Rabu, 13 Oktober 2010

Rencana Akses Wisata Pantai Ditolak Takmir Masjid Tiban

Rabu, 13 Oktober 2010 | 09:51 WIB

PROBOLINGGO - Rencana pembangunan wisata terpadu di kawasan hutan mangrove di Kel Pilang, Kec Kademangan, Kota Probolinggo, terganjal jalan masuk. Ditjen Kereta Api (KA) merekomendasikan investor memanfaatkan jalan masuk menuju Masjid Tiban Babussalam.

Sisi lain, pihak takmir (pengurus) Masjid Tiban tidak setuju kalau jalan menuju objek wisata itu berimpitan dengan bangunan masjid. “Kami bukan menolak objek wisata pantai, tetapi tidak setuju kalau jalan masuk menuju tempat wisata itu melintasi samping masjid, khawatir mengganggu orang yang sedang beribadah,” ujar Aziz Kholil, salah seorang takmir Masjid Tiban, Selasa (12/10).

Sebelumnya takmir Masjid Tiban sudah membahas rencana pembukaan jalan akses menuju kawasan hutan mangrove di Kel Pilang. “Semua takmir masjid sepakat, jalan menuju masjid jangan digunakan untuk jalan masuk lokasi proyek wisata pantai,” ujar Aziz.

Agus Moe, juga takmir Masjid Tiban, menyarankan investor membuat jalan masuk sendiri. “Masih banyak jalan alternatif yang bisa dibuat pihak investor di antaranya di bekas Jalan Daendles di depan Puskesmas atau melintasi JLU (jalan lingkar utara),” ujarnya. “Ya bayangkan saja kalau kemudian truk-truk proyek melintasi jalan sempit di samping masjid, apa tidak mengganggu orang salat?” tambahnya.

Penolakan itu juga diungkapkan pihak takmir saat investor dan Pemkot Probolinggo meninjau lokasi bakal proyek wisata pantai, Selasa (12/10). Tampak di antaranya Direktur CV Bee Jay Entertaiment, Benjamin Mangitung dan Asisten Pemerintahan Agus Subagiono mendatangi lokasi di samping Masjid Tiban.

Sekadar diketahui, untuk membuka jalan akses menuju bakal lokasi wisata pantai bukan perkara mudah. Soalnya jalan akses itu terhalang pertemuan sebidang dengan rel KA. Demi membuka jalan akses itu, CV Bee Jay pun mengajukan izin ke Ditjen KA, Juni 2010. Agar tidak terlalu banyak “jalan tikus” yang memotong rel KA, investor diminta memanfaatkan jalan menuju Masjid Tiban.

Benjamin mengakui, Amdal dan HO (Hinder Ordonantie/Undang-Undang Gangguan) sudah dikantongi. “Ya hanya masalah jalan akses ini kami yang kesulitan. Kalau memang terganjal masalah jalan akses, bisa saja kami membatalkan berinvestasi,” ujarnya.

Yang jelas, investor sudah menyiapkan 3 juta dolar AS (sekitar Rp 27 miliar). “Pembangunan wisata terpadu itu dikerjakan bertahap dalam 3-5 tahun. Tahap awal kami menyiapkan dana 3 juta US dollar, bisa saja nanti bertambah,” ujar lulusan UGM Jogjakarta itu. Hingga kini memang belum ada proyek fisik di pantura Probolinggo. ”Tetapi konstruksi bangunan berbahan kayu sudah kami kerjakan di workshop kami.”

Rencana pembangunan wisata pantai itu sebelumnya tertuang daam MoU antara CV Bee Jay dengan Pemkot Probolinggo, 17 Maret 2010. MoU yang ditandatangani Walikota HM Buchori dan Benjamin Mangitung itu berlaku selama 30 tahun. Kawasan wisata itu terhampar di kawasan hutan mangrove sepanjang 1.500 meter di Kel Pilang. ”Kawasan barat sepanjang 500 meter untuk penangkaran satwa, 500 meter di timur untuk pembibitan mangrove, dan 500 meter di tengah-tengah untuk resor yang dilengkapi bungalow,” ujar Benjamin. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=4192ae6cd25a066cf7e97e2d732f4c3e&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Izin Pendirian Supermarket Distop

Rabu, 13 Oktober 2010 | 09:51 WIB

PROBOLINGGO - Setelah Pemkot Probolinggo, giliran Pemkab Probolinggo membatasi izin pendirian toko swalayan (supermarket). Pertimbangannya, jika dibiarkan ekspansi ke desa-desa toko swalayan bakal menggerus toko-toko pracangan.

“Awalnya mungkin warga setempat menganggap supermarket itu sebagai tamu yang dihormati, lama-lama mereka baru sadar mereka tersaingi,” ujar Bupati Probolinggo Drs H Hasan Aminuddin MSi di sela-sela pemberian kredit modal kerja kepada UKM dan koperasi di pendopo Kab Probolinggo, Selasa (12/10).

Bupati menggambarkan, tamu supermarket itu pun dianggap membawa berkah. Soalnya, tamu itu menyewa rumah dengan harga relatif mahal. “Tetangga kiri kanan senang saat diberi kompensasi uang Rp 200 ribu,” ujarnya.

Namun setelah sekian lama, mereka baru menyadari supermarket yang menang segala-galanya dari segi permodalan, bangunan, kualitas barang dan harga, hingga pelayanan menjadi pesaing toko-toko pracangan warga setempat. “Karena itu mulai hari ini setelah saya kaji, saya perintahkan Kantor Perizinan dan Bagian Hukum untuk tidak lagi mengeluarkan izin pendirian supermarket baru,” ujar bupati.

Ambarwati, kepala Kantor Perizinan Kab Probolinggo, mengatakan saat ini terdapat 21 supermarket yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Kedelapan kecamatan itu antara lain Gending, Dringu, Kraksaan, Pajarakan, Paiton, Maron, Sumberasih, Leces. Sementara di 14 kecamatan lainnya belum ada supermarkt.

Dari 21 sumermarket itu, terbanyak adalah Indomaret dan Alfamart, selain ada supermarket lain. ‘’Saat ini sedang disiapkan Peraturan Bupati tentang pelarangan izin pendirian supermarket,’’ ujar Ambarwati.

Sebelumnya, Walikota Probolinggo HM Buchori SH MSi juga menegaskan, tidak bakal lagi mengeluarkan izin pendirian swalayan baru. “Sudah terlalu banyak swalayan berdiri, kami khawatir berdampak negatif bagi pedagang kecil di kampung-kampung,” ujarnya. Berdasarkan catatan Pemkot, sebanyak 28 swalayan telah bercokol di sudut-sudut Kota hingga di kawasan perkampungan. Belum termasuk supermarket besar dan hypermarket.

Sebenarnya gesekan antara pedagang pasar tradisional dengan ritel berskala besar mulai pecah di Kab Probolinggo sejak akhir 2009. Salah satu contohnya, ratusan pedagang Pasar Leces berdemonstrasi di depan swalayan Indomaret 2 Leces, Kab Probolinggo.

Para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Leces (P3L) itu mendatangi swalayan di Desa Sumberkedawung sekitar pukul 09.00. Ketua P3L Kusyono kemudian berorasi di tepi Jl Raya Leces, di depan Indomaret 2.

Penolakan P3L, kata Kusyono, didasarkan pada komitmen Pemkab Probolinggo sebelumnya. Dikatakan, saat pedagang Pasar Leces (lama) dipindahkan ke Pasar Leces (baru), 1996 silam, bekas pasar tidak akan digunakan untuk tempat usaha. ’’Kenyataannya, sekarang di bekas pasar itu telah berdiri Indomaret 2,” ujarnya.

Legal Indomaret Area Jember Budi Dharma menanggapi unjuk rasa itu mengatakan, pihaknya sudah prosedural. “Karena izin kami resmi dan prosedural, ya Indomaret 2 tetap akan buka,” ujarnya.

Disinggung mengapa dalam satu kawasan sampai berdiri dua swalayan Indomaret, Budi mengatakan, berdasarkan surveinya, daya beli masyarakat Leces relatif tinggi. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=860d3c17a5929a54f86e874a007ad6f0&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Istri Bos Batu Bara Diinjak-injak Ninja

Rabu, 13 Oktober 2010

Dua Anak dan Pembantu Disekap Uang, Emas dan Berlian Amblas
Probolinggo - SURYA-
Nasib sial menimpa keluarga pengusaha batu bara H Suryanto alias H Misto. Rumahnya yang megah di Jalan Pantura, Desa Karangpranti, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo di-obok-obok kawanan perampok berpakaian ala ninja, sekitar pukul 01.30 WIB, Selasa (12/10).

Uang tunai sekitar Rp 15 juta dan perhiasan emas dan berlian senilai Rp 30 juta berhasil dibawa kabur perampok. Tak hanya itu, istri H Misto yakni Hj Halimah juga sempat ditendang dan diinjak-injak oleh pelaku.

Kabar perampokan terhadap keluarga kaya raya ini mengundang perhatian masyarakat sekitar. Bahkan, membeludaknya warga yang ingin menyaksikan kejadian secara langsung sempat membuat arus lalu lintas merayap.

Kejadian di rumah keluarga berduit itu juga terlihat mendapat perhatian khusus dari kepolisian. Hanya berselang beberapa jam dari kejadian, puluhan anggota Polres Probolinggo langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), berikut mendatangkan anjing pelacak.

Padahal, perampokan serupa juga pernah terjadi di daerah jalur pantura Desa Curahsawo, Kecamatan Gending yang menimpa rumah keluarga Abdul Latif. Perampokan juga menimpa keluarga pedagang sate di jalur pantura Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, dua bulan lalu. Namun, tim dari kepolisian yang melakukan olah TKP, tidak seheboh seperti yang dilakukan di rumah Misto.

Olah TKP di dua perampokan sebelumnya hanya dilakukan oleh kapolsek bersama jajaran tim identifikasi dari Polres. Namun, olah TKP di kediaman Misto dipimpin langsung Wakapolres Kompol Sucahyo Hadi.

Keterangan yang dihimpun Surya di lokasi kejadian, jumlah kawanan perampok berjumlah sekitar lima orang. Ketika beraksi, mereka masuk rumah melewati pagar belakang menggunakan tangga dari bambu. Lalu, kawanan perampok memotong kawat berduri.

Mereka awalnya memasuki kamar pembantu, yakni, Ny Buni. Pada waktu itu, pembantu yang sudah bekerja bertahun-tahun tersebut tidur bersama salah satu anak Misto, Windi, 5.

Dia terkejut karena pintu kamarnya didobrak seseorang. Buni langsung terbangun, tapi sudah ada dua perampok bercadar ala ninja mengalungkan celurit di lehernya.

Karena ketakutan, Buni dan Windi tidak berteriak. Perampok langsung menyekap keduanya. Tangan dan kaki mereka diikat. Setelah itu, salah satu perampok bertanya posisi kamar majikannya. “Karena takut, saya jawab ada di lantai atas,” katanya.

Lalu perampok itu, memasuki kamar anak gadis Misto yakni Wiwid, 16. Perampok lagi-lagi mengancam korbannya dengan senjata tajam bahkan mengancam akan memerkosa korban.

Setelah berhasil melumpuhkan korbannya, mereka hendak menuju kamar Misto. Namun, pada waktu kejadian, Misto tengah berada di Kalimantan, karena lahan bisnis batu baranya memang ada di Kalimantan Selatan.

Tak pelak, istri Misto, yakni, Hj Halimah menjadi sasaran berikutnya. Korban sempat melawan, sehingga ditendang oleh salah satu perampok. Tak puas hanya dengan menendang, perampok juga menginjak-injak Halimah. “Ibu juga dinjak-injak. Sekarang dirawat di rumah sakit Wonolangan,” terang Ny Buni.

Setelah terjatuh, korban diancam dengan celurit dan diminta menyerahkan harta bendanya. Uang tunai yang diletakkan di dalam laci lemarinya dibawa kabur, berikut perhiasan emas dan berlian yang dikenakan ikut digondol.

Kawanan perampok itu seolah sudah tahu dengan situasi di rumah korbannya bahwa pada waktu kejadian, Misto tidak ada di rumah. Namun, Wakapolres Kompol Sucahyo Hadi tidak mau berspekulasi, bahwa perampokan itu melibatkan orang dalam. “Kita masih terus mendalami kasus ini. Yang jelas, kami fokus mencari sidik jari pelaku,” katanya.

Selain itu, petugas juga mencari titik terang dengan menggunakan anjing pelacak. “Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,” katanya.

Sementara itu, ketika Surya berusaha mewawancarai Halimah di RS PG Wonolangan Dringu, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari rumahnya, korban katanya sudah dibawa pulang. “Tadi malam, sempat dirawat di sini, tapi sudah dipulangkan, karena tidak mengalami luka parah,” ujar salah satu perawat. Padahal, ketika Surya ke rumah korban, pembantu korban masih memastikan bahwa Halimah masih dirawat di RS Wonolangan.

Sosok H Misto memang cukup dikenal di daerah Kabupaten Probolinggo. Harta bendanya bernilai miliaran rupiah. Dia dikenal sebagai pengusaha batu bara dan memiliki puluhan hektare lahan tambak di daerah Kecamatan Pajarakan. Dia juga memiliki perusahaan penggilingan padi di daerah Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan.

Misto dikenal cukup dermawan. Pernah suatu ketika kakak kandung Wakil Bupati Probolinggo Salim Qurays yakni, Habib Muhammad, hendak dibelikan mobil BMW ketika ada bursa mobil di lapangan Pajarakan. Namun, Habib Muhammad menolak mobil BMW tersebut, tapi lebih memilih mobil jenis Jeep Wrangler tahun 1995, bekas milik Gus Haris putra Pengasuh Santri Putri Ponpes Zainul Hasan Genggong Ning Sus.

“Oh ya, itu dulu. Haji Misto memang sangat dekat dengan Habib Muhammad,” ujar Habib Abdul Qodir Al Hamid, kakak dari Habib Muhammad.

Probolinggo termasuk daerah rawan perampokan. Sejumlah aksi perampokan bahkan disertai perkosaan terhadap korban menimpa warga di sana.

Kawanan perampok menjarah kantor SPBU di Jl Mastrip, Kota Probolinggo, membawa kabur uang Rp 101 juta dan diduga memerkosa anak korban pada 22 Juli 2009. Dua perampok juga menjarah rumah seorang warga Kelurahan Kedupok, Kecamatan Wonoasih dan memerkosa korban pada 16 November 2009.

Lalu empat perampok bertopeng ala ninja menyatroni rumah Timun, juragan sapi, warga Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedupok pada 11 Januari 2010. Uang Rp 20 juta berhasil dibawa kabur. Kawanan perampok ala ninja juga beraksi di Koperasi Mitra Jaya di Jl A Yani Gang STM pada 22 September 2010. Uang puluhan juta, emas 10 gram, dan dua HP disikat.

Pada 7 Oktober 2010, seorang perampok menyikat uang jutaan rupiah milik warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok. Lagi-lagi pelaku juga memerkosa korban. Yang terbaru kawanan perampok menjarah rumah H Misto, seorang pengusaha batu bara itu. ntiq

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/10/13/istri-bos-batu-bara-diinjak-injak-ninja.html

5 Perampok Hajar Istri Bos Batubara

Rabu, 13 Oktober 2010 | 02:09 WIB
SHUTTERSTOCK
Celurit

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Rumah megah keluarga bos Batubara, Suryanto alias Misto, di Jalan Pantura, Desa Karangpranti, Gending, Kabupaten Probolinggo, disatroni lima perampok, Selasa (12/10/2010) dini hari.

Kerugian berupa uang tunai sekitar Rp 15 juta dan perhiasan emas- berlian senilai Rp 30 juta. Istri Misto, Hj Halimah, sempat ditendang dan dinjak-injak oleh pelaku.

Perampokan di rumah keluarga kaya-raya itu terlihat mendapat perhatian khusus dari kepolisian. Selang beberapa jam setelah kejadian, puluhan anggota Polres Probolinggo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dilengkapi anjing pelacak yang didatangkan dari Polda Jatim.

Untuk kejadian perampokan serupa, polisi tak seheboh saat menangani kasus Misto. Misalnya, perampokan di Desa Curahsawo, Gending, yang menimpa keluarga Abdul Latif, dan perampokan pedagang sate di Randuputih, Dringu, dua bulan lalu.

Keterangan yang dihimpun SURYA di lokasi kejadian, kawanan perampok bercadar ala ninja itu diperkirakan berjumlah lima orang, dan masuk rumah Misto melewati pagar belakang menggunakan tangga dari bambu. Lalu, kawanan perampok memotong kawat berduri.

Mereka awalnya memasuki kamar pembantu yakni, Ny Buni, di lantai bawah. Waktu itu, pembantu yang sudah bekerja bertahun-tahun di keluarga Misto ini tidur bersama anak bungsu Misto, Indi (5). Buni terbangun, kemudian diancam celurit di leher sehingga tidak berani berteriak.

Setelah mengikat tangan dan kaki Buni, para perampok memasuki kamar anak gadis Misto, Wiwid. Mereka juga mengancam dengan senjata tajam.

Sesudah itu mereka menuju kamar Misto di lantai atas. Namun, saat itu yang berada dalam kamar hanya Hj Halimah karena Misto sedang mengurus bisnis batubara di Kalimantan.

Melawan dan Ditendang
Halimah melawan, sehingga ditendang dan diinjak-injak oleh para perampok. Kemudian, di bawah ancaman celurit, Halimah akhirnya terpaksa menyerahkan harta-benda dan uang.

“Ibu dinjak-injak. Sekarang dirawat di rumah sakit Wonolangan,” terang Ny Buni kepada SURYA. Wakapolres Probolinggo, Kompol Sucahyo Hadi, ketika dimintai konfirmasi tidak mau berspekulasi mengenai kemungkinan perampokan itu melibatkan orang dalam.

“Kami masih mendalami kasus ini. Yang jelas, kami fokus mencari sidik jari pelaku. Tunggu saja, perkembangan selanjutnya,” kata Sucahyo Hadi.

Halimah dirawat di Rumah Sakit PG Wonolangan Dringu, sekitar 20 kilometer dari rumahnya. “Tadi malam dirawat di sini, tapi sudah dipulangkan karena tidak mengalami luka,” ujar salah satu perawat. Padahal, pembantu Halimah mengatakan majikannya masih di RS. (Atiqalirahbini)

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2010/10/13/02090037/5.Perampok.Hajar.Istri.Bos.Batubara