Senin, 27 September 2010

PLTU Paiton Dijaga Ketat

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. TEMPO/ Rully Kesuma

TEMPO Interaktif, Probolinggo: Kepolisian Resor Probolinggo memperketat penjagaan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Jawa Timur. Langkah ini dilakukan menyusul kemungkinan ancaman aksi teroris terhadap obyek vital nasional. “Pengamanan ini sesuai dengan intruksi Kapolri dan Kapolda Jawa Timur,” kata Kepala Polres Probolinggo Ajun Komisaris Besar Rastra Gunawan, Senin (27/9).

Rastra tidak bersedia mengungkapkan berapa jumlah personil yang diturunkan untuk pengamanan itu. “Itu rahasia. Bisa diketahui lawan nanti," katanya. Menurut dia, untuk langkah pengamanan itu melibatkan dua per tiga kekuatan Polres Probolinggo.

Pengamanan terhadap PLTU Paiton diantaranya dilakukan dengan patroli di sepanjang jalan yang melewati kawasan PLTU Paiton. “Selain patroli rutin, razia juga kami lakukan terhadap kendaraan-kendaraan yang mencurigakan yang melewati kawasan PLTU Paiton,” kata Rastra.

Sejauh ini polisi belum menemukan sesuatu yang mencurigakan yang memberikan ancaman terhadap keberadaan PLTU Paiton. “Semoga saja tidak ada,” kata Rastra. Peningkatan eskalasi pengamanan ini, kata Rastra, membuat pihaknya melakukan penambahan senjata terhadap personil yang ada di lapangan.“Setiap anggota yang berada di pos penjagaan dipersenjatai.”

katanya. Begitupula dengan anggota yang berada di Pos Penjagaan PLTU Paiton. Pos Penjagaan PLTU Paiton, seperti informasi dihimpun Tempo, dijaga oleh pengamanan internal dibantu dengan anggota polisi. Sementara Pos Penjagaan yang berada di pinggir jalan tepatnya di muka PLTU Paiton dijaga oleh anggota polisi yang bertugas melakukan patroli serta razia.

Kendati fokus pengamanan dilakukan terhadap PLTU Paiton, kata Rastra, pihaknya tidak melupakan penjagaan terhadap instansi, perkantoran serta infrastruktur perekonomian. “Karena itu, selain staf, seluruh anggota polisi dikerahkan untuk melakukan pengamanan,” katanya.

Rastra mengatakan, di Kabupaten Probolinggo ini terdapat 24 Polsek yang setiap anggotanya yang dalam tugas penjagaannya kini dipersenjatai. “Setiap Polsek juga siap berkoordinasi dengan Koramil dalam melakukan pengamanan,” katanya. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam upaya menangkal bahaya terorisme ini juga sangat dibutuhkan. Dia meminta kepada warga untuk proaktif melaporkan kejadian atau keberadaan orang maupun kegiatan yang mencurigakan.

DAVID PRIYASIDHARTA

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/09/27/brk,20100927-280757,id.html

Kapal Patroli Kalah Cepat dari kapal Nelayan

Senin, 27 September 2010 | 10:36 WIB
Kapal patroli Probolinggo.

PROBOLINGGO - Kabupaten Probolinggo yang mempunyai perairan laut sepanjang 56 km (Tongas-Paiton) hanya mempunyai dua kapal patroli. Bahkan sebuah kapal patroli tua milik Bakesbanglinmas sudah kalah cepat dibandingkan kapal-kapal nelayan.

Sisi lain Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kab. Probolinggo hanya memiliki satu-satu kapal patroli yang ditambatkan di kawasan pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo. Selama ini kapal patroli tersebut lebih sering dioperasikan di perairan Probolinggo belahan barat.

Kondisi kapal patroli itu diungkapkan Kepala Bakesbanglinmas Kab Probolinggo, Soeparwiyono. “Saat menggelar operasi di laut akhir pekan lalu, kapal kami sudah tidak bisa mengejar kapal-kapal yang melanggar,” ujarnya Senin (27/9) pagi tadi.

Saat itu kapal patroli Bakesbanglinmas kebetulan memergoki sebuah kapal nelayan yang diduga menggunakan jaring jenis pukat harimau (trawl). Begitu didekati kapal patroli, kapal nelayan andon (pendatang) itu langsung kabur dengan kecepatan yang tidak terkejar oleh kapal tua Pemkab Probolinggo.

Untuk meloloskan dari kejaran kapal patroli, kapal nelayan itu memutus jaring trawl-nya. Soalnya, jaring yang “mulut”-nya mengganga lebar dan dilengkapi pemberat itu bakal memperberat laju kapal, sehingga ditinggalkan begitu saja.

Soeparwiyono mengakui, kapal patroli tua yang dimiliknya kurang layak beroperasi. Kapal yang sudah berumur 10 tahun itu sering ngadat dan harus segera diperbaiki. “Mungkin fokusnya hanya mengganti mesin kapal dengan yang baru atau perbaikan mesin,” ujarnya.

Satu unit kapal patroli lainnya adalah milik DKP Kab Probolinggo. Kapal yang ditambatkan di pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, itu kesulitan menjangkau perairan sepanjang 56 km. “Kapal patroli kami sebenarnya memiliki kecepatan cukup tinggi. Namun karena jumlahnya cuma satu, tetap saja belum bisa meng-cover seluruh perairan kabupaten,” ujar Kepala DKP Dedy Isfandi.

Dedy menambahkan, jika ada kejadian yang lokasinya jauh dari Tanjung Tembaga, kapal patroli DKP sering tertinggal. Agar bisa menjangkau kawasan timur Kraksaan-Paiton, DKP bermaksud menambah satu lagi kapal patroli. “Kapal patroli tambahan itu akan stand by di pelabuhan Kalibuntu, Kraksaan,” ujarnya.

