Jumat, 30 April 2010

Satu Tersangka Perdin Ditahan

[ Jum'at, 30 April 2010 ]
Pimpinan CV Indonesia Makmur

PROBOLINGGO - Ini untuk kali pertama terjadi dalam penanganan kasus dugaan korupsi dana perjalanan dinas DPRD Kota Probolinggo 2007, ada tersangka yang ditahan. Langkah penahanan kemarin (29/4) dilakukan Kejari Kota Probolinggo terhadap rekanan yang jadi tersangka. Yakni Nanang Koentjahjono dari CV Indonesia Makmur.

Kasus perdin ini setidaknya sudah menjadikan dua orang sebagai terdakwa. Miendwiati, direktur Gilang Wisata Perkasa, yang jadi rekanan perdin bermasalah itu sudah dijatuhi vonis PN kota. Kini, Miendwiati masih melakukan upaya hukum, kasasi.

Sejak jadi tersangka hingga kini, Miendwiati tidak ditahan.

Berikutnya kejari melanjutkan kasus perdin dengan menetapkan Sekretaris DPRD Abdul Hadi Sawie sebagai tersangka. Dan kini berlanjut jadi terdakwa. Tapi, sampai saat ini Abdul Hadi Sawie juga tidak ditahan.

Selain Sawie, kejari pun telah menetapkan Indah Wilujeng dan Nanang Koentjahjo sebagai tersangka. Dua-duanya adalah pimpinan CV Indonesia Makmur yang juga jadi rekanan perdin DPRD 2007. Nah, nasib Nanang Koentjahjo rada lain.

Kemarin Nanang diperiksa selama hampir enam jam lamanya di kejari. Lelaki ini dijerat dengan pasal 2 ayat 1 jo pasal 3 UU nomor 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi, ancaman hukuman minimal 4 tahun maksimal 20 tahun. Ia disangka melakukan korupsi dana perdin senilai lebih dari Rp 80 juta.

Kasi Pidsus Kejari Kota Probolinggo Soegeng Prakoso menjelaskan, tersangka Nanang diperiksa mulai pukul 11.30 sampai pukul 17.00, kemarin (29/4). Tersangka didampingi tiga penasehat hukumnya, yakni Gaspar, Rudi dan Ngurah dari Mitra Justicia Law Firm Malang.

"Tersangka kami tahan karena memberikan keterangan yang berbeda dari fakta yang telah diungkap oleh penyidik. Tersangka tidak mengakui telah memark up anggaran tetapi berdalih sebagai laba atas usahanya. Tersangka juga tidak mengembalikan kerugian negara (temuan jaksa penyidik) senilai Rp 80 juta lebih dari biaya hotel (dewan dan satker)," jelas Soegeng saat dikonfirmasi, kemarin petang.

Sekira pukul 11.00 sampai pukul 14.30 tersangka diperiksa oleh tiga penyidik Pujiati, Alfi Zhuhroh dan Surya Yunita. Pukul 13.30 sampai pukul 17.30 dilanjutkan penyidik Soegeng Prakoso dan Makhmud.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka juga mengaku telah membuat stempel sendiri. Salah satu alasan penahanan dilakukan, karena tersangka selalu menunda pemeriksaan oleh kejaksaan. Kerap diminta datang dengan pengacara, tetapi datang sendiri. Dipanggil lagi, yang datang hanya pengacaranya sambil membawa surat dokter yang menyatakan sakit.

Menurut Soegeng, selama proses pemeriksaan, tersangka Nanang terlihat tenang. Saat diberitahu kalau dirinya ditahan, tersangka pun tidak protes dan pasrah. Sekira pukul 17.45 tersangka Nanang dijebloskan ke lembaga pemasyarakatan (lapas) kota oleh penyidik.

"Tahapannya masih penyidikan, belum dilimpahkan ke penuntutan. Jika masih dibutuhkan akan kami panggil untuk dilakukan pemeriksaan. Masa penahanan selama 20 hari dan bisa diperpanjang," kata Kasi Pidsus.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, CV Indonesia Makmur (IM) menjadi pelaksana perdin komisi III DPRD pada 2007 ke Jakarta dan Depok. Waktu itu CV IM masih dikelola pasangan suami istri Indah Wilujeng dan Nanang Koentjahjono. Indah sebagai direkturnya. Nanang mencari proyek laiknya marketing.

Dana perdin teralokasikan Rp 90 juta dari Sekretariat DPRD. Anggaran yang dibayar oleh eksekutif yang ikut Rp 84 juta. Setiap peserta dikenakan Rp 6 juta per orang. Ada 12 peserta dari anggota DPRD yang ikut berangkat. Ialah As'ad Anshari, Pujianto, Nasution, Hamzah Fansuri, Salahudin, Suhak Umar Tajudin, Hardjiwanto, Totok Sugiarto, Ghoisus Salim, Suwarsono, Balok Sugiarto dan Buntari.

Jadwal perdin 4-8 November 2007. Menuju ke Jakarta Pusat naik KA Agro Anggrek dari stasiun Probolinggo. Kembali ke Probolinggo naik pesawat Mandala Airlines. Selama perdin peserta menginap di hotel La Grandeur, Mangga Dua, Jakarta.

Harga riil sewa per kamar di La Grandeur Rp 475 ribu, IM hanya menyewa 15 kamar selama tiga malam tertanggal 4-7 November 2007. Rekanan mempertanggungjawabkan harga sewa per kamar Rp 700 ribu. Menyewa 29 kamar selama lima malam, pada tanggal 4-8 November 2007

Kasi Pidsus pernah membeberkan kejanggalan lain ada pada stempel yang berbeda antara milik hotel dan yang dipakai oleh rekanan. Stempel asli dari hotel ukurannya lebih kecil dan terdapat dua warna.

Sementara stempel yang dipalsukan ukurannya lebih besar, font berbeda dan hanya satu warna. Lagi pula, bukti pembayaran dari hotel bersifat kolektif bukan satu-satu seperti yang dibikin oleh tersangka. Tersangka mark up anggaran sebesar Rp 80 juta dari sewa hotel dan memalsukan SPJ (surat pertanggungjawaban).

Fakta itu semakin diperkuat hasil penyidikan Kasi Pidsus Kejari ketika mendatangi hotel La Grandeur di Mangga Dua, Jakarta Pusat tahun 2009 lalu. Hasilnya, performa invoice milik hotel itu dipalsukan oleh pihak travel. Ditambah lagi, ketika di kroscek ke tersangka Nanang mengakui telah memalsukannya.

"Kami memang sudah ke hotel di Jakarta Pusat. Selain pemalsuan pertanggungjawaban, mereka (Indonesia Makmur) juga melebihkan biaya dan jumlah sewa kamar. Jumlahnya sangat signifikan dan jelas diakui oleh saksi waktu saya periksa," tutur Kasi Pidsus Soegeng waktu itu.

Lalu bagaimana dengan tersangka Indah Wilujeng, direktur CV IM? Sampai saat ini statusnya tetap masih sebagai tersangka. Namun, Indah tidak ditahan. "Tersangka (Indah) masih ada iktikad baik selama pemeriksaan. Sementara itu..." tegas Soegeng. (fa/yud)

sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=155759

Oknum Polisi di Probolinggo Bawa Kabur Siswi SMP

Jumat, 30/04/2010 13:05 WIB

Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Anggota Polsek Kademangan, Briptu SG, dilaporkan Suyadi, orangtua seorang siswi Kelas III SMPN I Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Briptu SG diduga membawa kabur Melati-bukan nama sebenarnya. Melati dibawa kabur saat sedang berada di sekolah.

"Anak saya dibawa kabur oleh dia (SG, red). Katanya dia itu polisi bernama SG anggota Polsek Kademangan, Kota Probolinggo," kata Sayudi, saat ditemui detiksurabaya.com usai melaporkan kejadian itu di Mapolresta Probolinggo, Jumat (30/4/2010).

Melati dibawa kabur oleh SG pada Senin (26/4/2010). Sayudi mengaku cemas ketika tahu anak gadisnya. Seluruh anggota keluarga kebingungan. Bahkan, sampai mencarinya kemana-mana. "Kita sudah mencarinya kemana-mana. Namun tidak juga ditemukan," tuturnya.

Keberadaan Melati baru diketahui sore harinya pada pukul 16.30 WIB di rumah SG di Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedupok, Kota Probolinggo. "Anak saya diketahui berada di rumah Briptu SG. Kita dapat informasi dari tetangga yang melihat anak saya dibawa SG," ungkap Sayudi yang sehari-hari berdagang kasur ini.

Briptu SG Sempat Melamar Melati, Namun Ditolak

Briptu SG membawa kabur Melati (16), disinyalir berlatar belakang asmara. SG sempat melamar Bunga ke rumahnya, namun ditolak oleh orangtuanya. "Dia memang sempat melamar anak saya untuk dijadikan istri, namun saya tolak," ujar Sayudi.

Penolakan itu karena anaknya masih sekolah. Selain itu, karena pelaku katanya sudah mempunyai istri dan anak. "Ya jelas saya tolak. Karena anak saya masih sekolah," jelasnya.

Mungkin karena cintanya kandas, SG lalu nekat membawa kabur anaknya dari sekolahnya. Tidak terima anaknya dibawa kabur, Sayudi melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Probolinggo.

Sementara Kapolresta Probolinggo, AKBP Wijayanto saat dikonfirmasi tidak banyak memberikan komentar. "Saya belum tahu. Nanti saya cross check dulu ke anggota," tandasnya. (wln/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/04/30/130501/1348508/475/oknum-polisi-di-probolinggo-bawa-kabur-siswi-smp

Fasilitas TPI Segera Diperbaiki - Tahun Ini Anggarkan Rp 164 Juta

[ Jum'at, 30 April 2010 ]

PAITON - Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Probolinggo merespon cepat keluhan pengguna TPI Paiton. Kemarin (29/4), DPK langsung meninjau lokasi tersebut.

Kepala DPK Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengakui, kondisi TPI yang berada di Desa Sumberanyar, Paiton tersebut memang perlu direnovasi. Sebab, banyak fasilitas yang tidak layak lagi digunakan.

Karena itu, DPK berecana melakukan beberapa perbaikan di TPI. Diperkirakan, perbaikan itu akan dimulai pada triwulan ketiga 2010. "Tapi perbaikannya bertahap," ujarnya.

Rencananya menurut Dedy, besarnya dana Rp 164 juta. Dana itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) 2010 Kabupaten Probolinggo.

Namun kata dia, dana tersebut hanya digunakan untuk perbaikan rabatan beton (lantai pelabuhan), rehab saluran dan pembangunan lanjutan breakwater sisi kiri. Breakwater tersebut mengarah ke Utara.

Dedy menilai, perbaikan rabatan dan rehab saluran adalah persoalan paling urgen yang harus ditangani. Dengan mendahulukan pembangunan itu lanjut Dedy, akan muncul kenyamanan pengguna TPI.

Perbaikan saluran misalnya, bisa mengatasi saluran air yang tersumbat. Jika saluran diperbaikinya, maka pengguna TPI bisa bertransaksi dengan nyaman. "Kalau salurannya tersumbat, pengguna merasa tidak nyaman. Baunya amis," lanjutnya.

Sedangkan rabatan dibangun agar tidak ada genangan air. Sebab dari genangan itulah, muncul bau amis yang mengganggu pengguna.

Dedy menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah lama merencanakan perbaikan itu. Bahkan, juga ada rencana untuk menambah fasilitas TPI.

Namun, penambahan fasilitas diusulkan pada tahun anggaran 2011. Meliputi, pembangunan dermaga, breakwater sebelah kanan, lokasi transaksi dan slipway. "Sedang diupayakan. Itu untuk tahun anggaran 2011," imbuh Dedy.

Meski demikian menurut Dedy, bukan berarti pembangunan itu bisa direalisasi pada 2011. Dedy mengatakan, bisa jadi realisasi pembangunan tersebut berlangsung multiyears (bertahun-tahun).

Sebab, sumber dana yang digunakan merupakan dana sharing. Yakni, melibatkan Pemkab Probolinggo, Propinsi Jawa Timur dan pusat. "Jadi pematangannya harus match dulu," katanya.

Seperti diberitakan Radar Bromo, pengguna TPI Paiton mengeluhkan minimnya fasilitas TPI. Pengguna juga mengeluhkan tidak terawatnya fasilitas. Seperti saluran pembuangan yang tersumbat. Akibatnya, bau amis sangat menyengat.

Padahal menurut pengguna, TPI Paiton termasuk TPI yang ramai. Kegiatan di tempat itu cukup padat dan vital. Terutama saat sedang musim ikan atau saat nelayan melakukan tangkapan besar.

Sementara itu Koordinator TPI Paiton Muji Suwito mengatakan, TPI Paiton termasuk kategori vital. Sebab, banyak nelayan yang melakukan transaksi di TPI tersebut. Tidak hanya dari kabupaten Probolinggo. Tapi juga nelayan dari luar kota. "Nelayan juga datang dari Situbondo dan Madura," ujar Muji.

Selain nelayan, pengguna lain adalah pembeli ikan. Pembeli tersebut menurut Muji berasal dari luar kota. Seperti Lumajang, Tuban, Lamongan, Banyuwangi dan Bali. "Perbaikan fasilitas cukup dibutuhkan," lanjutnya.(eem/hn)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=155755

Pemkot Tak Mau Gegabah - Terkait Fatwa Haram Membangun Kuburan

[ Jum'at, 30 April 2010 ]

PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo tidak mau gegabah menindaklanjuti hasil ijtima (pertemuan) Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo. Dalam ijtima itu disebutkan membangun kuburan (kijing) itu haram. Nah, yang disebut harus mengatasi bangunan di atas kuburan itu adalah pemerintah.

