Jumat, 16 Juli 2010

Konversi di Kabupaten Terancam Molor

[ Kamis, 15 Juli 2010 ]
Karena Kuota Tidak Mencukupi

PROBOLINGGO - Program konversi minyah tanah (mitan) ke gas di Kabupaten Probolinggo terancam molor. Itu lantaran kuota yang telah dijatah kementerian tidak sesuai dengan hasil pencacahan yang dilakukan oleh tim surveyor.

Hal tersebut terungkap dalam rapat kerja pemkab dengan mengundang Komisi B DPRD setempat, perwakilan dari Pertamina dan rekanan pendistribusian paket konversi. "Dari hasil pencacahan yang dilakukan oleh tim konversi, ternyata kuota yang telah ditetapkan kementerian ESDM masih belum mencukupi," kata Aggowo Wicaksono, Sales Representative LPG rayon III dalam kesempatan itu.

Menurutnya, sebelum proses pendistribusian, kementerian ESDM telah memberikan kuota untuk tiap-tiap daerah. Kabupaten Probolinggo sendiri mendapatkan kuota paket konversi untuk 212 ribu (kepala keluarga dan UKM).

Namun, saat dilakukan pencacahan jelang konversi oleh tim dari Pertamina, ternyata didapati jumlah KK dan UKM yang berhak mendapatkan konversi mencapai 380 ribu. Kini, dari 380 ribu tersebut, 60 ribu diantaranya sudah menerima paket konversi.

Tapi, yang terjadi sekarang kuotanya kurang. Maka solusinya adalah menambah alokasi. "Oleh karena itu kami meminta pemkab mengajukan surat permohonan untuk menambah kuota tersebut," kata Anggowo.

Selanjutnya akan ada penambahan kuota. "Tidak mungkin tidak di-acc (disetujui), karena konversi ini adalah program pemerintah. Kalau toh benar tidak di-acc, akan kami carikan jalan lain," jelasnya.

Karena masalah ini, ada 6 kecamatan di kabupaten yang bakal molor menerima paket konversi. "Untuk 6 kecamatan itu kami targetkan akhir 2010 sudah close. Untuk daerah lainnya kami perkirakan selesai dalam dua bulan ini," katanya tanpa menyebut enam kecamatan yang dimaksud.

Selain itu, pertemuan kemarin juga dimanfaatkan pemkab untuk mengklarifikasi soal minimnya koordinasi dalam distribusi paket konversi. "Terus terang pembagian di beberapa wilayah kami tidak tahu. Kami juga bingung kenapa kok tidak ada laporan yang masuk," tanya Asisten Ekonomi dan Pembangunan Ibrahim Muhammad.

Anggowo sendiri mengaku masalah tersebut hanya masalah komunikasi. Selanjutnya, pihak rekanan yang hadir saat itu berjanji akan selalu meng-up date informasi dan perkembangan konversi kepada pemkab. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=169895

Tidak ada komentar:

Posting Komentar