Selasa, 03 Agustus 2010

Tutup Mata, Rias Wajah Pria

[ Senin, 02 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO- Banyak cara dilakukan warga untuk merayakan HUT kemerdekaan RI. Salah satunya dengan menggelar lomba lucu seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Panca Marga (UPM) Kabupaten Probolinggo, kemarin (1/8).

Mahasiswa yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Pakistaji Kecamatan, Wonoasih Kota Probolinggo itu menggelar berbagai macam lomba. Salah satunya adalah lomba merias wajah pria. Repotnya, mata si perias ditutup rapat menggunakan kain.

Lomba yang digelar di RT 1 / RW 3 Kelurahan Pakistaji itu, dalam babak pertama mengadu enam pasangan pria dan wanita. Mereka adalah Umami-Andika, Iin-Toni, Kholifah-Wahyu, Ulfa-Dedi, Ernik-Erik, dan Alvia-Ilyas.

Sekitar pukul 11.00, enam pria dan wanita sudah siap memulai aksinya. Para pria yang terdiri dari mahasiswa itu pun duduk berjajar dan siap dirias. Sedangkan enam orang ibu-ibu yang merupakan warga sekitar siap dengan kosmetiknya.

Lomba itu cukup menarik perhatian warga sekitar. Dari anak-anak, ibu-ibu hingga bapak-bapak datang untuk melihat. Suasana penuh ger-geran terjadi ketika para ibu mulai merias dengan mata tertutup. Mulai dengan memberi bedak, mengoleskan lipstik hingga membuat rona wajah di pipi pasangannya.

Tawa penonton pun makin menjadi-jadi, ketika proses memberi bedak. Wajah para pria itupun berubah menjadi coreng-moreng karena pemberian bedak yang tidak merata. "Teruskan, sampai habis bedaknya juga tidak apa-apa," ujar seorang penonton.

Usai memberi bedak meski tidak ada komando harus segera mengoleskan lipstick, para perias dadakan itu langsung mengoleskan lipstik ke bibir pasangannya. Itu, tetap dilakukan dengan mata tertutup. "Bibirnya tipis, tidak tahu sampai mana," ujar salah seorang peserta.

Akibatnya, ada peserta yang membuat bibir modelnya menjadi lebih tebal. Pasalnya, olesan lipstik melebar hingga ke dagu. "Wah, seperti vampire yang habis mengisap darah," ujar penonton lainnya.

Pada saat pengolesan lipsstik inilah, banyak instruksi diberikan oleh para suporter masing-masing. Instruksinya adalah arahan kurang ke kanan atau kurang ke kiri. Ada juga yang mengatakan terlalu lebar dan terlalu tebal. "Cukup-cukup, jangan ditambah lagi sudah tebal," ujar salah seorang penonton pada peserta yang dijagokannya.

Berikutnya adalah mengoleskan perona pipi. Pada bagian ini, hampir seluruh peserta tidak mampu menyamakan antara pipi kanan dan kiri. Hasilnya, jelas membuat tawa penonton makin menyeruak.

Sekitar lima menit kemudian, para perias itu diminta mundur. Setelah itu penutup matanya dibuka dan diperbolehkan melihat hasilnya. Mereka pun banyak yang tak percaya, kalau hasil riasannya tidak sempurna.

Iin salah seorang peserta mengatakan, sebenarnya merias wajah tidak begitu sulit. Tapi, bila dilakukan dengan mata tertutup hal itu menjadi lain cerita. "Susah juga, karena kita harus mencari mana hidungnya, mana pipi dan bibirnya," jelasnya.

Meski demikian, ibu rumah tangga ini mengaku senang bisa mengikuti lomba tersebut. Pasalnya, selain bisa mendapatkan hadiah, juga menghibur. "Ya senang, karena lucu itu," ujarnya.

Salah seorang penyelenggara lomba terserbut, Febri mengatakan mulanya yang akan menjadi peserta dalam lomba tersebut adalah para pasangan suami istri (pasutri). Tapi, karena banyak para suami yang masih bekerja akhirnya tidak jadi.

Dan, yang menjadi obyek para ibu-ibu itu diganti dengan para mahasiswa UPM yang sedang KKN. "Awalnya, memang pesertanya bapak-bapak dan ibu-ibu warga sekitar. Tapi, mereka tidak bisa karena bekerja. Ada juga yang tidak mau karena malu," ujar Febri.

Selain lomba rias wajah, sebelum lomba itu digelar juga digelar lomba pukul kendi. Menurut Febri, semua itu untuk memperingati HUT kemerdekaan RI dan memberi hiburan bagi masyarakat. "Agar masyarakat makin cinta dengan agustusan dan dengan Indonesia. Dan harapannya, ke depan agustusan makin meriah," ujarnya. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=173046

Tidak ada komentar:

Posting Komentar