Selasa, 25 Mei 2010

Air PDAM seperti Kopi Susu

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Pelanggan PDAM Kota Probolinggo kemarin sumpek. Air PDAM yang diambil dari sumber Ronggojalu di Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo, keruh.

"Saya tahunya tadi (kemarin, Red) pagi waktu mau mandi. Kok airnya menjadi kopi susu," ujar Muhammad, salah seorang warga Perum Asabri Kecamatan Kanigaran kemarin.

Mulanya, Muhammad mengira itu karena bak mandinya yang kotor. Tapi setelah dicek, ternyata memang kran air PDAM-nya yang mengeluarkan air keruh. "Memang dari sananya (PDAM) yang kotor," jelasnya.

Hal yang sama juga dinyatakann oleh Veny, salah seorang warga Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Mayangan. Veny mengaku terkejut ketika melihat air PDAM itu keruh. Karena, sebelumnya memang tida pernah sampai sekeruh itu. "Saya jadi heran kenapa kok sampai buthek, padahal biasanya tidak sampai seperti itu (sangat keruh)," ujarnya.

Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhannya Veny harus beralih ke air sumur. Tapi, itu hanya sebatas untuk mencuci pakaian dan mandi saja. Sementara untuk kebutuhan lainnya, seperti minum dan memasak harus menggunakan air yang lebih bersih.

"Biasanya untuk memasak dan minum saya pakai air PDAM. Tapi, karena keruh saya beli. Juga untuk madinya si kecil (anaknya yang masih bayi). Meski ada air sumur, tapi itu kurang baik," jelasnya.

Apa yang terjadi? Direktur PDAM Kota Probolinggo Lukman Tjahjono mengatakan air PDAM jadi keruh karena kolam yang menjadi pusat atau sumber PDAM kemasukan air banjir. "Itu disebabkan bencana alam. Akibat hujan yang cukup deras sehingga menyebabkan banjir. Dan, air sungai masuk ke kolam Ronggojalu," ujarnya kemarin.

Lukman mengaku pihaknya sudah melakukan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan menggelontor dengan air bersih. "Sekarang (kemarin sekira pukul 11.00) sudah tidak lagi, sudah kami gelontor dengan air bersih," jelasnya.

Menurutnya, dalam setahun ini kejadian semacam itu sudah dua kali terjadi. Pertama, pada Januari lalu. Penyebabnya sama. "Kalau curah hujan tidak terlalu deras, hal ini tidak akan terjadi lagi," katanya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Dirujuk ke RSUD

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Kian besar perhatian pada wanita muda Nur Indah Lia atau disapa Iin, yang menderita penyakit di bagian mulutnya. Setelah dibawa ke puskesmas Ketapang, warga RT 3/RW 2 Jl Wilis Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan itu dirujuk ke RSUD Dr Moh. Saleh.

Sekitar pukul 08.30 kemarin (24/5), Iin sampai di puskesmas. Sebenarnya ia akan dijemput oleh ambulans puskesmas. Tapi, sesuai janji Ketua DPRD Sulaiman, dialah yang bakal mengantar Iin ke puskesmas.

Di puskesmas Iin berada di salah satu ruang periksa. Iin diminta berbaring untuk menjalani sejumlah pemeriksaan seperti tensi darah dan denyut nadi. Teriakan kesakitan kembali terdengar saat Iin tangan kanannya dipasang jarum infus.

Saat Iin diperiksa, kakak iparnya, Rifa diminta menemui dokter puskesmas untuk pendataan dan keluhan yang dialami oleh Iin. Seperti diberitakan, Iin mulai sakit sejak Februari 2009 lalu. Awalnya diduga hanya sariawan tapi tak kunjung sembuh hingga saat ini.

Sejumlah dokter umum dan spesialis sudah didatangi tetapi belum menunjukkan kondisi Iin makin membaik. Sebaliknya, Iin malah drop dan lidahnya mengecil hingga tidak dapat berbicara lagi. Bobot tubuhnya memprihatinkan, di usianya ke 30 berat badan Iin hanya 33 kg (dua bulan lalu).

Kemarin, dokter di puskesmas Ketapang dr Pandu Suprobo memeriksa Iin. Menggunakan senter dokter melihat beberapa bagian tubuh Iin seperti mata dan mulutnya. Menurutnya, kondisi penyakit yang diderita Iin adalah kronis karena sudah diderita sejak satu setengah tahun lalu. Sangkaan awal sariawan tapi tidak sembuh-sembuh.

"Setelah pemeriksaan tadi (kemarin), pasien mengalami atrofi lidah (lidah mengecil) dan ada benjolan di dagu sebelah kanan. Indikasi kemungkinannya suspect malignansi. Itu perlu dibuktikan dengan pemeriksaan spesialistik oleh ahli bedah," ujar dr Pandu kepada Radar Bromo.

Sakit di lidah Iin disebabkan karena sakit yang dialaminya. Sedangkan lendir yang terus keluar dari mulut, itu normal hanya saja tidak bisa mengalir dengan baik. "Pasien akan dirujuk ke rumah sakit agar didiagnosa. Saat datang ke puskesmas kondisinya sudah seperti itu. Penyakit ini extra ordinary (tidak umum)," imbuhnya.

Sesaat sebelum diantar ke rumah sakit, di puskesmas Iin kedatangan tamu dari DPC Gapensi Kota Probolinggo. Jajaran pengurus asosiasi kontraktor itu nampak memberikan bantuan berupa uang yang diserahkan kepada kakak kandung Iin, Ishak.

"Ini sebagai bentuk aksi simpatik kami terhadap masyarakat di Kota Probolinggo yang membutuhkan. Karena menurut kami, saudara Iin ini memang layak untuk mendapatkan bantuan. Wali kotanya saja membantu dan memperhatikan rakyat kecil," ujar pimpinan Gapensi yang enggan namanya dikorankan.

Pasalnya, duit yang disumbangkan ke Iin berasal dari aksi spontanitas kontraktor yang bergabung di Gapensi ketika bersepeda bersama Minggu (23/5) lalu. "Lumayan mungkin bisa untuk tambah-tambah keluarganya. Kami berharap teman-teman yang lain ikut tergugah dan memberi bantuan," harap kontraktor tersebut.

Kepada ketua dewan, Kepala Puskesmas Ketapang dr Nurul Hasanah Hidayati mengungkapkan kalau ambulans sebenarnya sudah ke rumah Iin untuk menjemputnya. "Tapi, ternyata sudah diantar," cetusnya. Petugas dari puskesmas juga akan membuat surat pernyataan miskin untuk keperluan administrasi pengobatan untuk Iin.

Sekitar pukul 09.00 Iin masuk ke IRD RSUD Dr Moh. Saleh. Iin ditangani di ruang medical. Sama seperti di puskesmas, Iin juga diperiksa tensi darahnya. Di puskesmas tekanan darah Iin 160/100, di rumah sakit jadi 140/70.

"Kemarin (Minggu) malam Iin ini kumat sakitnya, mengeluh terus. Saya bilang sabar karena kan mau dibawa ke rumah sakit," ucap Rifa yang terus menjaga adik iparnya tersebut. Iin langsung dipindah ke ruang bougenvile dan menjalani rawat inap serta beberapa pemeriksaan oleh pihak dokter. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160452

Perketat Pengawasan Proyek Fisik

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
Imbau agar Tak Ada Catatan BPK Lagi

PROBOLINGGO - Menjelang musim proyek, Komisi C DPRD Kota Probolinggo memperketat pengawasan pada eksekutif. Khususnya pengerjaan proyek fisik, agar tidak ada lagi catatan merah dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).

Sejumlah satker yang punya kegiatan fisik diajak rapat dengar pendapat bareng kemarin. Yakni Kabag Pembangunan Nurkhamdani, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Imanto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Wirasmo, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Bambang Agus Suwignyo dan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sunarmi.

Masing-masing satker dipetani. Mereka diminta membeberkan kegiatan fisik sekaligus sumber dananya. BLH punya sekitar 150 paket pekerjaan (fisik) senilai antara Rp 50 juta sampai Rp 100 juta. Dibawah Rp 50 juta hanya 4 paket.

"Itu program fisik di satker BLH. Seperti rapat kami dengan Dinas PU (pekerjaan umum) sudah sepakat selanjutnya tidak akan terjadi seperti (temuan) tahun 2009. Untuk dana fisik memang tidak mungkin menggunakan DAU (dana alokasi umum) tapi memakai DAK (dana alokasi khusus), bantuan provinsi, hibah dan lain-lain," terang Ketua Komisi C Nasution yang biasa disapa Cak Yon.

DKP punya sejumlah dana untuk proyek fisik. Antara lain Rp 1,7 M dari DAK, Rp 2,9 M dari hibah dan Rp 3 M dari provinsi. Anggaran tersebut digunakan untuk penyempurnaan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), kaitan bakal dijadikannya PPP sebagai minapolitan. Dan Rp 3 M bantuan provinsi untuk agrobisnis.

Dinkes punya sumber dana dari DAK dan hibah untuk lima paket kegiatan. DAK ada dua paket untuk rumdin (rumah dinas) dan pustu (puskesmas pembantu) Rp 160 juta serta pembangunan tahap III (finishing) puskesmas Ketapang senilai Rp 936 juta. Sedangkan tiga paket dari hibah untuk pustu di Curahgrinting dan Sumbertaman serta lahan parkir di pustu.

BPPKB hanya punya Rp 617 juta dana dari pusat untuk pembelian mobil penerangan, tiga unit motor dan empat unit laptop. "Itu sudah penunjuk pusat, kami tidak bisa merubah karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Dananya sudah ditentukan oleh pusat," kata Sunarmi.

Sementara itu, Kabag Pembangunan Nurkhamdani membeberkan jumlah lelang proyek fisik ada 369 paket total nilai Rp 51.837.325.600.000. Untuk non paket sebanyak 57 senilai Rp 15.230.125.000.

"Jumlah ini masih bisa berubah karena belum semua satker masuk. Saya berharap akhir bulan data sudah valid sehingga pelelangan bisa dilaksanakan. Karena di tri wulan pertama, secara petunjuk teknis DAK sudah disetujui oleh pusat dan tidak ada masalah," kata Nurkhamdani.

Mantan Kabid Binamarga Dinas PU ini menambahkan, seperti masukan dari Komisi C, akan lebih baik bila pelelangan secepatnya dilaksanakan. Sebab, ini berkaitan dengan penyelesaian fisik dan penarikan termin (pembayaran).

"Harus ada tes aspal dicantumkan pada termin P1, uji lab aspal di masing-masing ruas jalan. Karena disini belum ada maka harus ke Jember. P1 bisa tidak dicairkan kalau tidak ada itu," tuturnya.

Cak Yon menambahkan perlunya mengingatkan sakter yang memiliki kegiatan agar kejadian tidak terulang kembali. Bahkan rekanan (kontraktor) banyak yang telah memberikan warning mengenai hal tersebut.

"Untuk puskesmas Ketapang itu tahun 2010 harus benar-benar selesai. Apa tahun ini bisa selesai? Anggarannya Rp 1 M harus tuntas. Jangan sampai ada hearing nanti tercecer lagi," tegas Cak Yon kepada Dinkes

Sedangkan dr Bambang menjelaskan, pihaknya sudah memperhitungkan pada TA 2010 ini semua pengerjaan selesai. Nah, perhitungan adanya keterlambatan, pada awal taun 2011 sekitar bulan Februari, puskesmas yang menelan dana miliaran rupiah itu baru bisa dioperasionalkan. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160451

Motor v Motor, Satu Tewas

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Daftar korban tewas karena kecelakan di jalanan Kota Probolinggo bertambah lagi. Siang kemarin (24/5) kecelakaan maut kembali terjadi di ruas Jl Mastrip melibatkan sepeda motor v sepeda motor. Satu tewas, satu luka berat.

Yanto, warga Kelurahan Jati Kecamatan Mayangan, menjadi korban tewas dalam peristiwa itu. Sedangkan yang mengalami luka-luka adalah Ulfa, seorang murid SMAN 3. Ulfa harus dilarikan ke IRD RSUD Dr Moh Saleh untuk mendapat perawatan intensif.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, siang itu Ulfa melaju di Jl Mastrip dari arah selatan dengan motor Yamaha Mio. Dia dalam perjalanan pulang dari sekolahnya yang terletak di Wonoasih. Dari arah berlawanan Yanto melaju dengan motor Suzuki Satria.

Sampai di tempat kejadian perkara (TKP), tepatnya di depan SMK A Yani, Yanto hendak menyalip sebuah mobil. Belum berhasil mendahului mobil itu, motor yang dikendarai Yanto berpapasan dengan motor yang dikendarai oleh Ulfa. Tabrakan tak terhindarkan. Tubuh Yanto dan Ulfa sama terpelanting dan terkapar di aspal.

Tragis nasib Yanto. Kepalanya membentur aspal hingga berdarah-darah. Ia tewas di TKP. Sedangkan Ulfa mengalami luka-luka. Warga yang melihat kejadian itu, langsung melakukan petolongan. Ada juga yang melapor kepada aparat kepolisian.

Tak lama, aparat kepolisian dari Satlantas Polresta Probolinggo mendatangi TKP. Jenazah Yanto langsung dievakuasi dan dibawa ke kamar mayat RSUD. Sedangkan Ulfa dilarikan ke IRD RSUD.

Suratmat, seorang saksi di TKP menyebut kecelakaan itu terjadi setelah pengendara Satria menyalip mobil. Padahal, pandangannya tak bebas. "Waktu itu, memang rame karena jam pulang sekolah," kata Suratmat.

Kondisi Yanto karena tabrakan itu jadi parah karena ia tak mengenakan helm. "Dia (Yanto) tidak mengenakan helm dan mengalami benturan yang sangat keras," ujar seorang petugas satlantas. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160450

Tersengal Saat Diperiksa, Tewas

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
Hari Ini Hasil Otopsi Keluar

KRAKSAAN - Malang benar nasib Arifi, 55, warga Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Setelah diperiksa penyidik Polres Probolinggo, Arifi meregang nyawa di RSUD Waluyojati Kraksaan, kemarin (24/5).

Arifi dinyatakan meninggal dunia di UGD RSUD rumah sakit pemerintah itu. Kejadiannya sekitar pukul 12.00 WIB. Saat Radar Bromo datang ke RSUD, tubuh Arifi sudah di kamar jenazah RSUD.

Sebelum meninggal, Arifi sempat menjalani pemeriksaan di Polres Probolinggo. Arifi diperiksa sebagai saksi dalam kasus penggelapan honor guru ngaji yang dilakukan Kades Sumberan Slamet.

Arifi sendiri adalah guru ngaji di Desa Sumberan. Dia diperiksa, karena termasuk salah satu guru ngaji yang honornya dipotong oleh Kades Slamet. "Kedatangannya sebagai lanjutan penyelidikan kasus tersebut," ujar KBO Reskrim Polres Probolinggo Iptu Moh. Dugel.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Arifi tiba di Polres Probolinggo. Dia lantas langsung menghadap penyidik di ruangan unit III. Yakni, Briptu Ekawanda. "Sebenarnya dipanggil pukul 09.00 WIB," ujar Dugel.

Di ruangan tersebut tidak tersedia AC. Yang ada hanya kipas angin gantung. Agar tidak panas, pintu ruangan dibuka lebar. Selanjutnya, terjadi dialog antara Ekawanda dan Arifi. Boleh dikata, dialog itu hanya basa-basi saja.

Sesaat kemudian, Ekawanda mulai menyampaikan pertanyaan. Awalnya Arifi menjawab setiap pertanyaan dengan lancar. Termasuk saat memasuki pertanyaan keempat. "Berapa honor yang anda terima?" tanya Ekawanda.

Mendengar pertanyaan tersebut Arifi menjawab, "Rp 250 ribu, Pak." Namun, setelah menjawab pertanyaan itu, Arifi menundukkan kepala. Nafasnya mulai tersengal-sengal.

Melihat keadaan Arifi, Ekawanda merasa khawatir. "Bapak sakit?" tanya Ekawanda. Karena melihat Arifi tidak sehat, Ekawanda langsung memanggil dokkes (dokter kesehatan) Polres Probolinggo.

Begitu memeriksa kondisi Arifi, dokkes langsung memutuskan untuk membawa Arifi ke RSUD Waluyojati. Namun begitu tiba di RSUD, nyawa Arifi tidak lagi bisa diselamatkan. Dia tewas.

Sementara itu Kades Sumberan Slamet mengatakan, mestinya Polres tidak lagi melakukan penyelidikan kasus itu. Termasuk memanggil Arifi. Sebab, masalah honorarium guru ngaji yang menimpa dirinya sudah diselesaikan.

Menurut Slamet, honor tersebut sudah diganti semua. "Sudah dibayarkan ke para guru ngaji. Ini sesuai petunjuk Bupati," ujar Slamet.

Sementara Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi mengatakan, meski uang honor sudah diganti, proses hukum harus tetap berjalan. Sebab, laporan yang masuk ke Polres masih tetap diproses. "Tidak bisa distop begitu saja," terang Afriandi.

Apalagi menurut Afriandi, penyelesaian masalah itu dilakukan setelah laporan masuk ke Polres. Afriandi mengatakan, harusnya masalah itu diselesaikan sebelum ada laporan ke Polres. "Jangan tunggu dilaporkan, lantas uang dikembalikan. Harusnya sebelum dilaporkan, selesaikan dulu di tingkat desa," katanya.

Tentang kematian Arifi, Afriandi mengatakan sedang melakukan otopsi. Menurut Afriandi, hasilnya kemungkinan bisa didapat besok. "Pada prinsipnya, kami berusaha melakukan pemeriksaan secara proporsional," ujar Afriandi. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160438

LSM Beber Penyebab Raibnya Motor Dinas

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
Lebih Banyak yang Diselewengkan
KRAKSAAN - Hilangnya beberapa motor dinas di desa membuat LSM Reformasi blak-blakan tentang penyebabnya. Wakil Ketua Reformasi Abdul Wahid menegaskan, penyebab hilangnya motor-motor itu bukan hanya karena faktor kelalaian. Namun, juga karena disalahgunakan.

Wahid lantas membeber beberapa penyebab hilangnya motor-motor dinas itu. Yakni, murni hilang atau dicuri, digadaikan, dijual, digelapkan dan dipakai orang lain yang tidak berhak. "Lebih banyak diselewengkan daripada murni hilang," terang Wahid

Wahid berani membuktikan bahwa data yang dimiliki pihaknya cukup valid. Sebab menurutnya, Reformasi turun langsung ke lapangan untuk menelusuri fakta hilangnya motor-motor dinas itu. "Begitu ada laporan, kami langsung cek di lapangan," ujar Wahid.

Selanjutnya kata Wahid, pihaknya sudah melaporkan kehilangan tersebut pada Pemkab Probolinggo. Yakni Bagian Pengelolaan dan Pengadaan. Namun sejauh ini lanjut dia, belum ada langkah nyata dari pemkab. "Padahal ini aset pemkab," terangnya.

Wahid mengusulkan, sebaiknya pemkab segera mengusut tuntas persoalan tersebut. Sebab menurutnya, jika dibiarkan berlarut-larut, maka masalah itu akan disepelekan oleh desa. "Harus ada langkah nyata," tegasnya.

Dia juga mengusulkan, agar pendataan aset pemkab tidak dilakukan di tiap desa. Sebab, cara itu akan menguras tenaga dan waktu. Agar lebih mudah dan sederhana, Wahid mengusulkan sebaiknya checking dilakukan di kantor kecamatan.

Teknisnya menurut Wahid cukup mudah. Yakni, mengundang semua kepala desa dan BPD pemegang motor dinas. Tidak hanya diundang, kades-kades dan BPD itu harus membawa motor dinas masing-masing. Jika tidak dibawa kata Wahid, berarti ada yang tidak beres. "Motor dinasnya kemana? Dan diapakan?" sergahnya.

Wahid sendiri menegaskan, pihaknya mempunyai alasan sendiri untuk menelusuri kasus itu. Pertimbangannya, karena motor-motor itu merupakan aset negara yang notabene dibeli dari uang rakyat. "Misalnya dijual, kasihan kades maupun BPD yang menggantikan. Mereka tidak punya motor dinas," lanjut Wahid.

Sementara itu Kabag Pengelolaan dan Pengadaan Pemkab Probolinggo Ulfiningtyas memberikan beberapa penjelasan. Ulfi mengatakan, setiap kepala desa dan badan permusyawaratan desa (BPD) mendapat motor dinas. "Satu desa, ada dua motor dinas," katanya.

Masalah motor hilang menurut Ulfi, juga sudah menjadi kajian pihaknya. Namun, kajian itu memang harus didahului laporan dulu. Jika tidak ada laporan, pihaknya kata Ulgi tidak bisa mengatakan ada masalah. "Harus ada laporan dulu," lanjutnya.

Proses pelaporannya pun harus dilaporkan sesuai prosedur. Yakni pada kecamatan, kepolisian, kemudian pemkab. Jika laporan sudah diberikan, berarti memang ada masalah. "Kalau tidak laporan, kita bisa melakukan apa?" sergah Ulfi.

Meski demikian, pemkab kata Ulfi bukannya tidak punya mekanisme untuk menjaga motor-motor itu. Menurutnya dia, pemegang motor dinas wajib memberikan laporan kepada masing-masing kecamatan.

Laporan disampaikan secara berkala. Yakni, tiap 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan sekali. "Sudah cukup sistematis prosedurnya," lanjutnya.

Melalui cara itu kata Ulfi, setiap aset yang dikelola pemkab akan terdata secara lengkap. Baik aset bergerak, maupun tidak bergerak. "Termasuk aset pinjam pakai semacam mobil dan motor dinas," pungkasnya.

Sejauh ini Ulfi mengaku, pihaknya sudah menerima beberapa laporan kehilangan. Sebagai langkah lebih lanjut, Ulfi mengatakan akan berkoordinasi dengan kecamatan untuk memperketat pendataan. "Bukti aset harus bisa dilihat. Tidak hanya dilaporkan," ujarnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160437

Tak Pengaruhi Produksi

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
MESKI ada salah satu gedung yang terbakar, namun manajemen PT Saki menegaskan proses produksi tak sampai terganggu. Bahkan saat si jago merah melalap gedung E yang jadi showroom, proses produksi pabrik keramik itu masih terus berjalan.

Ardian, salah satu pegawai dari bagian finishing menjelaskan, kemarin ia masih bekerja seperti biasa. "Saya kira tadi kerja bakal pulang cepat usai ada kabar pabrik kami terbakar. Tetapi kami tetap pulang seperti biasa. Tetap bekerja, karena gedung tempat kami bekerja lain dengan gedung yang terbakar itu," katanya petang kemarin.

Kebakaran yang melanda gedung E tersebut memang tidak merubah jadwal kerja karyawan. Karyawan yang masuk shift pagi atau shift 1 tetap bekerja seperti biasa, mulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00. Sementara karyawan yang masuk pada shift dua (masuk pukul 09.00) juga pulang seperti biasa yakni pukul 17.00.

"Sebenarnya takut juga kalau kebakarannya merembet. Tetapi karena letaknya agak jauh, jadi rasa khawatir itu hilang," timpal Nanik, salah satu karyawati lainnya yang kemarin masuk shift pertama.

Nanik mengaku lebih takut pada efek yang ditimbulkan oleh kebakaran tersebut. Dirinya berharap kebakaran tersebut tidak berefek domino pada sirkulasi keuangan perusahaan. Bila perusahaan goyah, nantinya juga ada pengurangan karyawan. "Ya takut juga kalau nanti ada pengurangan karyawan. Anak saya tiga, masih sekolah semua," ujarnya.

