Jumat, 16 Juli 2010

Ustad dan Nyai Tewas Tabrakan

Jumat, 16 Juli 2010 | 08:32 WIB

LUMAJANG, KOMPAS.com- Tabrakan beruntun terjadi di jalur Tapal Kuda Lumajang, di Desa Klakah, Kecamatan Klakah, Kamis (15/7) sekitar pukul 14.30 WIB. Akibat tabrakan maut itu, seorang ustad dan seorang nyai atau guru ngaji tewas seketika, sedangkan 10 orang lainnya, termasuk penumpang dan sopir bus luka-luka.

Kejadian yang mengagetkan para pengguna jalan dan warga Klakah ini berawal saat Bus Dahlia jurusan Trenggalek-Denpasar yang melaju dari arah utara atau Probolinggo menabrak tiga sepeda motor yang ada di depannya.

Sebelum menabrak ketiga sepeda motor, bus tersebut di bagian belakangnya sudah mengeluarkan asap tebal. Bersamaan itu, diduga karena remnya blong, bus menerjang tiga sepeda motor. Satu sepeda motor dikendarai Ustad Nurul Rohim (30), asal Dusun Gempol, Desa Pandansari, Kecamatan Senduro, Lumajang. Ustad Nurul Rohim yang juga putra pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda Senduro ini meninggal seketika dengan luka cukup mengenaskan di bagian kepala.

Sepeda motor kedua dikendarai Sugiono (21) warga Desa Wonoasih, RT 2 RW 2, Kecamatan Wonoasih, Probolinggo, bersama bibinya, Nyai Sutarmi (53) juga warga Desa Wonoasih, Probolinggo. Sugiono terluka, namun Nyai Sutarmi meninggal seketika dengan luka parah.

Sedangkan pengendara sepeda motor ketiga mengalami luka-luka, namun hingga berita ini ditulis, belum diperoleh identitasnya.

Setelah menerjang tiga sepeda motor, bus masih terus melaju kencang karena diduga remnya blong. Dengan masih mengeluarkan asap di bagian belakang, bus kemudian menabrak Kijang Innova yang ada di depannya.

Karena mendapat hantaman keras dari belakang, Innova warna hitam itu kemudian menabrak sedan Corolla DX yang berjalan di depannya. Akibat benturan keras itu, Innova bernopol N 1718 NT itu bagian pojok kanan belakang remuk dan kaca belakangnya pecah serta kap mesin juga penyok.

“Saya melihat bus yang melaju dari arah utara itu sudah mengeluarkan asap, sebelum kemudian manabrak tiga sepeda motor, kemudian menabrak kendaraan lainnya,“ ujar Suyono, Ketua RT 1/RW 9 desa setempat yang juga sempat merekam kejadian ini dengan kamera ponselnya.

Setelah menabrak kendaraan lain, bus yang disopiri Agus, warga Trenggalek, ini terus melaju kencang. Selepas menabrak Innova, Agus yang kala itu diduga panik kemudian banting setir ke kanan melewati marka jalan. Sebuah mobil Avanza warna silver yang sedang parkir giliran menjadi sasaran. Avanza berpelat nomor P 1946 TT ini remuk bagian depannya.

Usai menabrak Avanza, bus bernopol AD 7193 UR ini kemudian melaju zig-zag atau megal-megol seperti kendaraan mabuk. Khawatir menabrak lagi sedan Corolla DX dan Innova, Agus mengarahkan kemudi busnya ke arah kiri. Bus yang tidak dapat dihentikan itu akhirnya menghantam truk Fuso nopol L 8399 UR yang datang dari arah berlawanan (selatan).

Begitu besarnya bodi truk, laju bus mabuk itu pun langsung terhenti. Beberapa detik kemudian bus dan truk sama-sama terbakar. Beruntung sebelum api membesar, pengemudi dua kendaraan tersebut berikut para penumpang Bus Dahlia dengan cepat keluar menyelamatkan diri. Jika tidak, mungkin puluhan penumpangnya terpanggang di dalam bus. Meski begitu, sejumlah penumpangnya luka-luka bahkan ada yang shock.

Seluruh penumpang bus berikut pengendara motor langsung ditolong warga dan dilarikan ke puskesmas Klakah. Sedangkan korban meninggal langsung dibawa ke RSUD Dr Hartoyo Lumajang. “Korban meninggal sudah dibawa ke RS Dr Haryoto. Sedangkan yang luka-luka dibawa ke puskesmas terdekat,” kata Kapolres AKBP Tejo Wijanarko kepada wartawan saat di tempat kejadian perkara (TKP).

