Selasa, 15 Juni 2010

Sekdes Resmi Jadi PNS

[ Selasa, 15 Juni 2010 ]

KRAKSAAN - Kemarin (14/6) menjadi hari bersejarah bagi sekitar 40 sekretaris desa (sekdes) di Pemkab Probolinggo. Mereka resmi dilantik menjadi PNS. Pelantikan dilakukan di gedung Islamic Center Kraksaan.

Pelantikan dilakukan oleh Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Selain melantik sekdes menjadi PNS, juga dilakukan pengukuhan kepala badan penanggulangan bencana daerah.

Selain itu, Hasan juga melantik sekitar 200 pejabat eselon II, III, IV. Termasuk sejumlah sekcam, pengawas sekolah TK, SD. Juga ada penilik dan kepala SD, SMP, dan SMA di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Hadir pada kegiatan itu yakni, Wabup Salim Qurays dan Ketua DPRD Ahmad Badawi. Juga sejumlah anggota Komisi D DPRD dan PKK Kabupaten Probolinggo.

Sebelum pelantikan, Hasan dalam sambutannya mengatakan, para pejabat yang dilantik harus bisa memahami tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Sebab, penempatan tersebut sudah sesuai dengan pengamatan yang dilakukan Baperjakat Kabupaten Probolinggo. "Jadi harus dijaga betul (tugas)," tukas Hasan

Mengenai penempatan Hasan mengatakan, tidak mau diintervensi siapapun. Sebab hal itu merupakan wewenang Baperjakat. Jadi kata Hasan, penempatan tersebut harus dilaksanakan. "Tolong dijaga amanah dan tugas masing-masing," ujarnya.

Hasan lantas menegaskan, meski akrab dengan sejumlah pejabat, namun tugas tetap tidak boleh diremehkan. Misalnya, kepala sekolah harus datang lebih pagi daripada muridnya. "Karena kepala sekolah harus menjadi contoh," tuturnya.

Hasan juga mengingatkan agar para pejabat tersebut harus bertanggung jawab. Tak boleh saling jegal sesama pejabat. "Ayo membangun kebersamaan. Jangan menggunting dalam lipatan. Artinya jangan munafik," katanya.

Tak lupa Hasan berharap, pembinaan terus dilakukan oleh para pimpinan. Pelantikan tersebut kata Hasan, harus menjadi pemicu perbaikan di semua lini pembangunan. "Harus bisa meningkatkan kinerja masing-masing," pungkas Hasan.

Sementara itu, pelantikan sempat diwarnai peristiwa tak sedap. Seorang gadis pedagang asongan menangis di gedung Islamic Center. Gadis berusia 18 tahun yang tidak berhasil dikonfirmasi namanya itu disebutkan telah dimarahi oleh oknum petugas Satpol PP.

Ceritanya berawal saat acara sudah selesai. Gadis tersebut sedang berada di ruangan luar gedung Islamic Center dan menjajakan roti. Seorang oknum Satpol PP lantas menegurnya. Karena kerasnya teguran, gadis itu spontan menangis. Sementara dagangannya terlempar karena kaget.

Setelah menangis sekitar 5 menit, gadis itu bangun dan memunguti dagangannya. Tak lama kemudian, dia kembali menjajakan dagangan tersebut dengan wajah sembab. Dia lantas menuju salah satu ruangan di Islamic Center. Karena dinilai bande, petugas Satpol PP mengeluarkan gadis itu. Bahkan hingga dagangannya semburat ke mana-mana.

Saat didekati Radar Bromo, gadis itu masih menangis. Dia tidak berbicara sepatah katapun. Hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bahkan sampai mengundang simpati beberapa pejabat.

Sementara saat dikonfirmasi, Ketua Satpol PP Kabupaten Probolinggo Sjaiful tidak menampik hal tersebut. Menurut Sjaiful, gadis itu sudah diperingatkan baik-baik oleh petugas Satpol PP. Namun, tetap memaksa. "Ngeyel, Mas," ujar Sjaiful.

Namun Sjaiful menegaskan, insiden tersebut bukan kesalahan oknum Satpol PP. Insiden tersebut menurut menurut Sjaiful, disebabkan karena gadis itu tidak mau mendengar teguran oknum Satpol PP. "Terpaksa dilarang masuk, Mas," imbuhnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164503

Banjir Diperkirakan Lima Hari

[ Selasa, 15 Juni 2010 ]
KRAKSAAN - Banjir Rob di Desa Kalibuntu, Kraksaan memasuki hari kedua. Dan hingga kemarin (14/6) banjir masih terjadi di Desa Kalibuntu.

Menurut Saiful Bahri, 38, banjir diperkirakan berlangsung hingga hari ini. Bahkan lanjut Saiful, bisa saja berlangsung hingga 5 hari. Sebab, angin dan ombak sedang besar. "Bisa berhari-hari, Mas," ujarnya.

Dalam pantauan Radar Bromo, banjir masih menggenangi dua dusun. Yakni Yakni Dusun Krajan dan Dusun Penambangan. "Capek kalau begini terus," kata Saiful.

Selain di Desa Kalibuntu, banjir Rob juga melanda Dusun Karanganom, Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton. Sama seperti banjir sebelumnya, banjir kali ini menggenangi rumah warga.

Akibatnya, banyak warga tidak bisa melakukan aktifitas sehari-hari. "Bagaimana mau kerja, Mas. Banjirnya mengganggu," ujar Sufyan, 27, warga setempat.

Menurut Sufyan, salah satu penyeban banjir, yakni jebolnya tanggul sungai Karanganom. Tanggul tersebut kata Sufyan sudah lama jebol. Namun hingga saat ini belum diperbaiki. "Padahal sudah jelas jebol," tegasnya.

Sufyan berharap, pemerintah secepatnya melakukan perbaikan terhadap tanggul tersebut. Sebab kata Sufyan, warga banyak terganggu akibat banjir. "Ya ndak bisa kerja," ujarnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164502

Kirim 7 Atlet, Raih 6 Medali

[ Selasa, 15 Juni 2010 ]
Taekwondo Kota dalam Kejurda

PROBOLINGGO-Lawatan atlet-atlet taekwondo Kota Probolinggo ke Surabaya pada kejurda yunior umur 6-12 tahun pada 13 Juni lalu berbuah manis. Atlet taekwondo kota berhasil menyabet enam medali dalam ajang tahunan tersebut.

Enam medali itu masing-masing dua emas, tiga perak, dan satu perunggu. Medali emas disumbangkan oleh Mahendra Ilyas asal SDN Tisnonegaran 1 yang berlaga di kelas poom sae dan Intan asal SDN Sukabumi 9 yang berlaga di kelas Kyorugi.

Sementara tiga perak berhasil disumbangkan oleh Elma dari SDN Tisnonegaran 1, Dea Shafira dari SDN Kedung Dalem dan Aldi P dari SD Sukabumi 9. Sedangkan satu medali perunggu disumbangkan oleh Mahendra.

Agus Effendi, wakil ketua pengcab taekwondo Kota Probolinggo mengakui cukup terkejut dengan raihan hasil anak asuhnya dalam kejurda yang digelar di Universitas Widia Kartika Surabaya tersebut. "Ini di luar dugaan kami. Dalam kejurda ini kami mengirimkan 7 atlet, tetapi berhasil meraih enam medali," katanya.

Dengan hasil tersebut, Agus berharap tidak membuat altet-altet yang masih berusia dini itu terlena. Tetapi malah justru memompa semangat untuk terus berlatih, karena masih terdapat beberapa kelemahan.

"Dari beberapa kelemahan yang terlihat dari kejurda ini akan menjadi perhatian serius jajaran pelatih. Kami berharap kelemahan-kelemahan itu bisa segera ditutupi. Karena ke depan ini masih banyak even yang bakal diikuti oleh atlet-atlet," harapnya. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164500

Langkah Persikapro Berat

[ Selasa, 15 Juni 2010 ]
Dicukur Tuan Rumah di Laga Perdana

PROBOLINGGO-Kans Persikapro jr untuk lolos dari babak ke II kompetisi Liga Remaja U-18 zona Jatim menipis. Sore kemarin (14/6), tim berjuluk Laskar Panji Laras cilik itu dipecundangi tuan rumah Persekam Malang 4-0 di stadion Kahuripan, Turen, Kabupatn Malang.

Kekalahan tersebut membuat kubu Persikapro jr terpukul. Usai laga seluruh ofisial tim melakukan aksi tutup mulut kepada media. Beberapa kali dihubungi, para ofisial tim enggan mengangkat.

Hal tersebut sungguh kontras dengan kondisi sebelum laga perdana digulirkan. Saat itu jajaran manajemen masih cukup semangat menyongsong pertandingan perdana itu. Asisten manajer Agus Shalehuddin bahkan menargetkan timnya meraup kemenangan meski berstatus tim tamu.

Dengan kekalahan tersebut, langkah Persikapro jr untuk terus berlaga di kompetisi tersebut cukup sulit. Untuk sementara ini Persikapro jr menjadi juru kunci grup tanpa poin dan minus empat gol.

Agar bisa lolos ke babak selanjutnya, tim besutan trio pelatih Atipno, Suhud dan Mulyadi itu harus menyapu bersih dua laga sisa. Yakni melawan Arema Malang dan Persinga Ngawi.

Diketahui, dalam group H ini dari empat klub yang berlaga, dua tim dengan peringkat teratas bakal lolos ke babak emapt besar Jatim. Nah, untuk bisa meraih posisi runner up, maka Ainul Yakin cs harus menang secara beruntun dalam dua pertandingan terakhir. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164498

Kekerasan di Probolinggo Tayang di Facebook

Probolinggo - Surya- Video kekerasan terhadap seorang perempuan di Probolinggo termuat di jejaring sosial Facebook.

Video berdurasi 1,05 menit itu memperlihatkan seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah kursi panjang di pelataran sebuah gedung. Tiba-tiba, seorang lelaki yang berada di sampingnya menampar wajah bagian kanannya.

Lelaki yang memakai jaket bertopi itu memukulnya dua kali. Begitu pukulan mengenai leher bagian belakang, si perempuan jatuh tersungkur. Beberapa orang yang melihat aksi tersebut melerai.

Seorang pria yang baru datang langsung menendang tubuh bagian atas perempuan tadi, beberapa kali. Aksi pemukulan terus berlanjut. Kendati perempuan tersebut diamankan, lelaki yang memukul sejak awal, terus menghajar si perempuan.

Dari informasi, adegan kekerasan itu, terjadi Kamis (10/6) pukul 02.00, berlokasi di sebuah kafe di Kota Probolinggo. Korbannya bernama EV, 28, yang tinggal di kontrakan jalan Citarum, Blok Kentangan, Kelurahan Curah Grinting, Kecamatan, Kanigaran, Kota Probolinggo.

EV yang berprofesi sebagai purel sebuah kafe, hendak meminta tambahan uang jasa kepada laki-laki yang menghajarnya. Laki-laki itu adalah tamunya malam itu. Tarif EV Rp 100.000 sekali menemani tamu. Namun, hanya diberi Rp 50.000, sehingga dia menuntut tambahan.

Namun, EV mengaku bukan uang yang ia dapatkan, melainkan pukulan yang mendarat di wajahnya. Mereka memukuli EV hingga ia roboh dan jatuh ke lantai. “Saya diselamatkan petugas sekuriti dan dibawa masuk ke kantornya,” ucap EV.

Kejadian itu terekam sebuah kamera CCTV yang dipasang di depan kafe, dan klip video di Facebook adalah gambar yang ditangkap CCTV tersebut. Namun, tidak tahu siapa yang mengirim ke Facebook.

Titi, salah satu karyawan kafe itu mengaku bahwa pada Kamis (10/6) dini hari, terjadi keributan.nst35

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/06/15/kekerasan-probolinggo-tayang-di-facebook.html

UASBN: SD Di Daerah Berjaya, Kota Payah

Selasa, 15 Juni 2010

SURABAYA - SURYA- Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) 2009/2010 yang diikuti seluruh siswa tingkat SD/MI/SLB di Jatim sudah dituntaskan. Dari nilai yang diperoleh, sekolah di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, dan Jember kembali gagal meraih prestasi membanggakan alias payah. Sebaliknya, sekolah-sekolah di daerah berjaya.

Sesuai pengumuman Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Senin (14/6), Kota Surabaya hanya berada di urutan 17 dari 38 kota/kabupaten di Jatim. Prestasi kota yang mendapat kucuran anggaran pendidikan hingga Rp 4,2 triliun ini setara dengan prestasi SD/MI/SLB di daerah tapal kuda, antara lain, Pamekasan, Probolinggo, dan Lumajang yang hanya mengumpulkan total nilai 21 lebih sedikit

Dari tiga mata pelajaran yang diujikan (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA), Surabaya mengumpulkan total nilai 21,67. Rata-rata Bahasa Indonesia 7,24, Matematika 7,26, dan IPA 7,17. Nilai ini kalah jauh dengan peringkat pertama Kota Mojokerto dengan raihan nilai 24,42.

Disusul peringkat kedua daftar daerah peraih nilai terbaik adalah Kabupaten Mojokerto dengan nilai rata-rata 23,88. Sidoarjo di posisi ketiga dengan 23,71. Surabaya juga masih kalah jauh dengan Kabupaten Madiun yang meraih nilai 23,44 di posisi empat. (Selengkapnya lihat tabel).

Posisi Surabaya juga masih di bawah Kabupaten Kediri dan Ngawi. Kabupaten Kediri di peringkat 15 dengan total nilai rata-rata 21,89, sedangkan Ngawi dengan nilai 21,70.

Hasil UASBN ini makin menambah potret buram prestasi pendidikan Surabaya. Di kota ini terdapat banyak sekolah mulai sekolah berstatus RSBI sampai sekolah yang hanya kaum berduit yang bisa masuk. Namun, tak satu pun siswa di kota ini yang mengukir prestasi UASBN.

Dari data yang disampaikan Dindik Jatim, Retno Try Lestari (SDN Sukabumi 4, Kota Probolinggo) adalah peraih UASBN tertinggi dengan nilai 28,95. Disusul Avis Sugianto (SDN Karangcangkring, Gresik) dengan nilai 28,95.

Ada tiga siswa meraih nilai sama dengan Sugianto, yakni Maulida Izzatul Amin (SD Islam Qurrota A’yun, Tulungagung) dan Nancy Amelia Rosa (SDN Jember Lor 01). Disusul siswa yang sama-sama meraih nilai 28,90, diborong siswa Mojokerto (Selengkapnya lihat tabel).

Namun, dipastikan bahwa dari 614.757 peserta UASBN tahun ini lulus semua. Mengingat dalam aturan UASBN tidak ada standar kelulusan yang memberatkan. Meski begitu, standar kelulusan untuk SD tahun ini meningkat.

“Indikator keberhasilan pendidikan tahun ini lebih bagus. Kalau tahun lalu standar kelulusan adalah 2,00, sekarang sudah 4,00. Kita akan tingkatkan lagi untuk tahun-tahun mendatang, bisa 6,00,” jelas Kepala Dindik Jatim, Harun. Sementara untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI), standar kelulusan juga meningkat dari 2,00 menjadi 3,2.

Hasil UASBN ini akan diterimakan kepada siswa di masing-masing daerah pada 19 Juni.

Kepala Dindik Kota Surabaya Sahudi tidak menampik bahwa perolehan nilai rata-rata siswa Surabaya menurun. Pada ujian akhir tahun lalu, wilayah yang menjadi tanggung jawabnya berhasil meraih nilai rata-rata 7,91. Tahun ini menurun menjadi 7,3. Namun, Sahudi menolak dikatakan jeblok. “Memang kami akui terjadi penurunan dalam meraih nilai. Tapi, penurunan ini hanya pada taraf sangat memuaskan turun menjadi memuaskan. Kita masih dapat nilai B+ kok,” elak Sahudi.

Sahudi berdalih nilai UASBN di Surabaya kalah dengan SD di daerah, karena faktor overload di beberapa SD. Menurut Sahudi, ada 108 sekolah ditemukan kelebihan kapasitas. Tak hanya itu, merger terhadap 38 SD juga diduga menjadi penyebab turunnya prestasi siswa di Surabaya. “Kadang guru tidak mengantisipasi dan tak pasang target menyangkut kelulusan ini,” dalihnya.

Sahudi juga menyalahkan orangtua di Surabaya yang cenderung memikirkan pekerjaan mereka ketimbang ikut memperhatikan pendidikan anak. Meski begitu, Dindik Surabaya akan mengevaluasi hasil ujian akhir ini, mulai infrastruktur sekolah, kualitas guru, manajemen sekolah, dan proses belajar mengajar.nfai

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/06/15/uasbn-sd-di-daerah-berjaya-kota-payah.html

Rekaman Gadis Cafe Dihajar Pengunjung Muncul di Facebook

Senin, 14/06/2010 18:29 WIB
Sugianto - detikSurabaya

Probolinggo - Nasib gadis pejoki cafe di Probolinggo ini bernasib naas. Gadis bernama Efa (28), itu dihajar salah seorang pengunjung bernama Bahri saat menemani minum di cafe V'gas, hingga babak belur. Bahkan, aksi penganiyaan itu kini menyebar di Facebook.

Dalam rekaman berdurasi 1:05 menit tersebut, Efa yang saat itu tengah berjalan tiba-tiba saja langsung dihampiri oleh seorang pria dan langsung melayangkan pukulan. Bahkan tidak hanya itu saja, Efa yang saat itu terjatuh juga mendapatkan pukulan serta tendangan dari seorang pria lainnya.

Sementera itu, salah seorang pihak pengelola Cafe V'gas, Titi saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian itu. Namun Titi mengaku tidak tahu kronologis dan motifnya apa. "Memang benar, namun kejadian yang sebenarnya saya tidak tahu," katanya melalui telepon selulernya, Senin (14/06/2010).

Sementara itu, Kapolsek Mayangan, AKP Nur Choiri, hingga berita ini ditayangkan tidak berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui telepon selelurnya hanya terdengar nada sambung dan tidak diangkat. (bdh/bdh)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/06/14/182943/1378130/475/rekaman-gadis-cafe-dihajar-pengunjung-muncul-di-facebook

Nilai UASBN Tertinggi Diborong Siswa SD Mojokerto

Senin, 14 Juli 2010

SURABAYA | SURYA Online - Siswa sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiah (MI) di Mojokerto, memborong nilai ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) peringkat tertinggi di Jawa Timur (Jatim).

“Satu dari lima siswa SD yang meraih nilai UASBN dan empat dari lima siswa MI berasal dari Mojokerto,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr Harun MSi MM di Surabaya, Senin (14/6/2010).

Lima siswa SD negeri dan swasta di Jatim yang meraih nilai UASBN peringkat tertinggi adalah Retno Try Lestari (SDN Sukabumi 4 Kota Probolinggo dengan nilai 28,95), dan Avis Sugianto (SDN Kacangcankring, Gresik dengan nilai 28,95).

Selain itu, Maulidah Izzatul Amin (SD Islam Qurrota A’yun, Tulungagung dengan nilai 28,95), Nancy Amelia Rosa (SDN Jember Lor 01, Jember dengan nilai 28,95), dan Devina Tharifah Arsari (SDN Mojosari II, Kabupaten Mojokerto dengan nilai 28,90).

Untuk lima siswa MI negeri dan swasta di Jatim yang meraih nilai UASBN peringkat tertinggi adalah Maurish Sofie R Batita (MIN Malang I, Kota Malang dengan nilai 28,65).

Selain itu, empat siswa lainnya (seluruhnya) berasal dari MI Mi’rojul Ulum, Kabupaten Mojokerto yakni Adela Oktavia Islami (nilai 28,50), Nurrochmah Soviani (nilai 28,50), Shobirotul Ilmi (nilai 28,50), dan Willy Martavora Ch (nilai 28,50).

