Selasa, 20 Juli 2010

Baru Dapat, Kompor Gas Dijual

[ Selasa, 20 Juli 2010 ]
Dihargai Rp 90 Ribu, Untuk Beli Beras

TONGAS - Semakin banyak saja warga yang menjual kompor dan tabung gas yang mereka peroleh dari program konversi mitan ( minyak tanah ) ke elpiji. Seperti yang terjadi di Dusun Gunung Tugel 1, Desa Curah Tulis, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.

Beberapa warga menjual paket konversi yang mereka terima hanya dengan harga Rp 90 ribu. Alasannya masih sama, yakni takut menggunakan kompor gas. Apalagi, akhir-akhir ini media banyak memberitakan kasus ledakan tabung gas 3 kg. Namun, ada juga warga yang menjual paket konversi tersebut, karena mendapat lebih dari satu paket.

Pembagian paket konversi sendiri di Desa Curah Tulis dilakukan pada Sabtu (17/7). Dan kini, sejumlah warga sudah ada yang menjual paket konversi tersebut secara utuh. Mulai kompor gas, selang, regulator hingga tabung gas.

Paket tersebut dijual pada para pedagang kaki lima di daerah Curahtulis. Sebagian dijual ke tetangga mereka." Rata-rata warga menjual ke pedagang kaki lima," jelas Ny. Suryadi, warga setempat.

Seperti yang dilakukan Sarofa. Dia menjual paket konversi yang diterimanya, karena takut meledak. Sarofa dan keluarganya pun tidak mau mengambil resiko itu. "Nanti bisa meledak," tuturnya beralasan.

Selain itu, Sarofa mengaku belum paham cara menggunakan kompor elpiji tersebut. Karena itu, dia lebih memilih menggunakan kayu bakar. " Tidak masalah pakai kayu baker. Lebih aman." Ungkapnya.

Lain lagi dengan Nurhayati, juga warga setempat. Dia menjual paket konversi yang diterimanya, karena mendapat lebih dari satu. " Di rumah saya ada 4 kepala keluraga," tutur Nurhayati.

Karena itu, ia menjual satu buah paket konversi. Sebab, empat kepala keluarga di rumahnya itu hanya butuh satu paket konversi saja. " Terlalu banyak. Saya jual satu saja," jelasnya.

Hal senada dituturkan Ny Suryadi, " Saya dapat dua." Sehingga, ia berencana menjual satu paket konversi tersebut. Ia juga mengetahui bahwa harga paket tersebut berkisar Rp 90.000.

Uang yang mereka dapat dari penjualan paket tersebut digunakan untuk membeli beras. Mereka beralasan, beras merupakan kebutuhan yang mendesak. " Buat beli beras. Untuk makan," terang Nurhayati.

Di sisi lain, warga yang tidak menjual paket konversi tersebut memilih untuk tidak menggunakan kompor gas itu. Penyebabnya, karena rata-rata warga tidak paham tentang cara menggunakan kompor tesebut.

"Belum dipakai, saya tidak tahu cara pakainya," terang Siami. Memang sosialisasi sudah diberikan saat dilakukan pendistribusian paket konversi mitan ke elpiji itu. Namun, tetap saja Siami belum paham.

Sedangkan warga lainya, Maesa, beralasan belum berani menggunakan kompor gas tersebut. Sebab, dirinya mengganti selang dan regulator yang ada dengan kualitas yang lebih baik. " Belum ada uangnya," jelasnya. (d7x/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=170725

Tidak ada komentar:

Posting Komentar