Namun kegusaran Nanik itu tidak bakal terjadi. Manajer perusahaan Sutantio menegaskan kebakaran tersebut sama sekali tidak berimbas pada proses industri perusahaan.

"Karena kebarakannya di tempat barang jadi, secara otomatis proses produksi jalan terus. Secara keseluruhan kami masih belum hitung kerugiannya. Namun dipastikan kebakaran ini tidak akan berdampak pada pegawai. Belum ada rencana pengurangan karyawan," kata Sutantio kepada Radar Bromo kemarin.

Menurut Sutantio, kebakaran tersebut hanya terjadi di gedung E tempat showroom barang-barang keramik siap dijual. Seperti tempat sabun, mug dan beberapa jenis lainnya.

Dari catatan Sutantio, kebakaran tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak perusahaan keramik tersebut didirikan pada 1978 lalu. Sejauh ini Sutantio belum berani memastikan berapa kerugian yang dideritanya. Sebab dari barang-barang yang terbakar itu tidak semuanya rusak.

Bisa jadi beberapa keramik yang terbakar itu masih bisa dimanfaatkan kembali. "Asalkan tidak pecah atau warnanya tidak berubah. Proses pembuatan keramik itu dengan pemanasan sampai 1.200 derajat celcius. Jadi kalau kena api besar kemungkinan masih bisa diselamatkan," jelas pria berambut putih tersebut.

Yang sedikit ia sesalkan dari insiden kebakaran tersebut adalah lambatnya penanganan petugas pemadam kebakaran. Menurut Sutantio, petugas datang agak terlambat untuk memadamkan api yang membakar pabriknya tersebut. "Saya sendiri yang telepon beberapa kali. Tetapi sulit, petugas pemadam kebakaran baru datang sekira satu jam kemudian," keluh Sutantio.

Sementara itu Ahmadi, kepala pemadam kebakaran (damkar) Kota Probolinggo membantah tudingan Sutantio. Ia justru menjelaskan kalau laporan kebakaran itu datang sedikit terlambat. "Saat kami datang, api sudah besar," jelas Ahmadi.

Setelah berjuang keras, api yang membakar gedung E PT Saki berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.00.

BPS Kalang Kabut

Di sisi lain, saat kebakaran itu terjadi, para pegawai BPS pun ikut kalang kabut. "Awalnya itu saya ditelepon kalau kantor saya (BPS) juga ikut terbakar. Karena itu saya langsung meluncur kesini, meski masih pakai celana pendek," ujar Hasbullah Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Tegalsiwalan sambil memegang celana pendeknya.

Beberapa karyawan yang ada di dalam kantor pun juga ikut panik. "Yang kebakaran itu gedungnya persis berdempetan dengan kantor kami. Karena takut merembet, tadi berkas-berkas penting sudah siap diungsikan," kata Nurohman salah satu staff BPS.

Saat itu dalam pikiran petugas BPS yang harus diselamatkan pertama kali adalah data tentang hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 sementara. "Di kantor kami ini sudah terdapat 30 persen hasil SP, itu data yang sangat penting," imbuh Nurohman.

Bila data itu terbakar, secara otomatis tim SP 2010 harus memulai dari awal lagi proses pencacahan penduduk. Sementara waktu atau deadline untuk prosesi sensus sendiri sudah sangat mepet. Tenggatnya sampai 31 Mei ini, semua proses SP sudah rampung.

Karena itu saat kondisi genting tadi, hal pertama yang dipikirkan adalah menyelamatkan berkas-berkas penting SP 2010 tersebut. Setelah itu baru menyelamatkan barang-barang yang berharga lainnya seperti computer, televise dan lain-lain.

Menurut Hasbullah, 15 karyawan BPS yang taid berada di kantor juga telah berusaha mencegah datangnya api dari pabrik keramik tersebut. "Kami tadi langsung beli 2 buah selang air dengan panjang masing-masing 20 cm. Kami juga berusaha memadamkan apinya," jelasnya.

Meski tidak terlalu efektif karena semburan airnya cukup kecil, tetapi upaya itu dijelaskan Hisbullah cukup berhasil. Rembetan api dari pabrik keramik tidak sampai menjalar ke kantor BPS.

"Mungkin faktor utamanya bukan dari semburan air selang kami. Tetapi selang kami ini juga cukup berperan juga. Tidak masalah beli selang dengan uang sendiri, yang penting semuanya aman," ujar Hisbullah sembari tersenyum. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160435

Showroom PT Saki Terbakar

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - PT Sumbertaman Keramik Indonesia (SAKI) di Jl Lumajang Kota Probolinggo kemarin (24/5) bikin geger. Sekira pukul 14.00, pabrik keramik yang berdiri sejak tahun 1978-an itu dilalap si jago merah.

Api pertama kali diduga muncul dari salah satu ruangan yang dijadikan showroom produk-produk perusahaan tersebut. Ruangan itu berada di bagian depan pabrik. "Awalnya saya dengar bunyi kretek-kretek di atap, seperti ada tikus lewat," ujar Siti salah satu warga yang saat itu berada di showroom.

Siti mengaku, pada saat itu dirinya hendak membeli barang di showroom tersebut. Begitu asyik melihat barang-barang, Siti mendengar bunyi kretek-kretek dari atap dan mencium bau sesuatu terbakar.

Mendengar itu, Siti dan beberapa warga serta karyawan yang berada di showroom tersebut langsung keluar. Di luar, mereka melihat asap membubung keluar dari atap bangunan tersebut. "Untung saya cepat keluar," ujar Siti.

Kejadian itu sontak mengundang perhatian warga. Mereka berdatangan untuk melihat kejadian itu dari dekat. Upaya untuk memadamkan api pun dilakukan oleh warga dan para karywan secara bergotong-royong.

Sebelum mobil damkar (pemadam kebakaran) datang, warga dan karyawan berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Tapi, upaya mereka kalah cepat dibanding si jago merah. Api terus membubung dan menimbulkan asap hitam pekat.

"Apinya cepat menyebar, mungkin karena di dalam banyak barang-barang yang mudah terbakar. Seperti kadus dan kertas-kertas lainnya yang digunakan sebagai pembungkus keramiknya," ujar salah seorang pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo.

Kantor BPS itu memang berada persis di utara pabrik Saki. Melihat bangunan sebelahnya terbakar, para karyawan BPS itu juga berhampuran keluar. Mereka juga turut membantu untuk memadamkan api tersebut.

"Awalnya, kami pakai timba. Dan, kemudian kami beli selang sepanjang 40 meter. Itu untuk membantu memadamkan apinya. Kami juga khawatir (api) merambat ke sini (kantor BPS)," jelasnya.

Di dalam area perusahaan, para karyawan sibuk menyelematkan barang-barang. Barang-barang kantor seperti meja, lemari, kursi, komputer dan dokumen-dokumen penting lainnya digotong keluar ruangan.

Sedangkan barang-barang yang ada di luar ruangan, yang masih bisa mereka selamatkan juga diselamatkan seperti perangkat air conditioner (AC). "Ayo, mumpung apinya masih belum sampai ke sini. Barang-barang yang bisa diselamatkan, selamatkan," seru salah seorang satpam kepada teman-temannya.

Tak lama kemudian, sejumlah mobil damkar berdatangan. Yakni dari Pemkot dan Pemkab Probolinggo, PT Kertas Leces dan PT KTI (Kutai Timber Indonesia). Petugas damkar itu silih berganti berusaha memadamkan api yang berkobar. Beruntung, untuk mengisi ulang air, mobil-mobil damkar itu tidak perlu jauh-jauh. Cukup di sungai pinggir jalan tak jauh dari TKP.

Sampai sekira pukul 16.00, gerimis pun turun. Sementara, para petugas PMK terus berusaha memadamkan api yang terus berkobar. Waktu itu, api memang sudah mulai mereda. Tapi, masih ada yang belum bisa dipadamkan. Terutama, api yang berkobar di gedung sisi depan. "Yang terbakar itu bukan tempat industrinya. Tapi, gudang yang juga dijadikan showroom," ujar salah seorang karyawan.

Sementara, sejumlah karyawan enggan untuk diwawancarai oleh wartawan. Mereka kelihatan sibuk dengan sejumlah pekerjaan yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut. "Entah ya Mas, penyebabnya apa. Api muncul dari mana kami juga kurang tahu," ujar salah seorang karyawan.

Kapolsek Wonaosih AKP Ohim saat ditemui di TKP, mengaku juga belum bisa memastikan apa penyebab dari kebakaran tersebut. "Untuk sementara, tidak ada korban jiwa. Soal kerugiannya berapa, kami juga masih belum bisa mengetahuinya," ujarnya.

Kebakaran itu tak hanya menyebabkan pabrik keramik itu merugi. Para pengguna jalan pun turut terganggu. Selain asap hitam pekat yang melintas jalan, warga juga tumblek blek untuk menyaksikan kejadian itu.

Tak ayal, hal itu membuat arus lalu lintas berjalan merambat. Aparat kepolisian pun sibuk mengatur lalu lintas sambil memantau upaya pemadaman.

Para pengendara yang datang dari arah utara dialihkan ke Jl Sunan Ampel atau memasuki jalan sisi selatan SMPN 4 kota. Sedangkan yang dari arah selatan mereka dialihakan ke Jl Ir Sutami di pertigaan Desa Jorongan. "Untuk menghindari kemacetan, jalan kami alihkan," ujar Iptu Dwi Sucahyo, Kanitpatroli Satlantas Polresta Probolinggo saat ditemui di TKP. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160434

Isu Unjuk Rasa di PLTU Unit 3

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
Karyawan PT TOA Menyoal Jam Kerja
PAITON - PLTU Paiton kembali diguncang isu unjuk rasa. Kali ini terjadi pada PT TOA Coorporation, general contractor di PLTU unit 3 yang dikelola PT Paiton Energi. Namun, sebelum unjuk rasa terjadi, manajemen dan karyawan langsung menggelar pertemuan, kemarin (24/5).

Sementara karyawan tetap bekerja seperti biasa. "Nggak ada demo, Mas. Hanya isu saja," ujar salah seorang polisi yang berjaga di tempat itu pada Radar Bromo.

Unjuk rasa sendiri dipicu oleh ketidakpuasan karyawan atas jam kerja di perusahaan itu. Karena itu, pertemuan kemarin khusus membahas jam kerja yang dikeluhkan karyawan.

Pertemuan berlangsung sekitar 1 jam 15 menit di kantor PT TOA dengan difasilitasi Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi. Dimulai sekitar pukul 09.00 WIB-10.15 WIB dengan dihadiri perwakilan masing-masing pihak.

Manajemen PT TOA diwakili Mr. Takagi dan Mr. Sakamoto, Mahfud dari PT Yuris, Mochammad Huri dari PT Samudra Fero.

Sayangnya, seperti biasa pertemuan berlangsung tertutup. Namun Radar Bromo mendapat beberapa informasi penting setelah pertemuan. Di antaranya, pertemuan membahas tuntutan para sub kontraktor tentang jam kerja.

Disebutkan, jam kerja yang ditetapkan PT TOA ditolak oleh para karyawan. Karyawan mengaku tidak sepakat bekerja pada jam-jam tersebut. Tidak disebutkan alasan penolakan tersebut.

Pekerja pun menuntut PT TOA untuk mengembalikan jam kerja seperti semula. Yakni kerja dimulai pukul 08.00 WIB dan istirahat pukul 12.00 WIB-12.30 WIB. Selanjutnya, kerja selesai pukul 17.30 WIB.

Sementara, khusus hari Jumat karyawan menuntut agar jam istirahat dimajukan pada pukul 11.00 WIB-12.30 WIB. Terakhir, jam pulang kerja dimajukan pukul 17.00 WIB.

Ditemui setelah pertemuan Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi memberikan penjelasan. Menurutnya, yang terjadi sebenarnya adalah miskomunikasi antara PT TOA, para sub kontraktor dan para buruh anggota. "Cuma kesalahpahaman saja," ujar Afriandi

Pertemuan itu sendiri kata Afriandi, sudah dilakukan untuk sekian kali. Bahkan pertemuan-pertemuan tersebut sudah mencapai kata sepakat. Yakni tentang kesepakatan jam kerja bagi para karyawan.

Namun lanjut Afriandi, hasil kesepakatan tersebut tidak disampaikan oleh para sub kontraktor pada para karyawannya. "Jadi karyawan tidak tahu hasil kesepakatan," lanjutnya.

Karena itu kata dia, tidak ada pihak yang bisa disalahkan atas kejadian tersebut. Sebab yang terjadi bukanlah kesengajaan. "Jadi semata-mata kesalahpahaman saja," tutur Afriandi.

Sementari pertemuan kemarin menurut Afriandi belum tuntas. Sebab, tuntutan masih akan dikoordinasikan dengan manajemen terkait. Yakni PT Paiton Energy. Hasil kesepakatan nantinya menurut Afriandi akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait. "Kemungkinan ada pertemuan lebih lanjut," jelasnya.

Lebih jauh Afriandi mengatakan, sebaiknya kejadian tersebut dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Afriandi meminta agar para karyawan tidak langsung memvonis kesalahan ada pada PT TOA.

Sebab sebelum jam kerja diberlakukan, sudah tercapai kesepakatan antara PT TOA dan para sub kontraktor. Namun yang terjadi kemudian ujar Afriandi, sub kontraktor tidak menyampaikan hasil kesepakatan. "Makanya yang terjadi hanya miskomunikasi saja," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160433

Persikapro Siap Bersua Persindra

[ Selasa, 25 Mei 2010 ]
Jadi Tuan Rumah, Target Menang
KRAKSAAN - Persikapro Kabupaten Probolinggo akhirnya benar-benar terpilih menjadi tuan rumah play off Divisi II Nasional. Pada 28 Mei nanti, Persikapro sudah bakal melakoni laga play off, menjamu Persindra Indramayu Jabar di Stadion Gelora Merdeka Kraksaan.

Kepastian itu diterima Pengcab PSSI Kabupaten Probolinggo melalui faksimili pada Sabtu (22/5) lalu. Surat pemberitahuan itu datang dari Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) dengan nomer 602/ BLAI/ AGB/ 433/ V-2000.

"Dengan surat ini berarti kami sudah resmi menjadi tuan rumah dalam babak play off nanti. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Kami akan mencoba menjadi tuan rumah yang baik dan menang," kata Nur Ali Husin, sekretaris pengcab.

Menurut Nur Ali, ditunjuknya Persikapro sebagai tuan rumah membawa beberapa keuntungan. "Warga Kabupaten probolinggo itu sudah haus akan penampilan tim Persikapro. Jadi ini (play off) sebagai obatnya," jelas Nur Ali.

Selain itu dengan bermain di depan publik sendiri, secara otomatis tim berjuluk Panji Laras tersebut akan mendapat dukungan penuh dari para supporter fanatiknya. Dukungan moral tersebut nantinya diharapkan mampu mengangkat performa Persikapro di lapangan.

"Target kami berlaga di Divisi Utama dalam dua-tiga tahun ini. Jadi pertandingan play off ini cukup penting bagi tim untuk melangkah kedepan. Karena itu kami berharap dukungan penuh supporter," harapnya.

Diketahui babak play off Divisi II ini diikuti oleh 34 tim yang memperebutkan kuota 17 sisa kuota Divisi II Nasional. Babak play off Divisi II ini memakai sistem satu kali pertandingan.

BLAI mengacak tim peserta babak play off. Pemenang pertandingan tersebut bakal langsung berlaga di Divisi II yang rencananya digelar sekitar akhir Juni nanti. Bila Persikapro tidak lolos dalam babak play off ini, otomatis bakal kembali berlaga di Divisi III zona Jawa.

Meski mempunyai beberapa keuntungan, namun langkah Persikapro menjadi tuan rumah juga sedikit terbentur halangan. Sebab stadion Merdeka Kraksaan tempat home base Persikapro saat ini kondisnya masih belum cukup layak dinilai BLAI.

Dari catatan PSSI, saat ini kebutuhan mendesak yang diperlukan Persikapro untuk menggelar pertandingan resmi adalah tidak adanya ruang ganti pemain. "Masalah stadion ini sudah dibahas di internal pengurus. Rencananya akan diajukan ke PAK (perubahan Anggaran Keuangan). Sementara ini untuk play off kami ambil langkah darurat," jelas Nur Ali.

Namun, Nur Ali enggan menjelaskan lebih detail soal rencana yang diambil pengcab untuk mengakali permasalahan ruang ganti pemain dan wasit tersebut. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160426

Rapat Koordinasi Kemitraan KB Kota Probolinggo Tahun 2010

Written by Administrator
Senin, 24 Mei 2010

Dalam rangka mengetahui gambaran hasil pencapaian program KB (Keluarga Berencana) Tahun 2009 dan Rencana Program KB Tahun 2010 Kota Probolinggo, maka diadakan Rapat Koordinasi/Rakor Kemitraan KB yang dilaksanakan pada Hari Senin (24/5) di Ruang Puri Manggala Bhakti Pemerintah Kota Probolinggo.

Acara dihadiri 134 undangan yang terdiri dari 84 peserta dan para Undangan yang lain, seperti Anggota LSM, ibu – ibu PKK TNI, POLRI, Dinkes, dan PKK dari RSUD Dr. Moh. Saleh.

Sebelum acara Rakor ini dibuka, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Probolinggo, Sunarmi memaparkan “tujuan secara Global diadakannya Rakor kemitraan KB ini, yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang strategis, pengendalian, pengelolaan, advokasi dan penyuluhan program pemberdayaan perempuan, keluarga berencana sejahtera, serta Meningkatkan pengendalian, pengelolaan program KB dan Pembangunan Keluarga Sejahtera itu sendiri”.

Rapat Koordinasi Kemitraan KB ini dibuka oleh Wakil Walikota Probolinggo, H. Bandyk Soetrisno. “kemiskinan sebenarnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu, agak miskin, miskin dan sangat miskin. Harapan dengan adanya program KB ini adalah untuk dapat membantu mengentas kemiskinan di Kota Probolinggo, minimal yang miskin bisa berubah keadaan ekonominya menjadi agak miskin, karena dengan adanya program ini dapat memberikan wawasan bagi suami dan istri sebagai pusat pengelola ekonomi keluarga. Bagaiamana menjalani hidup yang sehat dan berkualitas”, tegas H. Bandyk Soetrisno.

Hidup yang berkualitas dapat dilihat dengan cara melihat gaya hidup yang disesuaikan dengan input/penghasilan dari bekerja yang berpengaruh ke management diri. Arti manegement diri dihubungkan dengan kesejahteraan keluarga yaitu untuk menjadikan keluarga yang sejahtera dan tentram, dengan cara memaksimalkan kemampuan, menyumbangkan ketrampilan/skill untuk menghasilkan sesuatu yang benar – benar dapat dijadikan sebagai tumpuan hidup diri sendiri dan anggota keluarga, dalam arti ini penghasilan tetap yang diperuntukan dalam kelangsungan hidup keluarga.

Salah satu yang dijadikan topik pembicaraan adalah jumlah anak yang memadai. Dikandung maksud yaitu dua anak cukup, untuk mewujudkan keluarga kecil ,sehat dan bahagia. Karena ada suatu keluarga tampa memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan ekonominya sehingga hanya asal membuat anak tampa memperhitungkan kelangsungan hidup anaknya kelak sehingga keadaan ekonomi menjadi merosot. Itulah yang menyebabkan penggangguran merajalela dikarenakan tidak adanya pemikiran untuk menyelesaikan/mengenyam suatu pendidikan sehingga prosentase kemiskinan meningkat.

Selain membahas tentang sebab kemiskinan di Kota Probolinggo, Wakil Walikota Probolinggo, H. Bandyk Soetrisno juga menyinggung tentang pemberdayaan dan penyeteraan perempuan secara umum dan karir dibanding dengan laki – laki. Pemerintah Kota Probolinggo juga mengharapkan 30% aparat/birokrasi dipimpin oleh perempuan. Salah satu contoh yang sudah terlaksana adalah sudah ada sebagian lurah di Kota Probolinggo ini yang dipegang oleh perempuan.

Last Updated ( Selasa, 25 Mei 2010 )

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=241&Itemid=1

Pemkot Siap Nego Probolinggo Plaza

Senin, 24 Mei 2010 | 09:59 WIB

PROBOLINGGO - Desakan Komisi A DPRD agar Pemkot Probolinggo negosiasi dengan pengelola Probolinggo Plaza, ditanggapi positif pihak eksekutif. Sekda Drs H Djohny Harjanto MSi mengatakan, Pemkot segera bertemu dengan PT Avila Prima, Sidoarjo, investor yang membangun dan mengelola Probolinggo Plaza.

”Seperti pemikiran DPRD, kami juga tidak ingin masalah Probolinggo Plaza ini terkatung-katung,” ujar Djohny, Senin (24/5). Dikatakan, sejak awal Pemkot juga ingin pendekatan dengan pengelola Probolinggo Plaza.

Seperti diberitakan, dalam dengar-pendapat (hearing) di gedung DPRD, Komisi A DPRD mendesak eksekutif menegosiasi dengan pengelola Probolinggo Plaza. ”Kita sudah lelah menunggu, sejak dibangun tahun 1987, Pemkot belum bisa mengelola Probolinggo Plaza,” ujar Ketua Komisi A DPRD, As’ad Anshari.

Disinggung kapan Pemkot bertemu PT Avila, Sekda mengatakan, belum tahu kepastian waktunya. Sisi lain, Pemkot juga bakal menyiapkan dana kompensasi seperti diminta PT Avila. ”Untuk berjaga-jaga kalau sudah deal, dana kompensasi akan kami siapkan melalui PAK (perubahan anggaran keuangan) pada APBD 2010 ini,” ujarnya.

Djohni juga berharap PT Avila mempunyai niatan yang sama untuk menyelesaikan masalah hak kelola plaza di jantung Kota Probolinggo itu. ”Namanya kesepakatan, ya harus dua belah pihak,” ujarnya.

Pemkot juga siap tawar-menawar dana kompensasi yang diminta investor. PT Avila menyatakan, siap melepas pengelolaan Probolinggo Plaza dengan kompensasi sebesar Rp 550 juta.

Soal besaran dana kompensasi Rp 550 juta, sejumlah anggota Komisi A DPRD pun meminta agar Pemkot melakukan pembicaraan. ”Kalau bisa ya jangan sebesar itu, kan masih bisa dinego,” ujar As’ad.

Senada dengan As’ad, Ir Agung Sasongko, juga anggota Komisi A, mengatakan, dana sebesar Rp 550 juta tidak berarti jika dibandingkan dengan nilai aset Probolinggo Plaza. ”Kalau bisa memang bisa dinego, tetapi nilai Rp 550 juta itu tidak berarti dibandingkan jika kelak aset itu bisa dikelola Pemkot,” ujarnya.

Politisi PKS itu menambahkan, jika tidak segera diselesaikan kasus ini semakin lama semakin ruwet. ”Kalau terus tertunda, Pemkot pun rugi karena secara ekonomi tidak segera mengelola asetnya,” ujarnya.

Sementara itu Budi Santoso SH, pengacara Pemkot Probolinggo mengatakan, pada prinsipnya tidak keberatan dengan usulan agar ada negosiasi dengan investor. ”Hanya saja yang perlu kami ingatkan, kalau memang Pemkot bersedia memenuhi dana kompensasi ya harus jelas kapan waktunya. Jangan sampai kendala birokrasi menghambat proses pembayaran kompensasi,” ujarnya.