Di Jatim, jumlah sekolah penyelenggara UASBN SD/MI negeri dan swasta sebanyak 25.763 lembaga dengan peserta sebanyak 614.757 siswa.

Dalam pelaksanaan UASBN 2009-2010, nilai di atas rata-rata terdapat di 19 rayon kabupaten/kota (42,2 persen), nilai pas-pasan di rayon Trenggalek, dan nilai di bawah rata-rata terdapat di 25 rayon kabupaten/kota (55,6 persen).

“Secara umum, pelaksanaan UASBN berjalan lancar, meski jumlah peserta dan sekolah penyelenggara ujian berkurang dibandingkan dengan tahun lalu. Pengurangan terjadi akibat adanya sekolah yang digabungkan,” papar Harun.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/06/14/nilai-uasbn-tertinggi-diborong-siswa-sd-mojokerto.html

Nilai Tertinggi UASBN Diraih Siswa dari Probolinggo & Malang

Senin, 14/06/2010 13:17 WIB
Zainal Effendi - detikSurabaya

Surabaya - Nilai tinggi dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tidak lagi didominasi siswa Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari kota besar seperti Surabaya.

Justru siswa SD / MI yang mendominasi peringkat lima besar nilai tertinggi dalam UASBN berasal dari luar Surabaya. Sedangkan Surabaya hanya mampu menempati urutan 17 dari 45 rayon penyelenggara UASBN di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

"Untuk 5 besar nilai tertinggi MI didominasi siswa asal MI Mi'rojul Ulum, Kabupaten Mojokerto yang meraih posisi 2 hingga 5 besar. Sedangkan peringkat pertama diarih siswa MIN Malang I, Kota Malang," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Harun dalam rapat evaluasi pelaksanaan UASBN di Kantor Dinas P dan K Provinsi Jatim, Jalan Jagir Wonokromo, Senin (14/6/2010).

Harun mengungkapkan hasil yang diraih para siswa dari sekolah penyelenggara UASBN ini membuktikan jika prestasi tidak lagi didominasi siswa perkotaan. Tapi pendidikan di daerah sudah merata sehingga mampu meraih hasil yang positif.

"Ini semua diraih berkat kerja keras semua pihak mulai, guru pendidik, sekolah hingga orang tua wali murid. Dan tidak lepas dari keinginan kita semua untuk membuat pendidikan menjadi rata," ungkapnya.

Berikut nama dan nilai serta asal sekolah peraih peringkat untuk SD negeri dan swasta di Jatim:

1. Retno Try Lestari asal SDN Sukabumi 4 Kota Probolinggo dengan nilai 28,95
2. Avis Sugianto asal SDN Kacangcankring, Gresik dengan nilai 28,95
3. Maulidah Izzatul Amin asal SD Islam Qurrota A'yun, Tulungagung dengan nilai 28,95
4. Nancy Amelia Rosa asal SDN Jember Lor 01, Jember dengan nilai 28,95
5. Devina Tharifah Arsari asal SDN Mojosari II, Kabupaten Mojokerto dengan nilai 28,90

Dan berikut nama dan nilai serta asal sekolah peraih peringkat untuk MI negeri dan swasta di Jatim:

1. Maurish Sofie R Batita asal MIN Malang I, Kota Malang dengan nilai 28,65
2. Adela Oktavia Islami asal MI Mi’rojul Ulum, Kabupaten Mojokerto dengan nilai 28,50
3. Nurrochmah Soviani asal MI Mi’rojul Ulum, Kabupaten Mojokerto dengan nilai 28,50
4. Shobirotul Ilmi asal MI Mi’rojul Ulum, Kabupaten Mojokerto dengan nilai 28,50
5. Willy Martavora Ch asal MI Mi’rojul Ulum, Kabupaten Mojokerto dengan nilai 28,50

(ze/wln)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/06/14/131740/1377776/466/nilai-tertinggi-uasbn-diraih-siswa-dari-probolinggo-malang