Kamis, 22 Juli 2010

Janda Tewas di Warung

[ Kamis, 22 Juli 2010 ]
Mulut Berbusa, Perhiasan Raib

PAITON - Kemarin pagi (21/7), warga Desa Binor, Kecamatan Paiton geger. Mereka dikagetkan dengan tewasnya Sumiarti alias Misra, 47, di warungnya, di desa setempat. Bahkan, perempuan berstatus janda itu ditemukan tewas dengan tidak wajar. Mulutnya berbusa dan perhiasannya raib.

Data Radar Bromo di lapangan menyebutkan, tewasnya korban pertama kali diketahui oleh Misraika alias Ika. Warga desa Jabung Wetan itu selama ini bekerja membantu korban di warungnya.

Saat itu seperti biasa, sekitar pukul 08.00 WIB Ika datang untuk memulai pekerjaannya di warung korban. Namun, anehnya pintu depan warung digembok dari luar. Padahal biasanya, pintu digembok dari dalam.

Karena itu, Ika memilih masuk dari pintu belakang warung. "Pintu belakang memang tidak terkunci," tutur Agus Winardi, kades Kotaanyar yang saat itu berada di TKP.

Begitu masuk ke warung, Ika langsung menuju kamar korban. Namun, saat itu Ika menemukan korban sudah tergeletak di tempat tidurnya dengan mulut berbusa. Melihat kondisi seperti itu, Ika memberitahu seorang warga dan meminta warga itu mengecek kondisi korban.

Saat itu Ika memberi tahu Nor, pekerja di bengkel tambal ban. Tak jauh dari TKP. Nor pun langsung menuju warung korban dan mengecek kondisi korban. Setelah memastikan korban tewas, Nor langsung menghubungi aparat desa setempat.

Dalam sekejap, kejadian itu menyebar. Warga pun berkerumun di TKP. Dua kepala desa (kades) juga datang ke TKP. Yakni, Kades Kotaantar Agus Winardi dan Kades Binor Fajari.

Fajari datang, karena warung korban terletak di Desa Binor. Tepatnya di sebelah utara kafe Triple One, di pinggir Jalan Raya Binor. Selain sebagai tempat usaha korban, warung tersebut juga digunakan sebagai tempat tinggal korban.

Kondisi warung yang berdindingkan gedek itu terdiri dari 2 kamar dan satu ruang untuk berjualan. Kamar depan ditempati korban dan di kamar belakang merupakan kamar pembantu.

Meski tinggal di warungnya, namun korban tercatat sebagai warga Dusun Buharan, Kecamatan Kotaanyar. Karena itu, Kades Kotaanyar Agus juga datang ke TKP. Sebab, korban adalah warganya.

Beberapa saat kemudian, perangkat desa menghubungi Mapolsek Paiton. Petugas yang datang lantas membawa mayat korban ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan untuk dimintai visum et referum.

Saat di RSUD keluarga korban sempat tidak mengizinkan korban untuk diotopsi. "Dari pihak saudara ibu (korban) yang tidak mengizinkan," jelas Arif, menantu korban. Namun, akhirnya pihak keluarga mengizinkan proses otoposi

Dari data sementara kepolisian, saat ditemukan mayat korban berada di atas tempat tidurnya. Posisinya membujur ke Selatan dengan kondisi mulut mengeluarkan busa. Selain itu, beberapa barang berharga korban hilang. Di antaranya, sebuah kalung emas, sebuah gelang emas, dua buah cincin emas dan satu buah HP merk Nokia berwarna hitam.

Namun sejauh ini belum diketahui penyebab meninggalkan korban. Hanya diketahui dari cerita Ika, malam sebelum ditemukan tewas korban sempat menerima seorang tamu laki-laki di warungnya.

Cerita itu disampaikan Ikan pada Kades Kotaanyar Agus Winardi. Tamu itu mengaku keponakan korban. Karena itu, Ika lantas pamit pulang sekitar pukul 24.00 WIB dan baru kembali ke warung sekitar pukul 08.00 keesokan paginya.

Informasi lain yang didapat, lelaki yang datang menemui korban malam itu berpostur agak tinggi dan berbadan kurus. Dia menggunakan motor bebek buatan cina berwarna abu-abu. (d7x/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=171120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar