Kamis, 29 Juli 2010

Porkab dan MTQ Dibuka

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
KRAKSAAN - Dua kegiatan besar dibuka di Kraksaan, kemarin (28/7). Yakni, pekan olahraga kabupaten (Porkab) Probolinggo 2010 dan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Probolinggo 2010. Porkab dibuka oleh Asisten II (Pembangunan Ekonomi) Ibrahim Muhammad, sementara MTQ dibuka oleh Wabup Salim Qurays.

Pembukaan Porkab digelar melalui upacara di Alun-alun Kraksaan sekitar satu jam lamanya, mulai pukul 08.30 hingga pukul 10.30 WIB. Seluruh atlet peserta ikut upacara itu. Jumlahnya mencapai sekitar 690 orang. Mereka merupakan delegasi dari 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.

Panitia pelaksana Chalid Abubakar dalam laporannya mengatakan, juara di masing-masing cabang olah raga (cabor) akan diberi pembinaan khusus. Sebab nantinya para juara akan dikirim mewakili kabupaten ke ajang serupa tingkat provinsi. "Tentunya untuk mengharumkan nama baik Kabupaten Probolinggo," ujar Chalid yang juga kasi pengembangan keolahragaan, Kanpora Kabupaten Probolinggo ini

Sementara Ibrahim mewakili Bupati Hasan Aminuddin yang berhalangan hadir menegaskan, Porkab merupakan ajang para atlet untuk membuktikan kemampuan dan kualitasnya. Sebab Porkab juga dimanfaatkan sebagai ajang seleksi. Karena itu, penting bagi atlet untuk meraih hasil maksimal. "Untuk mewakili kabupaten Probolinggo di ajang Porprov maupun di event-event lain," ujar Ibrahim.

Rencananya, Porkab digelar selama 6 hari. Yakni tanggal 28 Juli-3 Agustus. Ada 10 cabor yang dipertandingkan dalam Porkab kali ini. Di antaranya futsal sebagai cabor yang baru pertama kali dipertandingkan.

Sementara itu, pembukaan MTQ dilakukan pukul 09.30 di gedung Islamic Center. Tak kalah meriah dengan Porkab, pembukaan MTQ diikuti oleh 700 peserta. "Awalnya 670 peserta. Tapi ada penambahan peserta," ujar RM Mashuri Efendi, ketua panitia MTQ.

Juga hadir Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo Sirajuddin dan ketua PCNU Kraksaan H. Nasrullah A. Suja'i.

Wabup Salim dalam sambutannya mengatakan, MTQ merupakan sarana untuk melatih kemampuan bibit-bibit para qori-qoriah. Tujuannya untuk mewakili kabupaten dalam event serupa di tingkat regional dan nasional.

Selain itu, MTQ juga berfungsi untuk syiar Islam. Juga meningkatkan pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap Alquran. "Utamanya untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

MTQ sendiri melombakan 5 kelas. Pertama, cabang tilawatil quran. Pada cabang ini, terdapat empat kelompok. Yakni golongan tartil putra-putri, golongan anak tartil putra-putri, golongan remaja putra-putri dan golongan dewasa putra-putri.

Lomba kedua, yakni cabang tahfidzil quran. Juga ada empat kelompok lomba. Yakni 1 juz tilawah putra-putri, 5 juz tilawah putra-putri, 10 juz putra-putri dan 20 juz putra-putri.

Lalu lomba ketiga, yakni khottil quran. Ada dua kelompok lomba di kelas ini. Yakni golongan penulisan naskah putra-putri dan golongan hiasan mushaf putra-putri. Keempat, yakni cabang fahmil quran. Dan terakhir, cabang syarhil quran. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Penyidikan P2SEM Kian Mengerucut

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Penyidikan kasus P2SEM (Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat) di Kota Probolinggo semakin mengerucut. Bidikan penyidik kejaksaan terhadap calon tersangka kasus ini didukung saksi-saksi yang sudah diperiksa.

"Empat saksi sudah diperiksa, khusus untuk yang OPIK (Organisasi Pemuda Inovatif dan Kreatif). Keterangan saksi justru mendukung sangkaan penyidik. Ada tanda terima fiktif, alokasi dana yang tidak sesuai dengan yang dibuat. Intinya, keuangannya nggak bener," ujar Ketua Tim Penyidik P2SEM Soegeng Prakoso kepada Radar Bromo, Selasa (27/7) lalu.

Diketahui, berdasarkan hasil ekspose tim penyelidik beberapa waktu lalu, ada dua pokmas (kelompok masyarakat) penerima P2SEM di Kota Probolinggo yang naik status menjadi disidik. Mereka diduga melakukan kegiatan fiktif dan mark up anggaran. Kedua pokmas itu menerima kucuran dana masing-masing Rp 250 juta dari Bapemas Provinsi Jawa Timur melalui P2SEM pada 2008 silang.

Yang pertama adalah pokmas OPIK yang diketuai oleh RH. Pokmas ini melaksanakan kegiatan berupa pelatihan dan pelayanan teknis bagi kerajinan jahit konveksi di Kota Probolinggo. Sedangkan pokmas ARINI dipimpin SA, membuat pengembangan produk dan pasar bagi industri mikro makanan kecil di Kota Probolinggo.

Ada bukti awal yang menguatkan dua pokmas itu harus meningkat ke penyidikan. Kejari juga menegaskan telah membidik calon tersangkanya. Kejaksaan pun menyebutkan di pokmas OPIK dan ARINI ada orang yang dominan dalam proses pencairan dananya.

Dari dua pokmas yang disidik, kejari kini masih fokus pada OPIK dulu. Menurut Soegeng Prakoso yang juga Kasi Pidsus kejari, tiga dari empat saksi yang sudah diperiksa adalah pengurus inti dari OPIK.

OPIK mendapat kucuran dana P2SEM senilai Rp 250 juta. Anehnya, dari keterangan saksi, ketiganya tidak pernah menerima honor dari si calon tersangka. Keterangan itu berbeda dengan barang bukti berupa laporan keuangan yang dibuat oleh OPIK.

Di dalam laporan tersebut, para saksi menerima honor antara Rp 7 juta sampai Rp 8 juta, jumlah akumulasi selama tiga bulan pelaksanaan kegiatan. Di laporan keuangan tertera honor evaluasi atau honor bulanan, tandaterima diperoleh dari bendahara.

"Ketuanya (OPIK), RH, itu tidak tahu apa-apa. Dia hanya dijadikan ketua oleh RS, tetapi tidak tahu bagaimana pelaksanaannya. Modusnya memang begitu, bikin organisasi untuk mendapatkan dana dari P2SEM," ujar Soegeng yang masih menolak membeberkan identitas para saksi dan calon tersangkanya.

Bahkan para saksi ada yang tidak mengakui tanda terima uang itu sebagai tanda tangannya. "Ada tanda tangan tapi bukan mereka (saksi) yang tanda tangan. Ada juga yang tanda tangan, tapi tidak menerima," imbuh Soegeng.

Artinya, peranan pelaksanaan dan pengelolaan dana Rp 250 juta itu dipegang kendali oleh RS yang sebenarnya bukan pengurus OPIK. Ditanya berapa dana yang diselewengkan oleh calon tersangka, Soegeng masih akan melakukan penyidikan lebih lanjut.

Yang jelas, kata Soegeng, dana Rp 250 juta dari P2SEM tidak semuanya digunakan untuk kegiatan OPIK. Diperkirakan dari dana Rp 250 juta tersebut hanya dialokasikan ke OPIK sekitar Rp 50 juta.

"Waktu dicek memang ada barang dan kegiatannya. RS pernah kami periksa waktu penyelidikan tapi tidak mengaku. Saksi sudah mengakui kalau RS yang berperan di OPIK," tegasnya.

Mengapa baru saat ini ada pengakuan dan dukungan terhadap sangkaan penyidik. Padahal, proses penyelidikan kasus P2SEM ini sudah pernah dilakukan tahun lalu, dan kejari menyatakan belum menemukan adanya penyelewengan. "Mungkin dulu itu belum menyeluruh. Belum integral. Baru sekarang ada pernyataan dari saksi," jawab Soegeng.

Lalu bagaimana langkah penyidikan berikutnya terkait keberadaan calon tersangka? "Calon tersangka akan kami panggil kalau semua saksi sudah selesai diperiksa," terang Soegeng. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172344

Jaring 7 Pasangan Mesum di Hotel

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Polresta Probolinggo kemarin (28/7) menggelar operasi cipta kondisi (Cipkon) Semeru 2010. Perbuatan maksiat menjadi salah satu sasaran operasi. Hasilnya, dalam penggerebekan di hotel Rela Hati di Jl KH Mansyur, ada tujuh pasangan mesum yang diamankan.

Penggerebekan berlangsung sekitar pukul 10.00 kemarin. "Kegiatan ini dalam rangka operasi cipta kondisi Semeru 2010 menjelang Ramadan. Sasarannya penyakit masyarakat, salah satunya ya itu (pasangan mesum)," kata Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto melalui Kasat Sabhara AKP Sugiman.

Operasi Cipkon Semeru 2010 berlangsung sejak 22 Juli hingga 10 Agustus mendatang. "Mengenai lokasi dan waktu, sangat situasional. Bisa di mana saja dan kapan saja. Kebetulan tadi (kemarin, Red) hanya di hotel itu saja. Mereka ini punya identitas lengkap tetapi bukan suami istri," jelas AKP Sugiman.

Saat digerebek, tujuh pasangan mesum ini punya gelagat macam-macam. Menurut Kasat Sabhara, ada yang minta izin berpakaian dulu dan ada yang masih mandi. "Ada juga waktu petugas masuk, kelihatan perempuannya kok sendirian. Ternyata lelakinya sembunyi di bawah kolong tempat tidur," ceritanya.

Tujuh orang pasangan itu langsung digiring ke Mapolresta Probolinggo. Mereka adalah Miftahul Huda, 44, warga Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo dan Sulastri, 41, warga Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Musleh, 40, asal Banyuwangi dan Sri Wulandari, 35, warga Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.

Toyamin, 39, warga Desa Menyono, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo dan Sriyati, 47, warga Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Supri'a, 31, warga Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo dan Misna, 31, warga Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

Anshori, 20, warga Lumajang dan Roza Fitri, 19, warga Kecamatan Besuki. Samsuri, 35, warga Kedungsupit, Kecamatan Wonomerto dan Sriyati, 34, warga Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto. Wildan, 41, warga Wonosobo dan Sanitri, 25 warga Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo.

Di Mapolresta, pasangan mesum ini diperiksa oleh Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak). "Mereka kami periksa sebagai saksi saja. Pemilik hotelnya juga akan kami periksa, kaitan penyediaan tempat untuk melakukan itu. Syarat untuk menginap di hotel kan ada ketentuan, misalnya KTP pasangan harus sama. Itu yang tidak dilakukan," tutur Kasat Reskrim AKP Agus Supriyanto.

Kemarin, pemilik hotel Rela Hati memang belum diperiksa oleh penyidik. Namun surat panggilan segera dilayangkan untuk dilakukan pemeriksaan. Pemilik hotel bisa dikenai pasal 296 KUHP tentang mempermudah perbuatan cabul dengan ancaman hukuman satu tahun enam bulan penjara.

Menurut AKP Agus, kemungkinan dengan perkembangan sosial yang terjadi

hotel tersebut malah mempermudah dan memfasilitasi orang berbuat mesum. "Secara sosial masih ada hotel yang tidak melakukan. Sebelumnya kami sudah ada peringatan-peringatan ke pemilik. Bukan melalui surat tapi lewat penggrebekan beberapa kali. Mestinya kalau sudah merasa ya di stop, ini malah terus ada," pungkasnya. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172343

Melihat Petik Laut Gelaran Warga Randuputih Probolinggo

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
Ada Ariel dan Luna, Diminta Tak Ditiru Akhlaknya

Warga Desa Randuputih, Dringu Kabupaten Probolinggo kemarin (28/7) mempunyai gawe besar. Mereka menggelar acara bersih desa dan petik laut. Di acara itu juga ada arak-arakan keliling desa.

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

Mendung menggelayut di atas desa Randuputih pagi kemarin (28/7). Sampai sekitar pukul 09.00, matahari tetap tertutup sinarnya. Padahal, hari itu warga Randuputih siap menggelar acara bersih-bersih desa dan petik laut.

Menjelang gelaran acara, mendung tak kunjung menyingkir. Kekhawatiran menyelimuti benak warga. "Semoga tidak hujan. Kalau hujan, kemeriahan acara bisa terancam..." bisik salah seorang panitia bersih desa yang kemarin mengenakan pakaian adat Madura kepada Radar Bromo.

Kekhawatiran itu sangat beralasan. Warga sudah kadung antusias menyambut acara. Mereka menyemut di sepanjang jalan desa untuk menyaksikan sesaji yang lebih dulu akan diarak sebelum dilarung. Jika sampai hujan, keramaian itu bakal bubar.

Untungnya selama berlangsungnya acara, mendung tak sampai berubah jadi hujan. Saat itu, warga sekitar, baik tua muda sampai anak-anak pun tumplek blek di sepanjang jalan desa.

Sekitar pukul 09.00 itu, rombongan arak-arakan mulai berdatangan dari berbagai daerah di desa Randuputih. Empat dusun dan 12 RT yang ada di desa randuputih pun berlomba-lomba menunjukkan penampilan terbaiknya untuk menghibur masyarakat.

Dalam rombongan arak-arakan tersebut ada sesajen utama. Di dalamnya berisi kepala sapi, kumpulan air 7 macam yakni air sumur, air sungai, air laut, air sumber, air pring, air hujan dan air embun.

Selanjutnya dalam sesajen tersebut juga ada serangkaian alat-alat dapur seperti sutil, wajan, bakul nasi, sutil, dll. Ada juga buah-buahan 7 rupa dan juga ada pula jajanan pasar dan ayam panggang 3 ekor.

"Komposisi ini sudah diatur. Semuanya ada maknanya. Tetapi saya tidak bisa menjelaskan makna satu-per satu. Intinya semua sesajen ini sebagai bentuk rasa syukur kami atas segala yang telah diberikan oleh Allah SWT," kata M Amnan, ketua panitia bersih desa dan larung sesaji.

Persis berada di belakang sesajen utama ada rombongan perangkat desa yang dipimpin oleh Kades Randuputih Heri beserta istrinya yang menggunakan baju adat. Kades dan istri juga nampak dipayungi oleh para pengawal dan didampingi oleh dua kstaria yang berada di sisi kanan dan kiri kades.

Sepintas sang kades terlihat seperti raja. Sesekali kades dan istrinya melambaikan tangannya kepada masyarakat yang berada di sepanjang pinggiran jalan desa. "Inilah kades kita, semoga dengan adanya petik laut ini, desa kita semakin menambah berkah bagi kita," kata MC melalui pengeras suara.

Dalam arak-arakan kemarin ada beberapa stage. Di setiap stage, ada MC yang memandu jalannya acara. Stage pertama ditempatkan di rumah sang kades. Di stage tersebut beberapa peserta arak-arakan unjuk aksi. Mulai dengan membawakan musik hadrah, sampai ada juga yang membawakan tari re re re.

Uniknya dalam rombongan arak-arakan tersebut juga terdapat dua buah patung mirip ondel-ondel. Cuma di tiap-tiap patung tersebut dituliskan nama Ariel Peterpan dan Luna Maya. "Jangan meniru mereka, jaga akhlak," ujar juru bicara rombongan tersebut.

Usai berjalan mengelilingi desa dengan rute mulai dari dusun randulima, depan balai desa, ke timur melewati RT 10, RT 7 dan kembali lagi ke balai desa, rombongan langsung menuju ke pantai tempat para nelayan melaut.

Cuma untuk menuju pantai ini peserta arak-arakan yang menggunakan pakaian tradisonal sedikit kesulitan. Pasalnya jalan setepak yang terbuat dari urukan pasir siang kemarin nampak berair. Maklum, malam harinya desa Randuputih juga diguyur hujan lebat.

Sesampai di pantai, rombongan arak-arakan masih menyempatkan perform untuk terakhir kali. Setelah itu digelar doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat dan dilanjutkan dengan pembacaan surat-surat pendek dalam Alquran.

Setelah itu barulah sesajen utama yang ditaruh dalam perahu kecil dilarung bersama sekitar 11 perahu besar milik nelayan setempat. Sesajen utama itu dilarung sekitar 4 km dari bibir pantai Randuputih.

Uniknya, saat sesajen utama itu dilepas, beberapa nelayan yang menggunakan perahu kecil yang sudah stand by di tengah laut. Mereka siap berebut mengambil isi sesajen tersebut. "Tabrak perahu sesajennya, gulingkan saja biar tidak diambil," teriak salah satu rombongan yang melarung sesajen utama tersebut.

Namun imbauan itu nampaknya tidak berhasil. Beberapa nelayan dengan perahu kecil itu masih tetap berhasil mengambil beberapa isi sesajen utama tersebut.

Amnan, ketua panitia larung sesajen tersebut mengatakan, acara itu merupakan kegiatan rutin tiap tahun desa setempat. "Cuma biasanya tidak seramai kali ini. Karena biasanya kami mengadakan acara ini secara besar-besaran dalam kurung waktu lima tahun sekali," jelasnya.

Hal itu dikarenakan untuk menggelar acara petik laut yang besar-besaran memerlukan anggaran yang besar pula. "Jadi untuk efisiensi, acara besar-besarannya dilakukan lima tahun sekali," ungkapnya.

Amnan mengaku untuk menggelar petik laut besar-besaran seperti kemarin menelan anggaran sampai Rp 41 juta. "Anggarannya itu dari swadaya masyarakat dan beberapa sponsor," jelasnya.

Menurutnya, selain acara larung sesajen tersebut juga ada 3 hiburan lainnya yang berupa ludruk, campursari dan layar tancap. Kegiatan bersih desa tersebut dijelaskan Amnan rutin digelar setiap tanggal 14-15 bulan Sya'ban menyambut bulan puasa. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172341

Bikin Masyarakat Kecewa

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
Kasus Sekolah lewat Pintu Belakang

PROBOLINGGO- Mencuatnya kasus pendaftaran sekolah negeri melalui "pintu belakang" dengan mencatut pejabat Pemkot Probolinggo terus mendapatkan tanggapan. Tokoh masyarakat pun ikut mengecam bila kabar tersebut benar adanya.

"Kami menyayangkan dan prihatin atas permasalahan penerimaan murid baru yang lewat "pintu belakang". Apalagi dilakukan oleh oknum LSM untuk memfasilitasi dan amplop berkop wali kota," kata Tono Tambayong, salah satu tokoh masyarakat yang juga ketua Jinggomania, julukan suporter Persipro.

Tono mengaku permasalahan yang mencuat beberapa hari terakhir ini membuat masyarakat resah. Karena di zaman reformasi ini masih saja didapati praktik nepotisme yang memudahkan segala hal.

"Kami berharap tahun depan tidak ada lagi cara-cara yang memalukan seperti ini. Pak Polisi harus cepat bertindak. Kalau ternyata ada indikasi penyuapan. Serta diknas harus menghapus cara masuk lewat pintu belakang ini," tegas pria bertubuh subur tersebut.

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, kabar tak sedap kembali berembus di dunia pendidikan di Kota Probolinggo. Wawali Bandylk Soetrisno dicatut dalam aksi masuk lewat jalur belakang salah seorang murid di SMAN 3.

Peristiwa itu terungkap karena pengakuan Imam Hanafi, warga Pilang Kota Probolinggo. Ia bercerita bahwa salah satu keponakannya, yakni AF, diterima lewat jalur belakang di SMAN 3. Padahal nilai unas AF tidak memenuhi syarat untuk masuk ke sekolah tersebut.

Menurutnya, orang tua keponakannya itu meminta tolong kepada Misman, seorang yang dikenal sebagai pegiat LSM di kota. Menurut Imam Hanafi, Misman pun menyanggupinya. Tetapi ia meminta uang senilai Rp 9 juta. Lantas ia meminta bantuan kepada Wawali Bandyk Soetrisno untuk memberikan rekom.

Namun hal tersebut dibantah oleh Misman. LSM Kompak tempat Misman bergabung pun sudah melakukan press release yang mengelak semua tuduhan soal "pintu belakang" yang mencatut nama pejabat tersebut.

Sementara itu Maksum Subani, kepala Dinas Pendidikan setempat mengaku pihaknya telah melakukan kroscek ke lapangan terkait masalah tersebut. "Sekretaris dinas dan kabid menengah sudah turun ke SMAN 3 untuk mengecek kabar tersebut," ujarnya.

Maksum membenarkan pernyataan kepala SMAN 3 Zainal Arifin yang menjelaskan, AF masuk lantaran pagu untuk SMAN 3 masih belum terisi atau lewat bangku kosong.

Diketahui, SMAN 3 tahun ini mempunyai pagu 192 siswa baru. Cuma, sampai akhir pendaftaran ada 10 bangku kosong. Nah, AF sendiri dijelaskan Zainal masuk melalui mekanisme bangku kosong tersebut. "Karena ada yang menarik berkasnya kembali, jadi siswa itu mengisi kursi kosong tersebut," jelasnya.

Maksum mengaku kabar adanya titipan itu memang benar. "Tetapi proses masuknya itu tetap melalui mekanisme yang ada. Tidak ada 'pintu belakang'," tegasnya.

Sementara Imam Hanafi kemarin kembali membeberkan beberapa bukti baru. Kepada Radar Bromo ia mengatakan, kalau pagu yang ada di SMAN 3 sedianya sudah terisi penuh. "Tidak benar kalau di SMAN 3 itu kekurangan murid," bebernya.

Selain itu Imam Hanafi juga menjelaskan ada beberapa siswa yang nilai danemnya ada di atas keponakannya AF yang juga masuk daftar tunggu namun tidak diterima. "Ada yang tidak beres. Dalam waktu dekat ini kami akan lapor polisi," jelasnya. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172340

Polresta Panen Kasus Togel

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
49 Tersangka dalam Dua Bulan

PROBOLINGGO-Dalam waktu dua bulan terakhir Polresta Probolinggo berhasil meringkus 49 penjudi togel. Mereka terdiri atas para pengecer dan pengepul judi tebak nomor itu.

Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto melalui Kasatreskrim AKP Agus Supriyanto menjelaskan, 49 tersangka adalah hasil tangkapan dari 27 TKP (tempat kejadian perkara) di wilayah hukum Kota Probolinggo.

"Beberapa di antaranya sudah di lapas dan polsek. Jenis judinya togel di tingkat pengecer dan pengepul. Sindikat togel ini terputus, rata-rata ditanya ke atasnya (bandar) mengaku tidak tahu. Putusnya selalu di situ," ujar AKP Agus saat ditemui wartawan, kemarin siang.

Para tersangka yang ditangkap berasal dari berbagai profesi di antaranya seorang pegawai swasta sampai tukang becak. Omzet yang dihasilkan penjudi togel minimal Rp 1,5 juta hingga Rp 20 juta dalam satu kali bukaan togel. Tersangka dijerat pasal 303 tentang perjudian ancaman 10 tahun penjara.

Barang bukti yang diamankan untuk kasus judi togel berupa kupon togel, 49 HP (handphone) dan uang Rp 2,5 juta. "Modus mereka sudah canggih. Biasanya pemesanan menggunakan HP kemudian baru ditulis ke kertas. Pembayaran togel biasanya belakangan," tutur kasatreskrim.

Dari puluhan penjudi togel tersebut kebanyakan mereka mengaku baru berjualan togel maksimal empat bulan silam. Namun satu sampai tiga orang lainnya merupakan pemain lama alias sudah pernah ditahan sebelumnya dengan kasus yang sama. "Alasannya karena cari pekerjaan sulit ya akhirnya nogel lagi," ungkapnya.

Ke depan Polresta Probolinggo tidak hanya menekan angka judi togel, tetapi juga segala jenis perjudian lainnya yang ada di Kota Probolinggo. Putusnya informasi jaringan tertinggi setelah pengepul, polisi bakal berupaya menguaknya melalui teknik kepolisian.

Banyaknya tangkapan kasus perjudian ini menandakan masih maraknya judi di kota mangga ini. "Oleh karena itu kami berusaha menangkap para pelaku dan Insyaallah menjadi efek jera bagi mereka. Kami mengimbau kepada masyarakat apabila ada praktik perjudian silakan hubungi call center polresta," jelasnya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172339

Siap Amankan Kader PDIP

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
Agar Tak Bergabung dengan Nasdem

PROBOLINGGO-Sikap DPP PDIP yang melarang kadernya untuk bergabung dengan ormas Nasional Demokrat (Nasdem) langsung direaksi di daerah. Buchori, Wakil Ketua Bidang Otonomi Daerah dan Pemerintahan DPD PDIP Jatim menyatakan siap mengamankan barisan kader PDIP di wilayahnya agar tidak bergabung dengan Nasdem.

Meski menyatakan belum menerima surat edaran DPP soal larangan itu, Buchori menyatakan siap melaksanakannya.

"Komitmen saya, keberadaan Nasdem di Jawa Timur biasa-biasa saja. Itu kan organisasi masyarakat. Saya juga tidak bergabung. Kalau untuk wilayah lain saya tidak tahu. Yang jelas, saya belum tahu adanya surat edaran tersebut. Mungkin DPD sudah menerima tapi saya belum diinformasikan," ujar Buchori yang menjadi Korwil di kota/kabupaten Pasuruan dan Probolinggo.

Buchori bilang, apabila sudah diinformasikan terkait surat edaran dari DPP itu, pihaknya bakal melaksanakan sosialisasi kepada kader PDIP yang ada di wilayahnya. Ia juga membenarkan dalam AD/ART partai berlambang banteng moncong putih tidak diperbolehkan ikut organisasi politik lain.

"Khawatirnya nanti bisa overlap. DPP berpikiran lebih baik kader fokus pada partai kami sendiri karena banyak yang harus dikomunikasikan. Banyak yang harus dikerjakan di dalam partai," ungkapnya.

Jika surat edaran DPP sudah sampai ke DPD, kata Buchori, DPP pasti akan mengadakan rapat untuk membicarakannya. "Sekarang masih belum dirapatkan. Tapi, kalau ada saya siap untuk mengamankan wilayah saya. Saya akan mendukung langkah dari DPP," jelas Buchori yang juga wali kota Probolinggo ini.

Seperti diberitakan di Jawa Pos I Rabu (28/7), Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristianto mewarning seluruh kader PDIP untuk tidak bergabung dengan ormas yang dilaunching di Istora Senayan, Jakarta, awal Februari lalu.

Hasto Krsitianto menegaskan, terlepas klaimnya sebagai ormas, Nasdem terlihat sebagai organisasi politik yang melakukan manuver politik. Dalam pasal 18 AD/ART PDIP telah mengatur bahwa setiap anggota partai dilarang menjadi organisasi politik lainnya.

DPP PDIP menyampaikan warning itu melalui surat edaran. Isinya diperlukan komitmen total seluruh anggota partai untuk membangun PDIP. Surat tersebut tanpa menyebut Nasdem secara spesifik.

Menurut Hasto, PDIP menghormati keberdaan Nasdem sebagai bagian dari hak konstitusional setiap warga negara untuk berserikat dan berkumpul. Soal kehadiran Megawati Soekarnoputri dalam launching Nasdem, konteksnya sebagai bentuk penghormatan.

Sebelumnya, Golkar telah mengultimatum para kadernya agar keluar dari kepengurusan Nasdem. Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham mengingatkan kader beringin agar tidak terjebak dalam sebuah organisasi yang bercita-cita menjadi parpol (partai politik). (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172338

Ngadisari Dirancang Jadi Desa Wisata

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
SUKAPURA-Pemkab Probolinggo berniat menjadikan Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura sebagai desa wisata. Kemarin (28/7), Bupati Hasan Aminuddin mengunjungi sejumlah lokasi di desa yang dekat dengan Gunung Bromo itu.

Bupati sempat mendatangi lokasi sulit di Dusun Seruni untuk meresmikan jembatan. " Ini merupakan sejarah, karena Pak Hasan Aminudin merupakan bupati pertama yang datang sampai ke lokasi ini," tutur Supoyo Kades Ngadisari.

Selanjutnya Hasan meresmikan rumah adat Tengger yang saat itu sedang dipakai untuk ritual mayu ilmu. Yakni ritual permohonan restu, atas lulusnya warga Tengger yang menempuh ilmu di bangku kuliah.

Setelah menyaksikan mayu ilmu Hasan menuju lokasi Penanjakan II yang jalurnya akan dibuka untuk meramaikan wisata Bromo.

Kepada koran ini Hasan menyatakan, ide desa wisata itu akan dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi di desa. Selama ini, para wisatawan yang datang ke Bromo, hanya melihat matahari terbit tanpa mengetahui potensi wisata lainnya di desa-desa. "Wisatawan hanya datang untuk melihat sunrise, setelah itu pulang," jelas Hasan.

Bupati Hasan menyampaikan gagasan menarik soal pengembangan produk-produk hasil pertanian lokal di desa. Misalnya, buah strawberry, kentang, serta jagung yang bisa dikelola untuk memanjakan para wisatawan.

" Orang yang berkunjung pasti butuh makan juga," jelas Hasan. (d7x/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172333

Awal Puasa Ponpes Tak Libur

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
Kegiatan Agustusan Dimajukan

KRAKSAAN - Bulan puasa diperkirakan akan tiba dua minggu lagi. Karena itu, sejumlah pondok pesantren (Ponpes) menyiapkan jadwal libur bagi santri masing-masing. Kebanyakan ponpes harus menyesuaikan jadwal libur dengan sekolah formal mereka.

Seperti halnya di Ponpes Nurul Jadid Paiton. Biro Kepesantrenan Faizin Syamwel mengatakan, tidak ada libur di awal puasa. Santri tetap menjalani aktifitas belajar seperti hari-hari biasa. Santri baru libur pada 17 Ramadhan. "Ini sudah kebijakan pesantren. Sudah begitu beberapa tahun terakhir," tuturnya.

Namun untuk mengisi kegiatan selama bulan puasa, ponpes menyiapkan kegiatan hataman kitab. Hataman tersebut menurut Faizin merupakan rutinitas bulan puasa. Kali ini kegiatan itu akan dimulai pada 8 Agustus. "Sebelum puasa kegiatan sudah dimulai," katanya.

Demikian juga dengan Ponpes Zainul Hasan (Zaha) Gengong Pajarakan. Sekretaris Pesantren A. Taufik Hidayat menginformasikan, santri justru masih di pondok menjelang puasa. Bahkan aktifitas sekolah berjalan seperti biasa. "Tidak ada yang libur. Kecuali madrasah wustho," tutur Taufik.

Hataman kitab juga digelar di Ponpes Zaha. Namun hataman baru dimulai pada awal puasa. Sementara jadwal libur baru diberikan mulai 15 Ramadhan. "Ini sudah ketentuan dari pesantren," pungkasnya.

Sementara Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Dispendik) Kecamatan Kraksaan Sunari memberikan penjelasan berbeda. Ditemui di kantornya Sunari mengatakan, pihaknya belum menerima surat dari Dispendik tentang hari libur selama puasa. Selain itu, urusan tersebut sepenuhnya kewenangan Dispendik Kabupaten Probolinggo.

Namun jika mengacu pada tahun sebelumnya, biasanya libur dilaksanakan menjelang puasa. Menurut Sunari, tahun lalu siswa SD sudah diliburkan 3 hari menjelang puasa. Mereka libur selama sekitar seminggu.

Saat masuk sekolah tidak langsung aktif melakukan kegiatan belajar mengajar. Begitu masuk, siswa langsung mengikuti kegiatan pondok Ramadhan di sekolah masing-masing. Biasanya kata Sunari, kegiatan itu digelar selama sekitar seminggu.

Lebih jauh Sunari mengatakan, bulan puasa kali ini bersamaan dengan kegiatan HUT Kemerdekaan RI. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya menggelar beragam lomba.

Namun, karena bersamaan dengan puasa, maka semua jadwal lomba dimajukan. Yakni digelar pada 31 Juli-8 Agustus. Bahkan, tasyakuran yang biasanya dilaksanakan tepat tanggal 17 Agustus tahun ini dimajukan tanggal 7 Agustus.

Praktis, semua lomba usai dilakukan begitu hari pertama puasa. "Agar di bulan puasa bisa fokus," katanya. Karena itu, saat ini sudah dibentuk kepanitiaan lomba tingkat kecamatan menyambut HUT Kemerdekaan RI. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172325

PU Fraksi Bahas Isu Penculikan Anak

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]

KRAKSAAN
- Isu penculikan anak yang beberapa hari terakhir meresahkan masyarakat Probolinggo mendapat perhatian serius dari FKNU DPRD Kabupaten Probolinggo. FKNU berharap isu penculikan itu segera diantisipasi. Sehingga, anak-anak bisa belajar dan bermain dengan tenang.

Pernyataan itu disampaikan saat sidang paripurna penyampaian pandangan umum (PU) fraksi tentang nota keuangan rancangan perubahan APBD 2010, Selasa (27/7). Pada PU tersebut FKNU menegaskan, di tengah perayaan HAN (Hari Anak Nasional) ternyata masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan haknya.

"Awan kelabu masih menggelayuti HAN kali ini. Kasus kekerasan kepada mereka terus terjadi. Bahkan model kekerasannya kerap ada di luar nalar dan sungguh menyentak nurani," kata Dedy Suyanto, ketua sekaligus juru bicara FKNU.

Menurut Dedy, dunia anak yang merupakan dunia awal kehidupan adalah dunia yang harus diwarnai dengan kebijakan dan pemikiran kearifan. Sebab, anak-anak akan tumbuh sesuai warna yang dipoleskan pada mereka.

Karena itu, pengaruh keluarga, lingkungan dan pendidikan sangatlah dominan dalam mengarahkan masa depan mereka. "Hak perlindungan, hak kelangsungan hidup dan hak berkembang telah menjadi hak fundamental dalam kebijakan terhadap anak Indonesia," jelasnya.

Namun menurut Dedy, yang terjadi di lapangan masih belum sesuai dengan harapan. "Saat ini kembali anak-anak dibuat tidak tenang. Setelah ketakutan dengan meledaknya beberapa kompor gas di rumah mereka, isu penculikan menghantui kehidupan mereka," jelasnya.

Dengan merebakya isu tersebut, setiap hari gerak-gerik anak-anak jadi dibatasi. "Itu jelas merupakan elegi atau lagu berirama sedih. Yang seharusnya tidak dialami anak-anak Indonesia. Boleh jadi karena elegi itu, banyak anak tidak bisa menyanyikan lagu gembira tentang indahnya masa kanak-kanak," jelasnya.

"Kebanyakan anak kini justru lebih suka menyanyikan lagu orang-orang dewasa. Akibatnya ada banyak anak yang kebrangas atau cepat menjadi dewasa," imbuh Dedy.

Amin Haddar, sekretaris komisi D saat ditemui usai sidang juga mengaku cukup prihatin dengan merebaknya isu penculikan anak tersebut. "Kami berharap masyarakat tidak perlu takut dan percaya begitu saja. Tetapi juga tetap waspada," jelasnya. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172324

Jelang Ramadan, Stok Buah Menipis

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]
KRAKSAAN - Pasar Buah Semampir kini sedang kekurangan stok buah. Penyebabnya, karena saat ini belum masuk masa panen buah. Padahal, bulan puasa hampir tiba. Biasanya, kebutuhan masyarakat terhadap buah meningkat.

Dalam pantauan Radar Bromo, ada sekitar 10 bedak yang mengalami kekurangan buah. Bahkan beberapa di antaranya kosong. Tidak ada buah, pemilik bedak pun tidak terlihat.

Pasar buah Semampir sendiri menampung sekitar 40 pedagang. Dari jumlah tersebut, tidak semua berdagang buah. Ada beberapa yang membuka toko peracangan serta warung makanan minuman. Sementara pedagang buah terkonsentrasi di bagian Timur pasar. Tepat di sebelah Timur musala di pasar tersebut.

Hasyim, seorang konsumen mengaku khawatir dengan stok buah yang mulai menipis. Sebab menurutnya, keluarganya banyak mengonsumsi buah saat puasa. "Nanti malah kehabisan. Padahal cukup banyak masyarakat yang membutuhkan buah," ujar Hasyim.

Sementara Fadli, 39, pedagang buah asal Kecamatan Krejengan mengaku dagangannya sedikit. Menurutnya, penyebabnya karena dirinya belum panen. Di kiosnya sendiri, Fadli bahkan tak memiliki stok lagi. Sementara yang dipajang adalah dagangan terakhirnya. "Kosong, Mas. Padahal sudah hampir puasa," terang Fadli.

Namun, Fadli mengaku tidak begitu khawatir. Sebab masa panen Semangka dan Timun Mas hampir tiba. "Tenang aja, Mas. Pasti nanti banyak lagi. Banyak yang butuh kalau puasa nanti," tuturnya.

Komentar serupa dikemukakan Aminah, 40, pedagang semangka asal Krejengan. Aminah juga mengaku mulai kehabisan dagangan. Meski masih ada, namun untuk bulan puasa stoknya tidak mencukupi.

Namun sama seperti Fadli, Aminah tidak terlalu khawatir. "Yang penting buahnya bisa dipanen dan tidak rusak. Pasti bisa dijual di bulan puasa," jelasnya optimis.

Ditanya mengenai sejumlah bedak yang kosong, Aminah mengaku tidak tahu. Namun Aminah mengatakan, biasanya bedak itu ada pedagangnya. Aminah menduga pedagang yang bersangkutan kehabisan stok buah.

Sementara saat dikonfirmasi, ketua paguyuban pedagang pasar buah Semampir Ardjawas tidak menampik hal tersebut. Menurut Ardjawas, buah-buah yang ada di bedak memang sedikit.

Namun Ardjawas menolak dikatakan stok buah menipis. Sebab kata Ardjawas, sekarang masih belum masuk masa panen. "Jadi buahnya masih ada di lahan petani," ujar Ardjawas.

Ardjawas memperkirakan, stok buah akan meningkat dua minggu ke depan. Sebab saat itu petani sudah bisa memanen buahnya. "Nanti puasa tidak perlu kuatir. Stoknya bahkan bisa melimpah," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172323

Arah Kiblat Tetap ke Barat

[ Kamis, 29 Juli 2010 ]

PAJARAKAN - Warga NU tak perlu resah dengan pergeseran arah kiblat yang beberapa waktu lalu sempat menjadi pembicaraan hangat. Ketua PWNU Jawa Timur KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menghimbau agar masyarakat tidak terlalu memasalahkan arah kiblat.

Himbauan itu dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Haflatul Imtihan Ponpes Zainul Hasan Genggong, Senin malam (26/7). Alasannya menurut Mutawakkil, pergeseran arah kiblat tidak boleh memecah persatuan dan kesatuan umat Islam.

Yang terpenting, yakni menjaga kewajiban shalat 5 waktu. Bukan memasalahkan arah kiblat. "Arah kiblat tetap menghadap ke arah barat," tegas lelaki yang juga pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong itu. "Arah kiblat seperti biasanya sudah," tuturnya disambut ger-geran undangan yang hadir.

Selain Mutawakkil, acara itu juga dihadiri Ketua PBNU KH. As'ad Said Ali. As'ad saat memberikan sambutan lebih banyak bicara tentang tantangan NU ke depan yang makin besar.

Karena itu, NU dituntut bisa mengembangkan langkah organisasi dan terobosan baru agar tidak terlindas oleh kelompok lain. Khususnya di bidang ekonomi kerakyatan. "Sebab selama ini kita tertinggal di situ (ekonomi)," ujar As'ad.

As'ad tidak sendirian dari PBNU. Dia juga ditemani H. Marsudi, wakil ketua PBNU koordinator bidang ekonomi. Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat Kabupaten Probolinggo. Yakni Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin, Hetua DPRD Ahmad Badawi, Dandim 0820 Letkol Infanteri Heri Setiyono. Juga hadir tamu kehormatan dari Kerajaan Johor, Malaysia, yakni Teuku Abdus Shomad bin Muhammad.

As'ad melanjutkan, ekonomi merupakan sektor penting yang harus diperhatikan. Jika sektor ekonomi dibiarkan, maka kegiatan keorganisasian terasa kurang lengkap. Karena itu, harus ada evaluasi di bidang ekonomi. "Ini menjadi salah satu prioritas PBNU," tegasnya.

Di akhir sambutannya As'ad mengulas tentang NU dan pesantren yang tidak dapat dipisahkan. Pasalnya, NU dilahirkan para kiai. "NU dipenuhi ulama-ulama, eksistensinya bahkan mendunia. Ini patut disyukuri," tuturnya.

Selain itu menurutnya, pesantren bisa membentengi pengaruh budaya luar yang negatif. Bahkan pesantren sebagai pencetak generasi penerus bangsa. "Sangat membanggakan bisa hadir di tengah-tengah pesantren," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=172322