Kapal baru itu kelak ukurannya lebih kecil dibandingkan kapal patroli lama. Pertimbangannya biar bisa keluar-masuk dengan leluasa melalui sungai Kalibuntu. Sebagai perbandingan, kapal patroli lama ukurannya sekitar 7 x 1 meter. Kapal ini biasa digunakan untuk mengantarkan pejabat Pemkab Probolinggo saat mengunjungi Pulau Giliketapang.

Dedy berharap kapal patroli tambahan terwujud pada 2011. “Sekarang masih kami ajukan, mudah-mudahan terealisasi tahun depan,” ujarnya.

Kabupaten Probolinggo sendiri mempunyai sejumlah pelabuhan perikanan. Meski tidak sebesar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan dan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, jumlahnya cukup banyak.

Sejumlah pangkalan nelayan bertebaran di hampir semua kecamatan di Kab Probolinggo. Mulai di Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Kalibuntu, dan Paiton. Yang terbesar di antara pelabuhan-pelabuhan kecil itu adalah pelabuhan perikanan di Pulau Giliketapang, Kalibuntu, Kec Kraksaan, dan Paiton. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=dc159a30f1e7fe7352b88109050f5512&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Istri Dipacari, Tetangga Dibacok

Senin, 27 September 2010 - 10:14 WIB

SURABAYA(Pos kota)– Sanaji,35 asal warga Desa Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur terpaksa harus mendekam di sel penjara. Pasalnya, dia nekat membacok tetangganya sendiri, Munir,39.

Akibat bacokan itu, korban luka parah pada bagian perut dan pinggang. Untuk menyelamatkan jiwanya, korban terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit Waluyo Jati, Kraksaan.

“Pelaku nekat membacok korban karena cemburu buta terhadap tetangganya yang diduga telah memacari istri pelaku,” ungkap Kanit Reskrim Polres Probolinggo, Ipda Suharsono kepada wartawan, Senin(27/9).

Merasa cemburu, pelaku menjadi kalap. Begitu pelaku mengetahui korban sedang mengendarai sepeda motor di perempatan Kraksaan, dia langsung menendangnya. Akibat tendangan itu, sepeda motor korban langsung oleng. Saat itulah pelaku juga langsung membacokkan sebilah cluritnya ke tubuh korban.

Ipda Suharsono menjelaskan, akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 353 dan pasal 351 KUHP tentang penganiyaan yang direncanakan dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.(nurqomar/B)

Sumber: http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/09/27/istri-dipacari-tetangga-dibacok

1.000 Cemara Yamaha untuk Bromo

Senin, 27/09/2010 08:44 WIB
Syubhan Akib - detikOto
Gambar

Probolinggo - Di sela-sela acara Amazing Journey di Gunung Bromo, Yamaha masih menyempatkan diri untuk menanam 1.000 bibit pohon cemara di padang savana gunung Bromo.

"Ada 1.000 bibit cemara yang kita tanam disini, ini bukti kami juga memperhatikan lingkungan," ungkap PR & Corporate Communication Head YMKI Indra Dwi Sunda.

Indra berharap dengan penanaman seribu bibit cemara itu, tumbuhan di padang savana di Bromo dapat lebih beragam.

"Kami sangat senang ternyata Yamaha juga tanggap dan memperhatikan lingkungan," imbuh Kepala Resort Taman Nasional bromo Subur Hari.

"Apalagi Yamaha juga mengikut-sertakan anak klub untuk ikut menanam. Semoga teman-teman klub jadi lebih sayang lingkungan dan akan berbuat hal seperti ini di tempat lain," tambahnya lagi.

Penanaman 1.000 bibit pohon cemara ini sendiri berlansung di penghujung acara Amazing Journey yang merupakan sebuah acara inovatif dari Yamaha.

( syu / ddn )

Sumber: http://oto.detik.com/read/2010/09/27/084435/1449122/640/1000-cemara-yamaha-untuk-bromo?881104638

Jaksa Kraksaan Diancam Tembak Teroris

Minggu, 26 September 2010

PROBOLINGGO
I SURYA Online - Sebuah pengakuan mengejutkan dilontarkan Kajari Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Putu Indriati SH, mengenai pengalamannya terkait terorisme. Perempuan mantan Kajari Tabanan, Bali, ini, mengaku pernah diteror diancam tembak ketika dirinya menjadi Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus teroris bom Bali I yang melibatkan Imam Samudera cs.

Putu mengaku kala itu kerap menerima telpon berisi teror. “Saya masih ingat nomor teleponnya dengan kode area 021 (Jakarta, Red), ” ungkapnya kepada Surya, Minggu (26/9/2010).

Pada waktu itu, teror penembakan mulai muncul setelah satu rekannya, yang juga jaksa penuntut umum dan menangani kasus terorisme di Ujung Pandang, tewas tertembak. “Tapi saya pasrah saja. Karena ini adalah tugas negara,” tandas mantan Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Denpasar, Bali, tersebut.

Selain itu, Putu juga mengungkapkan soal kelebihan spiritual para pelaku terorisme.
“Mereka sakti, lho,” tegasnya.

Kesimpulan itu dia peroleh setelah dia menemukan kejanggalan saat persidangan Imam Samudera. Pada waktu itu, kenangnya, palu sidang majelis hakim tiba-tiba hilang. “Akhirnya, panitera memegang erat palu sidang. Para teroris itu, meski sakti, terkadang agak sombong. Mereka mengaku tertangkap polisi karena kemauannya sendiri,” kata Putu Indriati.

Putu juga pernah mendengar pengalaman aneh lain dari rekannya di Ujung Pandang. Menurut rekannya tersebut, ada pelaku terorisme yang bisa membuka borgol dengan tangan kosong.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/26/jaksa-kraksaan-diancam-tembok-teroris.html

Jatuh dari Bak Truk, Tewas

[ Senin, 27 September 2010 ]
PROBOLINGGO- Ini pelajaran bagi mereka yang suka menumpang bak truk. Sabtu (25/9) malam lalu, Agus, 42, tewas setelah terjatuh dari bak truk yang ditumpanginya. Peristiwa itu terjadi di jalan Malasan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.

Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 18.00. Ketika itu Agus menumpang truk dari arah selatan. Nahas, saat berada di Malasan, warga Desa Ranuyoso, Kabupaten Lumajang itu terjatuh dari truk.

Saat Agus terjatuh ada sebuah truk lain dari belakang yang diduga melindas tubuh Agus hingga tewas. Sayangnya, truk yang ditumpangi Agus dan yang diduga melindas itu tak diketahui nopolnya.

Dari data yang dihimpun Radar Bromo, Agus meninggal setelah mengalami luka serius di bagian kepala. "Kepalanya hancur," kata Supandi, warga sekitar lokasi kejadian.

Menurut Supandi, mayat korban berada di pinggir jalan saat pertama kali diketahui warga. "Jadi kecelakaan itu merupakan tabrak lari," ujarnya.

Polisi dari Satlantas Kabupaten Probolinggo yang datang ke lokasi kejadian kemudian membawa mayat korban ke ruang mayat RSUD Moh. Soleh Kota Probolinggo untuk dilakukan otopsi. (qb/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181138

DPC Demokrat Bergejolak

[ Senin, 27 September 2010 ]
DPAC Protes Penokatifan Pengurus

PROBOLINGGO- Suasana internal Partai Demokrat Kabupaten Probolinggo kini sedang bergolak. Sekitar 15 Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) partai pemerintah ini ramai-ramai mengkritik kepengurusan DPC yang dinilai mandek dan bertindak tidak prosedural.

Kemarin (26/9) siang, sejumlah pengurus DPAC berkumpul di rumah makan Sadar Kecamatan Gending. Pertemuan yang dibingkai dengan acara halal bihalal antar DPAC se-Kabupaten ini secara khusus membahas kondisi partai saat ini.

"Program DPC selama ini mandeg. Tidak pernah ada pertemuan antar pengurus dan antar DPAC Partai Demokrat," kata Mahfudz, ketua DPAC Kraksaan mengawali pembicaraan. "Nah, pada pertemuan saat ini kita akan membahas masalah ini," tambahnya.

Menurut Mahfudz, selama kepemimpinan Umar Saroh sejak Desember 2008, kalangan DPAC yang kemarin berkumpul mengaku tidak pernah sekalipun diundang untuk konsolidasi. Bahkan ketua DPC hendak mengganti pengurus DPAC yang telah solid.

Padahal, para DPAC yang hendak diganti ini mempunyai SK sebagai pengurus secara resmi. "Kami kecewa pada DPC tentang masalah ini. Sekarang DPC sedang mencari pengurus baru, padahal yang ada sekarang masih mau bekerja untuk partai dan masih solid," katanya.

Mereka yang berkumpul kemarin adalah yang dinonaktifkan itu. "Kami kader-kader yang sah yang sengaja dibuang oleh Plt ketua DPC Umar Saroh," kata Mahfudz. Tentang masalah ini, mereka akan menanyakannya pada DPP partai Demokrat melalui surat resmi.

Sementara Supandi dari DPAC Tagalsiwalan menengarai, langkah ketua DPC yang menonaktifkan secara sepihak dilakukan untuk memuluskan langkahnya menjadi ketua DPC pada periode selanjutnya. "Langkah ini menyalahi aturan partai," kata Supandi. Sebab, DPAC diangkat dengan SK DPD Jatim, bukan olah SK DPC seperti yang dilakukan Umar Saroh.

Menyikapi langkah DPC yang dinilai tidak prosedural ini, menurut Supandi kalangan DPAC berhak memberikan somasi pada DPD Jatim atau DPP. "Dan ini harus kami lakukan," serunya.

Seperti halnya Mahfudz, ia juga merasa prihatin atas kondisi partainya kini. Selain karena tidak pernah ada konsolidasi partai, hal lainnya yang membuatnya prihatin yakni pemotongan dana operasional DPAC sebesar 50 persen selama pilpres lalu. Dana yang dipotong yakni biaya pelatihan dan pembinaan saksi.

Dengan kondisi ini, pria asal Tegalsiwalan ini mengaku tidak tahan lagi dengan kepemimpinan Umar Saroh di tubuh partai Demokrat Kabupaten Probolinggo. "Mohon DPP menonaktifkan Umar Saroh atas tindakannya selama ini, " ujarnya.

Sementara Umar Saroh saat dikonfirmasi Radar Bromo melalui ponselnya kemarin mengatakan dirinya bersyukur bila ada DPAC yang menggelar pertemuan membicarakan masalah partai. Menurutnya, selama ini DPC belum mengadakan pertemuan karena memang tidak ada yang perlu dibicarakan. "Saya bersyukur bila ada DPAC yang mengadakan rapat membicarakan masalah partai," katanya.

Tentang kritik soal penonaktifan sejumlah DPAC itu, menurut Umar itu dilakukan karena dalam waktu dekat partai akan menggelar Musancab. "Jadi silakan saja bila yang lama mau jadi ketua lagi," pungkasnya. (qb/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181137

Proyeksikan Jadi Rest Area Spesial

[ Senin, 27 September 2010 ]
Langkah Disbudpar Kelola Bentar

GENDING - Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo punya proyeksi baru dalam mengelola wisata Pantai Bentar. Lokasi wisata yang terletak di perbatasan Kecamatan Gending dan Dringu ini akan dijadikan sebagai special rest area.

Pengembangan ini dilakukan berdasarkan pada tipikal pengunjung wisata Pantai Bentar. Dalam pengamatan Disbudpar, tidak semua pengunjung Pantai Bentar langsung masuk dan membeli karcis.

Banyak di antara mereka yang hanya menikmatinya Bentar dari kejauhan. Yakni, di area parkir. Rata-rata mereka berhenti hanya untuk melepas lelah dengan cara memarkir kendaraan di area parkir Bentar. Mereka lantas menikmati rindangnya pepohonan di area itu.

Perilaku demikian rupanya menjadi perhatian khusus bagi Disbudpar. "Karena itu kami proyeksikan pantai ini menjadi special rest area. Sehingga bila ada pengemudi capek, bisa beristirahat di pantai Bentar saja," terang Kepala Disbudpar Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo.

Bahkan kata Tutug, tidak jarang para pengunjung dengan tipe ini menghampar karpet dan makan bersama keluarga di tempat parkir Bentar. "Kan memang tempatnya enak dan sejuk," ujar mantan kabag Kom Info ini.

Tutug menambahkan, selama ini pengelola Bentar tidak menghitung jumlah pengunjung dengan tipe ini. Sebab mereka tidak sampai membeli karcis. Penghitungan pengunjung hanya dilakukan berdasarkan pembelian karcis masuk.

Pengunjung pantai Bentar sendiri dikatakan Tutug, terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2008 misalnya, pengunjung Bentar mencapai 53.168 orang. Kemudian tahun selanjutnya, menjadi 55.089 pengunjung. Sedangkan tahun ini jumlahnya 37.182 sampai 20 September. "Data tahun ini masih sementara saja. Juga belum termasuk para pengunjung selama libur lebaran kemarin," kata Tutug.

Selama libur lebaran kemarin, pengelolaan hiburan di Bentar ini dilakukan oleh Karang Taruna Kabupaten Probolinggo. "Sampai kini belum ada laporan pada kami berapa jumlah pengunjungnya," ujarnya.

Selain pengunjung yang berkunjung untuk istirahat ini, tipe pengunjung lainnya yakni mereka yang datang untuk melakukan penelitian atau studi banding. Para pengunjung tipe ini pun, kata Tutug tidak terhitung. (qb/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181136

DKP Bakal Tambah Kapal Patroli

[ Senin, 27 September 2010 ]
Selama Ini Cuma Punya Satu

DRINGU - Untuk meningkatkan keamanan wilayah Timur Kabupaten Probolingo, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat bakal menambah sebuah kapal patroli. Sebab, selama ini kapal patroli yang dimiliki DKP tidak bisa mengkover seluruh wilayah perairan di kabupaten.

Selain itu, DKP hanya memiliki sebuah kapal patroli. Sementara tugasnya menjaga perairan di wilayah Paiton hingga daerah Tongas. " Kapal kami beroperasi dari wilayah paling Timur hingga ke Barat," jelas Dedy Isfandi, kepala DKP setempat kepada Radar Bromo beberapa waktu lalu.

Kapal itu sebenarnya memiliki kecepatan cukup tinggi. Namun karena jumlahnya cuma satu, tetap saja belum bisa mengkover seluruh perairan kabupaten yang memiliki luas 75 mil.

Apalagi jika ada kejadian yang lokasinya jauh dari pos DKP yang ada di pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo. "Lama kalau mau dilakukan pengejaran. Apalagi lokasi jauh dari pos," terang Dedy. Sementara kapal patroli itu standby di sekitar pos DKP.

Berdasarkan beberapa kondisi itulah, DKP memutuskan untuk menambah satu lagi kapal. Rencananya, kapal baru bakal dibuat menyerupai kapal yang lama. "Tidak jauh beda kapalnya," beber Dedy.

Misalnya spesifikasi mesin, tak jauh beda dengan pendahulunya. Perbedaannya terletak pada body yang lebih kecil dari sebelumnya. "Ukuran kapal lebih kecil," tuturnya.

Kapal baru dibuat lebih kecil, karena disesuaikan dengan lokasi pos wilayah Timur yang terletak di Desa Kalibuntu, Kraksaan. "Kapal harus bisa berjalan di kali (sungai)," terang dedy. Jika ukuran kapal terlalu besar, maka tidak bisa menyusuri sungai yang ada.

Dengan rencana penambahan kapal patroli itu, maka wilayah pengamanan akan dibagi menjadi dua. "Yakni, pos Barat dan pos Timur," jelas Dedy. Pos wilayah Timur ada di Kraksaan, yakni di Kalibuntu. Sementara pos wilayah Barat tetap di pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo.

Semua rencana itu akan diperjuangkan oleh DKP agar segera terealisasi. "Masih kami usulkan rencana itu," jelas dedy. Targetnya, pada tahun 2011 rencana itu sudah terealisasi.

Sementara itu, Bakesbang Pol dan Linmas kabupaten yang juga memiliki armada patroli kelautan sudah menyiapkan peremajaan kapal patroli miliknya. Fokusnya pada mesin kapal.

Tujuannya tidak lain agar dapat mengejar kapal-kapal nelayan yang melanggar. Sebab. kapal yang digunakan operasi dua hari lalu (Kamis) tidak mampu menandingi kecepatan kapal nelayan.

Selain itu, kondisi kapal memang kurang layak beroperasi. " Kapal kami memang harus segara diperbaiki," jelas Soeparwiyono, kepala Bakesbang Pol dan Linmas.

Pria yang biasa disapa Pak Par itu mengakui, kapalnya sudah tua dan tidak mungkin melakukan pengejaran."Maklum Mas, sudah 10 tahun umur kapalnya," jelasnya.

Saat ini perealisasian peremajaan kapal sudah disetujui oleh pemkab. "Sudah di acc, tinggal pelaksanaanya saja," imbuhnya. (d7x/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181135

Nyabu di Hotel, Sepasang Dibekuk

[ Senin, 27 September 2010 ]
KRAKSAAN - Sepasang lelaki dan perempuan dibekuk jajaran Polres Probolinggo karena kedapatan nyabu di sebuah hotel di Paiton pada Sabtu (25/9) lalu. Pasangan tersebut adalah Komarul Hidayat, 31, warga Triwungan, Kotaanyar Probolinggo dan Komaria, 20, warga Arosbaya, Bangkalan Madura.

Kapolres Probolinggo AKBP Rastra Gunawan melalui Kasi Humas Iptu Soetarman kemarin (26/9) menjelaskan pasangan itu ditangkap saat sedang asyik menikmati sabu-sabu (SS). Lokasinya di sebuah hotel di kecamatan Paiton.

Dikatakan Soetarman, penangkapan dipimpin langsung Kasat Reskoba Polres Probolinggo AKP Didik Suhardi bersama sejumlah anggota. Penggerebekan itu dilakukan setelah polres mendapat informasi dari warga tentang pesta itu. "Informasi masyarakat tetap dibutuhkan," ujar Soetarman.

Selain menggiring pasangan itu, polres juga mengamankan sejumlah barang bukti. Yakni 1 poket sabu-sabu, seperangkat alat hisap, serta dua buah handphone. Namun Soetarman mengaku belum mendapat keterangan dari tersangka. "Tentang dari mana barang itu didapat. Kalau sudah ada, kami pastikan akan melakukan penangkapan," sebut Soetarman.

Atas tindakan itu, dua tersangka dijerat pasal 112 ayat 1 undang-undang UU RI No 35 tahun 2009 tentang narkotika. Ancaman hukuman yang dikenakan yakni hukuman penjara minimal 4 tahun. "Maksimal 12 tahun. Juga termasuk denda Rp 8 miliar," tutur Soetarman.

Sejauh ini, Polres Probolinggo menurut Soetarman akan menyelidiki temuan lain dari para tersangka. Sebab kata Soetarman, sangat mungkin akan ada pengembangan pelaku maupun pengedar. "Kami lihat perkembangannya saja nanti," pungkas Soetarman. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181134

Iba Suami, Cabut Laporan KDRT

[ Senin, 27 September 2010 ]

KRAKSAAN - Cinta bisa membuat seseorang bersikap nekad atau lunak. Pada Hosnawiyah, 33, warga Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, rasa cinta membuatnya bersikap lunak. Buktinya, dia mencabut laporan dugaan KDRT yang dilakukan suaminya pada dirinya.

Padahal awalnya, Hosnawiyah melaporkan suaminya, Syamsuddin, 47, ke Polres Probolinggo. Namun karena merasa iba, akhirnya Hosnawiyah mencabut laporan itu kemarin (26/9).

Laporan itu sendiri bermula ketika Hosnawiyah cekcok dengan suaminya pada Sabtu malam (24/9) di Kregenan. Cekcok itu terjadi di rumah Hj Maryam, tak jauh dari rumah Hosnawiyah.

Saat itu Syamsuddin bertandang ke rumah Hj Maryam untuk meminjam sejumlah uang. "Katanya untuk modal berdagang Mangga," ujar Masturi, perangkat desa setempat.

Hosnawiyah kemudian datang dan meminta Syamsuddin segera pulang. Namun Syamsuddin menolak. Merasa disepelekan, Hosnawiyah marah. Terjadilah cekcok antara keduanya. Bahkan menurut Masturi, Hosnawiyah sempat melayangkan pukulan ke wajah Syamsuddin.

Hosnawiyah sendiri terkena pukulan tangan Syamsuddin. Yakni di kepala sebelah kiri. "Dia (Syamsuddin) mau mukul pake sandal, tapi sandalnya lepas. Sehingga tangannya yang kena kepala saya," ujar Hosnawiyah kepada Radar Bromo.

Sebelum cekcok menjadi, Hosnawiyah kemudian kabur. Masturi mengaku tak tahu ke mana Hosnawiyah kabur. Sementara Syamsuddin akhirnya memilih pulang. Namun sampai di rumah, kemarahan Syamsuddin berlanjut. Dia mengamuk. "Bahkan sempat mau membakar rumahnya," terang Masturi.

Masturi juga sempat mengacung-acungkan sebilah golok. "Dia bilang dia akan membunuh istrinya itu," kata Masturi.

Warga pun berduyun-duyun menyaksikan perlakuan Syamsuddin di rumahnya. Namun tak satu pun yang berani mendinginkan suasana. Hingga akhirnya Kepala Desa (Kades) setempat Muhlas menghubungi Polsek Kraksaan. "Baru Syamsuddin diamankan di Polsek. Tapi istrinya masih sembunyi. Saya tak tahu di mana," tutur Masturi.

Kemarin pagi, Hosnawiyah baru menampakkan batang hidungnya. Selanjutnya Hosnawiyah diajak ke Polsek Kraksaan untuk memproses kasus itu. Namun kasus tersebut kemudian dilimpahkan ke Polres.

Akhirnya Hosnawiyah melaporkan perbuatan suaminya ke SPK Polres sekitar pukul 11.00 WIB. Dia ditemui Kepala Unit SPKT Aiptu Santoso dengan didampingi Kades Muhlas, Masturi dan Zubaidi.

Begitu selesai, Santoso menanyakan keseriusan Hosnawiyah melaporkan suaminya. "Kalau sudah dilaporkan, suami Ibu pasti dipenjara lho," ujar Santoso. Mendengar pernyataan itu, air muka Hosnawiyah berubah. "Lho berapa tahun Pak?" tanya Hosnawiyah dengan mimik wajah lemas. "Ya bisa 3 tahun, 5 tahun. Tergantung bagaimana kesaksian ibu dan yang lain," lanjut Santoso.

Hosnawiyah pun jadi berpikir. Bahkan agak lama. Akhirnya di unit IV, Hosnawiyah menyampaikan keinginannya mencabut laporan pada suaminya. Keinginan itu dia sampaikan pada Kades Muhlas, Masturi dan Zubaidi. "Dia ingin mencabut laporannya itu. Bilangnya kasihan kepada suaminya," ujar seorang penyidik yang namanya tak mau dikorankan.

Hosnawiyah akhirnya mencabut laporannya. Namun prosesnya tak semudah itu. Sebab kata penyidik, laporan yang sudah masuk harus diproses lebih dulu. "Bisa dicabut, tapi harus ada surat pernyataan. Itu prosedurnya," lanjutnya di luar ruang unit IV. Penyidikan dilakukan secara tertutup.

Selain itu, Hosnawiyah harus menunggu kades Muhlas yang lebih dulu pulang. Begitu Kades Muhlas tiba, akhirnya proses itu tuntas diselesaikan. Hosnawiyah pun dinyatakan sudah mencabut tuntutannya itu. "Ya sudah dianggap damai," ujar penyidik. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181133

Pavingisasi Desa Asembagus Diduga Dimarkup

[ Senin, 27 September 2010 ]
Diketahui Setelah Uji Paving di Lab

KRAKSAAN - Aparat Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo kebakaran jenggot. Sebabnya, pavingisasi yang dilakukan di desa mereka tak sesuai bestek. Akibatnya, hasil pavingisasi dari dana PNPM Mandiri Perkotaan itu juga tak maksimal.

Sayang kondisi itu baru terungkap ketika proyek hampir selesai. Yakni pertengahan Ramadan lalu. Saat itu, Kepala Bapemas Kabupaten Probolinggo Imam Mulyoto sidak ke desa tersebut. Didampingi Camat Kraksaan Happy dan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kraksaan Syarifuddin.

Saat itu menurut Kepala Desa (Kades) Asembagus Haribuddin, kepala Bapemas curiga dengan pemasangan paving yang sedang dilakukan. Sebab bahannya terlihat tidak sesuai dengan bestek.

Namun karena belum dilakukan uji laboratorium terhadap paving tersebut, semua pihak hanya diam. Uji laboratorium sendiri baru dilakukan Jumat (24/9) di Dinas PU Bina Marga Kota Probolinggo.

Hasilnya? "Ternyata tak sesuai bestek, Mas," kata Haribuddin saat ditemui di kantornya. Dia didampingi Kasi Pembangunan desa setempat Widodit dan anggota LKM Jaya Abadi M Rofi'i.

Haribuddin lantas menjelaskan, dalam rencana pembangunan disebutkan bahwa paving yang akan dipasang adalah tipe K 200. Namun hasil uji laboratorium menunjukkan paving yang ada bertipe K 90.

Paving itu kata Haribuddin, dibeli oleh LKM Jaya Abadi di desa setempat sebagai pelaksana proyek. LKM itu memesan paving kepada sebuah CV di Kota Probolinggo sebagai penyedia bahan.

Karena tipenya beda, perbandingan harga paving itu kata Haribuddin berselisih cukup jauh. Harga paving K 200 di anggaran disebutkan Rp 32.500 per meter persegi. Sementara paving K 90 harganya antara Rp 15 ribu-Rp 20 ribu per meter persegi. "Kalikan saja, berapa kerugian akibat markup ini," tegas Haribuddin.

Haribuddin pun mengaku kecewa dengan proyek paving itu. Sebab, proyek itu tidak hanya dilakukan di satu titi. Namun di lima titik jalan di desanya. Yakni di Dusun Asem Kandang dan Calok Elang.

Akibatnya bisa diduga, jalan paving menurut Haribuddin akan cepat rusak. "Ada lagi yang lain," katanya. Yakni nama baik Desa Asembagus.

Menurut Haribuddin saat ini beredar kabar, Desa Asembagus memiliki kualitas paving terburuk se-Kecamatan Kraksaan. Bahkan Haribuddin pribadi juga ketiban apes. "Saya diisukan memakan uang dengan menurunkan bestek itu," ujarnya.

Karena itu, Haribuddin menuntut agar semua paving yang terpasang diganti. Jika tidak, Haribuddin mengancam akan membawa persoalan itu ke ranah hukum. "Ini namanya penipuan. Apalagi yang digunakan dana rakyat," tegas Haribuddin.

Sementara saat dikonfirmasi Radar Bromo, PJOK Kraksaan Syarifuddin tak mengangkat teleponnya. Sedangkan ponsel Camat Kraksaan Happy tertinggal di rumahnya. "Maaf, Bapak tadi lupa bawa HP. Ini ketinggalan di rumah," ujar seorang perempuan yang mengaku istrinya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181132

Mabuk, Empat Digaruk

[ Senin, 27 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Satpol PP Kota Probolinggo kembali membekuk empat orang pemuda mabuk, Sabtu (25/9) malam. Empat orang itu tertangkap basah saat sedang berpesta miras (minuman keras) di Kelurahan Sumbertaman Kecamatan Wonoasih.

Mereka adalah Erwin Widyohadi, 20, warga Jl Cangkring Kelurahan/Kecamatan Kanigaran; Adista MK, 20, warga Jl Juanda, Kelurahan Tisnonegeran, Mayangan; Harefha, 22, warga Desa Bengkingan, Dringu Kabupaten Probolinggo; dan Dinda Febri, 17, warga Jl MT Haryono, Kelurahan Jati, Mayangan.

Akibatnya, mereka tidak hanya harus berurusan dengan Satpol PP. Tapi, juga dengan Polresta Probolinggo. Pasalnya, saat dilakukan penggerebekan satpol PP menemukan barang terlarang, berupa pil dextro sebanyak 10 butir.

Satpol PP juga mengamankan barang bukti (BB) berupa 3 botol kemasan air mineral ukuran 1.500 ml. Botol itu, diduga digunakan pelaku sebagai wadah miras. Selain itu, dari tempat kejadian perkara (TKP) satpol PP juga mengamankan sebanyak 5 kendaraan bermotor.

Yakni, motor jenis Suzuki Smash nopol N 6749 RS, Yamaha Mio nopol N 5553 RT, bernopol Honda Supra Fit N 6239 RX, motor Kawasaki Blitz bernopol N 4174 YE dan Honda Revo N 5783 PR.

Penangkapan empat orang pelaku itu bermula ketika Sabtu (25/9) sekitar pukul 22.00 Satpol PP mendapat laporan dari warga sekitar TKP. Warga itu, melaporkan kalau ada segerombolan pemuda sedang berpesta miras.

Mendapat laporan itu, Kasatpol PP Sukam langsung turun ke TKP dengan membawa lima orang anak buahnya. Dengan mobil patroli mereka langsung menuju TKP memeriksa kebenaran informasi tersebut.

Ternyata, apa yang dilaporkan oleh warga benar adanya. Satpol PP mendapati ada sekitar 10 orang sedang berpesta miras. Dari 10 orang itu, ada seorang perempuan yang bergabung dengan para pemuda itu, yakni Dinda Febri. Tapi, dari 10 orang itu hanya 4 orang yang berhasil ditangkap satpol PP.

Enam orang lainnya, berhasil melarikan diri meski harus jatuh bangun. "Mereka kabur meninggalkan motornya. Karena itu, motornya kami amankan di sini sampai nanti diambil oleh pemiliknya," ujar salah seorang personel satpol PP.

Begitu berhasil ditangkap, empat orang pelaku digelandang ke kantor satpol PP di Jati, Mayangan. Di sana mereka harus menjalani pemeriksaan dan pendataan. Tapi, mereka tak cukup berususan dengan satpol PP. Pasalnya, satpol PP menemukan barang terlarang bersama mereka, yakni pil dextro sebanyak 10 butir.

"Karena ditemukan pil itu (dextro, Red) kami serahkan kepada polresta untuk diselidiki. Untuk motornya, tinggal 3 yang ada di sini. Yang 2 sudah diambil," jelasnya.

Dari seorang sumber Radar Bromo diperoleh informasi, malam itu sebenarnya ada ada 2 TKP yang dilaporkan warga. Dan, TKP itu bersebelahan. Yakni, di sisi barat dan di sisi timur Kantor Kelurahan Sumbertaman. Malam itu, satpol PP langsung menuju TKP yang berada di sisi barat kantor kelurahan.

Berhasil menggerebek di sisi barat kantor kelurahan, satpol PP langsung menuju sisi timur kantor kelurahan. Tapi, ternyata aparat keamanan tidak menemukan apa-apa. Tempat itu sudah sepi alias tidak ada orang mabuk. "Mungkin mereka sudah mendengar kalau ada penggerebekan, sehingga mereka lari," jelas Sukam.

Menurut sumber Radar Bromo, empat orang pelaku itu berpesta miras oplosan. Yakni, arak yang dioplos dengan vodka dan pil dextro. "Informasinya, di sana (TKP) memang sering dijadikan tempat mabuk. Tapi, mereka baru kali ini tertangkap," jelasnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181130

Bacok Teman di Traffic Light

[ Senin, 27 September 2010 ]
KRAKSAAN - Asnaji, 32, warga Desa Sidopekso Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo harus berurusan dengan polisi. Ini setelah Asnaji nekat membacok temannya sendiri, Munir, warga Kelurahan Sidomukti. Kini Asnaji harus meringkuk di sel tahanan Polsek Kraksaan.

Kanitreskrim Polsek Kraksaan Ipda Suharsono menjelaskan, Asnaji melakukan aksi brutalnya itu pada Sabtu (25/9) sekitar pukul 05.30. Lokasinya di simpang empat traffic light Kelurahan Kraksaan Wetan. Saat itu, Munir akan berangkat kerja di PLTU Paiton. Dia mengendarai sepeda motor.

Rupanya Munir dibuntuti oleh Asnaji, juga dengan sepeda motor. Keduanya sama-sama dari arah barat. Hingga kemudian, keduanya berhenti saat lampu merah menyala. Begitu ganti lampu hijau menyala, Asnaji menabrak sepeda motor Munir. Akibatnya, Asnaji dan Munir sama jatuh.

Selanjutnya Asnaji mengeluarkan sebilah celurit yang dibawanya. Dia langsung menyerang Munir dengan membabi buta. Padahal, Munir adalah temannya sendiri. Munir pun mengalami sejumlah luka bacok. Yakni di perut bagian atas sisi kiri dan kanan, punggung belakang kiri, pergelangan tangan kiri, bahu kiri.

Saat peristiwa itu terjadi, tak ada seorang pun melerai. "Mungkin tidak ada yang berani karena pelaku menggunakan celurit," kata Ipda Suharsono.

Sementara begitu mendapat informasi pembacokan itu, petugas polsek Kraksaan langsung meluncur ke TKP (tempat kejadian perkara). Setibanya di TKP, kondisi Munir sudah sekarat. Petugas bertindak cepat. Munir dilarikan ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. "Sedangkan sebagian petugas menangkap pelaku," ujar Suharsono.

Tak begitu sulit bagi petugas dalam menangkap Asnaji. Setelah berhasil diringkus, dia langsung digiring dan dijebloskan sel Polsek Kraksaan. Polisi juga mengamankan barang bukti (BB) berupa sebilah celurit dari tangannya.

Sementara Munir dirawat secara intensif di RSUD. Untuk menyelamatkan Munir, petugas di RSUD langsung melakukan operasi terhadap luka-luka yang dialami Munir. Beruntung nyawa Munir masih bisa diselamatkan.

