Jumat, 03 September 2010

Alumni Probolinggo Bagikan Sembako dan Pengobatan Gratis

LK ESQ Jatim
Pengobatan gratis

Para ksatria 165 alumni ESQ di Probolinggo, Jawa Timur, bersama-sama LK ESQ Jatim, melakukan bakti sosial dengan membagikan sembako, dan pengobatan gratis pada Minggu 29/08/2010. Mereka membuka posko pengobatan gratis bagi dhuafa, yang dilakukan oleh dr. Indah bersama tim. Sekitar 100 orang mengikuti pengobatan ini.

Perjuangan para alumni tidak berhenti begitu saja, 25 orang ksatria 165, yang diketuai oleh Korda FKA ESQ Probolinggo, Cipto Santoso, bahu-membahu membagikan 100 paket sembako, untuk warga dhuafa yang tinggal di desa Sumber Rejo, Tongas, Probolinggo, Jawa Timur.

Selain itu para alumni ESQ juga memberikan bantuan, berupa empat daun pintu, untuk madrasah Raudatul Ulum, yang baru dibangun ini. Setelah melakukan bakti sosial, para alumni melakukan buka puasa bersama. (rtn)


Sumber: http://m.esqmagazine.com/berita-alumni/2010/09/03/alumni-probolinggo-bagikan-sembako-dan-pengobatan-gratis.html

Ratusan Buruh Giling Rokok Tagih THR

Jumat, 3 September 2010 | 10:17 WIB

Malang – Ratusan buruh giling rokok Pabrik Rokok Adi Bungsu di Jalan Ki Ageng Gribig Lesanpuro, Kota Malang, kembali berunjuk rasa. Mereka menagih pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan pembatalan ancaman PHK massal kepada puluhan buruh.

Salah koordinator aksi, Muhammad Yusik, Kamis (2/9) mengatakan, aksi dilakukan karena perusahaan belum memberikan informasi kapan pemberian THR akan diberikan. ’’Kami menuntut kejelaskan pemberian THR, sebab hingga H-7 perusahaan juga belum menginformaskikan kapan pemberian THR dilakukan,’’ kata Yusik. Selain itu, mereka menuntut perusahaan bertanggung jawab terhadap perumahan sekitar 56 buruh tanpa alasan.

Sebelumnya, 28 Agustus 2010, buruh berunjuk rasa memprotes rencana penurunan THR dari Rp 1,8 juta pada 2009 menjadi Rp 1,006 juta pada Lebaran tahun ini. Tuntutan itu dikabulkan manajemen. Namun hingga H-7 Lebaran, belum ada pencairan THR tersebut.

Terkait THR tahun ini, pihak buruh telah mengirimkan surat kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Malang, terkait perusahaan yang belum memberikan kejelaskan terkait THR. Setelah adanya surat itu, Disnaker dikabarkan juga kesulitan menemui pemilik perusahaan untuk mengetahui alasan tak jelasnya THR. ’’Kami akan tetap menuntut hak agar bisa diberikan THR. Selain itu juga akan menanyakan status ke 56 teman kami yang diistirahatkan perusahaan tanpa adanya alasan yang jelas,’’ ujar Yusak.

Ditambahkan Yusak, total buruh yang bekerja di Pabrik Rokok Adi Bungsu 300 orang. Seluruhnya belum diberi kejelasan terkait pemberian THR. Sedangkan sekitar 56 buruh diistirahatkan tanpa adanya kejelaskan.

Sementara itu di Kota Probolinggo, pemberian THR oleh 121 perusahaan dipantau Disnaker setempat. Selama seminggu terakhir ini, tim monitoring THR dari Disnaker berkeliling memantau pemberian THR di perusahaan kategori kecil, sedang, hingga besar.

Bartono, Kabid Syarat Kerja (Syaker) Disnaker Kota Probolinggo, Bartono, Jumat (3/9) pagi tadi, mengatakan, THR merupakan kewajiban normatif yang harus dipenuhi semua perusahaan. Paling lambat THR harus diberikan seminggu menjelang Lebaran.

Diakui, sejumlah perusahaan memang ada yang menawar tidak bisa memberikan THR secara penuh. Ada yang hanya mampu memberikan THR sebesar upah pokok 100%, 75%, dan 50%. Bahkan ada perusahaan kecil yang hanya mampu memberikan sekadar tali asih berupa sembako buat Lebaran.

Produsen kecap PT Aneka Food Tatarasa Industri (AFTI) yang didatangi tim monitoring, Kamis (2/9) sudah bayar THR beberapa hari lalu. “Alhamdulillah, sekitar 100 pekerja di sini sudah menerima THR dengan jumlah minimal setara UMK (upah minimum kota) Probolinggo sebesar Rp 741 ribu. Yang paling besar, maaf tidak enak kalau saya sebutkan jumlahnya,” ujar Yusuf Efroi, staf personalia PT AFTI. ntr,isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=9476cf24b5fd9683baf684feba072a97&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Polda Jawa Timur Siapkan Jalur Alternatif

TEMPO/Arie Basuki

TEMPO Interaktif, SURABAYA - Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Sam Budigusdian mengatakan, telah disediakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan selama masa arus mudik dan arus balik lebaran. "Jika terjadi kemacetan di jalur utama, sebaiknya menggunakan jalur alternatif," ujarnya, Jumat (3/9).

Agar pengguna jalan mengetahui jalur-jalur alternatif, telah dipasang spanduk serta tanda petunjuk arah di berbagai lokasi. Selain itu, di sepanjang jalur alternatif didirikan Pos Komando (Posko) yang menyediakan informasi dan layanan pengaturan lalu lintas.

Dari arah Gresik menuju Surabaya bisa melalui pintu masuk Gresik - Tambak Osowilangun - Surabaya. Dari arah Mojokerto menuju Surabaya bisa melewati Sepanjang - Mastrip - Gunungsari - Joyoboyo.

Dari arah Surabaya menuju Sidoarjo, melewati jalur Brigjen Katamso - Brebek- Rungkut. Sedangkan dari Madura ke Surabaya bisa melalui Kalimas Baru – Jalan Jakarta - Golden Gate – Jalan Rajawali.

Di kawasan Kabupaten Tuban, dari arah timur bisa melalui Widang-Pakah-Rengel-Soko-Jatirogo-Bulu. Dari barat melaluii Bulu-Jatirogo-Singgahan-Tuban.

Dari Surabaya ke Bojonegoro bisa melalui jalur Surabaya-Babat-Pakah Rengel-Ponco-Bojonegoro. Dari arah Tuban ke Madiun melalui jalur Merakurak- Montong-Parengan-Bojonegoro-Nganjuk-Madiun.

Dari Lamongan menuju Gresik melewati Deket-Dukun-Sugio-Babat. Sedangkan dari arah Lamongan bisa melewati Sumalaran- Paciran–Tuban-Lamongan–Mantup–Mojokerto–Jombang.

Dari kawasan Malang menuju Probolinggo dan ke arah timur Jawa Timur adalah Pertigaan Curah Dringu–Tongas–Probolinggo–Kraksaan. Dari Pasuruan menuju Batu melalui Kebon Agung–Poh Jentrek–Kejayan–Purwosari–Lawang-Karang Ploso-Batu.

Adapun dari Batu ke Kediri melalui jalur Dau– Dadaprejo–Jeding Tlekung–Oro Oro Ombo–Jalan Sultan Agung–Jalan Suropati–Jalan Trunojoyo–Pujon- Kediri. Dari Malang menuju Blitar dari terminal Arjosari-Ahmad Yani Utara-Panglima Suroso-Tumenggung Suryo-Martadinata-Satsuit Tubun-jalur Blitar.

Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas, juga bisa menggunakan sistim buka tutup. "Di Jembatan Suramadu, misalnya, diprediksi akan terjadi kepadatan luar biasa, terutama pengguna sepeda motor," tuturnya.

Untuk mengamankan lebaran tahun ini, Polda Jawa Timur mengerahkan sepertiga kekuatan yaitu sekitar 11.000 personil. Kekuatan akan ditambah jika kerawanan meningkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Eddi mengatakan telah menyiapkan mobil derek di sejumlah ruas jalan untuk segera mengevakuasi kendaraan yang mogok. "Mobil mogok bisa mengakibatkan kemacetan lalu lintas," ucapnya. DINI MAWUNTYAS.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/kabar_lebaran_10/2010/09/03/brk,20100903-276132,id.html

Geger Video Porno PNS hingga Ustad

Jumat, 3 September 2010 | 11:36 WIB

PROBOLINGGO – Setelah perekam video mesum warnet di Nganjuk tertangkap polisi setempat (Surabaya Post edisi 2 September 2010), giliran Probolinggo dan Trenggalek dihebohkan peredaran video mesum. Satu video porno di Probolinggo mempertontonkan perempuan bugil yang diduga direkam kepala desa. Video lainnya adegan mesum guru ngaji. Di Trenggalek video porno diperankan PNS.

Video porno di Trenggalek berjudul ’’PNS Kota Panggul’’ dan diduga dilakukan sepasang oknum PNS setempat. ’’Kami masih menyelidiki kebenaran video ini. Apakah benar dilakukan di sini, apakah pelakunya benar PNS Trenggalek,’’ kata Kapolsek Panggul AKP Gatot.

Dari rekaman terlihat pemeran wanita yang berusia sekitar 40 tahun memakai pakaian dinas PNS warna cokelat. ’’Keduanya melakukan hubungan layaknya suami-istri dalam mobil yang diparkir di kawasan pantai yang sepertinya Pantai Panggul,’’ ujar Agung (36), warga Trenggalek, sambil menunjukkan video mesum dari ponselnya. Gambarnya jelas dan sangat dekat walau diduga direkam dengan kamera HP.

Diduga yang merekam adegan syur itu pelaku pria. Proses pengambilan gambar dilakukan pada siang hari. Sebab, dari hasil rekaman suasana di luar mobil terlihat sangat terang. Beberapa orang yang memiliki rekaman video porno ini mengaku sudah punya rekaman intim itu sejak seminggu lalu.

AKP Gatot berjanji mengusut kasus itu. Saat ini dia telah memerintahkan dua anggotanya untuk melacak lokasi yang kemungkinan dijadikan tempat merekam adegan tidak senonoh oleh sepasang PNS tersebut.

Di Probolinggo, beredar video perempuan yang diduga warga Desa Bremi, Kec Krucil, Kab Probolinggo dalam keadaan bugil. Diduga, video itu direkam di kamar sebuah hotel di perbatasan Probolinggo-Situbondo. Perekam diduga adalah Didik Mulyono, Kades Kalianan, Kec Krucil, Kab Probolinggo.

Kasus itu terkuak dari laporan warga ke DPRD Kabupaten Probolinggo. Beni, warga Kalianan mengatakan, indikasi keterlibatan Kades Didik Mulono dalam perekaman video itu didasarkan sejumlah bukti. Pertama, suami perempuan dalam video itu menyebut-nyebut kades yang merekam adegan bugil itu. ’’Indikasi lain, pelaku yang mengambil gambar terlihat mengenakan cincin bermata merah, persis seperti yang dikenakan Pak Kades,” ujar Beni. Indikasi lain, kata Beni, berupa percakapan antara kades dengan perempuan itu via SMS.

Warga bahkan sudah melaporkan kasus itu ke Bupati Probolinggo. Komisi A DPRD Kab Probolinggo dan Kepala Inspektorat Drs Abdul Azis juga sudah menurunkan tim. ‘’Ya kami sedang mendalami kasus ini,’’ ujar Abdul Azis, Jumat (3/9) pagi. Kades Didik Mulyono sendiri membantah dirinya merekam perempuan telanjang bulat di sebuah ranjang hotel di perbatasan Probolinggo-Situbondo.

Sebelumnya, beredar video porno adegan suami istri antara Tb, ustad atau guru mengaji dengan perempuan berinisial Iy, keduanya warga Desa Blado Kulon, Kec. Tegalsiwalan, Kab. Probolinggo. Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Probolinggo. Kamis (2/9) kemarin, sejumlah warga Desa Blado Kulon mendatangi Polres untuk mendesak pengusutan tuntas kasus itu. Di antara warga terlihat Mansur (50), suami Iy, perempuan pemeran video porno.

’’Kami sudah beberapa kali melaporkan kasus ini ke Polres, tetapi belum ditangani serius. Kalau laporan kami belum juga digubris, kami akan melaporkan kasus ini ke Polda dan Pemprov Jatim,” ujar Mansur yang mengaku baru mengetahui tayangan video porno yang melibatkan Tp dan istrinya, Iy, itu Kamis (2/9).

’’Pak Sur (Mansur, red) awalnya tidak kami beri tahu adanya video porno antara Tp dan Iy itu. Kami khawatir Pak Sur tawuran dengan istrinya, juga dengan Tp,” ujar Samsi, warga Blado Kulon. Kapolres Probolinggo AKBP Rastra Gunawan mengaku sedang menangani kasus itu. ’’Sekarang kami sedang memeriksa sejumlah saksi,” ujar Kapolres. isa,ntr

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=1671fa4df3c37e2fee326cf8b93c29c3&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


Video Porno Libatkan Guru Ngaji

Jumat, 3 September 2010 | 08:57 WIB

PROBOLINGGO-Satu lagi video porno yang menghebohkan Probolinggo melibatkan Tb, guru mengaji dan perempuan berinisial Iy. Keduanya warga Desa Blado Kulon, Kec. Tegalsiwalan, Kab. Probolinggo.

Kali ini, Ketua PCNU Kab. Probolinggo, KH Syaiful Hadi berteriak keras mengutuk pelaku video porno tersebut.

”Tolong kasus video porno ini diusut tuntas. Kami mengutuk keras pelaku video mesum itu,” ujarnya kepada wartawan.

Dikatakan video porno itu hendaknya tidak dikait-kaitkan dengan pekerjaan guru mengaji yang disandang Tp, tetapi lebih sebagai pribadi.

Video Tp-Iy ini sudah dilaporkan ke DPRD dan Polres Probolinggo. Kamis (2/9) kemarin, sejumlah warga Desa Blado Kulon pun mendatangi Polres untuk mendesak pengusutan tuntas kasus tersebut.

Bahkan di antara warga Blado Kulon yang mendatangi Polres itu tampak Mansur (50), suami Iy. ”Kami sudah beberapa kali melaporkan kasus ini ke Polres, tetapi belum ditangani serius oleh Polres. Kalau laporan kami belum juga digubris, kami akan melaporkan kasus ini ke Polda dan Pemprov Jatim,” ujar Mansur.

Mansur mengaku, baru Kamis (2/9) mengetahui adanya tayangan video porno yang melibatkan Tp dan istrinya, Iy. ”Pak Sur (Mansur, Red.) awalnya tidak kami beri tahu adanya video porno antara Tp dan Iy itu. Kami khawatir Pak Sur tawuran dengan istrinya, juga dengan Tp,” ujar Samsi, warga Blado Kulon.

Sementara itu Kapolres Probolinggo, AKBP Rastra Gunawan mengaku, sudah menindaklanjuti laporan warga terkait video porno. “Baru buat laporan, jadi baru sekarang kami memeriksa sejumlah saksi,” ujar Kapolres kepada wartawan, Kamis. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=0daa08c676117ac624ff02d27aa247cd&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Kades Rekam Adegan Bugil Warganya

Jumat, 3 September 2010 | 08:52 WIB

PROBOLINGGO - Kab. Probolinggo dihebohkan beredarnya dua video porno kepala desa dan guru mengaji. Kini kasus itu ditangani DPRD setempat.

Pertama video porno yang merebak sejak pertengahan Ramadan lalu yang melibatkan Didik Mulyono, Kepala Desa Kalianan, Kec. Krucil, Kab. Probolinggo dengan seorang perempuan, warga Desa Bremi, Kec. Krucil.

Belakangan muncul lagi video serupa dengan pemain seorang guru ngaji, Tp dan seorang perempuan berinisial Iy. Keduanya warga Desa Blado Kulon, Kec. Tegalsiwalan, Kab. Probolinggo.

Komisi A DPRD sempat turun ke Kec. Krucil guna mengusut tuntas kasus video porno yang diduga direkam dengan pesawat HP berkamera itu. Kades Didik Mulyono dan sejumlah warga yang melaporkan kasus video porno itu pun diklarifikasi.

Sebelumnya, sejumlah warga Kalianan mendatangi DPRD melaporkan perbuatan amoral petinggi desa itu. Selain itu, perwakilan warga juga melaporkan kasus ini ke Bupati Probolinggo.

”Kami sudah klarifikasi kasus video porno itu ke Kades Kalianan, juga ke warga yang melaporkan kasus itu ke DPRD,” ujar Suhud, anggota Komisi A DPRD, Jumat (3/9) pagi.

Soal hasilnya, DPRD masih akan meneliti lebih lanjut kebenaran pernyataan dari kedua belah pihak (kades dan warga).

Hal senada diungkapkan Kepala Inspektorat, Drs Abdul Azis. “Benar, selain Komisi A DPRD, Pemkab juga menurunkan tim untuk mengusut tuntas kasus video porno yang diduga melibatkan Kades Kalianan,” ujarnya pagi tadi.

Kades Didik Mulyono membantah telah merekam seorang perempuan telanjang bulat di sebuah ranjang hotel di perbatasan Probolinggo-Situbondo. Namun kades mengaku, mengenali sosok perempuan yang videonya kini beredar itu.

Beni, salah seorang warga Kalianan mengatakan, dirinya dan beberapa tokoh desa sebelumnya sempat mengajak dialog Kades Didik Mulyono. ”Saat kami datangi Pak Kades tidak mau menanggapi isu tersebut. Ini kan menimbulkan pertanyaan di masyarakat,” ujarnya.

Indikasi keterlibatan kades dalam perekaman video itu, kata Beni, didasarkan sejumlah bukti. Pertama, suami perempuan dalam video itu menyebut-nyebut kades yang merekam adegan bugil itu.

”Indikasi lain, pelaku yang mengambil gambar terlihat mengenakan cincin bermata merah, persis seperti yang dikenakan Pak Kades,” ujar Beni.

Dikatakan indikasi lain berupa percakapan antara kades dengan perempuan “aktris” itu melalui short message service (SMS). isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=d525173f42fce8cbe2477b50fd2ca3eb&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Disnaker Awasi Pembagian THR Perusahaan

Jumat, 3 September 2010 | 08:23 WIB

PROBOLINGGO - Pemberian tunjangan hari raya (THR) di 121 perusahaan di Kota Probolinggo benar-benar dipelototi Disnaker setempat.

Selama seminggu terakhir ini, tim monitoring THR dari Disnaker berkeliling memantau pemberian THR di perusahaan kategori kecil, sedang, hingga besar.

”Yang jelas THR merupakan kewajiban normatif yang harus dipenuhi semua perusahaan. Paling lambat THR harus diberikan seminggu menjelang Lebaran,” ujar Kabid Syarat Kerja (Syaker) pada Disnaker Kota Probolinggo, Bartono, Jumat (3/9) pagi.

Sebelumnya tim monitoring telah menyebarkan surat dari Gubernur Jatim, Soekarwo tentang THR Keagamaan tahun 2010. Tidak sebatas menyebarkan surat gubernur, tim kemudian melakukan sidak ke perusahaan-perusahaan guna memastikan THR benar-benar diberikan kepada pekerja.

”Sidak atau monitoring kami lakukan sejak Senin (30/8) lalu hingga H-7 menjelang Lebaran,” ujar Bartono.

Diakui, memang ada sejumlah perusahaan yang belum memberikan THR kepada pekerjanya. Dengan alasan kondisi keuangan, perusahaan itu berjanji memberikan THR di hari-hari akhir menjelang Lebaran. “Pas hari yang dijanjikan, pemberian THR akan kami cek lagi,” ujarnya.

Sejumlah perusahaan memang ada yang menawar tidak bisa memberikan THR secara penuh. Ada yang hanya mampu memberikan THR sebesar upah pokok 100%, 75%, 50%. Bahkan ada perusahaan kecil yang hanya mampu memberikan sekadar tali asih berupa sembako buat Lebaran.

”Ya kalau memang kondisi perusahaannya tidak sehat, ya tidak apa-apa. Tetapi harus dirundingkan dengan pekerjanya. Yang penting THR tetap ada meski besarnya seberapa,” ujar Bartono.

Memang sejumlah perusahaan besar tidak sampai “dipelototi” Disnaker. ”Perusahaan besar seperti KTI, Eratex, Indopherin, SKI, dan AFTI saya percaya bisa memberikan THR penuh,” ujarnya.

PT Aneka Food Tatarasa Industri (AFTI) yang didatangi tim monitoring, Kamis (2/9) misalnya, mengaku sudah membayar THR beberapa hari lalu. “Alhamdulillah, sekitar 100 pekerja di sini sudah menerima THR dengan jumlah minimal setara UMK (upah minimum kota) Probolinggo sebesar Rp 741 ribu. Yang paling besar, maaf tidak enak kalau saya sebutkan jumlahnya,” ujar Yusuf Efroi, staf personalia PT AFTI.

Dikatakan perusahaan kecap yang berdiri sejak 1888 itu menganggap THR merupakan hak normatif pekerja. “Sudah sewajarnya, kalau mereka bekerja selama setahun menjelang hari raya mendapatkan bonus THR,” ujar Yusuf.

Disinggung apakah ada sanksi bagi perusahaan yang tidak membayar THR, Bartono mengatakan, ”Ada, hanya sanksi adminsitrarif berupa peringatan.” isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=6864ba87420dedd14fcd0ce89694296b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

PWNU Rukyat di 11 Titik

Jum'at, 3 September 2010

Bisa Bareng seperti Tahun Lalu
SURABAYA - SURYA-
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim hingga kini belum memutuskan kapan pastinya perayaan Lebaran. PWNU Jatim masih akan menunggu hasil tim rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan dengan mata telanjang).

Koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim KH Sholeh Hayat mengatakan, tim rukyatul hilal akan diterjunkan di 11 lokasi yang ada di Jatim. Hal itu dilakukan, karena dalam menentukan Lebaran, NU menggunakan metode bil rukyah (dengan rukyat) dan bukan bil hisab (dengan hisab). “Dan rukyatnya baru akan kita gelar, Rabu, 8 September nanti. Tepatnya, sebelum terbenamnya matahari,” ujarnya kepada Surya, Kamis (2/9).

11 tempat yang dipakai melihat hilal, adalah Bukit Condro Dipo Gresik, Pantai Kenjeran Surabaya, Pantai Serang Blitar, Pantai Ngliyep Malang, Pantai Gili Ketapang Probolinggo, Pantai Tanjung Kodok Lamongan, Pantai Plengkung Banyuwangi, Pantai Gebang Bangkalan, Pantai Ambat Pamekasan, Pantai Sangkapura Bawean, dan sebuah pantai di Banyuwangi. Selain menggunakan mata telanjang, untuk melihat hilal, NU Jatim juga akan menggunakan peralatan teknologi terkini yang ditempatkan di Bukit Condro Gresik. “Selain alat yang dimiliki NU sendiri, alat teknologi dari Kementrian Teknologi dan Informatika juga digunakan,” jelas Sholeh yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim ini.

Seperti diketahui sebelumnya, Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim secara terpisah sudah memutuskan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah pada Jumat, 10 September 2010. Keputusan PWM berdasar maklumat PP Muhammadiyah nomor 05/MLM/I.0/E/2010, Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H jatuh pada hari Jumat, 10 September.

Sekretaris PWM Jatim Nadjib Hamid, mengatakan, penetapan tersebut berdasar hisab, dimana ijtimak (pertemuan rembulan dan bumi dalam satu garis) akhir Ramadan terjadi pada Rabu, 8 September atau bertepatan dengan 29 Ramadan pukul 17.31. Pada hari itu, matahari terbenam pukul 17.29 dengan posisi hilal dibawah ufuk minus 2 derajat lebih. Sehingga malam itu dan esok harinya adalah 30 Ramadan. “Jadi usia Ramadan tahun ini genap 30 hari,” katanya kepada Surya.

Apakah lebaran nanti akan bersamaan antara Muhammadiyah dengan NU? Nadjib menimpali, “Insyaallah serentak,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan KH Sholeh Hayat. Menurutnya, berdasar metode hisab yang dilakukan oleh semua paham dan juga didasarkan pada kitab Sulamul Najjiren, Fathkul Rouf, dan kitab Qowaidul Falakiyah, ijtimak akhir Ramadan terjadi pada 8 September atau bertepatan dengan 29 Ramadan pukul 17.20-17.30. Dengan kondisi hilal masih di bawah ufuk, maka usia bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari. Sehingga Lebaran akan jatuh 10 September. “Tapi karena NU pakai metode bil rukyat ya kepastiannya harus nunggu dilakukannya rukyat 8 September,” tegasnya.

Jika pelaksanaan Lebaran tahun ini bareng antara NU dan Muhammadiyah, hal itu akan mengulang yang terjadi pada tahun 2009. Dimana, baik saat dimulainya Ramadan maupun Lebaran Idul Fitri 1430 H dilaksanakan bersama-sama. nuji

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/03/pwnu-rukyat-di-11-titik.html

Banleg Tak Masalahkan 6 Raperda

[ Jum'at, 03 September 2010 ]
Pansus Siap Studi Banding

KRAKSAAN-Enam Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) yang diusulkan Pemkab Probolinggo nampaknya bakal lolos dengan mudah. Indikasi itu bisa terlihat dari sikap Badan Legislasi (Banleg) DPRD setempat yang secara keseluruhan tidak memasalahkan usulan tersebut.

Ketua Banleg Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya telah menggelar rapat internal, kemarin (2/9). Yakni, usai menerima nota penjelasan Bupati soal penjelasan enam raperda. "Secara keseluruhan enam raperda yang diajukan itu tidak ada permasalahan," jelasnya.

Menurut Slamet, enam raperda yang diajukan itu sudah sesuai dengan kebutuhan Pemkab Probolinggo saat ini. Ia mencontohkan raperda tentang pembentukan lembaga penyiaran publik lokal radio Bromo FM.

"Kalau dikaji lebih dalam lagi, memang sudah saatnya dibentuk lembaga penyiaran publik lokal yang diatur dalam perda. Karena penyiaran radio adalah sarana yang penting dalam komunikasi masa yang berguna bagi masyarakat," kata Slamet.

Selain itu, raperda tentang organisasi dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana daerah juga dinilai cukup penting. Itu karena sudah ada payung hukum yang ada di atas raperda tersebut.

Yakni PP (Peraturan Pemerintah) nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah juncto PP (Peraturan Presiden) nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Jadi juga perlu membentuk organisasi dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana itu," jelasnya.

Hal yang sama juga berlaku pada raperda tentang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Menurut Slamet, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan juga sudah diatur di UU nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. "Di UU tersebut dijelaskan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan merupakan jenis pajak kabupaten," bebernya.

Tiga raperda lainnya, yakni raperda tentang pajak daerah dan retribusi pelayanan kesehatan pada dinkes. Yang terakhir, raperda tentang perubahan atas perda nomor 10 tahun 1986 tentang PDAM juga dinilai Banleg tidak bermasalah.

"Jadi dari Banleg sendiri tidak memasalahkan enam raperda itu. Selanjutnya pembahasan raperda itu akan diteruskan ke pansus (panitia khusus) yang dibentuk untuk bahas raperda," katanya.

Rencananya DPRD bakal membentuk 3 pansus untuk membahas 6 raperda tersebut. Dari data yang diterima Radar Bromo, nantinya pansus juga akan melakukan studi banding ke daerah yang sudah menerapkan perda yang tengah dibahas tersebut. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177972

Pacaran di Masjid, Diusir Satpam

[ Jum'at, 03 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Suharyono, satpam masjid agung Raudlatul Jannah Kota Probolinggo kemarin (2/9) bertindak tegas. Dia mengusir sepasang remaja beda jenis, Pr, 15, dan Lk, 16, dari masjid. Penyebabnya, Pr dan Lk nekat pacaran dalam masjid.

Ulah dua remaja itu terbilang nekat. Mereka tak segan bermesraan di dalam masjid usai melakukan salat dzuhur. Aksi mereka akhirnya dipergoki jamaah lain hingga membuat satpam masjid bertindak tegas.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, siang itu Pr dan Lk datang ke masjid agung untuk melakukan salat dzuhur. Lk langsung menuju tempat wudlu pria. Pr ke tempat wudlu perempuan. Selesai wudlu, mereka sama-sama melakukan salat dzuhur.

Tempat salat antara jamaah perempuan dan jamaah laki-laki dipisah oleh tabir kain. Yakni, di sisi selatan tabir khusus jamaan perempuan dan di sisi utara untuk jamaah laki-laki.

Nah, usai salat itulah Lk langsung tiduran di dalam masjid. Ia memilih tempat mepet tabir dan berada di bagian belakang. Sedangkan tak jauh darinya, ada Eko, seorang jamaah sedang membaca Alquran. Antara Lk dan Eko sedikit terhalahi oleh tiang masjid.

Tapi, lama-lama Eko mulai curiga. Lk mulai menunjukkan gelagat mencurigakan. Eko mencoba mengamati ulah Lk lebih seksama. Eko pun terkejut. Ia melihat Lk bermesraan dengan pacarnya, Pr, yang berada di balik tirai.

Ternyata Lk dan Pr sama-sama tiduran dengan posisi berhadap-hadapan dan tangannya saling berpegangan mesra. "Sesekali, dia (Lk) terlihat menggerayangi tubuh pacarnya (Pr)," ujar Eko.

Tak tahan dengan ulah dua remaja yang sedang dimabuk cinta itu, Eko berhenti tadrus. Eko menutup Alqurannya, dan melaporkan kejadian tersebut kepada satpam Suharyono. Mendapat laporan itu, Suharyono langsung melabrak Lk dan Pr.

Pada saat dilabrak satpam, sepasang kekasih itu masih berpengan tangan erat. "Tak sepak sama saya... Yang benar saja, masak pacaran di dalam masjid," ujar Suharyono.

Begitu ditegur satpam, Lk langsung bangun dan keluar dari masjid. Begitu juga dengan Pr, ia menghidar dari satpam sampai kerudungnya terjatuh. Satpam mengusir mereka dari masjid. Mereka pun pergi.

Tapi, selang sekitar 30 menit kemudian, Lk datang lagi untuk mengambil sepeda motornya yang diparkir di depan masjid. Melihat itu, Suharyono kembali menegurnya. "Dik, kamu tadi ya," tanyanya.

