Selasa, 21 September 2010

Tetap Disoal, Kunker ke Lombok

[ Senin, 20 September 2010 ]
Musayyib: Yang Protes, Sakit Hati

PROBOLINGGO - Kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo bersama petinggi alat kelengkapan dewan tetap dipersoalkan.

Beberapa anggota dewan menganggap kunker tersebut tidak sesuai prosedur lantaran tidak pernah dibahas di rapat Banmus (Badan Musyawarah).

Salah satu anggota dewan yang namanya enggan dikorankan menyatakan, tetap tidak menerima landasan yang dipakai oleh pimpinan dewan dalam menggelar kunker tersebut. "Alasan pimpinan yang telah disampaikan ke koran itu saya kira tidak tepat. Tidak bisa seperti itu," katanya kepada Radar Bromo kemarin.

Menurut sumber tersebut, ketua fraksi bukanlah alat kelengkapan dewan. "Fraksi itu tidak bisa mewakili Banmus. Fraksi itu kepanjangan tangan partai. Tetapi yang perlu diingat tidak termasuk alat kelengkapan dewan," bebernya.

Menurutnya, sesuai mekanisme yang ada sejatinya semua agenda dewan tetap harus dibicarakan dan direncanakan di tataran banmus terlebih dahulu. Karena secara keseluruhan tugas banmus memang menyusun jadwal dan agenda dewan.

Seperti diberitakan Radar Bromo sebelumnya, usai lebaran, suhu internal DPRD Kabupaten Probolinggo justru menghangat. Pemicunya adalah kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan oleh pimpinan dewan bersama pimpinan alat kelengkapan dewan lainnya ke Lombok selama emapt hari di akhir pekan kemarin. Kunker itu disebut-sebut dilakukan tanpa pembahasan Banmus (Badan Musyawarah).

Saat dikonfirmasi, Ketua DPRD Ahmad Badawi mengatakan, agenda kunker ke Lombok Barat tersebut sudah sesuai prosedur. Sebab, meski belum dibahas di rapat banmus, namun kunker tersebut sudah dibicarakan oleh pimpinan dewan bersama pimpinan fraksi yang ada di DPRD.

"Banmus itu merupakan kepanjangan dari fraksi. Kunker ini sudah dibicarakan di tingkatan fraksi. Semua ketua fraksi juga ikut," kata pria yang akrab disapa Memed beberapa hari yang lalu.

Menurut Memed, agenda di dewan usai lebaran ini cukup padat. Selain bakal membahas KUA-PPAS untuk APBD 2011, saat ini dewan juga tengah membahas terkait 6 raperda. "Karena waktunya mepet. Jadi dibicarakan di tingkatan fraksi. Agenda dewan tidak dapat berleha-leha," jelasnya saat itu.

Nah, alasan waktu yang mepet itu juga mendapat sorotan dari beberapa anggota dewan lainnya. "Sekedar diketahui, agenda kunjungan ke Lombok itu ternyata sudah direncanakan sebelum libur cuti lebaran. Jadi saya kira sebenarnya masih ada waktu untuk dibahas terlebih dahulu di banmus," beber anggota dewan itu.

Lalu apa yang dilakukan beberapa anggota dewan yang kurang puas tersebut? "Yang jelas kami ini tetap menganggap kunker tersebut tidak benar. Soal apa yang akan dilakukan, tunggu saja," ungkapnya.

Sementara itu Ketua BK (Badan Kehormatan) Musayyib Nahrawi yang juga turut ikut dalam rombongan tersebut menegaskan kalau kunker tersebut sudah sesuai prosedur. "Yang dikatakan pimpinan (Memed, Red) itu sudah benar. Banmus itu refleksi fraksi-fraksi," kata politisi PKB tersebut.

Karena itu, bila sewaktu-waktu keadaan mendesak, pimpinan bisa langsung membicarakan bersama ketua fraksi. "Kemarin itu kebetulan emergency, jadwal dewan sangat padat," beber politisi asal Paiton tersebut.

Menurut Musayyib, protes yang disampaikan beberapa anggota dewan lewat media itu tidak berdasar. "Yang protes itu adalah orang-orang yang sakit hati mungkin karena tidak diajak," ujarnya, lalu tersenyum.

Yang jelas menurut Musayyib agenda kunker ke Lombok itu sangat bermanfaat bagi dewan. Karena secara keseluruhan daerah Lombok tak jauh berbeda dengan Kabupaten Probolinggo. Sehingga ilmu yang didapat dari kunker tersebut bisa diaplikasikan di Kabupaten Probolinggo.

"Manfat kunker itu banyak. Semua anggota dewan mengikuti kunker dengan serius. Keikutsertaan BK ke Lombok itu lebih kepada pengawasan kepada anggota dewan. Selama di sana, semua anggota bersungguh-sungguh melakukan studi banding," jelas Musayyib. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=180054

Tidak ada komentar:

Posting Komentar