.

Kesepakatan ini, kata AKBP Agus, merupakan gabungan dalam menangani kecelakaan. Polisi yang mengurusi lalu lintas (kronologis dari sisi hukum), RSUD memfasilitasi ambulans dan penanganan medis sedangkan pembiayaan ditanggung oleh Jasa Raharja sesuai aturan yang tercover.

"Kami akan terus melakukan sosialisasi, seperti apa pembiayaan yang akan ditanggung oleh Jasa Raharja. Bukan berarti kalau meninggal terus dapat Rp 25 juta. Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang baik dan cepat, tentunya dengan koordinasi yang baik," jelas mantan Kasat Lantas Polwiltabes Surabaya ini.

Sementara itu, Wali Kota Buchori juga memberikan tugas untuk forum lalu lintas dan angkutan jalan membuat solusi kemacetan di kawasan pasar baru. "Kalau ada kesepakatan seperti ini RSUD tidak perlu klaim siapa yang akan membayar. Komunikasi memang harus intens. Rumah sakit jangan sampai ada penundaan penanganan untuk pasien kecelakaan lalu lintas," tegasnya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166476