Menurut Suharsono, pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Namun, kata Suharsono, sejauh ini pihaknya menduga motif pembacokan tersebut karena cemburu. "Masalah keluarga," ujarnya.

Dikatakan Suharsono, Asnaji beristri Sulasminah, 38. Diduga, Sulasminah ini main mata dengan Munir. "Mungkin sudah marah. Jadinya dibacok saja si korban itu oleh pelaku," tutur Suharsono.

Akibat perbuatannya itu, Asnaji dikenai sub pasal 351 KUHP ayat 1 tentang penganiayaan. Selain itu, Asnaji juga dikenai pasal 353 ayat 1. "Yang ini karena penganiayaan itu direncanakan sebelumnya. Ancaman hukuman sekitar 5 tahun penjara," pungkas Suharsono. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181129

Telusuri Pesisir, Tanam Mangrove

[ Senin, 27 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Hari jadi Kota Probolinggo ke-651 juga diperingati dengan aktivitas lingkungan. Kemarin (26/9) ratusan perwakilan pelajar dari SMP dan SMA di kota anggur ini melakukan aksi penanaman sepuluh ribu pohon mangrove, dilanjutkan dengan acara telusur pesisir Kelurahan Ketapang, Pilang dan Sukabumi.

Selain para siswa, acara itu juga diikuti oleh Wali Kota Buchori. Ia didampingi Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DPK) Wirasmo.

Sekitar pukul 06.00 acara penanaman mangrove dilakukan di pesisir Ketapang. Wirasmo sebagai ketua kegiatan acara itu mengatakan jika acara tersebut diikuti 500 pelajar. Mereka berasal dari 25 SMP dan SMA se-Kota Probolinggo.

Wirasmo mengatakan, hutan mangrove yang ada di Kota Probolinggo terdapat hampir di sepanjang pantai Kelurahan Ketapang sampai Kelurahan Mangunharjo. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan biota lainnya.

Menurutnya, kerusakan atau hilangnya ekosistem hutan mangrove dapat menghilangkan semua manfaat ekologis mampun ekonomisnya. Sebab, keberadaan dan keutuhan hutan mangrove sangat mempengaruhi kelestarian kawasan pantai. Juga sistem kehidupan biota di kawasan tersebut.

"Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka peringatan hari jadi Kota Probolinggo ke-651 tahun 2010 ini, kami melaksanakan kegiatan telususr pesisir," jelasnya.

Selanjutnya Wali Kota Buchori dalam sambutannya menyatakan bahwa Indonesia mempunyai hutan mangrove terpanjang di dunia. Nomor duanya adalah Brazil. Sayangnya, mangrove di negeri ini separonya mengalami kerusakan. Itu, dikarenakan ketidak tahuan warganya dalam merawat dan menjaga ekosistemnya.

Maka ia mengingatkan pentingnya menanam mangrove. "Menanam mangrove salah satu bentuk cinta tanah air. Dan cinta tanah air adalah sebagian dari iman," ujarnya.

Setelah itu Wali Kota membuka acara itu dengan bacaan basmalah. Selanjutnya ia langsung melangkah dan mengajak anak buahnya untuk turun ke pantai menanam mangrove. Selesai penanaman mangrove, Wali Kota dan seluruh peserta langsung melakukan telusur pesisir.

Peserta dibagi menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok ada dua orang pendamping yang bertugas memberi penjelasan kepada peserta. Tapi, ada beberapa pendamping yang kancrit.

Telusur pesisir itu melintasi kawasan pesisir di tiga kelurahan. Yakni Kelurahan Ketapang, Pilang dan Sukabumi. Jaraknya sekitar 10 km, dan ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Rutenya berkelok-kelok, juga ada beberapa tantangan.

Walau begitu, peserta tampak menikmati perjalanan tersebut. Bahkan, ketika harus melintas di jembatan yanga lebarnya hanya sekitar 30 cm, mereka juga tidak begitu khawatir.

"Mana Bu, katanya ada jembatan yang cukup menantang, tapi kok biasa saja?" tanya salah seorang siswa kepada pendampingnya.

"Sebentar lagi, ada jembatan yang hanya terbuat dari bambu dan pohon bakau," jawab wanita berjilbab yang jadi pendamping.

Memang, tak lama kemudian peserta memang harus melewati jembatan yang hanya terbuat dari bambu utuh dan pohon bakau. Tapi, jembatan itu juga cukup aman dan siswa tidak sampai mengalami kesulitan.

Tapi, perasaan takut jatuh terlihat dari ari muka beberapa orang siswi. "Dulu, ini masih belum ada pegangannya. Karena acara ini, dipasangi pegangan," ujar petugas yang menjaga jembatan tersebut.

Kemungkinan ada peserta tersesat sangat kecil, pasalnya jarak antara mereka sangat dekat. Meski ada beberapa peserta yang usil dan mengubah rambu-rambu yang dipasang panitia. Apalagi, di setiap hendak melintas jembatan juga ada petugasnya.

Justru, ada peserta yang sedikit mengalami kesulitan ketika hendak melintas di sebuah jembatan yang hanya terdiri dari dua batang pohon bakau. Padahal, jembatan itu cukup pendek. Tapi, bisa dimaklumi. Karena, jembatan itu sudah licin karena banyak lumpurnya. Bahkan, ada beberapa orang peserta yang sampai kakinya terjepit diantara dua pohon yang dijadikan jembatan itu.

Sekitar pukul 09.00, seluruh perserta sudah sampai di titik finish, yakni di La Tangkring. Sampai di titik finish, peserta langsung mendapatkan nasi bungkus gratis. Sambil mengisi perut, mereka juga bisa menikmati suara biduan yang diundang khusus dalam acara tersebut. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=181128