Rabu, 26 Mei 2010

Polisi Masih Buru Bandit Sapi Yang Tertembak Lari ke Hutan

26 Mei 2010, 19:07:57| Laporan Sentral FM Lumajang

suarasurabaya.net| Upaya pengejarannya masih diintensifkan di kawasan hutan di wilayah Kecamatan Pronijiwo untuk menangkap seorang bandit sapi yang berhasil melarikan diri dalam kondisi tertembak.

Buronan ini adalah YUSUF (30), yang diduga berasal dari Kelurahan Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan, Probolinggo.

YUSUF ini, meninggalkan tiga pelaku lainnya yang tertembak dan berhasil dibekuk polisi dalam insiden penangkapan sejak dari kawasan kota ke wilayah perbatasan Malang, tepatnya di wilayah Ampelgading, Malang.

Ketiga pelaku yang diringkus, masing-masing UMAR (28) dan SAKUR (27), keduanya asal Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran, Probolinggo dan SAHAR (32), otak gembong maling sapi asal Desa Sumberwetan, Kecamatan Kademangan, Probolinggo.

AKBP DEDY PRASETYO Kapolres Lumajang kepada DIDI reporter Sentral FM Lumajang menyatakan, tersangka YUSUF yang menjadi buronan ini, tertembak bagian rahangnya setelah diberondong peluru persobnil Satuan Reskrim, seusai menabrak anggota yang melakukan penghadangan.

Hingga kini buronan pencuri sapi yang diidentifikasi bernama YUSUF ini, masih dalam pengejaran. Menariknya dari upaya pengejaran yang dilakukan di sekitaran hutan di kawasan ujung selatan Lumajang yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Malang, petugas sempat mendapatkan informasi jika YUSUF sempat mendatangi rumah warga di pinggiran hutan, untuk meminta makanan.

Informasi inilah yang saat ini tengah dipertajam dengan melakukan penyisiran di seputaran lokasi menghilangkan penjahat spesialis pencurian sapi antarkota ini. ”Meski upaya pengejaran telah intensif dengan menerjunkan tim ke lokasi, namun sejauh belum ada informasi titik terang keberadannya,” kata AKBP DEDY PRASETYO.

Tim pengejaran yang diterjunkan, telah memastikan YUSUF ini terluka tembak, karena meningalkan jejak. Di lokasi, ditemukan ceceran darah yang cukup banyak.

”Ceceran inilah yang saat ini masih ditelurusi, dengan melakukan penyisiran. Diharapkan, upaya pengekaran ini segera membuahkan hasil dengan tertangkapnya buronan maling sapi kelas kakap, yang dalam aksi-aksinya sangat meresahkan masyarakat ini,” pungkas DEDY.(her/ipg)

Teks Foto:
1. AKBP DEDY PRASETYO menunjukkan barang-bukti sapi curian yang diangkut mobil Suzuki APV sewaan.
2. - SAHAR diantara bandit sapi yang sudah berhasil ditangkap polisi saat di RS Bhayangkara Lumajang.Rata Penuh
Foto : Sentral FM

Sumber: http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=bac33ef1e80f45ee687d1ef608945141201077109

Masuk Pelabuhan Dipungli Rp 10 Ribu

Rabu, 26 Mei 2010 | 09:43 WIB

PROBOLINGGO - Warga yang memasuki kawasan pelabuhan Tanjung Tembaga baru, Kota Probolinggo menjadi korban pungutan liar (pungli). Mereka diminta membayar Rp 5-10 ribu per orang di pintu gerbang pelabuhan yang dibangun dengan dana APBN dan APBD Jatim itu.

Sejumlah warga yang hendak memancing di ujung utara dermaga itu menjadi ”langganan” pungli. ”Kalau tidak memberikan uang rokok ya saya tidak bisa memancing di ujung dermaga,” ujar seorang warga, Rabu (26/5).

Pelabuhan baru yang diuji coba pada 14 April lalu memang menjadi tempat menyenangkan bagi pemancing. Selain lokasinya menjorok ke laut sejauh 1,5 km, kedalaman lautnya sekitar 6 meter menjadi sarang ikan.

Bahkan sebelum dermaga baru yang terletak di sebelah barat dermaga lama peninggalan Belanda itu dioperasikan, puluhan pemancing sudah beroperasi di ujung dermaga. ”Lokasinya enak untuk memancing, bahkan di bawah causeway ikannya besar-besar dan berseliweran,” ujar Yono, seorang pemancing asal Kademangan, Kota Probolinggo.

Hanya saja Yono menilai, ”uang rokok” yang diminta penjaga pintu gerbang menuju dermaga pelabuhan terlalu besar. ”Mosok, belum dapat ikan sudah dipajaki Rp 10 ribu, wong di PPP (Pelabuhan Pendaratan Pantai) Mayangan saja uang rokoknya hanya Rp 1.000,” ujar pemancing pemula itu.

Sekadar diketahui, kawasan pemecah gelombang (breakwater) di PPP Mayangan juga menjadi ”surga” bagi pemancing. Para pemancing yang hendak menuju breakwater PPP juga menjadi sasaran pungli. Petugas pemungut beralasan uang hasil pungutan untuk keamanan dan kebersihan kawasan PPP.

Belakangan, pungli Rp 1.000 per orang itu disemprit Walikota HM Buchori SH MSi. ”Pungutan Rp 1.000 orang itu pungli, tidak ada dasar hukumnya, harus distop,” ujar walikota.

Pungli di PPP Mayangan pun langsung berhenti begitu disemprit walikota. Bahkan, pengelola PPP Mayangan tidak membolehkan warga memasuki breakwater dengan alasan kawasan itu rusak kalau digunakan aktivitas memancing.

Gak boleh memancing di PPP Mayangan, ya saya pindah ke dermaga pelabuhan baru. Ternyata di tempat baru ini punglinya lebih kejam,” ujar Iwan, seorang pemancing.

Dikatakan, awalnya besarnya pungutan masuk ke dermaga baru Rp 5 ribu. ”Beberapa hari ini malah naik menjadi Rp 10 ribu,” ujarnya.

Sudah Ditegur

Sementara itu Administrator Pelabuhan (Adpel) Pelabuhan Probolinggo, Wiliyanto yang didampingi Hermanto dari Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) mengatakan, pungutan masuk ke dermaga baru itu tidak bisa dibenarkan. ”Orang proyek pelabuhan baru itu sudah kami tegur agar tidak memungut biaya kepada warga yang masuk,” ujar Willy –panggilan akrab Wiliyanto, Selasa (25/5).

Sisi lain Willy mengatakan, pengelolaan pelabuhan baru itu belum diserahkan ke Adpel Probolinggo. ”Dephub baru memberikan surat tugas sementara kepada kami untuk mengelola pelabuhan baru itu,” ujarnya.

Pelabuhan yang diujicoba pada 14 April lalu itu, kata Willy, akan diserahkanterimakan akhir Mei ini. ”Dephub akan menyerahkan kepada Dishub Propinsi Jatim. Setelah itu terserah Dishub Jatim, mau diserahkan siapa yang mengelolanya,” ujarnya.

Meski baru memegang surat tugas sementara, Adpel Probolinggo berusaha mengelola pelabuhan baru. ”Soal pungutan masuk pelabuhan baru, sekali lagi, bukan kami yang memungut. Uangnya masuk kantong siapa, saya juga tidak tahu,” ujar Hermanto. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=ad0155ecb716945aeb02f892376c8735&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Turunkan Tim Labfor

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Turunkan Tim Labfor
PROBOLINGGO - Kebakaran di showroom pabrik keramik PT Saki di Jl Lumajang Kota Probolinggo pada Senin (24/5) lalu belum ditemukan penyebabnya. Untuk mengusut kejadian itu, kemarin (25/5) polisi sudah memeriksa sejumlah karyawan pabrik tersebut.

Selain itu, polisi merencanakan melibatkan tim Labfor Mabes Polri cabang Jatim. Itu, untuk mengungkap lebih detail kebakaran di pabrik yang berdiri sejak 1978 tersebut. Demi kepentingan itu, lokasi kebakaran pun disterilkan. "Kami sudah police line TKP (tempat kejadian perkara)-nya," ujar Kapolresta AKBP Agus Wijayanto kemarin.

Hanya, meski sudah di-police line, sampai kemarin polisi masih belum melakukan olah TKP. Polisi mendahulukan melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang karyawan. "Kami tunggu dingin dulu. Kalau nanti sudah dingin, kami akan lakukan olah TKP," jelas Kapolresta.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Senin (24/5) sekira pukul 14.00, gedung E pabrik PT Saki dilalap si jago merah. Diduga, api pertama kali muncul dari salah satu ruangan yang dijadikan showroom produk-produk perusahaan tersebut.

Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.00. Belum diketahui penyebabnya. "Kami masih melengkapi dan terus melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang karyawan," jelas Kapolresta.

Soal kerugian, Kapolresta menyatakan sampai kemarin pihaknya juga masih belum mendapat laporan dari pihak perusahaan. "Masih dalam penghitungan," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160648

Juga Ada Pungutan di Dermaga Baru

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Hermanto: Sudah Ditegur, Hanya Ya...Ya...

PROBOLINGGO - Masalah pungutan di kawasan breakwater PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai) Mayangan Kota Probolinggo sudah kelar. Kini terdengar lagi ada pungutan serupa di dermaga baru kawasan Pelabuhan Tanjung Tembaga.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, pungutan di dermaga baru itu dilakukan oleh sekelompok orang. Nominalnya lebih besar dibanding pungutan yang pernah ada di PPP Mayangan, yakni mencapai Rp 10 ribu.

Tapi, tidak ada bukti tarikan apapun yang diberikan. Selain itu, pungutan tersebut, diberlakukan kepada warga yang datang dengan mengendarai motor, hendak ke dermaga anyar itu.

Itu berlaku termasuk kepada para pemancing. "Dulunya hanya Rp 5 ribu. Tapi sekarang naik sudah Rp 10 ribu," ujar Bambang seorang warga yang sering mancing di tempat tersebut.

Dermaga baru itu terletak di sisi barat pelabuhan Tanjung Tembaga. Posisi dermaga itu menjorok ke laut. Lokasi itu dianggap sangat ideal bagi para pemilik hobi mancing. Pemandangannya juga sangat apik bagi orang yang datang sekedar untuk refreshing.

"Bagi yang punya uang dan hobi mancing, itu (Rp 10 ribu) mungkin tidak apa-apa. Tapi, bagi yang tidak punya uang, harus kembali. Kan kasihan," ujar Bambang.

Menurut Bambang, penarikan uang itu dilakukan di portal saat hendak masuk ke dermaga anyar tersebut. Dan, hampir setiap ada warga yang hendak masuk pasti di tarik uang. "Kapan saja, tidak peduli pagi atau pun malam," ujarnya.

Kemarin, beberapa wartawan mencoba masuk ke dermaga anyar tersebut. Pada saat melewati portal, ada seorang penjaga tidak memperbolehkan. Tak jelas alasannya. Tapi, penjaga tersebut juga tidak meminta pungutan apapun.

Pada sebuah pagar, memang ada tulisan yang melarang orang umum masuk ke area tersebut. "Mungkin karena tidak bawa pancing," ujar salah seorang wartawan.

Sementara, Kepala Subseksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Kepelabuhanan Adpel Probolinggo Hermanto mengatakan pengelolaan Pelabuhan Tanjung Tembaga untuk sementara menjadi tanggung jawabnya. Itu berdasarkan surat tugas dari menteri perhubungan ke Adpel, Maret lalu. "Itu berupa surat tugas sementara," ujarnya.

Berkaitan dengan adanya pungutan di dermaga anyar tersebut, Hermanto mengaku sudah mendengarnya. Hermanto bahkan mengaku sudah pernah menegur pelakunya agar tidak melakukan pungutan itu. Tapi, pungutan itu masih tetap saja terjadi. "Kami sudah pernah menegur, tapi jawabnya hanya ya ... ya ... saja," ujar Hermanto.

Tapi, Hermanto menampik kalau pungutan itu adalah inisiatif pihaknya. Ia mengaku tidak tahu menahu pungutan itu masuk ke kantong siapa dan untuk apa. "Itu (pungutan) di luar Adpel dan tidak ada kaitannya dengan Adpel," jelasnya.