Sabtu (24/4) lalu komisi fatwa MUI menggelar ijtima yang diikuti pengurus MUI dan pengasuh pondok pesantren di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Dalam forum itu, ada tiga masalah yang dibahas. Di antaranya hukum hadiah dalam fun bike dan hukum membangun kuburan.

Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Probolinggo Kiai Abdul Wahid menjelaskan, selain hadiah fun bike yang diharamkan, membangun kuburan (kijing) terlebih di area kuburan umum juga haram.

Membangun kuburan atau mengkijing diharamkan kecuali kuburan para Nabi, syuhada dan orang-orang saleh. "Orang saleh itu adalah yang yang nampak kesalehannya. Juga mumpuni ilmu agamanya, bukan ilmu hitamnya," ujar Kiai Abdul Wahid.

Hal itu berdasarkan hadist riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim, dalam kitab Ibaratul Ahkam halaman 251. Bahwa Rasulullah melarang membangun di atas kuburan umum. Baik berupa atap maupun bangunan berupa cor-coran,. Dan, Rasulullah melarang untuk duduk di atas kubur.

Kuburan yang terlanjur dibangun pun wajib dibongkar. "Kalau tidak, tetap haram dan dosanya ditanggung oleh para ahli warisnya," katanya. Menurutnya, hal itu tertuang dalam kitab Albajuri 1, halaman 257.

Ulama sepakat bahwa membangun di atas tanah kuburan umum adalah haram. Dan, wajib bagi penguasa membongkarnya. Terkecuali, kuburan tersebut bagi para Nabi, para syuhada, dan orang-orang saleh. Maka, diperbolehkan membangun kuburan tersebut.

Yang bertanggung jawab untuk mengatasi bangunan di atas kuburan adalah pemerintah setempat. Bagaimana pemerintah bertindak melalui tindakan persuasif supaya tidak menimbulkan gejolak sosial.

Menurut Kiai Abdul Wahid, itu didasarkan pada hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Buchori: Barang siapa melihat kemungkaran, maka wajib memberantas dengan kekuasaannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Akan tetapi, hal itu paling rendahnya iman.

"Jadi, kalau pemerintah tidak bertindak, maka mereka berdosa. Karena setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Insyallah seminggu lagi akan kami kirim (hasil ijtima) ke pemerintah (wali kota). Juga kepada MUI Provinsi Jatim sebagai laporan," terang dia.

Lantas bagaimana sikap pemerintah kota? "Saya akan memanggil MUI, mengundang organisasi Islam untuk mengambil langkah bersama. Saya tidak bisa semena-mena dan gegabah dalam memutuskan. Karena hal seperti ini (membangun kuburan) tidak hanya di Kota Probolinggo saja, bahkan di seluruh Indonesia," jawab Buchori.

Lain halnya jika fatwa itu dikeluarkan oleh MUI pusat dan disampaikan ke MUI di daerah-daerah untuk ditindaklanjuti. Jangankan masyarakat, makam kedua orangtua wali kota di Mangunharjo juga dibuatkan kijing.

"Semua orang juga kebanyakan begitu (kijing) bahkan sampai dipagari keliling, tapi makam orang tua saya tidak pakai pagar. Karena kalau hanya memakai patokan (nisan) saja khawatir hilang dan ditempati oleh orang lain. Kenapa saya membuat kijing, supaya ada identitasnya," tuturnya.

Buchori menambahkan, selama membangun kuburan itu di tanah wakaf atau tanah sendiri diperbolehkan. Tetapi jika membangun kuburan di pemakaman umum itu yang tidak diperbolehkan karena tanah tersebut bakal dipakai selamanya oleh masyarakat.

"Saya tidak akan melangkah dulu. Nanti saya kumpulkan semua (MUI dan organisasi Islam)," kata Wali Kota. (fa/nyo)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=155746

Diancam Celurit, Mega Pro Amblas

[ Jum'at, 30 April 2010 ]

LECES- Saiful Anggara, 18, warga Wonorejo Indah, Kelurahan Arjowilangun, Kecamatan Kedung Jajang, Kota Malang, Rabu (28/4) malam lalu bernasib sial. Ia menjadi korban perampasan kendaraan bermotor di Jalan Raya Leces, Kabupaten Probolinggo.

Motor Honda Mega Pro nopol N 4656 RJ warna hitam miliknya raib dibawa enam orang yang menghadangnya di sekitar SMAN 1 Leces. Dari data yang dihimpun Radar Bromo, malam itu Saiful bersama temannya Andhis Pratama, 17, melaju dari arah Lumajang.

Saat itu ia habis main dari rumah Andhis Pratama di Desa Panggung Lombok, Candipuro Kabupaten Lumajang. Malam itu, mereka hendak Malang ke rumah Saiful.

Sialnya di sekitar Klakah, Lumajang mereka mulai dikuntit tiga pengendara motor yang semuanya mengenakan jaket serba hitam. Saat itu baik Saiful maupun Andhis masih tidak menyangka kalau mereka sedang dikuntit.

Saiful masih sempat saling salip sepanjang perjalanan Klakah, Lumajang sampai Leces. Begitu memasuki Malasan, Saiful yang posisinya saat itu berada di depan tiga motor pelaku langsung disalip oleh salah seorang pelaku. Dan satu motor pelaku lainya menyerempet sepeda motor yang dikendarai Saiful.

Karena oleng Saiful akhirnya berhenti di sekitar SMAN 1 Leces. Begitu mereka berhenti, seorang pelaku langsung turun dari motor dan menenteng sebuah celurit. Lantas pelaku tersebut memaksa Saiful dan Andhis turun dari motor sambil mengacungkan celurit. "Saat itu saya takut dan takut karena diancam celurit," kata Saiful kepada sejumlah wartawan.

Saiful pun lantas menyerahkan motor miliknya yang mempunyai nomor kerangka MH1KC121228K143862 dan nomor mesin 12E1143677 atas nama Sri Murti alamat Wonorejo Indah no.29, Arjowilangun Kota Malang.

Tanpa ba bi bu, enam pelaku pun lantas langsung meninggalkan Saiful bersama Andhis di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP. Heri Mulyanto, ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti laporan tersebut.

"Kami masih mencari pelakunya. Doakan, kasus-kasus perampasan dan pencurian bermotor di Probolinggo, bisa terbongkar. Untuk antisipasi meningkatnya kasus perampasan sepeda motor dan kejahatan lain kami menerjunkan anggota di titik rawan," jelasnya kemarin (29/4).

Dugaan sementara, para pelakunya berasal dari Klakah dan sebagian pelaku Probolinggo. Mereka merupakan sindikat curanmor yang memanfaatkan jalan raya Lumajang - Probolinggo sebagai tempat operasinya. (mie/nyo)

sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=155750

Kamis, 29 April 2010

Hadang Eksekusi, Warga Lempari Petugas

Dandy Arigafur
29/04/2010 17:40
Liputan6.com, Probolinggo: Proses eksekusi sebidang tanah di Probolinggo, Jawa Timur, berlangsung ricuh, Kamis (29/4). Kehadiran anggota Polres Probolinggo langsung dihadang sejumlah keluarga Nursalim yang menjadi tergugat dalam sengketa lahan pertanian seluas satu hektare ini. Keluarga tergugat menutup jalan masuk menuju lahan sengketa yang berada di Dusun Kapuran Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran. Petugas terus berusaha masuk ke lahan yang hendak dieksekusi.

Suasana menjadi tak terkendali saat salah seorang anggota keluarga tergugat mencoba menghadang anggota polisi yang terus merangsek masuk. Beberapa orang sempat melempari polisi dengan kursi plastik, bahkan lemparan batu dari arah belakang kerumunan keluarga tergugat. Polisi akhirnya menguasai keadaan dan berhasil mengeksekusi lahan sengketa.

Sengketa tanah antara keluarga Nursalim sebagai tergugat dan Amari sebagai penggugat telah berlangsung sejak 2001. Meski sempat menang di Pengadilan Negeri pada 2003, keluarga tergugat akhirnya kalah di Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.(PAG/YUS)

Sumber:http://berita.liputan6.com/daerah/201004/274777/Hadang.Eksekusi.Warga.Lempari.Petugas


Ikut Penilaian Sekolah Adiwiyata 2010



Setelah berhasil meraih penghargaan sebagai Sekolah Calon Adiwiyata tahun 2009, tahun ini SMPN 1 Sumberasih kembali mewakili Kabupaten Probolinggo untuk mengikuti penilaian tingkat selanjutnya sebagai Sekolah Adiwiyata tahun 2010.
Selasa (13/4) yang lalu, Tim Penilai Adiwiyata datang ke SMPN 1 Sumberasih untuk melakukan penilaian admistratif dan peninjauan langsung ke lapangan. Tim yang beranggotakan tiga orang itu adalah Gatot Rustanto dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia, Aan Sujatmiko dari Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa dan Wiwik Esti K. dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur.

Kedatangan tim penilai tersebut diterima oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Ibrahim Muhammad, Kepala Badan Lingkungan Hidup Dewi Korina, Kepala Dinas Pendidikan Supanut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tutug Edi Utomo, Kepala Bagian Kominfo Sentot Dwi H, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumberasih Ali Ngisom, Kepala SMPN 1 Sumberasih Sri Hartini dan Kepala Puskesmas Sumberasih Anang Budi Y.

Pada sambutannya Ibrahim Muhammad menyampaikan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung setiap kegiatan yang terkait dengan pelestarian lingkungan sebagaimana yang dilakukan oleh SMPN 1 Sumberasih sebagai sekolah yang berbudaya lingkungan. “Keberhasilan meraih penghargaan sebagai sekolah Calon Adiwiyata tahun lalu harus menjadi contoh dan memotivasi sekolah lain untuk mampu berbuat serupa bahkan lebih baik. Dan untuk SMPN 1 Sumberasih, pretasi yang telah diraih semoga dapat lebih ditingkatkan lagi sebagai Sekolah Adiwiyata”, ujarnya.

Kepada tim penilai Ibrahim Menjelaskan bahwa budaya bersih dan ramah lingkungan sebagai sekolah berbudaya lingkungan yang diterapkan SMPN 1 Sumberasih tak hanya saat ada penilaian saja. “InsyaAllah sekolah berbudaya lingkungan bagi SMPN 1 Sumberasih bukan hanya slogan saja, namun benar-benar sudah diterapkan sehari-hari oleh warga sekolah”, imbuhnya.

Usai sambutan selamat datang dan pembuka, acara dilanjutkan pemaparan oleh guru pembimbing Adiwiyata, Ngatina. Dengan gamblang Ngatina memparkan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan SMPN 1 Sumberasih sebagai sekolah yang berbudya dan peduli lingkungan.

Dengan runtut, guru pembimbing yang juga mengajar mata pelajaran Teknologi Informatika & Komputer ini menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan terkait empat kriteria penilaian, yaitu Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif dan Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah.

“Berbagai upaya untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan tersebut telah ditunjang dengan kebijakan sekolah tentang pengelolaan lingkungan termasuk dengan mencantumkannya dalam visi dan misi sekolah”, jelas Ngatina. Selain itu lingkungan hidup juga telah diintegrasikan dalam kurikulum dan mata pelajaran di sekolah.

Upaya pembiasaan warga sekolah untuk peduli dan berperilaku berbudaya lingkungan juga terus dilakukan. “Pembiasan tersebut dilakukan dengan dua cara yakni pembiasaan terprogram dan pembiasaan spontan. Pembiasaan terprogram diwujudkan dalam kegiatan Sabtu bersih dan lomba-lomba terkait dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup”, sambung Ngatina.

Usai pemaparan oleh pihak sekolah, salah sorang anggota tim penilai Gatot Rustanto menjelaskan tahun ini seleksi sekolah yang akan mengikuti penilaian Adiwiyata cukup ketat. Tim melakukan penilaian juga berbeda-beda mulai dari penilaian dokumen admistrasi hingga observasi di lapangan.

“Yang jelas Adiwiyata bukanlah lomba dan bukan untuk gaya-gayaan, sebab kalau lomba tujuannya hanya untuk memperoleh penghargaan dan cuma berlangsung saat ada penilaian. Sedangkan Adiwiyata sebenarnya bertujuan untuk merubah perilaku warga sekolah dan masyarakat untuk ramah dan peduli kepada lingkungan”, jelas Gatot.

Usai acara pembukaan dan presentasi didalam ruangan, penilaian hari itu dilanjutkan dengan observasi di sekitar lingkungan sekolah. Pada penilaian ini anggota tim berpencar, Aan Sujatmiko memilih untuk melakukan obeservasi sendiri tanpa mau didampingi sedangkan Gatot melanjutkan obeservasinya didampingi pihak sekolah.

Hutan mini sekolah dan komposting yang menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler siswa menarik perhatian tim penilai. Demikian pula dengan usaha budidaya jamur yang dilakukan sendiri oleh para siswa. Di lokasi pembuatan kompos (composting), Gatot sempat menge”test” salah seorang siwa tentang proses komposting. Dengan lancar dan canggung salah seorang siswa dengan urut menjelaskan proses komposting dari awal hingga menjadi pupuk dalam kemasan.

Pada kesempatan itu, siswa juga mempraktekkan pembuatan kertas dari bahan kertas bekas. Semuanya dapat dipraktekkan dengan baik sekaligus penjelasan yang gamblang dari para siswa.

