Kamis, 29 April 2010

Hadang Eksekusi, Warga Lempari Petugas

Dandy Arigafur
29/04/2010 17:40
Liputan6.com, Probolinggo: Proses eksekusi sebidang tanah di Probolinggo, Jawa Timur, berlangsung ricuh, Kamis (29/4). Kehadiran anggota Polres Probolinggo langsung dihadang sejumlah keluarga Nursalim yang menjadi tergugat dalam sengketa lahan pertanian seluas satu hektare ini. Keluarga tergugat menutup jalan masuk menuju lahan sengketa yang berada di Dusun Kapuran Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran. Petugas terus berusaha masuk ke lahan yang hendak dieksekusi.

Suasana menjadi tak terkendali saat salah seorang anggota keluarga tergugat mencoba menghadang anggota polisi yang terus merangsek masuk. Beberapa orang sempat melempari polisi dengan kursi plastik, bahkan lemparan batu dari arah belakang kerumunan keluarga tergugat. Polisi akhirnya menguasai keadaan dan berhasil mengeksekusi lahan sengketa.

Sengketa tanah antara keluarga Nursalim sebagai tergugat dan Amari sebagai penggugat telah berlangsung sejak 2001. Meski sempat menang di Pengadilan Negeri pada 2003, keluarga tergugat akhirnya kalah di Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.(PAG/YUS)

Sumber:http://berita.liputan6.com/daerah/201004/274777/Hadang.Eksekusi.Warga.Lempari.Petugas


Ikut Penilaian Sekolah Adiwiyata 2010



Setelah berhasil meraih penghargaan sebagai Sekolah Calon Adiwiyata tahun 2009, tahun ini SMPN 1 Sumberasih kembali mewakili Kabupaten Probolinggo untuk mengikuti penilaian tingkat selanjutnya sebagai Sekolah Adiwiyata tahun 2010.
Selasa (13/4) yang lalu, Tim Penilai Adiwiyata datang ke SMPN 1 Sumberasih untuk melakukan penilaian admistratif dan peninjauan langsung ke lapangan. Tim yang beranggotakan tiga orang itu adalah Gatot Rustanto dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia, Aan Sujatmiko dari Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa dan Wiwik Esti K. dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur.

Kedatangan tim penilai tersebut diterima oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Ibrahim Muhammad, Kepala Badan Lingkungan Hidup Dewi Korina, Kepala Dinas Pendidikan Supanut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tutug Edi Utomo, Kepala Bagian Kominfo Sentot Dwi H, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumberasih Ali Ngisom, Kepala SMPN 1 Sumberasih Sri Hartini dan Kepala Puskesmas Sumberasih Anang Budi Y.

Pada sambutannya Ibrahim Muhammad menyampaikan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung setiap kegiatan yang terkait dengan pelestarian lingkungan sebagaimana yang dilakukan oleh SMPN 1 Sumberasih sebagai sekolah yang berbudaya lingkungan. “Keberhasilan meraih penghargaan sebagai sekolah Calon Adiwiyata tahun lalu harus menjadi contoh dan memotivasi sekolah lain untuk mampu berbuat serupa bahkan lebih baik. Dan untuk SMPN 1 Sumberasih, pretasi yang telah diraih semoga dapat lebih ditingkatkan lagi sebagai Sekolah Adiwiyata”, ujarnya.

Kepada tim penilai Ibrahim Menjelaskan bahwa budaya bersih dan ramah lingkungan sebagai sekolah berbudaya lingkungan yang diterapkan SMPN 1 Sumberasih tak hanya saat ada penilaian saja. “InsyaAllah sekolah berbudaya lingkungan bagi SMPN 1 Sumberasih bukan hanya slogan saja, namun benar-benar sudah diterapkan sehari-hari oleh warga sekolah”, imbuhnya.

Usai sambutan selamat datang dan pembuka, acara dilanjutkan pemaparan oleh guru pembimbing Adiwiyata, Ngatina. Dengan gamblang Ngatina memparkan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan SMPN 1 Sumberasih sebagai sekolah yang berbudya dan peduli lingkungan.

Dengan runtut, guru pembimbing yang juga mengajar mata pelajaran Teknologi Informatika & Komputer ini menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan terkait empat kriteria penilaian, yaitu Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif dan Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah.

“Berbagai upaya untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan tersebut telah ditunjang dengan kebijakan sekolah tentang pengelolaan lingkungan termasuk dengan mencantumkannya dalam visi dan misi sekolah”, jelas Ngatina. Selain itu lingkungan hidup juga telah diintegrasikan dalam kurikulum dan mata pelajaran di sekolah.

Upaya pembiasaan warga sekolah untuk peduli dan berperilaku berbudaya lingkungan juga terus dilakukan. “Pembiasan tersebut dilakukan dengan dua cara yakni pembiasaan terprogram dan pembiasaan spontan. Pembiasaan terprogram diwujudkan dalam kegiatan Sabtu bersih dan lomba-lomba terkait dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup”, sambung Ngatina.

Usai pemaparan oleh pihak sekolah, salah sorang anggota tim penilai Gatot Rustanto menjelaskan tahun ini seleksi sekolah yang akan mengikuti penilaian Adiwiyata cukup ketat. Tim melakukan penilaian juga berbeda-beda mulai dari penilaian dokumen admistrasi hingga observasi di lapangan.

“Yang jelas Adiwiyata bukanlah lomba dan bukan untuk gaya-gayaan, sebab kalau lomba tujuannya hanya untuk memperoleh penghargaan dan cuma berlangsung saat ada penilaian. Sedangkan Adiwiyata sebenarnya bertujuan untuk merubah perilaku warga sekolah dan masyarakat untuk ramah dan peduli kepada lingkungan”, jelas Gatot.

Usai acara pembukaan dan presentasi didalam ruangan, penilaian hari itu dilanjutkan dengan observasi di sekitar lingkungan sekolah. Pada penilaian ini anggota tim berpencar, Aan Sujatmiko memilih untuk melakukan obeservasi sendiri tanpa mau didampingi sedangkan Gatot melanjutkan obeservasinya didampingi pihak sekolah.

Hutan mini sekolah dan komposting yang menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler siswa menarik perhatian tim penilai. Demikian pula dengan usaha budidaya jamur yang dilakukan sendiri oleh para siswa. Di lokasi pembuatan kompos (composting), Gatot sempat menge”test” salah seorang siwa tentang proses komposting. Dengan lancar dan canggung salah seorang siswa dengan urut menjelaskan proses komposting dari awal hingga menjadi pupuk dalam kemasan.

Pada kesempatan itu, siswa juga mempraktekkan pembuatan kertas dari bahan kertas bekas. Semuanya dapat dipraktekkan dengan baik sekaligus penjelasan yang gamblang dari para siswa.

Selain peninjauan dan penilaian di lapangan, tim penilai juga melakukan wawancara sekaligus cross check dengan siswa/siswi di dalam kelas terkait penanaman budaya peduli lingkungan di sekolah.

Rupanya tim penilai benar-benar tertarik dengan keseriusan seluruh warga sekolah dalam menciptakan budaya peduli dan ramah lingkungan. Ditambah lagi beberapa kelebihan yang dimiliki sekolah dengan segala keterbatasan yang dimiliki, seperti komposting dan hutan mini sekolah. Tanpa terasa penilaian berlangsung sehari penuh hingga jam pelajaran usai.

Semoga tahun ini SMPN 1 Sumberasih dapat meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata dan berlanjut hingga Sekolah Adiwiyata Mandiri. Amin.

sumber: http://www.kraksaanonline.co.cc/2010/04/ikut-penilaian-sekolah-adiwiyata-2010.html

Hanya 5 Siswa Tak Lulus

Senin, 26 April 2010 | 10:35 WIB

PROBOLINGGO - Hasil Ujian Akhir Nasional (Unas) SMA/SMK/MA yang bakal diumumkan, Senin (26/4) pukul 11.00 siang ini menunjukkan, tingkat kelulusan siswa SMA di Kota Probolinggo nyaris sempurna (99,58%). Dari total 3.746 siswa SMA, ”hanya” 5 siswa yang tidak lulus Unas (0,42%).

”Kalau SMK tingkat kelulusannya juga membanggakan meski sedikit di bawah SMA,” ujar Kadispendik, Drs H Maksum Subani MSi, Senin (26/4) pagi tadi. Dikatakan, tingkat keluluasan SMA 98,21% dan hanya menyisakan 34 siswa yang tidak lulus (1,79%).

