Selasa, 21 September 2010

Sempat Minta Tolong

[ Minggu, 19 September 2010 ]
Walau Toni warga Kota Probolinggo, tetapi tempat kejadian perkara (TKP) kematiannya berada di wilayah Dringu, Kabupaten Probolinggo. Kini Polsek Dringu bergerak melakukan penyelidikan.

Ceritanya, begitu mendengar kabar tentang peristiwa tersebut, petugas Polsek Dringu langsung merapat dan melakukan olah TKP. Tapi, polisi belum menemukan barang bukti yang bisa mengarah kepada pelakunya.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, orang yang pertama kali menemukan mayat Toni adalah Slamet dan Tosin. Mereka berdua sama-sama warga Desa Pabean, Dringu.

Saat itu Slamet sedang mengairi sawah yang jaraknya dari TKP sekitar 300 meter. Sedangkan Tosin sedang lewat di jalan tersebut. Malam itu, mereka sama-sama mendengar teriakan orang minta tolong.

Mendengar teriakan minta bantuan itu, Slamet dan Tosin segera mencari asal suara tersebut. Sampai jarak mereka sekitar 100 meter, suara minta tolong itu semakin jelas. Mereka pun sama-sama mendekat. Tapi, mereka bukan dari arah yang sama. Slamet dari tengah areal pesawahan, sedangkan Tosin datang dari arah barat.

Nah, mereka pun bertemu persis di TKP. Tapi, dua orang yang kini dijadikan saksi itu tidak menemukan orang yang bersuara minta tolong itu. Meski demikian, mereka tidak putus asa. Mereka terus mencari.

Mereka menyusuri kegelapan dengan lampu senter. Setelah cukup lama mencari, mereka pun menemukan sesosok mayat laki-laki dengan tubuh penuh luka bacok. Dan lelaki itu adalah Toni.

Mendapati itu, mereka berdua jelas kaget. Slamet langsung berlari dan melaporkan temuannya itu kepada kepala desanya, Bambang Susilo. Lalu, kades Pabean itu melanjutkan laporan warganya itu ke Mapolsek Dringu.

Tak lama kemudian, polisi dari polsek Dringu langsung merapat dan melakukan olah TKP. Juga ada sebagian yang langsung mengevakuasi jenazah korban ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo untuk divisum

Dari hasil visum luar itu, ditemukan ada luka bacok pada pipi kiri korban, pundak kanan dan pundak kiri, serta pada perut korban yang menyebabkan ususnya terburai. "Diduga karena kehabisan darah dan ususnya yang terburai itu yang menyebabkan korban meninggal," ujar Kapolsek Dringu, AKP Riduwan.

Sepertinya, kasus ini bakal merepotkan polisi. Terlebih, kata AKP Riduwan, tidak ditemukan sama sekali barang bukti. Baik berupa senjata tajam maupun tanda-tanda lain yang menunjukkan jumlah pelakunya. "Motifnya, kami masih mendalaminya. Termasuk berapa orang dan senjata tajam jenis apa, kami juga masih belum tahu," ujarnya.

Hanya, kemarin (18/9) polisi sudah berhasil menemukan motor yang dikendarai korban malam itu. Motor itu ditemukan polisi di rawa-rawa di Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo. "Kami tahunya dari orang tua korban, kalau dia (korban) membawa motor itu," ujarnya.

Selain itu, AKP Riduwan mengaku malam itu cukup kesulitan untuk mengetahui identitas korban. Pasalnya, tidak ditemukan identitas sama sekali pada korban. Semisal KTP atau kartu pengenal lainnya. "Kalau uangnya yang Rp 10 ribu, tetap utuh," jelasnya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179905

Tidak ada komentar:

Posting Komentar