Selain peninjauan dan penilaian di lapangan, tim penilai juga melakukan wawancara sekaligus cross check dengan siswa/siswi di dalam kelas terkait penanaman budaya peduli lingkungan di sekolah.

Rupanya tim penilai benar-benar tertarik dengan keseriusan seluruh warga sekolah dalam menciptakan budaya peduli dan ramah lingkungan. Ditambah lagi beberapa kelebihan yang dimiliki sekolah dengan segala keterbatasan yang dimiliki, seperti komposting dan hutan mini sekolah. Tanpa terasa penilaian berlangsung sehari penuh hingga jam pelajaran usai.

Semoga tahun ini SMPN 1 Sumberasih dapat meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata dan berlanjut hingga Sekolah Adiwiyata Mandiri. Amin.

sumber: http://www.kraksaanonline.co.cc/2010/04/ikut-penilaian-sekolah-adiwiyata-2010.html

Hanya 5 Siswa Tak Lulus

Senin, 26 April 2010 | 10:35 WIB

PROBOLINGGO - Hasil Ujian Akhir Nasional (Unas) SMA/SMK/MA yang bakal diumumkan, Senin (26/4) pukul 11.00 siang ini menunjukkan, tingkat kelulusan siswa SMA di Kota Probolinggo nyaris sempurna (99,58%). Dari total 3.746 siswa SMA, ”hanya” 5 siswa yang tidak lulus Unas (0,42%).

”Kalau SMK tingkat kelulusannya juga membanggakan meski sedikit di bawah SMA,” ujar Kadispendik, Drs H Maksum Subani MSi, Senin (26/4) pagi tadi. Dikatakan, tingkat keluluasan SMA 98,21% dan hanya menyisakan 34 siswa yang tidak lulus (1,79%).

Terkait tradisi corat-coret pakaian seragam sekolah dan konvoi motor keliling kota pasca pengumuman Unas, Maksum mengimbau ditiadakan. Lebih baik seragam sekolah dikumpulkan untuk diberikan kepada siswa lain yang tidak mampu.

”Yang jelas sudah kami imbau melalui kepala sekolah, soal dalam praktiknya dilanggar ya begitulah anak-anak muda meluapkan kegembiraannya,” ujarnya.

Sementara itu tingkat kelulusan Unas SMA/SMK/MA di daerah ”tetangga”, Kab. Probolinggo sedikit lebih rendah dibandingkan Kota Probolinggo. Tingkat kelulusan Unas SMA di Kab. Probolinggo, dari 2.767 siswa yang lulus 2.690 siswa (97,47%). Sedangkan yang tidak lulus Unas SMA sebanyak 70 siswa (2,53%).

Masih di Kab. Probolinggo, untuk SMK, dari 1.040 siswa yang tidak lulus sebanyak 18 siswa (1,73%). ”Mereka yang tidak lulus Unas, masih ada kesempatan untuk mengikuti Unas ulang,” ujar Kadispendik Kab. Probolinggo, Drs H Supanut MM didampingi Kasi SMA/SMK di Dispendik, Assa’ad, Senin (26/4) pagi tadi.

Supanut pun menghibur sejumlah siswa yang tidak lulus Unas itu. ”Menurut Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jatim, mereka ini belum bisa dikatakan tidak lulus karena masih mempunyai kesempatan mengikuti Unas ulang,” ujarnya.

Seluruh Jatim sebanyak 16.337 pelajar SMA/MA/SMK tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun ini. "Mereka yang tidak lulus UN Utama dan UN Susulan dapat mengikuti UN Ulang pada 10 Mei," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Suwanto.
Menurut dia, pelajar SMA/MA/SMK yang mengikuti UN 2010 di Jatim sebanyak 344.908 orang meliputi 206.595 pelajar SMA/MA dan 138.313 pelajar SMK.
"Mereka yang dinyatakan tidak lulus dalam pengumuman UN pada 26 April adalah 6.555 pelajar SMA/MA dan 9.782 pelajar SMK," katanya. isa

sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=66cc5cd64257edd80ca8e9fd2040972d&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


SKEMA PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Skema Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah skema Kredit/Pembiayaan yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dan Koperasi yang usahanya layak namun tidak mempunyai agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan Perbankan. Tujuan akhir diluncurkan Program KUR adalah meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.

eurogoldPerguliran KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang diselenggarakan pad a tanggal 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan UKM dipimpin Bapak Presiden RI. Salah satu agenda keputusannya antara lain, bahwa dalam rangka pengembangan usaha UMKM dan Koperasi, Pemerintah akan mendorong peningkatan akses UMKM dan Koperasi kepada kredit/pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas Perusahaan Penjamin. Dengan demikian UMKM dan Koperasi yang selama ini mengalami kendala dalam mengakses kredit/pembiayaan dari perbankan karena kekurangan agunan dapat diatasi.

KUR telah diluncurkan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 5 Nopember 2007. Peluncuran KUR merupakan upaya Pemerintah dalam mendorong Perbankan menyalurkan kreditj pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi. Peluncuran tersebut merupakan tindaklanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit/ Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin (perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia.

sumber: http://kraksaan.com/berita-ukm

Kredit UKM lewat KKMB capai Rp72,9 miliar

Petani Gugat PTPN XI dan APTR

Surabaya - Sejumlah petani tebu menggugat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) terkait lelang gula.

Gugatan perdata itu disampaikan sejumlah petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) melalui Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu.

Nurhadi, selaku kuasa hukum petani, mengatakan, pada 2007 PTPN XI yang membawahi sejumlah pabrik gula menerima investor yang bersedia memberikan talangan kepada petani dengan harga Rp4.900,00 per kilogram.

Dari harga itu, petani mendapatkan bagian keuntungan sebesar 60 persen, sedangkan 40 persen sisanya untuk investor.

“Pada saat itu, para petani sudah menyepakati tawaran investor lainnya yang memberikan talangan sebesar Rp5.100,00 per kilogram dengan bagi hasil 70 persen untuk petani dan 30 persen untuk investor,” katanya.

Namun PTPN XI tetap bersikeras menggandeng investor yang hanya memberikan dana talangan Rp4.900,00 perkilogram dengan bagi hasil 60:40 untuk petani.


“Ironisnya, APTRI menyetujui langkah PTPN XI tanpa berkoordinasi dengan petani yang selama ini memasok hasil panennya ke sejumlah pabrik gula,” kata Nurhadi.


Para petani sempat protes, namun tidak dihiraukan oleh APTRI dan PTPN XI terkait rendahnya harga lelang gula di PG Olean, PG Panji, PG Wringinanom (Situbondo), PG Prajekan (Bondowoso), PG Jatiroto (Lumajang), PG Semboro (Jember), PG Pajarakan, PG Wonolangan, dan PG Gending (Probolinggo).

sumber: http://www.surya.co.id/2010/04/28/petani-gugat-ptpn-xi-dan-aptr.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29

DIPASTIKAN TIDAK ADA PEMADAMAN DI JATIM DAN BALI

Metrotvnews.com, Surabaya: Pasokan batu bara untuk keperluan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton I dan II, mulai hari ini, berangsur normal. PT Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa-Bali (PTPJB) PT Perusahaan Listrik Negara sudah memastikan bahwa tidak akan ada pemadaman listrik untuk wilayah Jawa Timur dan Bali. Pasokan batu bara mulai normal ditandai dengan kedatangan sebanyak 8.000 ton batu bara di Surabaya, Jawa Timur, dini hari tadi. Bahkan, pagi tadi, juga datang pasokan batu bara sebanyak 16 ribu ton yang diangkut dua kapal. Nanti malam juga akan datang pasokan batu bara sebanyak 17 ribu ton.

Reporter Metro TV Hidayat Firmansyah melaporkan, dengan kedatangan pasokan batu bara itu, stok batu bara untuk PLTU Paiton I dan II bisa mencapai 50 ribu ton. Angka ini cukup untuk kebutuhan selama enam hari. Menurut Iwan Darusman, Sekretaris Perusahaan PT PJB, pasokan batu bara untuk dua pembangkit itu juga akan tiba pada 24 dan 25 Februari mendatang sebanyak 16 ribu ton. Dan pada 26 Februari juga akan tiba batu bara sebanyak 17 ribu ton. Iwan mengatakan, jika terjadi kekurangan, PT PJB akan meminjam pasokan batu bara kepada Jawa Power dan PT Paiton Energy Company sebanyak 30 ribu ton. Setelah pasokan batu bara normal, rencanaya PTPJB akan menormalisasi produksi listrik dari Paiton I dan II sebesar 800 Mega Watt. Di bagian lain, di saat beberapa wilayah mengalami krisis listrik, sejumlah dusun di Jember, Jawa Timur, justru anteng=anteng saja menikmati pasokan listrik. Mereka sudah lama menggunakan energi turbin sebagai pengganti energi listrik dari PLN.

Dusun yang sudah menggunakan energi turbin di antaranya Dusun Mojan, Desa Jumurto, Kecamatan Patrang, Jember. Dusun ini tak terpengaruh dengan krisis energi listrik yang belakangan melanda sejumlah daerah di Indonesia. Sejak 2001, sekitar 50 kepala keluarga sudah mengembangkan energi alternatif, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) melalui tenaga turbin. Dengan menggunakan aliran deras Sungai Sumberlangon Klungkung, kebutuhan listrik warga dapat terpenuhi. Iurannya pun terbioang murah. Setiap rumah hanya dipungut antara Rp 2.000 hingga Rp 20 ribu per bulan. Biaya ini untuk perawatan peralatan turbin. Karenanya, dusun ini dikenal dengan Dusun Turbin. Satu-satunya kendala pasokan listrik dengan mesin turbin adalah saat memasuki musim kemarau. Karena saat itu debit air sungai sangat kecil. Saat itu daya voltase listrik untuk setiap warga pun dikurangi. Meski sejak 2004, aliran listrik PLN masuk ke wilayah dusun ini, sejumlah warga tetap memanfaatkan aliran listrik dari turbin.(DEN) .

sumber: http://www.lintasberita.com/Nasional/Berita-Lokal/DIPASTIKAN_TIDAK_ADA_PEMADAMAN_DI_JATIM_DAN_BALI

Umat Hindu Tengger Laksanakan Ngenteg Linggih

Rabu, 28 April 2010 | 18:00 WIB

Pasuruan - Umat Hindu suku Tengger di Gunung Bromo melaksanakan prosesi Ngenteg Linggih Pura Kerta Bumi Sari Buana Agung Dewa Putra di Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu.

Duta Hindu Dharma Provinsi Jawa Timur, Joko Setiyono menjelaskan, prosesi Ngenteg Linggih adalah upacara penempatan “Sang Hyang Widi Wasa” (Tuhan YME) di pura baru yang telah selesai dibangun.

Ia menjelaskan, prosesi Ngenteg Linggih merupakan inti peresmian pura yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi pura baru tersebut. Sehingga prosesi Ngenteg Linggih juga diteruskan dengan prosesi Piodalan atau upacara hari jadi pura.

Sedangkan Pura Kerta Bumi Sari Buana Agung Dewa Putra di Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari secara seremonial diresmikan oleh Ketua PHDI Provonsi Jawa Timur, Ketut Sudiarta.

Joko Setiyono menjelaskan, prosesi Ngenteg Linggih Pura Kerta Bumi Sari Buana Agung Dewa Putra di Desa Sedaeng berlangsung dua hari, sejak Selasa hingga Rabu ini.

Disebutkan, prosesi diawali dengan Mendak Tirta, yakni mengambil air suci dari sumber air di Gunung Widodaren yang masih dalam gugusan Gunung Bromo.

Dilanjutkan Melaspas, yakni menyusikan pura dan segala peralatan ibadat supaya bersih dari pengaruh “buta kala”, sehingga tidak menggangu manusia lagi. Dan setelah pura dan peralatannnya bersih, lanjut Joko maka Sang Hyang Widi Wasa ditempatkan pada tempatnya.

Prosesi Ngenteg Linggih dilakukan dengan Tari Sidakarya, yakni tarian sakral yang hanya dilakukan saat peresmian sebuah pura. Sedankan prosesi upacara Piodalan dilakukan dengan tarian Rejang Dewa.ant

sumber: http://www.surya.co.id/2010/04/28/umat-hindu-tengger-laksanakan-ngenteg-linggih.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29

Pekerja PLTU Paiton Tuntut Pesangon

Liputan 6 - Kamis, 29 April 2010

Liputan6.com, Probolinggo: Ratusan pekerja proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (28/4) berdemonstrasi menuntut tambahan uang pesangon bagi rekan-rekan yang mereka yang dipecat. Beberapa waktu lalu, sejumlah pekerja yang dipecat hanya mendapat uang pesangon Rp 200 ribu.

Unjuk rasa dilakukan sekitar 300 karyawan Beijing Energy Power Construction Company dan CV Triyuda Karya. Mereka berdemo sebagai bentuk solidaritas kepada sejumlah karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja tanpa alasan jelas.

Mereka mendesak perusahaan memberi pesangon lebih banyak, setidaknya Rp 500 ribu per orang. Para demonstran juga menuntut setiap karyawan diberi jaminan kesehatan dan sertifikat kerja jika diberhentikan.

