Sabtu, 19 Juni 2010

Evaluasi Kinerja Dispendik

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]
GENTENG - Capaian buruk murid-murid SD di Surabaya dalam UASBN membuat Komisi D DPRD Surabaya gerah. Komisi bidang kesejahteraan rakyat itu meminta wali kota baru mengevaluasi kinerja dinas pendidikan. Berbagai dukungan anggaran pendidikan seolah tidak mampu mendongkrak kualitas pendidikan dasar di Surabaya.

Ketua Komisi D Baktiono mengungkapkan itu saat menyikapi hasil ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) yang turun. Sebagaimana diberitakan, Surabaya hanya menduduki peringkat 17 di antara kabupaten-kota se-Jatim.

Daerah berprestasi diduduki, antara lain, oleh Tulungagung, Mojokerto, dan Blitar.

Bahkan, tak satu pun murid SD masuk sepuluh besar peraih nilai terbaik. Peringkat terbaik didominasi murid-murid dari Probolinggo, Gresik, dan Mojokerto. "Sudah saatnya Surabaya punya pejabat dinas pendidikan yang berkompeten," ujar Baktiono.

Dia menambahkan, Kota Surabaya didukung anggaran pendidikan sampai 35 persen dari APBD. Biaya pendidikan dasar sudah gratis. Untuk SD, satu siswa dibiayai bantuan operasional sekolah (BOS) dari pusat Rp 29.500. Pemkot lalu menyubsidinya lagi hingga mencapai Rp 63 ribu per siswa.

BOS SMP dari pusat Rp 65 ribu. Dengan subsidi pemkot, nilainya jadi Rp 118 ribu. Dengan subsidi seperti itu, kata dia, seharusnya pendidikan di Surabaya bisa lebih baik. "Perlu ada restrukturisasi dalam tubuh dispendik," tegas Baktiono. (kit/roz)

Sumber: http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=140423

Keluhkan Penarikan Zakat Ilegal

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]
Sirkulasi Zakat Perlu Diperhatikan

KRAKSAAN - Sejumlah organisasi amil zakat mengeluh. Sebab, nama organisasi mereka dicatut untuk menarik zakat. Padahal, uang tersebut tidak jelas lari ke mana. Sementara penarikan itu jelas merugikan nama organisasi.

Salah satunya adalah Lembaga Amil Zakat, Infaq, Shodaqoh Dan Wakaf (Laziswa) PP. Sidogiri cabang Kabupaten Probolinggo. Ketua Laziswa Imam Firdaus mengatakan, pihaknya bahkan belum mulai melakukan program. "Kami baru dilantik awal bulan ini," ujar Imam.

Namun, organisasinya sudah dicatut pihak lain. Imam mengatakan, dirinya menerima beberapa laporan tentang hal tersebut. "Ya, mereka menggunakan nama lembaga kami," sebut Imam. Dia menduga, hal itu mungkin ulah orang atau kelompok yang tak bertanggung jawab.

Laziswa sendiri kata Imam, sebenarnya sudah lama dibentuk. Namun di kota/kabupaten lain. Sementara di Kabupaten Probolinggo baru dibentuk. "Sekitar dua minggu lalu kami rapat kerja," sebutnya.

Imam menerangkan, Laziswa bertugas menampung zakat, infaq, dan sodaqoh. Penarikannya memiliki aturan-aturan sendiri. Hal itu kata Imam, ditandai dengan SK, surat izin, maupun kartu identitas pengurus. "Kalau tidak dilengkapi itu, berarti ilegal," tegasnya.

Karena itu dia minta penarikan zakat ilegal itu diusut. Sebab selama ini sudah meresahkan masyarakat. Bahkan, justru merugikan kaum dluafa. "Mestinya zakat diterima yang berhak," sebut Imam.

Reaksi serupa disampaikan Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Probolinggo. Saat menemui Radar Bromo, Ketua BAZ H. Ahmad Muzammil mengatakan, pihaknya juga mengalami hal serupa. Karena itu, BAZ sangat menentang hal tersebut. "Ini namanya merusak nama baik," kata Muzammil.

Menurut Muzammil, nama BAZ beberapa kali dimanfaatan pihak yang tak bertanggung jawab. Pihak tersebut memanfaatkan BAZ dengan dalih lembaga di bawah naungan Pemkab Probolinggo. "Padahal cara kerja kami cukup jelas," sebut Muzammil.

Muzammil mengatakan, BAZ sejauh ini melakukan penarikan zakat profesi di satker-satker Pemkab Probolinggo. Artinya, masih sebatas pegawai negeri sipil maupun TNI Polri. "Namun masih akan terus berkembang," ujarnya.

Hasil dari penarikan zakat dan infaq itu kata Muzammil, selalu dilaporkan secara transparan. "Jadi keliru kalau dikatakan tertutup," terangnya.

Dikatakan Muzammil, BAZ berdiri pada akhir Desember 2009. Sementara efektif mulai kerja pada Februari lalu. Namun Muzammil membeber banyak karyawan yang mengeluhkan pembayaran.

Kendala penarikan kata Muzammil, umumnya para karyawan mengaku punya tanggungan hutang. Menurut Muzammil, mestinya karyawan sudah tahu hal itu. Sebab BAZ lanjut Muzammil, sudah melakukan sosialisasi di beberapa satker. Zakat profesi kata Muzammil adalah kewajiban dari agama. "Bagaimanapun harus bayar," ujar Muzammil. (eem)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tak Kunjung Selesai, Wadul Wabup

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]

GENDING -Kedatangan Wabup Probolinggo Salim Qurays untuk salat Jumat di masjid Agung Nurul Janah, Curahsawo, Gending dimanfaatkan dengan baik oleh takmir masjid setempat. Mereka mengeluhkan proses pembangunan masjid itu yang tak kunjung rampung, kemarin (18/6).

"Sekedar informasi, masjid ini dibangun sejak peletakan batu pertama pada 20 Oktober 2000 silam. Tetapi sampai sekarang belum selesai pembangunannya," keluh salah satu takmir masjid ketika diberi kesempatan sambutan usai salat Jumat.

Dari pantauan Radar Bromo, pembangunan masjid Jurul Janah memang belum rampung seluruhnya. Bagian atas bangunan masjid yang dirancang berlantai dua belum selesai digarap.

Mendapati laporan tersebut, Wabup pun memberikan bantuan kepada takmir masjid. "Ini bantuan ala kadarnya untuk nyicil pembangunan," kata Wabup sambil menyodorkan map merah berisi uang bantuan senilai Rp 2,5 juta.

Kepada Radar Bromo, Wabup menjelaskan Jumat itu dirinya sengaja salat Jumat di Curahsawo. "Ini sudah menjadi agenda rutin saya. Setiap Jumat selalu menggelar safari Jumat di masjid-masjid Kabupaten Probolinggo," katanya.

Menurut Wabup, agenda safari Jumat itu dilakukan untuk mengetahui langsung kondisi masyarakat dan sebagai sarana silaturahmi. "Saya juga memanfaatkan momen itu untuk mengkomunikasikan pembangunan di Kabupaten Probolinggo ini," bebernya.

Selain wabup, beberapa pejabat pemkab siang itu juga jumatan di masjid Nurul Janah. Misalnya Kepala BKD Achmad Arief dan Kepala Dispenda H Nawi. Juga ada tiga anggota dewan dari PPP, yakni Slamet Riyadi, Amin Haddar dan Nur Rahmat Sholeh. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165243

Desak Polisi Tangkap Pelaku

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]
TEWASNYA Sekretaris MUI Kecamatan Kraksaan Mohammad Saiful Bahri mengundang keprihatinan sejumlah tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Mereka menilai, perbuatan pelaku sangat biadab, keji dan tidak berprikemanusiaan. Karena itu, mereka mendesak polisi untuk mengungkap dan menangkap pelakunya.

"Besok (tadi malam) ada pisah kenal Kapolres Probolinggo. Saat itu, saya akan mendesak Kapolres yang baru untuk mengungkap kasus ini, sekaligus menangkap pelakunya. Karena, beberapa pembunuhan maupun percobaan pembunuhan, sampai sekarang tidak terungkap. Seperti pembunuhan wartawan Herliyanto dan penembakan Abdul Kodir (Adeng)," tegas Ketua MUI Kabupaten Probolinggo KH Saiful Islam kepada Radar Bromo Kamis (17/6) malam.

Dalam kasus ini, kinerja polisi akan dilihat oleh masyarakat. Aparat penegak hukum akan diuji keseriusan dan kegigihannya mengungkap kasus ini. Apalagi, yang meninggal adalah tokoh agama dan masyarakat yang selama ini dikenal baik dan tidak pernah melanggar hukum.

"Kalau sampai tidak terungkap, akan sangat disayangkan sekali. Karena masyarakat ingin tahu, sebenarnya apa yang terjadi dalam kasus ini. Korban orang baik-baik, tapi meninggalnya tidak wajar. Ini jadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kapolres yang baru," kata salah satu pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong Pajarakan ini.

Keprihatinan serupa juga diungkapkan Rais Syuriah MWC NU Kraksaan KH Sihabuddin Sholeh. "Kami sangat prihatin dan merasa kehilangan. Karena, korban tidak hanya dikenal sebagai tokoh. Tapi juga pejuang pendidikan, NU dan MUI," ujar Kiai Sihab kepada Radar Bromo.

Karena itu, ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Probolinggo, ini mendesak polisi untuk menangkap pelaku. Sekaligus memberi hukuman yang seberat-beratnya. "Karena yang meninggal ini seorang tokoh, dan kematiannya tidak wajar," tegasnya.

Hal yang sama disampaikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo HA Budiono, SH CN. Dia merasa heran dengan kejadian ini. Karena, selama ini korban dikenal orang baik-baik dan tidak bermasalah. "Kami pun mendesak Kapolres yang baru untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," tegasnya.

Sementara Ketua Al Irsyad Kabupaten Probolinggo H Ahmad Banawir merasa kehilangan dengan kematian korban. Karena, selama ini sudah banyak membantu dakwah Islam. "Perjuangan beliau sangat kami rasakan. Karena itu, kami pun mendesak polisi untuk segera menangkap pelakunya," kata Banawir.

Humas FUIB H Yasin meminta kepada polisi untuk memberi hukuman seberat-beratnya kepada pelaku. "Kami minta kepada aparat untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," tegas Yasin kepada Radar Bromo.

Karena, jika sampai tidak terungkap, kejadian ini akan menjadi teror tersendiri bagi aktivis dakwah lainnya di Kabupaten Probolinggo. Untuk itu, kami mendesak kepada polisi untuk bekerja cepat untuk mengungkap dan menangkap pelakunya. (syt/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165236

Sita Laptop dan Berkas Korban

[ Sabtu, 19 Juni 2010 ]
Kasus Pembunuhan Sekretaris MUI Kraksaan

KRAKSAAN - Tiga hari setelah Sekretaris MUI Kraksaan sekaligus guru MAN Pajarakan Kabupaten Probolinggo M. Saiful Bahri, 45, ditemukan tewas terbunuh, polres belum berhasil mengungkap motif maupun pelakunya. Tapi, polres terus bekerja keras. Polres bahkan telah menyita laptop dan berkas milik korban.

Ini adalah rangkaian langkah polisi dalam mengungkap kasus tersebut selain memeriksa saksi-saksi. KBO Reskrim Polres Probolinggo Iptu Muhammad Dugel menjelaskan, sampai kemarin polres telah memeriksa 6 orang saksi.

Tapi, polisi tak bersedia membeber identitas saksi-saksi yang diperiksa demi kepentingan penyelidikan. "Kami jaga identitas saksi dulu," ujar Dugel saat ditemui Radar Bromo kemarin (18/6).

Yang jelas, di antara mereka yang diperiksa itu tiga di antaranya ialah istri korban, Ninik Maisaroh, seorang guru MAN Pajarakan dan salah satu warga yang ikut melakukan evakuasi tubuh korban di sungai Rondoningo.

Dari sejumlah pemeriksaan tersebut menurut Dugel, polres belum bisa menyimpulkan. "Masih perlu beberapa saksi lagi. Besok (hari ini) ada seorang saksi lagi kami panggil," sebut Dugel.

Diberitakan sebelumnya, M. Saiful Bahri yang warga Perumahan Semampir Indah Kelurahan Semampir Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo menjadi korban pembunuhuan.

