Jumat, 16 Juli 2010

Melihat MAN 1 Kota Probolinggo, yang Target Jumlah Murid Barunya Belum Terpenuhi

[ Kamis, 15 Juli 2010 ]
Ada Ruang Kelas Baru, Terancam Tak Terpakai

Umumnya sekolah negeri diburu, hingga tak ada ceritanya sampai kekurangan murid. Tapi itu tidak terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Probolinggo. Sampai batas waktu pendaftaran terlewati, target jumlah murid baru belum juga terpenuhi. Benarkah letak geografis dan prestasi masalahnya?

RUDIANTO, Probolinggo

Selasa (13/7) lalu suasana di MAN 1 Kota Probolinggo jelas mencerminkan hari-hari awal masuk sekolah tahun ajaran 2010-2011. Terlihat sejumlah murid sibuk meminta tanda tangan kepada para guru dan karyawan madrasah. Di antara para murid itu sebagian masih mengenakan seragam putih biru. Ya, mereka adalah para murid baru MAN 1 yang sedang menjalani masa orientasi siswa (MOS).

Di sekolah ini kabarnya masih kekurangan murid. Sekolah yang didirikan sejak 1980 itu sejatinya pada tahun ajaran ini punya pagu 200 murid. Tapi, sampai masa pendaftaran berlalu (1-7 Juli), pagu itu belum terpenuhi. "Sampai sekarang (Selasa, Red) sudah ada 150 murid," kata Yusdi, waka kesiswaan MAN 1.

Sampai Kamis (8/7), ada 165 pendaftar. Lalu, mereka harus mengikuti tes tulis dan wawancara. Setelah menjalani serangkaian tes, mereka dinyatakan diterima dan diminta segera mendaftar ulang.

Yang tidak melakukan daftar ulang sampai batas waktu yang telah ditentukan, yakni Sabtu (10/7), dianggap mengundurkan diri. Tapi, kemudian peraturan itu melunak. Calon siswa baru yang dinyatakan diterima bisa mendaftar ulang sampai kemarin (14/7).

Yusdi mengaku, taget 200 siswa pada tahun ajaran kali ini adalah sebuah mimpi. Mimpi itu muncul ketika melihat ada ruang kelas baru yang direncakan bisa dipakai. "Dua ratus itu dengan asumsi ruang kelas baru bisa dipakai. Tapi, yang terpenuhi baru 150 siswa," ujarnya.

Tidak tercapainya target tersebut menurut Yusdi bukan berarti MAN 1 mengalami penurunan. Pasalnya, pada tahun ajaran 2009-2010 lulusan MAN 1 ada 118 siswa dari empat kelas. "Kemarin meluluskan 118 siswa, sekarang 150 siswa, berarti nambah siswa," ujarnya.

Yusdi mengaku, untuk menjaring siswa baru telah banyak cara yang dilakukan pihaknya. Seperti, rajin melakukan sosialisasi dan menyebar brosus. Tapi, targetnya masih belum terpenuhi juga.

Bila target 200 siswa tidak bisa terpenuhi, berarti angan-angan untuk membuka 5 kelas bisa jadi gagal. Meski, sebenarnya kelas baru itu pembangunannya masih 70 persen selesai. "Kalau melihat jumlah siswanya sekian (150), bisa tidak terpakai. Tapi, kalau siswanya terus bertambah, bisa terpakai juga," jelas Yusdi.

MAN 1 sebelumnya berada di tengah kota. Tepatnya di Jl Dipenogoro. Lalu sejak 1995 pindah ke tempatnya sekarang, di kawasan kecamatan Wonoasih. Perpindahan ke daerah selatan itu juga dirasa jadi faktor berkurangnya minat calon peserta didik.

Menurut Yusdi, letak geografis MAN 1 juga jauh dari sekolah-sekolah pendukung semacam MTs dan SMP. Sehingga, panitia penerimaan siswa baru (P2DB) harus ekstra kerja keras untuk menjaring siswa baru. "Letak geografis sangat berpengaruh. Akan beda dengan sekolah yang berada di tengah kota dan di pinggir kota," jelasnya.

Dengan letaknya sekarang, MAN 1 justru menjadi sasaran murid dari wilayah kabupaten Probolinggo. Berdasar data sekolah tersebut, jumlah murid MAN 1 yang dari kota Probolinggo sekarang hanya berkisar antara 30-40 persen.

Dan kini sekolah itu merasa ada kendala baru lagi. "Salah satu kendalanya, sekarang ada SMK baru di daerah Bantaran," jelas Yusdi.

Yusdi menolak jika ada yang mengatakan tidak tercapainya target 200 itu, dikarenakan sekolahnya tidak bisa menjual diri alias kualitasnya masih perlu dipertanyakan. Ia lalu menunjukkan bukti bahwa sejak 1985 sudah ada 98 juara yang telah diperoleh oleh murid-murid MAN 1.

Misalnya, pada 2009 berhasil menggondol 7 juara. Salah satunya adalah juara I lomba buat cerpen tingkat fresh 3 se-Jawa Timur BDM Al Himkah Universitas Malang.

Begitu juga pada 2010, ada tiga juara yang sudah digondol siswa siswinya. Di antaranya adalah juara I lomba cipta puisi tingkat Jatim, juara harapan I lomba menulis cerpen tingkat Jatim dan lomba lari 10 km tingkat kota. "Kalau masalah prestasi kami juga banyak. Kami bangun dengan sudah payah, kalau ada statement menuyudutkan, kami tidak terima," ujar Yusdi. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=169896

1 komentar: