Selasa, 20 Juli 2010

Ke Jakarta, SPSKL Temui Dirut

[ Sabtu, 17 Juli 2010 ]
Buntut Tak Produksinya PTKL

LECES - Mandeknya produksi di PT Kertas Leces (PTKL) selama dua bulan terakhir membuat karyawan PTKL resah. Kemarin (15/7), perwakilan Serikat Pekerja Sejahtera Kertas Leces (SPSKL) ke Jakarta untuk menemui direktur utama (dirut) PTKL.

Ketua SPSKL Imam Suliono mengatakan, dirinya beserta tiga aktivis SPSKL ke Jakarta dengan membawa beberapa misi. Yang utama, yakni menemui dirut PTKL untuk membicarakan masa depan perusahaan.

"Kami menghadap dirut untuk meminta jaminan keamanan gaji karyawan. Mengingat, sampai saat ini perusahaan belum melakukan proses produksi," tutur Imam.

Menurut Imam, sejauh ini gaji karyawan cukup normal. Namun bila perusahaan tidak berproduksi terus seperti dua bulan terakhir, maka tidak menutup kemungkinan beberapa bulan ke depan gaji karyawan bakal tersendat.

Karena itulah, SPSKL menurut Imam meminta dirut untuk segera menyikapi masalah tersebut agar tidak berlarut-larut. Sehingga, proses produksi di PTKL bisa kembali normal.

Seperti diberitakan Radar Bromo, selama dua bulan ini proses produksi di PT Kertas Leces (PTKL) terganggu. Penyebabnya, suplai gas dari PGN (Perusahaan Gas Negara) yang menjadi bahan bakar utama PTKL tersendat.

PGN menutup suplai gas ke PTKL bukan tanpa alasan. Penyebabnya, karena Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) minta agar utang PTKL di PGN segera dilunasi. Karena itu sebelum PTKL membayar utangnya, maka PGN tidak akan memberikan suplai gas ke perusahaan plat merah tersebut.

Saat ini utang PTKL ke PGN mencapai sekitar Rp 41 Miliar. PGN sendiri meminta PTKL untuk melunasi utang tersebut atau menyicil. Sebelum permasalahan tersebut beres, maka PGN enggan menyuplai gas ke PTKL.

Sementara PTKL kesulitan melunasi utang tersebut. Kondisi perusahaan plat merah itu juga sedang goyah seiring dengan semakin melonjaknya bahan baku selama beberapa bulan belakangan. Tercatat, harga bahan baku mencapai USD 900 per metric ton.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, SPSKL berencana memanfaatkan kunjungan ke Jakarta untuk menemui kementrian BUMN. "Sesuai dengan usulan Gus Unais (anggota DPR RI), kami akan mendatangi kementrian BUMN supaya bisa melakukan intervensi ke PGN agar masalah kami cepat selesai," tutur Imam.

Di sisi lain, SPSKL juga bakal memanfaatkan kunjungan ke Jakarta tersebut untuk mendatangi gedung DPR RI di Senayan. "Kami juga bakal menemui Komisi VI DPR RI untuk meminta pendapat soal permasalahan yang ada di perusahaan kami. Sekaligus untuk menanyakan perkembangan rencana pembangunan PG (pabrik gula) di Leces," jelas Imam.

Sebagai informasi, PTKL berencana membangun PG di lahannya. Itu bila usulan Serikat Pekerja Sejahtera Kertas (SPSKL) untuk mengajukan pembangunan PG yang jadi satu lokasi dengan PTKL terealisasi.

Usulan SPSKL itu cukup serius. Pada akhir Mei misalnya, perwakilan anggota SPSKL menyampaikan usulan tersebut ke Komisi VI DPR RI dalam rapat dengar pendapat umum di gedung Nusantara 1 Senayan, Jakarta. Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah membahas kemungkinan pendirian PG di lokasi PTKL dan integrasi industri PTKL dengan PG.

Usulan itu dilakukan, karena pada APBN 2010 pemerintah pusat menganggarkan pembangunan 3 unit PG baru dengan total anggaran Rp 4,5 Triliun. Tempatnya belum ditentukan secara spesifik. Cuma akan dibangun dua unit di Jatim dan satu lagi di luar Jawa.

Namun sejauh ini belum ada follow up soal rencana pembangunan PG tersebut. "Kami ingin tanyakan soal kepastian kapan panja gula bakal survei ke Leces," tegas Imam. (mie/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=170278

Tidak ada komentar:

Posting Komentar