Mendengar itu, Lk langsung menghampiri Suharyono dan mengakui perbuatannya. Dengan lugunya, Lk mengaku kalau Pr adalah pacarnya. Menurutnya, waktu itu sehabis salat ia langsung tidur. Dan, yang memulai semua itu adalah pacarnya, Pr. "Saya tidur, Dia (Pr) yang tiba-tiba memegang tangan saya," ujar Lk.

Suharyono pun kembali memperingatkan untuk tidak mengulang perbuatannya. "Kenapa di dalam masjid? Masjid kan tempatnya orang salat. Sudah sana pergi," ujar Suharyono.

Mendapati itu, Lk pun pergi membawa motor Supra Fit-nya. "Baru kali ini saya nempak (nendang) orang. Kok berani mereka pacaran di dalam masjid," ujar Suharyono. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177971

PCNU Kutuk Video Porno

[ Jum'at, 03 September 2010 ]
Suami Yakin Perempuan di Video adalah Istrinya

PROBOLINGGO - Maraknya kasus video porno di Kabupaten Probolinggo yang belakangan terungkap, mengundang keprihatinan. Terlebih video porno terbaru yang dilaporkan ke DPRD, pelakunya diduga adalah seorang guru ngaji. PCNU pun mengutuk keras sekaligus minta polres serius mengusut kasus tersebut.

Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH Syaiful Hadi mengatakan sangat prihatin. "Kalau benar video itu orang Probolinggo ya patutu disayangkan sekali," ucapnya kepada Radar Bromo kemarin (2/9).

"Lha iya, sangat disayangkan sekali. Bulan Ramadan kok bukannya berlomba untuk mencari pahala, tetapi malah balapan membuat video porno. Kami dari PCNU sangat mengutuk beredarnya video mesum tersebut," imbuh kiai asal Tongas tersebut.

Menurutnya, masyarakat tidak perlu menyikapi soal profesi pelaku dalam video yang disebut-sebut sebagai seorang guru ngaji atau ustadz. "Kalau fakta di lapangan seperti itu (benar ada video porno) maka tidak usah dikait-kaitkan dengan profesi pelakunya. Itu lebih pada pribadi seseorang," jelasnya.

Dikatakan Syaiful, dalam ajaran agama manapun perbuatan asusila apalagi perselingkuhan itu sangat dilarang. Terlebih kegiatan asusila itu direkam melalui video yang kemudian sampai beredar.

"Sekali lagi PCNU bukan hanya beri fatwa untuk video mesum itu, tetapi mengutuk keras. Kami meminta pemerintah dalam hal ini khususnya Polres untuk mengusut tuntas kasus tersebut," pintanya.

Kiai Syaiful beraharap ke depannya tidak ada lagi peredaran video mesum di Kabupaten Probolinggo. "Karena kalau terus merebak peredaran video di Kabupaten Probolinggo, nanti akan merusak generasi muda," jelasnya.

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Ramadan ini DPRD Kabupaten Probolinggo seperti panen laporan soal video porno. Sebelumya ada kasus video bugil kamar mandi yang diduga melibatkan kepala Desa Kalianan, Krucil. Yang terbaru, DPRD kembali dapat pengaduan kasus video porno yang diduga pelaku lelakinya adalah seorang guru ngaji asal kecamatan Tegalsiwalan.

Bahkan kasus video porno yang diduga melibatkan guru ngaji berinisial Tp alias Hdb ini sudah sampai ke meja gedung DPRD dan Polres setempat. Kemarin (2/9) beberapa warga desa Blado kulon, Tegalsiwalan kembali mendatangi Polres untuk menyeriusi laporannya.

Kali ini warga datang bersama Mansur, 50. Dia adalah suami Iy, perempuan yang diduga kuat sebagai perempuan dalam video porno tersebut. "Sebenarnya kami sudah beberapa kali laporan, tetapi belum ditanggapi serius oleh polisi. Kalau kali ini tidak ditanggapi serius lagi, kami akan lapor polda dan pemprov Jatim," protes Samsi, salah satu pelapor yang mendampingi Mansur kemarin.

Mansur saat dikonfirmasi Radar Bromo mengaku baru kemarin pagi melihat video mesum yang diduga melibatkan isterinya itu. "Warga Blado kulon itu memang sengaja tidak memberi tahukan ke Pak Sur (panggilan Mansur) saat pertama kali video itu beredar. Takut nanti ada perkelahian," jelas Samsi.

Meski agak shock, namun saat dikonfirmasi Radar Bromo, Mansur meyakini kalau perempuan yang dalam video mesum tersebut adalah isterinya. "Benar itu isteri saya. Selain wajahnya masih cukup jelas, baju (warna biru yang dipakai dalam video) itu milik isteri saya. Wong saya yang belikan dulu," ungkapnya.

Tentu saja, Mansur sakit hati dengan insiden tersebut. "Saya ini orang Madura, jelas saja harga diri saya diinjak-injak. Tetapi saya ditenangkan keluarga. Kami menyerahkan ke proses hukum. Masalah tersebut harus diusut tuntas," pinta ayah satu anak tersebut.

Sementara itu Polres Probolinggo sendiri sampai sejauh ini masih terus menyelidiki kasus tersebut. "Baru buat laporan. Jadi sekarang masih periksa saksi-saksi," ujar Kapolres AKBP Rastra Gunawan melalui pesan pendek saat dikonfirmasi Radar Bromo kemarin.

Sebelumnya, Kasatreskrim AKP Heri Mulyanto melalui KBO Reskrim Iptu Muhammad Dugel menyatakan beberapa waktu yang lalu sifatnya baru pengaduan warga. Bila nantinya terbukti, kasus tersebtu bisa dikenai UU pornografi. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177969

Pawai Hadrah Awali HUT Kota

[ Jum'at, 03 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Sabtu (4/9) besok Kota Probolinggo menginjak usia 651 tahun. Memperingati hari jadinya ini, berbagai acara siap digelar. Di antaranya, bakal ada lomba patrol hingga Ramadan Fair yang menghadirkan band Armada. Nah, kemarin pawai hadrah mengawali rangkaian peringatan hari jadi kota.

