Selasa, 12 Oktober 2010

5 Perampok Satroni Rumah Megah Pengusaha Batubara

Foto : surya/Atiqalirahbini

PROBOLINGGO I SURYA Online - Rumah megah keluarga pengusaha Batubara, H Suryanto aliasH Misto, di Jalan Pantura, Desa Karangpranti, Gending, Kabupaten Probolinggo, disatroni lima perampok, Selasa (12/10/2010) dini hari. Kerugian berupa uang tunai sekitar Rp 15 juta dan perhiasan emas- berlian senilai Rp 30 juta. Istri Misto, Hj Halimah, sempat ditendang dan dinjak-injak oleh pelaku.

Perampokan di rumah keluarga kaya-raya itu terlihat mendapat perhatian khusus dari kepolisian. Selang beberapa jam setelah kejadian, puluhan anggota Polres Probolinggo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dilengkapi anjing pelacak yang didatangkan dari Polda Jatim.

Untuk kejadian perampokan serupa, polisi tak seheboh saat menangani kasus Misto. Misalnya, perampokan di Desa Curahsawo, Gending, yang menimpa keluarga Abdul Latif, dan perampokan pedagang sate di Randuputih, Dringu, dua bulan lalu.

Keterangan yang dihimpun Surya di lokasi kejadian, kawanan perampok bercadar ala ninja itu diperkirakan berjumlah lima orang, dan masuk rumah Misto melewati pagar belakang menggunakan tangga dari bambu. Lalu, kawanan perampok memotong kawat berduri.

Mereka awalnya memasuki kamar pembantu yakni, Ny Buni, di lantai bawah. Waktu itu, pembantu yang sudah bekerja bertahun-tahun di keluarga Misto ini tidur bersama anak bungsu Misto, Indi, 5. Buni terbangun, kemudian diancam celurit di leher sehingga tidak berani berteriak.

Setelah mengikat tangan dan kaki Buni, para perampok memasuki kamar anak gadis Misto, Wiwid. Mereka juga mengancam dengan senjata tajam. Sesudah itu mereka menuju kamar Misto di lantai atas. Namun, saat itu yang berada dalam kamar hanya Hj Halimah karena Misto sedang mengurus bisnis batubara di Kalimantan.

Melawan dan Ditendang

Halimah melawan, sehingga ditendang dan diinjak-injak oleh para perampok. Kemudian, di bawah ancaman celurit, Halimah akhirnya terpaksa menyerahkan harta-benda dan uang.

“Ibu dinjak-injak. Sekarang dirawat di rumah sakit Wonolangan,” terang Ny Buni kepada Surya.

Wakapolres Probolinggo, Kompol Sucahyo Hadi, ketika dimintai konfirmasi tidak mau berspekulasi mengenai kemungkinan perampokan itu melibatkan orang dalam. “Kami masih mendalami kasus ini. Yang jelas, kami fokus mencari sidik jari pelaku. Tunggu saja, perkembangan selanjutnya,” kata Sucahyo Hadi.

Upaya Surya mewawancarai Halimah di Rumah Sakit PG Wonolangan Dringu, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari rumahnya, tak membuahkan hasil. “Tadi malam dirawat di sini, tapi sudah dipulangkan karena tidak mengalami luka,” ujar salah satu perawat, Selasa (12/10). Padahal, pembantu Halimah mengatakan majikannya masih di RS.

Sumber:http://www.surya.co.id/2010/10/12/5-perampok-satroni-rumah-megah-pengusaha-batubara.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29

Nenek Siramkan Air Panas ke Cucu

Foto : surya/Atiqalirahbini

PROBOLINGGO I SURYA Online - Diduga gara-gara kesal terhadap menantunya, nenek berinisial Jr, 50, melampiaskan kemarahan kepada cucunya, Muhammad Brama. Jr menyiram bocah berusia 3,5 tahun itu dengan air panas. Ibu Kandung korban yang juga menantu sang nenek, Ny Maryam, 30, pun melaporkan Jr ke Mapolres Probolinggo, Senin (11/10/2010) malam.

Anak semata wayang hasil pernikahan Maryam dengan Ubaidillah tersebut mengalami luka bakar di lengan kiri dan bahu. Sampai Selasa (12/10) Brama masih terlihat kesakitan.

Jr tega menganiaya cucunya diduga lantaran kesal kepada NY Maryam, yang tengah pisah ranjang dengan Ubaidillah. Minggu (10/10), Brama diajak Ubaidillah ke rumahnya di Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan.

Ny Maryam, yang tinggal di Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, mengizinkan anaknya dibawa. Namun, setelah dikembalikan ke rumahnya, Maryam kaget lantaran anaknya merintih kesakitan.

“Pada waktu itu, ayahya memberi uang Rp 50 ribu, dan minta supaya tidak ramai dan Brama disuruh dibawa berobat,” kata Maryam.

Setelah Brama ditanya sang ibu, ia mengaku disiram air panas oleh neneknya. “Makanya, saya laporkan saja ke polres. Saya tidak terima, kalau anak saya yang jadi pelampiasan rasa kesal neneknya,” tegas Maryam.

Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Heri Mulyanto, mengaku masih mempelajari kasus tersebut. “Kami akan selidiki dulu. Nanti akan ketahuan, laporan ini cukup bukti atau tidak. Jika terbukti, bisa dijerat pasal kekerasan dalam rumah tangga,” katanya.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/10/12/nenek-siramkan-air-panas-ke-cucu.html


Pakai Urea Subsidi, Gudang PT PAI Disegel

Selasa, 12 Oktober 2010 | 09:53 WIB

PROBOLINGGO – Diduga menerima pupuk Urea bersubsidi untuk kepentingan industri, gudang pabrik lem kayu lapis (plywood) PT Pamolite Adhesive Industry (PAI) di Kota Probolinggo disegel Polda Jatim. Penyegelan ini sudah terjadi sejak 29 September 2010 namun garis polisi sampai Senin (11/10) masih menyegel gudang PT PAI di tepi Jl Brantas, Kota Probolinggo, itu.

Penyegelan gudang PT PAI sempat mengundang keprihatinan Walikota Probolinggo HM Buchori SH MSi.’’Kami tidak mencampuri proses hukumnya, hanya berharap penyegelan gudang PT PAI itu tidak berpengaruh pada produksi. Soalnya jika tidak berproduksi dampaknya pada karyawan,” ujar walikota, Senin kemarin.

Sejumlah wartawan tak berhasil menemui Kabag Personalia dan Umum PT PAI Bambang Permadi. Padahal informasinya, Permadi berada di lingkungan pabrik. Setelah hampir setengah jam menunggu, pihak Satpam mengatakan, Permadi tidak di pabrik.

Kasus penyegelan gudang PT PAI bermula saat A Lung, pedagang pupuk di Lumajang, ditangkap jajaran Polda Jatim, 28 September lalu. A Lung diduga menyelewengkan ribuan ton pupuk bersubsidi yang diperuntukkan petani itu. Modusnya, bungkus (sak) pupuk bersubsidi dilucuti kemudian diganti dengan sak biasa. Repacking itu dilakukan di gudang milik A Lung di Lumajang.

Ketika dicecar polisi, A Lung mengaku menjual pupuk bersubsidi itu kepada Andik, seorang pengusaha restoran dan kafe di Kota Probolinggo. Jajaran Polda Jatim pun akhirnya menangkap Andik. Andik pun mengaku pupuk bersubsidi itu dipasok ke PT PAI di Jl Brantas, Kota Probolinggo. Kepada penyidik Polda Jatim, Andik mengaku baru memasok sekitar 1.000 ton pupuk ke PT PAI.

Berdasarkan pengakuan Andik, Polda menjemput Sudjoni, bagian pembelian di PT PAI. Dua karyawan PT PAI lainnya, Agung (bagian pembelian) dan M Dhohir (Satpam), sempat diperiksa sebagai saksi di Mapolda, kemudian dipulangkan.

Sudjoni dalam pemeriksaan mengatakan, pihaknya membeli Urea dari Andik dengan harga nonsubsidi. Dia mengkau tidak tahu kalau pupuk yang dipasok Andik merupakan pupuk bersubsidi.

Sekadar diketahui, disparitas (perbedaan) harga pupuk Urea bersubsidi dengan yang nonsubsidi terpaut jauh. Urea bersubdisi untuk petani dipatok Rp 1.200/kg, sementara Urea untuk industri (nonsubsidi) sekitar Rp 7.000/kg. Disparitas harga Rp 5.800 itulah yang ditengarai sering “dimainkan” spekulan pupuk untuk mengeruk keuntungan.

Sumber di PAI mengatakan, setiap bulan pabrik pembuat lem kayu lapis (plywood) itu butuh 1.000 ton pupuk Urea untuk bahan baku lem. “Untuk membuat lem kayu atau biasa disebut Urea Adhesive (UA) setiap hari PT PAI butuh 50-100 ton pupuk Urea,” ujarnya.

Karena gudang disegel, kata sumber itu, PT PAI sempat dua hari tidak berproduksi karena gudang disegel. ’’Kami berproduksi kembali setelah membeli pupuk Urea ke distributor,” ujar sumber itu.

Kapolres Probolinggo Kota AKBP Agus Wijayanto membenarkan adanya penyegelan gudang PT PAI oleh penyidik Polda Jatim karena dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=646709d0ce8fec7d0c6734a04bb676b0&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Sekap Penghuni Rumah, Perampok Kuras Uang dan Perhiasan

Kelana Kota

12 Oktober 2010, 10:38:50| Laporan Eddy Prastyo

suarasurabaya.net| Perampokan dengan menyekap penghuni rumahnya terjadi di Desa Karangpati, Kec Pajarakan, Probolinggo. Kejadiannya diperkirakan Selasa (12/10) sekitar pukul 02.00 WIB. Para pelaku yang diduga sekitar 4 hingga 5 orang mengikat 3 wanita penghuni rumahnya sebelum mereka beraksi.

AKP HERI MULYANTO Kasatreskrim Polres Probolinggo saat dihubungi Suara Surabaya menjelaskan sejauh ini harta benda korban yang dikuras perampok adalah uang tunai senilai Rp15 juta dan perhiasan emas seberat 30 gram.

“Saat ini sedang diturunkan anjing pelacak di TKP rumah H. MISTOH. Kami masih menyelidikinya,” kata HERI menjelaskan.(gk/edy)

Sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=d777cbcdeec393bb3a65bba87b3ac942201083478

Konser Bondan, 2 Penonton Pingsan

Selasa, 12 Oktober 2010

Probolinggo -SURYA- Konser grup musik Bondan Prakoso dan Fade 2 Black di Stadion Gelora Merdeka Kraksaan, Minggu (10/10), berlangsung ricuh. Dua penonton sempat jatuh pingsan. Bondan memasuki lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Pertunjukan musik yang menggabungkan, antara aliran, pop dan rap ini dibuka sekitar setengah jam kemudian.

Tak seperti konser lainnya yang digelar di tempat serupa, kali ini jumlah penonton membeludak. Mereka penasaran permainan bass Bondan. Aksi saling lempar antarpenonton mendadak terjadi. Wakapolres Probolinggo Kompol Sucahyo Hadi naik ke panggung saat penonton terlihat brutal.

Dua penonton jatuh pingsan akibat dinjak-injak penonton lainnya. Mereka dievakuasi melewati sisi depan panggung. Namun, aksi brutal penonton tak merenggut korban jiwa. “Penonton membeludak. Beruntung, tadi petugas dan tim medis, langsung bergerak,” ujar Sucahyo Hadi kepada Surya.

Sementara Bondan sendiri sempat mengancam akan menghentikan pertunjukan, ketika melihat penonton yang didominasi remaja itu. n tiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/10/12/konser-bondan-2-penonton-pingsan.html