Probolinggo - Ratusan nelayan di Probolinggo, Jawa Timur, terpaksa tidak berani melaut karena kondisi cuaca di perairan tempat mereka mencari ikan sangat buruk, seperti angin kencang disertai gelombang mencapai dua meter.

Wartawan ANTARA di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Selasa, melaporkan ratusan nelayan setempat hanya menambatkan perahu dan kapal ikan mereka di dermaga pelabuhan setempat.

Bukan hanya di tengah laut, tiupan angin di dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga cukup terasa, bahkan setiap orang terasa terdorong ketika diterpa angin tersebut. Sementara dari daratan terlihat buih putih cukup banyak di perairan Laut Jawa tempat nelayan mencari ikan.

Menurut Anwar, salah seorang nelayan setempat, tiupan angin dan banyaknya buih putih di laut itu pertanda gelombang dan angin cukup besar. Karena itu, nelayan memilih tidak melaut karena khawatir perahu atau kapal ikan mereka dihantam ombak yang tingginya mencapai 1,5 hingga 2 meter.

Cuaca buruk yang kini melanda perairan Laut Jawa itu merupakan cuaca musiman setiap tahun. Masyarakat nelayan setempat menyebutnya sebagai musim angin "gending".

Selain para nelayan di pesisir Kota Probolinggo, ratusan nelayan di kawasan pesisir Kecamatan Tongas, Gringu, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton, Kabupaten Probolinggo juga terpaksa menghentikan kegiatannya.

Menurut Wriman, nelayan di pesisir Kraksaan, kondisi cuaca buruk itu biasanya berlangsung selama 15 hari. Akibat terhentinya kegiatan melautnya, para nelayan terpaksa harus mencari pinjaman dana selama mereka tidak bisa mencari ikan.

Guna mengisi waktu luangnya, para nelayan memanfaatkan hari - harinya dengan memperbaiki jaring tangkap ikan mereka.

Namun ada pula nelayan yang tetap nekat melaut, tetapi hasil tangkapan mereka tidak banyak karena mereka hanya menjaring ikan di tepian pantai. Tidak seperti biasanya mereka melaut hingga ke tengah lautan.

"Kalau sudah gini, ya terpaksa ngutang dulu Mas! Jika bisa melaut lagi baru kami membayarnya," ujar Wriman lirih.

Sementara itu, berdasarkan hasil pantauan Citra Satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, kondisi cuaca buruk yang melanda perairan Laut Jawa dan Samudera Hindia itu, akibat munculnya Badai Coson yang terjadi di Kawasan Utara Equator.

Dalam sepekan mendatang, perairan Laut Jawa akan ditandai dengan gelombang setinggi dua meter dan gelombang di perairan Samudera Hindia mencapai tiga meter. Selain itu, di kedua perairan tersebut kecepatan angin bisa mencapai 20 hingga 30 kilometer per jam.

"Kondisi ini memang sangat membahayakan bagi kegiatan pelayaran, termasuk nelayan," tutur Kepala BMKG Kelas III Banyuwangi Arief Triyono.

Sumber: http://antarajatim.com/lihat/berita/38218/nelayan-probolinggo-takut-melaut