Pihak manajemen akhirnya bersedia berdialog dengan para pekerja. Manajemen perusahaan berjanji memenuhi tuntutan karyawan dan besaran uang pesangon akan ditentukan seminggu lagi.(TES/SHA)

sumber: http://id.news.yahoo.com/lptn/20100428/tid-pekerja-pltu-paiton-tuntut-pesangon-e390447.html

http://berita.liputan6.com/daerah/201004/274675/Pekerja.PLTU.Paiton.Tuntut.Pesangon

Bromo Masuk Tiga Besar Gunung Terbaik di Dunia bagi Pendaki

Rabu, 28/04/2010 04:02 WIB
detikNews

Rusia - Indonesia patut berbangga. Gunung Bromo, gunung yang terletak di Probolinggo, Jawa Timur masuk tiga besar gunung terbaik di dunia bagi para pendaki dengan tanpa menggunakan porter. Gunung Bromo cuma kalah dari dua gunung lainnya, yakni Gunung Elbrus di Rusia dan Gunung Olympus di Yunani.

Seperti dikutip detikcom dari situs www.lonelyplanet.com, Rabu (28/4/2010), Gunung Bromo bahkan mengungguli beberapa gunung terkenal di dunia lainnya seperti Gunung Fuji di Jepang, Gunung Sinai di Mesir dan Jabal Toubkal di Maroko.

Berikut data tiga besar gunung di dunia yang layak untuk didaki seperti dimuat di situs yang berkantor pusat di Rusia tersebut:

Gunung Elbrus, Rusia

Gunung Elbrus merupakan bagian dari Pegunungan Alpen di Eropa. Gunung ini merupakan salah satu gunung tertinggi di Eropa yang memiliki ketinggian 5.642 meter. Terletak di antara perbatasan Georgia dan Rusia, Gunung Elbrus terlihat kokoh menantang langit. Dari mulai ketinggain 1.000 meter, gunung ini dikelilingi oleh gletser yang membuat tampilan Elbrus menjadi kian indah.

Gunung Olympus, Yunani

Gunung Olympus dikenal sebagai tempat para dewa bersemayam. Ini adalah gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian mencapai 2.918 meter. Hingga saat ini, gunung tersebut dipakai untuk menyembah para dewa. Untuk mencapai puncak gunung tersebut, dibutuhkan waktu kurang lebih selama dua hari.

Gunung Bromo, Indonesia

Gunung Bromo nan eksotik muncul dari lembah Pegunungan Tengger. Bromo adalah salah satu dari tiga puncak gunung berapi di Jawa Timur. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.392 meter.

Rute termudah dan paling populer untuk melakukan pendakian di Bromo adalah dari Cemoro Lawang yang bisa diakses dari Kota Probolinggo. Untuk mencapai puncak Bromo, harus melewati kawah pasir terlebih dahulu. Cukup melakukan pendakian selama satu jam saja, Anda sudah bisa mencapai puncak Bromo.

Dari puncak Bromo, Anda bisa menikmati pemandangan indah, seperti kawah panas dan Gunung Semeru yang masih dalam satu rangkaian dengan Gunung Bromo. Seperti gunung-gunung di seluruh dunia pada umumnya, waktu yang paling disukai untuk mencapai puncak Bromo adalah saat matahari terbit.

Sementara 7 gunung lainnya yang masuk 10 besar gunung terbaik di dunia yang layak untuk didaki adalah Jebel Toubkal di Maroko, Gunung Matterhorn di Switzerland, Gunung Table di Afrika Selatan, Gunung Ben Nevis di Skotlandia, Gunung Sinai di Mesir, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Half Dome di Amerika Serikat. (anw/anw)

sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/04/28/040238/1346712/10/bromo-masuk-tiga-besar-gunung-terbaik-di-dunia-bagi-pendaki?991101605

Di Kabupaten, SMA Taruna Merajai

[ Rabu, 28 April 2010 ]
PROBOLINGGO - Tahun ini SMA Taruna Dra Zulaiha Leces berhasil merajai ranking nilai unas tertinggi di Kabupaten Probolinggo. Murid-murid sekolah tersebut berhasil menduduki ranking tertinggi untuk jurusan IPS dan IPS.

Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, SMA Taruna menempatkan tiga muridnya di jajaran lima besar untuk jurusan IPA. Masing-masing di ranking pertama (Made Aryadinata), kedua (Silvia Irma Wahyuni) dan kelima (Lutvianes Adven Dianto). Sedangkan ranking tiga dan empat ditempati murid SMAN 1 Tongas dan SMAN 1 Dringu.

Selain itu, SMA Taruna juga menempatkan murid-muridnya di jajaran lima terbaik jurusan IPS. Masing-masing di urutan pertama (Febrilia Wahyu Dwiningsih), kedua (Muhammad Imron R.), dan ketiga (Jaenal Arifin). Untuk urutan keempat dan kelima ditempati murid SMAN 1 Kraksaan dan SMAN 1 Dringu.

SMA Nurul Jadid Paiton juga mendominasi untuk ranking unas jurusan bahasa. Sekolah ini bersaing dengan SMA Islam Terpadu Ulil Albab. Tapi, ranking lima tertinggi semuanya disabet murid-murid SMA Nurul Jadid.

Dilihat dari perankingan ini, SMA swasta di Kabupaten Probolinggo menunjukkan diri bisa mengatasi SMA negeri. Namun, Kasi Pendidikan SMA/ SMK Dispendik Assa'ad menyatakan ini bukan berarti sekolah negeri kalah kelas. "Dari segi kelulusan, sekolah negeri tahun ini mengalami hasil yang baik. Banyak sekolah negeri yang mengalami kelulusan 100 persen," kata Assa'ad kepada Radar Bromo kemarin (27/4).

Dia merinci, hanya ada tiga SMA negeri yang gagal meluluskan siswanya 100 persen. Yakni SMAN Dringu (5 murid tidak lulus), SMAN 1 Atap Maron (5 murid tidak lulus) dan SMAN 1 Paiton (1 murid tidak lulus).

Meskipun begitu, kalah rangking murid SMA negeri atas SMA swasta tetap jadi perhatian dan evaluasi Dispendik. "Hasil unas itu sudah dievaluasi. Tentunya ada banyak faktor yang membuat siswa SMA negeri kalah dalam hal meraih hasil unas terbaik dibanding sekolah swasta," ujarnya.

Berbeda dengan Kabupaten Probolinggo, di Kota Probolinggo ranking nilai unas tertinggi masih didominasi SMA-SMA negeri. SMA swasta yang mampu menyaingi sekolah negeri hanya SMAK Mater Dei.

Misalnya untuk jurusan IPA, mereka yang berhasil masih masuk lima besar semuanya berasal dari SMAN 1. Mereka adalah Sucahyo Bimantoro Utama (56,10); Rachmawati Nur Sutanti (55,45); Gazella Putra Permana (55,25); Faradiah Hayati (55,20); dan Grandi Amedio Adrianza (55,20).

Untuk jurusan IPS, dua murid SMAK Mater Dei berhasil menembus lima besar. Yakni Didit Eko Cahyono (51,35) di urutan ketiga dan Natalia Widha Kristiyanna (51,15) di urutan kelima. Selebihnya direbut pelajar SMAN 1, yakni urutan pertama Avo Bayu Lestantia (51,80); urutan kedua Dedy Kurniawan (51,80); dan urutan keempat Zulkifli (51,35).

Sedangkan untuk jurusan bahasa semuanya berasal dari SMAN 4. Mereka adalah Puspita Puspa Tanjung (51,10); Gally Setia (50,10); Fitriya Harisa Kholila (49,65) Adi Purwanto (49,25) dan Bayu Arsidtyawan (49,25).

Untuk SMK, dominasi total juga ditunjukkan SMKN 1. Lima pelajar yang meraih nilai terbaik. Semunya dari program keahlian akuntasi. Mereka adalah Marthalita Dwi Theryssia (44,92); Lilis Indrawati (44,14); Hikmatul Mukarromah (44,03); Tri Wahyuni (43,69); dan Riska Hidayati (43,65).

"Memang lebih banyak yang dari sekolah negeri. Untuk sekolah swasta ada dua siswa yang masuk lima besar. Mereka dari jurusan IPS," ujar Kabid Sekolah Menengah Sukardi saat mendampingi Kepala Dispendik Maksum Subani.

Di Kota Pasuruan, ranking nilai unas tertinggi SMA dan SMK juga masih didominasi sekolah negeri. Untuk SMA di jajaran tiga besar, misalnya, hanya ada satu siswa dari sekolah swasta yang berhasil menembus. Yakni Maria Christina AW SMAK MGr Soegijapranata yang menduduki ranking tiga untuk jurusan IPA.

Sedangkan tiga besar untuk jurusan IPS dan SMK masih jadi milik murid sekolah-sekolah negeri. Nah, bagi mereka yang berprestasi, Kepala Dispendik Kota Pasuruan Bashori Alwi menyatakan sudah menyiapkan reward. Termasuk bagi sekolah yang sudah berhasil mencapai angka kelulusan 100 persen.

Janji pemberian reward itu disampaikan oleh Kadispendik Bashori Alwi kemarin. "Seperti tahun sebelumnya, prestasi yang diraih atas hasil unas tersebut selalu kami lakukan evaluasi," katanya kemarin.

"Selain itu, kami juga berusaha menindaklanjuti atas prestasi yang sudah diraih siswa dengan nilai terbaik untuk mendapatkan reward khusus. Ini dalam rangka memotivasi mereka agar mau lebih keras berusaha di masa mendatang," ungkapnya lagi.

Di sisi lain, dia tidak memungkiri, jika pada tahun ini masih tercecer jumlah siswa yang harus mengulang. Misalnya untuk tingkat SMA ada 23 siswa, MA dengan 27 siswa, serta SMK dengan jumlah lebih besar sebanyak 119 siswa.

Namun, dalam perbandingan angka dibanding tahun 2009 lalu, angka siswa gagal cenderung mengalami penurunan. Tidak itu saja, prestasi membanggakan di tingkat Jatim juga berhasil diraih siswa kelas XII yang baru saja menuntaskan unas mereka.

Diantaranya adalah untuk rata-rata nilai jurusan IPA, berada di posisi peringkat 10 besar Jatim. Begitupun untuk jurusan IPS di peringkat 8, dan jurusan bahasa juga membanggakan dengan peringkat ke-11 se-Jatim.

Tidak sekedar reward atas prestasi yang dicatat siswa. Bagi sekolah yang sudah mencapai kelulusan 100 persen juga akan mendapatkan penghargaan atas prestasinya tersebut.

Apa wujud rewardnya? Kadispendik belum menyebut rincian detailnya. Sebab, bentuk reward itu masih akan dibahas lebih jauh bersama pihak-pihak terkait lainnya. "Bagaimanapun juga, semua itu bergantung pada kapasitas anggaran yang tersedia," tandasnya kemudian.

Siapkan Yang Mengulang

Setelah mengumumkan hasil unas utama, saat ini Dispendik berkonsentrasi menyiapkan mental murid-murid yang harus mengikuti unas ulang. Mereka dijadwalkan menjalani unas ulang pada 10-15 Mei.

Kepala Dispendik Kota Pasuruan Bashori Alwi menyatakan, dalam 1-2 hari mendatang pihaknya menggelar evaluasi menyeluruh atas hasil unas. Di dalamnya termasuk menggelar tahapan persiapan untuk unas ulang yang akan ditempuh oleh 169 siswa.

"Harapannya adalah, mereka yang sudah gagal tetap bersemangat untuk menghadapi unas ulangan. Sehingga pada saat pelaksanaan ujian itu berlangsung, motivasi mereka tumbuh kembali," tegas Bashori Alwi lagi.

Dispendik Kota Probolinggo pun melakukan hal sama. Kabid Sekolah Menengah Dispendik Kota Probolinggo Sukardi memang mengaku sangat bersyukur dengan hasil unas kali ini. Meski masih ada beberapa orang siswa yang belum lulus alias harus mengulang. Dan, persiapan untuk ujian ulangan itu sudah mulai dipersiapkan. "Kami baru saja selesai rapat untuk mempersiapkan ujian ulangan," ujarnya kemarin.

Untuk unas ulang itu nanti akan dibagi menjadi dua tempat. Untuk SMK akan ditempatkan di SMKN. Di sana akan disediakan empat ruangan. Dari empat ruangan itu akan dibagi menjadi satu ruangan untuk jurusan bisnis managemen dan tiga ruang untuk jurusan teknik.

Sedangkan untuk siswa SMA/MA akan ditempatkan di MAN 2. Akan disiapkan tujuh ruangan. Untuk jurusan IPA satu ruangan, jurusan IPS dua ruangan, jurusan bahasa dua ruangan dan jurusan keagamaan dua ruangan. "Nanti mekanismenya sama, soalnya juga ada soal A dan soal B. Ada pengawas ruangan, ada tim pengawas independent juga ada dari pihak kepolisian," jelas Sukardi.

Para siswa yang tidak lulus itu, nanti akan mengikuti susuai dengan mata pelajaran yang nilainya kurang. "Para siswa itu, hanya mengikuti ulangan pada mata pelajaran yang gagal," ujarnya.

Menurut Sukardi, para siswa yang tidak lulus itu jatuh pada mata pelajaran yang berbeda. Pada tingkat SMA/MA, untuk jurusan IPA, banyak jatuh pada pelajaran biologi. Untuk jurusan IPS, banyak yang gagal pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Sedangkan untuk jurusan bahasa, banyak yang gagal pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan antropologi. Sedangkan untuk keagamaan, para pelajar itu banyak yang tidak mampu dalam soal bahasa Inggris. "Kalau untuk tingkat SMK, mereka banyak yang gagal dalam mata pelajaran bahasa Inggris dan matematika," jelas Sukardi. (mie/rud/via/yud)

sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4