Rabu, 22 September 2010

Halal Bihalal 1431 H di Kantor Walikota Probolinggo

Selasa, 21 September 2010

Sudah sebulan penuh umat muslim melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan, yang dilanjutkan dengan merayakan hari besar islam, Hari Raya Idul Fitri 1431 H sebagai tanda rasa syukur, Iktiar dan intropeksi diri umat muslim setelah menjalani hidup serta ibadah puasa ramadhan.

Tujuan halal bihalal yaitu supaya kita selalu ingat akan kebesaran Allah SWT, salah satunya pegawai Pemerintah Kota Probolinggo yang ikut memeriahkan halal bihalal dengan khusuk.

Halal bihalal diselenggarakan pada hari Jumat (17/9) dihalaman Kantor Walikota Probolinggo dengan dihadiri oleh Walikota Probolinggo, HM. Buchori, Wakil Walikota Probolinggo, H. Bandyk Soetrisno, Sekda, H. Johny Haryanto, dan para Muspida Kota Probolinggo serta berbagai pegawai Kota Probolinggo dari seluruh satker. Untuk memohon maaf dan mengucap selamat Idul Fitri.

Acara dibuka dengan pemberian sambutan oleh HM. Buchori, “Alhamdullilah kita telah diberi kesempatan untuk saling bermaafan, sebagai tanda kita sebagai mahkluk sosial yang sangat membutuhkan bantuan orang lain serta rasa saling menghargai antar sesama”, tegasnya.

“Jauhkanlah apa yang namanya tukaran, karena dalam proses pembangunan Kota Probolinggo sangat dibutuhkan suatu kesatuan dan persatuan dari berbagai pihak serta saling menghargai dan membantu antar sesama mahkluk ciptaan Allah SWT”, tambah HM. Buchori.

Acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama oleh semua undangan dengan mendengarkan lagu islami menambahkan suasana menjadi lebih akrab dan kekeluargaan.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=344&Itemid=1

Sosialisasi Lomba Karya Penanggulangan Kemiskinan Di Kota Probolinggo

Selasa, 21 September 2010

Dalam mengentas dan menanggulangi kemiskinan, Pemerintah Kota Probolinggo menyelenggarakan Sosialisasi Lomba Karya Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Timur Di Kota Probolinggo yang diselenggarakan pada hari Senin (20/9) di Ruang Sabha Bina Praja Kantor Walikota Probolinggo.

Sosialisasi diikuti sebanyak 60 orang yang terdiri dari Walikota Probolinggo. HM. Buchori, Wakil Walikota Probolinggo, H. Bandyk Soetrisno, Sekda, H. Johny Haryanto, Ketua Tim Penilai Provinsi Jawa Timur, Agus Supemo, dan perwakilan masing – masing satker Kota Probolinggo,

Acara dibuka pemaparan oleh Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat (Pemmas) Kota Probolinggo, Supardjono, menyampaikan tentang Kategori Pengelolaan Masalah Kemiskinan, yang dibedakan menjadi 3 kelompok program, yaitu, Kelompok Program berbasis bantuan dan perlindungan sosial, prioritas kategori sangat miskin, Kelompok Program berbasis pemberdayaan masyarakat, prioritas, kategori miskin dan Kelompok Program berbasis pemberdayaan usaha mikro kecil,serta prioritas kategori hampir miskin.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan HM. Buchori, menyampaikan, “Untuk menanggulangi kemiskinan ini diperlukan usaha yang besar sehingga diperlukan kerjasama dari berbagai elemen. Pernah saya dalam satu hari, ngelayat warga meninggal sebanyak 28 tempat dengan tempat yang lumayan jauh”, tegasnya.

“yang menjadi permasalahannya, bagaimana kita memberikan solusi bagi warga perempuan yang ditinggal suami sebagai tulang punggung keluarga ditambah dengan sang istri yang mempunyai cacat tubuh dan tidak mempunyai keahlian apapun. Cara yang ditempuh waktu itu sebagai jalan terakhir yaitu memberikan sumbangan dengan menyisihkan anggaran masing – masing satker untuk menyumbang. Waktu itu terkumpul sejumlah 32 Juta”, imbuh HM. Buchori.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=345&Itemid=1

Apel HUT Kota Probolinggo Ke 651 dengan Maduraan

Selasa, 21 September 2010

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Probolinggo ke – 651, Pemerintah Kota Probolinggo menyelenggarakan Apel pagi (20/9) yang diselenggarakan di Aloon – Aloon Kota Probolinggo.

Perayaan HUT Kota Probolinggo diselenggarakan dengan tema Madura-an, dalam arti, semua peserta dan para undangan diwajibkan untuk mengenakan pakaian khas Madura, yaitu, sakerahan bagi yang laki – laki dan marlenaan bagi yang perempuan.

Apel HUT Kota Probolinggo dihadiri oleh perwakilan dari masing – masing satker, ratusan murid SD sekota Probolinggo. Turut hadir juga Walikota Probolinggo, HM. Buchori, Wakil Walikota, H. Bandyk Soetrisno, H. Johny Haryanto dan para Muspida Kota Prrobolinggo.

Sekitar pukul 07.15 apel dimulai. sebagai penyemarak, acara diawali dengan pengisian Drum band dan korsik asuhan Bakesbang LInmas yang membawakan lagu Madura, Tanduk Majeng dan Pajerlagu. Dengan diiringi musik Madura, tampilan tarian Repang (perpaduan tari Remo dan Glipang) oleh ratusan murid SD yang memadati Aloon – Aloon menjadi lebih kompak dengan gemulai mengerakan anggota tubuh.

Tidak hanya pakaian dan iringan musik saja beraroma Madura, tetapi bahasa yang digunakan dalam apel diwajibkan menggunakan bahasa Madura. Seperti halnya HM. Buchori saat menerima laporan dari petugas apel, bahwa apel telah siap dimulai, HM. Buchori langsung memberikan intruksi dengan bahasa Madura, “Terosaghi (lanjutkan)”, kata pemimpin Kota Probolinggo, sambil menuju ke mimbar apel.

Sesampai di mimbar dengan kumis tebal palsu yang menempel dan sambil menenteng clurit yang dibawa, membuat jalan walikota agak berbeda dan kelihatan garang. Diatas mimbar HM. Buchori letekan clurit dengan menggebrakan diatas meja, kemudian disambut dengan teriakan peserta apel, jajaran anggota dewan dan pimpinan satker, “Ajoor…”, diselingi dengan ketawa terbahak – bahak.

Pimpiman daerah melanjutkan dengan penyampaian sambutan, “Acara neka dikemas bagus. Beneh cor ancoran (acara ini dikemas bagus. Bukan hancur – hancuran). Jok kelopaen bahasa ben budayanah dhibik (kita jangan sampai lupa bahasa dan budayanya sendiri)”, tegas HM. Buchori yang keturunan Pamekasan Madura.

Disesi terakhir dilanjutkan dengan pemberian Penghargaan Pegawai Negeri Sipil Teladan, Penerima SK IMB Gratis, PKL Teladan Tahun 2010 Kota Probolinggo, dan Penerima THT, Pensiun Pertama, Pensiun Janda, dan Askem Bagian Bulan September dan Oktober 2010.

Penghargaan Pegawai Negeri Sipil Teladan

No.

Nama Penerima Penghargaan

SKPD

Jenis Penghargaan

1

Ir. Agustinus Yudha Sunantya, M.M

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo

Kategori Eselon III Teladan

2

Muhammad Abas, S.Sos

Kassubbag Rumah Tangga Pada Bagian Umum Sekretariat daerah Kota Probolinggo

Kategori Eselon IV Teladan

3

Pramito Legowo

Lurah tisnonegaran Kota Probolinggo

Lurah Teladan

4

Dr. Maria Lim Nie, Sp. R

Doktor Spesialis Radiologi pada RSUD dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo

Tenaga Medis Teladan

5

Suryani, S.Pd

Gura pada TK. Pembina Dinas Pendidikan Kota Probolinggo

Guru Teladan

6

Awien Cholida

Staf pada Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo

Staf Teladan

7

Nevi Endrik

Gang Kurma RW. IV RT. 12 Kelurahan Jrebeng Wetan Kota Probolinggo

Kader Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) Berprestasi Kota Probolinggo

8

Asna Wiyah

Kopian Barat RT. 5 RW. V Kelurahan Ketapang Kota Probolinggo

Kader Pembantu KB Kelurahan (PPKBK) Berprestasi Kota Probolinggo

9

Ny. Siti Aisyah

RT. 2 RW. II Jrebeng Wetan Kota Probolinggo

Peserta KB – Lestari 15 Tahun

Penerima SK IMB Gratis

No.

Nama Penerima Penghargaan

Alamat

1

Samami

Jl. Tidar RT. 2, RW. II Ketapang Kota Probolinggo

2

Tijo Surti

Jl. Sunan Bonang RT. 4, RW. II Jrebeng Wetan Kota Probolinggo

3

M. Mufid

Jl. Cokro Gg. Meranggi RT. 2, RW. X Kota Probolinggo

PKL Teladan Tahun 2010 Kota Probolinggo

No.

Nama Penerima Penghargaan

Alamat

1

Samijo

Kelurahan Mangunharjo Kota Probolinggo

Penerima THT, Pensiun Pertama, Pensiun Janda, dan Askem Bagian Bulan September dan Oktober 2010

No.

Nama Penerima Penghargaan

Alamat

1

Ir. H. Achmad Sutardjo, M.Si

Dinas Pertanian Kota Probolinggo

2

Sumartono

SDN Pilang 2 Kota Probolinggo

3

Toha

Dinas Pendapatan Pengelolahan Keuangan dan Aset

4

Ninik Sudjiweni

Badan Kepegawaian Daerah Kota Probolinggo

5

Astutik Jumaiyah janda Ilham Ujiantoro, S.Sos

Inspektorat Kota Probolingo

6

Inna NIvanti Juanda Ir. Hans Teurupan, MM

Dinas Kelautan dan perikanan Kota Probolinggo

7

Sahrawi

Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo


Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=346&Itemid=1

Petani Tembakau Rugi Rp 14 M/Hari

Rabu, 22 September 2010 | 10:48 WIB

PROBOLINGGO - Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo rugi Rp 1,4 miliar setiap hari selama dua pekan terakhir. Kerugian itu berasal dari rusaknya tembakau rajangan karena tidak terjemur matahari secara sempurna. Data itu diungkap Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo H Muzammil.

Muzammil menghitung, areal tembakau seluas 11.475 hektare (Ha) sudah dipanen sekitar 20% dalam bentuk tembakau rajangan. Ketika hujan turun, tembakau rajangan yang dijemur alami dengan mengandalkan sinar matahari banyak yang rusak. Tembakau rajangan yang menghitam akibat guyuran hujan, kata H Muzammil, harga sekitar Rp 8.000/Kg. “Yang jelas tembakau tambelik (warna menghitam) harganya di bawah Rp 10.000 per kilo,” ujarnya dihubungi Surabaya Post, Selasa (21/9).

Sisi lain, jika penjemuran tembakau rajangan itu sempurna karena terik matahari, harganya bisa Rp 30.000-32.000/kg. Selisih harga tembakau rajangan berkualitas dengan tembakau tambelik inilah yang kemudian dihitung pihak APTI. ’’Akhirnya ditemukan, setiap hari ada kerugian sekitar Rp 1,4 miliar. Padahal sejak dua pekan lalu, selama 10 hari Probolinggo diguyur hujan. Yang tinggal mengalikan Rp 1,4 miliar dikalikan 10 hari, ketemu Rp 14 miliar,” ujarnya.

Kerugian petani tembakau, kata H Muzammil, sebenarnya jauh lebih besar dari Rp 14 miliar. Soalnya di awal tanam tembakau, banyak bibit tembakau yang mati. Sebagian petani mengganti 2-3 kali benih yang mati dengan bibit baru dan tentu saja dengan biaya tanam tambahan.

Dalam kondisi normal, kata Muzammil, perputaran uang dalam transaksi tembakau di Probolinggo luar biasa besarnya. ’’Kondisi normal itu tidak ada hujan sehingga tembakau rajangan benar-benar kering, gudang-gudang pabrik rokok di Probolinggo mengeluarkan uang Rp 10 miliar- Rp 14 miliar per hari,” ujarnya.

Angka transaksi tembakau sebesar itu diketahui saat pengurus APTI Kab Probolinggo bersama Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kab Probolinggo menggelar sidak ke sejumlah gudang pembelian tembakau. ’’Dua gudang tembakau milik Gudang Garam dan Sampoerna sudah membeli tembakau petani sejak akhir Agustus lalu, namun belum mencapai 200 ton. Mungkin karena kondisi masih belum normal betul,” ujar Muzammil.

Meski sebagian petani tembakau di Probolinggo merugi, Ketua APTI Jatim H Amin Subarkah menilai petani tembakau di daerah lain di Jatim merugi lebih parah. “Saya menerima laporan, petani tembakau di kawasan barat seperti Tulungagung, Ngawi, dan Madiun rusak parah,” ujarnya tadi malam.

Amin yang juga petani tembakau di Kraksaan, Kab Probolinggo itu menilai tembakau Madura yang selama ini tergolong unggulan juga jeblok tahun ini. “Bahkan harga tembakau Madura tahun ini paling tinggi Rp 26 ribu, kalah jauh dibandingkan tembakau Probolinggo yang menembus angka Rp 32 ribu di tingkat petani,” ujarnya.

Demi menyikapi dampak buruk kemarau basah terhadap nasib petani tembakau, APTI Jatim dan Disbunhut Jatim bakal membahasnya di Hotel Utami, Sidoarjo, 4-5 Oktober mendatang. ’’Akan kami laporkan kerusakan tembakau di berbagai daerah akibat guyuran hujan, sekaligus dibahas bagaimana solusinya,” ujar Amin. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=67a0df3c2f1bb6fbc4f501515518dd21&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

PTKL Siapkan PG

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Sudah Kantongi Restu Menteri BUMN

PROBOLINGGO - Rencana PT Kertas Leces (PTKL) Probolinggo untuk membangun pabrik gula (PG) di samping pabrik kertas yang ada, terus berlanjut. Terkait rencana itu, PTKL telah mengantongi restu dari kementerian BUMN.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Kertas Leces Martoyo Sugandi saat ditemui Radar Bromo kemarin (21/9). "Sudah mendapat restu dari menteri BUMN untuk menjadi PG yang terintegrasi dengan pabrik yang telah ada," ujarnya.

Terkait penyediaan lahan untuk tanaman tebu, Martoyo mengatakan juga telah mendapat dukungan dari Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Dan saat ini pihanya sedang melakukan survei lapangan pada lahan di 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo.

Penjelasan Martoyo itu diungkapkan di acara beramah tamah jajaran direksi PTKL dengan Bupati Hasan Aminuddin kemarin. Saat itu juga ada Direktur Produksi dan Pengembangan Syarif Hidayat, Direktur Pemasaran Zainal Arifin serta Sekretaris Perusahaan Abdul Haris.

Bupati sendiri membenarkan apa yang dikatakan Martoyo dan jajaran direksi lainnya. Bahkan bupati menegaskan PTKL akan menjadi perusahaan BUMN yang terintegrasi, seperti yang diharapkan presiden.

Perusahaan yang terintegrasi akan dicapai dengan rencana pembangunan PG ini. Ampas tebu sisa pengilingan bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas. "Ampas tebunya bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan baku. Jadi tidak perlu lagi ongkos kirim," kata Syarif Hidayat.

Saat ini PT Kertas Leces menjadi salah satu di antara tiga pabrik kertas BUMN, dan satu-satunya yang ada di Jawa Timur. Atas keadaan ini bupati berharap gubernur Jatim ikut mendukung agar perusahaan ini menjadi Agro Industri Complec berbasis tebu.

Lalu, kapan dan di mana PG itu akan dibangun? Dikatakan Martoyo, pabrik gula akan dibangun di sisi selatan pabrik kertas yang telah ada. Mengenai waktu ia belum bisa menentukan.

Martoyo hanya mengatakan pihaknya kini sedang fokus pada persiapannya. Terutama pada penyiapan lahannya. "Kalau lahannya telah siap, pabriknya tinggal dibangun," ujar Martoyo. (qb/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180395

Jadi Lokasi Pemberangkatan Haji

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Lokasi Wisata Religius Bentar Diberdayakan

PROBOLINGGO- Mulai tahun ini, lokasi wisata religius di Bentar, Kecamatan Gending bakal dijadikan tempat pemberangkatan jamaah haji Kabupaten Probolinggo.

"Jamaah haji akan diberangkatkan dari lokasi wisata miniatur Kakbah mulai tahun ini. Demikian pula saat jamaah datang dari tanah suci Mekkah," ujar Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Menurutnya, rencana itu sudah dirancang matang oleh Pemkab Probolinggo.

Bupati lantas membeber argumentasi dari rencana yang dikemukakannya. Sekitar tiga hari sebelumnya ia didampingi oleh Dinas Cipta Karya, Kabag Kesra serta Muspika Gending meninjau langsung lokasi wisata miniatur Kakbah.

Peninjauan bertujuan untuk melihat layak atau tidaknya lokasi wisata religius itu dijadikan tempat pelepasan jamaah haji. Ternyata tempat itu cukup layak," ujar Bupati yang kemarin mengenakan kemeja batik.

Secara lebih detail ia menjelaskan bus jamaah bisa langsung masuk ke lokasi wisata miniatur Kakbah. Sementara kendaraan keluarga jamaah bisa diparkir di sekitar lokasi hingga di tempat wisata pantai Bentar.

Dari Bentar, keluarga yang hendak bertemu dengan jamaah bisa berjalan menuju tempat pemberangkatan. Karena itu Bupati berharap para pedagang yang mengharap berkah dari banyaknya jamaah beserta keluarganya tidak mengganggu area parkir yang disiapkan.

Dikatakan Bupati, jamaah haji dari Kabupaten Probolinggo masuk dalam gelombang kedua. Gelombang kedua ini akan berangkat pada 7 November mendatang. "Berarti jamaah Probolinggo akan langung menuju Mekkah, tidak ke Madinah," ujarnya.

Apakah rencana itu tidak berpotensi menimbulkan macet? "Kalau masalah itu saya telah berkonsultasi langsung dengan ahlinya. Insyaallah tidak akan sampai macet," pungkasnya. (qb/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180417

Banyak Satker Absen

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Tak Ikut Gelar Budaya Kerja

PROBOLINGGO-Pemkot Probolinggo kembali menggelar kelompok budaya kerja (KBK). Sayangnya, tidak semua satuan kerja (satker) mengikuti kegiatan yang mencerminkan penyelesaian suatu permasalahan di masing-masing satker. Dari 46 satker di lingkungan pemkot, hanya 34 yang menyerahkan risalah, 3 di antaranya tidak ikut gelar.

"Hanya 31 peserta saja yang ikut gelar. Gelar budaya kerja kami laksanakan dua hari, sekarang (kemarin) 15 peserta. Sisanya besok (hari ini). Memang ada satker yang tidak ikut, tapi ada satker yang mengeluarkan dua peserta seperti RSUD," terang Kasubag Kinerja Pelayanan Publik di Bagian Organisasi Eka Pujianti.

Satker yang tidak ikut gelar budaya kerja antara lain Bagian Humas dan Protokol. Padahal tahun lalu ikut KBK mewakili sekretariat pemkot. "Sementara istirahat, masih banyak pekerjaan yang belum bisa ditinggal dan ditunda-tunda," terang Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo.

Gelar budaya kerja dimulai kemarin (21/9) di ruang Puri Manggala Bhakti pemkot. Nomor tampilan peserta ditentukan secara lotre sesaat setelah gelaran tersebut secara resmi dibuka. Peserta hanya memiliki waktu 20 menit. Lima menit untuk yel-yel, 10 menit presentasi, dan 5 menit tanya jawab.

Eka menjelaskan, juri diambil dari PT Semen Gresik yaitu Timotius Suprapto dan Widya Wahyu serta dua juri pendamping dari pemkot M Abbas (Bagian Umum) dan Prijo Djatmiko (Badan Kepegawaian Daerah).

"Kegiatan ini didasari instruksi wali kota. Instruksi itu harus diimplementasikan oleh SKPD (satuan kerja perangkat daerah) tapi ada yang tidak ikut. Kalau yang sudah menang tahun lalu boleh ikut asal nama kelompok dan risalahnya berbeda," tuturnya saat ditemui di Puri Manggala Bhakti, kemarin siang.

Masih menurut Eka, ada dua kategori penilaian lomba KBK ini yaitu KBK kreatif dan KBK prestasi. Kriteria KBK kreatif meliputi yel-yel, atraksi, kostum dan kekompakan. Sedangkan KBK prestasi dinilai risalah, presentasi hingga wawancara saat tanya jawab berlangsung. KBK prestasi yang berhasil menjadi juara 1 dan 2 bakal maju ke tingkat provinsi.

Melalui KBK tersebut dapat diketahui bagaimana menyelesaikan permasalahan di SKPD tersebut. "Dengan KBK diharapkan bisa meningkatkan profesionalitas aparatnya. KBK juga dapat menjadi kelompok pengendali mutu di SKPD-nya. Digelarnya ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan KBK di SKPD tersebut," jelas Eka kepada Radar Bromo.

Efektifkah adanya KBK di SKPD? "Sejauh ini yang terlihat (efektif) di SKPD bidang jasa. Karena pemasalahan di SKPD bidang jasa lebih mudah diketahui dari pada pelayanan administrasi," jawabnya.

Kali pertama yang mendapat kesempatan beraksi dari Bappeda. KBK Prima dari Bappeda mengenakan pakaian adat Jawa yang bernuansa hijau. Risalah yang dibawakan mengenai sistem perencanaan pembangunan kota kita (SP2K2). Tim juri tidak hanya bertanya ke mereka yang presentasi. Anggota yang ikut yel-yel pun tak luput dari pertanyaan dewan juri.

Kesempatan kedua jatuh pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Probolinggo. KBK Bolodewo ini mengenakan kostum kerajaan Majapahit. Yel-yelnya pun kreatif diadopasi dari lagu Keong Racun yang sedang hits saat ini. Bolodewo menggarapan makalah tentang ketertiban administrasi berupa surat menyurat. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180416

Cemburu, Kepruk Kepala Tetangga

[ Rabu, 22 September 2010 ]
PROBOLINGGO- Rasa cemburu membuat Jumaati gelap mata. Perempuan asal Kelurahan Kanigaran Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo ini nekat mengepruk kepala tetangganya sendiri, Husni, 38, dengan batu.

Akibatnya, Husni mengalami luka memar di dahi kirinya. Pada wajah ibu empat orang anak itu juga ada beberapa luka bekas cakaran. Ia pun dilarikan ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo.

Peristiwa itu bermula dari kabarr perselingkuhan antara Husni dengan Miskar, suami Jumaati. Bahkan, Husni dikabarkan pernah tidur dengan Miskar di areal persawahan.

Tak nyaman dengan desas-desus itu, sekitar pukul 07.00 kemarin (21/9) Husni mendatangi rumah Jumaati yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumahnya. Husni ingin bertanya siapa yang telah menyebar kabar perselingkuhan tersebut. "Saya tidak nyaman mendengar itu, karena saya tidak pernah melakukannya," ujar Husni.

Tapi sayang saat ditanya soal itu, Jumaati tidak mau memberitahu. Jumaati malah meminta Husni untuk tidak membahas kabar tersebut. "Dia (Jumaati) sempat minta maaf kepada saya. Dan, meminta untuk tidak mendengarkan omongan orang," ujarnya.

Meski demikian, Husni mengaku tetap tidak nyaman dengan omongan orang-orang yang telah menuduhnya tidur dengan suami orang. Karena itu, Husni terus mendesak Jumaati untuk memberitahukan siapa yang telah menyebar kabar itu.

Lagi-lagi, Jumaati meminta Husni untuk tidak membahas masalah itu lagi. Mendapati itu, Husni pulang ke rumah sepupunya, Lusita. Jarak rumah Lusita, juga tak jauh dari rumah Jumaati.

Entah bagaimana awalnya, tak lama setelah itu Husni dan Jumaati kembali bertemu. Mereka bahkan terlibat cekcok mulut. Dan, menurut Husni Jumaati tiba-tiba menjambak rambutnya dan memukulnya dengan batu.

Husni pun tak sempat menghindar, pasalnya Husni tidak mengetahui kalau Jumaati akan memukulnya dengan batu. Menurutnya, saat itu Jumaati tidak mengambil batu di tanah. "Dia mengambil batu dari balik kutangnya," ujar Husni.

Tak hanya itu, Husni juga mengaku dikeroyok oleh empat orang. Yakni, putri Jumaati, Tut, sepupunya, Si, dan adiknya, Tia. Beruntung, pertikaian itu segara diketahui warga sekitar dan mereka langsung dilerai.

Dari perkelahian itu, Husni mengalami luka pada kepalanya dan mengeluarkan banyak darah. Husni langsung dilarikan ke RSUD oleh keluarganya. Kejadian itu pun dilaporkan ke polsek Mayangan.

Petugas dari Polsek Mayangan kemarin sempat menjenguk Husni di RSUD dan menanyakan kondisinya. Kepada polisi pun Husni mengaku masih pusing dan mual. "Sampai sekarang masih pusing, Pak" ujarnya, kemarin (21/9).

Petugas medis pun mengatakan kalau Husni masih pusing, ia bisa beristirahat maksimal 2 jam di ruang IRD. Kalau lebih dari itu, maka ia harus memesan kamar untuk opname. "Kita tunggu 2 jam dulu, nanti kalau lebih dari itu bisa langsung pesan kamar," ujar salah seorang petugas medis.

Tak lama kemudian, suami Husni, Hasan, 38, datang ke RSUD. Hasan mengaku sangat terkejut mendengar istrinya berkelahi karena dicemburui orang. Padahal, menurutnya selama puluhan tahun berumah tangga dirinya tak pernah mendapati istrinya neko-neko.

"Saya tidak percaya kalau dia akan berbuat seperti itu. saya tidak terima, karena ini juga menyangkut masalah nama baik. Dan, ini harus terus diproses secara hukum," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180415

Belum Bisa Temukan Pembunuhnya

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Polisi Sudah Periksa 4 Saksi

PROBOLINGGO-Kasus pembunuhan Toni Satriyono, 25, belum juga terungkap. Polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus yang menewaskan warga Kelurahan Mayangan Kota Probolinggo itu.

Sudah ada empat orang yang diperiksa sebagai saksi. Salah satunya adalah ayah korban, Suyono. "Kami masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkapnya," ujar Kapolsek Dringu melalui Kanit Reskrim Aiptu Rosyimin.

Menurutnya, dari empat orang saksi itu polisi masih belum bisa menyimpulkan tentang pelaku. Pasalnya, belum ada seorang saksi pun yang mengetahui secara persis peristiwa tersebut.

Sehingga, pihaknya masih terus mencari saksi dan barang-barang bukti yang bisa mengarahkan kepada pelakunya. "Kami masih mencari saksi yang mengetahui pada saat kejadian. Sampai saat ini, kami sudah melakukan pemeriksaan kepada empat orang saksi," ujarnya.

Rosyimin mengaku tidak tahu sampai berapa saksi yang akan ia periksa. Menurutnya, selama masih belum menemukan titik terang pihaknya akan terus mengumpulkan saksi-saksi. "Kami masih akan mencari saksi-saksi lain sampai benar-benar meyakinkan," jelasnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Toni Satriyono ditemukan tewas mengenaskan pada Sabtu (18/9) dini hari. Warga Jl Ikan Cumi-Cumi Mayangan Kota Probolinggo itu ditemukan tak bernyawa di sebuah parit kecil di Desa Pabean, Dringu Kabupaten Probolinggo.

Pada tubuh pemuda gempal itu ditemukan banyak luka bacok. Di antaranya di bagian pipi kiri, bahu kanan-kiri, dan perut. Kasus itu kini ditangani Polsek Dringu. Polisi juga sudah membeberkan beberapa BB yang berhasil ditemukan saat melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). BB itu berupa kopiah hitam dan sebuah antena.

Polisi juga meminta keterangan Suyono terhadap BB tersebut. Suyono pun mengakui kalau kopiah yang ditemukan di TKP seperti milik puteranya. Sebelumnya Suyono sempat menduga-duga soal pelaku pembunuhan putranya. Ia menduga ada keterlibatan oknum polisi berinisial D.

Dugaan ini didasari fakta bahwa kepergian Toni malam itu karena ditelepon oleh D. Dan sewaktu ditemukan tewas, polisi mendapati sebuah antena yang semula disebut antenna HT (handy talkie) yang biasa dipakai polisi.

Tapi, Suyono telah mendapat penjelasan dan pembuktian langsung BB antena tersebut. Lalu apakah dugaan keterlibatan oknum polisi dalam kasus ini mentah begitu saja? Kapolsek mengaku masih belum bisa memastikannya. Ia menegaskan masih terus melakukan penyelidikan untuk memastikannya.

"Hasil pemeriksaan terhadap ayahnya (Suyono, Red) sama dengan apa yang telah diterangakan di koran. Yakni, tentang malam itu keluar kemana, siapa Toni, dan pergaulannya dengan siapa," ujar Rosyimin.

"Pokoknya, kami akan terus berusaha mengungkap kasus tersebut sampai tuntas. Doakan saja, semoga pelakunya cepat tertangkap. Sehingga, kasusunya cepat selesai," lanjut Aiptu Rosyimin. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180414

Bupati Minta Tak Saling Salahkan

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Saat Halal Bihalal di PTKL

LECES - Kurang lebih 2.000 karyawan PT Kertas Leces (PTKL) memenuhi ruangan gudang produksi10 kemarin pagi (21/9). Bukan untuk berunjuk rasa, mereka mengikuti halal bihalal antara jajaran direksi dengan seluruh karyawan.

Sekitar pukul 07.00 WIB, para karyawan mulai berdatangan dan lesehan di gudang dengan beralaskan terpal yang telah disiapkan. Para karyawan perempuan lesehan di sisi kiri, sementara yang pria di kanan.

Sekitar sejam kemudian, acara tahunan itu dimulai. Bukan hanya jajaran direksi dan karyawan yang datang, Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin juga datang. Di hadapan jajaran direksi dan karyawan, Hasan menyampaikan beberapa hal.

Di antaranya, ia meminta tidak ada saling menyalahkan antar elemen di PTKL. "Saya menyampaikan jangan saling menyalahkan antara elemen dalam perusahaan," kata bupati saat ditemui usai acara. Pesan yang ia sampaikan itu tambah bupati, menguatkan sambutan dari Direktur Utama Martoyo Sugandi sebelumnya tentang kondisi perusahaan.

Acara berlangsung hingga sekitar pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, Hasan bersama jajaran direksi memantau lokasi pabrik. Dilanjutkan dengan ramah tamah di ruang direksi bersama para tokoh masyarakat setempat.

Di ruang ini Dirut Martoyo Sugandi, Direktur Produksi dan Pengembangan Syarif Hidayat, Direktur Pemasaran Zainal Arifin dan Sekretaris Perusahaan Abdul Haris berkumpul. Di sini Hasan menegaskan bahwa PTKL tidak bangkrut.

"Orang luar menilai PT Kertas Leces bangkrut. Padahal sebenarnya tidak," ujarnya. Bahkan saat ini pemerintah pusat telah merestui perusahaan BUMN ini menjadi perusahaan yang integrated dengan rencana pembangunan pabrik gula (PG) oleh PTKL. Dengan pembangunan PG ini, kelak ampas sisa penggilingan tebu bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas. (qb/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180405

HUT, TNI Bersihkan Stadion

[ Rabu, 22 September 2010 ]
KRAKSAAN - Ada pemandangan menarik di hutan Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Beberapa anggota TNI melakukan karya bakti. Mereka bersih-bersih di sekitar stadion Gelora Merdeka, Kraksaan. Bukan tanpa alasan, acara itu dilakukan untuk menyambut HUT ke 65 TNI yang jatuh setiap 5 Oktober.

Kegiatan itu sendiri dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Sekitar 75 personel TNI dilibatkan. Yakni, terdiri dari terdiri dari satu peleton anggota Zipur dan satu peleton anggota Kodim 0820 Probolinggo.

Koordinator kegiatan Kapten Infanteri Slamet Riadi mengatakan, beberapa unsur jajaran TNI juga bergabung. Yakni, unsur Benglap (bengkel lapangan), Minvet (administrasi veteran) dan Tebbek (tempat perbekalan). Juga ada sejumlah petugas kebersihan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo.

Dikatakan Kapten Slamet, Kodim 0820 memang berkoordinasi dengan Pemkab Probolinggo melalui BLH. Sedangkan karya bakti menurutnya sesuai dengan delapan wajib pokok TNI. "Ini (karya bakti) bentuk implementasi delapan wajib itu," jelas Slamet.

Slamet menerangkan, karya bakti di stadion dilakukan agar pemandangan terlihat elok. Sebab menurutnya, areal sekitar stadion sering dimanfaatkan sejumlah masyarakat untuk berbuat mesum. Padahal itu merugikan kepentingan umum. "Masyarakat kok kurang nyaman berada di sekitar sini (stadion)," katanya.

"Di situ kesannya rimbun dan angker. Ternyata di dalam malah bersih. Mungkin dipakai untuk mesum. Sekarang sudah dibersihkan. Yang penting masyarakat bisa nyaman berada di sekitar stadion ini," imbuhnya sambil menunjuk lokasi yang dimaksud.

Selain karya bakti, sejumlah rangkaian kegiatan memperingati HUT TNI juga dilakukan. Hari ini kata Slamet, Kodim 0820 menggelar donor darah. Sementara sore harinya ada pemberian bantuan untuk yayasan panti asuhan di sejumlah tempat. Dan malam harinya digelar istighotsah.

Tak hanya itu saja. Rencananya besok, Kodim melaksanakan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Probolinggo. "Baru kemudian dilaksanakan upacara. Tempatnya nanti di lapangan Kodim," tutur Slamet.

Dikonfirmasi Radar Bromo, Kepala BLH Dewi Korina mengatakan, pihaknya menyambut baik dilaksanakannya kegiatan itu. "Ini sebagai contoh dan panutan bagi masyarakat," ujar Dewi melalui ponselnya.

Menurut Dewi, pihaknya sering bekerja sama dengan berbagai kalangan. Termasuk dengan TNI. Utamanya di bidang kebersihan. Tujuannya kata Dewi, tak lain untuk meningkatkan kesadaran hidup bersih. "Apalagi Kraksaan sudah meraih piala Adipura," tuturnya.

Dewi berharap, masyarakat bisa meniru langkah yang dilakukan personel TNI itu. Lebih-lebih kata Dewi, kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas. Namun tanggung jawab bersama. "Kesadaran masyarakat tetap hal utama yang harus digerakkan," pungkas Dewi. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180404

Hujan Angin Mulai Bawa Korban

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Ambrukkan Rumah Pasangan Jompo

KREJENGAN - Musim penghujan yang mulai datang tahun ini ternyata sudah memakan korban. Rumah Sari, 90, warga Dusun Krajan, Desa Sumberkatimoho, Krejengan, Kabupaten Probolinggo ambruk terhempas hujan disertai angin yang terjadi di daerah itu.

