Jumat, 28 Mei 2010

Usulkan Bangun PG di PTKL

[ Kamis, 27 Mei 2010 ] Rata Penuh
PROBOLINGGO - PT Kertas Leces (PTKL) bisa jadi beberapa tahun mendatang tidak hanya memproduksi kertas. Tapi juga memproduksi gula. Itu bila usulan Serikat Pekerja Sejahtera Kertas (SPSKL) terealisasi.

Ya, SPSKL serius mengusung isu tersebut. Selasa (25/5) lalu, 13 perwakilan SPSKL telah menyampaikan usulan tersebut ke komisi VI DPR RI dalam rapat dengar pendapat umum di gedung Nusantara 1 Senayan, Jakarta. Salah satu agenda pertemuan tersebut adalah membahas kemungkinan pendirian pabrik gula (PG) di lokasi PTKL dan integrasi industri PTKL dengan PG.

Imam Suliono, ketua SPSKL mengatakan, ide pendirian PG di PTKL itu berawal dari browsing di internet. "Kami dapat info kalau APBN 2010 itu juga menganggarkan pembangunan 3 unit PG baru dengan total anggaran Rp 4,5 T. Tempatnya belum ditentukan secara spesifik. Cuma dijatah 2 dibangun di Jatim dan satu lagi di luar Jawa," katanya.

Melihat peluang tersebut, Imam menilai PG tersebut layak dibangun di lokasi PTKL. Karena itu ia pun mengajukan proposal pembangunan tersebut ke kementrian dan DPR RI. "Yang kami ajukan itu modelnya integrasi. Di beberapa daerah seperti Thailand, India dan Peru sudah menerapkan model integrasi ini dan ternyata sukses," beber Imam.

Sementara sampai saat ini model integrasi itu belum diterapkan di Indonesia. Imam yakin bila model ini diterapkan, nantinya bisa sukses seperti di beberapa negara lainya yang sudah memakai model integrasi tersebut.

Nah, dalam rapat dengan pendapat kemarin, SPSKL diminta presentasi soal usulan integrasi tersebut. Dalam kesempatan itu Imam menjabarkan, saat ini pemerintah Indonesia masih kekurangan lahan untuk menanam tebu.

Menurut Imam, pemerintah Indonesia saat ini membutuhkan 350 ribu Ha tanah se Indonesia untuk ditanami tebu. Sementara, sampai sekarang ini pemerintah baru bisa menanam tebu di 100 ribu Ha.

Nah, PTKL dinilai merupakan tempat yang cukup prospektif untuk membangun PG. Karena di Kabupaten Probolinggo masih banyak terdapat lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menanam tebu. "Sebenarnya kami sudah meminta dukungan kepada Bupati untuk program ini dan alhamdulillah sudah mendapatkan restu. Tinggal ditindak lanjuti saja," papar Imam Suliono.

SPSKL mengaku telah mendapatkan data dari BPS. Ada beberapa wilayah di Kabupaten Probolinggo yang cukup prospektif untuk ditanami tebu yang nantinya menunjang PG di PTKL.

Dari data tersebut ada tiga kecamatan yang prospek. Yakni kecamatan Krucil seluas 17,4 ribu Ha, kecamatan Tiris seluas 4,4 ribu Ha dan Banyuanyar seluas 4,4 ribu Ha. "Ketika saya menjelaskan potensi tersebut, perwakilan dari komisi VI menyambut baik dan cukup antusias," ujar Imam.

Dari hasil pertemuan itu, DPR RI menyarankan SPSKL untuk melakukan komunikasi kepada pemkab setempat dan manajemen PTKL. Nantinya perwakilan dari DPR juga bakal melakukan tinjauan di Probolinggo.

Pemerintah sendiri dalam jangka dua tahun mendatang berencana untuk melakukan swasembada gula dengan produksi 5,6 juta ton per tahunnya. Saat ini DPR sudah membentuk panja gula. "Nah, kalau nantinya PG jadi dibangun di PTKL, saya kira itu cukup membantu pemerintah dalam melaksanakan target swasembada gula," beber Imam.

Bila nantinya PG itu jadi dibangun di PTKL, menurut Imam, baik negara maupun PTKL akan sama-sama diuntungkan. "Sekarang ini lahan di PTKL masih banyak yang tersedia, jadi pemerintah tidak perlu pusing untuk mencari lahan," kata Imam.

Selain itu PG yang baru nanti juga tidak perlu pembangkit listrik yang baru. Sebab, pembangkit listrik yang dipunyai PTKL sekarang ini dijelaskan Imam sudah mencukupi. Keuntungan lainnya untuk PG baru itu adalah tidak memerlukan alat pengolahan limbah lagi, karena bisa memanfaatkan milik PTKL.

Di sisi lain, PTKL juga bakal meraup keuntungan. Yang paling utama adalah bisa memanfaatkan ampas tebu hasil olahan PG. "Ampas tebu itu cukup baik bila digunakan sebagai bahan pembuat kertas," kata Imam.

Dengan memakai bahan pembuat kertas dari ampas tebu, hal itu juga akan berdampak baik bagi lingkungan. Sebab menurut Imam, ampas tebu cukup ramah lingkungan.

Keuntungan juga bakal dirasakan oleh petani setempat. Sebab sekitar 26 ribu lahan yang tersebar di Krucil, Banyuanyar dan Tiris tersebut saat ini menurut BPS merupakan lahan tidur. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160821

Tidak ada komentar:

Posting Komentar