Rabu, 05 Mei 2010

KUD Argopuro Kab. Probolinggo-Budidaya Sapi Tetap Cerah

Written by Syaiful
Tuesday, 04 May 2010 10:35

Tidak sedikit koperasi unit desa (KUD) di Jawa Timur yang eksis bahkan mampu menghimpun pendapatan cukup besar sekaligus memberikan layanan kepada anggota yang umumnya para petani. Sebagai contoh KUD Argopuro yang berlokasi di Krucil, Kab. Probolinggo, yang bergerak di bidang budidaya sapi perah merupakan usaha inti.

KUD tersebut selama 18 tahun telah berperan menyerap susu segar dari para petani peternak dan menyetorkannya ke PT Nestle Indonesia. yang dijalankan KUD Argopuro, selain beberapa jenis usaha lain sebagai penunjang seperti simpan pinjam, penjualan sembako dan pabrik mini pakan ternak.

Sebagai pemasok susu segar ke Nestle, KUD Argopuro pernah meraih juara II sapi perah yang diadakan industri pngolah susu (IPS) berskala internasional itu.Volume pasokan susu segar yang direalisasikan KUD Argopuro pada 2009 sebanyak 22.100 liter per hari, dan tahun ini diupayakan dapat meningkat lagi melalui tambahan pemberian pakan konsentrat dan hijauan kepada sapi perah milik petani peternak.

Ketua KUD Argopuro, Supriadi, mengatakan bahwa bisnis susu segar cukup menguntungkan koperasi tersebut sekaligus anggotanya, sementara peluang meningkatkan volume pasokan susu segar ke Nestle terbuka lebar. Hal itu disebabkan Nestle baru saja meningkatkan kapasitas pabrik di Kejayan, Kab. Pasuruan.

“Kebutuhan Nestle atas bahan baku susu segar mencapai 1 juta liter/hari dan pasokan ke perusahaan itu baru 625.000 liter/hari per 31 Maret tahun ini. Maka KUD memiliki peluang untuk menambah volume pasokan,” tuturnya, belum lama ini.

Supriadi menambahkan susu segar produksi KUD Argopuro memperoleh harga Rp3.149/liter di tingkat peternak, dan margin koperasi tersebut Rp421/liter. Sedangkan susu segar yang dipasok ke Nestle setiap hari sebanyak 22.100 liter yang diangkut 5 truk menuju Kejayan yang berjarak 110 km dari Krucil.

Susu segar sebanyak itu diperah dari 2.117 ekor sapi perah [yang mengalami laktasi] dari total sapi 3.719 ekor milik 1.879 anggota. Untuk menampung susu segar dari anggota dibangun sejumlah pos penampungan dan 6 cooling unit.

Berdasarkan data di Dinas Koperasi dan UKM Kab. Probolinggo, di kabupaten tersebut ada 34 KUD. Tetapi yang bergerakdi bidang usaha sapi perah hanya KUD Argopuro. KUD tersebut berdiri pada 1992 dengan volume pasokan perdana ke Nestle sebanyak 400 liter per hari.

Supriadi menyebutkan KUD Argopuro pada 2009 membukukan total pendapatan Rp37,8 miliar dan sisa hasil usaha (SHU) Rp225 juta. “Ditargetkan pendapatan tahun ini bisa naik 24%,dengan meningkatkan volume pasokan susu segar 22.500 liter/hari” paparnya.

Produksi Pakan
Salah satu upaya meningkatkan pendapatan adalah dengan memberikan pakan lebih banyak kepada sapi perah. Untuk itu, KUD Argopuro juga mengoperasikan pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi perah, sebagai penyeimbang pakan hijauan. Lokasi pabrik bersebelahan dengan kantor KUD tersebut. Dinas Koperasi & UKM Kab. Probolinggo memberikan pinjaman lunak Rp300 juta untuk modal kerja.

Menurut Supriadi, kapasitas pabrik pakan konsentrat mencapai 650 ton per bulan, yang dijual kepada petani dengan harga subsidi Rp1.415 per kg. Sementara biaya produksinya Rp1.800/kg. Langkah tersebut dimaksudkan untuk memacu petani peternak meningkatkan volume produksi susu segar.

“Untuk memproduksi 1 liter susu segar, sapi perah membutuhkan pakan konsentrat 0,6 kg,” tuturnya.Sementara tingkat produksi susu segar KUG Argopuro saat sekarang rata-rata 11 liter per ekor sapi. Melalui pemberian pakan berimbang, produksi susu segar diupayakan naik lagi guna mencapai tujuan peningkatan volume usaha, sehingga KUD Argopuro dapat terus berperan mengembangkan ekonomi para petani peternak.

Sumber: http://www.jurnal.diskopjatim.go.id/index.php/index.php?option=com_content&view=article&id=314:kud-argopuro-kab-probolinggo-budidaya-sapi-tetap-cerah&catid=62:edisi-april-2010

Siapkan Tiga Desain

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
Untuk Kontes Batik Se-Jatim Hari Ini

PROBOLINGGO - Target tinggi diusung Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Probolinggo dalam lomba desain gaun batik se-Jawa Timur yang akan digelar hari ini. Mereka bertekad menjadi yang terbaik di ajang tersebut.

Untuk lomba tersebut, TP PKK Kabupaten Probolinggo menyiapkan tiga desain gaun batik. Itu melebihi kuota yang ditentukan. Sebab, panitia hanya menganjurkan peserta menampilkan dua karyanya. "Ini untuk persiapan saja," kata Tantry Hasan Aminuddin, ketua TP PKK yang juga istri Bupati Probolinggo, soal penyiapan tiga desain.

Kemarin (4/5) pengurus TP PKK menggelar persiapan terakhir menghadapi kontes tersebut. Acara itu dihadiri langsung oleh Ketua TP PKK Tantry Hasan Aminuddin, Kepala Disbudpar Tutug Edi Utomo dan Kabag Kominfo Sentot DH.

Tiga busana hasil rancangan sendiri tim PKK diperagakan langsung oleh Engga Dwi Zenia. Gadis yang karib disapa Nia itu adalah finalis Ayu Probolinggo 2006. Acara tersebut berlangsung di ruang TP PKK, di barat pendapa kabupaten yang masih berada di wilayah kota.

Nia bergantian mengenakan tiga buah busana rancangan TP PKK. Dengan tinggi 165 cm, gadis kelahiran 16 Agustus 1991 ini tampak anggun membawakan ketiga gaun yang akan dilombakan tersebut.

Pada kesempatan pertama, Nia membawakan gaun yang dinamai Bromo Ceremony. Gaun ini akan diikutkan lomba desain gaun batik untuk kelas resmi. Gaun Bromo Ceremony didominasi warna merah hati dengan dipadu selendang warna cokelat. Gaun itu menonjolkan ciri khas Kabupaten Probolinggo, dengan gambar Gunung Bromo, buah mangga dan anggur.

Corak batik tersebut sebenarnya sudah tak asing lagi. Sebab motif batik itu sudah dipakai menjadi seragam pegawai Pemkab Probolinggo. "Batiknya memang sudah ada. Kami cuma mengombinasikannya," beber Tantry yang terlibat langsung dalam proses desain gaun tersebut.

Usai membawakan gaun yang pertama, Nia sang model lantas ganti mengenakan gaun kedua dengan model casual. Gaun yang didominasi atasan warna merah ini perpaduan antara pakaian khas daerah dengan kombinasi celana semi katun warna biru tua.

Saat dibawakan, oleh model gaun tersebut masih belum diberi nama. Beberapa anggota TP PKK pun sempat bingung untuk menamainnya. Lantas, Kepala Disbudpar Tutug Edi Utomo langsung mengusulkan diberi nama Juwita Bentari. Nama itu dirasa mewakili salah satu ikon Kabupaten Probolinggo yakni pantai bentar.

Usai memperagakan gaun yang kedua, Nia sang model lantas kembali ganti untuk mengenakan model gaun yang ketiga. Gaun ketiga ini merupakan perpaduan antara resmi dan casual. Atasannya memakai baju adat warna hijau dipadu rompi kebaya warna cokelat muda dengan renda-renda. Bawahannya memakai celana motif batik.

Sama halnya dengan gaun yang pertama, gaun yang ketiga ini juga masih belum dinamai. Tutug pun kembali memberi usulan, yakni Ronggojalu. Namun kali ini usulanya ditolak.

"Jangan Ronggojalu, masak tempat wisata lagi? Gaun Segaran saja agar lebih enak didengar," celetuk Erlin Setyawati, kepala Dinsos yang juga anggota PKK. Nama itu pun akhirnya disepakati.

Tantry menjelaskan, proses desain ketiga gaun tersebut memakan waktu sekitar dua minggu. Meski digarap dalam waktu cukup singkat, namun Tantry mengaku puas. Ia pun mengaku optimis menyongsong lomba tersebut. "Minta doanya saja," pintanya sambil tersenyum. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Kabur, Pelaku Curas Ditembak

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]

KRAKSAAN - Eko Basuki, 23, warga Dusun Randu, Desa Gunung Tugel, Bantaran harus meringkuk di penjara Polres Probolinggo. Tak hanya dipenjara, Eko juga harus merasakan sakitnya sebutir peluru yang menembus kakinya.

Peluru itu buah dari tindakan Eko yang melawan dan kabur saat petugas Polres akan menangkapnya. Padahal, Eko adalah tersangka pencurian dengan kekerasan (curas) yang sudah lama diincar petugas.

Pelaku mencuri motor milik Jatimah, 25, warga Desa Gejugan, Pajarakan. Dalam aksinya itu, pelaku berhasil membawa kabur motor Jatimah. Peristiwa itu dilakukan pelaku di jalan desa Klaseman, Gending.

Penangkapan pada pelaku sendiri terjadi pada Sabtu dini hari (1/5), sekitar pukul 02.00 WIB. Dia ditangkap di rumahnya saat sedang beristirahat. Proses penangkapan berlangsung cukup menegangkan.

Ketika hendak ditangkap, pelaku berusaha melawan polisi. Selanjutnya, pelaku berhasil kabur. Dia berlari keluar rumahnya. Namun, petugas terus mengejar. Tak ayal, terjadilah aksi kejar-kejaran.

Karena kabur itulah, petugas memberi tembakan peringatan. Namun, pelaku tidak mau menyerah. Akhirnya, polisi menembak kaki pelaku. Pelaku pun langsung lumpuh. Pelaku lantas digelandang ke Polres Probolinggo dan ditetapkan sebagai tahanan.

Penangkapan pelaku dibenarkan oleh KBO Reskrim Polres Probolinggo Ipda Moh. Dugel. Ipda Dugel mengatakan, pelaku melanggar pasal 365 KUHP jo pasal 56 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Ancamannya, hukuman penjara maksimal 7 tahun.

Ipda Dugel menambahkan, pelaku kini berada dalam tahanan Polres Probolinggo Sejauh ini menurutnya, Polres masih memeriksa pelaku. "Kami masih menyelidiki tersangka. Prosesnya masih dalam pengembangan. Tersangka diproses sesuai prosedur yang berlaku," ujarnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156638

Gali Penyemaian Tembakau, Temukan Koin Kuno

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
PAITON - Sejumlah koin kuno berumur sekitar 2 abad ditemukan di Dusun Patukangan, Desa Randutatah, Paiton, Kabupaten Probolinggo kemarin (4/5). Adalah Sanarip, 45, yang menemukan koin-koin dari zaman ratusan tahun lalu itu di halaman rumahnya.

Ceritanya, sekitar pukul 10.00 pagi itu, Sanarip berniat membuat tempat penyemaian bibit tembakau. Luas tempat penyemaian tersebut sekitar 4 x 4 meter persegi.

Sanarip bekerja sendirian. Sementara Rahmad, 25, anaknya sedang bersantai duduk di warung depan rumah. Belum dalam tanah yang digali Sanarip, tiba-tiba cangkulnya membentur sebuah benda logam. Saat itu kedalaman galian baru mencapai sekitar 15 cm.

Sanarip lantas mengecek benda yang mengganjal cangkulnya itu. Ternyata ia menemukan 3 uang perak kuno yang agak sedikit karat. "Namun saya kurang yakin kalau itu uang kuno," ujarnya.

Merasa ragu, Sanarip memanggil Rahmad. Kepada putranya itu ia mengatakan telah menemukan uang kuno. Rahmad lantas mengambil tiga buah uang koin tersebut. Setelah temuan itu dilihat, Rahmad berani membenarkan bahwa itu adalah uang logam kuno peninggalan belanda. "Langsung kami cari temannya (uang logam lainnya). Barangkali masih banyak," ujar Rahmad.

Ternyata benar. Setelah dilakukan penggalian lebih dalam sekitar 30 cm dari permukaan tanah, mereka menemukan 11 koin lainnya. Keduanya segera memungut koin-koin kuno tersebut. "Langsung saya amankan di rumah, Mas," ujar Rahmad.