Pada Selasa (15/6) pagi Saiful Bahri keluar dari rumahnya. Setelah itu ia tidak kembali lagi. Rabu (16/6) sekitar pukul 06.00 tubuhnya ditemukan tak bernyawa, tertelungkup di sungai Rondoningo. Tepatnya di bawah jembatan Desa Sentong, Kecamatan Krejengan.

Di tubuhnya ditemukan sejumlah luka tusuk dan bacok. Dia diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Lebih dari itu, polres menyebut ada indikasi Saiful Bahri menjadi korban pembunuhan berencana. Hanya, sampai kemarin belum ditemukan pelaku maupun motif dari pembunuhan ini.

Untuk mengungkapnya, polisi mulai melacak aktivitas terakhir Saiful Bahri. Itu dilakukan dengan menyita beberapa barang penting milik korban. Menurut Iptu Muhammad Dugel, pada Kamis (17/6) lalu pihaknya telah mendatangi rumah korban.

Saat itu ada beberapa barang milik korban yang disita untuk kepentingan penyelidikan. Barang itu berupa sebuah laptop dan sejumlah berkas penting. Tak cukup itu, kemarin pagi polres juga melakukan penyitaan barang penting lain milik korban di tempat kerjanya, yakni MAN Pajarakan.

Kata Dugel, yang disita adalah barang-barang pribadi maupun berkas yang ada di meja kerja korban. "Nanti kalau tidak berkaitan dengan pembunuhan, akan dikembalikan ke tempatnya," ujar Dugel. Namun, belum diketahui apa yang didapat polisi dari penyitaan barang-barang itu.

Sementara itu, Radar Bromo kemarin sekitar pukul 10.30 menemui Kepala MAN Pajarakan Usman Kaharuddin. Ia membenarkan adanya penyitaan yang dilakukan polisi terhadap barang-barang penting milik Saiful Bahri. Menurutnya, polisi datang melakukan penyitaan sekitar pukul 08.00.

Atas peristiwa yang menimpa Saiful Bahri, Usman mengaku sangat kehilangan. Di matanya, Saiful Bahri adalah guru yang aktif. Terlebih, Saiful Bahri di MAN Pajarakan bukan hanya guru, tapi juga menjabat waka kesiswaan. "Perannya penting di sekolah ini," kata Usman.

Usman sendiri mengaku terakhir kali bertemu Saiful Bahri pada Senin (14/6) sekitar pukul 12.00. Saat itu Usman menggelar rapat untuk kepentingan menyiapkan akreditasi.

Di tengah rapat, Saiful Bahri sempat minta izin pada Usman. Saiful Bahri minta izin tidak masuk pada Selasa (15/6) karena akan pergi ke dinas perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo. Tujuannya untuk mengurus izin operasional bus sekolah.

Menrut Usman, sekolahnya sudah membeli sebuah bus. untuk antar jemput siswa yang tidak mampu maupun yatim piatu. Bus tersebut dibeli dari Kalimantan. Sehingga sekolah terlebih dulu harus mengurus plat nomor dan surat-surat kendaraan.

Sedangkan untuk izin operasional bus tersebut, Saiful Bahri yang mengurus ke Dishub Kabupaten Probolinggo. "Korban mengajukan diri mengurus (ke dishub). Jadi memang jelas tidak akan masuk sekolah," ujar Usman.

Setelah itu, Usman mengaku sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Saiful Bahri. Tapi, pada Selasa (15/6) sekitar pukul 10.00, Usman mengaku dihubungi Ninik Maisaroh, istri korban. Menurut Usman, saat itu Ninik menanyakan keberadaan suaminya. "Ya saya jawab tidak ada di sekolah. Namun saya mulai khawatir. Sebab, istri korban telpon sambil menangis," ujar Usman.

Fadolillah, salah seorang pegawai MAN Pajarakan, saat ditemui kemarin mengaku juga cukup mengenal korban. Saat ditanya apakah pernah korban bercerita tentang sebuah masalah serius sebelum terjadi peristiwa tragis itu, Fadolillah mengaku pernah. Tapi, itu masalah keluarga dan Fadolillah tak bisa mengungkapkannya. "Terlalu pribadi," ujar Fadolillah.

Sedangkan Abdul Hadi, rekan kerja Fadolillah, mengakui korban pernah berbincang khusus. Tapi, justru itu bukan masalah keluarga. Menurutnya, korban mengatakan pernah bertengkar dengan salah satu kepala sekolah negeri di Kecamatan Pajarakan. "Itu saja yang saya tahu, Mas," kata Hadi. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165235

Pemilik Rumah Dapat Wasiat Sebelum Gali Sumur

Jumat, 18/06/2010 14:52 WIB
Temuan Uang Logam Kuno
Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Sebelum ribuan uang logam kuno ditemukan pekarangan rumahnya, Suparman warga RT 2 RW 1, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini mendapat wasiat atau pesan dari sesepuh atau orang yang dituakan dalam keluarga besarnya. Suparman diminta berhati-hati ketika mengali tanah di pekarangan rumahnya.

"Dulu pesan sesepuh keluarga disini memang begitu. Agar kalau menggali tanah berhati-hati," ujar Didik salah satu kerabat Suparman kepada detiksurabaya.com di lokasi, Jumat (18/6/2010).

Ternyata wangsit sesepuhnya ada benarnya, di belakang rumah Suparman, ditemukan ribuan uang logam kuno. "Saya tidak tahu apakah di tempat pekarangan lainnya masih ada benda-benda kuno lainnya," ungkapnya.

Didik menambahkan, sebelum ditemukan ribuan uang logam kuno tersebut, salah seorang keluarganya juga pernah menemukan sebuah guci kuno. "Itu kejadiannya sudah lama sekali. Guci itu ditemukan di daerah pekarangan keluarganya saat menggali tanah untuk WC," tandasnya.

Uang logam kuno yang ditemukan itu mempunyai lubang tengah itu bertuliskan huruf abjad China dan tidak ada tahun pembuatannya. Uang itu ditemukan di kedalaman 1,5 meter oleh tukang gali sumur bernama Mat.
(wln/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/06/18/145221/1381348/475/pemilik-rumah-dapat-wasiat-sebelum-gali-sumur

Diyakini Uang Itu Peninggalan Tentara Jepang

Jumat, 18/06/2010 13:02 WIB
Temuan Uang Logam Kuno
Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Keluarga Suparman yang pekarangan rumahnya ditemukan ribuan uang logam kuno menyakini kalau uang itu peninggalan tentara Jepang yang pernah singgah di Probolinggo.

Ribuan uang logam kuno itu didapat saat Mat (40), menggali tanah untuk membuat lubang pembuangan WC di belakang rumah Suparman yang berada di RT 2 RW 1, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

"Saya lupa tahunnya berapa. Tapi yang jelas, menurut pengakuan nenek moyang saya, di sini sempat dijadikan markas tentara Jepang," kata salah satu sesepuh keluarga Suparman, Mbok Badriah, kepada detiksurabaya.com di lokasi, Jumat (18/6/2010).

Mbok Badriah menduga, temuan ribuan uang logam di tanah pekarangannya itu memang betul-betul peninggalan penjajahan tentara Jepang yang sengaja memendamnya di tanah pekarangannya. "Bisa jadi uang logam kuno itu peninggalan tentara Jepang," ungkapnya.

Sementara itu, rumah Suparman saat ini masih ramai didatangi warga. Mereka pada umumnya penasaran dengan uang logam tersebut. Uang logam kuno itu mempunyai lubang tengah itu bertuliskan huruf abjad China, dan tidak ada tahun pembuatannya. Uang itu ditemukan saat menggali tanah di kedalaman 1,5 meter. (wln/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/06/18/130201/1381185/475/diyakini-uang-itu-peninggalan-tentara-jepang
Manusia Listrik
Jumat, 18 Juni 2010 | 10:30 WIB

Namanya Suparlan. Namun, keluarga dan teman-temannya lebih mengenal dia dengan sebutan“manusia listrik”. Maklum, pria 59 tahun ini seperti “kebal“ terhadap listrik. Bahkan saat ngemut (mengulum) kabel beraliran listrik sekalipun.

Pria dengan 9 anak dan 12 cucu itu sudah tidak asing lagi dengan seluk-beluk listrik sejak kecil. Awalnya ia coba-coba memegang kabel beraliran listrik. “Terasa senut-senut, tetapi tidak apa-apa,” ujarnya.

Kebiasaan “pegang-pegang” listrik itu pun jadi menu sehari-hari, apalagi setelah dia menjadi instalatir listrik di CV Seri Utama, Surabaya dan CV Indra Saputra, Probolinggo.

“Bahkan kalau badan sedang pegal-pegal, saya pegang setrum cukup lama. Badan bekeringat, segar kembali,” ujarnya.

Ia pun kerap memeragakan kemampuannya dengan mengulum kabel listrik. “Coba sekujur badan saya ditempeli test pen, menyala, kan?” katanya.

Hanya saja, kalau kabel listrik di PLTU Paiton, warga warga Jl. Panglima Sudirman Gang V/7, Kel. Jati, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo ini belum pernah mencoba…. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=5f9e54009db1a8b1256a4ac3b8ffd670&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Siswa Probolinggo Terbaik UASBN Jatim

Jumat, 18 Juni 2010 | 10:16 WIB

PROBOLINGGO - Meski hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) siswa kelas VI SD/MI baru diumumkan secara resmi, Sabtu (19/6) mendatang, sebagian “bocoran” nilainya sudah diketahui. Siswi dari SDN Sukabumi 4, Kota Probolinggo, Retno Try Lestari meraih nilai UASBN tertinggi di Jatim.

Retno memperoleh nilai UASBN (total) 28,95. Terinci, Bahasa Indonesia 9,20, Matematika 10,00, dan IPA 9,75.

“Saya bersyukur ada siswa di Kota Probolinggo yang meraih nilai UASBN tertinggi se-Jatim,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik), Maksum Subani, Rabu (16/6). Bahkan rata-rata nilai UASBN siswa di Kota Probolinggo yakni, 21,42 di atas rata-rata nilai UASBN Propinsi Jatim, 21,18.

UASBN untuk SD/MI digelar Mei lalu secara serentak se-Jatim. Dan Senin (14/6) lalu, Pemkot Probolinggo sudah mengambil nilai UASBN dari provinsi untuk kemudian diumumkan secara resmi, Sabtu (19/6) mendatang.

Dengan meraih nilai UASBN tertinggi se-Jatim, otomatis Retno juga berada di ranking pertama di tingkat Kota Probolinggo. Mereka yang masuk lima besar peraih nilai UASBN tertinggi di Kota Probolinggo setelah Retno masing-masing, Arief Efendi dari SDN Sukabumi 1 dengan nilai total 28,50 (Bahasa Indonesia 9,00, Matematika 10,00, dan IPA 9,50).

Disusul Arga Djoko Putra dari SDN Tisnonegaran 1 dengan nilai total 28,50. Terinci, nilai Bahasa Indonesia 9,00, Matematika, 10,00, dan IPA, 9,50.

Kemudian Ali Haidhar dari SDN Sukabumi 2, dengan nilai Bahasa Indonesia 9,00, Matematika 9,75, dan IPA, 9,50 (total 28,25). Terakhir, Elyn M.S. dari SDN Kedungasem 4, dengan nilai Bahasa Indonesia 9,00, Matematika 9,75 dan IPA, 9,50 (total 28,25).

Maksum menjelaskan, UASBN yang dimulai 3 Mei lalu diikuti 3.817 siswa di Kota Probolinggo. “Awalnya tercatat 3.838 pelajar bakal mengikuti UASBN, ternyata ada 21 pelajar yang sebagian dari SD Pamong tidak mengiktui UASBN karena alasan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya,” ujarnya.

Tidak seperti UNAS di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang menentukan kelulusan, UASBN tidak menjadi variabel satu-satunya penentu kelulusan siswa SD/MI. “Lulus tidaknya siswa ditentukan oleh sekolah sepenuhnya,” ujar Maksum.

Disinggung soal mekanisme pengumuman hasil UASBN, Maksum menyerahkan kepada masing-masing SD/MI. “Bisa walimuridnya diundang ke sekolah atau nilainya dikirimkan melalui pos,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=4f5c3c2a7dceb338fc816507b94b3519&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Sekkota Lapor Polisi

Jumat, 18 Juni 2010 | 10:16 WIB

PROBOLINGGO - Setelah selama seminggu diproses internal di inspektorat, Pemkot Probolinggo akhirnya melaporkan kasus percobaan pembobolan kas daerah (kasda) sebesar Rp 12,5 miliar ke Polresta. Diharapkan polisi menuntaskan kasus ini dengan menemukan pelaku sekaligus motif tindak pidana tersebut.

”Benar, kasus percobaan pembololan kasda Rp 12,5 miliar itu memang dilaporkan ke Polresta,” ujar Kasat Reskrim, AKP Agus I. Supriyanto mendampingi Kapolresta AKBP Agus Wijayanto, Kamis (17/6).

Dikatakan, laporan tertulis yang ditandatangani Sekkota Probolinggo, Drs H Djohny Harijanto MSi diserahkan ke Mapolresta, Rabu (16/6) lalu.

Guna mengungkapkan kasus di balik percobaan pembobolan kasda, kata Kasat Reskrim, Polresta memerlukan bukti-bukti yang lebih konkret. ”Tidak sebatas keterangan saksi-saksi, kami juga memerlukan bukti-bukti konkret seperti dokumen dan lain-lain,” ujarnya.

Karena itu selain meminta keterangan saksi-saksi dari pejabat Pemkot dan Bank Jatim, Polresta bakal menyita bukti rekaman kamera CCTV. Seperti diketahui, wajah pelaku tertangkap kamera yang dipasang di Kas Pembantu Bank Jatim di lingkungan Pemkot Probolinggo.

Kasat Reskrim menambahkan, karena baru sebatas percobaan pembobolan kasda, polisi memfokuskan pada pengungkapan pemalsuan dokumen. ”Pejabat yang tanda tangannya dipalsukan juga akan kami panggil,” ujar AKP Agus.

Hal senada diungkapkan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Probolinggo, Rey Suwigtyo. Dikatakan inspektorat sudah melakukan pemeriksaan internal terhadap pihak-pihak yang terkait dengan percobaan pembobolan kasda. ”Karena harus diselesaikan melalui proses hukum, kasus ini kemudian dilimpahkan ke polisi,” ujar jubir Pemkot itu.

Inisial RZ

Aktor di balik percobaan pembobolan kasda Rp 12,5 miliar, menurut pemeriksaan inspektorat, mengarah ke nama RZ, pegawai Pemkot. ”Dia sudah diperiksa Jumat (11/6) malam lalu,” ujar Rey Suwigtyo.

Dalam pemeriksaan itu, RZ mengaku menemukan stopmap lalu ia serahkan ke Bank Jatim. RZ membantah dituding berusaha mencairkan dana seperti tercantum dalam berkas di stopmap.

Dia mengaku menemukan map di sekitar loket tepatnya di antara Kasda dan kas pembantu Bank Jatim. Masih versi RZ, ia kemudian menyerahkan map itu ke karyawan Bank Jatim.

Disinggung identitas RZ, Tiyok –panggilan akrab Rey Suwigtyo tidak mau menyebutkan lebih detail. Ia hanya mengatakan, RZ menjadi PNS sejak tiga tahun lalu, sekarang masuk PNS golongan III A. Sebelumnya RZ pernah bertugas di Bagian Aset.

Apa pun alasan RZ, karena terkait pemalsuan dokumen, Pemkot menyerahkan kasus ini ke polisi. ”Secara etika birokrasi dia (RZ) sudah melakukan pelanggaran. Sebodoh-bodohnya orang, dia kan sarjana. Bagaimana bisa menyerahkan berkas begitu saja,” ujar Tiyok.

Tiyok menegaskan, meski proses hukum sudah ditangani kepolisian, pemeriksaan internal di inspektorat ini juga terus berlangsung. “Pemeriksaan internal belum selesai, inspektorat masih akan memeriksa beberapa saksi,” ujarnya.

Seperti diberitakan Surabaya Post, Rabu (9/6) lalu, kasda Pemkot nyaris kebobolan uang Rp 12,5 miliar. Pelaku yang diduga pegawai di lingkungan Pemkot Probolinggo sendiri mencoba mencairkan dana kasda di kantor kas pembantu Bank Jatim di Pemkot.

Pelaku mengajukan surat perintah pencairan dana (SP2D) ke kasda Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) sebesar Rp 12,5 miliar atas nama CV Altor Jaya. Dalam SP2D itu dikatakan, dana yang dicairkan untuk belanja modal konstruksi jalan (proyek Dinas PU).

Upaya pembobolan itu gagal karena gelagat pelaku tercium petugas Bank Jatim dan Pemkot Probolinggo. Bank Jatim yang berkoordinasi dengan DPPKA menyimpulkan, berkas SP2D yang diajukan pelaku ternyata dipalsukan.

”Pelaku memalsukan tanda tangan para pejabat yang punya wewenang mencairkan dana termasuk tanda tangan saya,” ujar Kepala DPPKA, Imam Suwoko. Selain itu pelaku juga memalsukan form aplikasi milik BPKP.

Setelah diteliti, kata Imam, dalam SP2D itu juga tercantum rekening untuk mentransfer uang. Rekening di Bank Jatim atas nama Didik Kurniawan itu baru dibuka sehari sebelum pelaku menjalankan aksinya, Selasa (8/6).

Keberadaan CV Altor Jaya juga menimbulkan tanda tanya. CV Altor Jaya ternyata tidak terdaftar dan proyek dimaksud (konstruksi jalan) belum dilelang. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e73f8079584706d7cd04ed57011aa36e&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tak Kantongi Izin, Cafe V'gas Terancam Ditutup

Jumat, 18/06/2010 09:37 WIB
Gadis Cafe Dihajar Di Facebook
Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Kasus penganiayaan terhadap gadis cafe, Efa (28) yang rekaman videonya muncul di jejaring facebook terus bergulir. Buntut dari kasus itu, Pemerintah Kota Probolinggo berencana akan menutup tempat kejadian perkara yaitu cafe V'gas. Ini untuk menghindari agar aksi kekerasan tidak terjadi lagi.

Walikota Probolinggo, HM Buchori mengatakan afe V'gas tidak menutup kemungkinan akan dilakukan penutupan, terkait dengan aksi kekerasan yang menimbulkan heboh berbagai kalangan.

"Apalagi selama ini V'gas tidak mempunyai izin mirasnya," tandas kepada detiksurabaya.com di sela-sela pemusnahan miras di depan kantor pemkot di Jalan Raya Panglima Soedirman, Jumat (18/6/2010).

Lalu kapan pemkot akan melakukan penutupan terhadap cafe V'gas? Menurut Bukhori, pihaknya masih menunggu hasil perkembangan dari tim investigasi yang telah diturunkan. "Kita tunggu saja perkembangannya," ungkapnya.

Sebagai langkah untuk meminimalisir peredaran miras, pemkot melakukan pemusnahan terhadap ribuan botol miras. Menurut orang nomor satu di Probolinggo, pembasmian miras beragam merk itu bertujuan untuk mendidik moral generasi muda agar menjauhi miras.

"Mendidik moral generasi muda tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggungjawab orangtua dan semua masyarakat," katanya.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (10/6/2010) dini hari. Sebelum pemukulan Efa menemani pengunjung bernama Jusuf di Cafe Marknauf itu, Efa mengaku akan dibayar Rp 100 ribu. Usai minum di cafe itu, Efa lalu diajak ke cafe V'gas.

Namun Efa hanya diberi uang Rp 50 ribu, Efa pun menanyakan soal bayarannya kepada Bahri, temannya Jusuf. Sedangkan Jusuf sendiri saat itu sudah pergi. Dia kemudian dipukul Bahri. Pemukulan itu kemudian beredar di internet.

Dalam rekaman berdurasi 1:05 menit tersebut, Efa yang saat itu tengah berjalan tiba-tiba saja langsung dihampiri seorang pria dan langsung melayangkan pukulan. Bahkan tidak hanya itu saja, Efa yang saat itu terjatuh juga mendapatkan pukulan serta tendangan dari seorang pria lainnya.

(wln/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/06/18/093715/1380985/475/tak-kantongi-izin-cafe-vgas-terancam-ditutup