Budi juga meminta, DPRD memberikan payung hukum atas dana kompensasi yang kelak dibayarkan oleh Pemkot Probolinggo. Dikatakan, proses hukum di pengadilan tidak menutup kemungkinan kasus ini diselesaikan melalui negosiasi.

Seperti diberitakan, PT Avila mengelola Probolinggo Plaza sejak 1987 silam atas dasar perjanjian dengan Pemkot Probolinggo yang saat itu diwakili Walikotamadya, Latief Anwar. Yang menjadi masalah (bagi Pemkot), perjanjian itu tanpa batas waktu dan

PT Avila mengantongi surat izin pengelolaan Probolinggo Plaza.

Keganjilan perjanjian (tanpa batas waktu) itulah yang membuat Pemkot menggugat PT Avila di pengadilan. Namun di PN Kota Probolinggo, gugatan Pemkot itu kandas. Pemkot pun kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) Jatim. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=4d867ec843d16fb34c22ce35330d617a&jenis=d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e&PHPSESSID=0375b940cae2f790cb78557814a889fb

Gudang Pabrik Keramik Trisensa Probolinggo Terbakar

TEMPO Interaktif, Probolinggo - Gudang pabrik keramik Trisensa milik PT Sumber Taman Keramika Industri, Kelurahan Sumber Taman, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo tepatnya di Jalan Lumajang siang ini (24/5) dilalap si jago merah. Praktis, ribuan keramik yang disimpan di Gudang E tersebut ludes terbakar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo hari ini, kebakaran terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Waktu itu jam istirahat baru saja usai. Kebakaran diawali dengan munculnya asap putih dari Gudang E yang berada di sebelah utara pabrik tersebut.

"Tiba-tiba saja ada asap putih membumbung," kata Manager Umum PT Sumber Taman Keramika Industri, Sutantyo, saat ditemui Tempo di sela pemadaman yang dilakukan Petugas Pemadam Kebakaran Kota Probolinggo.

Api cepat membesar hingga meludeskan hampir separuh gudang tersebut. Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, sebagian karyawan pabrik ini bahu membahu ikut membantu petugas pemadam kebakaran.

Empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dalam upaya pemadaman tersebut. Hingga berita ini ditulis, upaya pemadaman terus dilakukan. Wakil Wali Kota Probolinggo Bandyk Sutrisno dan Kepala Kepolisian Resor Kota Probolinggo Ajun Komisaris Besar Agus Wijayanto.
Agus ditemui Tempo mengatakan belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut. "Yang penting upaya pemadaman ini dulu dilakukan. Nanti akan kami selidiki terlebih dulu penyebabnya," kata. Kemungkinan dilakukan uji laboratorium forensik akan menunggu hasil penyelidikan dulu.

Sutantyo sendiri mengatakan, belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut. "Gudang dalam keadaan terkunci," kata Sutantyo. Kemungkinan korsleting arus listrik, Sutantyo juga menyanggahnya.

"Lampu sedang padam kok," katanya. Belum bisa ditaksir berapa kerugian yang diderita akibat kebakaran tersebut. "Isinya keramik semua. Belum tahu berapa kerugian yang ditimbulkan," imbuhnya.

DAVID PRIYASIDHARTA

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/05/24/brk,20100524-250091,id.html

Saksi Penggelapan Gaji Guru Ngaji Tewas Saat Disidik

Senin, 24/05/2010 17:47 WIB

Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Situasi Polres Probolinggo tak seperti biasanya. Pasalnya, Ar (55), warga Desa Sumberan, Kecamatan Besuk, salah seorang saksi kasus dugaan penggelapan gaji guru ngaji, tewas saat diperiksa oleh petugas penyidik.

Tak ayal, tewasnya korban tersebut membuat kalang kabut kesatuan korp berbaju coklat itu. "Dia meninggalnya di Rumah Sakit Waluyo Jati, Kraksaan, bukan di ruangan penyidik," kata Kapolres Probolinggo, AKBP AI Afriandi, saat dihubungi detiksurabaya.com melalui telepon, Senin (24/05/2010).

Sebelum kejadian, seorang petugas penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang saksi, Sunan (25) warga Desa Sumberan, Kecamatan Besuk dan korban sendiri, terkait dugaan penggelapan gaji guru ngaji di Kabupaten Probolinggo.

"Yang diperiksa pertama kali korban itu. Sedangkan saksi bernama Sunan masih berada di luar ruangan," jelas Ai Afriandi.

Namun setelah penyidik menyodorkan beberapa pertanyaan terhadap korban, tiba-tiba pria yang berprofesi sebagai guru ngaji itu tertunduk. "Begitu disodorkan pertanyaan, kepala korban masih tertunduk. Dia terlihat seperti sulit bernapas," cerita Kapolres.

Melihat kondisi korban seperti itu, pihak penyidik kemudian memanggil petugas kesehatan Polres Probolinggo. Namun kondisi korban semakin parah, sehingga dia terpaksa dilarikan ke RS Waluyo Jati. Namun korban kemudian meninggal.

"Belum diketahui penyebabnya apa sehingga korban meninggal," tandas Kapolres lagi.

Untuk mengetahui penyebab tewasnya korban itu, pihak Polres Probolinggo menginginkan korban divisum. Namun karena pihak keluarga tidak mengizinkan. Dengan begitu, penyebab kematian korban menjadi misterius.

"Ya mau bagaimana lagi, kita menginginkan korban divisum guna mengetahui penyebabnya apa. Tapi karena pihak keluarga tidak menginzinkan, sampai sekarang kita belum bisa memastikan penyebabnya," ungkap AKBP AI Afriandi.

(bdh/bdh)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/05/24/174743/1363225/475/saksi-penggelapan-gaji-guru-ngaji-tewas-saat-disidik

Diselingkuhi, Sakur Bacok Pacar Gelap Sang Istri

Probolinggo - Dibakar cemburu membuat Sakur (30) membacok tetangganya bernama Yusuf (47) warga Desa Arsongo, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo.

Sakur kesal dengan Yusuf yang menggoda istrinya yang bernama Pah (30). Yusuf mengalami luka parah pada bagian punggung dan pingggangnya karena terkena sabetan celurit.

Untuk menyelamatkan nyawanya, korban terpaksa harus dilarikan ke RSUD dr Muhamad Saleh Kota Probolinggo. "Beruntung nyawa korban bisa diselamatkan dan dirawat di rumah sakit dr. Muhamad Saleh," kata Kapolsek Kuripan, AKP Subadar saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (24/05/2010).

Subadar menjelaskan, sebenarnya rumah tangga pelaku dengan istrinya itu sudah lama tidak harmonis. Bahkan, ada kabar jika sudah cerai. "Namun masih belum jelas apakah pelaku dengan istrinya cerai resmi atau belum. Kita masih melakukan penyelidikan," tuturnya.

Mengetahui istrinya berselingkuh dengan lelaki lain, pelaku kemudian nekat membacok korban saat bertemu di jalan desa. Usai membacok korban, pelaku kemudian kabur.

Sampai sekarang pelaku masih dalam pengejaran petugas. "Sebilah celurit milik pelaku yang ditinggal di lokasi kejadian diamankan petugas," ungkapnya.

(wln/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/05/24/165540/1363194/475/diselingkuhi-sakur-bacok-pacar-gelap-sang-istri

Suami Isteri Bos Biro Perjalanan Dinas Terjerat Korupsi Dana Perjalanan Dinas DPRD


TEMPO Interaktif, PROBOLINGGO - Kejaksaan Negeri Probolingo segera merampungkan penanganan kasus dugaan korupsi dana perjalanan dinas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Probolinggo. “Proses penyidikannya sudah selesai, tinggal penyusunan berkas perkaranya. Mudah-mudahan seminggu lagi rampung,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Segeng Prakoso, Senin (24/5).

Kali ini menyangkut dua tersangka, yakni Indah Wilujeng dan Nanang Koentjahji. Keduanya adalah pmpinan perusahaan biro perjalanan CV Indonesia Makmur, yang mengurus perjalanan dinas anggota DPRD tahun 2007 lalu.

