Kamis, 03 Juni 2010

Berkas Nanang-Indah Masuk Penuntutan

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Segera Diserahkan ke PN

PROBOLINGGO - Kasus perdin dugaan korupsi dana (perjalanan dinas) DPRD Kota Probolinggo dengan tersangka Nanang Koentjahjono dan Indah Wilujeng Liliawati memasuki babak baru.

Berkas dua tersangka dari perusahaan travel CV Indonesia Makmur (IM) akan diserahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Probolinggo. Paling lambat berkasnya akan masuk PN minggu depan.

"Sudah diserahkan ke penuntut umum. Sekarang penuntut umum masih menyusun surat dakwaan sebelum diserahkan ke PN," ujar Soegeng Prakoso Kasi Pidsus Kejari setempat.

Katanya, jumlah Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang telah ditunjuk oleh Kajari tidak jauh berbeda dengan JPU untuk terdakwa Direktur PT Gilang Wisata Perkasa Miendwiati dan Sekretaris DPRD Abdul Hadi Sawie.

"Berkas dua tersangka ini kami jadikan satu. Jadi, satu berkas ada dua tersangka yang akan disidangkan. Kasusnya kaitan dengan perdin komisi III saja, tersangka mengaku tidak bekerjasama dengan sekwan dan dewan," imbuh Soegeng kepada Radar Bromo.

Dua tersangka Nanang dan Indah saat ini sudah mendekam di sel lapas Kota Probolinggo. Nanang lebih dulu dijebloskan oleh penyidik kejaksaan pada 29 April lalu. Sementara Indah baru ditahan 2 Mei, bersamaan dengan sidang pembacaan tuntutan terdakwa Sawie.

Seperti diketahui, Indah dan Nanang dulu sama-sama mengelola CV Indonesia Makmur yang bergerak di bidang travel. Indah sebagai Direktur CV Indonesia Makmur punya peran penting dalam perusahaannya bekerjasama dengan tersangka Nanang.

Untuk memenangkan tender travel, Nanang pun meminjam nama dua karyawannya mendirikan CV tandingan untuk maju ke lelang pengadaan barang dan jasa. Kedua CV tersebut adalah CV Vira Berlian memakai nama Mujalal sebagai direktur dan Direktur CV Indah Cemerlang bernama Kusumandoko.

Menggunakan tiga CV tersebut, tersangka maju ke DPRD untuk mendapat pekerjaan perdin komisi III ke Jakarta dan Depok. Alhasil, IM berhasil memenangkan tender dan melaksanakan perdin yang berlangsung 4-8 November 2007 silam.

Dari pelaksanaan perdin tersebut tersangka mark up uang penginapan di hotel La Grandeur, yang mestinya Rp 475 ribu menjadi Rp 700 ribu per malam. Total mark up anggaran sebesar Rp 80 juta dari sewa hotel dan memalsukan SPJ (surat pertanggungjawaban). Mendapatkan pekerjaan perdin dewan dibuat seolah-olah ada lelang dengan menggunakan dua CV fiktif sebagai tandingan.

Soegeng menambahkan, beberapa hari setelah ditahan, Indah yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta mengajukan penangguhan tahanan. Tapi, penangguhan itu belum direspons oleh pihak kejaksaan. "Belum kami kabulkan dan belum dipertimbangkan," ujarnya. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162107

Buchori: Ada Bukti, Laporkan ke Polisi

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Buchori: Ada Bukti, Laporkan ke Polisi
Soal Kasus Pengemplangan Beras

PROBOLINGGO - Kabar adanya oknum Bulog Sub Divre VIII Probolinggo ngemplang ratusan ton beras milik mitra (pengusaha) sudah terdengar oleh Wali Kota Probolinggo Buchori. Ia justru menyarankan pihak pengusaha yang merasa dirugikan segera melapor ke polisi.

"Saya dilapori. Sampai di sini, katanya tidak ada kelanjutan. Saran saya, kalau ada bukti, langsung laporkan saja ke polisi. Mereka (Bulog) juga kan pemerintah, bagaimana bisa sampai merugikan masyarakat (pengusaha) seperti itu," ujar Buchori di sela kesibukannya mendampingi wisatawan asal Belanda yang datang ke Kota Probolinggo, kemarin (2/6).

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Didit Adi Wijaya membeberkan ulah oknum Bulog berinisial DY. DY dituding ngemplang beras 108 ton atau senilai sekitar Rp 546.480.000 dan duit cash Rp 75 juta. Korbannya bukan hanya Didit tetapi juga mitra dari Sidoarjo dan Pasuruan.

Pada 2009 lalu Didit dari UD Akas Probolinggo diminta duit sebesar Rp 75 juta oleh DY yang saat itu jadi kepala Gudang Curah Petung Lumajang. Dalihnya, dengan uang itu Didit bakal dijanjikan beras 15 ton. Duit diberikan, beras tak juga datang. Lalu, Didit menitipkan beras 15 ton ke Gudang Curah Petung atas permintaan DY, walaupun tanpa kontrak. Beras sudah masuk, tapi tak juga terbayar.

Sekitar Februari-Maret 2010 ada pemeriksaan dari Bulog Jatim ke gudang di Curah Petung, hasilnya klop. Beberapa hari kemudian giliran Bulog Probolinggo yang mengecek ke gudang yang sama. Ada temuan stok beras kurang sekitar 122 ton.

Untuk menutupi kekurangan itu DY sebagai kepala gudang minta beberapa mitra memasukkan beras, lagi-lagi tanpa surat kontrak. Mitra dari Pasuruan Anshari 41 ton dan Kholiq 8 ton. Sedangkan mitra dari Sidoarjo Uripan 20 ton, Khojin 16 ton dan Sumantri 8 ton.

Hingga saat ini DY masih belum membayar uang beras untuk para mitra tersebut. Merasa dibohongi para korban kemudian meminta pertanggungjawaban ke DY dan Kepala Bulog Sub Divre VIII Probolinggo Nawaf Rudianto. Namun, Didit mengaku dipingpong.

Atas kasus ini Selasa (1/6) lalu wartawan mengonfirmasi Nawaf. Kepala Bulog Sub Divre VIII itu mengaku tidak tahu soal apa yang dilakukan DY dengan Didit. Menurutnya, Didit sudah memasukkan beras secara tidak prosedural dan itu terjadi karena pertemanan antara DY dan Didit.

Sementara itu, Wali Kota Buchori menyampaikan, upaya melaporkan oknum Bulog ke kepolisian tidak ada salahnya. Sebab, pengusaha harus mendapatkan haknya. "Pengusaha juga harus dilindungi. Bagaimana bisa kota menjadi kondusif jika ada yang berulah tidak baik, dan itu instansi vertikal atau horisontal. Ini jelas sudah bertentangan dengan visi misi saya," tegasnya.

Buchori juga menentang keterangan dari Nawaf Rudianto yang mengaku itu urusan pribadi anak buahnya dan Didit. "Kalau bilang pribadi (pertemanan), itu sudah tidak bener. Seret saja yang di bawah. Ya nggak bisa sih. Itu kan berasnya masuk di gudang, ya jadi urusan Bulog. Kecuali kalau berasnya ditaruh di rumah, itu baru pribadi. Sudah tidak sejalan ini," ujar Wali Kota.

Untuk itu, jika pengusaha yang jadi korban memiliki bukti, Buchori menyarankan segera melaporkan ke kepolisian. Supaya ada tindak lanjut dan pertanggungjawaban dari pihak DY dan Bulog.

Menurutnya, pemerintahan dengan semangat otonomi daerah seharusnya berkesinambungan antara pemerintah daerah dengan instansi vertikal. Sebagai wali kota, Buchori merasa perlu memberikan saran karena ulah oknum tersebut bisa menodai image Kota Probolinggo. Terlebih, pengusaha pemasok beras berasal dari berbagai daerah.

Sedangkan Didit Adi Wijaya saat dikonfirmasi kemarin mengaku heran dengan pernyataan Kepala Bulog Sub Divre VIII Nawaf. "Masih belum ada sikap dari Pak Nawaf, tapi kami semua punya barang bukti kalau beras masuk di Curah Petung. Kami ada niatan melaporkan masalah ini ke polisi secara resmi," ungkap Didit yang saat dihubungi kemarin berada di Sidoarjo bersama pengusaha lain yang juga jadi korban. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162091

Dikunjungi Turis Belanda

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Wali Kota Buchori Jadi Guide

PROBOLINGGO - Sejumlah 18 turis asal Belanda kemarin (2/6) menyempatkan diri singgah di Kota Probolinggo. Yang istimewa, kedatangan mereka disambut langsung Wali Kota Buchori, Wawali Bandyk Soetrisno dan sejumlah kepala satuan kerja (satker). Selanjutnya, para turis itu diajak melihat gedung-gedung tua di kota mangga itu.

Rombongan turis negeri kincir angin itu tiba di Kota Probolinggo sekitar pukul 11.30. Dengan menggunakan bus mini, rombongan ini langsung njujug rumah dinas (rumdin) wali kota di Jl Panglima Sudirman. Para turis yang usianya rata-rata sudah tidak muda itu disambut langsung Wali Kota Buchori, Wawali Bandyk Soetrisno dan sejumlah kepala saker.

Komunikasi Wali Kota dengan para wisatatan dijembatani oleh seorang translater bernama Dolfa Apituley. Para turis itu menyatakan tidak menyangka bakal mendapat sambutan luar biasa di Kota Probolinggo.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Buchori mengatakan bertemu dengan rombongan wisatawan Belanda tersebut di salah satu hotel, saat mengikuti acara peringatan hari Pancasila 1 Juni di Blitar. "Saya menyampaikan apa berkenan datang ke Kota Probolinggo. Sebab, banyak bangunan Belanda seperti stasiun, gereja termasuk rumdin ini," kata Wali Kota dalam sambutannya.

Lalu Buchori menjelaskan kondisi Kota Probolinggo. Ketika diinformasikan kalau wali kota Probolinggo pertama adalah seorang Belanda tahun 1920, wisatawan pun bertepuk tangan. Buchori menunjukkan langsung foto Ferdinand Edmond Meyer, wali kota Probolinggo pertama itu.

Cor Lyten, perwakilan rombongan berkata bahwa Jawa merupakan salah satu pulau impian bagi orang Belanda untuk bisa dikunjungi suatu saat. Sebuah mimpi jika bertemu secara pribadi dengan Major (wali kota) apalagi sampai diundang. "Ini seperti mimpi yang tidak akan pernah terjadi," ujarnya.

Di mata mereka, masyarakat di Jawa Timur sangat terbuka, jujur dan apa adanya. "Kota Probolinggo adalah kota yang kondusif, Pak Gubernur sendiri yang bilang. Silakan jika ingin berinvestasi disini," tutur Buchori berpromosi.

Usai sambutan resmi, dilanjutkan ramah tamah dengan menyantap kuliner khas seperti serabi, petulo, ketan, tetel, polo pendem, onde-onde, singkong keju dan minuman pokak. Para wisatawan ini nampak doyan dengan kuliner tersebut, tidak ada makanan yang luput dari santapan mereka. Yang paling mereka cari adalah mangga.

Di sela ramah tamah mereka juga bernyanyi bersama diiringi electon. Dolfa Apituley menceritakan, tujuan tamunya ke Indonesia untuk berkunjung ke Jawa Timur dan Bali. Sebelum di Probolinggo mereka sudah mendatangi obyek wisata di berbagai daerah seperti Blitar dan Gunung Bromo.

Rencananya, setelah mampir di Kota Probolinggo mereka melanjutkan perjalanan ke Glenmore, Banyuwangi lalu ke Bali. "Tamu saya ini berasal dari berbagai kalangan, banyak yang pengusaha. Tetapi ketika mereka sudah berwisata begini, mereka akan melepas semua atribut," terang Dolfa.

Karena mereka suka mangga, Buchori bilang semua mangga yang ada boleh dibawa oleh mereka untuk disantap di bus. Sekalian pisaunya pun diberikan. Ketika Buchori memberikan pisau itu, salah seorang turis malah memberi 1 koin Euro untuk wali kota. Pasalnya, menurut orang Belanda kalau diberi pisau maka harus diganti alias ada barter.

Siang itu, wisatawan menyanyikan lagu berbahasa Belanda yang bertema tentang Surabaya. Karena mereka berada di Kota Probolinggo, kata Surabaya diganti menjadi Probolinggo. "Probolinggo will always in our heart. Especially you, Mr Major and your staf," celetuk Dolfa.

Setelah dari rumdin, wisatawan diajak melihat gedung-gedung tua di kota. Pertama ke gedung suster Santa Perawan Maria (SPM) di Jl Dr Saleh. Demi menunjukkan keseriusannya dalam menyambut wisatawan dan mendongkrak minat pariwisata di Kota Probolinggo, Wali Kota Buchori terus mendampingi tamunya selama berkunjung ke beberapa tempat. Praktis, ia menjadi guide bagi para tamu itu.

Di SPM tersebut, mereka ingin bertemu dengan Suster Adelia Elberste, suster dari Belanda yang sudah menetap selama 60 tahun di Probolinggo. Di usianya yang ke 86 tahun, Sr Adelia masih memimpin yayasan yatim piatu SPM.

Sr Adelia berbagi cerita dengan para wisatawan tentang bagaimana dirinya bisa sampai di Indonesia. Ketika usianya masih sekitar 26 tahun, Sr Adelia dikirim ke Indonesia. Semenjak saat itu ia tidak mau kembali lagi ke Belanda meski keluarganya berada di sana.

"Saya senang di sini. Ada matahari. Saya sangat mencintai Indonesia. Saya senang sekali dikunjungi orang dari negara asal saya," ujar suster senior yang bisa menyanyi lagu Indonesia Raya itu. Bulan ini adalah tahun ke 60 Sr Adelia ada disini. Mengetahui kabar itu wisatawan langsung berdiri dan menyanyikan lagu (seperti hari ulang tahun) untuk Adelia.

Saat di SPM mereka disuguhi dengan jagung manis rebus, pancake, pisang bakar dan tape. Wisatawan dan wali kota berkesempatan berkeliling SPM yang kental dengan bangunan Belanda yang sangat terawat. Misalnya museum SPM, ruangan kerja dan ruang tidur hingga gereja.

Setelah puas berkeliling SPM lokasi berikutnya di Gereja Merah di Jl Suroyo. "Spectacular," ucap seorang turis saat melihat gedung-gedung tersebut.

Sebelum berpisah dengan Wali Kota Buchori, Cor Lyten sempat menyampaikan suatu pesan. Bahwa dengan segala kerendahan hati mereka berterimakasih atas sambutan yang diberikan oleh pemkot. Wali kota pun puas mendampingi dan melihat kegembiraan wisatawan saat berkunjung ke beberapa tempat itu. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162089

Guru SDN Ecer Togel

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Nurwido H, 42, warga Jl Cokroaminoto Kelurahan/Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo ini sungguh bikin malu korp guru. Senin (31/5) lalu guru sebuah SD negeri di kota itu diringkus dan dijebloskan ke sel Mapolsek Mayangan. Pasalnya, lelaki PNS itu disangka mengecer judi togel (toto gelap).

Dari tersangka polisi mengamankan barang bukti berupa handphone (HP), duit Rp 18 ribu dan dua lembar kertas rekapan nomor-nomor togel. "Dalam HP itu, ada juga rekapan nomor-nomor dari penombok," jelas Kapolsek Mayangan AKP Noer Choiri kemarin (2/6).

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, beberapa hari lalu polisi mendapatkan informasi dari masyarakat tentang tersangka yang menjadi pengecer togel. Dari itu polisi bergerak mengumpulkan informasi lebih lengkap. Setelah informasi valid (A1), polisi pun bergerak memburunya.

Nah, pada Senin (31/5) sekitar pukul 14.30, polisi mendapati tersangka berada di sebuah warung di Jl Cokroaminoto. Tepatnya, warung itu berada di sisi selatan SMPN 9. Tak mau buruannya lepas, polisi langsung berusaha menangkapnya.

Tapi, tersangka tidak mau menyerah begitu saja. Nurwido yang seorang guru olahraga itu sempat berusaha melarikan diri. Tak ayal, polisi pun mengejarnya. Aksi kejar-kejaran itu mengundang perhatian warga.

Rupanya, speed lari guru olahraga itu kalah. Sekira 100 meter dari warung tempat tersangka ditemukan polisi, Nurwido berhasil ditangkap. "Dia (tersangka) sempat lari. Alhamdulillah pelariannya bisa digagalkan dan akhirnya tertangkap," ujar Kapolsek.

Menurut data kepolisian, guru yang mengajar di sebuah SD negeri di kecamatan Kedopok itu terhitung sudah tiga bulan terakhir punya pekerjaan sambilan. Yakni jadi pengecer togel.

Tersangka biasa melakukan transaksi dengan menggunakan HP. Rekapan itu selanjutnya dikirim via short message service (SMS) kepada seorang pengepul berinisial Sn. Hanya, sampai saat ini Sn masih belum diketahui keberadaannya.

"Omzetnya, kurang lebih Rp 500 ribu perhari," ujar Kapolsek. Setiap harinya Nurwido mendapatkan 20 persen dari hasil setorannya.

Kini Nurwido terjerat pasal 303 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 10 tahun penjara dan denda Rp 25 juta. "Dia (tersangka), tidak mau memberitahu alasannya apa sampai melakukan itu (menjadi pengecer togel)," ujar Kapolsek. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162088

Sementara, Bukan karena Listrik

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - Kebakaran gudang dan showroom PT Sumbertaman Keramik Indonesia (Saki) di Jl Lumajang Kota Probolinggo, 24 Mei lalu, masih belum ada kepastian soal penyebabnya. Hanya, sementara ini disebutkan kebakaran itu bukan karena arus listrik.

Untuk mengungkap penyebab kebakaran di pabrik keramik tersebut, polresta Probolinggo sudah mengambil beberapa langkah. Dari memeriksa saksi-saksi, melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) sampai menurunkan tim labfor dari Mabes Polri cabang Jatim. Tapi, penyebab pasti kebakaran tersebut juga masih belum diketahui.

