Rabu, 02 Juni 2010

Kades Prasi Dilaporkan Warganya

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
Diduga Selewengkan Ribuan Kilogram Raskin

KRAKSAAN - Dugaan penyelewengan beras untuk masyarakat miskin (raskin) kembali terjadi. Kali ini di Desa Prasi, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Kades setempat Sumadi diduga menyelewengkan raskin.

Karena itu, warganya melaporkan Sumadi ke Polres Probolinggo. Para pelapor, yakni Zainullah, 42; Slamet, 39, dan Samsul Huda, 40. Mereka melapor ke unit III Polres Probolinggo sekitar pukul 13.00 WIB. Laporan tersebut disampaikan secara tertulis dan lisan.

Zainullah mengatakan, dirinya berinisiatif melaporkan masalah tersebut. Sebab menurutnya, yang dilakukan Kades Prasi sudah melampaui batas. "Masyarakat sudah jengah," katanya.

Sebagai bukti, Zainullah menyertakan tanda tangan warga dalam laporannya. Tanda tangan itu merupakan bentuk dukungan atas laporan tersebut. "Jumlahnya 475 tanda tangan," tuturnya sambil menunjukkan berkas laporan tersebut.

Zainullah sendiri menduga, penyaluran raskin tidak sesuai dengan juklak dan juknis pelaksanaan. Dia lantas membeber, setiap kepala keluarga (KK) penerima raskin hanya menerima 2,5 kilogram beras. Padahal semestinya, setiap KK menerima 15 kilogram beras. "Ini sudah tidak sesuai," ujarnya.

Lebih jauh dia mengatakan, penyaluran beras dilakukan pada semua KK di Desa Prasi. Padahal seharusnya, raskin hanya diberikan pada yang berhak. Yakni, keluarga yang berstatus sebagai keluarga miskin. Karena itu dia menduga, pemerataan tersebut sarat kolusi.

Dan yang membuat warga sudah tidak sabar, dugaan penyelewengan tersebut tidak hanya dilakukan tahun ini. Namun mulai dilakukan tahun 2009.

Zainullah merinci, pada 2009 Desa Prasi menerima 7 ribu kilogram beras. Sementara di Desa Prasi terdapat 1.072 KK. Pada 2009, setiap KK menerima 5 kilogram beras. Artinya, beras yang dikeluarkan hanya 5.360 kilogram. Jadi, masih ada sisa 1.640 kilogram.

Jika setiap bulan Desa Prasi menerima raskin sebesar 7 ribu kilogram, maka kata Zainullah, dalam setahun ada 19.680 kilogram beras tidak disalurkan.

Sementara pada 2010, Desa Prasi menerima 3.458 kilogram raskin. Setiap KK menerima 2,5 kilogram. Artinya, beras yang dikeluarkan 2.680 kilogram. Jadi, masih ada sisa 778 kilogram.

Zainullah kembali menghitung. Jika setiap bulan Desa Prasi menerima raskin 3.458 kilogran, maka dalam empat bulan ada 3.112 kilogram raskin tidak disalurkan. "Itu jumlah yang banyak, Mas," ujarnya.

Sementara Radar Bromo berusaha mengonfirmasi Kades Prasi Sumadi melalui handphone-nya. Namun, handphone itu sedang dinon-aktifkan. "Sejak beberapa hari lalu memang sudah tidak aktif, " jelas Zainullah.

Sementara KBO Reskrim Polres Probolinggo Iptu Mohammad Dugel mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut. Menurut Dugel, pihaknya akan melakukan penyelidikan atas laporan tersebut. "Penyelidikan dilakukan sesuai prosedur," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161907

Warga dan FPPP Kecam Israel

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
MARON - Menyikapi aksi militer Israel ke Palestina, kemarin (2/6) ratusan santri Ponpes Habib Mohammad Shodiq, Desa Brani Kulon, Maron menggelar aksi solidaritas. Tidak hanya santri, aksi juga diikuti warga sekitar.

Aksi itu sendiri dimotori FPPP DPRD Kabupaten Probolinggo. Bahkan, beberapa anggota fraksi bergabung dalam aksi tersebut. Yakni, Agil Bafaqih, Amin Haddar, Mohammad Ruhullah, Mohammad Quraisy dan Slamet Riyadi. "Suara sebagai sesama muslim juga patut disampaikan," ujar Agil.

Dalam pantauan Radar Bromo, aksi dimulai sekitar pukul 15.00 dan berlangsung sekitar 30 menit. Demonstran memulai aksi dengan long march. Mereka bergerak dari arah Selatan, tepatnya dari pintu gerbang ponpes.

Iring-iringan sekitar 150 warga itu lantas bergerak menuju rumah Habib Abdul Qodir. Begitu massa tiba di depan rumah pengasuh ponpes Habib Abdul Qodir, mereka melakukan orasi.

Anggota FPP, DPRD juga ikut berorasi secara bergantian. Meski tidak menggunakan pengeras suara, aksi berlangsung ramai. Sebab, para demonstran tak henti-hentinya menanggapi setiap orasi.

Dalam aksi tersebut, mereka mengecam tindakan israel. Terutama kebijakan militer yang mereka lakukan. "Hancurkan Israel," kata koordinator lapangan (korlap) aksi Agil dalam orasinya.

Massa juga membawa berbagai poster dengan beragam tulisan. Seperti, "Hancurkan Israel, Israel Teroris Dunia, Adili Israel Bangsat." Tak lupa, mereka juga membuat sebuah poster yang dilukis dengan gambar bendera Israel.

Sebelum aksi diakhiri, massa membakar semua poster yang mereka pegang. "Bakar bendera Israel," teriak para demonstran.

Pengasuh Ponpes Habib Mohammad Shodiq, yakni Habib Abdul Qodir mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas pada sesama muslim. Utamanya muslim Palestina.

Sebab menurutnya, banyak muslim yang mengalami penderitaan akibat kebijakan militer Israel. Sementara Islam sendiri mengajarkan bahwa setiap muslim adalah saudara.

Karena itu, muslim Palestina harus didukung. Meski hanya berbentuk aksi solidaritas. Dengan demikian kata Abdul Qodir, muslim Palestina mendapat dukungan moral yang besar.

Tak lupa Abdul Qodir mengatakan, tindakan Israel dalam mengintimidasi muslim Palestina harus segera dihentikan. Sebab, Israel melakukan banyak tindakan yang melanggar hak asasi manusia (HAM). Bahkan, melanggar nilai-nilai semua agama. "Ini harus dihentikan," ujar Abdul Qodir.

Lebih dari itu, muslim di Palestina sudah cukup lama menderita. Namun, banyak negara yang mengabaikan hal tersebut. "Padahal sudah lama, tapi dibiarkan saja," katanya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161906

Bapemas Dampingi Tiga Desa

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
Untuk Tingkatkan Administrasi Pemerintahan

KRAKSAAN - Agar administrasi pemerintah desa semakin baik, perlu dilakukan peningkatan kualitas. Salah satunya dengan cara sosialisasi program perencanaan pembangunan partisipatif.

Seperti yang dilakukan di kantor Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, kemarin (2/6) sekitar pukul 09.00 WIB. Ada empat narasumber yang dihadirkan selama acara.

Di antaranya, Harry dari Bagian Pemerintahan pemkab dan tim fasilitator perencanaan pembangunan yang diwakili Singo Maruto dan Amam Arifin. Sementara peserta sosialisasi, yakni seluruh perangkat desa, seluruh ketua RW dan RT, karang taruna dan unsur perempuan.

Kabid Seswadayaan Bapemas pemkab Dwi Hartono ditemui setelah kegiatan mengatakan, sosialisasi itu merupakan yang pertama di tahun 2010. Menurutnya, pemkab melalui Bapemas menggarap pemantapan administrasi dan kelembagaan di desa sejak 2009.

Selama 2009, ada tiga desa yang didampingi Bapemas. Yakni, Desa Tamansari, Dringu; Desa Tambakrejo, Tongas dan Desa Klaseman, Gending. "Hasilnya lumayan signifikan," ujar Dwi.

Bahkan, Desa Klaseman saat ini sedang berjuang memperoleh otonomi award. Dwi mengatakan, Klaseman dianggap berhasil membangun pola pengembangan yang efektif. Karena itu, Klaseman diputuskan mewakili Kabupaten Probolinggo mengikuti otonomi award.

Lalu tahun ini kata Dwi, juga ada tiga desa dampingan. Yakni Desa Asembakor, Kraksaan; Desa Pajarakan Kulon, Pajarakan dan Desa Pabean, Dringu.

Sosialisasi untuk Desa Pajarakan Kulon dilaksanakan hari ini. Sedangkan untuk Desa Pabean dilaksanakan besok (3/6).

Lebih jauh Dwi mengatakan, ada lima out put dalam pendampingan di tiga desa tersebut. Pertama, peran dan fungsi pemerintah desa semakin meningkat. Selanjutnya, kelembagaan pemerintah desa semakin menguat. "Hal itu merupakan syarat mutlak agar desa berkembang," katanya,

Out put selanjutnya, yakni desa bisa menggelar musyawarah perencanaa pembangunan desa (Musrenbangdes). Kemudian, bisa menyusun rencana kegiatan pembangunan (RKP).

RKP ini menurut Dwi dilakukan setiap tahun. Dari Musrenbangdes dan RKP, akan muncul rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa. "RPJM desa dilakukan setiap lima tahun," terang Dwi.

Sebagai stimulan, setiap desa dampingan akan diberi suntikan dana sebesar Rp 7 juta rupiah. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan desa.

Dwi mengatakan, sebenarnya Bapemas ingin melakukan dampingan pada semua desa di Kabupaten Probolinggo. Namun itu sulit dilakukan. Sebab, APBD Kabupaten Probolinggo untuk program tersebut masih terbatas. "Seandainya dana mencukupi, saya yakin dalam tiga tahun semua desa bisa didampingi," tuturnya.

Sementara Kades Kalibuntu Mohammad Hamsun mengatakan, program tersebut memang diharapkan pihaknya. Diharapkan dengan cara itu Desa Kalibuntu bisa berkembang. "Saya yakin bisa berkembang," ujar Hamsun. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161905

Gagas Gerakan Disiplin Masyarakat

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
Koordinator kelompok kajian sosial (KKS) Kraksaan Zet Affan menilai, banyak fenomena sosial yang sering disepelekan masyarakat. Misalnya, menjaga kebersihan dan kedisiplinan. "Padahal dampak sosialnya bisa sangat besar," katanya.

Affan mengatakan, kebersihan di Kraksaan sudah cukup terjaga. Sebab, kesadaran masyarakat Kraksaan sudah mulai baik. Namun, di wilayah pedalaman kesadaran masyarakat masih rendah. "Kebersihan dan kedisiplinan kurang diperhatikan," ujar Affan.

Inilah menurut dia yang perlu diperhatikan. Sebab, sikap kurang disiplin tidak mendukung pertumbuhan pembangunan. Affan lantas mengumpamakan, pemerintah membuat sebuah bangunan untuk masyarakat.

Jika dirawat, maka bangunan tersebut akan tetap baik. Sebaliknya, jika tidak difungsikan dan dirawat, maka bangunan akan berangsur rusak. "Masyarakat harus memperhatikan hal tersebut," tuturnya.

KKS sendiri kata dia sedang menyiapkan sebuah program untuk mengurangi sikap masyarakat yang kurang disiplin. Yakni, gerakan disiplin masyarakat (GDM). Sesuai dengan namanya, program tersebut bertujuan meningkatkan kedisiplinan masyarakat.

Bentuk programnya menurut Affan, dilakukan dengan beberapa variasi. Misalnya, membagikan stiker dan memasang pamflet.

Affan mengaku akan segera melaksanakan program tersebut. Sehingga bisa membantu menyukseskan pembangunan yang dilakukan Pemkab Probolinggo. "Sekaligus sebagai bentuk partisipasi kami," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161903

Pameran Setara World Cup

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]

Selama sepekan ke depan, Direktur Radar Bromo
Zahidin berkunjung ke Shanghai. Tujuan utama adalah melihat World Expo Shanghai 2010. Ajang ekspo terbesar dan termegah di dunia. Selama sepekan Zahidin akan berbagi kabar kepada pembaca Radar Bromo. Berikut laporan pertamanya.

Cuaca cerah di Shanghai. Suhu 21 derajat. Begitu keluar dari Bandara International Shanghai, di Pudong, semilir angin nan sejuk. Cuaca mirip kayak di Batu, Malang. Meski saat kami datang pada pukul 14.30.

Kami, bersama enam pimpinan Radar Jawa Pos Group, ke Shanghai untuk melihat World Expo Shanghai 2010. Eksp super akbar yang disebut-sebut tidak ada tandingannya di dunia.

Sejak keluar dari pesawat, suasana ekspo sungguh terasa. Di sepanjang koridor airport iklan Shanghai Expo bertebaran di mana-mana. Cukup mencolok dan dalam aneka bentuk. Mulai dari sekedar poster, tapi yang banyak dalam bentuk neonbox raksasa. Tak ketinggalan dalam format layar LED maupun LCD.

Bahkan, brosur di bandara pun hanya dua jenis. Yakni, guide keluar dari bandara dan tentang ekspo yang berslogan Better City, Better Life itu.

Di sepanjang jalan menuju hotel dengan jarak tempuh 1,5 jam itu, promo ekspo ini luar biasa. Baik dalam bentuk baliho superraksasa, LED, LCD, maupun raksasa. Di setiap angkuran umum terpanpang aneka stiker ekspo.

Rambu-rambu petunjuk jalan pun ditambahi papan lagi selebar 1 meteran persegi bertulis arah menuju ekspo. Hotel-hotel pun tak kalah dalam menyambutnya. Baik poster, birosur maupun map-map ekspo.

Hotel Holiday Inn, tempat kami menginap, harus punya sertifikat bahwa hotel ini mendukung dan menjadi peserta untuk menyukseskan ekspo ini. Begitu juga hotel-hotel lain. Bila tidak mempunyai sertifikat ini, maka ''dilarang'' menerima turis asing yang mau ke ekspo.

World Expo Shanghai 2010 sangat mencengangkan. Bagaimana tidak, World Expo Shanghai 2010 diadakan di area seluas 528 hektar (5,28 kilometer persegi) atau sedikit lagi hampir sama luasnya dengan Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Luas Kecamatan Mayangan sendiri 865 hektare.

Kalau disusuri panjangnya mulai Kantor Radar Bromo ke barat hingga RM Bromo Asri, terus ke selatan sampai Lumbang, terus ke timur persegi sampai Radar Bromo lagi.

Atau kalau ditarik dari Kantor Radar Bromo ke timur sampai Dringu, selatannya kira-kira sampai Jorongan. Dan, terus membentuk persegi.

Bedanya, kalau Kota Probolinggo ini di tengah-tengahnya ada Kali Banger, di arena ekspo ini dibelah dengan Sungau Huangpu, salah satu anak sungai Yangtse yang terkenal itu. So, venue ekspo ini satu sisi di utara sungai dan sisi lain di selatannya.

Kemarin, memang kami belum mengunjungi ekspo itu. Tapi, saat melewati jembatan menuju Shanghai Bund, beberapa pojok arena ekspo mulai terlihat. Yang mencolok adalah bangunan merah yang cukup tinggi. Kata guide kami, itulah paviliun China, tuan rumah ekspo ini.

Paviliun? Ya, ini sebenarnya stand. Karena saking besarnya kapasitas masing-masing ''stan'' sampai disebut paviliun.

''Stand Indonesia'', kabarnya, berupa bangunan megah bersusun empat lantai dan menghabiskan dana USD 10 juta atau sekitar Rp 9,4 miliar. Kayak apa ya megahnya?

Bukan itu saja, World Expo Shanghai 2010 ini akan berlangsung selama setengah tahun! Dibuka 1 Mei lalu dan akan berakhir 31 Oktober 2010. Inilah ajang ekspo paling lama di dunia. Pesertanya mencapai 180 negara.

Targetnya ekspo ini bakal dikunungi sebanyak 70 juta orang itu. Itu didasarkan pada perhitungan bahwa setiap hari sebanyak 400.000- 600.000 orang akan datang ke World Expo Shanghai 2010. ''Di dalam penuh sesak. Setiap hari tak kurang dari 500.000 pengunjung,'' kata David Lou, guide kami.

Sampai awal Maret, lebih dari 22 juta tiket masuk telah terjual. Sedikitnya 70.000 tenaga sukarela akan membantu di dalam arena Expo dan 100.000 tenaga sukarela lainnya akan bekerja di lebih dari 1.000 pusat layanan di berbagai bagian kota Shanghai.

Inilah pameran yang megahnya disetarakan dengan perhelatann World Cup atau olimpiade dunia.

Ajang ekspo semacam ini pernah diadakan sebelumnya, yakni Great Exhibition di London pada tahun 1851, yang menandai suksesnya Revolusi Industri. Serta tahun 1970 di Osaka, melanjutkan Olimpiade Tokyo tahun 1964. Kesempatan itu juga digunakan Jepang untuk mempertontonkan kebangkitannya sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Pada saat expo di London, China masih berupa negara miskin dan dikuasai kekuatan kolonial.

Sama seperti Expo Osaka pada tahun 1970 yang mengawali kebangkitan Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia, World Expo Shanghai 2010 juga akan mengawali kebangkitan China sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Tentu, sangat penasaran bagaimana hebohnya pameran super raksasa ini. (zhmuntaha@yahoo.com)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161889