Dari pantauan Radar Bromo, sejumlah 14 koin berhasil ditemukan. Enam koin berukuran kecil dengan diameter sekitar 1 cm. Di salah satu sisi, terdapat tulisan berbahasa Arab. Tahun cetak pada 1857 dan 1859

Selanjutnya 7 koin berukuran sedang. Diameternya sekitar 2 cm. Koin ini terdiri dari dua jenis. Enam koin di sisi belakang tertera tulisan "Neder Indie". Tahun cetak juga tertera di situ. Yakni 1835 dan 1830. Sementara 1 koin lainnya dibuat tahun 1790. Terdapat tulisan VOC 2 CT.

Sementara 1 koin lainnya berukuran besar. Sisi depan uang logam tersebut tertulis VOC Willem Hikoning Der Ned G.H.V.L. Di belakangnya tertulis Munt Van Het Koningryk Der Nederlanden. Nilai mata uangnya tertulis 2 1/2 G. Koin berdiameter sekitar 3 cm ini dibuat tahun 1872.

Sejauh ini Sanarip masih belum tahu uang tersebut akan diapakan. Namun ia mengatakan, uang tersebut akan disimpannya di rumah. "Siapa tahu manfaatnya besar, Mas," ujarnya. (eem/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156637

MUI Siap Distribusikan Fatwa

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
Soal Haramnya Hadiah Fun Bike dan Membangun Kuburan

PROBOLINGGO- Hasil ijtima (pertemuan) Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo, yang mengharamkan hadiah dalam fun bike dan pengkijingan kuburan, siap diedarkan.

"Sudah kami ketik dan saat ini tinggal menunggu surat pengantarnya. Kalau suratnya itu sudah, maka akan segera kami edarkan," ujar ketua komisi fatwa MUI Kota Probolinggo, Kiai Abdul Wahid, kepada koran ini, Senin (4/5).

Menurutnya, hasil ijtima' itu tertuang dalam enam lembar kertas HVS. Dan itu, akan diedarkan kepada MUI dari tingkat kelurahan di Kota Problinggo. Juga akan dikirim ke MUI tingkat provinsi dan ke MUI pusat. "Insyaallah, dua hari lagi sudah mulai diedarkan," ujarnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Sabtu lalu (24/4), MUI Kota Probolinggo menggelar ijtima daerah. Ada tiga poin yang dibahas dalam ijtima tersebut. Di antaranya, tentang hukum hadiah yang diperoleh dalam fun bike dan mengkijing kuburan yang berada di tempat umum.

Acara itu tidak hanya diikuti oleh para pengurus MUI saja. Tapi, juga dari para pengasuh pesantren di kota dan Kabupaten Probolinggo. Total, ada 40 peserta dalam ijtima' tersebut.

Setelah dirumuskan, hasilnya MUI mengeluarkan fatwa haram untuk hadiah dalam fun bike, begitu juga dalam membangun kuburan. Fatwa haram itu, berlaku jika panitia dalam fun bike menjual kupon. Dan, hasil dari penjualan kupon itu dikumpulkan untuk dijadikan hadiah bagi pemenang undian.

Itu didasarkan pada Alquran surat Al-Maidah ayat 90 dan kesepakatan para ulama, yang tertuang dalam kitab Hasyiah Bujairimi juz IV halaman 376.

Meski difatwakan haram, ada cara lain bagaimana hadiah tersebut bisa halal. Yakni, tidak menjadikan uang dari hasil penjualan kupon untuk hadiah. Tapi, itu bisa dimanfaatkan kepada yang lain, misalnya untuk transportasi atau seragam panitia.

Itu didasarkan pada hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Khifayatul Akhyar juz II halaman 245, dan kesepakatan ulama yang termaktub dalam kitab Al-bajuri juz II halaman 309. Menurut kiai Abdul Wahid, keputusan itu juga berlaku bagi kegiatan sejenis yang menggunakan sistem yang sama.

Selain masalah fun bike, ada juga masalah kuburan. Ada yang bertanya tentang bagaimana hukumnya kuburan yang dibagun atau dikijing. Padahal area kuburan itu adalah kuburan umum. Juga, bagaimana dengan kuburan atau kijing yang sudah terlanjur dibangun. Serta siapa yang bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Sesuai dengan hasil ijtima itu, maka hukumnya haram membangun kuburan atau mengkijing. Kecuali, keburan para Nabi, syuhada dan orang-orang saleh. Hal itu, berdasarkan hadist riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim, dalam kitab Ibaratul Ahkam halaman 251.

Bagaimana dengan kuburan yang terlanjur dibangun? Itu wajib dibongkar. Itu, berdasarkan kesepakatan ulama yang tertuang dalam kitab Albajuri juz 1, halaman 257. Dan, yang bertanggung jawab untuk mengatasi bangunan tersebut adalah pemerintah setempat.

Itu didasarkan pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Barang siapa melihat kemungkaran, maka wajib memberantas dengan kekuasaanya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Akan tetapi, hal itu paling rendahnya iman.

Menurut Abdul Wahid, bila hasil ijtima itu menimbulkan pro dan kontra itu hal yang biasa. Demikian juga bila tidak ada tindak lanjut dari pemerintah. "MUI hanya sebatas memberikan fatwa. Yang harus menerapkan fatwa itu, adalah pemerintah. Kalau tidak dilaksanakan, ya dosa," ujar kiai Abdul Wahid.

Kiai Abdul Wahid menjelaskan, berdosanya pemerintah itu juga dikembalikan kepada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori di atas. "Yang dimaksud kekuasaan itu kan, adalah tangannya. Pemerintah kan yang pegang kendali dan punya tangan, seperti punya satpol PP," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156636

Digendam, Rp 5 Juta Melayang

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO-Aksi gendam kembali memakan korban di Kota Probolinggo. Kemarin (4/5), yang jadi korbannya adalah Indah, warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00. Bermula saat Indah mengambil uang sebesar Rp 5 juta di BII cabang Kota Probolinggo. Usai mengambil uang itu, Indah berniat ke hypermaket Giant di Jl Soekarno Hatta.

Di Giant, Indah bermaksud untuk berbelanja. Begitu masuk ke hypermarket itu, Indah mulai mencari barang-barang yang hendak dibelinya. Ketika, sedang sibuk mencari barang itulah tiba-tiba ada seorang warga yang meminta bantuannya.

Waktu itu, warga tersebut menanyakan toko elektronik di kota tersebut. Mendapat pertanyan itu, Indah pun menunjukkan tempat salah satu toko elektronik di Probolinggo. "Waktu itu, dia (pelaku) mengaku bernama Make. Katanya (Make) bekerja di Paiton, dan berasal dari Singapura," ujar Indah.

Nah, saat itu, tiba-tiba handphone (HP)-nya Make jatuh. Kebetulan, waktu itu juga ada orang baik bernama Rudi. Tanpa komando Rudi langsung mengambilkan HP-nya Make. Dan, mengatakan kalau HP milik Make itu, adalah HP bagus dan mewah.

Mendapat pujian itu, Make langsung menawarkan HP tersebut kepada Rudi. Mereka pun setuju untuk melakukan transaksi. Tapi, tidak di dalam hypermarket tersebut. Make dan Rudi melakukan transaksi di luar Giant.

Akhirnya, Make dan Rudi sepakat keluar dari Giant. Tapi, waktu itu, Make mengajak serta Indah untuk menjadi saksi atas transaksi tersebut. Indah sempat menolak, tapi Make dan Rudi terus membujuknya. Entah, kenapa akhirya Indah luluh dan mau menjadi saksi transaksi tersebut.

Sampai di tempat parkir, mereka bertiga langsung masuk ke dalam mobil Panther warna hitam. Di dalam mobil itu, ternyata antara Make dan Rudi tidak lagi membicarakan masalah HP. Mereka membicarakan masalah jam tangan merk Rolex.

Make menawarkan jam tangan kepada Rudi. Mendapat tawaran itu, Rudi mau. Ia mau membeli jam tangan dari Make seharga Rp 10 ribu dolar. Menurut Indah, saat itu Rudi membayar jam tangan tersebut dengan duit Dollar.

Usai bertransaksi dengan Rudi, Make kembali menawarkan jam tangan lainnya, bermerk sama kepada Indah. Tapi, Indah tidak berminat dengan tawaran tersebut. Karena Indah tidak berminat, Make dan Rudi terus membujuknya.

Rudi terus menyakinkan Indah kalau jam tangan Rolex sangat mahal. Dan, yang dibawa oleh Make itu adalah jam tangan Rolex asli yang harganya di atas Rp 100 juta. "Waktu itu, saya sempat diyakinkan kalau Rolex asli tidak akan pecah meski dibakar. Karena terbuat dari permata. Waktu itu, dibakar dengan korek, benar tidak pecah," ujar Indah.

Meski sudah diyakinkan seperti itu, Indah masih saja tetap tidak berminat. Akhirnya, Rudi meminta Indah untuk membayari dulu. Dan, menjanjikan akan dibeli oleh Rudi, karena pada saat itu uang Rudi tidak mencukupi. "Belilah dulu, nanti saya ganti," ujar Indah menirukan ucapan Rudi saat itu.

Indah pun menurut, karena pada saat itu Rudi mengaku sebagai warga Jl Dr Soetomo Kota Probolinggo. Rudi pun mengaku, habis melakukan transaksi itu akan langsung ke BRI untuk menukar uangnya, yang pada saat itu masih berbentuk Dollar.

Akhirnya, Indah mengeluarkan duit sebesar Rp 5 juta dari dalam tasnya. Indah juga menerima jam tangan merk Rolex dari Make. Mereka pun terus janjian ketemu di BRI. Make dan Rudi tetap di dalam mobil, sedangkan Indah melangkan menuju motornya.

Tanpa curiga, Indah menuju BRI di Jl Suroyo. Sampai di BRI, Indah mencari keberadaan Make dan Rudi. Tapi, setelah sekian lama dicari tidak juga ditemukan. Akhirnya, Indah menelepon suaminya, Edi dan memberitahukan peristiwa tersebut.

Begitu mendapat telepon dari Indah, Edi langsung menuju BRI dan menemui istrinya. "Pada saat itu, saya sudah curiga kalau dia (Indah) kena gendam," jelas Edi.

Meski yakin gendam, mereka masih mencari keberadaan dua penipu itu. Tapi, usaha mereka tak juga berhasil. Akhirnya, Edi menelepon Radio Suara Kota Probolinggo, untuk mengumumkan hal tersebut. "Saya telepon Suara Kota, supaya masyarakat tahu. Dan, ini tidak terulang lagi," jelas Edi. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156634

Lomba Nyanyi Antarsatker

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO- Pagi kemarin Pemkot Probolinggo menggelar lomba menyanyi pejabat eselon II dan III. Sayangnya, lomba itu digeber saat jam kerja sehingga dikhawatirkan dapat menganggu pelayanan masyarakat.

Peserta lomba mencapai 71 orang. Ruang Sabha Bina Praja pemkot bak tempat audisi penyanyi berseragam PNS. Panitia menyediakan dua pemain elekton yang siap mengiringi peserta lomba. Lagu yang dinyanyikan kebanyakan tembang kenangan popo dan dangdut.

Pagi itu, ada penampilan dari Kepala Dinas Sosial Edi Sutrisno. Sebelumnya Asisten Agus Subagyono menyanyi lagu anak-anak berjudul Puk Ami-Ami, Sekda Johny Haryanto membawakan lagu milik Slank Ku Tak Bisa, Asisten Perekonomian Matalil dengan lagu Hilangnya Seorang Gadis.

Setelah Edi Sutrisno giliran Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Didik Sudignyo menunjukkan suara emasnya. Lagu yang dinyanyikan Dansa Yuk Dansa tapi saat tampil ia tak berdansa sama sekali.

Bisa dibilang yang paling heboh ketika Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Sunarmi unjuk kebolehan. Ia tidak mau diiringi musik elekton. Ia sengaja membawa sendiri CD dari rumah. Sunarmi membawakan lagu dangdut Sakit Gigi milik Meggy Z.

"Sebenarnya ini sedang sakit batuk. Tapi, karena wajib, jadi harus menaati aturan," kata Sunarmi sesaat setelah di atas panggung mini. "Wis sing ga nyanyi malah mbayar satus seket," timpal Matalil disambut tawa penonton dan peserta di ruang Sabha.

Beberapa detik CD diputar, beberapa peserta lomba langsung ikut naik ke atas panggung dan berjoget bersama. Seperti Kabag Umum Agus Effendi, Kepala Disnaker Didik Sudignyo, Asisten Perekonomian Matalil dan Wiwik Erna. Sedang enak-enaknya berjoget, Matalil sempat njerungup.

Penampilan berikutnya Kepala Bakesbang Pol Linmas Muchsin. Dengan gaya bercanda, ia memberi kode kepada juri agar memberikan dia nilai. "Awas lho ga tak sopo," guraunya disambut tawa seisi ruangan. Suara Muchsin seperti Broery Marantika saat menyanyi "Bila Bulan Bisa Bicara".

Tak kalah dengan peserta lain, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dr Bambang Harijadi bernyanyi tembang lawas "Mencari Jalan Terbaik". Gayanya datar. Hanya memasukkan tangan ke saku tanpa aksi panggung yang memukau.

Jenis musik yang berbeda juga ditampilkan oleh Sekretaris Diskoperindag Neli. Ketika bernyanyi "Sewu Kutho" Neli ditemani Kepala Diskoperindag Widiharto. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Suparjono mendendangkan lagu "Yen Ing Tawang Ono Lintang".

Waktu itu Suparjono sempat ngidung, hingga membuat nuansa lain disana. Suparjono dan beberapa peserta lain juga membawa kerpekan lirik lagu yang dinyanyikan. Saat ditanya kenapa menyanyikan lagu itu, Suparjono mengatakan, dia hanya bisa lagu jawa dan tembang kenangan.

Kepala Pendidikan dan Latihan (Diklat) Teguh Bagus nyanyi "Pergi Untuk Kembali". Di awal lagu vokalnya baik. Tetapi sampai di tengah tiba-tiba tidak konsentrasi dan lupa lirik. "Ajor," celetuknya.

Siang itu, Kabag Perekonomian dan Penanaman Modal Heirien Purnamawati ikut jadi peserta. Lagu yang dibawakan "O la la". "Oala.. Oala..," cetus penonton. "Bukan oala tapi o la la," katanya menegaskan.

Juri lomba menyanyi itu staf ahli wali kota Irianto Murti, Darmaji dan Ana Febriana. Matalil menjelaskan, kegiatan ini berawal dari ide ketika kumpul-kumpul kepala satker yang biasa electonan di rumah dinas (rumdin) Wawali Bandyk Soetrisno dan Sekda Johny.

"Biasanya ngumpul disana untuk refreshing. Mengisinya dengan kegiatan yang positif. Lalu pak wawali muncul ide mengadakan lomba nyanyi tapi untuk para kepala dinas bertepatan dengan hardiknas. "Anggaplah ini pemanasan. Nanti ada lagi saat HUT Korpri," jelas Matalil.

Sementara itu, Wawali Bandyk yang membuka acara tersebut mengadakan berawal dari kumpul-kumpul lalu ada ide, hobi dikemas dalam lomba. Ia bersyukur antusiasme peserta luar biasa. Karena peserta khusus untuk pejabat eselon II dan III mandiri/non mandiri, justru banyak pejabat eselon IV yang bertanya.

Bandyk menegaskan, lomba itu diharapkan tidak akan menganggu jam kerja dan pelayanan terhadap masyarakat. Karena sebagian besar pejabatnya sedang berada di Sabha. "Tidak akan menganggu kinerja. Setelah tampil mereka (peserta) langsung kembali ke kantornya. Dengan begitu tidak akan berpengaruh pada pelayanan terhadap masyarakat," paparnya. Pemenang lomba bakal diumumkan saat MPS2 (Morning On Panglima Sudirman Street) Minggu (9/5) mendatang. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156633

Kabar Relokasi Resahkan Pengguna Pertokoan

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
Namun Siap Pindah

KRAKSAAN - Sejumlah pengguna pertokoan di Selatan Alun-alun Kraksaan sedang resah. Sebabnya, tersiar kabar bahwa lokasi pertokoan yang mereka tempati itu akan digusur. Digantikan dengan gedung perkantoran Pemkab Probolinggo.

Dalam pantauan Radar Bromo, terdapat sekitar 30 pedagang yang menggunakan bedak di pertokoan tersebut. Lokasi pertokoan itu cukup strategis. Yakni, di Selatan Alun-alun Kraksaan.

Meski resah, rata-rata pedagang mengaku siap jika harus direlokasi dari tempat itu. Seperti yang diungkapkan Suyanto, 60, pemilik usaha servis yang mulai buka sejak 1999. Dia mengatakan, kemungkinan relokasi harus diterima dengan terbuka.

"Kalau itu rencana pemkab, ya tidak apa-apa," ujar warga asli Sepanjang, Sidoarjo itu. Namun dirinya berharap, pemkab memberikan lokasi yang layak sebagai gantinya.

Pengguna lainnya yakni Lutfi Handoyo, 31, berpendapat serupa. Menurut Lutfi, relokasi harus proporsional. Tujuannya agar tidak memantik polemik. "Program pemerintah berjalan, pengguna juga merasa senang," katanya.

Senada dengan Lutfi dan Suyanto, Ahmadi, 42, warga Kelurahan Patokan mengatakan, relokasi harus seimbang. Lelaki yang membuka usaha cetak foto itu mengaku siap pindah ke lokasi baru.

Syaratnya, lokasi tersebut terletak di posisi strategis. Sama dengan lokasi pertokoan saat ini. "Agar tidak merugikan pedagang," lanjutnya.

Selain beberapa bedak yang digunakan sebagai tempat usaha warga, di area pertokoan juga ada Puskesmas Kraksaan. Jika benar lokasi perkantoran pemkab bertempat di situ, maka puskesmas tersebut kemungkinan besar juga akan direlokasi.

Menanggapi hal itu Lepala Puskesmas Kraksaan Liliek Ekowati menjawab datar. Menurut Liliek, pihaknya tidak memiliki wewenang tentang relokasi puskesmas. "Semuanya tergantung pimpinan (Dinas Kesehatan, REd)," kata Liliek.

Hanya Liliek berharap, lokasi puskesmas yang baru bisa terjangkau. Sehingga, pelayanan pada masyarakat tetap bisa dilakukan secara optimal. "Agar kinerja puskesmas tidak terganggu," lanjutnya.

Sementara saat dikonfirmasi Radar Bromo, Kepala Dispenda Kabupaten Probolinggo H. Nawi tidak berhasil dihubungi. Demikian juga Ketua Komisi B DPRD kabupaten Mulabby Holili. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156626

LKPJ Bupati Berjalan Mulus LKPJ Bupati Berjalan Mulus

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
Diterima dengan 22 Catatan

KRAKSAAN - Proses pembahasan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Bupati Probolinggo 2009 berlangsung tanpa kendala. Kemarin (4/5), DPRD setempat menyetujui LKPJ itu dengan memberikan 22 catatan saja.

Persetujuan itu terungkap dalam paripurna internal yang diikuti semua anggota dewan. Paripurna itu juga mengagendakan pembubaran pansus, sekaligus menyusun hasil kinerja pansus LKPJ secara keseluruhan.

Ketua Pansus I Lukman Hakim mengatakan, secara keseluruhan LKPJ Bupati cukup bagus. "Tidak ada permasalahan. Kami hanya memberikan beberapa catatan kecil saja," katanya saat ditemui sebelum acara.

Catatan itu ditujukan untuk 22 satuan kerja (satker). Itupun hanya bersifat mengingatkan atau menyarankan. Tidak ada teguran keras. "Itu merupakan hasil dari agenda hearing yang telah digelar pansus dengan satker dan agenda kunjungan lapangan," kata Farid Wajdi, salah satu anggota pansus.

Untuk bidang pendidikan misalnya, dewan sedikit menyoroti tentang penempatan tenaga pengajar atau guru. Untuk bidang kesehatan, yang menjadi sorotan adalah soal pelayanan kepada pasien. "Kepala Dinas kesehatan agar meningkatkan pembinaan kepada RSUD, puskesmas terutama pelayanan di RSUD Waluyo Jati." Begitu bunyi salah satu catatan DPRD yang telah disusun, kemarin.

Untuk Bagian Kominfo, dewan juga memberikan catatan. Yakni, agar lebih mengoptimalkan keberadaan koran Bromo info dan radio Bromo FM. Dalam catatan tersebut diharapkan Bagian Kominfo untuk menerima iklan-iklan yang bisa menambah pemasukan.

Lalu untuk bagian perlengkapan, yang menjadi catatan adalah keberadaan aset-aset yang belum jelas kepemilikannya. Dewan berharap pendataan tanah pemkab harus jelas ke depannya.

Sementara untuk Bagian Pemerintahan, dewan meminta pemkab memfasilitasi menyelesaikan beberapa masalah yang ada di beberapa desa. Khususnya terkait dengan tanah desa. "Banyak tanah desa leter C yang masih dikuasai mantan kades. Ke depan agar difasilitasi penyelesaiannya dan penyerahannya kepada kades terpilih." Begitu bunyi salah satu catatan dewan.

Mulusnya agenda pembahasan LKPJ tersebut sudah diprediksi oleh salah satu sumber di DPRD. Sumber itu menjelaskan, PP nomer 37 tahun 2007 tentang LKPJ dan LKD memang menyebut, LKPJ pasti lolos. "Hanya diterima dengan catatan saja," katanya. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156625

Giatkan Budidaya Lele

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
Kecenderungan masyarakat Kabupaten Probolinggo untuk mengembangkan budidaya Lele cukup tinggi. Itu terlihat dari antusiasme masyarakat, ketika mengikuti rapat koordinasi pembangunan (rakorbang) tingkat kecamatan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) kabupaten Dedy Isfandi mengatakan, dari 24 rakorbang yang diadakan, 90 persen menyatakan tertarik pada budidaya Lele. Karena itu tutur Dedy, DPK menjadikan budidaya ikan Lele sebagai salah satu program prioritas. "Potensi pasar Lele pun cukup tinggi," katanya.

Dedy lantas menyebut, kabupaten memiliki tiga minapolitan. Minapolitan ialah wilayah yang memiliki aktifitas cukup menonjol di bidang perikanan.

Ketiganya, yakni Paiton yang membawahi komunitas nelayan. Kecamatan Gending, Banyuanyar dan Maron yang membawahi budidaya Lele. Dan ketiga, Kecamatan Sumberasih dan Tongas yang membawahi bidang pengolahan ikan.

Meski hanya ada tiga kecamatan yang membawahi budidaya Lele, namun Dedy menyebut peluang pasar Lele lebih menggiurkan. Menurutnya, kebutuhan Lele masyarakat mencapai 7 ton per bulan. Meliputi wilayah Probolinggo, Situbondo, Pasuruan dan Sidoarjo.

Namun sejauh ini kata Dedy, kabupaten baru bisa memenuhi kebutuhan pasar sebesar 1,8 ton per bulan. Artinya, ada 5,2 ton yang belum terpenuhi. "Di situ kita harus bisa memanfaatkan sebaik mungkin," terangnya.

Karena itu DPK menurut Dedy, akan memberikan akses dan kemudahan dalam penyediaan modal. Selain itu, juga disediakan bibit berkualitas dan pembinaan teknologi budidaya. Tak kalah penting, DPK berupaya mencai akses pasar bagi ikan Lele. "Agar peternak Lele tidak bingung cari pasar," tuturnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156624

Sebelas Pelajar Tak Ikut UASBN

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Setelah tingkat SMA dan SMP, kemarin (4/5) giliran para murid SD/MI mulai menjalani ujian nasional atau ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Di Kota Probolinggo ada sebelas pelajar yang tidak mengikutinya.

Sebelas siswa itu sebagian besar berasal dari sekolah pamong. Hanya, sebagian besar belum diketahui alasan kenapa mereka sampai tidak ikut UASBN.

Di antara alasan yang terungkap, para pelajar itu tak ikut UASBN karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Ada pula yang harus membantu orang tuanya. "Ada yang beralasan sedang bekerja," ujar Kabid Pendidikan Dasar Masdar kemarin saat mendampingi Kepala Dispendik Maksum Subani.

Masdar menjelaskan, para murid dari SD pamong itu memang banyak yang sudah bekerja. Dan, mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaanya walau sehari dan mengikuti ujian. Sebab, kalau sampai tidak bekerja mereka tidak akan dapat bayaran. "Ada yang alasannya seperti itu," jelas Masdar.

Diketahui, di Kota Probolinggo ada 3.828 pelajar kelas VI SD yang terdata sebagai peserta UASBN. Tapi, Senin (3/5) diketahui jumlah itu berkurang menjadi 3.827, karena ada seorang pelajar yang mengundurkan diri. Dia termasuk dalam sebelas pelajar yang tak ikut unas kemarin.

Pelajar itu, mengundurkan diri sekitar dua minggu lalu. Alasannya, ikut dengan keluarganya ke Madura. Dan, nama pelajar tersebut sudah masuk dalam daftar peserta UASBN tahun ini. "Dia ikut keluarganya ke Madura," ujar Masdar.

Nah, kemarin jumlah peserta yang tidak bisa mengikuti UASBN bertambah menjadi sebelas orang. Sehingga, jumlah pelajar yang tidak mengikuti UASBN tersisa sebanyak 3.817 murid. Dari SD negeri sebanyak 3.344 siswa, SD swasta bejumlah 100 siswa, dan 373 siswa dari MI. "Semoga saja hanya ini (sebelas orang), tidak ada tambahan lagi," harap Masdar.

UASBN berlangsung selama tiga hari. Kemarin mata pelajaran (mapel) bahasa Indonesia. Hari ini mapel Matematika, dan besok (6/5) mapel IPA.

Jalannya UASBN mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Kemarin (4/5) rombongan dari Kantor Kementerian Agama (depag) memantau di MI Muhammadiyah. Dalam rombongan itu terlihat Kasi Ketenagaan Kantor Kementerian Agama Jawa Timur Syairofi, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Probolinggo Marsui dan Kasi Mapenda (madarasah dan pendidikan agama) Didik Hermadi.

"Kami memantau pelaksanaan UASBN di MI (madrasah ibtidaiah). Tidak hanya MI Muhammadiyah. Kebetulan di MI Muhammadiyah ada peserta ujian gabungan dari beberapa MI lain," ujar Didik.

Memang MI Muhammadiyah ketempatan UASBN gabungan dengan MI Nurul Islam 7 peserta dan MI KH Hasri Jati 8 peserta. Sedangkan peserta dari MI Muhammadiyah sendiri 26 siswa. Jadi, total peserta gabungan UASBN di MI yang beralamat di Jl Dr Wahidin itu ada 41 siswa.

"Ada MI yang tidak memenuhi kuota, jadi ujianya gabung di sini semua. Ada tiga lokal yang digunakan untuk ujian. Pengawasnya silang, dari SD ke MI, dari MI ke SD," terang Kepala MI Muhammadiyah Hanafi.

Setelah rombongan Kementerian Agama, giliran komisi A dan Wakil Ketua DPRD DL Shynta Kusumawardhani melakukan sidak UASBN. Meskipun formasi komisi A tidak lengkap tapi kegiatan sidak dalam ujian tetap dilaksanakan oleh komisi yang membidangi pendidikan tersebut.

Mereka juga sempat melihat UASBN di MI Muhammadiyah. Tapi, sebelumnya mereka sudah datang acak ke beberapa sekolah, yaitu SD Tisnonegaran 1 dan 2 kemudian ke SD Mayangan 4 dan 5. Hasil pemantauan di sekolah tersebut komisi A tidak menemukan kendala atau siswa absen.

Wakil Ketua Komisi A, Bachri, berharap pelaksanaan UASBN bisa berjalan lancar dan peserta ujian bisa lulus dengan nilai baik. "Kalau tingkat SMA kan banyak yang tidak lulus dan hasilnya jeblok. Semoga ini (UASBN) nanti tidak demikian. Pihak sekolah harus terus memberikan motivasi kepada anak didiknya," imbuhnya.

Saat komisi A hendak meninggalkan MI Muhammadiyah, tiba-tiba kepala sekolah MI tersebut Hanafi mendekat. Ia menyampaikan keluhannya bahwa MI Muhammadiyah sangat membutuhkan lokal tambahan. Tetapi, untuk memenuhi itu mereka terganjal anggaran.

Soal Kurang

Pelaksanaan UASBN di Kabupaten Probolinggo di hari pertama kemarin relatif kurang mulus. Sempat terjadi masalah kecil di SDN Kotaanyar III. Disekolah itu sempat ada kekurangan soal.

Pada salah satu amplop yang berisi 20 naskah soal ujian untuk satu kelas, ternyata ada yang berisi 19 saja. Kontan saja panitia UASBN setempat sempat panik. Tapi, masalah itu cepat tertangani.

"Secara keseluruhan tidak masalah. Kami langsung menukar amplop soal yang kurang itu dengan soal cadangan. Itu cuma human error," kata Suwari, kabid TK/ SD Dispendik.

Suwari menganggap insiden tersebut tidak masalah. Karena proses pergantian amplop soalnya itu disaksikan langsung oleh petugas keamanan yang stand by menjaga pelaksanaan UASBN.

Selain insiden tersebut secara keseluruhan Suwari menjelaskan tidak ada kejadian yang menonjol dalam pelaksanaan UASBN. Dari 17.849 siswa yang mengikuti UASBN, semuanya tercatat mengikuti UASBN. "Sejak jauh-jauh hari kami memang mengupayakan agar semua siswa untuk ikut ujian," kata Suwari.

Kesulitannya hanya pada peserta UASBN dari desa Gili Ketapang. Di pulau Gili ada 3 SD. Nah, agar efisien, petugas keamanan dari polsek setempat bareng tim pengawas harus bermalam di pulau yang masuk Kecamatan Sumberasih tersebut. (rud/fa/mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156622

Terpaksa Kerjakan UASBN di Rumah

[ Rabu, 05 Mei 2010 ]

PROBOLINGGO
- Di antara ribuan pelajar SD/MI di Kota Probolinggo yang menjalani UASBN mulai kemarin, Lina, 12, terbilang nahas. Di tengah masa UASBN saat ini dia terserang penyakit kencing batu. Alhasil, murid SDN Kedungasem III itu harus mengerjakan soal UASBN di rumahnya di RT 1/RW VII Kelurahan Kedungasem.

Kemarin sekitar pukul 08.30, Kepala Dispendik Maksum Subani bersama Kabid Pendidikan Dasar Masdar, Kepala SDN Kedungasem III Sri Mahayani dan beberapa guru, mengunjungi kediaman Lina. Tentu saja mereka ingin melihat langsung kondisi Lina yang mengerjakan UASBN dalam kondisi sakit.

"Sudah kami tawari untuk mengikuti ujian susulan. Tapi, anaknya (Lina) tidak mau dan dia bilang sanggup," ujar Maksum Subani.

Meski hanya seorang diri, Lina juga mendapat pengawasan ketat dari pengawas UASBN. Ada dua orang pengawas yang bertugas, yakni Asmad Musiran dan Mulyono.

Lina mengeluh sakit setiap kencing sejak sekitar enam bulan lalu. Selanjutnya, Lina diperiksakan ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo. Hasilnya, diketahui kalau Lina terserang penyakit kencing batu. Sejak itulah, Lina menjalani perawatan di RSUD selama sembilan hari. "Habis itu, pulang," ujar Ratma, ibunya.

Sekitar enam hari kemudian, penyakitnya kambuh lagi. Lina mengeluhkan sakit dan tidak bisa kencing dengan lancar. Lina kembali dilarikan ke RSUD. Pada masa perawatan kedua ini, Lina dirawat selama tiga bulan. "Kalau yang tidak masuk sekolah sejak awal sakitnya itu (sekira enam bulan lalu)," ujar Ratma.

Setelah pulang dari RSUD, bukan berarti penyakit Lina sembuh total. Lina harus menjalani perawatan intensif. Waktu itu Lina juga dirujuk ke Malang. "Katanya, di sini (RSUD) tidak mampu. Sehingga dirujuk ke Malang," jelas Ratma, yang seorang janda itu.

Sejak itulah, Lina harus bolak balik Malang-Probolinggo. Menurut Ratma, Lina tidak boleh menjalani rawat inap di rumah sakit Malang, karena penyakitnya masih belum terdeteksi. "Katanya, sebelum penyakitnya ketemu tidak boleh nginap (rawat inap)," ujarnya.