Akibatnya, Sari dan istrinya terpaksa numpang di rumah Bakri, 45, anak Sari. Sebab rumah itu hanya terbuat dari anyaman bambu. Jadi begitu roboh, seluruh rumah ambruk dan tak bisa ditempati. "Kondisinya sudah seperti itu. Ya tidak bisa ditempati lagi," ujar Sari saat ditemui di rumah Bakri.

Peristiwa itu sendiri sebenarnya sudah lama terjadi. Yakni pada hari ke 27 Ramadan atau 6 September. Beruntung, saat kejadian Sari dan istrinya tidak berada di dalam rumah. Jadi, keduanya tak mengalami luka apapun. "Saya sedang mandi di sungai. Istri saya sedang keluar rumah," kata Sari.

Karena sedang tidak di rumah, keduanya mengaku tidak tahu saat rumahnya ambruk. Sari baru mengetahui setelah seorang tetangganya memberitahu kejadian itu. "Ternyata di rumah sudah ramai," tutur Sari.

Akibatnya tak sedikit. Sejumlah barang pecah belah di rumah itu tidak hancur. Seperti piring, gelas dan nampan. Selain itu, genteng rumah tersebut seluruhnya amblas. Yang bisa diselamatkan hanya sebuah panci dan tempat tidur pasangan jompo tersebut.

Dalam pengamatan Radar Bromo, rumah Sari berada di belakang rumah Bakri. Sehingga rumah Sari tak terlihat dari jalan. Rumah itu terbuat dari anyaman bambu yang tak rapi.

Saat masih ditempati, rumah berukuran 3 meter x 3 meter itu hanya diisi dua buah tempat tidur dari bambu. Tidak ada ruang tamu. Namun, rumah itu juga difungsikan sebagai dapur. Berkumpul dengan tumpukan kayu bakar beserta perapian dari tanah.

Sari mengaku sudah menempati rumah tersebut selama tiga tahun. Hal itu dibenarkan Bakri, anaknya. Menurut Bakri, rumah itu sengaja dibuat karena Sari dan istrinya berniat pisah rumah dengan Bakri.

Alasannya, karena rumah yang ditempati Bakri dianggap tak cukup. "Jadi saya buatkan (rumah) di belakang rumah saya," ujar Bakri.

Sari mengatakan, dia dan istirnya tak mampu lagi bekerja. Sehingga beban keluarganya cukup berat. Padahal Bakri juga bukan orang mampu. "Kadang dikasih nasi atau uang. Karena memang sudah tak bisa bekerja," ujar Sari.

Sementara itu Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Krejengan Nanang Fadlil mengatakan, pihaknya segera mengusulkan bantuan untuk perbaikan rumah Sari. Yakni kepada Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo. "Sedang kami upayakan. Tentunya dengan prosedur," ujar Nanang yang berada di rumah Sari saat Radar Bromo berkunjung.

Kasi Trantib Kecamatan Krejengan Gunawan memberikan penjelasan serupa dengan Nanang. Gunawan membenarkan ambruknya rumah Sari. Bahkan pihaknya sudah meninjau kerusakan di rumah tersebut. "Tadi (kemarin) pagi, kami sudah ke sana," ujar Gunawan melalui ponselnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180403

Bupati Minta Petani Tembakau Sabar

[ Rabu, 22 September 2010 ]
PAJARAKAN - Banyaknya tembakau yang terkena hujan membuat banyak kalangan prihatin. Tak terkecuali Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Menurutnya, tak banyak yang bisa dilakukan kecuali berpasrah pada Allah SWT.

Pesan itu disampaikan Hasan saat memberikan sambutan pada haul almarhum al-arif billah KH Mohammad Hasan, Senin (20/9). Kegiatan yang berlangsung di Ponpes Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo berlangsung hidmat. Selain Bupati, haul dihadiri banyak warga. Diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar 2 ribu orang.

Dalam sambutannya Hasan mengakui, hujan adalah faktor alam. Kedatangannya sulit diperkirakan. Bahkan pada siang hari, saat matahari terang, hujan bisa turun. "Beberapa hari lalu begitu. Terang, tapi turun hujan," tutur Hasan.

Hasan mengaku trenyuh dengan kondisi itu. Apalagi melihat tembakau petani rusak. "Banyak orang menangis, tak lain karena turunnya hujan. Tembakaunya rusak," keluhnya.

Dia sendiri mengaku selalu memantau perkembangan tembakau. Karena itu meski sering hujan, pihaknya tetap berupaya menyenangkan petani. Caranya kata Hasan, berdiskusi dengan gudang-gudang yang ada di Kabupaten Probolinggo. Sebab, gudang menurut Hasan termasuk penentu kebijakan tembakau.

"Saya berharap gudang menaikkan harga tembakau. Dan tidak mempermainkan harga tersebut. Alhamdulillah ada hasilnya. Sekarang harga tetap tinggi, bahkan bisa lebih tinggi lagi," ujarnya serius.

Karena itu Hasan mengimbau kepada masyarakat petani tembakau agar bersabar menghadapi hujan yang tak menentu. Lebih-lebih menurutnya, hujan adalah pemberian dari Allah SWT. "Jangan terlalu mengeluhkan hujan. Pasti ada hikmah di balik seringnya hujan turun. Kita harus bersabar dan berdoa kepada Allah SWT," imbuhnya.

Haul sendiri diawali dengan pembacaan salawat oleh grup hadrah Ponpes Zaha sekitar pukul 08.30 WIB. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Habib Hadi al-Muhdor dari Alas Tengah, Besuk. Lalu pembacaan dibaiyah dipimpin Habib Abdurrahman Ba'ali, juga dari Alas Tengah, Besuk.

Kemudian, sambutan pengasuh ponpes disampaikan KH Mohammad Hasan Saiful Islam. Barulah sambutan dari Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Usai sambutan dilanjutkan pembacaan Yasin oleh KH Munir Holili dari Sentong, Krejengan. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180402

Karyawan PT KTI Wadul Dewan

[ Rabu, 22 September 2010 ]
Komisi C Langsung Gelar Hearing

PROBOLINGGO - Seorang karyawan PT Kutai Timber Indonesia (KTI) Kota Probolinggo Muhammad Mahfud wadul ke DPRD tentang masalahnya dengan manajemen KTI. Komisi C yang menerima pengaduan tersebut langsung menggelar hearing bersama Disnaker, PT KTI dan Mahfud.

Hearing itu digelar kemarin (21/9). "Hearing ini untuk meluruskan hal yang tidak lurus, supaya sesuai dengan UU ketenagakerjaan," ujar Ketua Komisi C Nasution dalam hearing.

Dalam hearing hadir Direktur Muda PT KTI Capt Sain Latief hadir bersama jajaran manajemen dan Ketua SPSI A Rofik. Berikutnya hadir Kepala Disnaker Didik Sudignyo, dan Muhammad Mahfud yang didampingi Legal Consultant Budi Santoso.

Muhammad Mahfud adalah warga Jl Cokroaminoto, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran. Di PT KTI ia menjabat sebagai Kasi Divisi PLJ (Pembelian Log Jawa).

Dia berselisih dengan manajer perusahaan yakni Omachi, Shimada dan Didik Oktariyanto. Sekitar Agustus lalu, Didik Oktariyanto mengumpulkan pemilik saw mill (perusahaan penggergajian kayu) rekanan PT KTI di Probolinggo dan Lumajang.

Dalam pertemuan tersebut Didik menuduh bahwa sampah sisa penggergajian kayu yang dilakukan oleh saw mill tersebut dijual dan hasilnya dibagi fifty-fifty dengan pemilik (saw mill) dan Mahfud.

Dijelaskan, KTI bekerja sama dalam hal penggergajian atau pemotongan kayu dengan perusahaan saw mill milik pengusaha lain baik yang berada di Probolinggo atau Lumajang. Untuk pemotongan kayu tersebut PT KTI membayar sejumlah uang berdasarkan kesepakatan dengan perusahaan pemotongan kayu. Sedangkan yang dimaksud sampah adalah kayu sisa pemotongan kayu dan kayu sisa tersebut adalah hak pemilik perusahaan pemotongan kayu.

Didik lalu mendatangi saw mill di Lumajang dan meminta agar pemilik perusahaan pemotongan kayu mengakui kalau Mahfud menerima 50 persen dari hasil penjualan sampah kayu. Atas permintaan tersebut perusahaan pemotongan kayu pun menolak.

Sekitar September, Didik bersama Shimada memotret truk yang sedang parkir di lapangan perusahaan KTI. Truk tersebut sedianya dipergunakan untuk mengangkut kayu milik PT KTI ke perusahaan pemotongan kayu. Hasil foto itu diberikan ke Omachi. Kemudian 8 September Omachi memanggil Mahfud dan menuduhnya sebagai pemilik truk tersebut.

Dalam waktu yang bersamaan Didik memanggil salah seorang karyawan. Kepada karyawan itu Didik mengatakan bahwa Mahfud punya enam truk, dan mengutarakan kata-kata tidak layak. "Katanya mau dipanggil untuk dimutasi, tapi malah diinterogasi," cetita Mahfud.

Sebelumnya, Didik dan Shimada datang ke tempat Mahfud langsung memotret-motret tempat tinggal Mahfud. "Ini sangat menyakitkan. Kalau mau dimutasi saya tidak masalah tapi dengan cara yang benar bukan seperti ini," keluh Mahfud.

Legal Consultan Budi Santoso menambahkan bahwa Mahfud telah dituduh tanpa bukti yaitu dituduh punya truk dan menerima 50 persen hasil penjualan sampah sisa kayu. Bahkan Didik sudah datang ke rumahnya memotret-motret sampai diketahui banyak orang.

"Sampai beredar di masyarakat kalau Mahfud adalah koruptor. Kami berharap penyelesaian ini diselesaikan dengan baik. Kalau tidak (diselesaikan) maka kami minta dibuktikan tuduhan tersebut," tegas Budi.

Sebelum memberikan tanggapannya Direktur Muda PT KTI Capt Sain Latief menyampaikan bahwa Didik Oktariyanto tidak bisa ikut hearing mendampingi dirinya. Tapi segala permasalahan sudah diserahkan sepenuhnya kepada Sain.

"Flashback sedikit, ini murni masalah manajemen PT KTI. Saya tidak tahu mengapa mencuat keluar dan tidak mengenakkan bagi karyawan dan pimpinan di KTI," tuturnya.

Sain bilang, KTI selalu mengadakan meeting pada tanggal 20 ke atas di akhir bulan untuk membahas kinerja bulan lalu. Hasilnya, pimpinan produksi 2 gergajian log sengon mengalami kenaikan harga terlalu tinggi tetapi rendemen rendah. Akhirnya diinstruksikan ke tiga divisi yaitu Pembelian Log Jawa, Produksi II dan akunting untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui kenapa rendemen sangat kecil sekali.

Saat itu juga semua divisi mulai bekerja untuk mencari dimana letak penyebab permasalahan tersebut. "Yang bikin kaget, ini masih proses di manajemen tiba-tiba beredar hal-hal di luar perkiraan kami. Pertanyaannya kenapa masalah manajemen KTI bisa melebar keluar. Kami tidak mau merembet masalahnya karena manajemen sedang memperbaiki. Takutnya apa, karena penghitungan yang salah," jelas Sain waktu hearing.

Upaya persuasif pun telah dilakukan oleh manajemen dengan menghubungi pihak kalangan manajer supaya menahan diri. KTI bahkan merasa malu dengan adanya kabar tersebut. Sain sendiri yang memerintahkan Didik agar tidak usah ngomong apapun agar permasalahan bisa terselesaikan.

Rencananya, hari senin bakal mengundang keluarga kedua belah pihak untuk menyelesaikan dengan kekeluargaan. Sain pun mengatakan permasalahan ini tidak ada kaitannya dengan ketenagakerjaan, hanya persoalan manajemen. Perusahaan belum mengeluarkan surat mutasi atau pun PHK. "Atas nama direksi saya meminta maaf kepada Mahfud dan keluarga. Perusahaan akan melakukan evaluasi secara total," terang Sain.

Kepala Disnaker Didik Sudignyo membenarkan jika sudah menerima surat tersebut. "Masalah ini belum masuk ketenagakerjaan tetapi di dalam manajemen KTI. Kami berharap agar masalah ini bisa diselesaikan secara internal perusahaan," harap Didik.

Anggota komisi Abdoel Wachid pun mempertanyakan, apakah dibenarkan atas yang dilakukan oleh Didik Oktariyanto.

"Ada yang dibenarkan dan tidak. Sedikit (Didik) agak over. Instruksi direktur ke produksi 2 untuk diam dan tidak usah ngomong karena ada gelagat tidak baik. Koordinasi boleh, tapi tidak untuk mencari kesalahan," jawab Sain Latief.

Sementara itu, Ketua SPSI PT KTI A Rofik menuturkan kalau SPSI sudah memantau permasalahan ini dari awal. "Jika dalam proses tersebut ditemukan yang salah Rofik mengatakan segera diberi vonis atau sanksi. Karyawan di bawah mengira di manajemen tidak tahu masalah ini," kata Rofik.

Cak Yon meminta KTI bersifat tegas dan menyelesaikan permasalahan ini secara internal dibawah pengawasan dari Disnaker. "Kalau ini masuk ke masalah internal, Mahfud ini jangan sampai menjadi korban," cetus Budi Santoso.

Sain Latief pun menerangkan kalau di manajemen KTI tidak ada istilah mengorbankan orang. Tetapi semua didasari perjanjian kerja bersama antara karyawan dan manajemen. "Aturan sanksi ada di situ (perjanjian kerja bersama). Yang salah ya salah, yang benar ya benar. Sanksi akan diberikan sesuai kelas kesalahan," pungkas Sain. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180393

Kos, Kuras Harta Bu Kos

[ Rabu, 22 September 2010 ]
PROBOLINGGO - Ninik Achsaniyah, 41, warga Kelurahan Sukabumi, Mayangan Kota Probolinggo tertipu mentah-mentah oleh pasangan suami istri yang kos di rumahnya. Yakni pasangan Didik Gunawan, 35, dan Eni Maryati, 22. Pasutri itu berhasil menguras harta benda Ninik setelah berpura-pura ngekos.

Dari rumah Ninik, pasutri Didik-Eni berhasil membawa kabur motor Honda Beat, perhiasan emas seberat 6,5 gram, duit Rp 1 juta dan sebuah handphone (HP) Nokia. Ninik langsung melaporkan kasus tersebut ke SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) Polresta Probolinggo, Jumat (17/9) lalu. Wanita single parent itu berharap polisi bisa segera menangkap pasutri penipu tersebut.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, waktu itu Nanik mendapat tugas dari kantornya untuk membeli solar di Pertamina Surabaya. Ninik pun meninggalkan rumahnya tanpa dikunci dan hanya menitipkannya, termasuk anaknya, kepada pasutri Didik-Eni.

Pada hari itu juga, sekitar pukul 11.00, Didik menghubungi Ninik dengan menggunakan HP milik Rahma, 10, putri Ninik. Waktu itu, Didik mengatakan kalau dirinya disuruh menjemput keponakannya, oleh Rahma dan Julvi. Tanpa curiga, Ninik mengiyakan niat baik Didik.

Lalu, Didik langsung meluncur ke rumah Nurul, adik Ninik, dengan mengendarai motor Honda Supra X 125 milik Didik. Tak lama kemudian, Didik datang dengan membawa serta dia anak Nurul.

Empat bocah itu pun bermain di rumah Ninik. Tapi, tak lama kemudian Eni mendatangi mereka dan mengajak bermain di luar rumah. Eni membawa empat bocah itu bermain di sebuah pos kamling yang jaraknya agak jauh di sisi selatan tempat kosnya. "Mungkin saat itu, suaminya (Didik, Red) melakukan aksinya," ujar Ninik.

Tak lama kemudian, Eni mengajak empat bocah itu pulang. Sampai di rumah, Eni menyuruh mereka membeli bisckuit di sebuah toko waralaba di Jl A Yani, Kota Probolinggo. "Waktu itu, saya tidak tahu karena saya masih di Surabaya," jelas Ninik, kemarin (21/9).

Dengan naik becak, empat bocah itu dengan senang berangkat membeli makanan. Begitu mendapatkan apa yang mereka inginkan, empat bocah itu langsung pulang. Sampai di rumah, empat bocah itu mendapati Didik dan Eni tidak ada.

Mereka pun mencoba mencari mereka, tapi tak juga ditemukan. Tak hanya itu, Rahma juga mendapati motor milik ibunya lenyap dari rumah. "Saya tidak tahu kemana. Setelah saya pulang, om dan tante sudah tidak ada," aku Rahma.

Ninik mengaku saat itu dirinya masih di Surabaya. Dan, tidak mendengar kabar kalau motor, uang dan barang-barang berharga milik putrinya hilang. "Saya tidak tahu. Begitu tiba di rumah, tahu-tahu di sini sudah banyak orang," ujarnya.

Ninik baru mengetahui kejadian itu setelah tiba di rumahnya, Jumat (17/9) sore. Ia pun langsung melaporkan kasus tersebut ke SPK Polresta Probolinggo. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata tidak hanya motornya yang dibawa kabur.

Pasutri itu, juga membawa kabur SIM dan STNK atas nama korban. Dua barang berharga itu, berada di dalam jok motor yang baru dibeli sekitar sebulan lalu itu. Pasutri itu, juga meninggalkan KTP (kartu tanda penduduk) beralamat di Jember.

Jumat (17/9) malam itu juga, Ninik bersama petugas dari SPK langsung meluncur ke Jember. Ternyata, alamat yang tercantum di KTP itu hanyalah alamat sebuah kos-kosan juga. Di Jember Ninik dan polisi bertemu dengan mantgas ibu kos pasutri tersebut.

Nah, mantan ibu kos itu membenarkan kalaupasutri tersebut pernah kos di rumahnya. Dan, juga pernah melakjukan hal yang sama dengan apa yang dialami oleh Ninik. "Katanya (mantan ibu kosnya), mereka juga penah menipu," jelas Ninik.

Anehnya, pasutri itu meninggalkan motor Ninik di Jember. Tapi, sudah dalam keadaan tidak ada pelat nomornya. "Kemungkinan besar plat nomornya sudah dibuka, dan dibawa pelaku," ujar salah seorang petugas kepolsian. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180392

Teler, Bule Diamankan Polisi

[ Rabu, 22 September 2010 ]
KRAKSAAN - Foraita Sebastian, 21, pria berkebangsaan Jerman sedang apes. Sejumlah barang miliknya hilang dicuri. Tak hanya itu, Sebastian harus berurusan dengan polisi. Sebabnya, Sebastian diketahui sedang mabuk berat di kawasan wisata Pantai Bentar Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, Sebastian diamankan pada Senin (20/9) malam sekitar pukul 18.00. Sebastian digiring ke Mapolres Probolinggo oleh sejumlah polisi. Kemudian tiba di Mapolres sekitar pukul 19.00.

Saat diamankan, Sebastian dalam keadaan teler. Awalnya polisi menduga Sebastian dalam keadaan mabuk. Namun anehnya, tidak ada bau alkohol dari mulut Sebastian. Akhirnya polisi menduga Sebastian menkonsumsi narkoba. "Diamankan lebih dulu, Mas," ujar Aiptu Santoso, kajaga Samapta Polres Probolinggo.

Selama di mapolres, Sebastian beberapa kali mencoba kabur. Namun selalu berhasil diamankan polisi. Selanjutnya para polisi menjaga dengan ketat Sebastian. "Ya teler, Mas. Lha wong sepatunya saja terbalik. Orangnya juga sering bicara sendiri," ujar Santoso.

Keadaan Sebastian yang teler menyulitkan polisi melakukan penyidikan. Sebab Sebastian tak bisa menjawab dengan tepat. Padahal penyidik menggunakan bahasa Inggris. "Mungkin nggak nyambung, Mas. Pengaruh dari teler itu," ujar penyidik yang namanya tak mau dikorankan ini.

Hal itu membuat polisi bingung. Sementara itu petugas melaporkan kejadian itu kepada Kasat Reskrim. Menurut Kasat Reskrim Polres Probolinggo AKP Heri Mulyanto melalui KBO Reskrim Iptu Muhammad Dugel, pihaknya kemudian memanggil guide Sebastian. "Kan dia itu wisatawan yang berkunjung ke gunung Bromo. Jadi sudah ada pemandunya," ujar Dugel.

Identitas dan alamat Sebastian didapat dari ransel miliknya. Di dalamnya terdapat paspor, sejumlah kartu pengenal, serta kunci sebuah hotel di kawasan Gunung Bromo. "Akhirnya yang jadi juru bicaranya saat penyidikan, ya guide-nya itu,"tutur Dugel.

Menurut Dugel, Sebastian adalah korban pencurian. Ini dibuktikan dengan pengakuan Sebastian yang kehilangan sejumlah barang miliknya. "Kemungkinan dibuat teler dulu, kemudian barangnya dicuri," kata Dugel.

Menurut Dugel, Sebastian sudah dikembalikan ke tempat penginapannya. Pengembalian dilakukan pada kemarin (21/9) dini hari. "Jadi saya tidak sempat menemui Sebastian. Saya masuk kerja, dia sudah dipulangkan," sebut Dugel.

Dikatakan Dugel, pihaknya masih tetap menyelidiki kasus pencurian terhadap Sebastian. Selain itu, Polres juga mempelajari motif pencurian itu. "Bisa terjadi beberapa kemungkinan," pungkas Dugel. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180391