Sabtu, 08 Mei 2010

OTOMOTIF - PESERTA TEMPUH ETAPE KEDIRI-PROBOLINGGO

Sunday, 09 May 2010 00:08

Setelah menempuh etape ketiga, para peserta "Surya 12 Motoriders World of Challenge IMI Road Safety Riding Champaign Tour of Java" mulai menempuh trayek pertama etape IV Kediri-Probolinggo 175,7km pada Sabtu.

Kediri, 8/5 (Antara/FINROLL News) - Setelah menempuh etape ketiga, para peserta "Surya 12 Motoriders World of Challenge IMI Road Safety Riding Champaign Tour of Java" mulai menempuh trayek pertama etape IV Kediri-Probolinggo 175,7km pada Sabtu.

Setelah itu rombongan akan melanjutkan start untuk trayek kedua Probolinggo-Banyuwangi pada Minggu (9/5).

"Para peserta akan menempuh dua trayek di etape IV ini yang merupakan etape terakhir event," kata Tjokro Indrawirawan dari IMI jelang pelepasan peserta di Taman Tirtayasa, Kediri, Sabtu.

Pada trayek pertama ini, peserta harus melalui empat pos termasuk kunjungan wisata di Batu Malang.

"Penilaian untuk peserta sendiri ada 10 kategori termasuk ketepatan lapor start, finish, kelengkapan kendaraan, tertib lalu lintas dan menjawab kuis," katanya didampingi Suryo Putratanto dari IMI Jatim.

Ia berharap dapat tercapai target event adalah "zero accident" di Kejuaraan IMI Road Safety Riding Campaign Tour of Java 2010 sejak 17 April lalu dari Jakarta-Cirebon- Semarang (Jawa Tengah) - Yogyakarta-Kediri. Event ini dibagi dalam kelas bebek, matic, sport dan IRC. "Peserta dari Kediri ini ada 65 peserta yang dibagi dalam empat kelas," katanya.

Sementara itu, Fajar Arianto dari sponsor Gudang Garam menyatakan senang dengan lancarnya event yang mengkedepankan safety riding untuk peserta. "Kami akan melihat dan evaluasi event untuk musim depan," katanya.

Pada penyelenggaraan di Kediri juga diramaikan lomba freestyle, musik dan atraksi enam freestyler asing.

Untuk etape pertama dimenangkan oleh pebalap senior Hery Agung, giliran etape kedua dikuasai oleh pengemudi asal Jawa Barat, Windy Wytia Putra. Etape ketiga dimenangi duet Nursalmun/Bengky M dari DKI Jakarta.

Sumber: http://news.id.finroll.com/otomotif/262799-otomotif-peserta-tempuh-etape-kediri-probolinggo.html

Mengintip Proses Pengeringan Tokek di Probolinggo

Sabtu, 08/05/2010 11:37 WIB
Sugianto - detikSurabaya


Foto: Sugianto

Probolinggo - Siapa yang tak kenal dengan tokek Probolinggo. Bahkan, penjualan tokek asal Probolinggo itu menjadi salah satu komoditi ekspor, ke Jepang, Taiwan, Singapura, China, dan beberapa negara di Asia Tenggara.

Tak heran, jika para pengrajin tokek bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Salah seorang pengrajin tokek, Sugiyanto (38), asal Desa Tegalsiwalan, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo menuturkan, jika dalam setiap bulannya bisa menghasilkan sebanyak 3.000 tokek yang dikeringkan.

"Omset setiap bulannya rata-rata sampai 3000 tokek," ungkapnya saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Sabtu (8/5/2010).

Tokek tersebut, dia dapat dari para penjual yang nyetor kepadanya. "Penjualnya sudah ada. Mereka nyetor kesini seharga Rp 1.600 sampai Rp 1750 per-ekor dengan panjang 13 cm sampai 30 cm," cerita Sugiyanto.

Tokek hidup itu kemudian dibelah jadi dua. Kemudian didiamkan dalam alat pengopenan selama sehari semalam. Sebelum diopen, tokek yang sudah mati dibelah menjadi dua itu lalu dijepit dengan sebuah kawat penjepit. "Semua isi dalam perut tokek dibuang. Jadi tinggal badannya saja," terang dia.

Setelah badan tokek itu kering, lalu dijual seharga Rp 3.500 sampai Rp 4.000 sepasang. "Jadi kita jual sepasang, bukan perekor lagi," tambahnya lagi.

Dia menceritakan, para pengrajin tokek lokal itu menyetornya kepada salah seorang pengepul yang juga berada di Probolinggo. Setelah itu, dendeng tokek (kering,red) itu dipasarkan ke luar negeri.

Untuk menjadi pengrajin tokek, Sugiyanto harus mengeluarkan modal sebesar Rp 20 juta. "Semakin besar modal yang kita keluarkan, semakin besar pula omset yang kita dapat," katanya.