Lalu yang baru diketahui, kebakaran yang mengakibatkan kerugian hingga miliaran rupiah itu diduga tidak disebabkan masalah listrik. "Untuk sementara, dari penglihatan awal dari listrik tidak ada," ujar Kapolresta Probolinggo AKBP Agus Wijayanto.

Diketahui, gudang E dan showroom PT Saki terbakar pada 24 Mei lalu. Berikutnya pada 27 Mei tim labfor turun melakukan penyelidikan. Saat itu mereka tidak hanya menyelidiki lokasi kebakaran, tapi juga meminta keterangan dari pihak terkait. Termasuk manager perusahan Sutantio dan kasi gudang Heri Siswanto.

Dari keterangan Siswanto, diketahui gudang E yang juga habis dilalap si jago merah itu menyimpan empat jenis barang. Barang-barang itu, dikemas dalam kurang lebih 10 ribu kardus.

Tumpukan barang di gudang yang terbakar itu tingginya hampir sampai pada atap. Itu pun tanpa celah sedikitpun. Hanya, di tengah-tengahnya ada jalan yang lebarnya diperkirakan 1 meter, yang cukup dilewati dua orang.

Di dalam gudang itu, hanya terdapat empat lampu neon. Dan, empat lampu itu pun jarang digunakan. Penerangan dalam gudang itu, lebih banyak mengandalkan sinar matahari yang masuk melalui jendela. "Lampu itu hanya digunakan kalau langit sedang mendung," ujar Kasi gudang, Heri Siswanto saat itu.

Di sisi timur gedung E, terdapat pengerjaan sebuah kerangka atap gedung. Ada penyambungan besi dengan menggunakan las. Tapi, ada informasi berbeda mengenai adanya pengerjaan kerangka tersebut saat itu.

"Katanya, adanya pengerjaan itu (kerangka bangunan dengan las) pada hari itu (waktu kejadian) tidak ada aktifitas. Sudah sekitar 3-7 hari sebelumnya sudah berhenti," ujar Kapolresta.

Lalu kapan bisa diketahui kepastian penyebab kebakaran pabrik keramik ini? "Kami tidak bisa memastikan. Karena yang mereka teliti adalah abu, dan mereka juga masih melakukan penelitian di daerah lain," jelas AKBP Agus. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162087

Penderita HIV/AIDS Terus Bertambah

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Jatim Terbesar Kedua di Indonesia

PROBOLINGGO- Jumlah positiv HIV/AIDS di Jawa Timur berada di ranking dua terbanyak di Indonesia. Di Kabupaten Probolinggo jumlahnya juga terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dari tahun 2000 sampai 2009 jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo sudah mendapai 75 orang, 35 di antaranya sudah meninggal. Grafik jumlah penderita juga selalu meningkat dari tahun ke tahun sejak 2003.

Dari status pekerjaan, profesi wiraswasta menduduki urutan pertama terbanyak pengidap ODHA (Orang Hidup Dengan HIV/AIDS). Sebanyak 18 orang yang berprofesi sebagai wiraswasta terjangkit virus mematikan tersebut.

Berada di urutan kedua ada ibu rumah tangga yang menyumbangkan 11 orang yang terinfeksi. Ketiga, ada 4 profesi yang sama-sama menyumbang penderita ODHA sebanyak 6 orang. Yakni PNS, penjaja seks, buruh kasar dan karyawan. Sopir dan mahasiswa sama-sama menyumbang 3 orang, petani 2 orang, TNI/Polri, seniman dan pelaut terdapat 1 orang serta lain-lain dan tidak diketahui sebanyak 11 orang.

Banyaknya kasus HIV/AIDS itu membuat pemda merasa perlu memberi penyadaran tentang bahayanya penyakit itu. Kemarin (2/6), Bidang Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Probolinggo menggelar pemantapan pencegahan HIV/ AIDS 2010. Acara tersebut dilaksanakan di ruang Bentar kantor pemkab Dringu.

Dalam acara tersebut, pemkab mengundang perwakilan dari KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Jatim dan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.

Otto Bambang Wahyudi, sekretaris KPA Jatim yang hadir sebagai pembicara menjelaskan tentang ranking Jatim dalam jumlah kasus HIV/AIDS. "Sebenarnya nomor duanya jatuh kepada Jakarta. Tapi karena Jakarta belum memberikan rilis, Jatim sementara ini urutan kedua," katanya.

Dari data KPA, orang yang terjangkit virus HIV/AIDS di Jawa Timur per September 2008 sudah mencapai 3.581 orang HIV positif. Dengan rincian Laki-laki dewasa sebanyak 2.597, wanita dewasa sebanyak 897 orang dan anak di bawah 15 th mencapai 87 orang.

Menurut Otto, laki-laki memang yang paling riskan terjangkit virus mematikan tersebut. "Apalagi lelaki itu mobile dan banyak uang. Maka akan semakin tinggi kemungkinan terjangkitnya virus. Karena cenderung suka jajan," beber Otto.

Meski termasuk daerah dengan angka terbesar penderita HIV/ AIDS-nya, namun menurut Otto bukan berarti Jatim termasuk daerah yang jelek dalam penanganan HIV/ AIDS.

"Sama saja itu membongkar sebuah gunung es. Sebetulnya cukup banyak orang yang terinfeksi, namun yang laporan biasanya masih belum ada separonya," jelas pria berkepala plontos tersebut.

Dalam penanganan HIV/AIDS, sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah populasi kunci yang terdapat empat unsur. Yakni, WPS (Wanita Pekerja Seks), waria, warga binaan (penghuni rutan) dan LSL (laki-laki suka laki-laki). Empat populasi tersebut yang dianggap selama ini berpotensi menularkan HIV/AIDS.

Karena itu pemda setempat harus mendata masyarakat yang telah terinfeksi tersebut. Dengan didata dapat diketahui penyebaran dan antisipasinya. Selain itu pemerangan terhadap HIV juga harus dilakukan all out di daerah-daerah. Otto sedikit menyinggung keberadaan KPA Probolinggo yang saat ini sedang vacum lantaran ditinggal founding-nya.

Menurut Otto, perhatian pemerintah dalam penanggulangan penyebaran HIV/ AIDS masih kurang besar. Buktinya, dalam pemberantasan HIV, anggaran dari pemerintah hanya 30 persen saja, 70 persen sisanya didapat dari founding lembaga luar negeri. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162084

Lusa, Pengumuman Unas Ulangan

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO-Hasil unas ulangan tingkat SMA rencananya bakal diumumkan Sabtu (5/6) lusa. Jadwal itu seminggu lebih cepat dari kabar sebelumnya yang menyatakan hasil unas ulangan bakal dilaksanakan pada 12 Juni nanti.

"Ada kemungkinan dimajukan Sabtu (5/6)," ujar Sukardi Kabid Pendidikan Menengah Dispendik Kota Probolinggo.

Diketahui sebelumnya, di Kota Probolinggo ada 147 siswa yang tidak lulus unas utama. Dari jumlah itu, 46 orang akhirnya mengikuti unas ulangan pada 10 Mei.

Mekanisme pelaksanaan ujian ulangan itu sama persis dengan unas utama. Misalnya, soal yang disajikan juga ada soal A dan soal B. Ada pengawas ruangan, tim pengawas independent (TPI) dan dijaga aparat kepolisian. Tapi, siswa hanya mengikuti ulangan pada mata pelajaran yang gagal saja.

Nah, berkaitan dengan unas ulangan itu, hari ini (3/6) Dispendik kota diundang oleh Dispendik Jawa Timur. Adanya undangan itu, kemungkinan besar berkaitan dengan pengumuman hasil unas ulangan untuk tingkat SMA. "Undangannya besok (hari ini, red) pukul 13.00. Itu terkait dengan pengumuman hasil unas ulangan untuk tingkat SMA, MA dan SMK," jelas Sukardi.

Menurut Sukardi, dimajukannya pengumuman hasil unas itu ada beberapa kemungkinan. Selain karena memang sudah selesai, pemerintah ingin memberi kesempatan lebih panjang kepada para peserta untuk mempersiapkan diri mendaftar di perguruan tinggi negeri (PTN). "Itu bisa jadi, supaya bisa mendaftar di perguruan tinggi negeri," ujarnya.

Kalaupun tidak dimajukan waktu pengumumannya, sebenarnya para siswa itu masih punya kesempatan untuk mendaftar di PTN. Tapi, diperkirakan waktunya akan mepet. Sehingga, dikhawatirkan para siswa itu kurang persiapan. "Kalau dimajukan pengumumannya, mereka punya kesempatan lebih panjang," jelasnya.

Sukardi mengaku, meski hasilnya sudah akan diumumkan pada Sabtu. Sampai saat ini, pihaknya masih belum mengetahui seberapa banyak muridnya yang tidak lulus. Baik tingkat kota maupun tingkat provinsi. "Kami masih belum tahu, rapatnya saja baru besok (hari ini). Mudah-mudahan lulus semua," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162083

Workshop Lagi di Surabaya

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO-Soal agenda kunjungan ke luar daerah, DPRD Kabupaten Probolinggo memang jagonya. Agendanya terus berlangsung dan berkesinambungan dalam rentang waktu yang relatif tidak terlalu lama.

Lihat saja jadwal kunker sebulan terakhir yang cukup padat ini. Pada 28-30 April lalu tim pansus LKPJ menggelar studi banding ke Kediri, selanjutnya pada 6-9 Mei lalu Banmus berangkat ke Malang dan Surabaya. Selanjutnya giliran Banggar (Badan Anggaran) yang mendapatkan jatah kunjungan serupa pada 17-19 Mei lalu.

Usai banggar, komisi D yang berangkat ke Toraja pada 23-27 Mei lalu. Nah, kali ini giliran seluruh anggota dewan yang berangkat bersama-sama ke Surabaya selama empat hari. Agendanya adalah workshop dinamika politik penganggaran dan pertanggungjawaban keuangan daerah.

Rombongan DPRD berangkat kemarin (2/6) sekitar pukul 08.30 dengan menggunakan bus. Rencananya, workshop di Surabaya itu bakal berlangsung selama empat hari. Mereka menginap di hotel Inna Simpang, Surabaya.

Supriati, salah satu anggota dewan mengaku agenda workshop kali ini jadwalnya cukup padat. "Tidak sempat kemana-mana. Kami di sini ini untuk workshop. Tidak tahu kalau pulangnya nanti, mampir-mampir apa tidak," katanya.

Menurut Supriati, workshop tersebut cukup penting untuk pembekalan anggota dewan. Sebab mayoritas anggota dewan periode kali ini rata-rata masih cukup baru, jadi masih butuh banyak pengetahuan soal ketatanegaraan. (mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162082

Tak Boleh Paksa Tanam Tembakau

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]

Petani yang Sawahnya Tak Berpotensi


KRAKSAAN - Menghadapi musim tanam tembakau 2010, Dinas Perkebunan dan Pertanian (DPP) Pemkab Probolinggo melakukan sosialisasi rencana areal tanam tembakau. Salah satu yang ditekankan, yakni petani yang sawahnya tidak berpotensi tidak boleh memaksakan diri menanam tembakau.

Sosialisasi dilakukan di gedung Islamic Center Kraksaan, kemarin (2/6) sekitar pukul 09.30 WIB. Sebagai pilot project, yakni DPP pemkab. "Karena ini masalah lahan kami," kata salah satu peserta.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin beserta sejumlah pejabat pemkab. Juga hadir pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo dan seluruh anggota Komisi B DPRD.

Sosialisasi sendiri difokuskan pada petani tembakau di tujuah kecamatan. Yakni, Paiton, Pakuniran, Kotaanyar, Besuk, Kraksaan, Krejengan, dan Gading. Sebab, kecamatan-kecamatan merupakan lokasi yang direkomendasikan untuk menanam tembakau.

Karena itu, para camat dan kepala desa dari masing-masing kecamatan juga hadir. Tidak ketinggalan, para petani tembakau, pemiliki gudang, blandang dan kelompok terkait. Total jumlah keseluruhan yakni sekitar 700 orang.

Total tahun ini kebutuhan lahan untuk bertanam tembakau seluas 7.923 hektar. Lahan terluas ada di Kotaanyar, yakni 1.820 hektar. Sementara terendah di Kraksaan, yakni 754 hektar saja.

Begitu dibuka, peserta langsung mendapat suguhan presentasi dari Dr. Saraswati, seorang peneliti di lembaga penelitian dan peluruhan radikal bebas, Malang. Menurut Saraswati, tembakau sangat erat kaitannya dengan rokok. Sebab, tembakau adalah bahan bakar rokok. "Bapak-bapak di sini rupanya kebanyakan perokok," tuturnya.

Lebih lanjut dikatakannya, lembaganya telah banyak melakukan penelitian tentang rokok. Menurutnya, di setiap bungkus rokok terdapat peringatan tentang bahaya merokok. Hal itu kata Saraswati, lebih sebagai imbauan. "Saya fokus di penelitian tembakau sajalah," ujarnya.

Selanjutnya Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin dalam sambutannya mengatakan, rokok memang sering diperdebatkan. Bahkan, beberapa kalangan sudah menyatakan rokok itu haram. "Itu fatwa mereka," tutur Hasan.

Namun kata Hasan, rokok sebenarnya memiliki banyak manfaat. Di antaranya, sebagai salah satu pemasukan pajak terbesar ke negara. Karena itu kata dia, fatwa bahwa merokok haram harus dipikirkan ulang. Sebab kata Hasan, efeknya besar. "Saya ini juga perokok," tuturnya disambut tawa hadirin.

Sementar itu Kepala DPP Nanang Trijoko menegaskan, sosialisasi ini memiliki beberapa tujuan. Yakni, mengantisipasi dan menjembatani masalah antar petani dan gudang.

Selanjutnya kata Nanang, agar terjadi keseimbangan antara supply dan demand (penawaran dan permintaan). Itu perlu dilakukan agar tidak terjadi over produksi. Sebab akibatnya akan sangat merugikan. Yakni, jatuhnya harga tembakau.

Sementara setiap tahun dikatakannya, produksi tembakau terus meningkat. Tembakau Probolinggo bahkan merupakan komoditas perkebunan unggulan. Nilai ekonomis tembakau sangat tinggi. Hal itu membuat animo petani untuk menanam tembakau cukup tinggi.

Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah produksi tembakau, DPP sudah menetapkan batas produksi. Artinya kata Nanang, petani yang sawahnya tidak berpotensi tidak boleh memaksakan diri untuk menanam tembakau.

Sebab jika produksi semakin meninggi, maka harga tembakau akan turun. "Agar tidak menyesal di kemudian hari," ujar Nanang. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162081

Siswa SMKN Buat Robot Line Follower

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Bisa Berjalan Ikuti Garis Hitam

KRAKSAAN - Kreativitas Billi Fery Fauzi, 16, siswa SMKN 2 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mengundang decak kagum. Remaja itu berhasil merakit sebuah mobil. Tentu saja mobil mainan. Namun bukan sembarang mainan. Sebab, mobil yang dirakit Billi bisa berjalan mengikuti garis hitam.

Ketika ditemui Radar Bromo di sekolahnya, kemarin (2/6) Billi sedang berada di ruang laboratorium teknik elektronika industri (TEI). Dia lantas menunjukkan prinsip kerja mobil tersebut. Meskipun masih berbentuk kerangka. "Masih belum di-body, Mas," ujar siswa kelas XI jurusan TEI ini.

Billi mengatakan, mobil tersebut dibuat tiga hari saja. Ide pembuatannya berangkat dari prinsip gerak tank militer. Mobil dengan ukuran 15x10 centimeter tersebut oleh Billi dinamakan robot line follower. "Karena ikut garis warna hitam itu, saya namakan demikian," terangnya.

Untuk memperlihat cara kerja mobil itu, Billi memasang isolasi hitam dengan rute berbelok-belok. Ibaratnya rute atau jalan sebuah mobil. Isolasi itu dipasang di sebuah white board (papan tulis putih). "Sebab mobil ini peka pada warna hitam," lanjutnya.

Billi lantas menghidupkan mobil tersebut. Selanjutnya, mobil tersebut dibiarkan berjalan di atas papan itu. Dan betul saja. Sesuai dengan namanya, mobil itu berjalan mengikuti rute yang telah dipasang Billi.

Yang menarik, mobil tersebut tidak keluar dari jalur yang dipasang. Mengapa? Menurut Billi penyebabnya karena, "Di bagian bawah mobil, ada sensor pendeteksi warna."

Meski terkesan rumit, dijelaskan Billi, perangkat-perangkat yang digunakan untuk merakit mobil itu cukup sederhana. Bahkan, biaya yang dihabiskan tidak banyak. "Cuma Rp 20 ribu. Tapi tidak dengan baterai," terangnya.

Sementara Kepala Jurusan TEI Agung Siswanto mengatakan, ada tiga perbedaan yang membuat mobil buatan Billi unik. Yakni, kreatifitas rangkaian, speed (kecepatan), dan sensitifitas. Hal itu kata Agung dimiliki mobil buatan Billi. "Kemampuannya mendekati sempurna," jelas Agung.

Sedangkan Kepala SMKN 2 Kraksaan Hariyadi menuturkan, kemampuan Billi tersebut cukup membanggakan. Sebab, di Kabupaten Probolinggo belum ada siswa yang membuat mobil mainan semacam itu. "Mungkin ada. Tapi tingkat mahasiswa," ujar Hariyadi.

Karena itu kata Hariyadi, karya Billi akan diikutsertakan dalam lomba tingkat provinsi. Hariyadi yakin, Billi bisa mengharumkan nama Kabupaten Probolinggo dalam lomba tersebut. "Karena kemampuannya berbeda," tuturnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162080

Berdayakan Anjal Lewat Ponpes

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
1.500 Anjal Disebar di Ponpes se Jawa Timur

PAJARAKAN - Provinsi Jawa Timur akan menjadi ikon dalam program pendampingan anak jalanan (anjal). Program itu sendiri merupakan program rintisan melalui Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) provinsi.

Penegasan itu disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur Imam Haromain saat tasyakuran akhirussanah, kemarin (2/6). Yakni di Ponpes Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kecamatan Pajarakan. Kabupaten Probolinggo.

Menurut Imam, pihaknya baru saja mendapat informasi tersebut. Bahwa ponpes di Jawa Timur akan dijadikan pilot project untuk program pendampingan anjal. Rencananya, ada 1.500 anjal yang akan ditampung di ponpes. Jumlah tersebut nantinya akan disebar di seluruh kabupaten di Jawa Timur. "Dananya dari pemerintah," terang Imam.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ponpes memiliki syarat lengkap untuk melaksanakan program tersebut. Sebab, di ponpes tidak hanya diajarkan pengetahuan agama. Namun juga pengetahuan umum. "Syaratnya komplit," ujarnya.

Kondisi itu kata dia, akan menunjang berhasilnya program tersebut. Sebab, anjal memiliki banyak aspek masalah. "Tidak hanya ekonomi, namun juga sosial," katanya.

Karena itu Imam berharap, jika anjal ditempa di ponpes, maka kebiasaan mereka akan berubah. Bahkan, tidak ubahnya seperti santri secara umum. "Ini akan sangat bermanfaat," lanjutnya.

Sebab kata dia, negara akan sangat membutuhkan tenaga-tenaga berkemampuan komplit. Tidak hanya keuletan dan kedisiplinan yang harus dimiliki pegawai pemerintah, namun juga kadar akhlak dan perilakunya. "Kalau santri, saya yakin memiliki kemampuan semacam itu," terangnya.

Program itu sendiri jelas Imam, akan segera diterapkan. Teknis pelaksanaannya akan dirumuskan lebih lanjut.

Kegiatan akhirussanah sendiri adalah kegiatan rutin tahunan Ponpes Zaha Genggong. Menurut Sekretaris Ponpes Zaha Genggong Taufik Hidayat, kegiatan itu bertujuan untuk mensyukuri keberhasilan para santri dalam ujian nasional.

Biasanya menurut Taufik, panitia selalu menghadirkan seorang pembicara. Tujuannya untuk memberikan motivasi bagi para santri. "Kali ini mendatangkan kakanwil depag Jatim," ujar Taufik. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162079

Sensus Pasangan Nikah

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Agar pencatatan pernikahan bisa efektif, pemerintah harus melaksanakan program sensus nikah. Bukan hanya sensus penduduk. Sebab tidak semua penduduk yang menikah sudah mencatatkan pernikahan mereka di KUA.

Demikian disampaikan pembantu pegawai pencatat nikah (PPN) Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Muasi. Menurut Muasi, banyak hambatan yang ditemui ketika hendak melakukan pencatatan nikah.

Misalnya, pasangan nikah malah tidak mau mendaftarkan pernikahan mereka. Sebab kata Muasi, biaya yang harus dikeluarkan tidak terjangkau pasangan tersebut. "Bilangnya akan diurus kalau sudah punya uang," terangnya.

Muasi menuturkan, masih banyak pasangan nikah yang belum terdaftar di KUA. Terutama pasangan nikah yang sudah berusia senja. Hal itu kata Muasi, disebabkan karena dulu pencatatan nikah belum efektif.

Akibatnya, banyak pasangan yang pernikahannya dianggap ilegal oleh pemerintah. Penyebabnya tidak lain, karena mereka tidak memiliki surat nikah. "Karena memang tidak mendaftar saat nikah," ujar Muasi.

Ujung-ujungnya, keturunan pasangan ini juga sulit mendapat pengakuan administratif. "Kasihan kalau mereka terkatung-katung," lanjutnya.

Karena itu Muasi berharap, pemerintah melakukan penanganan khusus. Pemerintah kata Muasi bisa melakukan banyak cara untuk mengatasi hal itu. Di antaranya, mendata ulang mereka yang menikah atau program nikah massal. Tujuannya untuk tertib administrasi.

Selanjutnya, masyarakat harus menyadari arti penting pencatatan pernikahan. Sebab hal itu sekaligus sebagai upaya mencerahkan masa depan keluarga. "Agar segala sesuatunya lancar," pungkas Muasi. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162078

Teringat Semipro Akhir Bulan Ini

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Email dari Shanghai 2

Hari kedua, belum ke Shanghai Expo. Tapi, ke Suzhou untuk melihat Liu Garden dan Tiger Hill. Sedangkan besok dilanjutkan ke Hangzhou mengunjungi Yue Fei Temple, Cruise West Lake dan Leifeng Tower.

Baru pada hari kelima, keenam, dan ketujuh ke Shanghai Expo. Selama tiga hari itu, dibebaskan mau kemana saja dituju di arena pameran super raksasa itu.

Saat di Shanghai ini, saya teringat Probolinggo. Yang sebentar lagi bakal menggelar tiga even besar. Yakni, Semipro, Rakor Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) dan gelaran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Jatim.

Acara yang bakal digeber 23 Juni sampai dengan 3 Juli ini bakal menyedot dana Rp 1,4 miliar. Untuk ukuran Kota Probolinggo, dana sebesar ini sudah sangat besar. Meski sebenarnya ukurannya amat relatif.

Bagi pemda, mungkin ini masih kurang karena even tersebut ada yang berskala nasional. Yakni, rakor Apeksi. Hal mana, seluruh walikota se Indonesia disiapkan hadir. Selama seminggu itu, rencananya bakal dihadiri tiga menteri.

Sementara, Semipronya sendiri bakal menjadi ajang unjuk kekuatan seni budaya di kota ini. Berbagi etnis budaya dikeluarkan; ada Pendalungan, Jawa, Tionghoa, Arab dan sebagainya. Aneka lomba mulai dari mancing, sapi brujul hingga ngontel bareng. Tak ketinggalan pawai/kirab budaya. Dalam seminggu di akhir bulan ini, kota Probolinggo bakal semarak.

Tentu tidak bisa dibandingkan antara kegiatan Semipro dengan Shanghai Expo (SE) Shanghai ekspo menelan biaya sekitar Rp 30 triliun. Sedangkan Semipro Rp 1,4 miliar. SE adalah performance China sebagai kekuatan ekonomi dunia, sedangkan Semipro unjuk seni budaya. Satunya bayar, satunya gratis.

Namun yang bisa dipetik pelajaran dari SE adalah bagaimana mengemasnya. Misalnya, promo ekspo sudah dilakukan dua tahun lalu, saat olimpiade Beijing 2008. Di saat pagelaran olahragara se dunia, sewaktu orang sedunia kumpul, saat itulah China sudah promosi tentang SE ini.

Selama dua tahun, promo dilakukan gencar baik di negara China maupun keluar negeri. Ingat, penduduk China terbesar di dunia. Penduduk besar ini adalah potensial market besar juga. Maka promo ke seluruh negeri digencarkan. Mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kekacamatan hingga desa-desa.

Semua penduduk, mulai anak-anak, ABG dan orang tua menjadi sasaranya. Tak ketinggalan adalah anak SMA dan mahasiswa. Mereka semua dilibatkan untuk menyukseskan ajang superbesar ini.

Tak kurang dari 100.000 sukarelawan ikut berpartisipasi menjadi guide selama penyelenggaran SE. Mereka utamanya anak-anak sekolah dan mahasiswa. Tak perduli bisa lancar bahasa Inggris atau isyarat saja -maksudnya hanya bisa bahasa Mandarin--.

Website resmi juga diluncurkan. Media massa juga dilibatkan. Promo lewat udara, darat, koran, majalah dan televisi disinergikan. Tak kalah pentingnya adalah keterlibatan pelaku wisata. Dalam hal ini, biro perjalanan, maskapai penerbangan, dan hotel. Mereka semua ramai-ramai ikut menjual tiket. Umumnya secara online.

Setahun SE belum dimulai, hasil penjualan produk berlisensi Expo 2010 ini telah mencapai 8 miliar yuan (USD 1.17 miliar) atau sekitar 40 persen dari total target penjualan yang diharapkan mencapai 20 miliar yuan.

Untuk menyediakan area ini Pemerintah China merelokasi sekitar 7000 KK (18.000 jiwa) dan berbagai fasilitas publik. Semua infrastruktur penunjang dibangun dengan total investasi sekitar Rp 30 triliun. Dana sebesar ini berasal dari 43 perse anggaran pemerintah, investasi pihak swasta 36 persen dan dari pihak perbankan 21 persen.

Infrastruktur yang di bangun antara lain airport dengan kapasitas 30 juta penumpang selama pameran berlangsung, stasiun kereta, jalan, terowongan dll.

Kalau dari segi promo, Pemkot Probolinggo sudah tampak allout. Baliho dipasang di mana-mana. Baner juga ditebar. Begitu pula stiker di mobil-mobil dinas Pemkot yang suka jalan-jalan keluar kota itu.

Yang beda tentu taglinenya. SE mengambil tagline Better City, Beter Life. Tagline ini sungguh rendah hati, namun maknanya tajam sekali. Kota yang lebih baik - Kehidupan yang lebih baik. Kota di sini artinya Negara China. Sedangkan Life maksudnya kekuatan ekonomi. Jadi, maksudnya Negara China bakal lebih hebat lagi dalam kekuatan ekonominya.

Menurut, travel guide kami, makna ini terkandung dalam logo ekspo yang menampilkan karakter bahasa Mandarin yang berarti ''shi'' atau dunia, Logo berbunyi ''shi'' yang dimodifikasi tiga orang itu maksudnya adalah bahwa China telah menjadi kekuatan ekonomi bertiga di dunia. Maksudnya, Amerika, Jepang dan China.

Dari itulah, Pemerintah China bertaji mengatakan bahwa SE adalah the smarted world in one place. Anda bisa keliling dunia cukup di satu tempat ini, di Shanghai World Expo yang luasnya 582 hektare ini.

Nah, apa yang mau menjadi tagline Semipro?

Yang berikutnya adalah bagaimana Pemerintah China meyakinkan sponsor. Sungguh dana Rp 30 trilin tidak sedikit. Ini sama dengan APBD Kota Probolinggo selama 75 tahun.

Yang menarik, dana sebesar itu, pemerintah hanya mengeluarkan 43 persen saja. Sedangkan yang 57 persen dikeluarkan oleh swasta.

Tentu swasta dan perbankan tak segan-segan merogoh kocek sebesar itu karena itung-itungannya jelas.

Ekspo ini ditarget bakal dihadiri 70 juta orang. Kalau satu orang mengeluarkan duit Rp 1 juta saja, maka uang yang bakal didapat China adalah Rp 70 triliun. Sudah dua kali lipat dari anggaran yang dikeluarkan.

Apakah target itu bakal terpenuhi? Tour guide kami bilang bisa lebih. Sebab, sebulan sebelum pameran digelar tiket yang sudah terjual mencapai 25 juta. Padahal, pameran masih berlangsung lima bulan lagi. Dan, mereka yang ingin lihat ekspo tentu kocek yang dikeluarkan lebih dari sejuta.

Dari itulah, swasta tak segan-segan ikut membangun bandara, jalur kereta api, jalan, terowongan, dll.

Hotel tempat kami menginap -dan semua hotel di Shanghai--tak segan-segan merogok kocek untuk mendapatkan sertifikat bahwa hotelnya mendapat lisensi resmi dari pemerintah sebagai hotel pendukung ekspo.

Sertifikat itu dalam bentuk plakat berwarna emas. Di tempel di sisi resepsionis, dekat lift. Plakat itu dikeluarkan panitia ekspo dan dinas pariwisata kota Shanghai yang menegaskan bahwa hotel ini ikut terlibat penyelenggaraan SE.

Tak cukup di situ, berbagai merchandise hotel juga tak luput berlogo ekspo. Seperti gelas minum.

Dan, saat saya menulis berita ini di resto hotel tengah malam, rombongan turis terus berdatangan. Dari Bangladesh, Malaysia, Singapura, Philipina, dan Moskow.

Mereka sama dengan kami; ingin melihat ''dunia'' di satu tempat. (zhmuntaha@yahoo.com)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=162077

Persekap Juara Grup

[ Kamis, 03 Juni 2010 ]
Persikapro dan Persekabpas Lolos

PASURUAN-Tiga tim yunior di wilayah Radar Bromo memastikan diri lolos ke babak kedua Liga Remaja zona Jawa Timur. Yakni, Persekap Kota Pasuruan, Persekabpas Kabupaten Pasuruan, dan Persikapro Kabupaten Probolinggo.

Persekap memastikan diri lolos setelah sore kemarin (2/6) berhasil menekuk Persekam Kabupaten Malang dengan skor tipis 1-0. Dengan hasil itu Persekap menempatkan diri sebagai pemuncak klasemen grup C dengan raihan poin 6.

Raihan poin enam itu didapat setelah pada pertandingan pertama, Angga Saputra dkk berhasil menekuk Persedikab Kabupaten Kediri juga dengan skor tipis 1-0.

Pada pertandingan sore kemarin Persekap Jr kembali menang berkat gol tunggal striker Faris Setiawan di menit 35 babak pertama. Tendangan jarak jauh di luar kotak penalty pemain bernomor punggung 9 itu berhasil memerdayai kiper Persesam M Syaifuddin.

Dengan kemenangan kemarin, pelatih Persekap jr, Sulkhan mengaku yakin timnya bakal terus melangkah menjadi juara Liga Remaja. Sebuah gelar yang pernah diraih Persekap Jr di tahun 2008.

"Saya senang tim sangat konsisten. Dan saya yakin di babak selanjutnya, konsisten itu dapat terjaga," kata pelatih yang kemarin menunjuk striker Persekap Jr, Viqih Ali sebagai man of the match pertandingan.

Kebahagiaan karena lolos ke babak berikutnya juga dirasakan oleh Persekabpas Kabupaten Pasuruan dan Persikapro Kabupaten Probolinggo. Saat ini keduanya sudah sama-sama mantap dengan dengan raihan 6 poin.

Dengan hasil itu, kedua tim yang berada di grup E itu dipastikan tak akan terkejar oleh tim lainnya. Apalagi dalam pertandingan terakhir besok (4/6) keduanya bakal berjumpa.

Persikapro lolos setelah sore kemarin menundukkan PSBI jr dengan skor tipis 2-1 di stadion Merdeka, Kraksaan.

"Alhamdulillah kami berhasil lolos. Ini bukan kemenangan tim semata, tetapi juga kemenangan warga Kabupaten Probolinggo," kata Didik Edi Nuraji, sekretaris tim usai laga.

Persikapro membuka keunggulan saat laga memasuki menit ke 18 melalui free kick (tendangan bebas) il capitano (kapten) Ainul Yaqin. Gol tersebut cukup apik, canon ball Ainul Yaqin yang cukup keras tidak mampu ditepis dengan baik oleh kiper PSBI jr.

Unggul satu gol, tidak membuat Ainul Yaqin dkk mengendurkan serangan. Aliran bola-bola pendek tetap menjadi andalan tim asuhan Atipno tersebut. Alhasil Persikapro jr berhasil menambah keunggulan di menit ke 32 melalui tendangan menyusur tanah dari dalam kotak penalti yang dicetak Agung usai menerima Asist dari Yaqin.

Unggul dua gol membuat Persikapro jr agak lengah di awal babak kedua. Kondisi itu dimanfaatkan dengan baik oleh PSBI jr yang mengambil alih dominasi permainan di awal-awal babak kedua. Alhasil PSBI jr pun behasil memperkecil keunggulan di menit 65. "Sebenarnya gol itu tidak perlu terjadi. Anak-anak tadi lengah," keluh Didik.(fun/mie/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Batik dan Keroncong di Bentar

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Obyek wisata Pantai Bentar di Gending Kabupaten Probolinggo Senin (31/5) malam lalu terlihat berbeda. Malam itu kawasan wisata tersebut meriah oleh gelaran peragaan busana batik bertema women in keroncong.

Gawe itu dihelat oleh Tim Penggerak (TP) PKK setempat bareng Disbudpar. Mereka menikmati malam bulan purnama dengan menyanyikan lagu keroncong ditambah peragaan busana batik.

Areal parkir Pantai Bentar pun disulap menjadi arena pesta terbuka. Selain ada panggung mini, juga ada catwalk sederhana dengan hamparan karpet merah.

Setelah beberapa anggota TP PKK menyanyikan lagu-lagu keroncong sejak pukul 19.00, sekitar pukul 20.00, acara tersebut dibuka dengan penampilan Ketua TP PKK Tantry Hasan Aminuddin beserta enam anggota. Mereka juga menyanyikan lagu keroncong.

Untuk memberi penghormatan pada mendiang Gesang, Tantry dkk menyanyikan lagu Bengawan Solo, dan langsung disambung lagu Jembatan Merah. Diketahui, dua lagu itu adalah ciptaan sang maestro keroncong, Gesang.

Kepala Disbudpar Tutug Edi Utomo mengakui, acara tersebut salah satunya memang untuk memperingati perjuangan Gesang. "Bagi kami, Gesang adalah pejuang budaya bangsa," kata Tutug.

Di saat Tantry dkk menyanyikan lagu keroncong tersebut, beberapa anggota TP PKK yang dikomandoi Wakil Ketua TP PKK Fatimah Salim Qurays mulai berjalan di atas catwalk. Istri Wabup Salim Qurays itu pun menjadi model dadakan.

Mereka membawakan busana batik dalam peragaan busana malam itu. Busana yang dikenakan malam itu merupakan busana koleksi pribadi tiap anggota TP PKK. "Dalam undangannya ada petunjuk memakai gaun batik yang paling keren," ujar Tutug sambil tersenyum.

Meski bukan model asli, namun aksi Fatimah dkk juga tak kalah dengan penampilan model profesional. "Latihannya itu sekitar lima hari," ujar salah satu anggota TP PKK kepada Radar Bromo.

Namun, selain istri pejabat, dalam fashion show tersebut juga ada model yang membawakan gaun hasil desain batik PKK, yakni Gaun Segaran. Gaun yang pernah diikutkan lomba desain batik Jatim itu diperagakan oleh Engga Dwi Zenia.

Sementara, dalam sambutannya, Ketua TP PKK Tantry mengatakan bahwa salah satu tujuan acara itu memang untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Yakni batik dan keroncong. "Siapa lagi yang mau menjaga dan melestarikan budaya batik dan keroncong kalau bukan kita sendiri," kata Tantry disambut tepuk tangan para undangan.

Sedangkan Bupati Hasan Aminuddin yang juga datang pada malam itu memberi pesan kepada para musisi keroncong yang jadi pengiring acara tersebut. Hasan menantang musisi keroncong tersbut untuk menurunkan ilmu bermusiknya kepada generasi muda. Maklum saja, pemusik yang tampil malam itu rata-rata sudah sepuh.

Melihat acara yang dinilai cukup sukses malam itu, Tutug menyatakan bakal menjadikannya agenda tahunan. "Tidak menutup kemungkinan di tempat-tempat lain juga akan digelar event serupa," jelas Tutug.

Yang terdekat, kata Tutug, Disbudpar bakal ikut memeriahkan acara jazz gunung yang menjadi agenda rutin di Gunung Bromo setiap tahunnya. "Tidak menutup kemungkinan ada keroncong di Bromo atau tempat wisata lainya," ujarnya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161918

Polresta Turun Tangan

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
Bersihkan Maraknya Judi RT

PROBOLINGGO-Polisi mulai turun tangan membereskan kasus perjudian dalam pemilihan ketua RT (judi RT) yang mulai marak di Kota Probolinggo.

"Masing-masing polsek sudah memberi arahan dan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukannya (judi), apapun bentuknya," ujar Kapolresta, AKBP Agus Wijayanto, kemarin (1/6).

Kapolresta juga meminta kepada masyarakat yang mengetahui praktik perjudian untuk melapor ke polisi. Kapolresta berjanji akan menindaklanjuti setiap laporan warga yang masuk. "Kami sudah melakukan tindakan preventif. Tapi, kalau sampai ketemu dan tertangkap, sepanjang ada unsur judinya, tetap akan kami tindak tegas," janjinya.

Diberitakan sebelumnya, KH Nizar Irsyad, Ketua MUI Kecamatan Kedopok yang juga Rais Syuriah PCNU Kota Probolinggo mengungkapkan adanya praktik perjudian dalam pemilihan ketua RT di beberapa kelurahan di Kota Proboliunggo.

Pemilihan yang digelar secara langsung itu dimanfaatkan para penjudi untuk bertaruh. Mereka tidak hanya dari dalam Kota Probolinggo, ada juga pemain dari Situbondo dan Lumajang. Taruhannya, bervariasi dari Rp 1 juta hingga Rp 20 juta.

Hal itu juga mengudang perhatian anggota dewan, Asad Anshari dan Abdul Aziz serta ketua LSM Format Jatim, Khofilillah. Aziz mengungkapkan, kalau sudah mental judi maka sulit diperbaiki. Apapun bisa dijadikan ajang berjudi. Jangankan pemilihan ketua RT, kendaraan lewat saja bisa dijadikan alat untuk berjudi.

Mereka juga meminta pemkot untuk mengkaji ulang adanya mekanisme pemilihan secara langsung itu. Juga meminta aparat kepoilisian turun tangan dan menindak tegas para pelakunya. "Kami sudah menyebar anggota ke lapangan. Setiap ada kegiatan itu (pemilihan ketua RT) di sana pasti ada anggota," ujar Kapolresta.

Kapolresta mengatakan, selain untuk melakukan pengamanan terhadap jalannya acara tersebut, juga untuk mengantisipasi praktik perjudian seperti yang telah dikeluhkan masyarakat. "Pengamanan itu bersifat tertutup dan terbuka," ujarnya.

"Itu juga berkaitan dengan program kami, yakni polisi ada di mana-mana," lanjutnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161915

Dipastikan karena OD Obat

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
PNS Pemkot yang Tewas di Kontrakan

PROBOLINGGO-Penyebab kematian Hans Teurupun, 53, seorang PNS Pemkot Probolinggo akhirnya terungkap. Lelaki yang sehari-hari berdinas di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) itu, ternyata tewas karena overdosis (OD) obat.

"Menurut keterangan dokter, dia (Hans) keracunan obat karena tidak sesuai dengan cara pemakaiannya," ujar AKBP Agus Wijayanto, Kapolresta Probolinggo, kemarin (1/6).

Diketahui sebelumnya, Hans Teurupun adalah warga asal Kota Batu Malang. Dia ditemukan tewas di rumah kontarakannya di RT 7 / RW VIII Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Rabu lalu (27/5) sekitar pukul 18.30.

Jenazah Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Perikanan di DKP itu, ditemukan sudah kaku. Dari mulutnya ada bekas keluar busa dan sudah mengering. Jenazah lelaki bergelar magister managemen itu diperkirakan meninggal sejak 8 jam sebelum ditemukan.

Selain itu, dari hasil olah TKP polisi juga menemukan beberapa jenis obat-obatan. Salah satunya adalah obat-obatan untuk tekanan darah tinggi. Juga ditemukan obat serangga. Tapi, tidak bisa dipastikan apakah Hans meninggal karena menenggak obat serangga tersebut atau tidak.

Pasalnya, pihak keluarga sudah menerima dengan kematian korban dan menolak jenazahnya diotopsi. "Memang menurut keluarganya, dia (Hans) mempunyai riwayat penyakit komplikasi," jelas Kapolresta.

Menurutnya, berdasarkan keterangan keluarganya, penyakit yang diderita Hans memang cukup komplet. Dari penyakit liver, kolesterol, hingga hipertensi. "Kalau kata dokternya (dokter yang melakukan pemeriksaan jenazah Hans) dia punya penyakit hipertensi," ujar AKBP Agus.

Apa ada kemungkinan bunuh diri? "Nah, itu yang kami tidak bisa mengetahui. Karena hanya dia yang tahu," ujarnya.

Apa ada kemungkinan menenggak obat serangga? "Kami tidak bisa memastikan. Karena keluarganya tidak mau jenazahnya diotopsi. Juga tidak ditemukan adanya bekas-bekas penganiayaan. Kalau misalkan dipaksa menenggak itu (racun serangga) pasti ada bekasnya," jelas Kapolresta. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161914

Di-PHK Wadul Dewan

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO-Gara-gara di-PHK sebagai sopir PT Rajawali Ind, Fiki, warga Kanigaran Kota Probolinggo wadul ke dewan. Kemarin (1/6), komisi C DPRD menggelar hearing untuk membahas masalah itu.

Sayangnya, pihak perusahaan tempat Fiki bekerja tidak hadir memenuhi undangan hearing itu. Ketidakhadiran itu membuat sejumlah anggota dewan dan aktivis yang hadir sempat marah.

"Saudara Fiki ini sudah satu bulan tidak punya pemasukan, dia (Fiki) punya keluarga yang harus diberi nafkah. Pengusaha jangan seenaknya begitu," protes M Rukin dari LSM WAPAR (wadah penyalur aspirasi rakyat.

Dalam hearing kemarin Fiki bercerita bahwa dia bekerja di perusahaan transportasi itu sejak lima atau enam tahun lalu. Sekitar sebulan lalu ia kena PHK, tidak diperbolehkan masuk kerja oleh pimpinan. Tidak tahu harus mengadu kemana, Fiki menceritakan permasalahannya ke M Rukin dari LSM WAPAR.

Fiki mengawali karirnya sebagai kernet. Sistem gaji yang diterima disesuaikan dengan muatan. "Kalau muatan susut ya dipotong. Saya dipecat bos Jonathan," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Didik Sudignyo yang hadir dalam hearing menjelaskan, pekerja (Fiki) masuk tanpa persyaratan apapun. Hanya ada kesepakatan antara pekerja dan perusahaan kalau gaji tergantung perusahaan. Saat dibenturkan dengan UU ketenagakerjaan, perusahaan tidak mau karena itu sistem borongan.

"Sejak awal di perusahaan itu penerapan UU sudah salah kaprah. Dulu tidak ada ikatan hanya bagi hasil dengan pekerja. Jadi, soal tali asih atau pesangon itu tergantung perusahaan, manusiawi atau tidak," jelas Didik.

Ketua Komisi C Nasution menegaskan, apa yang dialami oleh Fiki harus mendapat perhatian. Pekerja di PT Rajawali sama dengan kru bus. Karena pihak perusahaan tidak datang dalam hearing, komisi C memutuskan untuk sidak langsung ke perusahaan yang terletak di Jl Brantas itu.

"Saya ingin tahu jelas bagaimana kondisi perusahaannya. Kita hidup di daerah kemerdekaan, betapa ironisnya kalau kami (dewan) hanya diam saja. Dia (perusahaan) tidak datang sama dengan pelecehan lembaga. Dilihat apakah keadaan sehat atau tidak lalu Disnaker bisa bertindak," tutur Cak Yon.

Siang itu, komisi C bersama LSM dan Disnaker mendatangi PT Rajawali Ind. Di sana rombongan ditemui oleh pimpinan perusahaan bernama Toni. Di hadapan para tamunya, Toni membeberkan permasalahan yang membuat perusahaan sampai mengambil sikap terhadap Fiki.

"Ada sebab musababnya kenapa sampai kami skors. Dulu, Fiki itu kerja ikut anak saya di Surabaya. Di sana dia suka mencuri minyak, ngetap sendiri. Akhirnya dipekerjakan di sini untuk menjalankan tetes tebu. Hampir setengah tahun ini tetes tidak jalan karena sepi dan kami kembang kempis," keluh Toni.

