Senin, 04 Oktober 2010

Adegan Dalam Sinetron Cinta Fitri Bisa Merusak Akhlak

Senin, 04 Oktober 2010, 15:22 WIB

Adegan Dalam Sinetron Cinta Fitri Bisa Merusak Akhlak
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah, menyoroti program televisi yang bisa merusak akhlak kaum muda, khususnya tayangan sinetron. Menurutnya, banyak sinetron yang temanya Islami, tapi alur ceritanya merusak akhlak, salah satu contohnya sinetron Cinta Ftiri di salah satu stasiun televisi swasta.

Dalam episode sinetron itu, kata Kiai Mutawakkil (panggilan akrab dia), dipertontonkan sebuah adegan bagaimana anak membentak dan memarahai orang tuanya. Adegan itu hanya secuil contoh dari sekian banyaknya tayangan yang justru merusak akhlak. Dia menegaskan, tayangan semacam itu bisa merusak akhlak generasi muda.

''Kalau pemuda yang di pesantren mungkin masih bisa menyaringnya, tapi bagi pemuda yang di luar pesantren itu bisa dianggap lumrah dan boleh saja dilakukan. Ini bahaya,'' ujarnya saat dijumpai Republika Senin (4/10).

Untuk membentengi gempuran akibat kemajuan teknologi semacam itu, Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo, itu meminta orang tua untuk menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah. ''Khususya kepada orang tua yang dari NU. Gempuran yang paling dahsyat itu berasal dari media. Pengaruh media saat ini sungguh amat luar biasa. Maka saya harapkan kepada warga Nahdliyin untuk memproteksi anaknya dari hal-hal yang menyimpang,'' serunya.

Kiai Mutawakkil lalu menyinggung sebuah stasiun televisi milik NU yang berkantor di Surabaya. Setengah berpromosi, dia menjelaskan bahwa tayangan-tayangan pada TV dimaksud salah satunya untuk memproteksi tayangan-tayangan dari stasiun televisi lain. program-progam TV ini memberikan porsi cukup banyak dalam hal keislaman, khususnya ahlussunnah waljamaah.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/seni-budaya/10/10/04/138049-adegan-dalam-sinetron-cinta-fitri-bisa-merusak-akhlak

Polres Probolinggo Siap Razia Setiap Saat

Anies Septivirawan
4 Oktober 2010

Saat ini aparat polisi gencar melakukan razia. Sebab hal itu sesuai dengan harapan masyarakat yang membutuhkan jaminan keamanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Polres Probolinggo menerapkan sistem dan komitmen tiada hari tanpa razia. Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi usai melakukan talk show di Radio Bromo FM,beberapa waktu lalu.

Kapolres menjelaskan, razia tersebut akan terus dilakukan setiap hari tanpa henti. Razia yang dilakukan oleh Polres Probolinggo ini dimaksudkan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat, untuk mencegah tindak pidana yang berkaitan dengan pencurian sepeda motor dan kejahatan di jalan.

“Setiap hari razia dilakukan di tujuh titik yang berpindah-pindah dan diwaktu yang tidak sama. Kami ingin memberi rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” jelasnya AKBP AI Afriandi.

Menurut Kapolres, dari hasil razia tersebut, petugas berhasil menangkap 19 preman dan beberapa kasus lain seperti menyita sepeda motor tanpa surat. “Polres akan terus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kami ingin terus menciptakan suasana yang kondusif di Kabupaten Probolinggo,” ujar mantan Kapolres Bondowoso ini.

Selain melakukan razia, aparat Polres Probolinggo juga melakukan patroli di beberapa titik di Kabupaten Probolinggo. Patroli ini dilaksanakan dari jam 06.30 hingga 07.30. Seluruh personil polisi turun ke lapangan untuk membantu dan melayani masyarakat. “Polri selalu menghargai kedekatan polisi dengan masyarakat. Kita berharap, keberadaan polisi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Kapolres AKBP AI Afriandi meminta masyarakat untuk terus menggalakkan siskamling di desanya masing-masing. Siskamling itu dibentuk untuk mengamankan lingkungan masyarakat itu sendiri, artinya, masyarakat yang bertugas mengamankan lingkungannya. “Karena personil polisi terbatas, saya harapkan masyarakat bisa menjadi polisi bagi dirinya sendiri,” ungkap AKBP AI Afriandi.

Selain itu, Kapolres juga menyoroti maraknya pencurian hewan ternak di Kabupaten Probolinggo. Apalagi setelah dilakukan evaluasi pada tahun 2008, untuk wilayah Polwil Malang, Kabupaten Probolinggo menempati urutan teratas tentang pencurian hewan ternak. Selama ini, Polres Probolinggo merasa kesulitan untuk mengusut identitas hewan ternak tersebut.

“Saya punya angan-angan bagaimana bisa menciptakan kartu identitas pada hewan ternak. Supaya keberadaan hewan ternak bisa diidentifikasi secara awal. Sehingga jika ada orang membawa hewan ternak di malam hari, bisa segera kita lacak.,” jelas AKBP AI Afriandi.
Untuk mengetahui rencana tersebut, beberapa waktu yang lalu Polres Probolinggo telah melakukan survey terkait rencana menciptakan kartu identitas pada hewan ternak tersebut.

“Ternyata rencana itu mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Dari masyarakat di 24 kecamatan, 98% masyarakat menyatakan setuju dengan adanya kartu identitas hewan ternak tersebut. Semoga DPRD bisa menerbitkan Perda Identitas Ternak. Sehingga Polres Probolinggo bisa melacak keberadaan hewan ternak bila dijumpai di jalan pada malam hari,” jelas AKBP AI Afriandi.

Sumber: http://hankam.kompasiana.com/2010/10/04/polres-probolinggo-siap-razia-setiap-saat/-12

Probolinggo Siapkan Batik Terpanjang se-Indonesia

Senin, 4 Oktober 2010 | 12:56 WIB

PROBOLINGGO – Berkaitan dengan Hari Batik Nasional 2 Oktober 2010, sejumlah perajin batik di Kota Probolinggo menyiapkan batik terpanjang pada Jumat (8/10) mendatang. Batik terpanjang ini diharapkan bisa dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MuRI).

Akhir pekan lalu, 11 perajin batik mendatangi DPRD Kota Probolinggo. Kepada Komisi B DPRD, mereka mengutarakan keinginan memecahkan rekor Muri. Namun, mereka mengaku tidak mempunyai dana cukup untuk menghelat acara monumental itu.

’’Terus terang kami kesulitan dana menggelar acara pemecahan rekor Muri itu,” ujar Ketua Paguyuban Batik Kota Probolinggo Nani Kastib. Dikatakan, dana sekitar Rp 45 juta untuk perhelatan itu cukup berat jika harus ditanggung para perajin batik yang masuk kategori usaha kecil mikro (UKM) itu.

Meski dengan bondho nekat (bonek), 11 perajin batik siap membuat kain batik sepanjang 100 meter. Kain sepanjang itu akan dihiasi 651 motif berbeda, sesuai dengan Hari Jadi Kota Probolinggo ke-651 yang jatuh pada 4 September lalu.

Dengan jumlah perajin “sesedikit” itu, untuk membuat 651 motif, maka setiap perajin dibebani mengerjakan 72-73 motif batik yang berbeda. Suatu beban pekerjaan yang lumayan berat demi menghitung hari menjelang “Hari H”, Jumat mendatang.

Melihat kondisi perajin batik yang masih pemula, Asisten Ekonomi Drs Matalil pun menyarankan agar keinginan mereka tidak muluk-muluk. “Pendapat saya, lebih baik perajin memecahkan rekor penjualan 1.000 atau 5.000 kain batik per hari,” ujarnya.

Namun, Ketua Komisi B DPRD, Sri Wahyuningsih berharap Pemkot Pobolinggo memfasilitasi para perajin batik tersebut. Pemecahan rekor Muri itu dinilai sebagai momen kebangkitan perajin batik di Kota Probolinggo.

Jika dicermati, tak banyak publik Probolinggo sendiri yang mengenal bati khas kotanya. Mereka hanya mengenal, kain bermotif mangga dan anggur itu sesekali dikenakan para pegawai di lingkungan Pemkot Probolinggo.

Batik Kota Probolinggo mulai mencuat di ajang lomba cipta busana batik yang digelar PKK Jatim, Mei 2010 lalu. Dua karya batik bermotif Ayu Bestari dan Semarak Mangga Anggur terpilih sebagai juara.

Bahkan Myta Agustina warga Jl, MT Haryono dan Siswanto, warga Jl Hayam Wuruk yang menelurkan dua karya batik itu awalnya mengaku bukan perajin batik. Myta, warga Kel Jati, Kec Mayangan, Kota Probolinggo awalnya dikenal sebagai perajin handycrft.

Sementara itu Siswanto yang lebih dikenal dengan panggilan Wasis lebih “parah” lagi. Perajin UKM bordir itu mengaku awalnya tidak mengenal desain batik sama sekali.

Myta mengaku, mengembangkan usaha batik sejak akhir 2009 lalu. Ketekunan mengantarkan perempuan itu bisa membatik. Kain motif Semarak Mangga Anggur karya Myta awalnya sekadar coba-coba untuk dikhususkan untuk mengikuti lomba. Ketika kain bermotif mangga dan anggur selesai, kebetulan ada lomba cipta batik di tingkat provinsi.isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=662580899bd43f0689c48ce711740d04&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Sinetron Merusak Moral

Senin, 4 Oktober 2010

Probolinggo -SURYA- Ketua PWNU Jawa Timur KH M Hasan Mutawakkil Alallah meminta semua warga NU tidak membiasakan menonton tayangan sinetron di televisi. Anjuran itu diungkapkan ketika dia memberikan tausyiah kepada ratusan pengurus ranting PCNU Kraksaan yang menghadiri acara halalbihalal di kantor PCNU setempat, Minggu (3/10). “Jangan biasakan anak-anak menonton sinetron. Ayo kita tolak bersama, karena itu merusak moral dan sifat anak-anak,” katanya.

Menurutnya, tayangan sinetron lebih banyak merusak. Salah satu contoh tayangan merusak mentalitas anak-anak adalah, tayangan yang menggambarkan seorang anak yang berani membentak, bahkan memukul orangtuanya. “Itu riskan dicontoh. Padahal, melawan orangtua itu bertentangan dengan ajaran syariat. Selain itu, juga terkadang ada sinetron soal kekerasan fisik dan tayangan lainnya,” katanya.

Mutawakkil menganjurkan, supaya setiap orangtua dari kalangan warga NU, memantau secara serius jika anak-anaknya tengah menonton tayangan televisi. “Guru yang pertama kali bisa membimbing anak-anak adalah orang tua. Makanya, mari kita batasi, bahkan jika perlu tolak tayangan sinetron,” tandasnya. ntiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/10/04/sinetron-merusak-moral.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29