Selain dua orang tewas, diketahui ada 10 orang yang luka. Tiga orang dirawat di RSUD Dr Hartoyo, yakni Sugiono, 21, warga Desa Wonoasih, RT 2 RW 2, Kecamatan Wonoasih, Probolinggo; Agus, sopir bus asal Prigi, Trenggalek dirujuk ke RS Bhayangkara Lumajang; serta Sri Astuti, penumpang bus, warga Desa Sari Kemuning RT 2 RW 1, Kecamatan Senduro, Lumajang. Sedangkan 7 korban penumpang bus yang luka ringan sudah diizinkan pulang dan penumpang lainnya meneruskan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan bus lain.

Kapolres AKBP Tejo Wijanarko mengatakan, berdasarkan keterangan para saksi mata, bus yang melaju dari arah utara itu, sebelum sampai di TKP sudah mengeluarkan asap. Lalu saat berada di TKP, tiba-tiba bus menabrak tiga sepeda motor, kemudian secara beruntun menabrak mobil Kijang Innova dan terakhir menabrak truk hingga mengeluarkan api dan terbakar.

Akibat kejadian ini, Jalan Raya Klakah atau jalur Lumajang-Probolinggo ditutup total, sehingga terjadi kemacetan cukup lama, sebelum akhirnya kendaraan dialihkan ke jalur alternatif atau jalan tikus. Sedang bara api di bus dan truk bisa dipadamkan 1, 5 jam kemudian setelah I unit mobil pemadam kebakaran didatangkan.

Hasil olah TKP dan identifikasi Polres Lumajang, polisi sementara menetapkan sopir bus, Agus, sebagai tersangka. “Tersangka sementara sopir Bus Dahlia yang menjadi aktor utama kecelakaan,” kata Kasatlantas Polres Lumajang AKP Imara Utama.

Menurut Imara, ditetapkannya tersangka sang sopir dikarenakan melaju dari arah utara dengan kecepatan tinggi dengan kondisi bus tidak layak jalan. “Kami amankan sopir bus di RS Bhayangkara khawatir kabur saat diperiksa besok,” tuturnya.

Keluarga Histeris

Sementara itu, isak tangis keluarga korban pecah di kamar jenazah RSUD Dr Haryoto Lumajang. Tiga orang pingsan setelah mengetahui anggota keluarganya menjadi korban kecelakaan tabrakan bus terbakar tersebut.

“Ya….Allah…maafkan dosa Bu Sutarmi, kakak saya,” kata seorang wanita dari keluarga Nyai Sutarmi asal Desa Wonoasih Probolinggo dengan beruraian air mata dengan dipeluk beberapa kerabatnya, di kamar jenazah RSUD Dr Haryoto Lumajang.

Setelah sadar dari pingsan, ketiga wanita itu terus menangisi kematian sang guru ngaji.

“Nyai Sutarmi meskipun sudah tua, dia tetap mengajar mengaji,” kata Hosna, anak bungsunya di kamar jenazah.

Pengakuan dia, ibunya memang banyak disenangi muridnya dan tetangga. Bahkan jika mendapat rezeki tidak lupa membaginya pada keluarga dan tetangga. “Keluarga kaget dan shock mengetahui, nyai meninggal akibat ditabrak bus,” ungkapnya.

Sementara itu, meninggalnya Ustad Nurul Rohim yang juga anak pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda, Dusun Gempol, Desa Pandasari, Kecamatan Senduro, Lumajang, mengejutkan keluarga serta santrinya.

Sejak Kamis sore sudah ratusan pelayat menunggu kedatangan jenazah Ustad Nurul. “Pelayat memang banyak sekali, karena Ustad Nurul sering bersilaturahim dengan warga. Ustad Nurul juga dikenal suka guyon dan baik pada santri,” kata Holil, santri Ustad Nurul.

Sementara istri korban, Hoiroh, 30, terus menangis dan memanggil-manggil nama suaminya. “Nyai Hoiroh nangis terus,” kata Jamal, seorang santri.

Ustad Nurul memiliki 2 anak, perempuan dan laki-laki. Anak perempuannya, Arifah, 14, yang mondok di Ponpes Syarifudin Wonorejo-Lumajang, dipulangkan oleh keluarga. “Arifah nangis terus,” tutur santri itu.

Rencananya, baik jenazah Ustad Nurul Rohim maupun Nyai Sutarmi akan dimakamkan Jumat (16/7) pagi di pemakaman umum desa setempat. (st35)

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2010/07/16/08322422/Ustad.dan.Nyai.Tewas.Tabrakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar