[ Selasa, 21 September 2010 ]
Sementara itu, setelah apel berpakaian adat, acara peringatan hari jadi Kota Probolinggo ke-651 kemarin dilanjutkan sidang paripurna istimewa di gedung dewan. Paripurna yang digelar pukul 11.00 dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Abdullah Zabut.
Sejatinya, hari jadi Kota Probolinggo jatuh pada 4 September. Tapi karena bersamaan dengan Ramadan, peringatan hari jadi kota baru diperingati kemarin. Nah, DPRD pun tak mau kalah dalam momen ini.
Seperti orang yang punya gawe mantenan, kantor dewan dihiasi janur kuning di pagar pintu masuk dan keluar. Ruang tunggu tamu dipenuhi pemain musik karawitan beserta sinden. Gending jawa menghiasi riuhnya kantor wakil rakyat.
Dalam paripurna ini para pejabat tidak mengenakan pakaian adat lagi melainkan pakaian resmi berupa setelan jas. Dibuka oleh Zabut, paripurna diisi dengan sambutan Ketua DPRD Sulaiman dan Wali Kota Buchori.
Sulaiman mengatakan, dengan diperingatinya hari jadi diharapkan Kota Probolinggo dapat lebih berkembang, memupuk rasa saling memiliki dan keberhasilan membantu masyarakat. Serta menunjukkan jati diri kota yang punya keunggulan budaya, bukan menetapkan bulan atau tanggal tapi ada makna bagi masyarakat kota.
Sementara itu, Buchori menyampaikan agenda apel merupakan gambaran Bhineka Tunggal Ika. Sejumlah kegiatan dalam rangka hari jadi sudah dilaksanakan seperti bersih-bersih kampung, bersih pasar, kegiatan olahraga hingga syukuran.
"Dengan semangat kita mantapkan jiwa kegotongroyongan demi mencapai masyarakat yang makmur dan sejahtera. Dalam waktu dekat ini akan mengumpulkan RW di lingkungan Kali Banger dan partai politik yang berbasis di sana. Kali Banger itu perlu penanganan serius," ujar Buchori sambil mengajak seluruh anggota dewan memajukan Kota Probolinggo. (fa/yud)
Sementara itu, setelah apel berpakaian adat, acara peringatan hari jadi Kota Probolinggo ke-651 kemarin dilanjutkan sidang paripurna istimewa di gedung dewan. Paripurna yang digelar pukul 11.00 dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Abdullah Zabut.
Sejatinya, hari jadi Kota Probolinggo jatuh pada 4 September. Tapi karena bersamaan dengan Ramadan, peringatan hari jadi kota baru diperingati kemarin. Nah, DPRD pun tak mau kalah dalam momen ini.
Seperti orang yang punya gawe mantenan, kantor dewan dihiasi janur kuning di pagar pintu masuk dan keluar. Ruang tunggu tamu dipenuhi pemain musik karawitan beserta sinden. Gending jawa menghiasi riuhnya kantor wakil rakyat.
Dalam paripurna ini para pejabat tidak mengenakan pakaian adat lagi melainkan pakaian resmi berupa setelan jas. Dibuka oleh Zabut, paripurna diisi dengan sambutan Ketua DPRD Sulaiman dan Wali Kota Buchori.
Sulaiman mengatakan, dengan diperingatinya hari jadi diharapkan Kota Probolinggo dapat lebih berkembang, memupuk rasa saling memiliki dan keberhasilan membantu masyarakat. Serta menunjukkan jati diri kota yang punya keunggulan budaya, bukan menetapkan bulan atau tanggal tapi ada makna bagi masyarakat kota.
Sementara itu, Buchori menyampaikan agenda apel merupakan gambaran Bhineka Tunggal Ika. Sejumlah kegiatan dalam rangka hari jadi sudah dilaksanakan seperti bersih-bersih kampung, bersih pasar, kegiatan olahraga hingga syukuran.
"Dengan semangat kita mantapkan jiwa kegotongroyongan demi mencapai masyarakat yang makmur dan sejahtera. Dalam waktu dekat ini akan mengumpulkan RW di lingkungan Kali Banger dan partai politik yang berbasis di sana. Kali Banger itu perlu penanganan serius," ujar Buchori sambil mengajak seluruh anggota dewan memajukan Kota Probolinggo. (fa/yud)
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=180223
Tidak ada komentar:
Posting Komentar