Menurutnya, sebenarnya pungutan itu tidak boleh dilakukan. "Selama ini kami hanya sebatas menegur. Nanti kami akan tegur lagi. Intinya, itu (adanya pungutan) kan tidak boleh," jelasnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160647

Dewan Pertanyakan Asuransi Kesehatan

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO
- Anggota DPRD Kota Probolinggo tidak boleh sakit. Begitu ungkapan Wakil Ketua Komisi C Hamid Rusdi saat hearing dengan Bidang Pembangunan, Senin (24/5) lalu. Ungkapan itu keluar lantaran Hamid kecewa klaim asuransi kesehatan untuk dewan tidak ada kejelasan.

"Asuransi kesehatan selama tiga bulan belum cair. Celakanya lagi, waktu saya tanyakan ke sekretariat dewan (sekwan) karena bulan 1 sampai 3 belum ada MoU (memorandum of understanding) dengan pemenang asuransi. Lha, ini berarti pada bulan itu anggota dewan tidak boleh sakit?," tegas Hamid.

Hamid memperoleh informasi dari sekwan, MoU dengan salah satu asuransi pemenang lelang baru dilaksanakan pada 30 Maret lalu. Jadi, ketika ada dewan yang mengklaim asuransi sebelum 30 Maret tidak bisa dicairkan.

Hamid bisa membeberkan masalah tersebut karena ruwetnya proses klaim asuransi dialaminya sendiri. Saat anaknya menderita demam berdarah beberapa bulan lalu, klaim sudah diajukan sejak Februari. Tapi, itu belum cair sampai sekarang.

"Kok bisa terjadi sampai begini. Sampai sekarang tidak ada kejelasan kapan cairnya. Yang saya tanyakan, ini permasalahan ada dimana? Proses lelangnya apakah ada masalah? Karena lelang ini melalui bagian pembangunan," imbuh anggota dewan dari PKNU itu.

"Saya memang kurang memperhatikan soal asuransi kesehatan itu. Tapi, kami ini di bawah sekwan. Mau menggunakan anggaran harus melalui sekwan sebagai pengguna anggaran. Ibaratnya saya ini di bawah bapak-bapak (kepala satker), seperti staf dari bapak-bapak," ungkap Ketua Komisi C Nasution.

Kabag Pembangunan Nurkhamdani mengungkapkan bahwa proses MoU itu kaitannya dengan schedule. Karena banyak kegiatan fisik di Kota Probolinggo melalui DAK (dana alokasi khusus) harus dilelangkan.

"Tinggal dokumen lelang yang harus dipenuhi. Kalau sudah dipenuhi (dokumen) jadi saya bisa membuat schedule pelelangan," imbuh Nurkhamdani yang baru beberapa bulan menjabat sebagai kabag pembangunan.

Pernyataan tersebut akhirnya di-back up oleh Imanto, mantan Kabag Pembangunan yang kini menjadi Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH). Menurutnya, berdasarkan apa yang dituturkan oleh Hamid Rusdi, mestinya klaim tersebut ikut MoU asuransi pemenang lelang sebelumnya.

"Karena perjanjian itu masih berjalan sesuai dengan SPK (surat perintah kerja). Jadi, harus masuk MoU asuransi yang lama. Bapak bisa ke bagian keuangan (sekwan) dan menjelaskan kalau klaim itu masuk tahun 2010," jelas Imanto yang menangani proses lelang MoU tersebut.

Hamid berpendapat, pelelangan di bagian pembangunan tidak ada masalah dan proses sudah benar. Namun pernyataan dari pihak sekwan berbeda dengan bagian pembangunan. Klaim tidak bisa dicairkan karena diajukan sebelum penandatanganan MoU 30 Maret.

"Ada missed komunikasi. Kok tidak sama pernyataan dari sekwan dan pembangunan. Sekwan bilang kalau sebelum MoU tidak bisa diklaim. Tapi pembangunan bilang klaim masih bisa, ikut MoU sebelumnya. Kalau begini kan selama tiga bulan itu ada kekosongan hukum dan dewan tidak boleh sakit," cetus dia. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160646

Kepala Lapas Kota Diganti

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO
- Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) kelas II Kota Probolinggo Johan Barit diganti. Posisinya kini digantikan oleh mantan Kepala Rumah Tahanan (rutan) Solo Suhirno. Sedangkan Johan menduduki jabatan baru sebagai Kalapas Mojokerto.

Acara pisah kenal Johan dan Suhirno digelar kemarin (25/5) di ruang pertemuan lapas Kota Probolinggo. Selain Wawali Bandyk Soetrisno dan muspida, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur Sihabudin juga menghadiri kegiatan tersebut.

Pada kesempatan itu, Johan Barit dan Suhirno memperoleh kesempatan menyampaikan kesannya serta memperkenalkan diri. Johan sudah menjabat sebagai Kalapas Kota Probolinggo sejak dua tahun lalu menggantikan Nuruddin Musa.

Johan sudah melaksanakan sertijab di Lapas Mojokerto pada 19 Mei lalu. "Saya akan melanjutkan amanah ke etape selanjutnya. Selamat datang untuk Pak Suhirno. Semoga bisa mempertahankan apa yang telah ada dan dapat melaksanakan yang lebih baik," ujar Johan yang bakal berangkat ke Mojokerto, siang ini.

Sementara itu, Suhirno yang didampingi istrinya mengaku masih buta daerah Kota Probolinggo dan menyampaikan kulonuwun kepada Wawali Bandyk telah memasuki kota. Ia berharap bisa melanjutkan program yang sudah ada selama kepemimpinan Johan Barit.

"Sebelumnya, saya sudah pernah menggantikan Johan Barit di Sumatera. Berarti sudah dua kali ini saya menggantikan beliau. Mudah-mudahan ada hikmah tersendiri," ungkap pria asal Tulungagung yang punya istri berprofesi di bidang hukum pula.

Kakanwil Suhabudin menegaskan bahwa pergantian ini merupakan konsekuensi organisasi baik itu mutasi sebagai promosi atau penyegaran. Ia menyebut, kalau bus, Johan Barit pindahnya masih AKDP (antar kota dalam provinsi) sedangkan Suhirno AKAP (antar kota antar provinsi).

"Pak Johan ini penyegaran. Kalau Pak Hirno promosi, dari kepala rutan sekarang menjadi kepala lapas. Tugas Pak Johan yang baru di Mojokerto untuk melengkapi nilainya. Mudah-mudahan tidak lama di Mojokerto. Poin Pak Johan di pusat sudah tinggi. Lapas berhasil disulap menjadi sesuatu yang indah," jelasnya.

Keberhasilan Johan Barit di lapas Kota Probolinggo dalam model dapur dan keamanannya bakal menjadi referensi. Beberapa UPT (unit pelaksana teknis) Kementerian Hukum dan HAM sudah mendapatkan sertifikat ISO. Tahun 2012 mendatang lapas di kota ini bakal diajukan untuk mendapat ISO.

"Pelayanan publik sedang disosialisasikan. Ada undang-undang KIP (keterbukaan informasi publik) juga. Jadi, kalau nanti ditanya wartawan, harus diberi tahu. Kalau tidak malah kena sanksi. Saya berharap di Kota Probolinggo tidak ada gap antara lapas dan pemda," terang Sihabudin. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160645

Pemkab Rencana Renovasi Stadion

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Telan Rp 39,6 M, Ajukan Dana Sharing

KRAKSAAN - Pemkab Probolinggo berkomitmen untuk memajukan dunia olahraga, terutama untuk cabang sepak bola. Itu terlihat dari rencana renovasi stadion Gelora Merdeka Kraksaan yang bakal menelan anggaran sampai Rp 39,6 M.

Rencananya, dana tersebut tidak hanya mengandalkan APBD kabupaten. Tetapi juga menggadang-gadang sharing dengan pemerintah pusat. "Saat ini masih kami kaji di internal. Nanti akan diajukan ke pemerintah pusat. Karena anggarannya cukup besar jadi harus sharing," kata Burhanudin, kepala Kanpora yang juga menjadi ketua komite renovasi stadion tersebut.

Menurut Burhanudin, renovasi stadion Merdeka agendanya mendesak. Sebab saat ini kondisi stadion cukup memprihatinkan. "Sudah saatnya stadion Merdeka itu direnovasi dan dilengkapi fasilitasnya," katanya saat ditemui di kantornya kemarin.

Nah, momen renovasi stadion saat ini dirasa yang paling tepat. Sebab lokasi stadion sendiri berada di Kecamatan Kraksaan yang kebetulan tahun ini sudah ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Probolinggo. "Jadi momenya tepat karena Ibukota Kabupaten itu harus terus membangun," kata Burhanudin.

Di sisi lain, jajaran kepengurusan baru pengcab PSSI Kabupaten yang baru terbentuk beberapa bulan lalu saat ini sedang semangat-semangatnya mengangkat performa Persikapro. Sementara faktor sarana dan prasarana sendiri cukup penting untuk menunjang performa tim.

Karena beberapa pertimbangan itulah, pemkab berencana melakukan renovasi besar-besaran pada stadion Merdeka Kraksaan tahun ini. Saat ini rencana itu masih digodok di jajaran eksekutif. Rencananya rancangan pemkab itu akan diajukan ke pemerintah pusat untuk sharing.

Belum diketahui kapan rencana pembangunan itu bakal rampung. "Semuanya masih tergantung dari anggaran yang keluar nanti. Bila anggarannya tidak mencukupi, nantinya proses pembangunannya bakal dilaksanakan secara bertahap," ulas Burhanudin.

Dari rencana yang digodok, renovasi stadion diperkirakan menelan dana sampai Rp 39,6 M. Yang memakan anggaran paling besar adalah untuk pengerjaan tribun stadion barat. Anggarannya mencapai Rp 22,1 M. "Rencana jangka panjang nanti dibuat tribun memutar, tetapi sementara ini fokus merenovasi tribun bagian barat," jelas Chalid Garomah, salah satu Kasi di Kanpora.

Pengerjaan drainase atau sistem pengaturan sirkulasi air di dalam stadion berada di ranking kedua anggaran terbesar. Total untuk pembangunan drainase ini pemkab menganggarkan Rp 14,5 M. Selanjutnya ada proyek pengerjaan renovasi lapangan stadion yang anggarannya menelan sampai Rp 2,5 M.

Rencana renovasi tidak hanya di bagian dalam dalam stadion. Tapi juga di sisi luar stadion. Pemkab telah merencanakan pembangunan jalan masuk dan tempat parkir yang dianggarkan Rp 448 juta.

Tentu saja rencana pembangunan ini disambut cukup baik oleh jajaran kepengurusan Persikapro. "Rencana pembangunan itu membuat spirit tim bakal berlipat untuk memberikan yang terbaik," kata Nur Ali Husin, sekretaris pengcab PSSI Kabupaten Probolinggo.

Namun sayang, hasil pembangunan itu belum bisa dinikmati dalam waktu dekat. Padahal Persikapro akhir Mei ini sudah harus berlaga pada babak play off divisi II Nasional. Kebetulan Persikapro dipercaya menjadi tuan rumah.

Tentu saja dipilihnya Persikapro sebagai tuan rumah itu ada banyak manfaatnya. Tetapi di sisi lain, Persikapro juga dituntut kesiapannya. Salah satunya adalah menyiapkan kelengkapan stadion untuk pertandingan.

Yang jadi kekurangan saat ini adalah stadion Merdeka Kraksaan tidak dilengkapi ruang ganti pemain. Padahal untuk pertandingan resmi PSSI, ruang itu harus ada.

Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini jajaran manajemen telah berpikir untuk mengakalinya. Salah satu opsi adalah dengan mendirikan tenda dalam stadion untuk ruang ganti pemain. "Itu mungkin salah satu opsinya. Tetapi kami terus cari solusi lain," beber Nur Ali. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160644

Kelompok Tani Sumber Waru, Pemenang Festival Bawang Merah

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Tidak Tampilkan Produksi Terbaik, tapi Jadi yang Terbaik

Minggu (23/5) lalu menjadi hari membanggakan bagi kelompok tani Sumber Waru, Dringu. Hari itu mereka berhasil menjadi pemenang dalam festival bawang merah yang kali pertama digelar Pemkab Probolinggo di Pantai Bentar.

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

Senyum mengembang masih terlihat di wajah beberapa pengurus kelompok tani Sumber Waru saat ditemui Radar Bromo di kantor mereka di dusun Cabean, Desa Pabean Dringu Senin (24/5) lalu. Festival Bawang Merah dan Kentang 2010 yang digelar perdana oleh pemkab sehari sebelumnya di Pantai Bentar masih menjadi topik bahasan menarik bagi mereka.

Tarsan, ketua kelompok tani Sumber Waru mengaku sebelumnya tak sampai punya firasat bawang merah varietas biru lancor yang dikembangkan kelompoknya bakal jadi pemenang festival. "Tentunya kami sangat bangga karena festival itu adalah penyelenggaraan pertama kalinya di Kabupaten Problinggo," katanya.

Dalam festival itu, kelompok tani Sumber Waru menampilkan hasil tani bawang merah varietas lokal Kabupaten Probolinggo yang sudah diakui kementerian. "Varietas ini (biru lancor) adalah kebanggaan petani Probolinggo," jelas Tarsan.

Varietas biru lancor ini menurut Tarsan memiliki beberapa kelebihan daripada varietas lainnya. Diantaranya adalah lebih tahan pada hama penyakit. Selain itu varietas biru lancor aroma dan rasanya juga lebih menyengat atau lebih pedas dibanding varietas lainnya.

Tarsan lalu menjabarkan arti nama varietas biru lancor. Menurutnya nama biru lancor mempunyai makna filosofis yang cukup dalam bagi para petani. Kata "biru" memang penanda warna. "Cuma orang Probolinggo ini kan seperti orang Madura. Warna hijau disebut biru," ujar Tarsan sembari tersenyum.

Jadi, kata "biru" itu sebenarnya berarti hijau. Sedangkan kata "lancor" sendiri berarti panjang dan tidak melengkung. Jadi, biru lancor menggambarkan daun varietas ini berwarna hijau dan berbentuk panjang, tidak melengkung, atau mengacung ke atas.

Diceritakan Tarsan, bawang merah varietas biru lancor yang diturut sertakannnya dalam festival kemarin bukanlah hasil terbaiknya selama ini. Ia pun sebenarnya tidak punya persiapan untuk mengikuti lomba tersebut.

Di musim hujan seperti sekarang, hasil tani untuk bawang merah kurang bagus. Sebab, tanah terlalu banyak kadar airnya. Kualitas bawang merah jauh lebih meningkat bila ditanam pada musim kemarau. Sebab, tanah tidak terlalu banyak mengandung air. "Sebenarnya festival tersebut diselenggarakan pada waktu yang kurang tepat. Karena saat ini musim hujan belum habis. Coba waktu penyelenggaraan itu adalah musim kemarau, hasilnya tentu akan bagus-bagus," jlentreh Tarsan.

Selain secara fisik hasilnya lebih optimal, secara kuantitas hasil panen bawang merah akan lebih maksimal bila dilakukan pada musim kemarau. Di musim hujan para petani biasanya hanya mampu memanen 8-10 ton per hektare. Tetapi kalau musim kemarau, para petani bisa mendapatkan panen sampai 12-15 ton per hektare.

Tahun ini sendiri merupakan salah satu tahun yang cukup buruk bagi para petani bawang merah. Sebab frekuensi hujan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya memasuki Mei ini frekuensi hujan sudah berkurang.

Tetapi tahun ini justru masih besar-besarnya. Sampai beberapa minggu lalu banjir juga sempat melanda areal sawah para petani bawang. Tentu saja banjir itu merusak hasil panen yang telah dirintis para petani.

Kerugian yang dialami para petani bawang merah pun cukup banyak pula. Tarsan sendiri misalnya mengaku dari biaya produksi Rp 50 juta, hanya kembali Rp 4,5 juta saja. "Namanya musibah, kalau terendam banjir ya bayak yang rusah. Petani lainnya juga sama kok," katanya.

Karena itu Tarsan menjelaskan, para petani juga menjadi korban pemanasan global. "Kami berharap semua orang semakin sadar untuk menjaga lingkungan. Karena dampaknya akan luar biasa," ulas Tarsan.

Nah, dalam festival di Pantai Bentar itu, bawang merah yang ditampilkan Tarsan dan kelompoknya bukanlah hasil terbaik. Walau begitu, tetap saja kualitasnya terjaga. Juri pun cukup terpukau dengan hasil tanam petani Sumber Waru.

Bandot Prawoto, kasi budidaya dari dinas pertanian yang kebetulan pada festival bawang merah itu menjadi juri mengaku hasil produksi petani Sumber Waru layak diberi nilai yang terbaik dari 11 peserta lainnya.

Bandot sedikit menjelaskan mekanisme penilaian festival bawang merah tersebut. Menurutnya, juri melihat beberapa hal dalam melakukan penilaian. Diantaranya melihat varietas bawang tersebut.

Selanjutnya dinilai kesehatannya. Apakah telah terserang hama penyakit atau tidak. Hal ini bisa dilihat secara kasat mata. Selanjutnya, aroma juga cukup mempengaruhi penilaian.

Semakin menyengat dan pedas aroma bawang tersebut, maka semakin tinggi pula penilaian para juri. "Makanya sempat muncul guyonan di antara para juri saat itu. Kalau pesertanya semakin banyak, maka semakin sering jurinya menangis," kata Bandot sambil tersenyum.

Secara keseluruhan, jajaran kelompok tani Sumber Waru sangat menyambut baik hasil festival bawang tersebut. Mereka berharap pada tahun-tahun mendatang festival serupa juga rutin diadakan. "Petani merasa dihargai dengan adanya event-event tersebut," cetus Sayumat, sekretaris kelompok tani Sumber Waru.

Bahkan mereka berharap kelak tidak hanya festival bawang merah dan kentang saja yang intens diselenggarakan. Tetapi juga beberapa jenis tanaman yang lain. "Karena kebanyakan kelompok tani tidak hanya mengandalkan satu tanaman," beber Sayumat. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160643

Iin Didiagnosa Kena Kanker Lidah

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Segera dirujuk ke Malang
PROBOLINGGO - Nur Indah Lia atau Iin, 30, akhirnya mengetahui penyakit yang menyerang mulutnya. RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo mendiagnosa wanita asal Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan itu menderita kanker lidah. Selanjutnya, RSUD berencana merujuk Iin ke RS Syaiful Anwar (RSSA) Malang.

Setelah dirujuk ke RSUD Dr Moh. Saleh pada Senin (24/5) lalu, perhatian kepada Iin belum terputus. Kemarin (25/5) Wawali Bandyk Soetrisno datang menjenguk Iin di ruang bougenvile. Saat itu Bandyk didampingi Asisten Perekonomian Matalil dan Kabag Hukum Agus Hartadi.

Saat dikunjungi Wawali, Iin sedang menangis. Ia menahan rasa sakit yang dialaminya. Iin mengalami sesak napas. "Tidak bisa bernafas. Sesak katanya. Hari ini (kemarin) belum ada pengobatan," tutur Rifa, kakak ipar Iin, warga Jl Wilis, Kelurahan Ketapang itu.

"Apa ini tindakan selanjutnya? Kalau memang mau dikirim ke Malang, segera lakukan. Nanti biayanya biar menjadi tanggungjawab pemkot," ungkap Bandyk kepada Direktur RSUD, dr Budi Purwohadi.

Dokter Budi kemudian menjelaskan, rencananya hari ini Iin akan dirujuk ke RSSA Malang. Diagnosa dokter menyebutkan kalau ada keganasan kanker di mulutnya. "Di sini masih perbaikan kondisi umum sampai membaik, lalu dibawa ke Malang," ujar dr Budi kepada Wawali.

"Berangkatkan saja secepatnya agar segera ada penanganan. Tidak usah menunggu lama-lama. Nanti urusan biaya dari pemkot. Keluarga tidak usah mengeluarkan biaya apapun," tutur Bandyk yang mengaku tidak tega melihat Iin terbaring seperti itu.

Wawali juga meminta Iin agar tidak menangis karena pemerintah akan berupaya untuk melakukan pelayanan kesehatan. Dijumpai setelah keluar ruangan rawat inap Iin, wawali menyampaikan kalau Iin adalah warga miskin yang tidak masuk dalam jamkesmas dan jamkesda, dengan kata lain gakin non kuota.

"Setelah melihat kondisinya ternyata memang harus segera dibantu. Soal pembiayaan nanti urusannya pemkot, kami ada anggaran untuk itu. RSUD di Malang nanti akan mengirim klaim ke pemkot melalui RSUD," tegasnya.

Seperti diketahui, istri dari Mawardi itu sakit sejak Februari 2009 silam. Dokter hanya bilang kalau wanita berusia 30 tahun itu hanya mengalami sariawan. Ada pula yang bilang kena amandel. Setelah satu setengah tahun berjalan, sakit itu tak kunjung sembuh, malah makin parah.

Iin tidak bisa bicara. Ia mengalami kendala karena tidak bisa mengonsumsi makanan hingga tubuhnya semakin kurus. Upaya berobat tidak bisa dilakukan karena keterbatasan kondisi ekonomi keluarga. Setiap sekali berobat 7 orang saudaranya harus rela urunan.

Setelah diberitakan Radar Bromo, barulah ada perhatian dari berbagai pihak. Baik dari ketua dewan, Gapensi dan pemkot setempat. Senin (24/5) Iin dibawa ke puskesmas Ketapang. Selanjutnya, hari itu juga Iin langsung dirujuk ke RSUD.

Saat ditanya soal penyakit Iin, dr Budi mengatakan kalau pemeriksaan sudah dilakukan kepada pasien. Hemoglobinnya lumayan sekitar 12,8. Dokter Budi menilai lidah yang makin mengecil itu diakibatkan luka di lidah yang tak kunjung sembuh.

"Lidahnya itu gruwung. Ada kelenjar yang sudah menyebar sampai ke lehernya. Di bawah dagu ada benjolan. Kami mencurigai adanya keganasan, kanker lidah. Kanker itu bisa diagnosa menggunakan mikroskop," ungkap direktur kepada Radar Bromo.

Belum diketahui kanker yang diidap oleh Iin sudah memasuki stadium berapa. Yang jelas, kondisinya sudah menjalar sampai ke leher. Penyebab dari kanker lidah juga tidak diketahui, yang jelas bisa dari virus atau toxin yang ada di dalam tubuh manusia.

Kapan Iin akan dibawa ke Malang? "Tergantung dari pihak keluarga. Kalau kami sudah siap. Nanti disana (Malang) Iin menjalani operasi dan biopsi (pengambilan untuk pemeriksaan). Penanganan kanker bisa diatasi dengan operasi sedini mungkin, radiotherapy atau kemotherapi," terang dr Budi. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160642

Bantu Tiga Dusun Aliri Listrik

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Dinas PU Pengairan Siapkan Rp 500 Juta

KRAKSAAN - Upaya memerangi daerah yang belum teraliri listrik terus dilakukan di Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berupaya mengatasinya, pemkab setempat pun melakukannya melalui Dinas PU Pengairan.

Tahun ini Dinas PU Pengairan berencana membebaskan tiga dusun dari gelap gulita. Sebab, selama ini tiga dusun tersebut belum teraliri listrik.

Yakni, Dusun Kamangon, Desa Kalianan, Kecamatan Krucil sebanyak 150-200 KK (kepala keluarga). Lalu, Dusun Pilangkerep, Desa Sumberkare, Wonomerto sebanyak 150 KK. Terakhir, Dusun Grogohan, desa Condong, Kecamatan Gading yang terdiri dari 75 KK.

Untuk merealisasikan listrik masuk dusun itu, Dinas PU Pengairan menyiapkan anggaran lumayan besar. Yakni, sekitar Rp 500 juta. "Semuanya bersumber dari APBD 2010," kata Kepala Dinas PU Pengairan Anung Widiarto.

Namun, bantuan pemkab untuk penerangan di dusun yang belum teraliri listrik ini bersifat penunjang saja. "Kami membantu beberapa fasilitas. Seperti tiang penyangga, travo dan kabel Listrik. Namun, setelah dialiri listrik, itu bukan lagi menjadi tanggung jawab kami. Melainkan pihak PLN selaku pengembang ," ujar Anung.

Menurut Anung, program bantuan tersebut sedianya sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. "Khusus untuk tahun ini, dananya cukup sedikit. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Sementara itu program Dinas PU Pengairan untuk mengurangi daerah yang belum teraliri listrik disambut baik pimpinan DPRD setempat. Wakil Ketua Dewan Wahid Nurahman mengaku cukup mengapresiasi program tersebut.

Wahid menjelaskan, saat ini DPRD sendiri memberikan perhatian lebih pada beberapa daerah yang belum teraliri listrik. Itu ditunjukkan dengan aksi kunjungan ke daerah yang belum teraliri listrik di Desa Watupanjang, Krucil, April lalu.

Dalam kesempatan itu, Wahid menyayangkan aksi pencurian travo yang beberapa bulan terakhir marak terjadi di Kabupaten Probolinggo. "Sungguh ironis, di saat beberapa daerah lain sangat membutuhkan penerangan listrik, eh di daerah lain travonya malah dicuri," keluh Wahid. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160641

Motor Dinas Dua Desa Hilang

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Reformasi Selidiki Dua Desa Lain

KRAKSAAN - LSM Reformasi kembali membuka data tentang raibnya motor dinas. Wakil Ketua Reformasi Abdul Wahid memastikan, ada dua desa yang motor dinasnya hilang.

Yakni motor dinas BPD Tanjung, Kecamatan Pajarakan dan motor dinas Kepala Desa Kaliacar, Kecamatan Gading.

Wahid mengatakan, pihaknya sudah turun ke dua desa tersebut. "Jadi kami tahu langsung kasusnya," ujar Wahid.

Selain itu, ada dua desa lagi yang motor dinasnya dikabarkan hilang. Untuk dua desa ini, pihaknya menurut Wahid masih mengumpulkan informasi. Tujuannya, untuk memastikan status dua motor itu. Apakah benar-benar hilang atau tidak. "Tapi kalau dua desa tersebut (Desa Tanjung dan Kaliacar, Red), sudah pasti hilang," lanjutnya.

Begitu memastikan dua desa kehilangan motor dinasnya, Reformasi langsung melaporkan kasus itu pada Bagian Pengelolaan dan Pengadaan Kabupaten Probolinggo. Namun menurutnya, hingga kini belum ada respon. "Kami sudah berusaha," katanya.

Lebih jauh Wahid mengatakan, ada tiga desa lain yang mengalami kasus serupa. Namun dia belum bisa menyebut nama desa-desa tersebut. Sebab, Reformasi belum melakukan penelusuran sama sekali. Hanya Wahid menyebut, tiga desa itu terletak di kecamatan Tiris.

Namun dia berjanji, pihaknya akan segera melansir desa-desa yang menyelewengkan motor dinas. Yakni, menjual, menggadaikan atau menggelapkan. Sejauh ini, pihaknya masih mengumpulkan data secara valid. "Agar aset pemkab tetap terjaga," katanya.

Radar Bromo juga berusaha menghubungi kepala Desa Kaliacar dan ketua BPD Tanjung untuk melakukan konfirmasi atas penjelasan LSM Reformasi. Radar Bromo berusaha menghubungi melalui telepon seluler keduanya. Namun, kedua nomor sedang tidak aktif. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160640

Bahas Transmigrasi, Komisi D ke Toraja

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
KRAKSAAN - Agenda kunjungan kerja (Kunker) DPRD Kabupaten Probolinggo seolah tidak ada habisnya. Terus berlangsung dan berkesinambungan. Bahkan, semua komisi dan alat kelengkapan dewan mendapat jatah Kunker.

Lihat saja jadwal Kunker sebulan terakhir yang cukup padat ini. Pada 28-30 April tim pansus LKPJ menggelar studi banding ke Kediri, selanjutnya pada 6-9 Mei Banmus berangkat ke Malang dan Surabaya. Kemudian giliran Banggar (badan anggaran) yang mendapatkan jatah kunjungan serupa pada 17-19 Mei.

Kali ini giliran Komisi D mendapatkan jatah Kunker ke Toraja selama tiga hari. Kunker kali ini diikuti full team anggota Komisi D dan tiga pimpinan dewan. Rombongan berangkat Minggu (23/5). Rencananya, rombongan sampai di Kabupaten Probolinggo pada Rabu malam (26/5).

Rombongan berangkat dengan menggunakan bus pariwisata dari kantor DPRD setempat. "Dari Probolinggo, tujuannya ke Surabaya, terus naik pesawat terbang ke Toraja," ujar salah satu sumber di sekwan.

Sekretaris Komisi D Amin Haddar mengatakan, agenda Komisi D di Toraja bukan hanya sebatas Kunjer. Namun, menjalin kerja sama dengan pemerintahan Toraja dalam bidang transmigrasi.

Karena itu, Komisi D tidak berangkat sendirian. Melainkan ditemani eksekutif yakni Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). "Agendanya membahas perjanjian kerjasama pengiriman transmigrasi antara Kabupaten Probolinggo dengan Kabupaten Toraja Utara," kata Amin.

Toraja sengaja dipilih. Karena menurut Amin, Toraja merupakan salah satu daerah yang pas untuk tujuan transmigrasi. Daerah tersebut kata dia masih jarang penduduknya. Selain itu, Toraja Utara juga cukup subur. Sehingga, memungkinkan sekali untuk bercocok tanam bagi transmigran asal Kabupaten Probolinggo.

Meski demikian, Kunker tetap saja membutuhkan dana. Untuk agenda kerja yang satu ini, pemkab harus merogoh kocek cukup dalam. Dari data yang dihimpun Radar Bromo, untuk kunker luar daerah tersebut, setiap anggota dewan mendapat uang saku Rp 400 ribu lebih per hari. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160639

Kematian Saksi Korban Dinilai Wajar

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]
Keluarga Tak Mau Otopsi Dalam

KRAKSAAN - Arifi, guru mengaji yang tewas setelah diperiksa di Polres Probolinggo dipastikan meninggal dengan wajar. Menyusul hasil otopsi luar yang dilakukan di UGD RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada Senin (24/5).

Kapolres Probolinggo melalui Kasat Reskrim Polres Probolinggo AKP Heri Mulyanto awalnya mengatakan tidak tahu tentang sebab kematian korban. "Kalau yang itu langsung cek ke dokter," ujar Heri.

Namun Heri memastikan, kematian korban bukan disebabkan oleh pemeriksaan di Polres. Sebab menurutnya, Arifi berada dalam keadaan sehat saat diperiksa. Pintu ruangan pemeriksaan pun dibuka lebar. "Bisa dilihat dari luar ruangan," katanya.

Selain itu kata Heri, teman korban yang ikut mendampingi saat pemeriksaan bisa melihat langsung saat korban diperiksa. "Bahkan temannya itu sudah membuat surat pernyataan," lanjut Heri.

Diberitakan Radar Bromo, Senin (24/5) korban diperiksa penyidik Polres Probolinggo sebagai saksi korban dalam kasus pemotongan honor guru mengaji di Desa Sumberan, Besuk. Korban sendiri termasuk guru mengaji yang honorarnya diduga dipotong oleh Kades Sumberan, Slamet.

Awalnya, kondisi korban sehat. Namun setelah menjawab beberapa pertanyaan penyidik, tiba-tiba nafas korban tersengal-sengal. Saat itu juga penyidik langsung memanggil Dokkes Polres Probolinggo.

Setelah diperiksa, korban langsung dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Namun saat tiba di RSUD, korban dinyatakan meninggal dunia. Saat Radar Bromo datang ke RSUD, tubuh korban sudah ada di kamar jenazah.

Sementara Kepala UGD RSUD Waluyo Jati dr Asjroel mengatakan, saat itu dokter UGD sudah melakukan tindakan pertolongan. Ketika korban tiba di UGD menurut Asjroel, dilakukan resusitasi pada jantung dan paru.

Namun lanjut Asjroel, saat itu korban tidak memberikan respon sama sekali. "Jadi langsung dinyatakan meninggal," katanya.

Sayangnya, pihak RSUD tidak melakukan otopsi dalam. Sebab menurut Asjroel, keluarga korban tidak mau tubuh korban diotopsi dalam. "Kami kan ikut keluarga. Makanya tidak diotopsi," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160627

Polres Layangkan Panggilan Kedua

[ Rabu, 26 Mei 2010 ]

Sementara itu, Polres Probolinggo melayangkan surat panggilan kedua pada Kades Sumberan, Kecamatan Besuk, Slamet. Sebab, Slamet tidak memenuhi panggilan pertama yang dilayangkan padanya.

Kasatreskrim Polres Probolinggo melalui Kanit I Aiptu Listo Utomo menerangkan, Slamet dipanggil melalui surat nomor SPGL nopol: 830/V/2010/Reskrim. Surat tertanggal 19 Mei 2010 dan dikirim pada Rabu lalu.

Di surat tersebut disebutkan, Slamet harus menghadiri pemeriksaan pada Selasa (25/5), pukul 09.00 WIB. Namun hingga pukul 12.00 WIB, Slamet belum hadir memenuhi panggilan tersebut.

Listo mengatakan, sebagai penyidik dirinya telah menunggu dan menyiapkan beberapa pertanyaan. Akan tetapi lanjut Listo, Slamet tidak hadir. Meski demikian, Listo tetap menunggu kedatangan Slamet hingga pukul 12.00 WIB. "Kalau sudah begitu, kami nyatakan Slamet tidak menghadiri panggilan ini," sebutnya.

Karena itu, Listo langsung membuat surat panggilan kedua. Surat tersebut bernomor SPGL nopol: 830A/V/2010/Reskrim, tertanggal 25 Mei 2010. Pada surat itu disebutkan, Slamet harus memenuhi panggilan penyidik pada Kamis (27/5), pukul 08.30 WIB. "Surat tersebut langsung dikirim hari ini juga," katanya.

Kades Slamet sendiri dilaporkan warganya pada Polres Probolinggo, beberapa waktu lalu. Dia diduga memotong honor sejumlah guru mengaji yang ada didesanya.

Radar Bromo pun berusaha mengkonfirmasi Kades Slamet melalui telepon selulernya. Namun, tidak berhasil. Saat dihubungi, telepon seluler diangkat seseorang yang mengaku keponakan Kades Slamet. "Maaf, saya keponakannya. Biar nanti saya sampaikan pada paman saya (Slamet)," jawabnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160626

Alap-Alap Curwan Antar Kota Diberondong Peluru

25 Mei 2010, 18:46:10| Laporan Sentral FM Lumajang

suarasurabaya.net| Jajaran Satuan Reskrim Polres Lumajang, Selasa (26/05) dinihari membekuk empat pelaku pencurian hewan (curwan) sapi. Para pencuri bersenjata tajam itu menyatroni kandang sapi di rumah ISMAIL (49) warga Dusun Rekesan, Desa/Kecamatan Sumbersuko.

Di sana, pelaku menggondol seekor sapi lalu membawa kabur dengan mobil Suzuki APV sewaan warna silver dari sebuah rental bernomor polisi asli N-1343-CK yang dipalsukan menjadi B-2151-LJ.

Namun aksi mereka terbongkar berkat kecurigaan warga. Polisi pun melakukan pengejaran dari kawasan Kota Lumajang sampai ke wilayah Kabupaten Malang, melalui jalur Selatan.

Dalam aksi pengejaran ini, aparat tim Selatan Satuan Reskrim Polres Lumajang dengan gabungan tim lainnya melumpuhkan tiga dari empat pelaku pencurian hewan itu. Kempat pelaku, diidentifikasi bernama SAHAR (32), warga Desa Sumber Wetan, Kecamatan Kademangan, Probolinggo, UMAR (28), warga Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran, Probolinggo, SAKUR (27), warga Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran, Probolinggo dan YUSUF (30), asal Kelurahan Poh Sangit Kidul, Kecamatan Kademangan, Probolinggo.

“Tiga pelaku yang tertangkap, masing-masing SAHAR, selaku otak komplotannya, SAKUR dan UMAR. Sedangkan, YUSUF yang kami yakini tertembak di bagian rahang saat dilakukan penghadangan, kabur ke masuk hutan di kawasan Pronojiwo,” demikian kata AKBP DEDY PRASETYO Kapolres Lumajang kepada DIDI reporter Sentral FM Lumajang ditemui di kantornya.

Kini ketiganya masih menjalani perawatan medis untuk menyembuhkan luka tembak di bagian betisnya. Sedangkan, dari penyidikan sementara, kelompok SAHAR cs ini teridentifikasi telah melakoni serangkaian aksi curwan di wilayah Lumajang, Probolinggo dan Jember. Mereka juga termasuk DPO lama kami,” pungkas Kapolres. (her/edy)

Teks Foto :
1. SAHAR, UMAR dan SAKUR di RS Bhayangkara Lumajang.
2. Mobil yang di beberapa bagian bodinya berbekas tembakan petugas dalam upaya pengejaran yang dilakukan.
Foto: Sentral FM

Sumber: http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=9cac7dac687d4f52f04777db9e949e91201077058