Terkait tradisi corat-coret pakaian seragam sekolah dan konvoi motor keliling kota pasca pengumuman Unas, Maksum mengimbau ditiadakan. Lebih baik seragam sekolah dikumpulkan untuk diberikan kepada siswa lain yang tidak mampu.

”Yang jelas sudah kami imbau melalui kepala sekolah, soal dalam praktiknya dilanggar ya begitulah anak-anak muda meluapkan kegembiraannya,” ujarnya.

Sementara itu tingkat kelulusan Unas SMA/SMK/MA di daerah ”tetangga”, Kab. Probolinggo sedikit lebih rendah dibandingkan Kota Probolinggo. Tingkat kelulusan Unas SMA di Kab. Probolinggo, dari 2.767 siswa yang lulus 2.690 siswa (97,47%). Sedangkan yang tidak lulus Unas SMA sebanyak 70 siswa (2,53%).

Masih di Kab. Probolinggo, untuk SMK, dari 1.040 siswa yang tidak lulus sebanyak 18 siswa (1,73%). ”Mereka yang tidak lulus Unas, masih ada kesempatan untuk mengikuti Unas ulang,” ujar Kadispendik Kab. Probolinggo, Drs H Supanut MM didampingi Kasi SMA/SMK di Dispendik, Assa’ad, Senin (26/4) pagi tadi.

Supanut pun menghibur sejumlah siswa yang tidak lulus Unas itu. ”Menurut Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jatim, mereka ini belum bisa dikatakan tidak lulus karena masih mempunyai kesempatan mengikuti Unas ulang,” ujarnya.

Seluruh Jatim sebanyak 16.337 pelajar SMA/MA/SMK tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun ini. "Mereka yang tidak lulus UN Utama dan UN Susulan dapat mengikuti UN Ulang pada 10 Mei," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Suwanto.
Menurut dia, pelajar SMA/MA/SMK yang mengikuti UN 2010 di Jatim sebanyak 344.908 orang meliputi 206.595 pelajar SMA/MA dan 138.313 pelajar SMK.
"Mereka yang dinyatakan tidak lulus dalam pengumuman UN pada 26 April adalah 6.555 pelajar SMA/MA dan 9.782 pelajar SMK," katanya. isa

sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=66cc5cd64257edd80ca8e9fd2040972d&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


SKEMA PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Skema Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah skema Kredit/Pembiayaan yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dan Koperasi yang usahanya layak namun tidak mempunyai agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan Perbankan. Tujuan akhir diluncurkan Program KUR adalah meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.

eurogoldPerguliran KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang diselenggarakan pad a tanggal 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan UKM dipimpin Bapak Presiden RI. Salah satu agenda keputusannya antara lain, bahwa dalam rangka pengembangan usaha UMKM dan Koperasi, Pemerintah akan mendorong peningkatan akses UMKM dan Koperasi kepada kredit/pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas Perusahaan Penjamin. Dengan demikian UMKM dan Koperasi yang selama ini mengalami kendala dalam mengakses kredit/pembiayaan dari perbankan karena kekurangan agunan dapat diatasi.

KUR telah diluncurkan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 5 Nopember 2007. Peluncuran KUR merupakan upaya Pemerintah dalam mendorong Perbankan menyalurkan kreditj pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi. Peluncuran tersebut merupakan tindaklanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit/ Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin (perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia.

sumber: http://kraksaan.com/berita-ukm

Kredit UKM lewat KKMB capai Rp72,9 miliar

Petani Gugat PTPN XI dan APTR

Surabaya - Sejumlah petani tebu menggugat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) terkait lelang gula.

Gugatan perdata itu disampaikan sejumlah petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Tebu Rakyat (PPTR) melalui Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu.

Nurhadi, selaku kuasa hukum petani, mengatakan, pada 2007 PTPN XI yang membawahi sejumlah pabrik gula menerima investor yang bersedia memberikan talangan kepada petani dengan harga Rp4.900,00 per kilogram.

Dari harga itu, petani mendapatkan bagian keuntungan sebesar 60 persen, sedangkan 40 persen sisanya untuk investor.

“Pada saat itu, para petani sudah menyepakati tawaran investor lainnya yang memberikan talangan sebesar Rp5.100,00 per kilogram dengan bagi hasil 70 persen untuk petani dan 30 persen untuk investor,” katanya.

Namun PTPN XI tetap bersikeras menggandeng investor yang hanya memberikan dana talangan Rp4.900,00 perkilogram dengan bagi hasil 60:40 untuk petani.


“Ironisnya, APTRI menyetujui langkah PTPN XI tanpa berkoordinasi dengan petani yang selama ini memasok hasil panennya ke sejumlah pabrik gula,” kata Nurhadi.


Para petani sempat protes, namun tidak dihiraukan oleh APTRI dan PTPN XI terkait rendahnya harga lelang gula di PG Olean, PG Panji, PG Wringinanom (Situbondo), PG Prajekan (Bondowoso), PG Jatiroto (Lumajang), PG Semboro (Jember), PG Pajarakan, PG Wonolangan, dan PG Gending (Probolinggo).

sumber: http://www.surya.co.id/2010/04/28/petani-gugat-ptpn-xi-dan-aptr.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29

DIPASTIKAN TIDAK ADA PEMADAMAN DI JATIM DAN BALI

Metrotvnews.com, Surabaya: Pasokan batu bara untuk keperluan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton I dan II, mulai hari ini, berangsur normal. PT Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa-Bali (PTPJB) PT Perusahaan Listrik Negara sudah memastikan bahwa tidak akan ada pemadaman listrik untuk wilayah Jawa Timur dan Bali. Pasokan batu bara mulai normal ditandai dengan kedatangan sebanyak 8.000 ton batu bara di Surabaya, Jawa Timur, dini hari tadi. Bahkan, pagi tadi, juga datang pasokan batu bara sebanyak 16 ribu ton yang diangkut dua kapal. Nanti malam juga akan datang pasokan batu bara sebanyak 17 ribu ton.

Reporter Metro TV Hidayat Firmansyah melaporkan, dengan kedatangan pasokan batu bara itu, stok batu bara untuk PLTU Paiton I dan II bisa mencapai 50 ribu ton. Angka ini cukup untuk kebutuhan selama enam hari. Menurut Iwan Darusman, Sekretaris Perusahaan PT PJB, pasokan batu bara untuk dua pembangkit itu juga akan tiba pada 24 dan 25 Februari mendatang sebanyak 16 ribu ton. Dan pada 26 Februari juga akan tiba batu bara sebanyak 17 ribu ton. Iwan mengatakan, jika terjadi kekurangan, PT PJB akan meminjam pasokan batu bara kepada Jawa Power dan PT Paiton Energy Company sebanyak 30 ribu ton. Setelah pasokan batu bara normal, rencanaya PTPJB akan menormalisasi produksi listrik dari Paiton I dan II sebesar 800 Mega Watt. Di bagian lain, di saat beberapa wilayah mengalami krisis listrik, sejumlah dusun di Jember, Jawa Timur, justru anteng=anteng saja menikmati pasokan listrik. Mereka sudah lama menggunakan energi turbin sebagai pengganti energi listrik dari PLN.

Dusun yang sudah menggunakan energi turbin di antaranya Dusun Mojan, Desa Jumurto, Kecamatan Patrang, Jember. Dusun ini tak terpengaruh dengan krisis energi listrik yang belakangan melanda sejumlah daerah di Indonesia. Sejak 2001, sekitar 50 kepala keluarga sudah mengembangkan energi alternatif, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) melalui tenaga turbin. Dengan menggunakan aliran deras Sungai Sumberlangon Klungkung, kebutuhan listrik warga dapat terpenuhi. Iurannya pun terbioang murah. Setiap rumah hanya dipungut antara Rp 2.000 hingga Rp 20 ribu per bulan. Biaya ini untuk perawatan peralatan turbin. Karenanya, dusun ini dikenal dengan Dusun Turbin. Satu-satunya kendala pasokan listrik dengan mesin turbin adalah saat memasuki musim kemarau. Karena saat itu debit air sungai sangat kecil. Saat itu daya voltase listrik untuk setiap warga pun dikurangi. Meski sejak 2004, aliran listrik PLN masuk ke wilayah dusun ini, sejumlah warga tetap memanfaatkan aliran listrik dari turbin.(DEN) .

sumber: http://www.lintasberita.com/Nasional/Berita-Lokal/DIPASTIKAN_TIDAK_ADA_PEMADAMAN_DI_JATIM_DAN_BALI

Umat Hindu Tengger Laksanakan Ngenteg Linggih

Rabu, 28 April 2010 | 18:00 WIB

Pasuruan - Umat Hindu suku Tengger di Gunung Bromo melaksanakan prosesi Ngenteg Linggih Pura Kerta Bumi Sari Buana Agung Dewa Putra di Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu.

Duta Hindu Dharma Provinsi Jawa Timur, Joko Setiyono menjelaskan, prosesi Ngenteg Linggih adalah upacara penempatan “Sang Hyang Widi Wasa” (Tuhan YME) di pura baru yang telah selesai dibangun.

Ia menjelaskan, prosesi Ngenteg Linggih merupakan inti peresmian pura yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi pura baru tersebut. Sehingga prosesi Ngenteg Linggih juga diteruskan dengan prosesi Piodalan atau upacara hari jadi pura.

Sedangkan Pura Kerta Bumi Sari Buana Agung Dewa Putra di Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari secara seremonial diresmikan oleh Ketua PHDI Provonsi Jawa Timur, Ketut Sudiarta.

Joko Setiyono menjelaskan, prosesi Ngenteg Linggih Pura Kerta Bumi Sari Buana Agung Dewa Putra di Desa Sedaeng berlangsung dua hari, sejak Selasa hingga Rabu ini.

Disebutkan, prosesi diawali dengan Mendak Tirta, yakni mengambil air suci dari sumber air di Gunung Widodaren yang masih dalam gugusan Gunung Bromo.

Dilanjutkan Melaspas, yakni menyusikan pura dan segala peralatan ibadat supaya bersih dari pengaruh “buta kala”, sehingga tidak menggangu manusia lagi. Dan setelah pura dan peralatannnya bersih, lanjut Joko maka Sang Hyang Widi Wasa ditempatkan pada tempatnya.

Prosesi Ngenteg Linggih dilakukan dengan Tari Sidakarya, yakni tarian sakral yang hanya dilakukan saat peresmian sebuah pura. Sedankan prosesi upacara Piodalan dilakukan dengan tarian Rejang Dewa.ant

sumber: http://www.surya.co.id/2010/04/28/umat-hindu-tengger-laksanakan-ngenteg-linggih.html?utm_source=feedburner&utm_medium=twitter&utm_campaign=Feed%3A+surya-online+%28SURYA+Online+-Portal+Berita+Jawa+Timur+Sebenarnya%29

Pekerja PLTU Paiton Tuntut Pesangon

Liputan 6 - Kamis, 29 April 2010

Liputan6.com, Probolinggo: Ratusan pekerja proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (28/4) berdemonstrasi menuntut tambahan uang pesangon bagi rekan-rekan yang mereka yang dipecat. Beberapa waktu lalu, sejumlah pekerja yang dipecat hanya mendapat uang pesangon Rp 200 ribu.

Unjuk rasa dilakukan sekitar 300 karyawan Beijing Energy Power Construction Company dan CV Triyuda Karya. Mereka berdemo sebagai bentuk solidaritas kepada sejumlah karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja tanpa alasan jelas.

Mereka mendesak perusahaan memberi pesangon lebih banyak, setidaknya Rp 500 ribu per orang. Para demonstran juga menuntut setiap karyawan diberi jaminan kesehatan dan sertifikat kerja jika diberhentikan.

Pihak manajemen akhirnya bersedia berdialog dengan para pekerja. Manajemen perusahaan berjanji memenuhi tuntutan karyawan dan besaran uang pesangon akan ditentukan seminggu lagi.(TES/SHA)

sumber: http://id.news.yahoo.com/lptn/20100428/tid-pekerja-pltu-paiton-tuntut-pesangon-e390447.html

http://berita.liputan6.com/daerah/201004/274675/Pekerja.PLTU.Paiton.Tuntut.Pesangon

Bromo Masuk Tiga Besar Gunung Terbaik di Dunia bagi Pendaki

Rabu, 28/04/2010 04:02 WIB
detikNews

Rusia - Indonesia patut berbangga. Gunung Bromo, gunung yang terletak di Probolinggo, Jawa Timur masuk tiga besar gunung terbaik di dunia bagi para pendaki dengan tanpa menggunakan porter. Gunung Bromo cuma kalah dari dua gunung lainnya, yakni Gunung Elbrus di Rusia dan Gunung Olympus di Yunani.

Seperti dikutip detikcom dari situs www.lonelyplanet.com, Rabu (28/4/2010), Gunung Bromo bahkan mengungguli beberapa gunung terkenal di dunia lainnya seperti Gunung Fuji di Jepang, Gunung Sinai di Mesir dan Jabal Toubkal di Maroko.

Berikut data tiga besar gunung di dunia yang layak untuk didaki seperti dimuat di situs yang berkantor pusat di Rusia tersebut:

Gunung Elbrus, Rusia

Gunung Elbrus merupakan bagian dari Pegunungan Alpen di Eropa. Gunung ini merupakan salah satu gunung tertinggi di Eropa yang memiliki ketinggian 5.642 meter. Terletak di antara perbatasan Georgia dan Rusia, Gunung Elbrus terlihat kokoh menantang langit. Dari mulai ketinggain 1.000 meter, gunung ini dikelilingi oleh gletser yang membuat tampilan Elbrus menjadi kian indah.

Gunung Olympus, Yunani

Gunung Olympus dikenal sebagai tempat para dewa bersemayam. Ini adalah gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian mencapai 2.918 meter. Hingga saat ini, gunung tersebut dipakai untuk menyembah para dewa. Untuk mencapai puncak gunung tersebut, dibutuhkan waktu kurang lebih selama dua hari.

Gunung Bromo, Indonesia

Gunung Bromo nan eksotik muncul dari lembah Pegunungan Tengger. Bromo adalah salah satu dari tiga puncak gunung berapi di Jawa Timur. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.392 meter.

Rute termudah dan paling populer untuk melakukan pendakian di Bromo adalah dari Cemoro Lawang yang bisa diakses dari Kota Probolinggo. Untuk mencapai puncak Bromo, harus melewati kawah pasir terlebih dahulu. Cukup melakukan pendakian selama satu jam saja, Anda sudah bisa mencapai puncak Bromo.

Dari puncak Bromo, Anda bisa menikmati pemandangan indah, seperti kawah panas dan Gunung Semeru yang masih dalam satu rangkaian dengan Gunung Bromo. Seperti gunung-gunung di seluruh dunia pada umumnya, waktu yang paling disukai untuk mencapai puncak Bromo adalah saat matahari terbit.

Sementara 7 gunung lainnya yang masuk 10 besar gunung terbaik di dunia yang layak untuk didaki adalah Jebel Toubkal di Maroko, Gunung Matterhorn di Switzerland, Gunung Table di Afrika Selatan, Gunung Ben Nevis di Skotlandia, Gunung Sinai di Mesir, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Half Dome di Amerika Serikat. (anw/anw)

sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/04/28/040238/1346712/10/bromo-masuk-tiga-besar-gunung-terbaik-di-dunia-bagi-pendaki?991101605

Di Kabupaten, SMA Taruna Merajai

[ Rabu, 28 April 2010 ]
PROBOLINGGO - Tahun ini SMA Taruna Dra Zulaiha Leces berhasil merajai ranking nilai unas tertinggi di Kabupaten Probolinggo. Murid-murid sekolah tersebut berhasil menduduki ranking tertinggi untuk jurusan IPS dan IPS.

Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo, SMA Taruna menempatkan tiga muridnya di jajaran lima besar untuk jurusan IPA. Masing-masing di ranking pertama (Made Aryadinata), kedua (Silvia Irma Wahyuni) dan kelima (Lutvianes Adven Dianto). Sedangkan ranking tiga dan empat ditempati murid SMAN 1 Tongas dan SMAN 1 Dringu.

Selain itu, SMA Taruna juga menempatkan murid-muridnya di jajaran lima terbaik jurusan IPS. Masing-masing di urutan pertama (Febrilia Wahyu Dwiningsih), kedua (Muhammad Imron R.), dan ketiga (Jaenal Arifin). Untuk urutan keempat dan kelima ditempati murid SMAN 1 Kraksaan dan SMAN 1 Dringu.

SMA Nurul Jadid Paiton juga mendominasi untuk ranking unas jurusan bahasa. Sekolah ini bersaing dengan SMA Islam Terpadu Ulil Albab. Tapi, ranking lima tertinggi semuanya disabet murid-murid SMA Nurul Jadid.

Dilihat dari perankingan ini, SMA swasta di Kabupaten Probolinggo menunjukkan diri bisa mengatasi SMA negeri. Namun, Kasi Pendidikan SMA/ SMK Dispendik Assa'ad menyatakan ini bukan berarti sekolah negeri kalah kelas. "Dari segi kelulusan, sekolah negeri tahun ini mengalami hasil yang baik. Banyak sekolah negeri yang mengalami kelulusan 100 persen," kata Assa'ad kepada Radar Bromo kemarin (27/4).

Dia merinci, hanya ada tiga SMA negeri yang gagal meluluskan siswanya 100 persen. Yakni SMAN Dringu (5 murid tidak lulus), SMAN 1 Atap Maron (5 murid tidak lulus) dan SMAN 1 Paiton (1 murid tidak lulus).

Meskipun begitu, kalah rangking murid SMA negeri atas SMA swasta tetap jadi perhatian dan evaluasi Dispendik. "Hasil unas itu sudah dievaluasi. Tentunya ada banyak faktor yang membuat siswa SMA negeri kalah dalam hal meraih hasil unas terbaik dibanding sekolah swasta," ujarnya.

Berbeda dengan Kabupaten Probolinggo, di Kota Probolinggo ranking nilai unas tertinggi masih didominasi SMA-SMA negeri. SMA swasta yang mampu menyaingi sekolah negeri hanya SMAK Mater Dei.

Misalnya untuk jurusan IPA, mereka yang berhasil masih masuk lima besar semuanya berasal dari SMAN 1. Mereka adalah Sucahyo Bimantoro Utama (56,10); Rachmawati Nur Sutanti (55,45); Gazella Putra Permana (55,25); Faradiah Hayati (55,20); dan Grandi Amedio Adrianza (55,20).

Untuk jurusan IPS, dua murid SMAK Mater Dei berhasil menembus lima besar. Yakni Didit Eko Cahyono (51,35) di urutan ketiga dan Natalia Widha Kristiyanna (51,15) di urutan kelima. Selebihnya direbut pelajar SMAN 1, yakni urutan pertama Avo Bayu Lestantia (51,80); urutan kedua Dedy Kurniawan (51,80); dan urutan keempat Zulkifli (51,35).

Sedangkan untuk jurusan bahasa semuanya berasal dari SMAN 4. Mereka adalah Puspita Puspa Tanjung (51,10); Gally Setia (50,10); Fitriya Harisa Kholila (49,65) Adi Purwanto (49,25) dan Bayu Arsidtyawan (49,25).

Untuk SMK, dominasi total juga ditunjukkan SMKN 1. Lima pelajar yang meraih nilai terbaik. Semunya dari program keahlian akuntasi. Mereka adalah Marthalita Dwi Theryssia (44,92); Lilis Indrawati (44,14); Hikmatul Mukarromah (44,03); Tri Wahyuni (43,69); dan Riska Hidayati (43,65).

"Memang lebih banyak yang dari sekolah negeri. Untuk sekolah swasta ada dua siswa yang masuk lima besar. Mereka dari jurusan IPS," ujar Kabid Sekolah Menengah Sukardi saat mendampingi Kepala Dispendik Maksum Subani.

Di Kota Pasuruan, ranking nilai unas tertinggi SMA dan SMK juga masih didominasi sekolah negeri. Untuk SMA di jajaran tiga besar, misalnya, hanya ada satu siswa dari sekolah swasta yang berhasil menembus. Yakni Maria Christina AW SMAK MGr Soegijapranata yang menduduki ranking tiga untuk jurusan IPA.

Sedangkan tiga besar untuk jurusan IPS dan SMK masih jadi milik murid sekolah-sekolah negeri. Nah, bagi mereka yang berprestasi, Kepala Dispendik Kota Pasuruan Bashori Alwi menyatakan sudah menyiapkan reward. Termasuk bagi sekolah yang sudah berhasil mencapai angka kelulusan 100 persen.

Janji pemberian reward itu disampaikan oleh Kadispendik Bashori Alwi kemarin. "Seperti tahun sebelumnya, prestasi yang diraih atas hasil unas tersebut selalu kami lakukan evaluasi," katanya kemarin.

"Selain itu, kami juga berusaha menindaklanjuti atas prestasi yang sudah diraih siswa dengan nilai terbaik untuk mendapatkan reward khusus. Ini dalam rangka memotivasi mereka agar mau lebih keras berusaha di masa mendatang," ungkapnya lagi.

Di sisi lain, dia tidak memungkiri, jika pada tahun ini masih tercecer jumlah siswa yang harus mengulang. Misalnya untuk tingkat SMA ada 23 siswa, MA dengan 27 siswa, serta SMK dengan jumlah lebih besar sebanyak 119 siswa.

Namun, dalam perbandingan angka dibanding tahun 2009 lalu, angka siswa gagal cenderung mengalami penurunan. Tidak itu saja, prestasi membanggakan di tingkat Jatim juga berhasil diraih siswa kelas XII yang baru saja menuntaskan unas mereka.

Diantaranya adalah untuk rata-rata nilai jurusan IPA, berada di posisi peringkat 10 besar Jatim. Begitupun untuk jurusan IPS di peringkat 8, dan jurusan bahasa juga membanggakan dengan peringkat ke-11 se-Jatim.

Tidak sekedar reward atas prestasi yang dicatat siswa. Bagi sekolah yang sudah mencapai kelulusan 100 persen juga akan mendapatkan penghargaan atas prestasinya tersebut.

Apa wujud rewardnya? Kadispendik belum menyebut rincian detailnya. Sebab, bentuk reward itu masih akan dibahas lebih jauh bersama pihak-pihak terkait lainnya. "Bagaimanapun juga, semua itu bergantung pada kapasitas anggaran yang tersedia," tandasnya kemudian.

Siapkan Yang Mengulang

Setelah mengumumkan hasil unas utama, saat ini Dispendik berkonsentrasi menyiapkan mental murid-murid yang harus mengikuti unas ulang. Mereka dijadwalkan menjalani unas ulang pada 10-15 Mei.

Kepala Dispendik Kota Pasuruan Bashori Alwi menyatakan, dalam 1-2 hari mendatang pihaknya menggelar evaluasi menyeluruh atas hasil unas. Di dalamnya termasuk menggelar tahapan persiapan untuk unas ulang yang akan ditempuh oleh 169 siswa.

"Harapannya adalah, mereka yang sudah gagal tetap bersemangat untuk menghadapi unas ulangan. Sehingga pada saat pelaksanaan ujian itu berlangsung, motivasi mereka tumbuh kembali," tegas Bashori Alwi lagi.

Dispendik Kota Probolinggo pun melakukan hal sama. Kabid Sekolah Menengah Dispendik Kota Probolinggo Sukardi memang mengaku sangat bersyukur dengan hasil unas kali ini. Meski masih ada beberapa orang siswa yang belum lulus alias harus mengulang. Dan, persiapan untuk ujian ulangan itu sudah mulai dipersiapkan. "Kami baru saja selesai rapat untuk mempersiapkan ujian ulangan," ujarnya kemarin.

Untuk unas ulang itu nanti akan dibagi menjadi dua tempat. Untuk SMK akan ditempatkan di SMKN. Di sana akan disediakan empat ruangan. Dari empat ruangan itu akan dibagi menjadi satu ruangan untuk jurusan bisnis managemen dan tiga ruang untuk jurusan teknik.

Sedangkan untuk siswa SMA/MA akan ditempatkan di MAN 2. Akan disiapkan tujuh ruangan. Untuk jurusan IPA satu ruangan, jurusan IPS dua ruangan, jurusan bahasa dua ruangan dan jurusan keagamaan dua ruangan. "Nanti mekanismenya sama, soalnya juga ada soal A dan soal B. Ada pengawas ruangan, ada tim pengawas independent juga ada dari pihak kepolisian," jelas Sukardi.

Para siswa yang tidak lulus itu, nanti akan mengikuti susuai dengan mata pelajaran yang nilainya kurang. "Para siswa itu, hanya mengikuti ulangan pada mata pelajaran yang gagal," ujarnya.

Menurut Sukardi, para siswa yang tidak lulus itu jatuh pada mata pelajaran yang berbeda. Pada tingkat SMA/MA, untuk jurusan IPA, banyak jatuh pada pelajaran biologi. Untuk jurusan IPS, banyak yang gagal pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Sedangkan untuk jurusan bahasa, banyak yang gagal pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan antropologi. Sedangkan untuk keagamaan, para pelajar itu banyak yang tidak mampu dalam soal bahasa Inggris. "Kalau untuk tingkat SMK, mereka banyak yang gagal dalam mata pelajaran bahasa Inggris dan matematika," jelas Sukardi. (mie/rud/via/yud)

sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4