Berburu Tokek Hingga Keluar Daerah

Berburu hewan tokek rata-rata memang berasal dari warga Desa Tegalsiwalan, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo. Berburu tokek bagi warga setempat, seolah sudah menjadi mata pencaharian untuk menghidupi keluarganya.

"Mereka berburu tokek bahkan sampai keluar daerah, seperti Madura, Banyuwangi, Jember dan lain sebagainya," ujar Sugiyanto.

Para pemburu tokek itu, menurut dia, dibiaya oleh para pengrajin atau pengusaha tokek sendiri. Mereka dikirim keluar daerah untuk melakukan perburuan. "Mereka perginya diantar, begitu hasil buruannya dapat banyak mereka pulangnya dijemput," katanya.

(bdh/bdh)

Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/05/08/113721/1353462/475/mengintip-proses-pengeringan-tokek-di-probolinggo

SMP Negeri Banyak Sumbang Ketidaklulusan

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Hasil ujian nasional (unas) utama tingkat SMP/MTs telah diumumkan kemarin (7/5). Di Kota Probolinggo beberapa SMP negeri justru menyumbang jumlah murid tak lulus unas utama (harus mengikuti unas ulang) yang tidak sedikit.

Total ada 198 siswa SMP/MTs di Kota Probolinggo yang tak lulus unas utama. Selain itu ada 89 peserta lagi yang harus ikut unas ulang karena beberapa faktor. Di antaranya, tidak ikut unas utama untuk beberapa mata pelajaran (mapel).

Yang patut jadi catatan, ada beberapa SMP negeri di kota mangga ini yang memberi kontribusi tidak kecil untuk jumlah ketidaklulusan unas utama. Sebut saja SMPN 8 yang ada 44 muridnya harus mengikuti unas ulang. SMPN 6 menyumbang 34 murid tak lulus unas utama. SMPN 3 menyumbang 31 murid tak lulus unas utama.

Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani mengatakan walaupun jumlah siswa yang tidak lulus mencapai 198 siswa tapi angka rata-rata di Kota Probolinggo lebih baik dari pada Jawa Timur. Karena baik di tingkat nasional dan Jatim semua nilai menurun.

SMPN 8 memegang rekor soal jumlah siswa yang tak lulus unas utama. "Ada banyak faktor kenapa banyak yang tidak lulus. Bisa karena soal ujian yang terlalu sulit dan grade ujian yang lebih tinggi tahun ini dari pada tahun lalu. Selanjutnya, ya kami berharap semoga bisa lebih baik," tutur Maksum kepada Radar Bromo.

Selain banyak menyumbang angka ketidaklulusan unas utama, soal ranking nilai unas SMP negeri di Kota Probolinggo tahun ini juga kalah oleh SMP swasta. SMPK Mater Dei berhasil menempatkan dua muridnya sebagai peraih nilai unas tertinggi di jajaran ranking lima besar di kota. Keduanya adalah Fendy dan Yoseph yang sama-sama meraih nilai unas 38,10.

Ini rada berbeda dengan di Kabupaten Probolinggo. Jajaran peraih nilai unas tertinggi masih banyak didominasi murid-murid dari SMP negeri. Di ranking lima besar, nama Savira Darmayanti dari SMPN 1 Kraksaan menduduki urutan pertama dengan nilai unas 37,85.

Disusul Winggar Palupi dari SMPN 1 Gending dengan nilai 37,80. Berikutnya A. Wildan Al Azis dari SMPN 1 Leces dengan nilai 37,75. Lalu Ikin Fathoniah dari SMP Taruna Dra Zulaeha Leces menyeruak masuk ranking empat dengan nilai 37,50.

Urutan kelima ada Ayu Yolandha dari SMPN 1 Kraksaan dengan nilai 37,40.

Sedangkan untuk kategori MTs di Kabupaten Probolinggo, tahun ini benar-benar menjadi milik MTs swasta. Di kategori individu maupun swasta peringkat 10 besar didominasi oleh murid dari MTs swasta.

Ada nama Ferial dari MTs Zaha Genggong berhasil menjadi yang terbaik dengan nilai total 36,90. Disusul Inayati dari MTs Walisongo 2 dengan nilai total 36,25 dan Novidatur Rohmah di peringkat ketiga dengan nilai total 36, 25.

Diketahui angka kelulusan siswa MTs mencapai 97,91 persen. Dari 5.464 peserta unas, 112 diantaranya dinyatakan tidak lulus atau harus mengulang, bukan 212.

Atas apa yang terjadi dengan hasil unas untuk SMP di daerahnya, Dispendik Kabupaten Probolinggo berjanji akan melakukan evaluasi. Termasuk sampai adanya 720 siswa yang tak lulus unas utama alias harus mengikuti unas ulang.

"Secara keseluruhan tahun ini memang terjadi sedikit penurunan dibanding tahun lalu. Hal ini akan menjadi evaluasi kami kedepan agar tahun depan hasilnya lebih baik lagi," kata Mar Quirinus, kasi SMP Dispendik Kabupaten Probolinggo kemarin.

Pengumuman, Deg-degan

Sekolah punya kewenangan mengemas pengumuman kelulusan dengan caranya sendiri. Di SMPN 5 Kota Probolinggo, misalnya, kemarin semua siswa diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa Timur. Lelaki memakai kostum seperti Kang, sementara siswa perempuan berkebaya.

Meski belum ada pengumuman resmi dari sekolah, seluruh siswa kelas 3 (IX) nampak begitu antusias. Mereka dikumpulkan di aula sekolah. Entah bagaimana jadinya jika sudah berdandan nyatanya tidak lulus sekolah.

"Tetap harap-harap cemas ya dan berdoa. Itu hanya dugaan sementara (informasi bahwa siswa SMPN 5 lulus 100 persen). Hasil unas masih tertutup dipegang oleh wali kelas masing-masing," kata seorang guru. Kontan mendengarkan kabar tersebut membuat 175 siswa yang didampingi wali murid, makin deg-degan.

Serangkaian acara diikuti oleh siswa sebelum pengumuman kelulusan di masing-masing kelas. Misalnya pengumuman 10 siswa peraih nilai unas tertinggi di SMPN 5. Sepuluh siswa berprestasi itu mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah Hartono. Tangis haru mewarnai pengumuman tersebut. Sejumlah wali murid menangis mengetahui anaknya meraih nilai tinggi dan lulus.

Pengumuman kelulusan juga diisi dengan live music dari band SMPN 5. Meski belum tahu apakah mereka lolos, siswa SMP yang bakal jadi abu-abu putih itu menikmati musik dan berjoget di depan panggung. Memakai pakaian adat tidak menghalangi kebahagiaan mereka.

Kepala SMPN 5 Hartono mengatakan, sebelum diketahui hasil unas, pihaknya merasa optimis jika anak didiknya bakal lulus 100 persen. Karena sekolah telah memberikan persiapan mental dalam keseharian anak-anak ketika di sekolah.

Jauh-jauh hari telah dihimbau jika kelulusan tidak harus dengan corat coret atau konvoi. "Baju sekolah milik anak-anak nanti bisa dikumpulkan dan disumbangkan kepada yang membutuhkan," katanya.

Memakai pakaian ada lebih dipilih untuk pengumuman, lanjut Hartono, sebagai kepedulian terhadap budaya Indonesia. "Alhamdulillah tahun ini SMPN 5 lulus 100 persen. Untuk tingkat kota, nilai SMPN 5 di peringkat 5. Adien Yunarta dengan nilai 37,55," terang Hartono. (fa/mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tentang Sanarip, Warga Paiton Probolinggo dengan Koin Kuno Temuannya

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
Ditawar Rp 10 Ribu, Ditolak, sampai Diistikharai

Selasa (4/5) lalu Sanarip mendapat kejutan. Warga Desa Randutatah, Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo itu menemukan puluhan koin kuno saat menggali tanah di halaman rumahnya untuk bibit tembakau. Lalu apa yang dilakukannya pada koin tersebut?

ABDUR ROHIM MAWARDI, Paiton

---

Rumah Sanarip sederhana saja. Di bagian depan rumah ada toko kecil tempat Misnaya, 35, istri berjualan beragam jajanan dan minuman anak-anak. Di rumah itu Sanarip tinggal bersama istri dan dua anaknnya.

Adalah Rahmad dan Umar Falas, dua anak Sanarip. Rahmad sudah berkeluarga. Sedangkan Umar Falas baru lulus SMP.

Sanarip sehari-harinya bekerja sebagai nelayan. Di sela pekerjaan itu, ia juga nyambi jadi buruh tani. Dengan pekerjaan itulah Sanarip menghidupi keluarga, termasuk menyekolahkan anaknya.

Rahmad hanya sampai lulus SMP. Umar Falas selepas lulus SMP, terancam tak bisa melanjutkan ke tingkat SMA. Alasannya sama. Sanarip tak punya cukup duit. "Penghasilan pas-pasan, Mas," tutur Sanarip saat ditemui Radar Bromo pada Rabu (5/5) lalu.

Pada Selasa (4/5) lalu, Sanarip mendapat kejutan. Ia menemukan puluhan koin kuno. Tapi, rasanya itu juga tidak bakal sampai mengubah kehidupannya.

Ceritanya, Selasa itu sekitar pukul 09.00 Sanarip hendak menanam bibit tembakau. Untuk keperluan itu, Sanarip harus mencangkul sebagian tanah di halaman rumahnya.

Belum luas galian tanah yang dicangkul. Tiba-tiba cangkulnya membentur sebuah benda logam. Setelah dicek oleh Sanarip dan putranya, Rahmad, benda logam tersebut ternyata koin kuno.

Awalnya Sanarip dan Rahmad menemukan 14 koin. Namun sore harinya, mereka berdua melakukan penggalian lagi. Ternyata, mereka malah menemukan koin yang lebih banyak. Mereka menemukan sejumlah total 42 koin.

Setelah diamankan, banyak tetangga yang tertarik untuk melihat koin-koin itu. Mereka mengerubungi koin, dan bergantian memegang. Karena lengah, ada 2 koin hilang. Tapi, yang hilang itu justru 2 koin yang paling tua, yakni bertulis tahun 1724. "Mungkin ada yang suka, lantas diambil. Ndak bilang-bilang," ujar Sanarip.

Meski hilang dua biji, namun Sanarip tidak begitu mempersoalkan. Menurut Sanarip, dirinya berpegang pada kepercayaan orang kuno. Yakni kalau memang miliknya, barang yang hilang pasti kembali ke pemilik sebenarnya. Sebaliknya, jika tidak berjodoh, maka barang itu akan hilang. Meskipun sudah dimiliki secara sah. "Kalau hilang ya sudah," ujar Sanarip.

Sanarip mengaku tidak tahu koin-koin itu akan diapakan. Namun atas saran familinya, Sanarip akan menyimpan koin-koin tersebut. "Khawatir kena rayu orang agar dijual," ujarnya polos.

Sanarip mengatakan, halaman rumahnya itu setiap tahun selalu dipakai untuk tempat penyemaian bibit tembakau. Selama itu, Sanarip tidak pernah menemukan hal-hal aneh dan mencurigakan. Namun untuk tahun ini, dirinya menemukan koin-koin kuno tersebut. "Aneh dan mengherankan, Mas. Tapi ini saya anggap rezeki," ujar Sanarip.

Mengapa demikian? Sanarip mengakui dirinya berpikir untuk menjual koin-koin itu. Hanya saja Sanarip ragu. Sebab, Sanarip mengaku tidak tahu berapa harga masing-masing koin.

Menurut Sanarip, dari 42 koin yang ditemukan, ada sekitar 5 jenis uang. Sementara dilihat dari bentuk fisik terdapat 3 jenis uang. Yakni besar, sedang, dan kecil.

Sanarip bercerita, ada tamu yang datang dari tetangga desa untuk melihat koin itu. Lalu tamu tersebut menawar membeli salah satu koin dengan harga Rp 10 ribu. Kontan Sanarip menolak.

Ia memilih tetap akan menyimpan dulu koin-koin tersebut. Setidaknya sampai ia tahu betul berapa harga jual koin itu yang benar-benar layak di pasaran barang kuno. "Mesti hati-hati, Mas," ujar Sanarip.

Yang pasti, Sanarip sempat menitipkan 3 buah koin temuannya pada salah seorang tetangganya. Si tetangga itu dipercaya Sanarip untuk mencari tahu kisaran harga koin tersebut.

Sanarip sangat berharap pada koin-koin temuannya itu. Selain minta tetangganya mencari tahu harga jual koin, Sanarip mengaku juga akan melakukan istikharah tentang temuannya itu. "Datangnya koin ini gaib. Untuk jalan keluarnya juga harus gaib," ujarnya. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157225

Kompos Naik, Pengguna Sedikit

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
KRAKSAAN - Produksi kompos Kabupaten Probolinggo sejauh ini meningkat signifikan. Meski demikian, pengguna kompos tidak banyak. Sebabnya, banyak petani yang belum percaya pada kualitas kompos.

Padahal dari data yang dimiliki Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Probolinggo, tahun lalu kualitas kompos kabupaten menduduki peringkat keenam terbaik se Indonesia. Hasil itu menurut Kabid Kebersihan, BLH kabupaten Hendry Atmoko dinilai dari beberapa segi. Yakni, tingkat penanganan, proses dan hasil kompos. "Ini cukup membanggakan," ujar Hendry.

Lebih jauh Hendry mengatakan, produksi kompos Kabupaten Probolinggo mencapai angka signifikan. Pada 2009 mencapai 35.886 kilogram. Kompos tersebut merupakan hasil olahan dari 94.571 kilogram sampah pasar. "Sementara pemakaiannya mencapai 24.390 kilogram," lanjutnya.

Untuk 2010 kata Hendry, BLH tidak memasang target muluk-muluk. Yang terpenting angka produksi tersebut bisa dipertahankan. "Pengembangannya bertahap," jelasnya.

Hendry lantas membeberkan, sejauh ini kompos digunakan untuk sawah. Karena itu, BLH bekerja sama dengan BPP (badan penyuluh pertanian).

Hal ini dibenarkan Koordinator BPP Kraksaan Abd. Rasyid. Namun kata Rasyid, saat ini petani belum banyak menggunakan kompos. Penyebabnya, karena kompos bukan kategori pupuk seperti disebutkan dalam peraturan pemerintah.

Disebutkan dalam peraturan pemerintah, yang dimaksud pupuk harus berbentuk granule (butiran). "Sedangkan kompos masih berbentuk serbuk," jelasnya.

Kompos sendiri kata Rasyid, bisa ditingkatkan menjadi granule. Namun, belum memungkinkan dilaksanakan tahun ini. Untuk mengubah bentuk serbuk kompos menjadi granule kata Rasyid, sangat dibutuhkan keterlibatan pemkab.

Rasyid menilai, pemkab sendiri sedang berupaya menuju arah tersebut. "Mudah-mudahan ada tindak lanjut dari pemkab untuk anggaran tahun depan," katanya.

Sementara Kepala BLH kabupaten Dewi Korina menegaskan, sampah pasar bukan tidak bisa diambil manfaatnya. Karena itu, dia minta agar sampah pasar tidak dibuang sembarangan. "Jangan dibuang. Lebih baik diolah menjadi kompos," katanya.

Proses pengolahannya menurut Dewi, melalui ke rumah kompos di Desa Sumberlele, Kraksaan. Di rumah kompos tersebut, sampah pasar diolah menjadi kompos. "Jadi manfaat sampah tersebut masih ada," ujar Dewi.

Dewi menjelaskan, pihaknya memang memberikan perhatian pada pengelolaan kompos. Karena menurut Dewi, ada dua hal yang bisa diperoleh. Yakni manfaat ekologis dan ekonomis. Secara ekologis, yakni bisa mengurangi jumlah sampah. Secara ekonomi, karena produksi kompos bisa dijual dan dimanfaatkan.

Namun Dewi lebih jauh mengatakan, saat ini fokus perhatian BLH adalah memaksimalkan manfaat ekologis. "Efeknya lingkungan menjadi lebih bersih dari sampah," ujar Dewi.

Sebab menurutnya, belum semua pasar di kaupaten menyalurkan sampah ke rumah kompos. Dewi mengatakan, ada 22 pasar di Kabupaten Probolinggo. Namun, hanya beberapa yang menyalurkan sampahnya ke rumah kompos. "Selanjutnya akan kita lakukan pendekatan pada pengguna pasar. Agar sampah pasar bisa disalurkan ke rumah kompos," ujar Dewi. (eem/hn)

Sumber: http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4603951795410269508

Undang Wali Siswa, Simpan Kunci Motor

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
Pengumuman Kelulusan SMP Sepi

KRAKSAAN - Kemarin (7/5) merupakan pengumuman hasil ujian nasional (Unas) utama tingkat SMP/MTs. Namun, kondisi bertolak belakang dengan pengumuman serupa untuk tingkat SMA/MA. Tidak ada kegiatan atau perayaan menonjol yang dilakukan siswa.

Ini terlihat pada siswa SMPN 1 Kraksaan. Sekolah melarang siswa kelas IX masuk. Sebagai gantinya, sekolah mengundang wali murid untuk menerima hasil pengumuman Unas utama itu. Praktis, tidak ada kejadian mencolok di sekolah yang hampir semua siswanya lulus itu. Hanya seorang siswa yang tidak lulus.

Kepala SMPN 1 Kraksaan Kholis Hasyim mengatakan, hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan. Sebab menurutnya, kelulusan biasanya dimanfaatkan siswa untuk berpesta. Mulai corat-coret baju, hingga bersepeda di jalan raya. "Hal itu merusak mental siswa," katanya.

Sekolah lantas mengganti budaya itu dengan cara lain. Yakni, menganjurkan siswa kelas IX untuk menyumbangkan baju seragam. Baju-baju tersebut menurut Kholis bukan untuk siswa SMPN 1 Kraksaan saja. Melainkan untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan baju. "Dengan tidak dicorat-coret, manfaat baju tersebut bisa dilanjutkan," tuturnya.

Sementara itu di SMPN 2 Paiton, siswa melihat langsung hasi Unas utama untuk mereka. Bedanya, di sekolah itu siswa lebih dulu diberi brainstorming. Siswa dikumpulkan di musala sekolah dengan pakaian serba putih. Lengkap dengan kopyah putih.

Siswa datang pukul 08.00 WIB. Mereka langsung menuju musala. Sejenak duduk, sekolah lantas mengajak siswanya untuk salat dluha. Setelah salat dluha, siswa diberi pemahaman tentang kelulusan mereka.

Pihak sekolah lantas meminta agar siswa yang membawa motor menyerahkan kunci kendaraannya pada sekolah. Selanjutnya sekolah minta agar kunci kendaraan tersebut diambil oleh orang tua masing-masing siswa. "Jumlahnya sekitar 10 sepeda motor," ujar Waka Kesiswaan SMPN 2 Paiton Suhariyanto

Menurut Suhariyanto, hal itu dimaksudkan agar siswa tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Acara di SMPN dengan seorang siswa tidak lulus tersebut berlangsung cukup tertib. "Kami menjaga agar siswa tidak berpesta yang sia-sia," tambahnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157221

Tak Siap, Musda KNPI Ditunda

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
KRAKSAAN - Karena terkendala persiapan, musyawarah daerah (Musda) KNPI Kabupaten Probolinggo ditunda. Kepastian tersebut disampaikan oleh sekretaris panitia Mahdi, kemarin (7/5).

Menurut Mahdi, Musda ditunda karena beberapa hal. Yakni, panitia merasa waktu pelaksanaan terlalu mepet. Sehingga, Musda tidak mungkin dilaksanakan segera. Selain itu, panitia merasa konsep pelaksanaan Musda perlu dimatangkan. "Jika dipaksakan, khawatir banyak kekurangan di sana-sini," terangnya.

Dengan penundaan itu kata Mahdi, panitia memiliki banyak waktu untuk persiapan. Keputusan untuk menunda Musda sendiri dilakukan dalam rapat internal panitia dan seluruh PK KNPI. "Jadi penundaan dilakukan secara prosedural," lanjutnya.

Sekedar informasi, Musda KNPI sedianya akan dilaksanakan pada Jumat (7/5). Namun karena beberapa kekurangan, akhirnya Musda ditunda. Selanjutnya Mahdi menyampaikan, musda akan dilaksanakan 15-16 Mei.

Lokasinya seperti rencana semula. Yakni di rumah makan Kampung Kita, Desa Condong, Gading, Kabupaten Probolinggo. "Yang diubah hanya tanggal pelaksanaan saja," ujar anggota DPRD Provinsi Jawa Timur ini.

Menyikapi penundaan tersebut, salah satu kandidat Abdul Qomar menyatakan, penundaan tidaklah berpengaruh. Qomar mengatakan, penundaan tersebut tidak merugikan, maupun menguntungkan kandidat. Khususnya dirinya. "Mungkin tertunda, karena masalah teknis. Saya positive thinking saja lah," ujar Qomar.

Namun Qomar mengatakan, akan lebih baik kalai musda segera dilaksanakan. Sebab, PK KNPI dan OKP yang mendukung dirinya bisa fokus memilih. "Artinya dukungan pada saya tidak digembosi oleh calon lain," tuturnya.

Menurut Qomar,, dukungan pada dirinya sudah cukup kuat saat ini. Efek penundaan bisa membuat pendukungnya terpengaruh bujukan dari kandidat lain untuk memilih. "Suara tersebut akan saya usahakan bertahan," katanya.

Calon ketua lainnya Siswanur Arifin berpendapat berbeda dengan Qomar. Menurut Siswanur, penundaan tersebut akan menguntungkan dirinya. Menurutnya, penundaan tersebut akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menggalang suara tambahan. "Ada tambahan waktu untuk mencari tambahan suara, " terangnya.

Pendapat senada dilontarkan Amin Haddar, calon lain. Amin mengatakan, dukungan pada dirinya memungkinkan bertambah dengan penundaan tersebut. Amin berasumsi, penundaan tersebut memberi waktu baginya untuk menggalang kekuatan yang lebih solid. "Proses lobi butuh waktu. Penundaan ini sangat menguntungkan," ujar Amin. (eem/hn)

Source: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157220

Kejurnas di Bali, Target 2 Emas

[ Sabtu, 08 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonasia (PABBSI) Probolinggo memasang target tinggi dalam dua kejuaraan binaraga yang bakal diikuti dalam waktu dekat. Tak tanggung-tanggung, PABBSI menargetkan dua emas untuk tiap event tersebut.

Event terdekat yang bakal diikuti PABBSI adalah kejurnas open di Bali, 29-30 Mei. Dalam even tersebut PABBSI menurunkan lima atlet binaraganya. Tetapi, dari lima nama yang diturunkan, PABBSI hanya menargetkan dua emas.

"Tiga atlet lainnya masih belum mempunyai pengalaman. Keikutsertaannya hanya untuk menambah jam terbang," kata Ali Muchtar, ketua PABBSI Probolinggo Kamis (6/5) lalu.

Dua nama yang digadang-gadang mampu menyumbangkan emas adalah atlet andalan Suwito yang berlaga di kelas 75 kg dan Hasan Husen alias "Black" yang berlaga di kelas 65 kg. Kedua atlet ini memang mempunyai reputasi yang cukup lumayan.

Suwito misalnya, saat ini ia tercatat sebagai best of the best dalam kejurda binaraga Jatim 2009 lalu yang digelar di Surabaya. Sementara black merupakan juara ketiga kejurda Surabaya dan juara pertama kejurda Jember.

Menurut Ali Muchtar, saat ini persiapan atlet-atletnya sudah cukup. "Sudah latihan keras. Jelang 3-4 hari sebelum bertanding nanti akan dilakukan diet ketat untuk keringkan badan," bebernya.

Kedua atlet andalan PABBSI tersebut nampaknya juga tak sabar ingin berlaga di kejurnas tersebut. Saat ditemui di tempat latihan Max Gym fitness center Kamis itu, Suwito dan Black tampak bersemangat melahap porsi latihan rutinnya.

Suwito kepada Radar Bromo mengaku saat ini hanya fokus mempersiapkan diri jelang kejurnas tersebut. "Pokoknya sudah siap lah," ujarnya sambil tersenyum.

Saat ditanya calon lawan yang kuat, Suwito memprediksikan bakal datang dari atlet-atlet Jakarta. "Di Jakarta itu semua fasilitasnya lengkap. Jadi atletnya juga bagus-bagus," kata Suwito.

Usai menyiapkan diri untuk kejurnas, atlet binaraga bakal langsung digenjot lagi untuk persiapan Kejurda Surabaya pada 29-30 Mei mendatang. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157204

Simulasi Musrenbang 2010

MUSRENBANG Tahun 2010 adalah dalam rangka menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2011 dengan tahapan sebagai berikut :

  • Musrenbang Kelurahan dilaksanakan pada bulan Januari 2010;
  • Musrenbang Kecamatan dilaksanakan bulan Februari 2010 sebelum Musrenbang Kabupaten dan Kota;
  • Musrenbang Kota dilaksanakan pada bulan Maret 2010;
  • Rapat Koordinasi Pusat (Rakorpus) RKP Tahun 2011 dilaksanakan pada akhir bulan Februari 2010;
  • Musrenbang Provinsi dilaksanakan pada bulan April 2010, setelah penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten/Kota dan penyelenggaraan Rakorpus RKP Tahun 2008;
  • Musrenbang Nasional (Musrenbangnas) dilaksanakan pada akhir bulan April 2007, setelah penyelenggaraan Musrenbang Provinsi.

Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Probolinggo Tahun 2010 adalah untuk mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan keterpaduan antara Rancangan Renja SKPD Kota Probolinggo Tahun 2011 dan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Probolinggo Tahun 2011, dalam upaya pencapaian sasaran prioritas pembangunan pada tahun 2011

Pembagian Bidang

Musrenbang Kecamatan dan Kota Probolinggo tahun 2010 dikelompokkan menjadi 3 Bidang :

BIDANG EKONOMI

BIDANG SOSIAL BUDAYA

BIDANG FISIK PRASARANA

  1. Diskoperindag
  2. Dinas Pertanian
  3. Dinas Kelautan Dan Perikanan
  4. Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata
  5. Badan Pelayanan Perijinan
  6. Bagian Perekonomian Dan Penanaman Modal
  7. Kecamatan Mayangan
  8. Kecamatan Kanigaran
  9. Kecamatan Kedopok
  10. Kecamatan Wonoasih
  11. Kecamatan Kademangan
  12. Kantor Pemberdayaan Masyarakat
  13. DPPKA
  14. BAPPEDA
  1. Dinas Kesehatan
  2. Dinas Pendidikan
  3. Dinas Sosial
  4. Dinas Tenaga Kerja
  5. Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya Dan Pariwisata
  6. Dinas Kependudukan dan Capil
  7. RSUD Dr. Moh. Saleh
  8. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
  9. Badan Kepegawaian Daerah
  10. Bakesbangpol dan Linmas
  11. Inspektorat
  12. Sekretariat DPRD
  13. Kantor Pendidikan dan Pelatihan
  14. Kantor Pemberdayaan Masyarakat
  15. Kantor Perpustakaan Dan Arsip
  16. Satpol PP
  17. Sekretariat KPU
  18. Kecamatan Mayangan
  19. Kecamatan Kanigaran
  20. Kecamatan Kedopok
  21. Kecamatan Wonoasih
  22. Kecamatan Kademangan
  23. Bagian Hukum
  24. Bagian Organisasi
  25. Bagian Pemerintahan
  26. Bagian Umum
  27. Bagian Kesejahteraan Rakyat
  28. Bagian Humas Dan Protokol
  29. Kantor Pemberdayaan Masyarakat
  30. DPPKA
  31. BAPPEDA
  1. Dinas Pekerjaan Umum
  2. Dinas Perhubungan
  3. Badan Lingkungan Hidup
  4. Bagian Pembangunan
  5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
  6. PDAM
  7. Kecamatan Mayangan
  8. Kecamatan Kanigaran
  9. Kecamatan Kedopok
  10. Kecamatan Wonoasih
  11. Kecamatan Kademangan
  12. DPPKA
  13. BAPPEDA


PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2011 :

  1. Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pembangunan Kawasan Selatan;
  2. Percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian dan infrastruktur;

Sumber: http://musrenbang.probolinggokota.go.id/

Pejabat Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Dihadiahi Sapu

Tempo Interaktif, Probolinggo - Pejabat Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dihadiahi sebuah sapu oleh Komunitas Anti Korupsi saat menghadiri sebuah acara di Kejaksaan Tinggi Kota Probolinggo Jumat (7/5).

Sapu yang diterima langsung oleh Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jawa Timur Mulyono ini merupakan simbol agar kejaksaan tinggi melakukan gerakan pembersihan dari jaksa nakal.

Koordinator Forum Masyarakat Anti Korupsi Kota Probolinggo Khofilillah menyebutkan sejumlah tuntutan terhadap Kejaksaan Tinggi Jawa Timur diantaranya mendesak untuk menuntaskan kasus korupsi di Wilayah Jawa Timur khususnya di Kota Probolinggo; menindak tegas oknum jaksa nakal yang menjual belikan hukum; membersihkan mafia hukum di kejaksaan khususnya di Kejaksaan Probolinggo serta menghukum oknum jaksa yang menjadi konsultan hukum calon tersangka yang disidik.

Khofi mengatakan, ada sejumlah perkara korupsi di Kota Probolinggo yang tidak dituntaskan oleh kejaksaan diantaranya kasus Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM). “Sempat dilakukan pengusutan, tapi sekarang berhenti,” katanya.

Sementara itu, Mulyono mengatakan, pihaknya selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja seluruh kejaksaan negeri di wilayah Jawa Timur. “Evaluasi itu dilakukan dua kali dalam setahun,” katanya.

Kalau dalam enam bulan tidak ada program, kata Mulyono, kepala kejaksaan bisa ditendang. Evaluasi itu dilakukan pada pertengahan tahun dan akhir tahun. “Biasanya ketika hari jadi Adhyaksa,” katanya. Terhadap jaksa nakal, Mulyono mengatakan, ada tindakan tegas yang dijatuhkan.

DAVID PRIYASIDHARTA

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/05/07/brk,20100507-246364,id.html

PROBOLINGGO SIAP BANGUN DAERAH LEWAI PARIWISATA DAN AGROPOLITAN

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah menetapkan wilayah Probolinggo sebagai Pusat Kegiatan Wilayah. Artinya, wilayah tersebut berpotensi sebagai simpul transportasi dan simpul kegiatan industri maupun jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Selain itu, wilayah ini juga memiliki potensi yang besar terutama di sektor pertanian dan pariwisata. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Probolinggo Tanto Walono menyampaikan hal tersebut dalam pembahasan draft akhir Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Probolinggo di Jakarta (5/5).

Lebih lanjut Tanto menambahkan, Draft RTRW Kabupaten Probolinggo sudah dibahas oleh DPRD dan dinilai telah mengakomodasi muatan-muatan lokal di wilayah tersebut. “Kami harap pemerintah pusat mendukung semangat kami dalam percepatan penyelesaian RTRW Kabupaten Probolinggo”.

Saat ini Direktorat Penataan Ruang Wilayah II (Jawa dan Bali) sedang melakukan pembinaan terhadap penyusunan RTRW Kabupaten Probolinggo. Pembinaan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Peningkatan Penataan wilayah yang meliputi bimbingan teknis penyusunan RTRW kabupaten, RDTR ibukota kabupaten, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan sinkronisasi program pembangunan. RTRW Kabupaten Probolinggo ini nantinya akan dijadikan contoh perwujudan tata ruang sebagai basis pembangunan wilayah di Jawa dan Bali, papar Kasubdit Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Provinsi dan Kabupaten, Suryaman Kardiat yang mewakili Direktur Penataan Ruang Wilayah II.

Kabupaten yang pada tahun 2009 mendapat penghargaan dari Menteri Kehutanan terkait upaya pengembangan hutan rakyat ini mantap mengangkat sektor pertanian dan pariwisata dalam pembangunan wilayahnya. Potensi wisata utamanya adalah Gunung Bromo yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dalam RTRW Kabupaten Probolinggo, kawasan suku Tengger yang ada di wilayah tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya. “Kami menyadari bahwa kami harus melestarikan kawasan tersebut, baik dari sisi lingkungan maupun budaya”, ungkap Tanto.

Untuk sektor pertanian, kabupaten ini berencana mengembangakan dua sentra agropolitan masing-masing di Gading dan Tongas. Menanggapi hal tersebut, Kasubdit Pedoman Penataan Ruang Cut Safana menyampaikan bahwa agropolitan hendaknya dapat dikembangkan lebih progresif dan jelas penahapannya selama 20 tahun perencanaan supaya pengembangan kawasan-kawasan tersebut benar-benar dapat dipetik manfaatnya oleh masyarakat di kemudian hari.

Selain itu ia juga berpesan, RTRW kabupaten yang baik harus disusun secara lebih operasional karena di kemudian hari bisa saja digunakan sebagai acuan perizinan terutama apabila wilayah tersebut tidak memiliki Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). “Oleh Karena itu, perumusan rencana struktur dan pola ruang harus dapat dijabarkan ke dalam indikasi program yang logis dan realistis”, tegasnya.

RTRW Kabupaten Probolinggo termasuk yang diamanatkan untuk segera selesai tahun 2010 menurut Inpres No. 1 Tahun 2010. “Mudah-mudahan dengan adanya inpres dapat didukung untuk percepatan penyelesaiannya. Terutama mengingat bahwa RTRW tersebut sudah dibahas oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah dan DPRD”, ujar Tanto. (wrd/ibm)

Pusat Komunikasi Publik

Sumber: http://www.pu.go.id/index.asp?site_id=001&news=ppw070510sw.htm&ndate=5/7/2010%2010:08:10%20AM