Selasa, 20 Juli 2010

PT KL Akan Barter dengan PG

Minggu, 18 Juli 2010 | 10:48 WIB

PROBOLINGGO - Gonjang-ganjing nasib PT Kertas Leces (PT KL), Kabupaten Probolinggo terus berlanjut. Serikat Pekerja Sejahtera PT Kertas Leces (SPS KL) pun ngeluruk Jakarta untuk mempertanyakan kinerja pabrik kertas BUMN sekaligus nasib pekerja.

Empat pengurus SPS KL yang berangkat ke Jakarta sejak Kamis (15/7) itu bermaksud menemui Dirut PT KL, Ir Martoyo Sugandi dan Komisi VI DPR RI. “Saya sudah berhasil menemui Dirut PT KL, Jumat (16/7). Senin (19/7) besok dijanjikan bertemu Komisi VI DPR RI,” ujar Ketua SPS KL, Imam Suliono SSos, Minggu (18/7) pagi tadi.

Di hadapan pengurus SPS KL, Dirut PT KL mengatakan, gaji karyawan PT KL bulan Juli ini masih aman. Soalnya, hasil penjualan sisa produksi kertas sekitar 2 ribu ton masih bisa untuk membayar gaji sekitar 2 ribu pekerja PT KL.

“Untuk Agustus, direksi PT KL merencanakan sejumlah rescue program,” ujar Imam. Pertama, kontrak penjualan kertas akan dijadikan syarat pengajuan kredit ke bank. Dana pinjaman dari bank itu akan digunakan untuk membayar utang ke PGN dan pengadaan logistik.

Kedua, PT KL dengan pabrik gula (PG) juga akan melakukan barter bahan baku. PT KL akan menukarkan chip (potongan) kayu dengan ampas tebu (bagasse) milik PG. “Bagasse yang merupakan limbah PG merupakan bahan baku kertas,” ujar Imam.

Masalah utang PT KL ke PGN, kata Imam, juga akan dibahas di forum antar deputi di Kementerian BUMN. “PT KL dan PGN kan sama-sama BUMN, mosok masalah utang-piutang saja tidak bisa diselesaikan,” ujarnya.

Setelah “perdarahan” itu dihentikan, PT KL mengusulkan membangun mini boiler berbahan bakar batubara dengan kapasitas 12 ton uap/jam. Boiler mini senilai sekitar Rp 600 juta itu bakal digunakan untuk menggerakkan mesin I dan IV di PT KL.

Seperti diberitakan, sudah sekitar satu setengah bulan ini PT KL tidak berproduksi. Pemicunya, pasokan gas dari PGN yang menjadi bahan bakar utama PTKL tersendat.

PGN terpaksa menutup suplai gas ke PT KL setelah disemprit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait utang PT KL sebesar Rp 41 miliar. Karena itu sebelum PT KL membayar utangnya, maka PGN tidak akan memberikan suplai gas.

Sisi lain, PT KL kesulitan melunasi utang tersebut. Kondisi perusahaan pelat merah itu sedang goyah seiring dengan semakin melonjaknya bahan baku selama beberapa bulan belakangan. “Harga bahan baku kertas (pulp) mencapai USD 900 per metrik ton,” ujar Direktur Produksi dan Pengembangan PT KL, Ir Syarif Hidayat. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=69595c9b99f609d75fbb8232d9bd73d3&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar