Senin, 31 Mei 2010

Air Sumur Tua Probolingo Diburu Warga Luar Kota

31/05/2010 - 10:13

Ilustrasi
(IST)

INILAH.COM, Probolinggo - Sumur tua milik H Imam Syafi’i, warga Desa Tarokan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo yang airnya dipercaya warga memiliki tua untuk menyembuhkan segala penyakit ternyata tak hanya didatangi warga setempat.

Namun air sakti sumur tua ini juga diburu warga dari luar kota yang menginginkan air sakti itu untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya. Pasalnya, kabar adanya sumur tua dengan air saktinya ini langsung cepat menyebar dari mulut ke mulut.

Meskipun banyak diambil warga, namun anehnya air sumur tak pernah kering walau pada saat musim kemarau, padahal sumur-sumur lain di desa setempat sudah mengering. Dengan tak keringnya air sumur tersebut, warga pun semakin yakin akan tua dari air sumur sakti itu.

Menurut pemilik sumur, sebelum membuat sumur ajaib itu, ia terlebih dulu memohon petunjuk kepada sang pencipta dan berpuasa selama 30 hari. Namun setelah melakukan ritualnya, akhirnya ia mendapat wangsit untuk membuat sumur di lokasi yang diisyaratkan guna untuk menghidupi seluruh warga setempat.

”Minta petunjuk dahulu kepada Allah Swt dan melakukan sejumlah ritual termasuk puasa selama 30 hari agar diberikan sumber air yang tidak akan habis” kata H Imam Syafi’i pemilik sumur Senin (31/5). [beritajatim.com/bar]

Sumber: http://inilah.com/news/read/politik/2010/05/31/566891/air-sumur-tua-probolingo-diburu-warga-luar-kota/


Berkhasiat, Sumur Tua di Probolinggo Didatangi Warga

31/05/2010 - 09:12
ilustrasi

INILAH.COM, Probolinggo - Sebuah sumur biasanya hanya mengeluarkan air semata. Namun sumur tua milik H Imam Syafi’i, warga Desa Tarokan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo tak hanya keluar air, tapi juga mengeluarkan angin yang tak pernah berhenti berhembus.

Angin yang terus berhembus dari sumur sedalam 50 m tersebut, lumayan besar. Ini terlihat saat warga menaruh kertas di atas lubang sumur. Kertas tersebut pun langsung terbang tersapu angin yang berhembus dari dalam sumur itu.

Sumur tua ini separuhnya di tutup dengan beton, sementara separuhnya lagi hanya ditutup seng yang diberi lubang kecil untuk jalan keluar angin dari dalam sumur. Setiap hari warga selalu mendatanginya untuk mengambil air baik untuk diminum ataupun sekedar untuk cuci muka.

Warga setempat mempercayai jika air sumur tua tersebut, memiliki khasiat bisa mengobati segala jenis penyakit. Mereka yakin khasiat air ajaib dari sumur tua itu semakin manjur jika diminum tanpa harus direbus lebih dulu.

”Setiap hari pasti ada warga yang datang ke sini untuk mengambil air di sumur tua ini. Mereka percaya air sakti dari sumur milik H Imam Syafi’I dapat dijadikan obat segala penyakit,” kata Sunarya salah satu warga, Senin (31/5).

Tak hanya orang dewasa yang mengkosumsi air sakti sumur tua tersebut, namun anak-anak kecil pun juga sangat menyukai air sumur ini, sebab rasa airnya sangat segar seperti air dari pegunungan. [beritajatim.com/bar]

Sumber: http://inilah.com/news/read/politik/2010/05/31/566751/berkhasiat-sumur-tua-di-probolinggo-didatangi-warga/

Diklat di SMP Zaha 1 Genggong

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Program Jurnalistik Goes to Pesantren kembali bergulir di lingkungan Ponpes Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Kemarin (30/5) giliran SMP Zaha 1 Genggong yang mengambil program diklat jurnalistik gelaran Radar Bromo tersebut.

Sekolah tersebut memilih materi teknis menulis berita dan artikel. Walau masih tingkat SMP, lembaga pendidikan ini tak tanggung-tanggung mengenalkan ilmu jurnalistik pada murid-muridnya.

Simak saja, kemarin ada sejumlah 240 murid lelaki dan perempuan yang diikutkan dalam diklat tersebut. Di ruangan yang dipilih, murid lelaki duduk di bagian belakang. Sedangkan di barisan depan duduk para murid perempuan.

Selama hampir tiga jam lamanya mereka cukup tekun mengikuti materi yang disajikan Pemred Radar Bromo Imam Wahyudi. Dia mulanya menjelaskan bagaimana bekerjanya sebuah media massa dan unsur-unsur di dalamnya.

Lalu yang dikupas dalam adalah wartawan sebagai pilar utama media. Prinsipnya, wartawan bekerja dalam dua aras. Yakni bagaimana memperoleh berita (how to get the news), dan bagaimana menulis berita (how to write the news). Setelah menggali informasi dengan beberapa teknik, wartawan menuangkannya dalam bentuk berita.

"Nah, menulis berita ini yang paling sering jadi kendala. Sebab, jarang sekali orang yang punya kebiasaan menulis," katanya. Sebab itu, setelah mendapat teori menulis berita, ia menyarankan peserta untuk memulai membiasakan aktivitas menulis.

Selama diklat tersebut berlangsung, para murid SMP Zaha 1 Genggong terbilang sangat aktif. Di sela-sela pemateri menyampaikan materinya, pertanyaan demi pertanyaan bermunculan.

"Bagaimana caranya menjadi wartawan professional?" tanya seorang murid perempuan.

"Mas, bagaimana jadinya kalau wartawan sampai tidak punya berita?" tanya seorang murid lelaki.

Kepala SMP Zaha 1 Genggong Izzudin menyatakan, pihaknya memang konsern pada dunia jurnalistik. Menurutnya, jurnalistik penting jadi bekal murid-muridnya. "Kami ingin memberi bekal kemampuan menulis pada mereka yang memang mau dan berbakat, agar kelak bisa mengembangkan bakat menulisnya pada saat duduk di bangku SMA maupun perguruan tinggi," kata Izzudin kemarin.

Keseriusan itu juga ditunjukkan dengan adanya media sekolah berupa majalah sekolah yang saat ini sedang dalam proses cetak. "Sayang sekali sekarang belum selesai cetak. Kalau sudah, mungkin hari ini (kemarin, Red) bisa langsung dievaluasi," ujarnya.

Selanjutnya, Izzudin menyatakan keinginannya untuk menambahi bekal jurnalistik untuk murid-muridnya. "Kalau teknik menulis sudah dikuasai, nanti kita tingkatkan dengan materi mengolah berita, dan kita tingkatkan lagi dengan materi editing," kata Izzudin pada murid-muridnya saat memberi sambutan pembuka diklat kemarin. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161575

Penyediaan Air Bersih Wilayah Barat Kabupaten Probolinggo

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
Butuh Rp 12 M

PROBOLINGGO-Krisi air bersih di sejumlah bagian barat wilayah Kabupaten Probolinggo bakal segera teratasi. Dalam waktu dekat Pemkab bersama pemerintah pusat bakal membangun proyek penyediaan air bersih.

Jumat (28/5) lalu, Dirjen PU Cipta Karya Budi Susilo bersama anggota DPR RI Adjie Massaid datang langsung ke kecamatan Sukapura untuk meninjau persiapan proyek penyediaan air bersih untuk wilayah barat tersebut.

Bersama dengan beberapa pejabat pemkab dan direktur PDAM Kabupaten Probolinggo Riyadi Hamdani, rombongan meninjau dua tempat sumber air yang nantinya bakal dimanfaatkan untuk mengairi wilayah itu.

Dua sumber yang jadi pantauan itu adalah sumber di Widodaren Desa Ngadisari dan sumber umbulan di Desa/ Kecamatan Sukapura. Dari pengamatan tersebut diketahui kalau sumber yang potensial dimanfaatkan aliran airnya sampai ke beberapa kecamatan lainnya di wilayah barat hanya sumber air umbulan di Desa/ Kecamatan Sukapura.

Sementara sumber di Gua Widodaren hanya mampu dioptimalkan untuk beberapa desa sekitarnya saja. "Di sumber Widodaren hanya mampu mengeluarkan air 10-15 liter air per detiknya," kata Tanto Walono, kepala Bappeda yang ikut dalam rombongan.

Aliran air dari sumber Widodaren ini nantinya bakal bisa dimanfaatkan untuk tiga desa yakni Ngadisari, Jetak, dan Wonotoro. "Untuk proyek pengairan dari sumber Widodaren ini dianggarkan Rp 1 M dari APBN dengan panjang pipa sekitar 15 kilometer," beber Tanto Walono.

Sedangkan sumber air umbulan di Desa/ Kecamatan Sukapura dinilai sangat potensial untuk menyuplai daerah yang selama ini sering dilanda krisis air di wilayah Kabupaten Probolinggo barat.

Sumber umbulan ini per detiknya mampu mengeluarkan air sebesar 150 liter. Frekuensi aliran tersebut dinilai sudah cukup untuk mendistribusikan pasokan air bersih di empat kecamatan lainnya wilayah barat selain Sukapura. Yakni kecamatan Tongas, Sumberasih, Lumbang, dan Wonomerto.

Untuk proyek pembangunan sumber air umbulan di Desa/ Kecamatan Sukapura ini, rencananya akan menyedot anggaran dari APBN lumayan besar. Yakni mencapai Rp 11 M. "Kalau dihitung, panjang pipanisasi dari Sukapuran sampai Tongas diperkirakan sekitar 28 kilometer," beber Tanto.

Menurut Tanto, proyek penyediaan air bersih untuk wilayah barat ini anggarannya yang paling besar dari APBN. Sementara sharing dari APBD tidak terlalu besar. Dari APBD sendiri hanya bersifat visible study. "Itu pun dari APBD 2009 lalu," beber Tanto.

Kajian studi pemkab itu lantas diajukan ke pemerintah pusat. Nah, kunjungan dirjen PU Cipta Karya tersebut merupakan follow up dari pengajuan proposal pemkab tersebut. "Informasinya proyek pembangunan untuk kedua sumber air ini nantinya bakal diambilkan dari anggaran perubahan APBN 2010 atau dari APBN 2011," kata Tanto.

Diketahui, beberapa daerah di wilayah Kabupaten Probolinggo barat selama ini memang kekurangan stok air bersih. Terlebih saat musim kemarau tiba, beberapa kecamatan seperti Tongas, Sumberasih, Lumbang, dan Wonomerto selalu kekurangan stok air bersih.

Untuk mengantisipasinya, pemkab selama ini hanya mengirimkan air bersih melalui mobil-mobil tangki pengangkut air. "Kami harapkan adanya proyek ini bisa menjadi solusi krisis air bersih di wilayah barat kabupaten ini," kata Tanto.

Bila nanti proyek ini terealisasi, menurut Tanto suplai air bersih sudah merata di Kabupaten Probolinggo. "Untuk wilayah timur, sumbernya dari Tancak, Tiris. Sementara wilayah tengah dari Ronggojalu dan wilayah barat nanti dari Umbulan, Sukapura," jelasnya. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161573

Lagi, Kerapan Sapi di Gor Kedopok

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO-Warga Kota Probolinggo kembali mendapat tontonan menarik, kerapan sapi. Budaya khas pulau Madura itu, kembali digelar di bakal GOR Kedopok. Minggu (29/5), merupakan hari terakhir dan sudah memasuki babak final.

Lomba kali ini bisa dibilang lebih mini dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, kali ini pesertanya hanya berasal dari Kota dan Kabupaten Probolinggo saja, alias tidak ada peserta dari luar daerah. Tapi, animo masyarakat masih cukup tinggi untuk mengikuti dan menyaksikannya.

Buktinya, kemarin meski terik matahari cukup menyengat warga tetap semangat menyaksikan ajang tahunan itu. Untuk melawan cuaca panas warga menggunakan payung, bahkan sampai ada yang merentangkan kain sewek di atas kepala.

Tapi usaha untuk menghalau panas itu justru sempat mengganggu jalannya lomba. Lantaran, sapi yang hendak dilepas menjadi rewel untuk berlomba. Panitia menilai, sapi-sapi itu takut kepada payung dan sewek yang digunakan warga untuk berlindung dari panas.

"Aduh buk-ibuk, pajungngah totop kadek, dekkih mon sapenah lah eyocol anggui pole. Sapenah takok ka pajungngah. Jhe' sambinah mon takok ka panas mak nyelonot dek ennak (Wadu, ibu-ibu payungnya ditutup dulu, nanti kalau sapinya sudah dilepas pakai lagi. Sapinya takut sama payungnya. Kalau takut kepanasan kok masuk (datang) ke sini)," ujar pembawa cara melalu pengeras suara.

Mendengar itu, para penonton itu tetap saja menggunakan payungnya. Hanya ada sebagian penonton yang dekat dengan titik start menuruti apa kata panitia. "Totop-totop, panitianah bhellis (tutup-tutup, panitianya marah)," ujar seorang ibu kepada temannya.

Meski tidak ada peserta dari luar Probolinggo. Pesertanya cukup banyak juga. Jumlahnya mencapai 84 pasang sapi. Meraka adalah para pecinta kerapan sapi di Kabupaten dan Kota Probolinggo.

"Untuk saat ini, pesertanya hanya dari kota dan kabupaten. Karena kalau ada peserta dari luar daerah, waktunya bisa sampai tiga hari. Peserta yang lain tidak mau, kalau sampai tiga hari," ujar, Imam Syafi'i ketua panitia acara tersebut.

Imam menyatakan, digelarnya acara itu adalah untuk melestarikan salah satu budaya bangsa Indonesia. Selain itu, juga untuk memberikan hiburan kepada warga Probolinggo. Terutama yang berketurunan Madura. "Sebagian besar masyarakat Probolinggo pandalungan (perpaduan ) dari Jawara (Jawa-Madura)," ujarnya.

Selain itu, juga untuk meningkatkan daya jual sapi-sapi yang sudah dipelihara oleh warga Probolinggo. "Sapi-sapi itu kan banyak yang berasal dari Madura. Dan, dipelihara oleh warga Probolinggo. Ternyata, hasil peliharaan warga Probolinggo bisa berlari lebih cepat dibanding yang dipelihara warga Madura," jelas Imam.

Dengan adanya lomba itu, akan diketahui seberapa kuat sapi-sapi itu berlari. "Dalam lomba itu kan juga hadir orang-orang Madura yang siap membeli sapi-sapi terbaik. Tentu dengan harga yang tinggi," jelas Imam. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161572

Soal Perjudian dalam Pemilihan Ketua RT

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
Harus Ada Pengawas

PROBOLINGGO - Tengara bahwa ajang pemilihan ketua RT di beberapa kelurahan di Kota Probolinggo dijadikan ajang perjudian, juga dibenarkan kalangan dewan. Pemkot pun diminta mengkaji ulang pemilihan ketua RT secara langsung itu.

"Betul memang ada praktik judinya. Bahkan ada juga money politics," ujar Abdul Aziz, salah satu anggota DPRD kota yang masuk komisi A.

Menurut Aziz, sistem pemilihan secara langsung itu perlu persiapan matang. Tidak bisa diterapkan secara grusa-grusu sehingga malah memunculkan masalah. "Mestinya, kalau pemilihan langsung harus ada pengawasnya. Adanya pengawas itu, akan meminimalisir adanya prkatik-praktik money politics," ujarnya.

Diberitakan Radar Bromo kemarin, Ketua MUI Kecamatan Kedopok yang juga Rais Syuriah PCNU Kota Probolinggo KH Nizar Irsyad prihatin dengan penerapan pemilihan ketua RT secara langsung. Sebab, menurutnya yang terjadi justru acara pemilihan itu di beberapa kelurahan jadi ajang perjudian.

Taruhannya bahkan sampai puluhan juta. Dan pelaku-pelakunya tidak hanya orang Probolinggo sendiri. Tapi juga sampai dari luar daerah macam Situbondo dan Lumajang. Selain itu, kiai Nizar juga prihatin karena model pemilihan langsung itu rawan menimbulkan konflik sosial karena kecemburuan dan kesenjangan sosial di antara warga.

Sementara menurut Abdul Aziz, judi memang masalah mental. Dilarang sekeras apapun, kalau sudah mentalnya suka judi, sulit dibendung. "Jangankan itu, sepeda motor saja lewat bisa ditaruhi," ujarnya.

Tapi, ia yakin itu masih bisa dicegah. Dalam kasus pemilihan ketua RT ini, Aziz berharap pemerintah bisa segera turun tangan. "Terutama bagian pemerintahan. Demokrasi itu bagus, tapi harus ada aturannya. Kalau demokrasi tidak beraturan bukan demokrasi lagi, tapi demo-crazy," ujarnya.

Menurut Aziz, adanya pengawas itu suatu keharusan dalam melaksanakan pemilihan langsung. Karena itu, akan mencegah terjadinya kecurangan. Selain itu, juga harus ada standarisasi terhadap bakal calon ketua RT.

"Ya paling tidak calon ketua RT itu harus ada syarat-syarat tertentu. Misalnya, bisa baca tulis, memahami perda-perda, punya nalar terhadap kinerja pemerintahan. Jangan sampai, nanti ada ketua RT tidak bisa baca tulis. Yang bisa terpilih hanya karena banyak uangnya," jelasnya.

Selain Abdul Aziz, Ketua LSM Format Jatim Khofilillah juga menyoroti masalah ini. Khofi membenarkan, kalau ada di salah satu kelurahan yang calon ketua RT-nya sampai rela mengeluarkan duit jutaan rupiah. Itu, bukan untuk memenuhi permintaann panitia. Tapi, untuk membeli suara rakyat.

"Kenapa kok sampai dipilih secara langsung. Padahal hanya ketua RT. Itu kan bisa dipilih oleh lurah sendiri dan berkordinasi dengan tokoh-tokoh setempat. Dengan mekanisme langsung ini, tidak sedikit mereka (para calon) pakai uang (money politics)," ujarnya.

Menurut Khofi, besarnya uang yang diberikan kepada para pemilih itu pun tidak kecil. Dan, besarnya juga bervariasi dari Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu. "Mekanismenya perlu ditinjau ulang dan akan lebih baik kalau diubah," ujarnya.

Selain itu, sistem pemilihan langsung itu juga banyak menimbulkan konflik di masyarakat dan menjadi sarana berjudi. Karena, setiap calon merasa menang dan kalah dalam pertarungan itu adalah harga diri. "Kalau masalah demokratis ok, tapi dalam hal ini lebih banyak mudharatnya," jelasnya.

Ia juga berharap ada evaluasi dalam masalah ini. Tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga aparat kepolisian. "Yang harus dievaluasi adalah dampaknya. Lebih banyak mana manfaat dan mudharatnya? Untuk polisi, bisa menindak tegas para penjudinya," ujarnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161562

Mulai Uji Coba Perahu Layar

[ Senin, 31 Mei 2010 ]

KRAKSAAN - Nelayan kerap mengeluhkan cost operasional yang kian melambung. Tak seimbang dengan hasil tangkapan. Untuk mengurangi beban nelayan, Pemkab Probolinggo berniat menerapkan lagi perahu layar bagi para nelayan. Dan kemarin (30/5) perahu layar itu sudah mulai diujicobakan.

Uji coba perahu layar dilakukan Pemkab Probolinggo melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di pesisir Desa Kalibuntu, Kraksaan. "Ini uji coba pemasangan layar. Pertama kali di Indonesia, Mas," ujar Dedy Isfandi, kepala DKP di sela memantau uji coba di Kalibuntu kemarin.

Jenis perahu yang diujicobakan adalah perahu purse seine mini. Yakni perahu yang menggunakan jaring untuk melakukan penangkapan. Uji cobanya masih pada satu perahu. Yakni KM Maju milik Sunaji, 45, warga Kalibuntu. Pemasangan layar juga dibantu nelayan setempat.

Yuli Sayadi, 36, nelayan Kalibuntu lainnya mengatakan, biaya operasional dalam sekali melaut cukup tinggi. Pemilik KM Sumber Bunga ini merinci, dalam sekali melaut biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 400-500 ribu untuk bahan bakar solar. "Padahal pendapatannya sering tidak sebanding," ujar Sayadi.

Kenyataan seperti itu yang membuat DKP berinisiatif mengenalkan lagi perahu layar kepada para nelayan. Menurut Dedy Isfandi, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi biaya operasional melaut. "Karena hampir semua nelayan mengeluhkan hal yang sama (biaya)," ujar Dedy.

Ia menjelaskan, penggunaan layar sebenarnya teknik lama. Namun jika diterapkan kembali, keuntungannya sangat besar. Sebab kata Dedy, bersentuhan langsung dengan keluhan masyarakat. "Biar masyarakat bisa enak dalam melaut," ujarnya.

Untuk penerapan layar tersebut, DKP Pemkab Probolinggo tidak sembarangan. DKP melibatkan tim program rancang bangun layar Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Kota Semarang sebagai pembimbingnya.

Sapto Pamungkas, ketua tim tersebut menyatakan teknik tersebut cukup efektif mengurangi biaya operasional. "Kembali ke teknik lama," ujar Sapto.

BBPPI sendiri menurut Sapto, merupakan unit pelayanan teknis (UPT) dari direktorat jenderal perikanan tangkap kementerian kelautan dan perikanan Indonesia. BBPPI di Semarang adalah satu-satunya balai besar di Indonesia. Sehingga wilayah kerjanya menurut Sapto, adalah seluruh Indonesia. "Termasuk di sini," kata Sapto.

Sapto mengatakan, pemasangan layar di Desa Kalibuntu adalah kegiatan pertama di Indonesia. Menurut Sapto, ada dua alasan Desa Kalibuntu dipilih sebagai lokasi uji coba. Pertama menurut Sapto, laut Kalibuntu termasuk kawasan teluk.

Hal itu menurutnya menguntungkan. Sebab arus dan fishing ground berada di posisi ideal. "Yang kedua, karena di sini (Desa Kalibuntu) armada lautnya cukup banyak," ujar Sapto.

Ia mengatakan, KM Maju dengan layar sudah dibawa ke laut. Uji coba tersebut menempuh perjalanan sekira 12,8 mil laut. Sementara solar yang dipakai sebanyak 15,35 liter.

Artinya kata Sapto, setiap mil laut hanya membutuhkan 1,19 liter solar. Padahal lanjut Sapto, biasanya solar dengan jarak tempuh yang sama membutuhkan sekitar 100 liter. "Itu karena memakai layar," ujar Sapto.

Lebih jauh Sapto mengatakan, dalam setahun penggunaan layar bisa menekan pengeluaran BBM hingga 30 persen. Layar dipakai efektif selama 70 hari dalam setahun. Angka tersebut lanjut Sapto, adalah hasil konversi dari uji coba pada KM Maju. "Bahkan nelayan bisa menghemat BBM hingga Rp 9 juta tiap tahun," tegas Sapto.

Sementara itu, Kepala Desa Kalibuntu H Akbar mengatakan, kebanyakan warganya memang berprofesi sebagai nelayan. Jumlah perahu milik warga sampai 500-an. Tapi yang berjenis purse seine sekitar 100 saja. Yang sama adalah keluhan mereka, yakni soal biaya operasional.

Dengan teknik layar, Akbar juga yakin nelayan akan diuntungkan. "Saya yain masyarakat pasti mau memakai teknik ini," ujarnya.

Kepala DKP Dedy Isfandi berharap, masyarakat bisa mulai memakai layar sebagai penggerak perahu. Ia pun berjanji menyampaikan lebih intens mengenai manfaat penggunaan layar pada kapal. "Agar nelayan mendapat perhatian dari pemkab," ujar Dedy. (eem/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161561

Muka Lama Pimpin Hanura

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
Targetkan Suara Naik 100 Persen

SUMBERASIH - Musyawarah cabang (muscab) pertama DPC Hanura Kabupaten Probolinggo tidak terlalu membawa banyak perubahan bagi kepengurusan partainya. Posisi-posisi strategis masih diduduki para incumbent.

Kasiono sebagai salah satu tokoh perintis Hanura misalnya, kembali terpilih secara aklamasi untuk memimpin Hanura selama lima tahun ke depan. Sementara di jajaran sekretaris dan bendahara juga tidak terjadi perubahan. Masih diduduki oleh Husnan Taufik dan Mudiono.

Muscab yang berlangsung di hotel Panorama, Sumberasih, Sabtu (29/5) tersebut berlangsung tanpa kejutan. Tanda-tanda terpilihnya kembali Kasiono sudah terlihat sejak awal sidang.

Semua PAC (Pengurus Anak Cabang) dalam pandangan umumnya menerima dengan baik LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) pengurus. Jajaran kepengurusan di bawah kepimpinan Kasiono dianggap sukses membesarkan partai yang didirikan Wiranto tersebut di Kabupaten Probolinggo.

Buktinya, seski tergolong partai baru, namun Hanura berhasil meraih empat kursi dalam pemilu legislatif 2009. Alhasil, Hanura bisa membentuk fraksi sendiri di DPRD Kabupaten Probolinggo. Dalam fraksi tersebut beberapa partai juga ikut bergabung. Di antaranya PAN, Republikan dan Barnas.

Saat menyampaikan pandangan akhirnya, 24 PAC mengajukan nama Kasiono sebagai calon ketua terpilih DPC. Saat proses penjaringan bakal calon, juga tidak ada nama lain yang muncul. Akhirnya Kasiono pun ditetapkan sebagai ketua umum terpilih lima tahun ke depan.

Ditemui Radar Bromo usai Muscab, Kasiono menjelaskan, sedianya masa kepengurusan lama masih belum habis. Karena DPC Kabupaten Probolinggo baru terbentuk pada 2007 lalu dan mempunyai periode kepengurusan selama 5 tahun.

Namun, karena DPP berniat menata kembali organisasi partainya, maka muscab pun digelar. "Munas (Musyawarah Nasional) dan Musda (Musyawarah Daerah) sudah digelar. Karena itu muscab juga digelar di daerah-daerah," beber Kasiono.

Saat disinggung mengenai terpilihnya kembali dirinya sebagai ketum DPC Hanura, Kasiono menjelaskan itu sebagai sebuah amanah. Jajaran kepengurusan yang sudah terbentuk dan dilantik saat pelaksanaan Muscab itu pun juga bakal langsung bergerak.

Menurut Kasiono, langkah awal yang diambilnya adalah memperkuat jajaran internal partai. "Harus ada kesamaan visi dan misi untuk membesarkan partai bersama-sama," ungkapnya.

Bila sudah ada kesamaan visi dan misi, maka secara otomatis roda organisasi bisa bergerak. Hal itu menurut Kasiono nantinya akan berdampak baik pada perolehan suara di pemilu mendatang.

Karena itu, dirinya menargetkan suara cukup besar pada pemilu mendatang. Yakni, suara yang diperoleh Hanura berlipat. "Sesuai dengan instruksi Ketum DPP (Wiranto, Red), Hanura ditargetkan untuk menaikkan 100 persen perolehan suaranya. Kalau kemarin kami dapat 4 kursi, berarti pemilu mendatang ditarget 8 kursi," terang Kasiono.

Untuk arah politik, Kasiono menegaskan Hanura tidak mengenal kata oposisi. Menurut Kasiono, Hanura akan selalu berpihak pada kepentingan rakyat. "Selama kebijakan pemerintah itu pro rakyat, kami akan mendukung. Tetapi kalau ada penyimpangan, kami akan mengingatkan," bebernya. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161554

Kenalkan Wisata, Sejawat Lewati Ranu

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
TIRIS - Sepeda jelajah wisata (Sejawat) se Jawa Timur berlangsung semarak, kemarin (30/5). Ratusan peserta berkeliling Kecamatan Tiris dengan menggunakan sepeda gunung. Bukan sekedar olahraga, mereka mendatangi beberapa tempat wisata di Tiris.

Peserta Sejawat dilepas sekitar pukul 06.20 WIB oleh Sekda Kabupaten Probolinggo Kusnadi di depan kantor Kecamatan Tiris. Total ada sekitar 380 peserta dari 14 kota/kabupaten se-Jawa Timur. Yang menarik, sebelumnya para peserta bermalam di rumah-rumah penduduk.

Koordinator lapangan (korlap) Arif Santoso mengatakan, peserta harus menempuh jarak sekira 27,5 km. Jalan yang dilalui ada tiga jenis. Sepanjang 7 km berupa aspal dan 20 km sisanya berupa jalur double track dan single track. "Di sebagian titik, kami buat rute baru," ujar Arif.

Sebenarnya menurut Arif, ada beberapa titik yang rawan kecelakaan. Namun hal itu sudah diantisipasi panitia dengan menyediakan pengamanan dan tim kesehatan. Selain itu menurutnya, dirinya yakin para biker bisa memahami rute yang dilalui. "Mereka terbiasa bersepeda di berbagai track," lanjutnya.

Dalam pantauan Radar Bromo, para peserta menggunakan pakaian khas biker beratribut Sejawat. Tidak hanya jalan aspal yang dilalui. Namun juga jalan berbatu, hingga jalan setapak.

Peserta juga melewati beberapa objek wisata. Baik yang terkenal, maupun objek wisata baru. Secara berurutan yakni, Ranu Segaran, Ranu Betok, Ranu Gedang, Desa Darungan, Desa Pasirian, Ranu Agung. Selanjutnya menuju garis finish.

Ketua Ikatan Sepeda Indonesia (ISI) Kabupaten Probolinggo Imam Syafi'i menjelaskan, tidak semua peserta adalah biker (pecinta sepeda) murni. Imam mengatakan, ada dua jenis biker di komunitas Sejawat. Yakni profesional dan penikmat.

Biker profeisonal kata Imam, melalui jalur dengan target waktu kecepatan. Sementara biker penikmat justru menikmati pemandangan sepanjang rute. "Makanya dinamakan Sejawat," terangnya.

Peserta menurut Imam, kebanyakan berusia di atas 35 tahun. Mereka rata-rata para pecinta olahraga sepeda wisata. Sebab itu lanjut Imam, yang dicari bukan prestasi. "Namun pengalaman dan kepuasan berwisata," katanya.

Imam menambahkan, kegiatan berlangsung lancar dan sesuai harapan. Yakni, tidak sekeda having fun. Namun, juga meningkatkan nilai tawar objek wisata di Kecamatan Tiris. "Efeknya ganda," ujar Imam.

Imam berharap, kegiatan itu mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang datang ke Kecamatan Tiris. "Dengan demikian, ekonomi masyarakat juga akan meningkat," tegasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161553

Hindari Korban, Ruwatan di Sungai

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
KREJENGAN - Kemarin (30/5) di Dusun Kasengan, Desa Sumberkatimoho, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo digelar kegiatan yang tak lumrah. Yakni, ruwatan di sungai Pandan Laras.

Yang menarik, kegiatan tersebut dilakukan di alam terbuka. Yakni di atas bebatuan sungai Pandan Laras. Kebetulan, waktu itu air sedang surut. Sehingga hadirin bisa dengan bebas menggelar tikar di atas bebatuan sungai.

Kegiatan tersebut berlangsung sekitar 30 menit, dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Sempat gerimis sekitar 10 menit, namuan ruwatan terus berlangsung. Bahkan, hadirin tidak ada yang beranjak dari lokasi tersebut.

Seperti diberitakan Radar Bromo, beberapa waktu lalu Suparmo, 45, warga Desa Sumberkatimoho hanyut di sungai Pandan Laras. Tubuh Suparmo baru ditemukan 2 hari setelah hilang. Ketika ditemukan, Suparmo sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Untuk menghindari korban serupa, digelar ruwatan di sungai itu. Kegiatan sendiri dihadiri sekitar 100 warga dari empat desa. Kepala desa yang hadir ada dua orang, yakni Kades Sumberkatimoho Mohammad Dapir dan Kades Sentong Rekso Ijoyo. "Kades yang lain diwakilkan," ujar Dapir.

Ritual tersebut merupakan ide Asmuni, 45 warga desa Bulu. Asmuni mengaku, dalam mimpi dirinya beberapa kali didatangi penunggu sungai Pandan Laras. Intinya, sungai tersebut diruwat dengan ritual khusus.

Sementara Kades Sumberkatimoho Mohammad Dapir mengatakan, ruwatan tersebut diadakan murni untuk keselamatan desa dan warga. Tidak hanya untuk Desa Sumberkatimoho. Namun juga desa-desa sepanjang sungai tersebut. Yakni Krejengan, Bulu dan Sentong. "Agar tidak ada korban lagi," ujar Dapir. Dapir berharap kegiatan tersebut berdampak positif. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161552

Usul Pemekaran Kecamatan

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
Banyaknya jumlah desa di Kabupaten Probolinggo cukup menguntungkan. Sebab hal itu menunjukkan banyak potensi yang bisa digali. Misalnya potensi wisata, ekonomi, maupun aspek yang lain. Namun perlu ada kajian mengenai pengembangannya.

Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Probolinggo Rekso Ijoyo. Menurut Rekso, hampir setiap desa memiliki potensi berbeda. "Potensi tersebut akan menguntungkan masyarakat," ujar Rekso.

Namun menurut Rekso, jumlah desa tersebut tidak imbang dengan jumlah kecamatan yang ada. Rekso menyebutkan, jumlah desa se-Kabupaten yakni 325 desa. Sementara jumlah kecamatan, yakni 24 kecamatan. "Desanya banyak, namun kecamatannya sedikit," kata Rekso.

Rekso menambahkan, jumlah desa dalam satu kecamatan saat ini berkisar antara 13-18 desa. Padahal merujuk pada pemerataan pembangunan, hal itu tidak efektif. Dikatakan Rekso, jumlah kecamatan mestinya ditambah atau dilakukan pemekaran kecamatan.

Sebab kata Rekso, jika kecamatan ditambah, maka pemerataan pembangunan akan berlangsung efektif. "Paling tidak ditambah beberapa kecamatan lagi," tambah Rekso.

Idealnya menurut Rekso, dalam satu kecamatan terdapat maksimal 10 desa. Jika hal itu terlaksana, maka pemerataan pembangunan akan lebih cepat terlaksana. Sebab kata Rekso, bantuan dana pengembangan akan merata. "Setiap desa bisa menerima bantuan tersebut," ucap kepala Desa Sentong, Kecamatan Krejengan ini.

Usulan tersebut lanjut Rekso, oleh Apdesi akan disampaikan pada Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Sebab tanpa izin dari bupati, mustahil pengembangan kecamatan akan terlaksana. "Sementara kami rumuskan dulu konsepnya," ujar Rekso. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161551

MJC dan Inova Juara

[ Senin, 31 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO-Turnamen voli Bupati Cup 2010 berakhir sudah. Tim putra Mulya Jaya (MJC) Tegalsiwalan dan tim putri Inova Besuk berhasil membuktikan diri sebagai yang terbaik dalam turnamen kali ini.

Dalam laga final yang dilangsungkan Sabtu malam (29/5) lalu MJC berhasil menumbangkan lawannya tim Sasa Inti Gending dengan skor 3-0. Sementara tim putri Inova berhasil menghentikan perlawanan tim PJB Paiton dengan skor 3-2.

Laga final tim putri benar-benar menjadi tontonan yang menarik. Kedua tim bermain sama-sama apik dan saling mengejar poin. Di set pertama Inova mampu menaklukkan PJB dengan skor 25-22. Pada set kedua PJB berhasil membalikkan keadaan dengan mengungguli Inova dengan skor 25-19. Pada set ketiga, Inova kembali memenangkan pertandingan dengan skor telak 25-9.

Pada set keempat PJB kembali mampu mencuri game dengan mengungguli Inova dengan skor 25-12. Di set kelima, akhirnya Inova membuktikan diri bahwa mereka lebih layak menjadi juara. Set penentuan itu berakhir dengsn skor 21-19 untuk keunggulan Inova.

Sementara itu, di tim putra, MJC berhasil menunjukkan kehebatannya sebagai tim yang layak juara. Sejak set pertama MJC sudah menunjukkan permainan mereka yang rapi dan kompak. Kombinasi smash yang ditunjukkan anak-anak MJC sering merepotkan kubu Sasa Inti.

Akhirnya, pada set pertama itu tim MJC unggul dengan poin, 25-23. Di set kedua MJC kembali berhasil menundukkan lawannya dengan skor 25-18. Di set ketiga kedua tim bermain sama-sama bagus dan saling mengejar poin. Namun, juara selalu hanya ada satu. Dan malam itu MJC berhasil membuktikan diri sebagai yang terbaik. Set terakhir itu disudahi MJC dengan kemenangan skor tipis 27-25.

Kemenangan tim MJC ini, langsung disambut oleh para pendukungnya. Begitu mereka dinyatakan menang para supporter itu langsung menyerbu ke tengah lapangan menghampiri para pemain dari MJC. Mereka, bukan hanya berpelukan dan meluapkan kebahagiannya. Para supporter itu juga mencopoti kaos yang dikenakan para pemain tersebut.

Kontan, para pemain dari MJC itu harus keluar lapangan dengan bertelanjang dada. "Kalau tidak dapat kaosnya, celana juga boleh," ujar salah seorang suporter yang tidak kebagian kaosnya. Tapi, tidak ada seorang pemain pun yang rela mencopot celananya.

Usai pertandingann itu, dketua PBVSI Kabupaten Probolinggo Kusnadi menyerahkan trofi dan hadiah khusus bagi para juara. Kusnadi meberikan bonus khusus bagi sang juara. "Bonus itu, untuk menambah semangat mereka," ujarnya.

Ketua PBVSi yang juga menjabat sekretaris daerah Kabapaten Probolinggo ini, mengatakan dalam turnamen Bupati Cup 2010 para pemainnya bukan asli orang Probolinggo semua. Juga ada pemain dari luar daerah yang sengaja diundang untuk memperkuat suatu tim. Tapi, mereka dibatasi hanya sampai tiga pemain asing. "Boleh menggunakan pemain luar daerah, tapi tidak lebih dari tiga," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161550

Kejar Start Baik

[ Senin, 31 Mei 2010 ]

KRAKSAAN-Hari ini kompetisi liga remaja U-18 Jatim secara serentak digelar. Stadion Merdeka, Kraksaan terpilih sebagai venue pertandingan group E. Laga perdana akan mempertemukan tim tuan rumah Persikabpro melawan Tulungagung Putra, yang akan digelar siang hari sekira pukul 14.00. Sementara Persekabpas bakal bersua PSBI Blitar pada laga kedua yang digelar usai laga perdana usai.

Bagi Persikapro, tentu saja kemenangan menjadi target utama. "Laga perdana itu sangat penting untuk mengawali sebuah turnamen. Bila berhasil melewati laga perdana denagn kemenangan, maka pada laga-laga selanjutnya nanti akan terasa lebih mudah," ujar Bambang Robianto, manajer Persikapro.

Tentu saja bermain di depan publik sendiri menjadi sebuah keuntungan bagi tim besutan Atipno tersebut. Dengan dukungan moral dari arek-arek Kabupaten, Bambang berharap mental para pemain akan terangkat.

"Saat laga persahabatan sebagai ganti laga babak play off Divisi II lalu atmosfer masyarakat sungguh luar biasa. Tentunya kami juga ingin hal serupa juga terjadi pada laga sore nanti. Itu akan menjadi modal awal kami," beber Bambang.

Untuk mewujudkan target menang itu, arsitek Persikapro yunior Atipno berjanji bakal menerapkan strategi yang offensive. Dengan mengusung formasi 4-4-2, Atipno sudah menginstruksikan kepada para pemainnya untuk langsung tampil menggebrak sejak menit-menit awal.

Dalam beberapa kali latihan terakhir, Atipno nampaknya sangat mengandalkan permainan pendek dan cepat. "Kami memang berusaha menjadikan permainan cepat menjadi cirri permainan tim. Kami akan andalkan itu," beber Atipno.

Kuartet Ridho, Fani, Deni dan il capitano Ainul diinstruksikan untuk bermain disiplin dengan menjaga ritme permainan. Lini tengah diharapkan mampu menjadi penghubung antara lini depan dan belakang. "Kami harapkan mampu mencetak gol di menit-menit awal. Dengan begitu pemain lebih rileks," jelas Atipno.

Meski tidak mengetahui secara pasti permainan Tulungagung putra, namun Atipno tidak terlalu merisaukannya. "Secara keseluruhan permainan tim-tim asal Jatim tidak jauh berbeda. Tidak masalah, walau kami tidak tahu betul kekuatan lawan," aku Atipno.

Sementara itu pihak panpel juga menyiapkan diri jelang digelarnya liga remaja kali ini. Agus Shalehudin menjelaskan tim panpel sudah siap menyelenggarakan pertandingan.

Ruang ganti pemain emergency berupa tenda juga sudah disiapkan untuk ganti para pemain. "Kami akan berupaya menjadi tuan rumah yang baik," kata Agus. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161549