Selasa, 20 Juli 2010

Petani Jagung Temukan Sanca

[ Sabtu, 17 Juli 2010 ]
PAKUNIRAN - Peristiwa penemuan ular berukuran besar kembali terjadi. Setelah di Pasuruan, kali ini giliran di Kabupaten Probolinggo. Ular itu ditemukan Mislan, 38, warga Dusun Krajan, Desa Kertonegoro, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.

Penemuan ular seberat 35 kg di tegal milik Mislan tersebut menggegerkan warga setempat. Sebab baru kali ini di desa tersebut ditemukan ular sanca sebesar itu. Ular sepanjang 4 meter itu ditemukan Mislan pada Jum'at (9/7) lalu.

Tegal itu sekitar 500 meter sebelah timur rumah Mislan. Rumah Mislan sendiri berada di tengah-tengah pemukiman warga. Untuk menuju tegal tersebut, Mislan harus melewati sungai Burapet. Sungai kecil itu selebar 4 meter. "Sungainya dangkal, Mas," ujar Mislan.

Ular sanca itu ditemukan secara tak sengaja. Sekitar pukul 06.00, Mislan berangkat menuju tegal miliknya. Tak sendirian, Mislan bersama kedua orang temannya. Yakni Amar, 40, dan Yusuf, 25. Hari itu jagung di tegal milik Mislan sudah saatnya dipanen.

Sesampainya di tegal, Mislan langsung memanen jagung. Sekitar pukul 09.00, Mislan dan dua temannya pulang ke rumah. Ketika hendak melintas di sungai Burapet, Mislan terkejut. Dia melihat sesuatu bergerak. Setelah diamati, ternyata seekor ular. Ular itu berada di pinggir sungai tersebut.

Mislan tak jadi melintasi sungai. Dia mengajak Amar dan Yusuf untuk membantu menangkap ular tersebut. Bahkan hasil panennya ditinggalkan begitu saja di pinggir sungai.

Untuk menangkap ular tersebut, Mislan menggunakan selembar kain untuk menutupi bagian kepala ular. Sementara Amar dan Yusuf memegangi badan dan ekor ular. Mislan sendiri memegang kepala ular. Selanjutnya ular itu langsung dimasukkan ke dalam karung.

Setelah ular tersebut berhasil ditangkap, ular itu langsung dibawa pulang. Ular dalam karung itu dipikul oleh Yusuf. Sementara Mislan dan Amar mengangkut jagung yang sebelumnya ditinggalkan.

Begitu tiba di rumah Mislan, karung tersebut ditaruh di tempat yang aman. Lalu Mislan, Amar, dan Yusuf menggali lubang sedalam 70 cm dengan lebar 1 meter. Lubang itu ditutup dengan anyaman bambu. Sementara untuk menahan bambu tersebut, dipasang batu-batu besar. Bagian bawah lubang tersebut dibuat lebih lebar. Agar ular tersebut memiliki ruang lebih lebar. "Kalau dibiarkan, bisa-bisa ngelencer, Mas," kata Mislan.

Saat Radar Bromo datang ke rumah Mislan, ular tersebut masih di dalam lubang. Selanjutnya Mislan dan beberapa warga mengeluarkan ular tersebut. Lebih dulu Mislan memegang bagian kepala ular. Yakni dengan menggunakan selembar kain. Selanjutnya warga memegangi badan ular tersebut hingga ekor.

Dikatakan Mislan, ular tersebut hanya makan makanan tertentu. Pernah Mislan memberi beberapa ekor katak. Anehnya, katak-katak itu tak satu pun yang dimakan. Akhirnya Mislan memberikan seeekor ayam miliknya. "Eh, dimakan tanpa sisa," tutur Mislan.

Mislan mengatakan, ular tersebut pernah ditawar oleh seseorang. Tawarannya sebesar Rp 300 ribu rupiah. Namun Mislan bergeming. Menurut Mislan, sementara ini Mislan masih akan memelihara ular tersebut. Ditanya apakah tidak mau dijual, Mislan mengatakan belum tahu. "Nunggu dulu, Mas. Cuma yang nawar kemarin harganya tidak cocok," kata Mislan. (eem/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=170287

Tidak ada komentar:

Posting Komentar