Segala bentuk usaha telah dilakukan untuk menyembuhkan Lina. Dari mendatangi dokter hingga "orang-orang pintar". Tapi, usaha itu masih belum membuahkan hasil. "Semangatnya untuk sekolah sangat tinggi. Tapi, penyakitnya juga tidak sembuh-sembuh," kata Ratma.

Dalam mengerjakan soal UASBN, Lina merasa tak nyaman karena sakitnya itu. Ia masih harus menggunakan kateter. Bahkan, kemarin dia sempat mengeluh sakit dan minta diganti kateternya. "Sempat nangis. Katanya, sakit," tutur Ratma kepada rombongan dari Dispendik yang datang berkunjung. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156620

Agil dan Herli Bakal Terganjal Sebagai Calon Ketua Musda KNPI

KRAKSAAN - Bakal calon ketua KNPI Kabupaten Probolinggo pada ajang musyawarah daerah (musda) makin mengerucut. Menyusul analisa tentang dua kandidat yang diperkirakan gagal maju. Yakni, Agil Bafagih dan Herly Sufriyanto.

Penyebabnya, karena keaktifan dan syarat minimal usia kandidat seperti yang diatur dalam rancangan tata tertib (rantatib) musda. Sekretaris panitia Mahdi mengatakan, ada empat hal yang harus dipenuhi calon ketua berdasar rantatib.

Yakni, kandidat harus berusia di bawah 40 tahun, pernah menjabat sebagai DPD atau PK KNPI. Lalu, memiliki komitmen kepemudaan dan dicalonkan oleh DPD, oleh PK atau oleh OKP.

Berdasar rantatib tersebut menurut Mahdi, ada dua kandidat yang tidak memenuhi syarat. Yakni Agil Bafaqih dan Herly Sufriyanto. Agil tidak memenuhi syarat, karena tidak pernah menduduki kepengurusan DPD maupun PK KNPI. Sedangkan Herly terbentur syarat minimal usia.

Seperti diberitakan Radar Bromo, musda KNPI akan digelar pada Jumat (7/5) 2010 di Desa Condong, Gading. Menjelang musda, muncul lima bakal calon ketua untuk KNPI periode berikutnya. Yakni seksi koperasi DPD KNPI Abdul Qomar, wakil ketua DPD KNPI Siswanur Arifin, Agil Bafaqih, Sekretaris KNPI Herly Sufriyanto dan Ketua PK KNPI Kraksaan Amin Haddar.

Namun, kini bakal calon ketua mengerucut pada tiga nama. Yakni, Abdul Qomar, Siswanur Arifin dan Amin Haddar. Sementara Agil dan Herli diprediksi tidak bisa maju, karena terganjal rantatib.

Tidak hanya itu. Analisa lain mengisyaratkan, peluang Amin maju sebagai calon ketua juga bakal tertutup. Ini jika mengacu pada pernyataan Sekretaris DPD KNPI Wahid Nurahman.

Wahid mengatakan, calon ketua harus berlatar belakang netral dan non partisan. Artinya, calon ketua tidak boleh berasal dari kalangan parpol. Berdasarkan hal itu, Amin disinyalir bakal gagal maju menjadi calon ketua. Sebab, dia adalah politis PPP yang juga anggota DPRD Kabupaten Probolinggo.

Namun, Mahdi punya pendapat lain tentang hal itu. Menurutnya, unsur parpol juga termasuk dalam KNPI. Bahkan kata dia, parpol juga memiliki organisasi kepemudaan. "Misalnya AMPG, BP PAN, GPK. Organisasi itu adalah OKP," ujar Mahdi.

Amin sendiri menurut Mahdi memiliki cukup persyaratan untuk maju sebagai calon ketua. Pertama, Amin belum berusia 40 tahun. Lalu, Amin adalah pengurus PK KNPI Kecamatan Kraksaan.

Terkait keberadaan OKP sebagai peserta musda, kata Mahdi pihak panitia belum memiliki data yang lengkap. Mahdi mengatakan, pertumbuhan OKP di Kabupaten Probolinggo berlangsung cepat. "Jadi kemungkinan bertambahnya OKP masih cukup besar," lanjutnya.

Namun jika mengacu pada musda sebelumnya kata Mahdi, ada delapan OKP sebagai peserta. OKP tersebut juga terkover dalam kepengurusan sebelumnya. Bisa jadi menurut Mahdi, OKP peserta musda kali ini lebih dari 10. "Kita lihat perkembangan pendataan panitia," imbuhnya. (eem/hn)


Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=156619

Inflasi April 2010

Edisi 1 April 2010

  • Pada bulan April 2010 Jawa Timur mengalami inflasi 0,19 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tulungagung sebesar 0,48 persen diikuti oleh Jember 0,35 persen, Tuban 0,29 persen, Kediri 0,26 persen, Madiun 0,23 persen, Banyuwangi 0,17 persen, Surabaya 0,15 persen, Malang 0,14 persen, Sumenep 0,10 persen dan terendah Probolinggo 0,02 persen.
  • Inflasi Jawa Timur bulan April 2010 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,49 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik sebesar 0,21 persen, kelompok sandang naik 0,29 persen, kelompok kesehatan naik 0,10 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan naik sebesar 0,09 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami penurunan indeks sebesar 0,05 persen, sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga tidak mengalami perubahan indeks.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah tomat sayur, bawang putih, bawang merah, cabe merah, jagung muda, besi beton, kacang panjang, nangka muda, apel dan emas perhiasan.
  • Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah beras, gula pasir, daging ayam ras, cabe rawit, minyak goreng, kentang, udang basah, teri, melon dan cumi-cumi.
  • Dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,37 persen diikuti Yogyakarta 0,25 persen, Jakarta 0,22 persen, Surabaya 0,15 persen, Bandung 0,14 persen dan Serang sebesar 0,03 persen.
  • Dari 66 kota IHK nasional dan 3 kota IHK Jawa timur, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 2,04 persen, Banjarmasin 1,09 persen, Sorong 0,99 persen, Kupang 0,94 persen dan Bandar Lampung 0,86 persen, sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Tarakan sebesar 2,08 persen, Ternate 1,19 persen, Mamuju 1,14 persen, Gorontalo 0,87 persen dan Pare-Pare sebesar 0,80 persen.
  • Laju inflasi tahun kalender (Januari-April) 2010 Jawa Timur mencapai 0,84 persen, sedangkan laju inflasi year on year (April 2010 terhadap April 2009) Jawa Timur sebesar 3,86 persen.
Sumber: http://jatim.bps.go.id/?p=726