Puncaknya, PT Rajawali Ind dapat proyek sebuah perusahaan di Cilegon. Toni mengaku sudah memperingatkan kalau mengambil muatan harus di atas 30 ton, kalau tidak pasti bakal merugi. Tiba-tiba Toni mendapatkan pesan singkat dari informan kalau ada truk (lengkap dengan nopol) ngetap tetes di Semarang.

"Itu bukan satu kali, tapi berkali-kali. Itu truk yang dibawa Fiki. Sampai ada selisih mencapai 8 ton, dia ada main dengan pihak timbangan. Kalau muatan susut terus, nama perusahaan yang jelek," cerita Toni.

Fiki memang tidak sendirian. Ia bersama satu sopir truk lain, tapi sopir lain itu masih diberi kesempatan masuk karena sudah mengakui kesalahannya. Toni bahkan bilang bersedia menerima Fiki kembali bekerja asalkan ada jaminan dari Disnaker.

Toni juga punya alasan sendiri kenapa tidak datang ke hearing. Pasalnya, ia baru saja datang dari Surabaya. Sementara undangan baru sampai ke meja stafnya kemarin pagi. Padahal pihak sekretariat dewan sudah mengantarnya sejak Senin (31/5) lalu.

Mendengar penjelasan itu, Cak Yon menyarankan agar Disnaker menyinkronkan antara penjelasan perusahaan dan Fiki. Disnaker mendapatkan waktu dua hari untuk menyelesaikan permasalahan itu berdasarkan UU ketenagakerjaan. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161913

Bahas Mahalnya Biaya SBI

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]

Selain komisi C, komisi A juga menggelar hearing bersama Dinas Pendidikan dan sejumlah kepala sekolah terkait mahalnya biaya di SBI (sekolah bertaraf internasional). Yakni di SMPN 1, SMPN 5, SMAN 1 dan SMKN 2.

Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani mengatakan SBI memang mahal. Itu sesuai dengan UU sisdiknas (sistem pendidikan nasional) yang menyebutkan SBI boleh ada pungutan biaya tambahan, termasuk untuk peningkatan SDM (sumber daya manusia) pendidik.

Katanya, di SBI untuk tingkat SD 10 persen guru harus berstrata pendidikan S2, SMP 20 persen, dan SMA/SMK 30 persen. "Semua kepala sekolah SBI sudah S2 semua. Untuk pengawasan SBI sudah dari pusat," ujar Maksum.

Ketua Komisi A Asad Anshari memaklumi apabila ada tarikan dana di SBI. Namun adanya tarikan tersebut harus disosialisasikan ke masyarakat bahwa itu sangat penting untuk proses belajar mengajar di SBI.

Anggota komisi A, Abdul Aziz pun menyarankan bagaimana caranya agar biaya pendidikan di negeri tidak lebih mahal dari swasta. Sehingga tidak muncul lagi sekolah bertaraf internasional diubah menjadi sekolah bertarif internasional. Ia juga menanyakan tentang pagu sekolah saat Penerimaan Peserta Didik Baru (P2DB).

Diketahui, pagu SD reguler 40 siswa, SSN (sekolah standar nasional) 32 siswa dan SBI/RSBI 28 siswa. Pagu SMP reguler 36 siswa, SSN 32 siswa dan SBI/RSBI 28 siswa. Sedangkan pagu SMA/SMK reguler 36 siswa, SSN 34 siswa dan SBI/RSBI 32 siswa.

Pagu tersebut sesuai dengan kepmendiknas nomor 39 tahun 2009. Sementara tunjangan jam sekolah diserahkan ke masing-masing sekolah. Sebab kebutuhan dari sekolah masing-masing tidak sama. Dewan juga berharap agar siswa miskin juga memperoleh kesempatan untuk bersekolah di SBI. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161912

Jelang KIM, Benahi Venue

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Menjelang event pekan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) awal bulan Juli mendatang, pemkot mulai berbenah. GOR A Yani yang akan dijadikan tempat pameran terus diperbaiki.

Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sedang membangun pagar, drainase, dan pavingisasi halaman.

"Kami ini kan mau kedatangan tamu, sebagai tuan rumah harus memberikan sambutan yang baik. Karena mau memakai GOR A Yani ya kami lakukan pembangunan menyangkut sarana dan prasarananya saja," ujar Kabid Perumahan dan Permukiman Dinas PU Amin Fredy.

Untuk tiga proyek pembangunan itu pemkot mengalokasikan anggaran sekitar Rp 300 juta. "Sebenarnya ini (pembangunan) sudah menjadi program kami. Insyaallah H-3 atau H-7 KIM pekerjaan sudah rampung," ujar Amin.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Rey Suwigtyo menyatakan kalau pembangunan tersebut sudah masuk dalam program PU. Karena kebetulan GOR A Yani akan digunakan untuk pameran maka pengerjaan dipercepat sebelum KIM berlangsung.

"Selain GOR A Yani, KIM juga memanfaatkan GBH (museum) dan lapangan tenis indoor," tuturnya. Serangkaian kegiatan KIM di museum untuk Probolinggo tempoe doeloe dan buku, tenis indoor KIM dari kota/kabupaten, provinsi dan Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota se Indonesia). Sedangkan di GOR A Yani untuk pameran IT, UKM (usaha kecil menengah) dan PKL (pedagang kaki lima)," Tyo, kepada Radar Bromo. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161911

Batik dan Keroncong di Bentar

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]

PROBOLINGGO - Obyek wisata Pantai Bentar di Gending Kabupaten Probolinggo Senin (31/5) malam lalu terlihat berbeda. Malam itu kawasan wisata tersebut meriah oleh gelaran peragaan busana batik bertema women in keroncong.

Gawe itu dihelat oleh Tim Penggerak (TP) PKK setempat bareng Disbudpar. Mereka menikmati malam bulan purnama dengan menyanyikan lagu keroncong ditambah peragaan busana batik.

Areal parkir Pantai Bentar pun disulap menjadi arena pesta terbuka. Selain ada panggung mini, juga ada catwalk sederhana dengan hamparan karpet merah.

Setelah beberapa anggota TP PKK menyanyikan lagu-lagu keroncong sejak pukul 19.00, sekitar pukul 20.00, acara tersebut dibuka dengan penampilan Ketua TP PKK Tantry Hasan Aminuddin beserta enam anggota. Mereka juga menyanyikan lagu keroncong.

Untuk memberi penghormatan pada mendiang Gesang, Tantry dkk menyanyikan lagu Bengawan Solo, dan langsung disambung lagu Jembatan Merah. Diketahui, dua lagu itu adalah ciptaan sang maestro keroncong, Gesang.

Kepala Disbudpar Tutug Edi Utomo mengakui, acara tersebut salah satunya memang untuk memperingati perjuangan Gesang. "Bagi kami, Gesang adalah pejuang budaya bangsa," kata Tutug.

Di saat Tantry dkk menyanyikan lagu keroncong tersebut, beberapa anggota TP PKK yang dikomandoi Wakil Ketua TP PKK Fatimah Salim Qurays mulai berjalan di atas catwalk. Istri Wabup Salim Qurays itu pun menjadi model dadakan.

Mereka membawakan busana batik dalam peragaan busana malam itu. Busana yang dikenakan malam itu merupakan busana koleksi pribadi tiap anggota TP PKK. "Dalam undangannya ada petunjuk memakai gaun batik yang paling keren," ujar Tutug sambil tersenyum.

Meski bukan model asli, namun aksi Fatimah dkk juga tak kalah dengan penampilan model profesional. "Latihannya itu sekitar lima hari," ujar salah satu anggota TP PKK kepada Radar Bromo.

Namun, selain istri pejabat, dalam fashion show tersebut juga ada model yang membawakan gaun hasil desain batik PKK, yakni Gaun Segaran. Gaun yang pernah diikutkan lomba desain batik Jatim itu diperagakan oleh Engga Dwi Zenia.

Sementara, dalam sambutannya, Ketua TP PKK Tantry mengatakan bahwa salah satu tujuan acara itu memang untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Yakni batik dan keroncong. "Siapa lagi yang mau menjaga dan melestarikan budaya batik dan keroncong kalau bukan kita sendiri," kata Tantry disambut tepuk tangan para undangan.

Sedangkan Bupati Hasan Aminuddin yang juga datang pada malam itu memberi pesan kepada para musisi keroncong yang jadi pengiring acara tersebut. Hasan menantang musisi keroncong tersbut untuk menurunkan ilmu bermusiknya kepada generasi muda. Maklum saja, pemusik yang tampil malam itu rata-rata sudah sepuh.

Melihat acara yang dinilai cukup sukses malam itu, Tutug menyatakan bakal menjadikannya agenda tahunan. "Tidak menutup kemungkinan di tempat-tempat lain juga akan digelar event serupa," jelas Tutug.

Yang terdekat, kata Tutug, Disbudpar bakal ikut memeriahkan acara jazz gunung yang menjadi agenda rutin di Gunung Bromo setiap tahunnya. "Tidak menutup kemungkinan ada keroncong di Bromo atau tempat wisata lainya," ujarnya. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161910