Pawai hadrah yang diikuti delapan peserta dimulai tepat pukul 16.00 dari depan masjid Raudlatul Jannah Jl KH Agus Salim. Peserta pawai hadrah harus berjalan sambil beraksi hingga finish di depan museum Jl Suroyo. Jumlah peserta hadrah jauh dari antuasias yang ditargetkan oleh penyelenggara.

"Target kami 20 peserta, tetapi kondisi ini sudah kami prediksi sejak awal. Tahun lalu pawai hanya beraksi di atas panggung, sekarang kami rubah dalam bentuk pawai supaya terlihat lebih meriah," kata Yogo Deka Agus Prasetyo dari Udara Communication.

Kriteria penilaian pawai hadrah meliputi penampilan, kostum, barisan, suara serta kreatifitas peserta. Masih kata Deka, dari delapan peserta bakal dipilih lima peserta terbaik yang memperebutkan total hadiah Rp 5 juta. Pemenang juga punya kesempatan tampil dalam Ramadan Fair di lapangan Kedupok, besok sore.

Sebelum peserta dilepas oleh pihak perwakilan sponsorship, Bagus Arif Rohman mengaku sangat kagum dengan kesenian tersebut. "Kegiatan pawai hadrah ini bagus untuk melestarikan kesenian yang ada di Kota Probolinggo," ujarnya.

Para peserta pawai hadrah berusaha tampil semaksimal mungkin. Di garis start setiap peserta harus beraksi kemudian berjalan menuju garis finish. Peralatan yang hampir sama dipakai peserta adalah megaphone dan alat musiknya berupa terbang dan jidor.

Tak ingin terlihat kaku dengan penampilan yang biasa, beberapa peserta memadukan kostum yang dipakai. Misalnya, salah satu peserta yang menambah aksesoris kacamata gelap dengan menyelipkan bunga di telinga mereka.

Lain lagi dari Hadrah Al Azhar yang begitu bersemangat, berjalan sambil terus bergoyang. Pakaiannya pun mencolok berwarna kuning, personelnya tidak memakai alas kaki alis nyeker. Meski sepi peserta pawai hadrah ini menjadi hiburan tontotan bagi warga sekitar. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177966

Disnaker Monitoring Pemberian THR

[ Jum'at, 03 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Probolinggo mengawasi perusahaan-perusahaan di daerahnya terkait kebijakan pemberian THR (tunjangan hari raya). Sejak Senin (30/8) lalu dinas tersebut melakukan sidak ke perusahaan-perusahaan untuk memonitor pemberian THR.

Kamis (2/9) kemarin, misalnya, tim monitoring dari Disnaker tiba giliran sidak ke pabrik kecap PT AFTI di Jl Soekarno Hatta. Tidak ditemukan masalah dalam pembagian di pabrik yang sudah berdiri sejak tahun 1888 itu.

Empat orang tim monitoring dipimpin oleh Kabid Syarat Kerja Disnaker Bartono datang ke pabrik kecap itu pukul 08.30. Mereka ditemui bagian personalia PT AFTI Yusuf Efroi.

Kedatangan tim tersebut untuk mengetahui apakah THR sudah diberikan oleh perusahaan dan sesuai aturan atau tidak. "Kami ingin mengecek apa ada permasalahan? Kami harapkan tidak ada masalah," tanya Bartono.

"Masalah THR sudah kami laksanakan kemarin (1/9). H-10 lebaran sudah kami bagikan, semuanya normatif dan tidak ada yang tertinggal. Pegawai kontrak hanya ada dua orang. Ini (THR) sudah menjadi kewajiban dari pihak perusahaan dan sudah kami tindaklanjuti," ujar Yusuf yang mengaku ditempatnya belum ada masalah dalam upah atau THR.

Yusuf bahkan memberikan masukan agar pengawasan bisa dilakukan oleh Disnaker secara dini. Supaya sebulan sebelumnya perusahaan bisa memperhitungkan keuangan untuk gaji sekaligus THR karyawan. "Kami ada sekitar 100 karyawan, jumlah THR yang kami berikan sesuai UMK (upah minimum kota) sekitar Rp 700 ribu," imbuhnya.

Diketahui, sebelumnya ada surat edaran dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo perihal THR keagamaan tahun 2010. Surat itu sudah dikirim ke 121 perusahaan di Kota Probolinggo. Isinya:

Bahwa pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerjanya yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan atau lebih tanpa membedakan status.

Besarnya THR keagamaan sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri Tenaga Kerja RI nomer Per.04/MEN/1994 tentang THR keagamaan bagi pekerja di perusahaan yaitu bagi pekerja yang masa kerjanya satu tahun atau lebih diberikan sebesar satu bulan upah. Bagi pekerja yang masa kerjanya tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun diberikan secara proporsional masa kerja dengan perhitungan masa kerja dibagi 12 dikalikan 1 bulan upah.

Apabila nilai yang tertuang dari perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari pada ketentuan tersebut. Maka THR yang dibayarkan sudah sesuai dengan ketentuan perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama.

Pembayaran THR diberikan selambat-lambatnya 7 hari sebelum lebaran. Dalam rangka mengantisipasi arus mudik lebaran, perusahaan yang sudah menyediakan angkutan mudik lebaran untuk pegawainya agar dapat terus meneruskan tradisi tersebut. Sedangkan bagi perusahaan yang belum menyediakan angkutan mudik lebaran bagi pekerjanya diharapkan dapat menyediakan sesuai kemampuan perusahaan.

Yusuf mengatakan, bukan hanya berupa uang, perusahannya juga memberikan bingkisan untuk para karyawan. "Ya adalah incip-incip seperti kripik buah atau kecap, ya produk kami sendiri," ungkapnya. Tahun ini PT AFTI mengeluarkan anggaran sekitar Rp 100 juta untuk membayar THR karyawannya.

Pada kesempatan itu bagian personalia ini menerangkan jika PT AFTI juga memproduksi kripik buah jika bahan baku tersedia. Produksi kecap tertua ini bersistem padat karya bukan padat modal, hingga prosesnya pun masih ada tradisionalnya.

Soal pemasaran kecap cap orang jual sate itu mayoritas di kawasan pantura dan etnis Madura seperti Madura, Surabaya hingga ke timur sampai Denpasar. "Ada juga daerah potensial seperti di kota-kota besar, Jakarta dan Semarang," kata Yusuf yang mengaku belum menyiapkan data ketika ditanya soal jumlah produksi kecap per bulannya.

Sebelum di AFTI, tim monitoring Disnaker juga sudah ke beberapa perusahaan seperti Angga Mart, Akas IV, GM, Darma Husada, PT AFU, Sulindo, KDS, Akas NNR, Akas Green dan Giant.

"Tidak ada temuan yang ekstra. Semua sudah memberikan. Hanya saja ada beberapa perusahaan yang menyerahkannya mepet lebaran hingga membuat karyawan resah. Alasannya karena mereka belum ada dana segar. Tetapi, perusahaan berjanji akan membayar," terang Bartono.

Sejauh ini, dinas belum menerima pengaduan tentang permasalahan THR. "Mudah-mudahan tidak ada (masalah THR)," sambungnya.

Lantas sanksi apa yang diberikan kepada perusahaan jika melanggar ketentuan? "THR ini semacam kewajiban moral dalam rangka lebaran. Perusahaan harus memberikan THR satu kali gaji untuk karyawan yang sudah satu tahun bekerja. Kami mengimbau kepada perusahaan bahwa ini (THR) adakah kebutuhan para karyawan maka dikembalikan kepada moral pengusaha tersebut," jawab Kepala Disnaker Didik Sudignyo. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177965

Dapat Tambahan Kuota 32 CJH

[ Jum'at, 03 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Ada kesempatan emas bagi 32 CJH (calon jamaah haji) Kota dan Kabupaten Probolinggo. Mereka masuk dalam kuota tahap kedua dan mempunyai kesempatan melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH)-nya sampai (6/9).

Dari 32 CJH itu, 6 orang di antaranya berasal dari kota dan 26 orang dari kabupaten. Mereka adalah para CJH yang awalnya tidak masuk dalam kuota tahun ini. Tapi, karena ada beberapa orang CJH yang tidak bisa melunasi BPIH-nya, mereka punya kesempatan berangkat tahun ini. Tapi, mereka haru melunasi BPIH-nya sebelum (6/9).

Menurut Atok Illah, Kasi haji dan umrah di kantor kementerian keagamaan (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, CJH yang masuk dalam kouta tahan kedua itu adalah yang nomor porsinya di bawah nomor 1300213355. "Itu, nomor tertinggi. Artinya, yang di bawahnya itu masuk tahap kedua. Ada tambahan kouta, sekitar 26 orang," ujar Atok kemarin.

Atok berharap, kepada para CJH yang mempunyai nomor porsi di bawah nomor tersebut untuk segera melunasi BPIH-nya. Pasalnya, kalau sampai batas waktu yang telah ditentukan tidak terlunasi, maka mereka akan batal berangkat. "Mereka kami tunggu sampai Senin (6/9), pukul 15.00," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pada 2010 ini pada tahap pertama jumlah CJH dari Kota dan Kabupaten Probolinggo berjumlah 945 orang. Mereka berasal dari kota sebanyak 219 dan dari Kabupaten sebanyak 726 orang. Mereka diberi waktu 19 hari kerja untuk melunasinya (BPIH)-nya, yakni sejak (3-30/8). Besarnya biaya yang dibayar sebesar USD 3.432.

Ternyata, sampai batas akhir yang telah ditentukan, ada sebanyak 35 CJH yang gagal berangkat. Yakni, sebanyak 10 CJH dari kota dan 25 CJH dari Kabupaten. Alasannya pun berbeda-beda, ada yang meninggal dunia, belum siap sampai dan yang terbanyak adalah mereka yang belum bisa melunasi BPIH-nya.

Nah, kuota yang tak terpenuhi itu akhirnya dikumpulkan ke kantor Kemenag wilayah. Lalu, dibagi lagi per daerah. Ternyata kota Probolinggo mendapat tambahan 6 CJH dan kabupaten Probolinggo sebanyak 26 CJH.

"Kalau sampai mereka (26 CJH, red) ada yang tidak melunasi, maka kekurangan kouta itu akan ditarik ke tingkat nasional. Entah, nanti kita akan mendapat tambahan lagi atau tidak saya juga belum tahu," jelas Atok.

Menurut Atok, dari sebanyak 26 CJH yang masuk tahap kedua itu, sudah ada 14 CJH yang melunasi. Artinya, kini tinggal 12 CJH yang masih belum ada kabarnya. "Sisanya itu, masih belum ada kabarnya," ujarnya.

Untuk masalah keberangkatan, Atok mengaku juga masih belum bisa mengetahuinya. Termasuk CJH-nya masuk kloter berapa. Tapi, untuk gelombangnya sudah bisa diketahui, yakni masuk gelombang kedua. "Se-eks karesidenan Malang, semuanya masuk gelombang kedua," ujarnya.

Berbeda dengan di kota, dari 6 CJH yang masuk kouta tambahan sumuanya sudah lunas. Dan, kini tinggal pengurusan paspornya. "Alhamdulillah, semuanya sudah lunas. Begitu mereka dnyatakan masuk, mereka langsung melunasinya," jelas Taufiq, kepala TU Kemenag Kota Probolinggo.

Menurutnya, 6 CJH yang masuk dalam kuota tambahan itu memang sudah lama menunggu. Tapi, kesempatannya baru tahun ini dan masuk pada pelunasan tahap kedua. "Makannya, begitu dapat kabar porsinya masuk mereka langsung melunasi," ujarnya.

Disinggung masalah keberangkatan dan nomor kloternya, Taufiq juga mengaku masih belum mengetahuinya. Menurutnya, untuk pengundian nomor kloter insyaallah akan digelar pada Senin (13/9) nanti. "Masuk kloter nomor berapa, nanti di hari itu," ujarnya.

Tak hanya itu, pada 13 Septermber itu juga akan diketahui CJH kota akan naik pesawat apa, tanggal keberangkatan dan pulang juga akan diketahui. Termasuk juga, bersama dengan CJH dari daerah mana.

"Kan, jumlah jamaah (CJH, red) kota tidak sampai satu pesawat. Untuk memenuhi satu pesawat nanti akan dijadiakn satu dengan daerah lain. Itu, juga akan dikatahui daerah bersama daerah mana," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=177964