Menurut Soegeng, dua bos biro perjalanan yang juga suami isteri itu disangka menyalahgunanan dana perjalanan dinas senilai Rp 84 juta. Keduanya dijerat dengan pasal 2 ayat 1 juncto pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Perjalanan dinas dilakukan ke Jakarta dan Depok 4 hingga 8 November 2007. Diikuti 12 orang anggota DPRD dan utusan Pemerintah Kota Probolinggo. Anggaran yang disediakan Rp 90 juta lebih. Namun kenyataannya kedua tersangka menggelembungkan sejumlah item biaya.

Harga kamar hotel La Grandeur, di kawasan Mangga Dua, Jakarta, tempat rombongan menginap, yang sebenarnya Rp 475 ribu per malam, dinaikkan menjadi Rp 700 ribu. Seluruh yang digunakan 15 kamar. Perjalanan pergi-pulang pun dibuat menggunakan pesawat terbang. Padahal hanya saat pulang menggunakan pesawat Mandala, sedangkan keberangkatan menggunakan kereta api.

Sebelumnya, kasus ini juga telah menyeret Mien Dwiati. Bos sebuah biro perjanalan itu bahkan telah divonis setahun penjara. Selain dia, Sekretaris DPRD Abdul Hadi Sawie beberapa waktu lalu dituntut 18 bulan penjara. DAVID PRIYASIDHARTA.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/05/24/brk,20100524-250046,id.html

Pabrik Keramik di Probolinggo Terbakar, Lalin Terganggu

Senin, 24/05/2010 15:59 WIB

Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo
- Pabrik Keramik Saki di Jalan Lumajang, Kelurahan Sumber Taman, Kota Probolinggo terbakar. Beberapa bangunan ludes terbakar dilalap si jago merah. Belum diketahu secara pasti apa penyebab terjadi kebakaran tersebut. Untuk sementara tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Peristiwa terbakarnya pabrik keramik satu-satunya di Kota Probolinggo itu terjadi sekitar pukul 14.45, Senin (24/05/2010). "Tiba-tiba dari atas atap bangunan pabrik itu mengepul asap membumbung tinggi," kata salah seorang warga, Sanimo kepada detiksurabaya.com di lokasi.

Menurut Sanimo, warga melihat ada kepulan asap, banyak yang berkerumun di luar warga tapi tak bisa masuk ke halaman pabrik. "Warga hanya melihat dari luar saja," ungkapnya.

Untuk memadamkan api yang terus menjalar 3 mobil PMK dikerahkan dari pemkot, KTI dan Pemkab Probolinggo diturunkan. Namun api sampai kini belum berhasil dipadamkan. Api terus membumbung tinggi dan menimbulkan kepulan asap tebal yang memerihkan mata warga.

Akibat kejadian ini kemacetan arus lintas terjadi. Semua kendaraan dari selatan menuju Banyuwangi dialihkan melewati jalur dalam kota. Begitu sebaliknya, kendaraan dari Banyuwangi yang melewati lintas selatan dialihkan ke jalur lintas utara.

"Terpaksa semua kendaraan harus dialihkan," ujar Kanit Patroli Polres Sidoarjo, Iptu Dwi

Iptu Dwi menjelaskan, sampai sekarang penyebab terjadinya kebakaran itu belum diketahui. Namun sumber api pertama kali berasal dari gudang pemasaran yang terletak di sebelakah utara pabrik.

(wln/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/05/24/155948/1363106/475/pabrik-keramik-di-probolinggo-terbakar-lalin-terganggu

Kejaksaan Probolinggo Bidik Tiga LSM Penerima Dana P2SEM


TEMPO Interaktif, PROBOLINGOO - Kejaksaan Negeri Probolinggo melanjutkan penanganan kasus dugaan korupsi dana Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) tahun 2009. “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Soegeng Prakoso kepada TEMPO, Senin (24/5).

Menurut Soegeng, penanganan kasus tersebut sudah dilakukan sebelumnya. Namun perlu terus dilakukan pendalaman. Dia belum bisa menjelaskan modus operandi dalam kasus tersebut. Namun disebutkan proses penyelidikan dimulai pekan terakhir Mei 2010 ini. ”Ditengarai terjadi penyimpangan dalam penggunaannya,” papar Soegeng.

Sementara itu, sumber TEMPO di Kejaksaan Negeri Probolinggo menjelaskan tiga LSM yang dibidik itu adalah LSM OPIK, PM4, dan LSM Arini. “OPIK dan PM4 bergerak di bidang konveksi dan Arini bergera di bidang industri rumah tangga,” ujar sumber tersebut. Karena masih dalam tahap penyelidikan, belum mau disebutkan identitas LSM itu secara lengkap.

Sumber itu juga menjelaskan penanganan kasus tersebut melibatkan jaksa dari bagian intelejen, Seksi Tindak Pidana Khusus, maupun Seksi Tindak Pidana umum. Saat ini memang sedang dilakukan pendalaman melalui penyelidikan. Setelah terkumpul berbagai fakta dan alat bukti, nantinya bisa diarahkan menjadi tindak pidana korupsi atau tindak pidana umum.

Menurut sumber tersebut yang menjadi fokus penyelidikan adalah penggunaan dana, apakah sesuai peruntukan seperti yang diuraikan dalam proposal atau tidak. Juga kemungkina keterlibatan makelar proposal atau perantara dana yang, seperti yang terjadi dalam kasus-kasus P2SEM lainnya, melakukan pemotongan dana dari lembaga penerima. ”Pengelola dari ketiga LSM itu sudah dipanggil untuk dimintai keterangan,” ucapnya. DAVID PRIYASIDHARTA.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/05/24/brk,20100524-250011,id.html

Jamsostek Fokus Sektor Informal

Jamsostek Fokus Sektor Informal
Senin, 24 Mei 2010 | 10:37 WIB

SURABAYA – Setelah membukukan kepesertaan hingga 311.280 tenaga kerja di 2009, tahun ini PT Jamsostek Kantor Wilayah VI (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur) akan fokus menggarap sektor informal. Nelayan, pedagang dan koperasi pasar menjadi bidikannya.

“Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), ada 30 juta angkatan kerja di sektor formal, sementara hanya 8,4 juta yang aktif menjadi peserta Jamsostek. Kita sekarang fokus ekspansi ke sektor informal karena ada sekitar 27 juta peserta nonaktif yang sebagian beralih ke sektor informal,” ujar Kepala PT Jamsostek kanwil VI, Junaedi saat dihubungi, Minggu (23/5).

Sektor informal yang akan digarap PT Jamsostek Kanwil IV diantaranya adalah nelayan yang terkooordinir di daerah Pacitan, Probolinggo dan Pasuruan. Selain itu, pedagang dan koperasi pasar, serta koperasi ojek juga menjadi sasaran Jamsostek selanjutnya.

Sampai April ini tingkat kesertaan tercatat sudah mencapai 1.618 orang. “Target kami nantinya tenaga informal yang bergabung mencapai 6.300 orang,” kata Junaedi.

Selama 2009, capaian kepesertaan Jamsostek sebanyak 311.280 tenaga kerja dan 2.799 perusahaan. Untuk 2010, Junaedi menuturkan pihaknya menargetkan penambahan kepesertaan sebanyak 273.000 tenaga kerja dan 2.560 perusahaan, baik pekerja sektor formal maupun informal. Saat ini, jumlah tenaga kerja yang sudah bergabung mencapai 101.000 orang dan 1.078 perusahaan.

Saat ini, dana kelola Jamsostek Wilayah IV mencapai Rp 1,4 triliun dimana 94 persennya disumbang dari dana jaminan hari tua (JHT). Hingga Maret 2010 lalu, nilai klaim yang harus dibayarkan mencapai Rp 169 miliar dengan komposisi kecelakaan kerja Rp 11,9 miliar, kematian Rp 7,69 miliar, Kesehatan Rp 24 miliar dan sisanya JHT. den

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=149d83db8fb6cc95af9928a4fa202394&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5